Hubungan agroklimat dengan fenofisiologi tanaman dan kualitas buah manggis di lima sentra produksi di Pulau jawa

HUBUNGAN AGROKLIMAT DENGAN FENOFlSlOLOGl
TANAMAN DAN KUALGTAS BL'AH MANGGIS Dl LIMA
SENTRA PRODllKSl Dl PULAU JAWA

ENDANG GUNAWAN

PROGRAM STUD1 AGRONOMI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

SUJUT PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sebenar-benamyz bahwa segala pernyataandalam tesis
ini yang berjudul:

Nubungan AgroMimat dengan Fenofisiologi Tanaman dan Kualitas Buah
Manggis di Lima Sentra Produksi di Pulau Jawa
Mempakan gagasan atau hasil penelitian tesis saya sendiri dengan bimbingan dari
Komisi Pembimbing saya, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya.
.


Tesis ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di
perguruan tinggi lainnya.
Semua dzra dan infom~asiyang digunakan telah dinyatakan secara jelas dapat
diperiksa kebenarannya

Bogor, Januari 2007

.

ENDANG GUNAWAN. 2006. Hubungan Agroklimat dengan Fenofisiologi
Tanaman d l n Kuditas Buah di Lima Sentra Produksi Manggis di Pulau Jal.va.
Dibimbing oleh ROEDHY PCERLVANTI dan SRI SEI'YATI HARJADI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan agroklimat dengan
fenofisiologi tanaman, mengetahui iiubungan agroklimat dengan produktivitas dan
kualitas buah manggis di lima sentra produksi. Penelitian ini dilakukan di lima
sentra produksi manggis yaitu: Lsuwiliang-Bogor, Wanayasa-Punvakarta,
Puspahiang-Tasikmalaya, Kaligesing-Purworejo dan Watulimo-Trenggalek.
Penelitian dilakukan mulai bulan Juli 2003 sampai Mei 2005.
Pengamatan terhadap periode uubus, periode dornlansi tunas, periode
berbunga, periode berbuah, periode pmen, produktivitas dan kualitaz buah serta

analisis kandungan NPK daun dan karbohidrat daun selalna empat stildia
pertumbuhan-perkembangan tanaman. dilakukan pada 20 sampel tanaman
manggiS yang berumur antara 30-35 rahun. Selain itu dilakukan pengamatan
harian terhadap curah hujan; suhu dan kelenibaban udara. Pada awal penelitian
~
dan kandungan hara N, P, K, Mg,
dilakukan analisis struktur, tekstur, k e i tanah
dan Ca tanah. Selanjutnya andisis kanciungan hara N, P, K, Mg, dan Ca tanah
dilakukan selama empat stadia pertumbuhan-perkembangan tanaman.
Lima sentra produksi manggis menunjukkan tiga pola curah hujan yang
berbeda, yaitu, 1) pola curah hujan yans halnpir merata setiap bulannya terjadi di
Le~wiliang,hujan turun pada musim ~ n g h u j a nmaupun kemarau tetapi jumlah
dan intensitas hujan pada musim kemanu lebih rendah, 2) pola curah hujan yang
memiliki perbedaan yang cukup t e g a antara lnusim penghujan dar. musim
kemarau terjadi di Wanayasa dan Puspahiang, diqtrih~icicurah hujan yang tinggi
terjadi pada musim penghujan dan jarang turun hujan pada musim kemarau,
walaupun turun hujan, jumlah dan inrensitasnya sangat rendah, 3) pola curah
hujan yang memiliki perbedaan yang rssas antara musim penghujan dan musim
kemarau terjadi di Kaligesing dan Warnlimo, curah hujan tertinggi terjadi pada
musim penghujan dan jarang atau tidak rsrjadi turun hujan pada musim kemarau.

Pola curah hujan berhubungan dengan periode dormansi tunas. Periode
kering berhubungan dengan awal keluar kuncup bunga. Daerah Leuwiliang
dengan periode kering yang kurang dari 30 hari menghasilkan kuncup bunga
manggis pertama setelah 16 bari turun hujan pada awal musim hujan. Daerah
Wanayasa dan Puspahiang yang memiliki periode kering kurang lebih 100 hari
menghasilkan kuncup bunga pertama setelah mengalami periode kering kurang
lebih 80 hari tanpa turun hujan. Daerali haligesing dengan periode kering selama
122 hari menghasilkan kuncup bunga psrtama setelah mengalami periode kering
selama 121 hari tanpa turun hujan sedmgkan daerah Watulimo yang memiliki
periode kering lebih dari 150 h g i menghasilkan kuncup bunga p e r t m a setelah
mengalami periode kering selama 138 h u i tanpa hujan.
Produktivitas tanaman tertinggi terjadi di Wanayasa dan terendah di
Leuwiliang. Kedua daerah ini memiliki perbedaan yang nyata pada pola curah
Ilujannya. Tetapi daerah dengan pola curah bujan sama yang menunjukkan
produktivitas tanaman berbeda, diduga disebabkan adanya perbedaan kandungan
hara N, P, K daun dan karbohidrat dam. Daerah dengan pola curah hujan yang
sama tetapi kandungan hara N, P, K dam dan karbohidrat daun yang lebih tinggi
n~enghasilkanproduktivitas yang lebih ringgi.

Panjang-pendeknia periode kering t ~ d &berpengaruh terhadap jumlah

bunga yang dihasilkan. Sedang!tan intensitas periode kering bs~pengaruhterhadap
jundah bunga yang dihasilkan. Secara !id& langsuig intensitas periode kering
berpengaruh terhadap produlitivitas tanamail. Produkiivitas tanaman berkorelasi
positif dengan jumlah bunga dan buah yang terbentuk. Jumlah buah yang
terbentuk berkorelasi negatif jumlall bunga dm buah yang rontok. Jumlah bunga
dan buah ronfok berkorelasi positif dengan jumlah curah hujan dan berkorelasi
negatif dengan kandungan hara K daun sena karbohidrat daun selama periode
perkembangan buah. Produktivitas tanaman berhubungan dengan kandungan NPK
daun serta karbohidrat daun. Terdapat korelasi positif antara produktivitas dengan
kandungan NPK daun dan karbohidrat daun
Kualitas buah manggis ditunjukkan oleh kemulusan kulii buah, padatan
total terlarut dan asam total tertitrasi. Jumlah buah manggis dengall kulit mulus
iertin~gidihasilkan daerah Wanayasa s e d a n g k jjllmlah buah dengan kulit buah
mulus terendah dihasilkan daerah Kaligesing. Kedua daerah ini memiliki
perbedaan nyata pada kandungan karbohidrat daun tanamannya. Kemulusan kulit
buah berkorelasi positif dengan kandmgan'.kbohidrat daun tanamen. Padatan
total terlarut buah tertinggi dihasilkan m a r ~ dari
~ s Kaligesing d m terendah dari
Leu~viliang,diduga disebabkan oleh perbcdaan jumlah curah hujan altar kedua
daerah tersebut. Padakul total terlarut berkorelasi negatif dengan jumlah curah

hujan saat perkembangan buah Asm total tenitmi buah tertinggi terdapat pada
m'mggis daerah Puspahiang dan terendah pada manggis dari Kaligesing, diduga
disebabkar. oleh perbedaan jumlah curah hujan, kmdungan karbohidrat d a m
tanman dan pH tanah antar kedua daerah tersebut. Asa~n total tertitrasi
berkorelasi positif dengan kandungan karbohidrat daun d m berkorelasi negatif
dengap pH tanah serta jumlah curah hujan saat pcrkembangan buah.

