Kesempatan Karma Baik dan Karma Buruk Membuahkan Hasil

===

*Kesempatan Karma Baik dan Karma Buruk Membuahkan Hasil*

[30/05 11:26 am] Madaka: Ada empat macam kondisi yang menguntungkan yang mendukung karma baik membuahkan hasil

dan merintangi karma buruk membuahkan hasil.

1. Gati sampatti – memperoleh kehidupan yang baik, berbahagia

2. Upadhi sampatti – memperoleh wajah yang baik dan cantik

3. Kāla sampatti – bertemu waktu atau kesempatan yang menguntungkan

4. Payoga sampatti – dikaruniai dengan usaha, kepintaran dan kebijaksanaan Ada juga empat macam kondisi yang tidak menguntungkan yang menghalangi karma baik

membuahkan hasil dan mendukung karma buruk membuahkan hasil.

1. Gati vippati – memperoleh kehidupan yang buruk, sengsara

2. Upadhi vippati – memperoleh wajah yang jelek dan buruk

3. Kāla vippati– bertemu waktu atau kesempatan yang tidak menguntungkan

4. Payoga vippati – hampa dari usaha, ketekunan, dan kebijaksanaan Kehidupan manusia dan kehidupan alam dewa adalah kehidupan yang baik atau membahagiakan.

Dalam kehidupan-kehidupan ini karma bermoral didukung membuahkan hasil, sedangkan karma tak-bermoral tidak didukung membuahkan hasil. Binatang, setan, raksasa dan penghuni neraka dikatakan mempunyai kehidupan yang buruk atau sengsara. Dalam kehidupan-kehidupan ini karma bermoral tidak didukung untuk membuahkan hasil, sedangkan karma tak-bermoral didukung membuahkan hasil. Dibandingkan dengan binatang, manusia bisa hidup lebih bahagia. Setan dan setan raksasa harus hidup lebih sengsara. Penghuni neraka paling sengsara tanpa kebahagiaan sedikitpun. Dibandingkan kehidupan manusia, kehidupan dewa lebih membahagiakan karena hampir tanpa penderitaan. Kehidupan brahmà masih lebih membahagiakan; para brahmà menikmati ke-bahagiaan jhàna terus menerus. Bagaimanapun dewa dan brahmà tidak jelas dan tekun seperti manusia dalam melakukan perbuatan baik. Manusia bisa berusaha keras bahkan hingga menjadi Buddha. Dewa dan brahmà tidak bisa menjadi Buddha.Manusia yang mempunyai wajah yang baik atau cantik menikmati perlakuan Dalam kehidupan-kehidupan ini karma bermoral didukung membuahkan hasil, sedangkan karma tak-bermoral tidak didukung membuahkan hasil. Binatang, setan, raksasa dan penghuni neraka dikatakan mempunyai kehidupan yang buruk atau sengsara. Dalam kehidupan-kehidupan ini karma bermoral tidak didukung untuk membuahkan hasil, sedangkan karma tak-bermoral didukung membuahkan hasil. Dibandingkan dengan binatang, manusia bisa hidup lebih bahagia. Setan dan setan raksasa harus hidup lebih sengsara. Penghuni neraka paling sengsara tanpa kebahagiaan sedikitpun. Dibandingkan kehidupan manusia, kehidupan dewa lebih membahagiakan karena hampir tanpa penderitaan. Kehidupan brahmà masih lebih membahagiakan; para brahmà menikmati ke-bahagiaan jhàna terus menerus. Bagaimanapun dewa dan brahmà tidak jelas dan tekun seperti manusia dalam melakukan perbuatan baik. Manusia bisa berusaha keras bahkan hingga menjadi Buddha. Dewa dan brahmà tidak bisa menjadi Buddha.Manusia yang mempunyai wajah yang baik atau cantik menikmati perlakuan

Wajah bagus lebih penting pada perempuan daripada laki-laki. Gadis cantik dicintai oleh banyak orang, khususnya oleh laki-laki. Sehingga mereka bisa memilih orang yang paling mereka sukai menjadi pendamping hidupnya. Banyak perempuan cantik, tidak peduli miskin dan tidak berkasta, dipilih oleh raja dan pangeran untuk menjadi ratu.

Bertemu dengan *waktu dan kesempatan yang mendukung* juga sangat penting. Ketika seluruh negeri damai dan ekonomi bertumbuh baik dengan kesempatan baik untuk membuka bisnis, orang bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah, dan menikmati pendapatan yang baik dan hidup yang damai. Saat itulah karma baik mendukung membuahkan hasil. Jika, dilain pihak, negeri tidak damai atau sedang perang atau terjadi depresi ekonomi, orang kehilangan pekerjaan, bisnis gagal, orang harus meninggalkan rumahnya dan hidup sengsara. Saat itulah karma buruk mendukung membuahkan hasil.

Kondisi keempat, yaitu, *dikaruniai dengan usaha, ketekunan dan kebijaksanaan atau tidak,* sebagian besar bergantung pada diri orang itu sendiri. Kita harus mau dengan rela bekerja keras, rajin dan mendapatkan pengetahuan karena ‘usaha dan pengetahuan atau kebijaksanaan’ adalah dua kunci utama menuju kesuksesan. Tanpa ‘usaha’ dan ‘kebijaksanaan’, seseorang tidak bisa sukses dalam hidupnya; seseorang akan hidup dalam kemiskinan. Kita sudah membaca cerita tentang sepasang orang kaya yang menjadi pengemis karena kurangnya usaha dan kebijaksana an. Kita harus selalu ingat rumus sukses yaitu ‘perbuatan, kebijaksanaan, usaha’(kamma, ¤àõa, vãriya) dan kita harus selalu berdiam di dalamnya.

Tanpa ‘usaha’ dan ‘kebijaksanaan’, seseorang tidak bisa sukses dalam hidupnya; seseorang akan hidup dalam kemiskinan. Kita sudah membaca cerita tentang sepasang orang kaya yang menjadi

pengemis karena kurangnya usaha dan kebijaksanaan. Kita harus selalu ingat rumus sukses yaitu *‘perbuatan, kebijaksanaan, usaha’(kamma, ¤àõa, vãriya)* dan kita harus selalu berdiam di dalamnya. _Anda adalah kapten pikiran anda dan pencipta nasib anda. Anda bisa mengatur pikiran anda dan karma anda dengan bebas untuk menciptakan jenis kehidupan yang anda inginkan.*Anda akan Sengsara jika Bergaul dengan orang dengan Karma Buruk*

Di dalam kotbah dari 38 berkah, dua berkah teratas adalah:

1. Tidak bergaul dengan yang bodoh, orang jahat

2. Bergaul dengan yang bijaksana, orang jujur Dua berkah utama ini sangat penting untuk kemajuan dan kesejahteraan seseorang. Mereka

mendukung karma baik membuahkan hasil dan tidak mendukung karma buruk membuahkan hasilnya. Jika seseorang bergaul dengan yang bodoh, orang jahat, seseorang juga akan menjadi bodoh dan jahat dan kehilangan sifat moral baiknya yang mana merupakan harta seseorang yang paling berharga. Jika sifat bermoralnya hancur, kehidupan seseorang juga hancur dan orang itu akan terlahir kembali di alam-alam sengsara. Ada pepatah di Myanmar yang berbunyi sebagai berikut:

_‘Jika seekor ikan membusuk, semua ikan di dalam perahu akan membusuk’ dan ‘jika sebatang pohon tumbuh dengan banyak ranting yang teduh, sepuluh ribu burung bisa berlindung padanya.”_

Dalam sebuah keluarga, jika seorang anggota keluarga mempunyai karma buruk yang besar, seluruh keluarga atau bahkan seluruh masyarakat akan terkena masalah. Bergaul dengan orang seperti itu adalah bertemu dengan waktu atau kesempatan yang tidak menguntungkan (kàlavipatti) ketika karma baik tidak mendukung dan karma buruk mendukung membuahkan hasil.

