Duhai engkau

Duhai engkau, seseorang yang telah tertulis di lauful mahfudzku, bolehkah aku
bercerita?
Sekarang , calon isterimu kelak ini, sedang mencintai seorang laki-laki. Dia baik,
sholeh, pandai, bertalenta, dan begitu bijaksana. Kami dipertemukan saat
berada pada bangku esema. Aku mengikuti program akselerasi, sedang dia lebih
memilih menjadi siswa reguler di wiyata. Aku mengikuti organisasi paski, sedang
dia lebih memilih menjadi pemain basket, pengurus ta’mir, dan anggota
pramuka. Kami berteman secara tidak sengaja. Melihat kondisi bahwasanya kami
sama sekali tidak memiliki wadah yang sama untuk mengenal satu sama lain,
tetapi dalam suatu waktu
Duhai engkau, seseorang yang telah tertulis di lauful mahfudzku
Sebenarnya, aku ingin engkau sepertinya. Perjalanan rasa sukaku padanya
begitu rumit tetapi