..

-.

HUBUNGAN AGROKLIMAT DENGAN FENOFlSlOLOGl
TANAMAN DAN KUALlTAS BUAH hrlANGGlS Dl LIMA
SENTRA PRODUKSI Dl PULAU JAWA

Endang Gunawan

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelat
Magister Sains pada

Program Studi Agronomi

PROGRAM STUD1 AGRONOMI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

Judul Tzsis

: Hubungan Agroklimat dengan Fenofisiologi Tanaman

Nama
NT
Progranl S:udi

dan Kualitas Buah Manggis di Lima Sentra Produksi
di Pulau Jawa
: Endang Gunawan
: A351020341
: Agronomi


Disetujui
1. Ko~nisiPembimhing

. Ir. Roedh). Poerwanto.MSc

Prof. Dr. Ir. Sri Setyati Hariadi. h4Sc
Anggota

Ketua

Diketahui

Dr. Ir. Satriyas Ilyas, MS

,,,,a

'. 0

'\


Tanggal Ujian : 16 November 2006

s,

,

Prof:+:

Tanggal Lulus :

JAN 2007

KATA PENGANTAR
Puji syukur All?a~ndulillahpenulis panjatkzn ke liadirat Allah SWT, karena
atas rahrnat dan hidayat-Nya penelitian dan penulisan karya ilmiah ini berhasil
diselesaikan. Penelitian ini dibiayai oleh Program Riset Unggulan Strategis
Nasional (RUSNAS) melalui Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika, LPPM-IPB.
Pada kesempatan ini pe~lulismengucapkan rasa terima kasih yang tulus
dan setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Roedhy Poerwanto, MSc dan Prof Dr.,Ir. Sri Setyari ijarjsdi,

MSc., selaku komisi pembimbing, atas segala bimbingan, masukan, saran dan
kritik yang sangat berarti bagi penulis selama pelaksanaan penelitian dan
penulisan karya ilmiah ini.
2. Dr. Ir. M. Rahmad Suhartanto, MSi., atas kesediaannya sebagai dosen penguji

1uar kolnisi dan atas semua saran serta masukannya.

3. Dr. Ir. H. Sobir, MSi, selaku kepala Pusat Kajian Buah-buahan Tropika
LPPM-IPB atas izin, bantuan, fasilitas dan dorongan moril dalam
peilyelesaian studi S2 penulis.
4. Staf dosen dan peneliti di Pusat Kajian Buah-buahan Tropika LPPM-IPB Prof.

Dr. Ir. Hj. Syafrida Manuwoto, MSc., Ir. Hj. Yayah K. Wagiono, MEc., Dr. Ir.
Sriani Sutjiprihati, MS., Dr. Ir. Darda Efendi, MSi., Dr. Ir. Winarso D.
Widodo, MS., Dr. Ir. M. Firdaus, MSi., Ir. Ivone 0. Sumaraw, MS. dan Willy
Bayuardi, SP., MSi, atas segala diskusi, bantuan dan dukungan yang telah
diberikan.


5. Rekan Staf peneliti dan karyawan di Pusat Kajian Buah-buahan Tropika
LPPM-IPB Kusuma Darms SP., MSi.,., Heri Harti SP., Naekman Naibaho,
SP., Rena Destriani Amd, Rika Lesmawati, Amd., Sulasih SP., dan M.
Syafmdin atas segala batuan, dorongan moril dan keramahtamahannya.
6. Keluarga Bapak H. Sayuti, Bapak Ade Sugema, Bapak Ayi, Bapak

Sastrosupardi (Alm) dan Bapak Arif, atas segala izin, bantuan fasilitas
pemakaian kebun manggisnya sebagai bahan penelitian penulis.

7. Bapak Sulaeman, Bapak H. Tbramsyah, BA dan Bapak Baisuni serta seluruh
karyawan Kebun Percobaan Tajur d a ~
Pasirkudr?
~
atas segala bailtuan dan
dukungan moril yang telah diberikan.

8. Rekan-rekan penelitian manggis, Ir. Liferdi, MSi, Ir. Lizawati, MSi, Eko
Setiawan SP., MSi., Sopiandi SP., MSi. dan Juanasri SP., MSi., atas
kebersamaan, suka-duka dan diskusinya selama penelitian berlangsung,
semoga pengetahuan yang telah kita peroleh dapat bermanfaat.


9. Rekan-rekan mahasiswa pascasarjana Program Studi Agronomi angkatan
2002, atas segala kebersamaannya dalam menuntut illnu di pescasarjana IPB.

10. Kedua -orang tua Bapak Warsan Tedjasukmana, Mamah Tuti dan seluruh
keluarga atas doa dan dukungan yang telah diberikan kepads penillis.

11. Istri tercinta Ratnasari SP., dua sejoli tersqa~lgM. Aqsha Assyada Gunawan
dan Sylmi Jasmina Chaimnisa atas pengorbanan, ketulusan, kesabaran dan
pengertian yang telah diberikan selanla ini.

12. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan selama
pendidikan hingga selesainya penulisan tesis ini.
Akhir kata semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan fihak lain yang berkepentingan.

Bogor, Januari 2007

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sumedang, Jawa Barat pada tanggal 14 Maret 1977
dari ayah Warsan Tedjasukrnana dan ISu Tuti. Penulis merupakan anak keempat
dari einpat bersaudara.
Tahun 1999 penulis lulus Sarjana Pertanian dari Program Studi
Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Tahun 2000-2002
penulis sempat bekerja di PT. Multi Benih Unggul Indonesia Jakxta sebagai
agronomis. Sejak Maret 2003 hingga saat ini bekerja di Pusat Kajian Buah-buahan
Tropika LPPM-IPB sebagai staf peneliti.
Bulan Juli 2002 peilulis diterima di Program Studi Agronomi pada
Sekolah Pascasarjana (S2) IPB.

DAFTAR IS1

Halaman

...
DAFTAR TABEL ........................................................................................... 111
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

iv

L a t a Belakang ...................................................................................

1

..
Tujuail Penelltian ..........................................::...................................... 4
..
Manfaat Pe~lelitian................................................................................4
Hipotesis ..............................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................

5

Botani manggis .................................................................................... 5
Fenofisiologi Tananlan ..........................................................................6
Kebutuha Agroklimat Tanaman Manggis .......................................... 11
Produksi Manggis di indonesia ............................................................

14

Kualitas Manggis Indonesia .................................................................

16

BAHAN DAN METODE ................................................................................. 21
Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 21
Bahan dan Alat ....................................................................................

21

..

Metodologi Penelltian ........................................................................... 21
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 27
PEMBAHASAN UMUM .................................................................................
51
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 73
Kesimpulan .........................................................................................

73

Saran ....................................................................................................

73

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 75
LAMPIRAN .................................................................................................... 79

D A K A R TABEL

No .

Teks

Halaman

Waktu Panen Tanaman Manggis di Beberapa Sentra
Produksi Manggis Indonesia ................................................................