Pada jaman Buddha Gotama seribu keluarga tinggal di suatu desa. Mereka hidup dengan menangkap ikan. Suatu hari istri seorang nelayan hamil. Sejak hari itu para nelayan tidak bisa menangkap seekor ikan pun. Selain itu seluruh desa dihukum oleh negara tujuh kali dan dibakar api sebanyak tujuh kali.

Tetua desa berkonsultasi satu sama lain. Mereka percaya bahwa seseorang dengan perbuatan yang mengerikan hadir di desa itu. Sehingga mereka membagi desa menjadi dua bagian, masing- masing terdiri dari lima ratus keluarga. Kelompok perempuan hamil itu berada mendapat kesulitan menangkap ikan dan tidak bisa makan. Para tetua membagi lagi kelompok ini menjadi dua sub- kelompok. Lagi-lagi sub-kelompok perempuan hamil itu berada mempunyai masalah. Mereka terus membagi sub-kelompok yang bermasalah menjadi dua hingga akhirnya perempuan hamil itu tertinggal sendirian.

Dia melahirkan anak itu dengan menderita dan mempunyai kesulitan memberi makan anak itu. Ketika anak itu bisa berjalan dengan baik, ibunya memberi dia sebuah mangkuk untuk mengemis dan meninggalkan anak itu sendirian. Ketika anak itu berumur tujuh tahun, Yang Mulia Sàriputta bertemu dengannya, karena kasihan beliau mentahbiskannya sebagai seorang samànera. Ketika samànera ini cukup umur, dia ditahbiskan menjadi seorang bhikkhu dengan nama *Losakatissa Thera.*

Dia melakukan Tiga Rangkaian Latihan Mulia dengan tekun dan menjadi seorang Arahat. Meskipun dia menjadi seorang Arahat, dia tidak mendapatkan makanan yang cukup setiap harinya. Pada hari dia meninggal merealisasi Nibbāna, dia pergi bersama dengan Yang Mulia Sāriputta berpindapata. Kemudian Yang Mulia Sāriputta sendiripun tidak mendapatkan makanan.

Yang Mulia Sāriputta meminta Losakatissa Thera kembali ke vihara dan menunggu di sana. Yang Mulia Sāriputta pergi sendirian berpindapata dan sebuah keluarga mengundang beliau

mendapatkan makanan di rumah mereka. Beliau meminta seseorang dari rumah itu mengirim dana makanan kepada Losakatissa Thera. Si pengantar itu menjadi lapar dan lupa mengirim makanan itu pada Losakatissa Thera, sehingga dia memakan makanan itu dalam perjalanannya.

Ketika Yang Mulia Sāriputta kembali ke vihara, beliau mendapatkan Losakatissa Thera belum mendapatkan makanan. Beliau segera pergi ke istana Raja Kosala dan meminta ‘catumadhå, sejenis makanan yang terdiri dari empat bahan – minyak wijen, sirup, madu dan mentega. Setelah pulang kembali, Yang Mulia Sāriputta memegang mangkuk itu dan membiarkan Losakatissa Thera mengambil makanan dari mangkuk itu.

Inilah satu-satunya waktu sepanjang hidupnya Losakatissa Thera bisa makan hingga kenyang. Setelah makan, dia merealisasi Nibbāna dan meninggal. Apa yang telah dia lakukan di waktu lampau?

Pada jaman Buddha Kassapa, Losakatissa adalah seorang bhikkhu dengan moral yang baik. Suatu hari seorang bhikkhu datang ke viharanya dan meminta ijin tinggal di sana untuk beberapa hari. Ketika bhikkhu tuan rumah melihat penderma viharanya menghormat bhikkhu tamu itu berlebihan, dia menjadi iri hati. Seorang penderma kaya mengundang kedua bhikkhu itu untuk makan di rumahnya keesokan harinya. Pagi-pagi keesokan hari, bhikkhu tuan rumah mengetuk lonceng dengan jarinya dan pergi ke rumah penderma itu.

Penderma itu bertanya padanya mengapa bhikkhu tamu tidak datang. Bhikkhu tuan rumah menjaw ab;’Bhikkhu anda sangat suka tidur sehingga dia tidak bangun ketika saya membunyikan lonceng. Jadi saya tinggalkan dia di vihara.’

Penderma itu melayani bhikkhu tuan rumah dengan makanan yang baik. Setelah bhikkhu itu menyelesaikan makannya, penderma itu mencuci mangkuknya dan mengisi makanan untuk bhikkhu tamu. Dalam perjalanan menuju vihara bhikkhu tuan rumah berpikir; ’Jika bhikkhu tamu mendapatkan makanan yang baik setiap hari, dia tidak akan meninggalkan vihara saya.’ Karena iri hati dia membuang makanan itu dari mangkuknya ke tanah di sebuah lapangan.

Ketika dia sampai di vihara, bhikkhu tamu itu sudah tidak terlihat lagi. Dikarenakan dia mengetahui pemikiran bhikkhu tuan rumah, dia pergi ke tempat lain dengan terbang di udara. Dia sebenarnya adalah seorang Arahat. Bhikkhu tuan rumah merasa menyesal. Dia tidak bahagia, tidak bisa tidur Ketika dia sampai di vihara, bhikkhu tamu itu sudah tidak terlihat lagi. Dikarenakan dia mengetahui pemikiran bhikkhu tuan rumah, dia pergi ke tempat lain dengan terbang di udara. Dia sebenarnya adalah seorang Arahat. Bhikkhu tuan rumah merasa menyesal. Dia tidak bahagia, tidak bisa tidur

Setelah dia bisa keluar dari neraka, dia terlahir sebagai raksasa buruk untuk lima ratus kehidupan dan sebagai anjing untuk lima ratus kehidupan. Dalam semua kehidupan ini dia tidak mendapatkan cukup makanan untuk dimakan. Setelah kehidupan yang terakhir sebagai anjing, dia dikandung di rahim istri nelayan itu.

Karena karma baiknya yang dia peroleh sebagai seorang bhikkhu dengan moral yang baik pada jaman Buddha Kassapa, dia mendapatkan kembali kehidupan sebagai manusia dan kemudian menjadi seorang bhikkhu. Dan ketika dia mengambil Tiga Rangkaian Latihan Mulia, dia menjadi seorang Arahat. Dikarenakan perbuatan buruk yang mengerikan membuang makanan untuk seorang Arahat, bahkan seluruh desa yang terdiri dari seribu keluarga harus menderita sengsara pada saat dia dikandung di rahim istri nelayan itu.

