Negatief Wettelijk Bewijstheorie atau Teori pembuktian berdasarkan keyakinan hakim yang timbul dari alat-alat bukti dalam undang-undang secara negatif

Susanto

Dasar hukum yang mengatur secara langsung tentang laporan tahunan persero dan perhitungan tahunan Perum tertuang di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2005 Tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, Dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara.

Dalam Pada 39 ayat (1) sampai dengan ayat (4) disebutkan bahwa: 42

1) Direksi wajib menyiapkan laporan berkala yang memuat pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.

2) Laporan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi laporan triwulanan dan laporan tahunan.

3) Selain laporan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direksi sewaktu-waktu dapat pula memberikan laporan khusus kepada Komisaris dan/atau RUPS untuk Persero atau kepada Dewan Pengawas dan/atau Menteri untuk Perum.

4) Ketentuan lebih lanjut mengenai laporan triwulanan dan laporan khusus diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 40 menyebutkan bahwa isi dan mekanisme penyampaian serta pengesahan laporan tahunan Persero diatur sesuai dengan peraturan

perundang-undangan di bidang perseroan terbatas. 43

Berdasarkan ketentuan Pasal 40 tersebut dijelaskan bahwa terkait isi dan mekanisme penyampaian laporan tahunan BUMN yang berbentuk persero diatur dalam Pasal 66-69 UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Bagi persero, laporan tahunan dibuat oleh direksi kemudian disampaikan kepada RUPS paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku perseroan

berakhir yang sekurang-kurangnya berisi: 44

a) Laporan keuangan

b) Laporan mengenai kegiatan perseroan

c) Laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan

d) Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan perseroan

42 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2005 Tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara.

43 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2005 Tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara.

44 Pasal 66 ayat (2) UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

158 – JURNAL CITA HUKUM (Indonesian Law Journal). Vol. 6 No. 1 (2018). P-ISSN: 2356-1440. E-ISSN: 2502-230X

Kedudukan Hasil Audit Investigatif Pada Kekayaan Badan Usaha Milik Negara Persero

Dalam Hukum Pembuktian Pidana di Indonesia

e) Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan dewan komisaris

f) Nama anggota direksi dan dewan komisaris

g) Gaji dan tunjangan bagi anggota direksi dan dewan komisaris

h) Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan. Sedangkan dalam Pasal 41 mengatur tentang mekanisme pelaporan

tahunan Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perum serta mengatur tentang hal-hal yang wajib dicantumkan di dalam Laporan Tahunan Perum

sebagai berikut: 45 (1) Dalam waktu 5 (lima) bulan setelah tahun buku Perum ditutup, Direksi

wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Menteri untuk memperoleh pengesahan.

(2) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat sekurang-kurangnya:

a. Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun buku yang baru lampau dan perhitungan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut;

b. Neraca gabungan dan perhitungan laba rugi gabungan dari perusahaan yang tergabung dalam satu grup, disamping neraca dan perhitungan laba rugi dari masing-masing perusahaan tersebut;

c. Laporan mengenai keadaan dan jalannya Perum, serta hasil yang telah dicapai;

d. Kegiatan utama Perum dan perubahan selama tahun buku;

e. Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan Perum;

f. Nama anggota Direksi dan Dewan Pengawas; dan

g. Gaji dan tunjangan lain bagi anggota Direksi dan honorarium serta tunjangan lain bagi anggota Dewan Pengawas.

Pada saat ini audit investigatif terhadap BUMN persero hanya boleh dilakukan oleh BPK berdasarkan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan negara

45 PP No. 45 Tahun 2005 Pasal 41 ayat 1 dan 2

FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta In Associate with Poskolegnas UIN Jakarta - 159

Susanto

menyebutkan “Pemeriksa dapat melaksanakan pemeriksaan investigatif guna mengungkap adanya indikasi kerugian negara/daerah dan atau unsur pidana.”

Kedepannya diharapkan audit investigatif perlu diberikan kewenangan terhadap Akuntan Publik untuk melakukan audit investigatif, hal ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik.

Dari uraian tersebut melihat betapa pentingnya hasil audit investigatif diantaranya sebagai bukti di pengadilan, maka penelitian ini akan merekontruksi teori baru yaitu fungsi investigatif pada fungsi teori pembuktian menurut Michael S. Pardo yang mengemukakan empat fungsi teori pembuktian meliputi: 1). Descriptive or an explanatory function, in which case its success depens on how well it captures the underlying phenomena. 2). an evidence theory also serves normative functions. 3). An evaluative function by providing criteria for justifying or critiquing particular judgments; and 4). A regulative function by providing

considerations for guiding and constraining particular judgments. 46 Dari pendapat tersebut ada empat fungsi teori pembuktian, yang

meliputi: 1). Fungsi deskriptif, 2). Fungsi normative, 3). Fungsi evaluative, 4). Fungsi regulatif 47

Pendapat Michael S. Pardo belum terdapat fungsi investigatif dalam fungsi pembuktian. Oleh karenanya menurut pendapat Michael S. Pardo perlu direkontruksi dengan teori baru yaitu fungsi investigative, sehingga menjadi lima fungsi teori pembuktian, yang meliputi: 1). Fungsi deskriptif, 2). Fungsi normative, 3). Fungsi evaluative, 4). Fungsi regulative, dan 5). Fungsi investigatif.