1

14

2

Kriteria mutu produk pertanian ................................................................ 16

3

Indeks kemasakan buah manggis ...............................................................18

4

Posisi geografi dan keiinggian tempat lima sentra produksi manggis ....... 27

5

Sebarnn buuln basah dan kering serta curah hujan rata-rata
di lima sentra produksi manggis Tahun 2003-2005 ............................... 28

6

.

Keadam suhu maksimum dan minimum di lima sentra
produksi manggis .......................................................................................31

7

Karah~eristikfisik dan kelas tanah di lima sentra produksi manggis ........ 32

8

Kandungan Hara makro primer tanah di lima sentra produksi
pada saat tanaman berbunga tahun 200; ................................................

9

33

Periode trubus dan dormansi tun= di lima sentra produksi tahun 2004 .. 37

10 Periode keluar kuncup bunga dan anthesis di lima sentra produksi ......... 40
11 Periode Pertumbuhan dan perkembangan buah serta panen manggis
di lima sentra produksi ............................................................................... 43
12 Produktivitas tanaman manggis di lima sentra produksi
tahun 2003-2005 ........................................................................................ 46
13 Jumlah Bunga. persentase bunga rontok dan jumlah fruitset pada
tanamm manggis di lima sentra produksi ................................................. 46
14 Bobot bagian buah manggis di lima sentra produksi ................................ 48
15 Persentase buah yang dihasilkan berdasarkan kelas super. A. B. C dan D
di lima sentra produksi ............................................................................... . 4 9
16 Penampakan buah dan kandungan kimia buah manggis di lima
sentra produksi ...........................................................................................

50

DAPTAR GAMBAR
No

.

Teks

Halaman

1

Pola penyebaran curah hujan di lima sentra produksi manggis
pulau Jawa pada tahun 2003-2005 ..............................................................29

2

Keadaan suhu maksimum-minimum dan kelembaban udara harian rata-rata
di lima sentra produksi manggis ................................................................. 31

3

Fenologi tanaman manggis di Leuwiliang. Wanayasa dan Puspahiang tahun
2003-2005
35

4

Fenologi tanaman manggis & Kaligesing dan Watulimo
tahun 2003-2005 .....................................................................................

36

5

Perubahan kandungan hara NPK daun dan karbohidrat daun
tanan~anmanggis di lima sentra produksi ................................................... 39

6

Hubungan antara periode perkembangan kuncup bunga san~paianthesis
dengan kandungan N. P daun dan karbohidrat daun................................ .... 41

7

Pertumbuhan buah manggis sejak anthesis sampai siap panen .................. 43

8

Hubungan antara diameter buah manggis dengan kandungan P daun......... 44

9 Hubungan antara persentase jumlah bunga dan buah muda yang rontok
dengan kandungan karbohidrat daun dan hara K daun ................................

47

10 Kalender manajemen tanaman manggis di Leuwiliang............................... 60
1 1 Kalender manajemen tanaman manggis di Wanayasa ................................

64

12 Kalender manajemen tanaman manggis di Puspahiang ............................... 66
13 Kalender manajemen tanaman manggis di Kaligesing ......................... ;.....

68

14 Kalender manajemen tanaman manggis di Watulimo ................................

71

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Teks

Halaman

1 Tabel rekapitulasi sidik ragam untuk pcubah periode trubcs,
periode dorrnansi tunas, periode kuncup-a~rhesis,periode
........................ 79
anthesis-buah rnatang pada tahun 2004-2005 .................
.
2 Tabel rekapitulasi sidik ragam untuk peubah bobot bagian buah
manggis dan praduktivitas tanaman tahun 2003/2004
dan tahun 200412005 ...................................................................................
SO

3 Tabel rekapitulasi sidik ragam untuk peubah fisik dan kimia
buah manggis di lirna sentra produksi ......................................................

81

4 'Iabel matriks korelasi antara produktivitas tararnan,
jumlah bunga & buah rontok, periode akhir panen-awal trubus,
periode kuncup-anthesis, diameter buah, kemulusan kulit buah,
padatan total terlarut, asarn total tertitrasi, N daun, P daun, K daun
dan karbohidrat daun ................................................................................. 82
5 Tabel matriks korelasi antara produktivitas tanaman,
periode dormansi tunas, jumlah bunga & buah rontok,
kemulusan kulit buah, jumlah curah hujan, pH tanah dan
kandungan P tanah .................................................................................

83

6 Tabel Rataan kandungan hara NPK daun : karbohidrat daun dan CM rasio
daun tanarnan manggis di lima sentra produksi saat anthesis .................... 84

PENDAHULUAN

Manggis (Garcinia mangostana L.) mempakan salah satu buah tropika
yang lnemililti kekhasan dari segi bentuk dan rasa, sehingga literature lama
menyebutnya sebagai "gueen of Tropical Fruirs ". Keunikan dan kekhasan buah
manggis baik dari segi beniuk maupun rasan)-a menjadi daya tarik konsumen
sehingga menyebabkan permintaan terhadap buah manggis tetap ada dan
cenderung meningkat. Hal ini dibuktikan denzan adanyaepeningkatan volume
ekspor manggis Indonesia dari ,1808 ion pada tahun 1997 menjadi 6012 ton pada
September tahun 2005 (BPS, 2005). Sejak tahun 1989, manggis merupakan salah
satu andalan ekspor buah Indonesia, dan mulai tahun 2000 hingga tahun 2004
buah ini menempati urutan pertama dalam ha1 volun~e ekspor buah segar
Indonesia (BPS, 2004).
Sampai saat ini buah manggis yang beredar di pasar, baik domestik maupun
untuk kebutuhan ekspor berasal dari tanaman manggis rakyat yang beracia dalam
hutan campuran. Hutan campuran yang berisi tananlan manggis tersebut tersebar
di beberapa wilayah Indonesia mulai dari Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan,
Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku. Keberadaan tanaman manggis pada hutan
campuran umumnya berupa tanaman w-arisan yang tumbuh tanpa input budidaya.
Dengan kondisi tersebut, produktivitas dan halitas manggis Indonesia masih
rendah bahkan di beberapa sentra produksi serinz kali terjadi penurunan produksi
dan kegagalan panen. Pada tahun 2004 produksi manggis Indonesia 621 17 ton,
turun sebesar ?I%, yaitu kurang lebih 16956 ton dari total produksi tahun 2003
(Ditjen.Hortikultura, 2005). Tahun 2004. volume manggis yang masuk pasar luar
negeri hanya 5,45% dari total produksinya berbeda' dengan tahun sebelumnya
yang nlencapai 8,20% (FAO, 2004). Walaupun demikian, setiap tahun sejak tahun
1992 sampai saat ini Indonesia manlpu mengekspor manggis secara kontinyu pada
rnusimnya.
Indonesia mampu mengekspor manggis secara kontinyu sepanjang tahun,
karena awal dan masa panen dari masing-masing sentra produksi berbeda antara
satu dengan lainnya. Menurut data Direktorat Tanaman Bua!l-Ditjen Bina

Prod.Horti (2003) untuk beberapa selitra di Pulau Sumatra seperti I~idaragiriHulu,
Indaragiri Hilir, memiliki waktu panen yang lebiih awal (Sulan Juni - Desember)
dibandingkan sentra produksi lain seperti Bogor, Purwakarta, Tasiknlalaya,
Purworejo, Trenggalek (bulan November