Akibat dan pengaruh tidak langsung karma buruk yang mengerikan bisa mengakibatkan penderitaan pada orang yang bergaul dengan orang yang melakukan perbuatan buruk itu. Kita harus mendapatkan salah satu berkah utama dengan tidak bergaul dengan yang bodoh, orang jahat.

Juga di dalam Dhammapādā, cerita Tayojana, kita sudah mendapatkan pelajaran bahwa ada sebuah kapal dengan tujuh ratus penumpang bertolak dari pantai, berhenti diam, tidak bisa bergerak di tengah lautan. Kapal itu tidak bisa digerakkan dengan cara apa pun. Ketika nahkoda menyarankan bahwa seseorang dengan perbuatan buruk yang mengerikan mungkin ada di antara mereka, mereka setuju menarik undian.

Istri nahkoda yang cantik itu mendapatkan undian buruk itu tiga kali. Sehingga sebuah pot berisi pasir diikatkan pada lehernya dan dia dibuang ke lautan. Kapal itu segera bisa bergerak dan semua orang selamat. Dikarenakan karma buruk yang mengerikan dari seseorang, semua orang di kapal itu bisa mati.

Perbuatan buruk mengerikan apa yang dilakukan istri nahkoda itu? Dia adalah seorang gadis desa cantik di kehidupan lampaunya. Kekasihnya mati dan menjadi seekor anjing. Anjing muda itu selalu mengikuti kemana pun dia pergi. Anak-anak muda di desa itu mempermainkannya dengan mengatakan: “Lihat, pemburu wanita ini akan berburu dengan anjingnya. Kita mempunyai kesempatan makan kare daging rusa hari ini.”

Dia malu. Dia mencoba mengusir anjing muda itu ketika dia pergi lagi. Tetapi anjing itu bersikeras mengikutinya. Dia menjadi marah, mengikat pot kecil berisi pasir pada lehernya, dan melempar anjing itu ke air selokan. Dia bertemu dengan nasib yang sama dalam kehidupan berikutnya sebagai istri seorang nahkoda yang cantik.

*Anda akan Makmur jika Anda Bergaul dengan orang berKarma Baik*Jika seorang anak laki-laki atau perempuan dengan karma baik yang besar dilahirkan dalam suatu keluarga, keluarga itu akan menjadi makmur. Jika seseorang di antara sanak famili mencapai posisi yang tinggi dengan wewenang yang besar, banyak sanak keluarga yang akan mendapatkan manfaat yang besar. Berjuta-juta orang, dewa dan brahmà mendapatkan pembebasan dari semua penderitaan karena mereka bertemu dengan Sang Buddha dan berhubungan dengan Beliau sebagai teman baik yang luar biasa.

Di Sri Lanka semasa pemerintahan *Raja Bhātika,*orang yang makan sapi akan didenda dengan berat. Mereka yang tidak bisa membayar denda harus bekerja di kerajaan, membersihkan sampah.

Di dalam sebuah keluarga, anak perempuannya adalah seorang gadis yang cantik sekali. Ketika raja melihatnya, dia sangat mencintainya. Dia mengambilnya dan menjadikannya sebagai seorang ratu muda dengan gelar ‘Sāmādevī’. Keluarganya dan semua sanak familinya dibebaskan dari hukuman mereka dan didukung oleh raja sehingga mereka bisa hidup dengan layak dan berbahagia.

Dikarenakan karma baik dan kecantikan yang luar biasa dari seorang gadis, semua sanak famili bisa menikmati kemakmuran dan kebahagiaan.

Pikiran (Thought) dan Kesadaran (Mindfulness)

[31/05 8:47 am] Johnidy Ong: Satu hal yang berkesan dari acara Waisak Ajahn Brahm di Melbourne

kali ini adalah cerita beliau tentang Pikiran dan kesadaran kita. Kita harus selalu waspada dengan pikiran, karena pikiran itu bisa mengaburkan pandangan dan

pengertian kita tentang kebenaran. Ini jugalah yang menyebabkan banyak konflik dalam kehidupan manusia, karena terlalu mengandalkan pikiran, tanpa menggunakan kesadaran.

Sebaliknya Kesadaran (Mindfulness) itulah yang harus kita kembangkan dan pencerahan kesadaran itu adalah salah satu tujuan Umat Buddha.

Beliau memberi sebauh contoh, teman akademis beliau di Cambridge dulu pernah cerita sebuah experiment yang diadakan di King's College London, sebuah Universitas yang sangat bergengsi yang telah menelurkan banyak ilmuwan dan pemikir dunia, diantaranya Marie Curie, Arthur.C. Clarke, dll.

Experiment itu mencoba membuktikan kemampuan Levitation (kemampuan mengangkat benda/orang/diri dengan kekuatan metafisika). Seorang ahli Levitation diundang untuk menunjukkan keahliannya di depan para professor dari berbagai disiplin ilmu.

Metode experimentnya yaitu sebuah vas bunga diletakkan ditengah sebuah meja besar di tengah ruangan. Ahli Levitation duduk jauh dari meja tersebut, disaksikan oleh para pengamat di satu sisi.

Sebelum memulai usahanya, sang Levitation meminta bantuan hadirin untuk mengucapkan "Ohmmm..." (mantra tertua yang dikenal dalam tradisi Hindu) berulang-ulang selama experiment berlangsung. Apa yang terjadi selanjutnya menakjubkan, vas bunga ditengah meja terangkat ke udara.

Setelah experiment ini, para pengamat di wawancara satu per satu, diminta untuk menceritakan apa yang mereka saksikan.

Beberapa diantara ilmuwan itu, memberi kesaksian dan bersumpah bahwa vas bunga itu tidak pernah terangkat, selama experiment itu, vas bunga duduk diam di permukaan meja.

Satu hal yang tidak deketahui oleh para pengamat experiment itu adalah, dasar vas bunga tersebut telah diberi magnet, dan di bawah meja tersebut ada generator gelombang elektromagentik yang dihidupkan perlahan lahan untuk mengangkat vas bunga diatas meja. Permintaan mengulang ulang ucapan "Ohmmm" adalah untuk menyamarkan dengungan suara dari generator elektromagentik tersebut.

Salah satu kesimpulan dari experiment ini adalah, pada beberapa pengamat tersebut, kekuatan pikiran mereka yang menolak kemungkinan adanya kekuatan supernatural ini, telah membutakan mata mereka atas kejadian yang terjadi di depan mata mereka. Itulah kekuatan pikiran yang menakjubkan.

Dan tentunya kekuatan pikiran (kadang juga disebut kekuatan sugesti) ini dapat juga digunakan untuk hal-hal positif. Misalnya kita sudah pernah mendengar beberapa cerita berikut:

1. Atlet olimpiade dibuat percaya akan rekor terbaik mereka dengan memanipulasi alat monitor kecepatan lari mereka. Kemudian alat itu dikalibrasi lagi untuk menunjukkan seolah olah mereka belum mencapai dan melampaui rekor mereka sendiri. Hasilnya mereka mampu mencapai rekor yang lebih bagus.