Kesimpulan

Proses hukum penghitungan kerugian negara yang diakibatkan kesalahan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero diperlukan audit investigatif, karena audit investigatif bisa digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya Perbuatan Melawan Hukum, mains read dan penyalahgunaan wewenang yang mengakibatkan adanya kerugian negara selaku pemegang saham mayoritas pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero.

46 Michael S. Pardo, The Nature and Purpose of Evidence Theory, Vanderbilt Law Review, Vol. 66, No. 2, h. 559.

47 Salim HS, dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Disertasi dan Tesis, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2014), h. 218.

160 – JURNAL CITA HUKUM (Indonesian Law Journal). Vol. 6 No. 1 (2018). P-ISSN: 2356-1440. E-ISSN: 2502-230X

Kedudukan Hasil Audit Investigatif Pada Kekayaan Badan Usaha Milik Negara Persero

Dalam Hukum Pembuktian Pidana di Indonesia

Kedudukan hasil audit investigatif pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero dalam sistem hukum pembuktian Indonesia adalah: Sebagai Keterangan Saksi, alat bukti surat, alat bukti keterangan ahli, bukti Petunjuk, dan bukti keterangan Terindikasi/Terduga. Sehingga perlu aturan yang tegas mengenai kedudukan audit investigatif dalam hukum pembuktian pidana di Indonesia dengan menambah fungsi teori pembuktian, yang semula meliputi: fungsi deskriptif, fungsi normatif, fungsi evaluatif dan fungsi regulatif dengan menambahkan fungsi investigatif.

Daftar Pustaka

Atmasasmita, Romli. Kapita Selekta Hukum Pidana dan Kriminologi, Bandung. Mandar Maju, 1995.

Alfitra, Hukum Pembuktian dalam beracara Pidana, Perdata dan Korupsi di Indonesia, Jakarta: Raih Asa Sukses, 2011.

Albrecht. W Steve dan Chad O Albrecht (2003), Fraud Examination, Thomson South-Western.

Badan Pusat Statistik, Statistki Keuangan Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah 2013 .

Chazawi, Adhami. Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi, Bandung: Alumni, 2008.

Chazawi, Adhami. Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi, UU No. 31 tahun 1999 Diubah Dengan UU No. 20 Tahun 2001 , Alumni, Bandung, 2006.

Efendi, Tolib. Dasar-Dasar Hukum Acara Pidana; Perkembangan Dan Pembaharuanya di Indonesia , Malang: Setara Press, 2014.

Fuady, Munir. Perbandingan Ilmu Hukum. Bandung: PT. Refika Aditama, 2007. Hamzah, Andi. Perbandingan Pemberantasan Korupsi Di Berbagai Negara, Sinar

Grafika, Jakarta, 2005. Hamzah, Andi. Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2014. Harahap, M. Yahya. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP:

Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali: Edisi Kedua. Jakarta: Sinar Grafika, 2005.

Karyono. Forensic Fraud. Yogyakarta: Penerbit Andi. 2013. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta In Associate with Poskolegnas UIN Jakarta - 161

Susanto

Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2005.

Muhammad, Rusli. Hukum Acara Pidana Kontemporer, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2007.

Tuanakotta, Theodorus M., Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif Edisi 2 Jakarta: Salemba Empat. 2010.

Pusdiklatwas BPKP. Penulisan Laporan Hasil Audit. Makalah disajikan dalam Diklat Penjenjangan Auditor Tim, Bogor, 2010.

Puslitbang Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI, Makna “Uang Negara” dan “Kerugian Negara” dalam Putusan Pidana Korupsi Kaitannya dengan BUMN/Persero, 2010.

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor. 25/PUU/XIV/2016 tanggal 25 Januari 2017.

Sahbani, Agus. MK

Saksi dalam KUHAP , www.hukumonline.com, diakses pada tanggal 30 Mei 2017.

Rombak

Definisi

Soetarna, Hendar. Hukum Pembuktian dalam Acara Pidana. Bandung: Alumni, 2011.

Yunus, Nur Rohim, Restorasi Budaya Hukum Masyarakat Indonesia, Bogor: Jurisprudence Press, 2012.

162 – JURNAL CITA HUKUM (Indonesian Law Journal). Vol. 6 No. 1 (2018). P-ISSN: 2356-1440. E-ISSN: 2502-230X