-

April) dan Kabupaten Lima Puluh

Kota (Januari - Mei).
Selain waktu awal panen yang berbeda-beda, kualitas buah manggis yang
dihasilkan pada berbagai sentra tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda.
Buah manggis daerah Leuwiliang Bogor berukuran sedang (90

-

110 gram per

butir) kulitnya millus licin, tapi rasanya kurang manis. Sedangkan buah manggis
daerah Kaligesing'Purworejo berukuran relatif sama dengan manggis Leuwiliang,
kulitnya kurang mulus kadang berburik tapi rasanya mailis. berbeda dengan buah
manggis dari daerah Puspahiang Tasikrnalaya, ukurannya besar 120 - 200 gram
per butir dengan kulit yang mulus licin den rasanya manis (Waluyo, 2003).
Menurut beberapa eksportir, kriteria manggis untuk ekspor salah satunya
ditentukan oleh negara tujuan ekspor. Misalnya kualitas manggis untuk tujuan
ekspor ke negara Asia Timur (Taiwan, Jepang dan Korea) harus memiliki kriteria
kulit mulus mengkilap tanpa burik, kulit tidak retaklmengeras kelopak hijau dan
lengkap, bobot buah minimum 100 gram d a ~ itidak bergerah kuning, sedikit
berbeda dengan kriteria manggis ekspor tujuan negara Timur Tengah (Uni Emirat,
Arab Saudi, Kuwait dll) yang memberikan toleransi kualitas manggis minimal
memiliki bobot rata-rata 60 gram, kulit tidak 100% mulus maksimal burik 10%,
kulit tidak retaklmengeras, kelopak lengkap dan tidak bergetah kuning.
Menurut Direktorat Tanaman Buah-Ditjen Bina Produksi Hortikultura
(2002), karakteristik agroklimat dan tanah di selu:uh sentra produksi manggis
Indonesia beragam. Sentra-sentra produksi tersebut berada pada ketinggian 0-800
mdpl., dengan curah hujan rata-rata 20-450 mmlbulan, kelembaban udara'45-98%:
suhi udara 20-34'~, jenis tanah beragam (podzolik merah kuning, aluvial,
organosol, andosol, latosol, regosol, litosol, dan rendzina) dan pH tanah berkisar
antara 3-7.
Perbedaan awal w k t u panen, periode musim panen dan kualitas buah yang
terjadi di masing-masing sentra produksi diduga disebabkan oleh adanya
perbedaan karakteristik tanah dan agroklima! yang spesifik di setiap sentra

produksi. Berdasarkan letak garis bujur t e m ~ a sentra
f
tersebilt berada, semakiu ke
barat waktu panen manggis lebih awsl dibandingkan wakru paneii di wiiayah
sebelah timurnya. Namun perkiraan awal dan periode panen suatu daerah yang
berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya seringkali tidak tepat. Diduga
faktor agroklimat berpe~lgan~h
terhadap waktu panen manggis. Seperti tanaman
buah tropika lainnya, pembungaan tanaman manggis diduga dipengaruhi oleh
periode kering sebelumn!.a.

Menurut Paul1 and Nakasone (1998) tanaman

manggis berbunga setelah mengalami keadaan musitn kering selama 15-30 hari.
Pola produksi dan produktivitas tanaman berhubungan erat dengan
fenofisiologi tanaman. Fenofisiologi merupakan siklus pertumbuhan dan
perkembangan tanaman .yan$ berhubungan erat dengan fisiologi intcnral tarlarnan
yang dipengaruhi faktor iklim 1iGlcungan tumbuhnya. Faktor lingkungan tanaman
akan mempengaruhi proses fisiologi yang terjadi pada tanaman yang diwujudkan
oleh pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur iklim yang diduga
berpengaruh terhadap proses fisiologi tanaman antara lain adalah suhu udara,
kelembaban udara, curah hujan, panjang hari dan intensitas cahaya. Proses
fisiologi yang diduga mempengaruhi perubshan fenologi tanaman antara lain
adalah kandungan hormon, nitrogen, karbohidrat dan nisbah C/N yang terdapat
pada tanaman (Samson, 1986).
Hasil penelitian yang mengemukakan hubungan karakteristik agroklimat
dengan fenologi tanaman dan kualitas buah manggis di berbagai sentra produksi
manggis di Indonesia masih terbatas. Akibatnya informasi periode produksi, awal
panen dan karakteristik kualitas manggis dari berbagai sentra produksi di
Indonesia masih kurang. Informasi ini sangat penting bsgi pengembangan
produksi manggis secara komersial dan untuk eksportir manggis. Penelitian untuk
.,

mengetahui hubungan antara karakteristik agroklimat dengan fenofisiologi
tanaman dan kualitas buah dari setiap sentra produksi penting untuk dilakukan
sehingga dapat diperoleh infom~asiyang berguna bagi pengembangan manggis
Indonesia

Tujuan Penelitian
Penelitian iili merupakan observasi lapang di lima sentra produksi manggis
puiau Jawa. Tujuan dari penelitian ini adalah:

I.

Mengetahui hubungan agroklimet dengan fenofisiologi tanaman.

2.

Mengetahui hubungan agroklimat dengan produktivitas tanaman.

3.

Mengetahui hubungan agroklimat dengan kualitas buah manggis.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan penelitian ini adalah:
Mengestimasi saat panen buah secara tepat berdasarkan awal hujan
setelah periode kering.
a

Mendapatkan

karakteristik

kualitas

buah

terbaik

berdasarkan

karak2eristik agroklimat di lima sentra produksi.
a

h4endapatkan data awal untuk masukan dan perbaikan manajemen kebun.

Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah:
a

Turunnya hujan setelah periode kering menentukan awal keluar kuncup
bunga yang selanjutnya menentukan awal panen.
Lama periode kering menentukan produktivitas tanaman

a

Intensitas periode kering menentukan produktivitas tanarnan.

a

Agroklimat menentukan produktivitas tanarnan dan kualitas buah
manggis.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Manggis
Ylanggis dan Kerabatnya
Tanaman manggis termasuk dalam famili Guttiferae yang memiliki getah
kuning. Kerabat dekat manggis dalam satu famili meliputi : Cratoxylon celebicum

EL.. C. !andestiant;n7 MQ., C. ceneatuni MQ., C. fornzasum EL., C.galancum
I;honii, C. inophyllun7, C. poIyanthum Khorth, Mesua ferrealinn, Marninae hook

F . (Heyne, 1987). Kerabat dekat tanaman manggis dalam satu genus antara lain
Gurciniu dulcis, (3.' celebicu, G. subellipricu, G. porrecra, G. fruticosa, G.
pqgilfolia, G. nervosa dun G. parvivoliu (Verheij dan Coronel, 1997; Ileyne,
1987). Menurut Reza el al. (1994) kerabat manggis mencapai 400 species dan
yang dapat dimanfaatkan buahnya hanya terdiri dari 40 species. inanggis
merupakan allotetraploid dazi persilangan antara G. homroniana x G.mc.lacensis
(Veli1ei.i dan Coronel, 1997).
4lorfologi Tanaman Manggis
Manggis rnerupakan tanaman pohon berkayu keras dengan tinggi pohon
maksimum 20 meter. Batang lurus mengecil ke arah ujung yang berakhir dengan
rajuk yang berbentuk kerucut. Percabangan tersususn dalam pasangan yang
berselang seling, muncul dari batang dengan sudut lancip, yang kemudian rnenjadi
horizontal atau nlenggantung. Seiuruh bagian tanaman dapat mengeluarkan getah
kuning yang lengket dan kental (Soenarjono, 1997; Verheij dan Coronel, 1997;
Samson, 1986).
Daun manggis berhadapan menyilang dan pada pasangan daun teratas
tangkainya menutupi kuncup tenninalnya. Lembaran daun berbentuk lonjong
berukuran ( I 5 - 25) cm x (7 - 13) cm, menjangat dan tebal, pinggirannya rata dan
bagian ujungnya loncos (Cuspidate). Lembaran daun sebelah bawah berwarna
hijau kuning dengan urat tengah yang berwama hijau muda, menonjol pada kedua
belah daun dan memiliki banyak urat samping yang menonjol dan berjarak sama
[Verheij dan Coronel, 1997). Daun pada keseluruhan tajuk tanaman manggis
selalu berwarna hijau (evergreen).