2. Anak sekolah yang dipisah menjadi kelas A dan B. Kelas A adalah anak yang tidak berprestasi tapi dibuat percaya mereka adalah kelas unggul dan selalu dipuji pencapaian akademik mereka. Kelas B sebaliknya anak cerdas, namun dibuat percaya mereka kelas dua, dan selalu diingatkan 2. Anak sekolah yang dipisah menjadi kelas A dan B. Kelas A adalah anak yang tidak berprestasi tapi dibuat percaya mereka adalah kelas unggul dan selalu dipuji pencapaian akademik mereka. Kelas B sebaliknya anak cerdas, namun dibuat percaya mereka kelas dua, dan selalu diingatkan

Itulah kekuatan pikiran, sangat powerful dalam membuat kita mengerti dan percaya apa yang kita lihat dan dengar. Jika digunakan dengan baik dan benar bisa bermanfaat. Namun jika disalahgunakan bisa berakibat buruk.

Umat Buddha dengan meditasi dianjurkan untuk mengembangkan kesadaran benar, bukan pikiran. Kesadaran benar akan membawa ke pengertian benar, salah satu jalan utama berunsur 8.

Semoga bermanfaat.

"PROMOSI NERAKA"

[31/05 5:01 pm] Madaka: ☆ YM. Bhante Pannyavaro. Suatu hari ada orang yang baik hati meninggal dunia. Orang ini kemudian pergi kea lam akhirat.

Dan disana dia bertemu dengan hakim akhirat. Setelah buku perbuatannya dibuka-buka, hakim akhirat mengatakan;"And a orang baik-baik dan mempunyai hak untuk masuk surga. Tetapi ada tawaran special untuk Anda, Anda boleh memilih masuk surga atau masuk neraka."

"Pak hakim, saya masuk surga saja." "Nanti dulu, lihat dulu." Besok paginya, orang baik-baik ini dijemput dan diajak jalan-jalan oleh hakim akhirat untuk melihat

surga. Pintu surga dibuka, wah sepi banget, isinya pemimpin agama, berdoa, bermeditasi, diam dingin, sama sekali tidak ada keramaian.

Keesokannya lagi, orang itu diajak kembali untuk jalan-jalan ke neraka. Pintu neraka dibuka. Dia masuk, wahhhh, disko-disko, minum-minum, bersenang-senan g, penuh keakraban, kehangatan, wahhh sepertinya ini lebih menarik!

"Bagaimana, kamu pilih yang mana sekarang?" Tanya hakim akhirat. "Saya disini saja pak hakim, si surga sepi, semuanya hanya berdoa, bermeditasi, dingin-dingin

saja, suasananya sepi tidak ada keramaian." jawab orang itu.

"Ya baik kalau begitu, besok kamu mulai masuk neraka." Lalu mereka pulang ke kantor hakim akhirat.

Keesokkan harinya orang itu diantar masuk neraka. Pintu dibuka dan dia dimasukkan. Begitu dia masuk, pintunya langsung ditutup, dan apa yang terjadi? Api menyala-nyala, terdengar suara orang meratap menangis, tersiksa, mengerikan sekali, merintih-rintih , menjerit-jerit kesakitan. Lho koq seperti in, dia kaget. Kemarin tidak begini. Mengapa sekarang berubah seperi begini? Hakim akhirat menjawab,"Janga n kaget, kemarin adalah hari terakhir promosi neraka!"

Cerita di atas memang cerita rekaan. Tetapi saya pikir, promosi neraka itu sudah sampai juga ke bumi ini. Banyak sekali orang yang terpikat untuk melakukan kejahatan.

Cuplikan: Ketuhanan Dalam Agama Buddha

[03/06 8:01 am] Wibowo Cahyono: bagaimanakah umat Buddha seharusnya berdoa? Banyak orang sering menyebutkan secara keliru bahwa umat Buddha melakukan sembahyang di

vihara. Untuk itu, sebaiknya harus dimengerti terlebih dahulu istilah ‘sembahyang’ yang sebenarnya terdiri dari dua suku kata yaitu ‘sembah’ berarti menghormat dan ‘hyang’ yaitu dewa. Dengan demikian, ‘sembahyang’ berarti menghormat, menyembah para dewa. Apabila ‘sembahyang’ diartikan seperti itu, maka umat Buddha sesungguhnya tidak melakukan sembahyang. Umat Buddha bukanlah umat yang menghormat maupun menyembah para dewa. Umat Buddha mengakui keberadaan para dewa dewi di surga, namun umat tidak sembahyang kepada mereka. Umat Buddha juga tidak ‘berdoa’ karena istilah ini mempunyai pengertian ada permintaan yang disebutkan ketika seseorang sedang berdoa. Umat Buddha tentu saja tidak pernah meminta kepada arca Sang Buddha maupun kepada fihak lain. Keterangan ini jelas menegaskan bahwa umat Buddha bukanlah penyembah berhala karena memang tidak pernah meminta-minta apapun juga kepada arca Sang Buddha, arca yang lain bahkan kekuatan di luar manusia lainnya. Daripada disebut ‘sembahyang’ maupun ‘doa’, umat Buddha lebih sesuai dinyatakan sedang melakukan ‘puja bakti’. Istilah puja bakti ini terdiri dari kata ‘puja’ yang bermakna menghormat dan ‘bakti’ yang lebih diartikan sebagai melaksanakan Ajaran Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari.

Kata-kata Bijak Acharya Chanakya!

[04/06 10:28 am] Wibowo Cahyono: Seseorang bertanya kepada Acharya Chanakya. Dan Acharya Chanakya menjawab berbagai

pertanyaan tersebut dengan sangat indah;

Apa itu racun? Jawaban Chanakya: segala sesuatu yang melebihi kebutuhan kita adalah racun. Baik itu

kekuasaan, kekayaan, rasa lapar, ego, lobha, rasa malas, cinta, ambisi, kebencian atau apa pun yang berlebihan adalah racun.

Apa itu ketakutan? Sikap tidak menerima akan ketidakpastian. Andaikan kita bisa menerima ketidakpastian itu, Maka itu akan menjadi suatu Petualangan. Apa itu iri hati? Sikap tidak menerima kebaikan-kebaikan atau kelebihan yang ada pada diri orang lain. Jika kita menerima atau mengakui kebaikan atau kelebihan org lain itu, maka itu menjadi Inspirasi! Apa itu Marah? Sikap tidak menerima segala sesuatu yang tidak berada di luar kendali kita. Jika kita menerima hal/kejadian itu, itulah toleran! Apa itu kebencian? Tidak menerima seseorang sebagaimana adanya dia. Jika kita menerima seseorang apa adanya, tanpa syarat, maka itulah Cinta! Segala hal di atas adalah masalah penerimaan hati kita. Resisten menimbulkan stess. Acceptance atau penerimaan menjaukan dari stress (membawa kedamaian)

Kisah Visakha

[05/06 12:06 pm] Madaka: Morning Dhamma: Seorang hartawan dari Bhaddiya bernama Danancaya, dari istrinya Sumanadevi mempunyai

puteri yang dinamai Visakha. Visakha juga merupakan cucu dari Mendaka, salah seorang dari lima hartawan yang ada di wilayah kerajaan Raja Bimbisara. Ketika Visakha berusia tujuh belas tahun, Sang Buddha berkunjung ke Bhaddiya.