Perakaran manggis sangAt jdek dan sedikit, tidak mempunyzi bulu akar
dengan pertumbuhan akar yang sangat lambat. Perakaran rnudah rusak dan mudah
terganggu akibat lingktlngan yang kurang menguntungkan, sehingga luas
pem~ukaankontak antara akar dan media tumbuh menjadi sempit (Cox, 1989
dulunl Poerwanto el al., 1995).
Bunga mangggis muncul dari ujung pucuk yang tua. Calon bunga muncul
dalaln bentuk bengkakan besar di ujung ranting. Kuncup bunga memerlukan
waktu kurang lebih 25 hari sampai bunga mekar (anthesis) dan buah akan matang
sekitar 100 - 123 hari setelah untlresis. Bunga berada di ketiak dauil, dengan d a m
kelopak dan daun mahkota berjumlah 4 - 5 helai. Bunga memiliki jumlah benang
sari yang bervariasi dan bersifat rudinzenfer. Tangkai sari tersaru rnenjadi satu
tiang tengah dengan membentuk 4

-

5 berkas. Putiknya mengecil atau tidak ada

sama sekali. Buah manggis berbentuk buah huni, berbiji 2 - 4 butir. Bijinya besar
terbungkus oleh arilus yang berisi sari buah berwama putih bersih, embrionya
berupa massa yang padat yang hanya tersusun atas hipokotil, sedangkan keping
bijinya tidak ada (Verheij dan Coronel, 1997).
Asal Usul dan Peryebaran Tanaman Manggis
Manggis merupakan salah satu tanaman buah tropis yang diduga berasal
dari daerah Semenanjung Malaya, dengan pusat sumber plasma nutfah terdapat di
Malaysia

dan

Kalimantan

Timur

(Soenarjono,

1997).

Pada

awalnya,

pembudidayaannya hanya terbatas di Asia Tenggara, yaitu Myanmar, Kamboja,
Thailand, Filipina, Indonesia sampai ke Papua New Guini (Seonarjono, 1997:
Verheij dan Coronel, 1997). Dalam waktu dua abad terakhir tanaman ini sudah
tersebar ke negara

-

negara tropik lainnya termasuk Srilangka, India Selatan,

Amerika Tengall, Brazil dan Australia, sekarang ini di negara Australia tersebut
terdapat kebun - kebun manggis dalam skala komersial.

Fenofisiologi Tanaman
Fenofisiologi berasal dari gabungan fenologi dan fisiologi. Fenofisiologi
tanaman dapat diartikan sebagai serangkaian gejala alamiah penampakan bentuk
yang diperlihatkan tanaman yang berhubungan erat dengan proses dan fungsi

yang terjadi dalam tubuh tanaman yang dipeoearuhi oleh keadaan lingkungan
klimatologis.
Studi fenofisiologi pada tanalnan buall-buahan sangat penting dilakukan
oleh pihak yang berkepentingan pada tanaman buah. Pemahaman terhadap
fenofisiologi digunakan dalam ha1 pengelolaan kebun tanaman buah, supaya
jadwal pemupukan, pemangkasan, irigasi dan manipulasi tanaman lainnya dapat
dilakukan secara tepat (Sauco, 1996; Nicols, 1996).

Studi fenofisiologi mulai

banyak dilakukan pada tanaman buah-buahan tropika seperti, advocad (Whiley et

al., 1988 dalam Whiley er rrl., 20029, duku (Norlia, 1996), mangga (Cull, 1991
dalam Litz, 1997)
Fenologi
Fenologi merupakan bagian dari ekologi yang mempelajari hubungan
antara pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan keadaan lingkungan
meteorologis dan klimatologis. Verheij dan Coronel (1997) mendefinisikannya
sebagai suatu rangkaian peristiwa tahunan mulai pertumbuhan pucuk yang
serempak, keadaan tak aktif, pembungaan, pembuahan d a r l u ~ h n y adaun pada
suatu lingkungan tertentu. Pada advokad, studi fenolngi mempaksn suatu
pendekatan yang dapat digunakan untuk pengembangan

strategi dalam

meningkatkan penampilan dari cabang tanaman buah-buahan kearah yang lebih
baik. Tujuan akhir dalam mempelajari fenologi adalah menjaga keseimbangan
antara pertumbuhan vegetatif dan generatif, membatasi vigor vegetatif yang
berlebihan untuk mendorong kearah pembentukan buah yang lebih besar (Whiley
et al, 1988 dalam Whiley et al., 2002).

Kondisi iklim tahunam yang bervariasi mempengaruhi fenologi, berbagai
ha1 yang dapat dilakukan adalah melalui pendekatan perhitungan aplikasi hara,
air, hormon tumbuh tanaman dan manipulasi ..kanopi melalui pemangkasan
(Whiley and Searle, 1996).
Trubus dan Dormansi Tunas
Trubus ~nerupakanstadia pertumbuhan tunas yang dimulai dari pecah
tunas sampai dengan perkembangan tunas mencapai daun berukuran maksimum.

Tertumbuhan pucuk tanaman dimulai dengan pembelahan sel-sel meristem pada
titik tumbuh. Semakin cepat proses pembelahan sel terjadi, akan semakin cepat
pula pertumbuhan (Weaver 1972) sehingga semakiii banyak terjadi trubus.
Pada tanaman tropika siklus tmbus tanaman sangat beragam. Dalam satu
tahun dapat terjadi satu sampai beberapa kali trubus. Lama pertumbuhan dan
perkembangan trubus dapat terjadi dalam beberapa nlinggu sampai beberapa
bulan, dan interval antara pertumbuhan trubus juga berbeda-beda antara lain
teryantung spesies, kultivar dan posisi percabangan tanaman (Kramer dan
Kozlo\vsski, 1979).

...

Pada fanaman mangga, Whiley el aL(1996)- dalcrrn Litz (1997)
menyebutkan pertumbuhan dan perkembangan trubus sejak keluar kuncup sampai
daun de~vasamenggunakan waktu selama 2-3 bulan, tergantung kultivar dan
keadaan iklim. Selanjutnya Liferdi (2000) melaporkan periode trubus pertama
untuk rambutan Lebak Bulus dan Binjai 35 hari, Rapiah 36 hari dan Gamda 39
hari. Tanaman advokat, waktu yang diperlukan untuk perturnbuhan dan
perkembangan kuncup sampai daun dewasa berukuran maksimum kurang lebih 30
hari (Scora et al., 2007 dalam Whiley ei al., 2002). Hidayat (2002), melaporkan
periode tmbus pada tanaman manggis adalah 34,7 hari pada tanaman berumur 2
tahun, 33,3 hari pada tanaman 4 tahun dan 49,2 hari pada tanaman 8 tahun.
Frekuensi terjadinya trubus pada tanaman manggis tergantung umur
tanaman. Dalam kurun waktu satu tahun, tanaman manggis muda mengalami
enam kali tmbus sedangkan tanaman dewasa hanya menghasilkan satu sampai dua
kali trubus (Yacoob & Tindall 1995). Pada kondisi terkontrol intervaI trubus
setiap 40 - 45 hari selama 18 bulan pertama (Downton et a1 1990). Hidayat (2002)
menyatakan bahwa sebelum bercabang, bibit manggis dapat menghasilkan 5 - 6
kali trubus per tahun dan pada tanaman manggis dewasa umur 8 tahun hanya
menghasilkan 2 kali trubus .
Dormansi tunas pada tumbuhan berkayu adalah suatu periode dimana
jaringan atau organ yang mengandung meristem tidak tumbuh atau mengalami
masa istirahat pada saat-saat tertentu (Lang 1994). Pertumbuhan yang terhenti
hanya dinilai secara visual, padahal mungkin saja pada organ atau jaringan

tersebut n~asihberlangsung proses akumulasi senyawa-senyawa organik tertentu
atau terjadi perubahan struktur mikroskopik (Lang, 1994).

Masa dormansi tunas pada tanaman buah-buahan Gerbeda sat11 dengan
lainnya. Psrbedaan ini selain dipengaruhi oleh perbedazn spesies juga oleh
kultivarlvarietas, umur, dan keadaan lingkungan (Verheij dan Coronel, 1997).
Dormansi runas pertama pada tanaman rambutan berlansung selama 45 hari untuk
varietas Binjai, 37 hari ulltuk -mietas Rapiah, 48 hari untuk varietas Garuda dan

39 hari u n ~ varietas
k
Lebak Bulus (Liferdi, 2000).
Penelitian Hidayat (2002) menunjukkan bahwa periode dorman lebih
panjang daripada periode trubus. Periode dorman tunas pada tanaman manggis
juvenil lebih pendek dibandingkan tanaman yang sudah d k a s a . Hidayat (2002)
melaporkan periode tanaman manggis berumur 2 tahun adalah 75,3 hari, manggis
umur 4 tahun selama 84 hari dan manggis umur 8 tahun 132 hari.
Hasil penelitian Hidayat (2002) menunjukkan pertumbuhan tanaman
manggis yang lambat disebabkan oleh panjangnya siklus trubus dan silclus cubu us
yang panjang disebabkan oleh periode dormansi tunas yang lama. Semakin tuz
umur tanarnan manggis asal biji pertumbuhannya semakin lambat. Periode
dormansi tunas berhubungan dengan aktivitas fisiologi tanaman seperti, laju
fotosintesis. daya hantar stomata dan laju transpirasi dan kandungan zat endogen
seperti fitohom~on,karbohidrat dan status hara.
Di daerah tropis, trubus biasanya berlangsung pada musim hujan dan
dormansi runas terjadi pada musim kemarau. Namun demikian pada musim
kemarau, m b u s dimungkinkan terjadi jika air tersedia atau ada upaya untuk
menghindarkan dormansi dengan tindakan budidaya seperti perompesan,
pengeringan diikuti dengan pengairan dan aplikasi zat pemecah dormansi (Erez,
2000).
Pembungaan dan Pembuahan
Pada tanaman tingkat tinggi terdapat empat tahap dalam proses
pembungaan berlangsung, yaitu induksi bunga atau evokasi, differensiasi bunga,
pendewasaan bagian bunga dan anthesis (Sedgley and Griffin, 1989). Lang (1952)
dalam Poenvanto (2003) inemisahkan proses pembentukan bunga menjadi 4
tahap: 1 ) induksi bunga, diferensiasi primordia bunga, 2) penyusunan Iorgznisasi

bunga, diferensiasi bagian-bagian bunga s e r a * indi\.idu. 3) pematangan bunga,
yang terjadi bersamaaan dengan proses pertumbuhan bagian-bagian bunga. 4)
anlhesis atau bunga n~ekar.

Tahap induksi bunga dinyatakan sebagai tahap perubahan dari fase
vegetatif ke fase reproduktif. Induksi bunga merupakan fase yang paling penting
dalam proses pembungaan. Pada fase ini terjadi pembahan fisiologis dan biokimia
pada mata tunas sedangkan secara morfologi belum terjadi perubahan secara
visual. Induksi bunga dapat dideteksi melalui peningkatan sintesis asam nukleat
dan protein yang dibutuhklul untuk pembelahan.dan diferensiasi sel (Sedgley and
Griffin, 1989). Berbagai faktor berperan dalam induksi pembungaan, yaitu: 1)
faktor ekstemal, ialah suhu, stres air dan panjan~hari, 2) fzktor irlteinal, ialah
kandungan nitrogen, karbohidrat, asam amino dan hormon, serta 3) faktor
manipulasi

manusia,

seperti g i d l i ~ i g i n g i pemangkasan, pengeringan,

peinangkasan akar, pelengkungan batang dan pemberian ZPT (Poerwanto, 2003).
Inisiasi bunga n l e ~ p a k a n pembahan morfologi pertama yang dapat
dideteksi pada kuncup tunas, yaitu dengan terbentuknya kubah apeks. Selama
inisiasi bunga berlangsung pada bagian intei~ialterjadi diferensiasi bagian-bagian
bunga. Pada tanaman buah seperti Jeruk. apel. mangga dan rambutan diferensiasi
bunga dimulai dengan perubahan bentmk apeks dari kerucut menjadi kubah.
Kubah akan tems mendatar dan kemudian primordia sepal terbentuk di sisi
luarnya. Kemudian diikuti pembentukan primordia petal, pembentukan tangkai
sari dengan kantong sarinya dan selanjutnya terbentuk pistil (Poerwanto, 2003).
Pada tanaman manggis Rai (2004) melaporkan diferensiasi bunga manggis terjadi
4 hari setelah akhir induksi. Pada pangkal tunas terbentuk primordia bunga berupa
masa kompak berbentuk bulat panjang.
Peristiwa mekarnya bunga dikenal dengan anthesis. Pada saat itu terjadi
1) ekspansi petal dan tangkai sari yang memerlukan pembesaran.se1 dari organ
tersebut, 2) tangkai sari memanjang, kantong sari membelah dan menyebarkan
tepung sari ke luar, 3) kepala putik siap dan menjadi reseptif terhadap tepung sari.
Faktor lingkungan berpengaruh terhadap membukanya bunga. Gazit and Degani
(2002) dalam Whiley et al., (2002) menyebutkan cuaca yang berawan dapat
menunda mekarnya bunga advokat selama beberapa meliit sampai 1 jam. Selain