Pada suatu kesempatan hartawan Mendaka mengajak Visakha dan lima ratus pengawalnya untuk memberikan penghormatan pada Sang Buddha. Setelah mendengar khotbah Sang Buddha, Visakha, kakeknya dan semua lima ratus pengawalnya mencapai tingkat kesucian Sotapatti.

Ketika Visakha dewasa, dia menikah dengan Punnavaddhana, putera Migara, seorang hartawan dari Savatthi. Suatu hari, ketika Migara sedang makan siang, seorang bhikkhu berhenti untuk berpindapatta di rumah orang tersebut; tetapi Migara menolak bhikkhu tersebut.

Visakha melihat hal ini, kemudian berkata kepada bhikkhu tersebut: “Maafkan saya, teruslah berjalan bhante, ayah mertua saya hanya makan makanan basi.”

Mendengar hal itu Migara menjadi sangat marah dan menyuruhnya untuk pergi. Tetapi Visakha mengatakan bahwa ia tidak akan pergi, dan dia akan memanggil delapan wali yang dikirim oleh ayahnya untuk menemaninya dan menasehatinya. Wali-wali tersebut akan memutuskan apakah Visakha bersalah atau tidak bersalah.

Ketika para wali telah berkumpul, Migara berkata : “Ketika saya sedang makan nasi dan susu dengan mangkuk emas, Visakha mengatakan bhawa saya makan makanan kotor dan basi. Untuk kesalahan itu saya akan mengi rimnya pulang.”

Kemudian Visakha menjelaskan sebagai berikut: “Ketika saya melihat ayah mertua saya membiarkan seorang bhikkhu berdiri untuk berpindapatta. Saya berpikir bahwa ayah mertua saya tidak mau melakukan perbuatan baik pada saat ini, beliau hanya makan dari hasil perbuatan baiknya yang lampau. Maka, saya mengatakan, ayah mertua saya hanya makan makanan basi. Sekarang tuan- tuan, apakah anda pikir, saya bersalah?” Para wali memutuskan bahwa Visakha tidak bersalah.

Visakha kemudian mengatakan bahwa dia salah seorang pengikut Buddha yang taat dan berkeyakinan kuat dan tidak dapat tinggal diam ketika para bhikkhu datang. Juga, apabila dia tidak diberikan izin untuk mengundang para bhikkhu untuk menerima dana makanan dan persembahan lainnya, dia akan meninggalkan rumah. Maka Visakha memperoleh izin untuk mengundang Sang Buddha dan para bhikkhu untuk ke rumahnya.

Keesokan harinya Sang Buddha dan murid-muridNya diundang ke rumah Visakha. Ketika dana makanan telah disajikan, Visakha mengundang ayah mertuanya untuk bersama-sama mendanakan makanan tersebut. Tetapi ayah mertuanya tidak mau datang. Setelah makan siang berakhir, sekali lagi dia mengundang ayah mertuanya, kali ini dengan pesan agar ayah mertuanya untuk datang ikut mendengarkan yang akan segera diberikan oleh Sang Buddha. Ayah mertuanya merasa bahwa tidak seharusnya dia menolak untuk kedua kalinya. Tetapi, gurunya, pertapa Nigantha, tidak mengizinkan dia pergi. Mereka memutuskan untuk mendengarkan dari balik tirai. Setelah mendengar khotbah Sang Buddha, Migara mencapai tingkat kesucian Sotapatti. Dia sangat berterima kasih kepada Sang Buddha dan juga menantunya.

Sebagai bentuk rasa terima kasihnya, dia menyatakan bahwa mulai sekarang Visakha akan menjadi ibunya, dan Visakha kemudian dikenal sebagai Migaramata.

Visakha mempunyai sepuluh anak laki-laki dan sepuluh anak perempuan, dan masing-masing anak mempunyai sepuluh anak laki-laki dan sepuluh anak perempuan.

Visakha memiliki sebuah perhiasan yang dihiasi dengan permata-permata yang mahal harganya, pemberian ayahnya pada hari pernikahannya. Suatu hari Visakha pergi ke Vihara Jetavana bersama para pengikutnya. Saat tiba di vihara, dia merasa bahwa perhiasannya sangat berat. Maka, ia melepaskan perhiasannya dan membungkusnya dengan selendang, memberikan kepada pelayannya untuk dibawa dan dijaganya. Ternyata pelayan tersebut lupa ketika mereka meninggalkan vihara. Sudah menjadi kebiasaan Y.A. Ananda menyimpan barang-barang yang ditinggalkan umat.

Visakha mengirim kembali pelayannya ke vihara: “Pergi dan lihatlah perhiasan permata itu, tetapi jika Y.A. Ananda telah menemukan dan menyimpannya di suatu tempat, jangan bawa pulang kembali; saya mendanakan perhiasan permata itu kepada Y.A. Ananda.” Tetapi Y.A. Ananda tidak menerima dana tersebut.

Maka Visakha memutuskan untuk menjual perhiasan tersebut dan kemudian akan mendanakan hasil penjualannya. Tetapi tidak seorang pun yang mampu membeli perhiasan tersebut. Akhirnya Visakha membelinya sendiri seharga sembilan score dan satu lakh. Dengan uang tersebut ia membangun sebuah vihara di bagian timur kota: Vihara ini dikenal dengan nama Pubbarama.

Setelah upacara pelimpahan jasa ia mengundang seluruh keluarganya dan mengatakan kepada mereka bahwa semua keinginannya telah terpenuhi dan ia tidak lagi mempunyai keinginan. Kemudian sambil melantunkan lima syair kegembiraan ia berputar mengelilingi vihara.

Beberapa bhikkhu mendengarnya. Mereka berpikir bahwa kelakuan Visakha sangat berlebihan. Maka mereka melaporkan kepada Sang Buddha bahwa Visakha tidak seperti sebelumnya berkeliling vihara sambil menyanyi. Para bhikkhu bertanya kepada Sang Buddha: “Apakah itu berarti Visakha kehilangan akal sehatnya?”

Sang Buddha menjawab, “Hari ini, Visakha telah memenuhi keinginannya di masa lampau maupun saat ini dan atas usahanya sendiri. Ia merasa gembira dan puas. Visakha sedang

melantunkan beberapa syair kegembiraan yang pasti ia tidak kehilangan akal sehatnya. Visakha, pada kehidupan lampau selalu menjadi seorang pendana yang murah hati dan bersemangat mendukung ajaran-ajaran para Buddha. Ia juga berkecenderungan kuat melakukan perbuatan- perbuatan baik dan telah melakukan hal-hal baik juga pada kehidupan lampaunya, seperti seorang ahli bunga menyusun banyak rangkaian bunga dari setumpuk bunga.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 53 berikut: Seperti dari setumpuk bunga dapat dibuat banyak karangan bunga; demikian pula hendaknya banyak kebajikan dapat dilakukan oleh manusia di dunia ini. Today is New Moon Uposatha day (Uposatha Bulan Gelap) Penanggalan lunar 1 (Ce It). Let's practicing morality (Uposatha Sila), concentration (Samadhi), wisdom (Panna). Stillness and contemplation. Let's meditate and see everything as they really are. Dwell in the inner

peace. Living in harmony with beautiful heart. Practice generosity and loving kindness to all beings. May all beings be well, happy, peaceful, and free from suffering

Have a peaceful and blissful day. 😊😄🙏

Dhammapada BAB X. DANDA VAGGA – Hukuman

08/06 10:34 am] Cit Chandra Woen: (133) Jangan berbicara kasar kepada siapapun, karena mereka yang mendapat perlakuan demikian, akan membalas dengan cara yang sama.