itu temperatur dan curah hujan berpengrruh terhadap proses mekar d m
tnenutupnya bunga (Sedgley and Griffin, 1989).
Pada tanaman manggis muda, munculnya bunga berlangsung satu sampai
dua kali dalani setahun. Bunga - bunga muncul dari ujung pucuk yang yang tua,
calon bunga muncul dalam bentuk bongkahan besar di ujung ranting. Pada tahap
ini, kuncup bunga niemerlukan waktu sekitar 25 hari sampai bunga mekar atau
anthesis (Verheij dan Coronel, 1997).
Tidak semua kuncup bunga dapat tun~buhdan berkembang mencapai
anthesis dan membentuk buah. Tidak hanya kuncup bunga, bunga yang mekar
penuh maupun buah muda dapat gugur. Jumlah buah yang masih tersisa sesudah
periode gugur disebut fruit set. Gugur bunga dan buah muda pada buah-buahail
tropis sangat tinggi. Berbagai penelitian menyrbutkan pada jeruk,fruit sd hanya
mencapai 0,l-3,5%, pada mangga 2%: rambutan 2-3%, sedangkan pada ape1 di
daerah temperate ~nencapai5-15%. Pada manggis sampai saat belum ada laporan
persentase fiuit set. Poenvanto (2003) menyebutkan beberapa faktor penyebab
gugur bunga dan buah muda, antara lain: 1) psngaruh hujan, 2) kekeringan, 3)
panas yang ekstrem, dan 4) kompetisi diantara organ yang berkemhang.
Periode pertumbuhan dan perkembangan buah sampai buah matang
fisiologis berbeda, tergantung spesies dan kultivar. Pada mangga, buah yang
mencapai,fiuif set dapat dipanen setelah 3-5 bulan setelah anthesis (Crane et al.,
(1 997) dalanz Litz (1 997), pada Rambutan 3-4 bulan setelah anthesis (Verheij d m
Coronel, 1997), pada Advokat 8-17 bulan setelah anthesis (Wolstenholme, 2002
dalam Whiley et a/., 2002). Sedangkan pada manggis 3-4 bulan setelah anthesis
(Verheij dan Coronel, 1997). Di Indonesia, buah manggis matang fisiologis 104
hari setelah anthesis (Satuhu, 1997).

Kebutuhan Agroklimat Tanaman Manggis
Ketinggian T e m p a t d a n Keadaan Tanah
Manggis merupakan salah satu tanaman tropik basah. Pada berbagai
sentara produksi, tanaman manggis dapat hidup pada dataran rendah sampai
ketinggian 800 meter diatas permukaan lau; (dpl) yang mempunyai tipe iklim A

(basah). Tanaman manggis seringkali tumbuh berasosiasi dengan tanaman durian
dan duku (Soenarjono, 1997).
Karakieristik tanah yang disukai tanaman manggis ada!ah j--nis tanah
porous, gembur dengan kandungan bahan organik yang tinggi dengan pH tanah 5

- 7 dan cenderung toleran terhadap pH rendah di lahan gambut. Kondisi tanah
tanaman rnanggis membutuhkan kondisi tanah yang lembab tetapi tidak tergenang
(Paull and Nakasone, 1993).
Curah Eiujan
Curah hujan yang merata antara 1000 - 1500 rnm per tahun dengan 10
bulan basah dalam setahun sangat disukai tanaman manggis. Udara yang lembab
(> 80 %) dengan suhu 20

-

30 OC sangat menunjang pertumbuhan tanaman

manggis (Soenarjono. 1997; Tirtawinata et al, 1995). Sejauh ini tanaman manggis
yang produktif di Indonesia, tersebar di berbagai tempat pulau Jawa dan Sumatra
pada ketinggian 5 - 500 m dp, dengan curah hujan diatas 1000 mrn per tahun.
Curah hujan yring tinggi berhubungan erat dengan ketersediaan air di
daerah tersebut. Tanaman manggis muda dapat sangat terhambat pertumbuhannya
kalau kekurangan air. Stress air pada tanaman manggis dapat menimbulkan efek
pengecilan ukuran daun dan panjang tunas dalam waktu yang cukup lama.
Tanaman manggis membutuhkan air yang cukup terutama saat memasuki fase
generatif. Setelah terjadinya induksi pembungaan, pasokan air yang cukup sangat
diperlukan untuk rnendukung pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buah
(Paull and Nakasone. 1998).
Cahaya Matahari
Daerah tropika dicirikan dengan berlimpahnya energi radiasi cahaya
sepanjang tahun. Adanya radiasi cahaya yang berasal dari matahari, akan
mempengamhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, contohnya dalam ha1
memproduksi makanan dan fase reproduktif tanaman (Suharsono, 2000). Namun
di daerah tropika, dengan melimpahnya cahaya matahari belum tentu memberikan
manfaat yang optimal karena secara umum ketersediaan cahaya matahari tersebut
terkumpul pada suatu periode yang pendek dan tidak merata. Menurut Baradas
(1979) dalam Suharsono (2000) energi cahaya matahari yang diterima daerah
tropika mungkin merup~kanfaktor pembatas. Hal ini dijelaskaq karena pada saat

musim hujan dimana pertumbuhan tanaman sedang berjalan optimal, justru
cahaya matahari tidak diterima secara optimal karena terhalang oleh adanya 9wan.
Menurut William end Yoseph (1970) dulam Suharsono (2000) kira-kira
hanya 2% saja dari energi matahari yang tersedia dapat dimanfaatken taneman.
dari total radiasi yang diterima daun 50% dipakai untuk fotosintesis. Titik
keseimbangan antara fotosintesis dan respirasi, jumlah radiasi matahari yang
diperlukan sekitar 100 - 200 footcandle (0.015 - 0.03 cal/cm2/menit), khususnya
untuk daun-daun tananian yang langsung terkena radiasi matahari.
Kebutuhaii cahaya pada setiap tanaman di daerah tropika berbeda-beda
antara satu dengan laimya. Kebutuhan cahaya tanaman manggis berbeda dengan
tanaman tropika laimya. .Tanaman manggis tahan terhadap naungan dan
pertumbuhannya dapat berlangsung pada tingkat cahaya yang lebih rendah
dibanding tanaman lain. Bahkan tanaman manggis yang masih muda memerlukan
naungan, d a u ~ y asangat peka terhadap sinar matahari lansung. Menurut
Lukitariati (1996) taraf naungan paranet 50% dan 75% memberikan pertumbuhan
bibit manggis yang paling haik dibandingkan naungan pada taraf 25% dan tanpa
naungan.
Titik kejenuhan cahaya pada bibit manggis (umur 8 bulan) tercapai pada
intensitas cahaya 700 pmol~lm21detik(Ramlan ef al., 1992) intensitas cahaya ini
diperoleh pada naungan 50%. Wiebel et al. (1992) juga melaporkan ha1 yang
sama pada tanaman manggis berumur satu tahun. Semakin dewasa tanaman
manggis, kebutuhan naungan semakin berkurang dan titik jenuh cahayanya
meningkat. Pada tanaman manggis dewasa sinar matahari penuh dapat
mempercepat masa awal produksinya (Verhei dan Coronel, 1997).
Suhu dan Keiembaban Udara

Setiap jenis tanaman tumbuh dengan baik dalam batas

-

batas suhu

tertentu. Tanaman manggis membutuhkan suhu optimum antara 25 - 3 5 ' ~dengan
kelembaban udara lebih dari 80%. Keadaan suhu di bawah S'C dan di atas 38OC,
tanaman manggis tidak dapat bertahan hidup. Demikian juga suhu di bawah 2 0 ' ~
walaupun tanaman manggis dapat bertahan hidup, pertumbuhan tanaman menjadi
terhambat (Paul1 and Nakasone, 1998).