Sungguh menyakitkan ucapan kasar itu, yang pada gilirannya akan melukaimu. (134) Apabila engkau berdiam diri bagaikan sebuah gong pecah, berarti engkau telah mencapai nibbana, sebab keinginan membalas dendam tak terdapat lagi dalam dirimu. Dhammapada Atthakatha: (133 – 134) Kisah Kondadhana Thera Sejak Kondadhana Thera diterima dalam pesamuan Sangha, ada bayangan wanita yang selalu

mengikuti beliau. Bayangan ini hanya dapat dilihat oleh orang lain, sedangkan Kondadhana Thera sendiri tidak melihatnya.

Ketika beliau berpindapatta, orang-orang memberikan dua sendok makanan kepada beliau, dengan mengatakan, "Ini untuk Bhante, dan yang ini untuk wanita yang mengikuti Bhante."

Melihat seorang bhikkhu bepergian dengan seorang wanita, para penduduk menghadap kepada Raja Pasenadi dari Kosala dan melaporkan perihal bhikkhu dengan wanita tersebut, "O, Raja, usir saja bhikkhu itu dari kerajaanmu karena beliau tidak memiliki moral." Raja segera pergi ke vihara tempat bhikkhu itu berdiam dan para pengawalnya mengepung vihara tersebut.

Mendengar suara ribut, bhikkhu itu keluar dan berdiri di depan pintu, dan bayangan wanita itu berada tidak jauh dari bhikkhu tersebut. Mengetahui raja yang datang, bhikkhu tersebut masuk dan menunggu di dalam. Raja masuk ke dalam ruangan, dan bayangan wanita itu tidak terdapat dalam tempat itu.

Kemudian Raja bertanya kepada bhikkhu itu, di mana wanita tersebut berada, bhikkhu itu menjawab bahwa ia tidak melihat wanita.

Raja menginginkan kepastian, ia menyuruh bhikkhu tersebut keluar ruangan. Kemudian bhikkhu tersebut keluar ruangan, dan ketika raja melihat keluar tertampak bayangan wanita di dekat bhikkhu itu.

Akan tetapi ketika bhikkhu memasuki ruangan kembali, bayangan tersebut tidak diketemukan.

Raja kemudian mengatakan bahwa wanita itu tidak benar-benar ada, dan bhikkhu tersebut tidak bersalah. Raja mengundang bhikkhu itu untuk datang ke istana, dan menerima dana makanan setiap hari.

Ketika bhikkhu lain mendengar hal itu, mereka bingung, dan mereka berkata kepada Kondadhana Thera: "O, bhikkhu yang tidak bermoral! Sekarang, raja bukannya mengusirmu keluar dari kerajaan, malah telah mengundangmu menerima dana makanan, mampus kamu!"

Kondadhana Thera berkata dengan pedas: "Sebenarnya kalianlah yang tidak bermoral, sebenarnya kalianlah yang sial, kalianlah yang bersama wanita!"

Para bhikkhu kemudian menceritakan masalah ini kepada Sang Buddha. Sang Buddha memanggil Kondadhana Thera dan bertanya, "Anakku, apakah engkau melihat

wanita bersama dengan para bhikkhu sehingga engkau berbicara begitu kepada mereka? Engkau tidak melihat seorang wanita ada bersama mereka, seperti mereka melihat wanita ada bersama kamu. Engkau tidak menyadari masalah ini adalah sebagai akibat perbuatan jahatmu dalam kehidupan yang lampau. Sekarang dengarlah, Saya akan menjelaskan kepadamu mengapa ada bayangan wanita yang mengikuti dirimu. Engkau adalah dewi dalam kehidupan lampaumu. Pada waktu itu ada dua orang bhikkhu yang sangat akrab. Engkau berusaha membuat masalah di antara mereka berdua, engkau menyamar sebagai seorang wanita yang mengikuti salah seorang bhikkhu itu*. Atas perbuatanmu itu, engkau sekarang diikuti oleh bayangan wanita. Jadi, selanjutnya engkau jangan berdebat dengan bhikkhu lain atas permasalahan itu. Diamlah seperti gong yang pecah, dan engkau akan merealisasi nibbana."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut ini: "Mā voca pharusaṃ kañci vuttā paṭivadeyyu taṃ, dukkhā hi sārambhakathā paṭidaṇḍā phuseyyu taṃ. Sace neresi attānaṃ kaṃso upahato yathā esa patto si nibbānaṃ sārambho te na vijjati." Jangan berbicara kasar kepada siapapun, karena mereka yang mendapat perlakuan demikian, akan membalas dengan cara yang sama.

Sungguh menyakitkan ucapan kasar itu, yang pada gilirannya akan melukaimu. Apabila engkau berdiam diri bagaikan sebuah gong pecah, berarti engkau telah mencapai nibbana, sebab keinginan membalas dendam tak terdapat lagi dalam dirimu. -------- Notes: Kejadiannya, dewi itu melihat dua bhikkhu yang bersahabat karib, dan timbullah niat usil untuk

memisahkan mereka. Ketika bhikkhu A ingin buang air kecil, dewi itu segera mengikuti ke semak- semak, dan ketika bhikkhu A keluar dari semak-semak, ia mengikutinya dari belakang sambil berpura-pura membenahi rambut dan bajunya. Bhikkhu A tidak melihatnya, tetapi bhikkhu B yang menunggu, menoleh ketika bhikkhu A keluar dan melihat dewi itu. Kemudian bhikkhu B memarahi

b hikkhu A, ‘kamu telah melanggar sila’. Bhikkhu A tentu saja tidak merasa melanggar sila, dan bhikkhu B juga berkeras karena ia telah melihat dengan mata kepalanya sendiri ada wanita keluar dari belakang bhikkhu A sambil membenahi baju dan rambut. Mereka berselisih, hingga akhirnya si dewi ini menampakkan diri kepada mereka berdua dan mengaku dia hanya iseng. Tetapi perpecahan itu telah terjadi, dan walaupun mereka akhirnya berbaikan kembali, persahabatan itu tidak seperti dulu lagi.

CARA MEMBUAT SUP BATU

[08/06 11:49 am] Madaka: pada suatu hari, 3 orang bijaksana berjalan melintasi sebuah desa kecil. desa itu tampak miskin, tampak dari sawah-sawah sekitarnya sudah tidak menghasilkan apa-apa

lagi. Ya memang telah terjadi perang di negeri itu - dan sebagai rakyat jelata - merekalah yang kena dampaknya. Macetnya distribusi pupuk, bibit, dan kesulitan lain membuat sawah mereka tidak mampu menghasilkan apa-apa lagi. cuma beberapa puluh orang yang masih setia tinggal di desa itu.

Tiba-tiba beberapa orang mengerubuti 3 orang bijaksana itu. dengan memijit-mijit tangan dan punggung 3 orang itu, orang-orang desa memelas dan meminta sedekah, roti, beras atau apalah yang bisa dimakan.

satu dari 3 orang bijaksana itu lalu bertanya kepada penduduk desa itu, "Apakah kalian tidak punya apa-apa, sehingga kalian meminta-minta seperti ini?"

"kami tidak punya apapun untuk dimakan, hanya batu-batu berserakan itu yang kita miliki." jawab salah satu penduduk desa.

"Maukah kalian kuajari untuk membuat sup dari batu-batu itu?" tanya orang bijaksana sekali lagi. Dengan setengah tidak percaya, penduduk itu menjawab, "Mau." "Baiklah ikutilah petunjukku." orang bijaksana itu menjelaskan, "Pertama-tama, ambil 3 batu besar

itu, lalu cucilah hingga sangat bersih!!" perintah orang bijaksana itu sambil menunjuk 3 buah batu sebesar kepalan tangan. Orang-orang itu pun mengikuti perintahnya.

Sesudah batu itu dicuci dengan bersih hingga tanpa ada pasir sedikitpun di permukaannya. Orang bijaksana itu lalu menyuruh penduduk untuk siapkan panci paling besar dan menyuruh panci itu untuk diisi dengan air. ketiga baru bersih itupun lalu dimasukkan ke dalam panci - dan sesuai dengan petunjuk orang bijaksana itu - batu-batu itupun mulai direbus.

"Ada yang dari kalian tau bumbu masak? batu-batu itu tidak akan enak rasanya kalau dimasak tanpa bumbu." tanya orang bijaksana.

"Aku tahu!!" seru seorang ibu, lalu dia mengambil sebagian persediaan bumbu dapurnya, kemuan meraciknya, dan memasukkannya ke dalam panci besar itu.

"Adakah dari kalian yang punya bahan-bahan sup yang lain?" Tanya orang bijaksana itu. "Sup ini akan lebih enak jika kalian menambahkan beberapa bahan lain, jangan hanya batu saja."

beberapa penduduk mulai mencari bahan-bahan makanan lain di sekitar desa. beberapa waktu kemuan 2 orang datang membawa 3 kantung kentang. "Kami menemukannya di dekat kali, ternyata ada banyak sekali kentang liar tumbuh disana." Katanya. Kemuan orang itu mengupas, mencuci dan memotong kentang-kentang itu dan memasukkannya ke dalam panci.

Kurang dari 1 menit, seorang ibu datang membawa buncis dan sawi. "Aku masih punya banyak dari kebun di belakang halaman rumahku." kata ibu itu, lalu ibu itu meraciknya dan memasukkannya ke dalam panci.

Sesaat, datang pula seorang bapak dengan 3 ekor kelinci di tangannya. "Aku berhasil memburu 3 ekor kelinci, kalau ada waktu banyak, mungkin aku bisa membawa lebih lagi, soalnya aku baru saja menemukan banyak sekali kawanan kelinci di balik bukit itu." Dengan bantuan beberapa orang, 3 kelinci itu pun disembelih dan diolah lalu dimasukkan ke dalam panci.

Merasa telah melihat beberapa orang berhasil menyumbang sesuatu. penduduk yg lain tidak mau kalah, mereka pun mulai mencari-cari sesuatu yg bisa dimasukkan ke dalam panci sebagai pelengkap sup batu.

Kurang dari 1 jam, beberapa penduduk mulai membawa kol, buncis, jagung, dan bermacam- macam sayuran lain. tak hanya itu, anak-anak juga membawa macam-macam buah dari hutan. mereka berpikir akan enak sekali kalau buah-buah itu dijadikan pencuci mulut sesudah sup disantap. Ada juga seorang bapak yang membawa susu dari kambing peliharaannya, dan ada juga yang membawa madu dari lebah liar yg bersarang di beberapa pohon di desa itu.

beberapa jam kemudian sup batu itu telah matang, panci yang sangat besar itu pun telah penuh dengan berbagai sayuran dan siap disantap. dengan suka cita, penduduk itu makan bersama dengan lahapnya. mereka sudah sangat kenyang, hingga mereka lupa "Memakan" Batu yg ada di dasar panci.

3 orang bijaksana itu hanya tersenyum melihat tingkah para penduduk itu, dan mereka pun sadar, sekarang waktunya mereka untuk meneruskan perjalanan. mereka memohon diri untuk meninggalkan desa itu.

Sebelum beranjak pergi, seorang bapak tiba-tiba memeluk dan mencium ketiga orang itu sambil berkata, "Terima kasih telah mengajari kami untuk membuat sup batu..."

Moral cerita: Hari ini sudah bukan saatnya memiliki mental pengemis, yang hanya menunggu belas kasihan,

bantuan, dorongan dan semangat dari orang lain. Ciptakanlah itu dalam diri anda dan jadilah orang yang berguna dan bermanfaat bagi sesama.

Kreatifitas, kebersamaan dan kerja keras adalah cara untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Bagi anda yang Setuju silahkan Share ke semua teman-teman anda.

Link bagian2 Sutta Pitaka

[09/06 12:42 am] Lenny Muliawati: Link bagian2 Sutta Pitaka dari grup sebelah: Digha Nikaya – Khotbah-Khotbah Panjang Sang Buddha (3,7 MB)

Diterjemahkan dari Pali oleh Maurice Walshe pdf: http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Digha%20Nikaya%20-%20Khotbah-

Khotbah%20Panjang%20Sang%20Buddha.pdf djvu: http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Digha%20Nikaya%20-%20Khotbah-

Khotbah%20Panjang%20Sang%20Buddha.djvu Baca Online klik http://dhammacitta.org/dcpedia/Khotbah-

Khotbah_Panjang_Sang_Buddha_(Walshe) ========================================== Majjhima Nikaya – Khotbah-khotbah Menengah Sang Buddha Penerjemah dari Pali oleh Bhikkhu Ñāṇamoli dan Bhikkhu Bodhi pdf: http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Majjhima%20Nikaya%20-%20Khotbah-

khotbah%20Menengah%20Sang%20Buddha.pdf epub: http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Majjhima%20Nikaya%20-%20Khotbah-

khotbah%20Menengah%20Sang%20Buddha.epub Baca online: http://dhammacitta.org/dcpedia/Khotbah-Khotbah_Menengah_Sang_Buddha_(Bodhi) ========================================= Sa ṃyutta Nikāya -- Khotbah-Khotbah Berkelompok Sang Buddha Terjemahan baru oleh Bhikkhu Bodhi Salah Satu bagian Kitab Suci Agama Buddha, Tripitaka Pali, kelompok Sutta Pitaka. Terdiri dari 5 buku: Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB) http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Samyutta%20Nikaya%201%20-%20Sagatha%20

Vagga.pdf

Samyutta Nikaya 2 – Nidana Vagga (1.8 MB) http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Samyutta%20Nikaya%202%20-%20Nidana%20V

agga.pdf Samyutta Nikaya 3 – Khanda Vagga (1.6 MB) http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Samyutta%20Nikaya%203%20-%20Khanda%20