P r ~ d u k s Manggis
i
di lndonesis
Sentra Produksi Manggis Indonesia
Tanaman manggis di Indonesia tumbuh menyebar di beberapa wilayah
Indonesia, nlulai dari dataran rendah sampai menengah (600 m dpl) dengan tipe
iklim basah. Beberapa sentra produksi manggis di Indonesia antara lain: Propinsi
Sumatra Barat, Jambi, Riau, Jawa Barat (Bogor, Punvakarta, Sukabumi,
Tasikmalaya), Jawa Tengah (Punvorejo), Yogyakarta (Kulon Progo), Jawa Timur
(Trenggalek, Malang Selatan, Banyuwangi), Bali (Bangli, Tabanan), Nusa
Tengara Barat (Lombok Barat) dan Maluku (Maluku Tengah) (Soenarjono, 1997).
Pola Panen Manggis Indonesia
Menurut Direktorat Tanalnan Buah Ditjen Bina Produksi Hortikultura
(2001) waktu panen manggis di seluruh Indonesia cukup panjang sekitar 11 bulan
terhitung mulai bulan Juni sampai Mei tahun berikutnya. Waktu panen yang
cukup panjang tersebut diduga karena pada beberapa sentra produksi terdapat
perbedaan waktu produksi dan panen. Selain waktu panen yang berbeda, di
beberapa sentra produksi terjadi dua kali produksi dalam satu tahun, sehingga
panen manggis menjadi kontinu dalam beberapa waktu (Soenarjono, 1997;
Verheij dan Coronel, 1997).

Tabel 1 Waktu Panen Tanaman Manggis di Beberapa Sentra Produksi
Manmis Indonesia
"W

No.
1.
2.

3.
4.

5.

Provinsi

KabupatedSentra
produksi
Aceh Tenggara
Aceh
Sumatra Utara Tapanuli Selatan
Deli Serdang
Labuhail Batu
Langkat
Sumatra Barat Pasaman
Sumatra
Belitung*
Selatan
Lahat
Riau
Indragiri Hilir
Bengkalis

Populasi
Luas
(pohon)
Panen (ha)
5000
50
2700
27
45800
458
12500
125
3165
31.7
300
3
39800
382
11450
115
95800
960
1077100
10771

Bulan Panen
7,s
1.2.10.11.12
11.12
10.11
2.3.4
10.1 1
1.2.3
1.2
10.11
6.7.8

Lanjutan Tabel 1
No.

6.

Provinsi
Jawa Barat

KabupatenfSentra
produksi
Pandeglang*

Populasi
Luas
(pohon)
Panen (ha)
10100
101

Bulan Panen

1.2.3.4.5.10.1

Tengah
Sumber : Direktorat Tanaman Buah, Ditjen Bina Prod.Horti, 2001
Berdasarkan keadaan tanaman manggis yang tumbuh alami tanpa
perneliharaan. produktivitas manggis di Indonesia sampai saat ini relatif
.,
rendah,
berkisar antara 30 - 50 kg per pohon. Jika dibandingkan dengan produktivitas
manggis di Malaysia dan India yang dapat mencapai 200

-

300 kg per pohon

(Verheij dan Coronel, 1997), produktivitas manggis di Indonesia sangat rendah.
Dengan keadaan agroklimat yang mirip dengan Malaysia, manggis Indonesia
memiliki potensi produksi yang tinggi, jika diusahakan dengan baik.

-

KuaEtas Manggis Indonesia
Kramer dan Twigg (1970) dalanz Hariyadi (2000) mutu atau kualitas
adalah sesuatu yang membedakan produk satu dengan yang lain, terutama yang
berhubungan dengan daya terima dan kepuasan konsumen. Mutu atau kualitas
buah ditentukan pada saat panen. Pemanenan pada tingkat ketuaan dan waktu
yang tepat dengall cara yang benar akan menghasilkan buah berkualitas tinggi
. . akan menghasilkan buah berkualitzs rendah
(Sjaifullah, 1996). Panen terlalu cepat

dan tidak akan matang dengan sempurnz meskipun ha!l diperam atau disimpan.
Sebaliknya, panen yang terlambat akan mempercepat penlbusukan. Secara umum
kriteria lnutu suatu produk psrtanian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Kriteria Mutu Produk Pertanian
Kategori Mutu

Kriteria

a. Mutu Visual

Ukuran (dirnensi, bobot, Jan volun~e),
bentuk (rasio antar dimensi), warna
(keseragaman dan kecerahan), dan
kondisi

umum

(adaltidaknya

kerusakan dan kotoran)
b. Mutu Tekstur

Kekerasan,

keempukan,

dan

kerenyahan

c. Mutu Flavor

Rasa manis, rasa asan, intensitas rasa
pahit,

rasa

sepat

(asirigency),

intensitas dan kualitas aroma
d. Mutu Gizi

Kandungan

e. Mutu Fungsional

karbohidrat,

protein,

lemak, vitamin, dan mineral
Kandungan antioksidan, serat, asam
Iemak omega-3

f. Mutu Keamanan

Bebas patogen

dan

toksin yang

membahayakan kesehatan manusia
Sumber : Hariyadi, 20u0

,

Sifat Fisik Buah Manggis
Salah satu penilaian mutu buah !ang paling mudah dilakukan adalah dari
segi fisik. Menurut Sjaifullah (1996), wameter mutu secara fisik yang dinilai
adalah ukuran buah, warna kulit, warns daging buah, kekerasan, serta kesegaran
dan kebersihan kulit buah. Persyaratan rnutu buah manggis untuk ekspor lebih
diutamakan dari penampilan fisik buah daripada kandungan kimia (Satuhu et al. ,
1999)
Ukuran bush meru~akan kriteria penting, baik sebagai daya tarik
..c

konsumen maupun untuk keperluan penanganan dan pengolahan lanjutan. Seleksi
dan pengkelasan mutu berdasarkan ukuran merupakan ha1 yang sangat umum
dilakukan pada buah. Hariyadi (2000) mengemukakan ukuran biasanya
dinyatakan dengan salah satu atau kombinasi dari tiga parameter, yaitu :
1) dimensi, 2) bobot, dan 3) volunle. Dimensi produk pertanian meliputi panjang,
lebar, diameter, dan keliling dari produk )-ang diukur. Pada umumnya ada korelasi
yang baik antara dimensi dengan bobor. semakin besar dimensi produk maka
semakin besar pula bobotnya. Selanjutnya Satuhu (1999) mengelompokan buah
manggis ke dalam empat grade berdasskan diameter dan bobotnya, yaitu : 1)

+ 1,02 mm, bobot 135,14 + 15,44 g), 2) grade A
(diameter 18,70 5 0,96 mm, bobot 105,Sl + 12,ll g), 3) grade B (diameter 17,02
grade super A (diameter 20,36

+ 0,61 mm, bobot 78,07 f 6,31 g), dan 4) grade C (diameter 15,58
bobot 62,30 + 2,83 g).

+ 0,25 mm,

Wama kulit juga dijad