Vagga.pdf Samyutta Nikaya 4 – Sayalatana Vagga (1.9 MB) http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Samyutta%20Nikaya%204%20-%20Sayalatana

%20Vagga.pdf Samyutta Nikaya 5 – Maha Vagga (2.4 MB) http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Samyutta%20Nikaya%205%20-%20Maha%20Va

gga.pdf =================================================

A ṅguttara Nikāya -- Khotbah-Khotbah Numerikal Sang Buddha Diterjemahkan dari Pāḷi oleh Bhikkhu Bodhi PDF: Jilid 1 Buku 1-3:

http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Anguttara%20Nikaya%20Jilid%201.pdf Jilid 2 Buku 4:

http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Anguttara%20Nikaya%20Jilid%202.pdf Jilid 3 Buku 5-6:

http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Anguttara%20Nikaya%20Jilid%203.pdf Jilid 4 Buku 7-9:

http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Anguttara%20Nikaya%20Jilid%204.pdf

Jilid 5 Buku 10-11: http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Anguttara%20Nikaya%20Jilid%205.pdf

EPUB: Buku 1-11: http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Anguttara%20Nikaya.epub ================================================= Khuddaka Nikaya Baca online di http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/khuddaka-nikaya/ terdiri dari 18 buku, antara lain:

1. Khuddakapatha

2. Dhammapada

3. Udāna https://www.facebook.com/download/925432730846944/Kitab-Suci-UDANA.pdf

4. Itivuttaka https://www.facebook.com/download/916023355105834/Kitab-Suci-Itivuttaka.pdf

5. Sutta Nipata

6. Vimanavatthu

7. Petavatthu

8. Theragatha https://www.facebook.com/download/383888548476015/Theragatha-Nyanyian-Para-Arya.pdf

9. Therigatha https://www.facebook.com/download/412427305623858/Therigatha.pdf

10. Jataka Terdiri dari 6 Volume: Jataka V (1,7 MB) http://artikelbuddhis.weebly.com/uploads/5/5/1/2/5512312/jataka_v.pdf Jataka IV (1,9 MB) http://artikelbuddhis.weebly.com/uploads/5/5/1/2/5512312/jataka_iv.pdf Jataka III (1,8 MB) http://artikelbuddhis.weebly.com/uploads/5/5/1/2/5512312/jataka_iii.pdf Jataka II (1,8 MB) http://artikelbuddhis.weebly.com/uploads/5/5/1/2/5512312/jataka_ii.pdf Jataka I (1,9 MB) http://artikelbuddhis.weebly.com/uploads/5/5/1/2/5512312/jataka_i.pdf

11. Niddesa

12. Patisambhidamagga https://www.facebook.com/download/508455235987449/PATISAMBHIDAMAGGA.pdf

13. Apadana

14. Buddhavamsa https://www.facebook.com/download/168199946649742/Buddhavamsa.pdf

15. Cariyapitaka https://www.facebook.com/download/270456683060234/Cariya%20Pitaka.pdf

16. Nettippakarana (hanya ada di Tipi ṭaka edisi Birma)

17. Petakopadesa

18. Milindapañha ==================== Download Tambahan Kitab Komentar (Atthakatha)

Kitab komentar adalah kitab yang berisi komentar/penjelasan mengenai Kitab Suci. Dhammapada Atthakatha Berisi Cerita Asal Muasal Sabda Buddha dalam Dhammapada Ada 3 Volume Dhammapada Atthakatha vol. I http://artikelbuddhis.weebly.com/uploads/5/5/1/2/5512312/dhammapada_atthakatha_i.pdf Dhammapada Atthakatha vol. II http://artikelbuddhis.weebly.com/uploads/5/5/1/2/5512312/dhammapada-atthakatha-ii.pdf Dhammapada Atthakatha vol. III http://artikelbuddhis.weebly.com/uploads/5/5/1/2/5512312/dhammapada-atthakatha-iii.pdf ===================== Kumpulan Khotbah Sang Buddha (Nama Lain buku "TIPITAKA TEMATIK" diterbitkan Ehipassiko Foundation) Disunting dan diintroduksi oleh Bhikkhu Bodhi PDF:

http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/umum/Kumpulan%20Khotbah%20Sang%20Buddha.pdf Epub:

http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/umum/Kumpulan%20Khotbah%20Sang%20Buddha.epub Baca online: http://dhammacitta.org/dcpedia/Kumpulan_Khotbah_Sang_Buddha_(Bodhi) =====================

93. Kondisi Kebaikan dan Kejahatan

[09/06 2:00 pm] Madaka: Para bhikkhu, selama keyakinan ada di dalam sifat-sifat yang bajik, maka apa yang tak-bajik tidak

akan dapat masuk. Tetapi ketika keyakinan (di dalam hal-hal bajik) telah lenyap dan rasa tidak percaya mencengkeram dan bertahan, maka apa yang tak-bajik akan mendapat jalan masuk.4

Para bhikkhu, selama malu masih ada sehubungan dengan sifat-sifat yang bajik, maka apa yang tak-bajik tidak akan mendapat jalan masuk. Tetapi ketika malu seperti itu telah lenyap dan tak- malu mencengkeram dan bertahan, maka apa yang tak-bajik akan mendapat jalan masuk.

Para bhikkhu, selama takut moral masih ada sehubungan dengan sifat-sifat yang bajik, maka apa yang tak-bajik tidak akan mendapat jalan masuk. Tetapi ketika takut moral seperti itu telah lenyap dan kecerobohan moral mencengkeram dan bertahan, maka apa yang tak-bajik akan mendapat jalan masuk.

Para bhikkhu, selama ada semangat yang diarahkan pada sifat-sifat yang bajik, maka apa yang tak-bajik tidak akan mendapat jalan masuk. Tetapi ketika semangat seperti itu telah lenyap dan kemalasan mencengkeram dan bertahan, maka apa yang tak-bajik akan mendapat jalan masuk.

Para bhikkhu, selama ada kebijaksanaan sehubungan dengan sifat-sifat yang bajik, maka apa yang tak-bajik tidak akan mendapat jalan masuk. Tetapi ketika kebijaksanaan seperti itu telah lenyap dan kebodohan mencengkeram dan bertahan, maka apa yang tak-bajik akan mendapat jalan masuk.

---

4 Di dalam teks sebelumnya, lima sifat ini telah dianggap kekuatan orang yang berlatih, tetapi di sini mereka ditunjukkan di dalam kemampuan umumnya, yaitu mengusir serangan keadaan pikiran yang tak-bajik. Pesan yang terkandung cukup membesarkan hati, karena kualitas moral yang sedang-sedang saja pun telah mengandung benih pengembangan tertinggi. Di teks lain (AN

V, 4) dikatakan bahwa memiliki lima sifat ini akan menyebabkan kelahiran ulang di alam surgawi, sedangkan bila tidak memilikinya akan terlahir di alam yang rendah.

*KAJIAN PARENTING*

[09/06 3:51 pm] Johan Halim

: _..Risau akan kejadian yang menimpa Vincentius Billy (mahasiswa FEUI yg ditemukan gantung diri di kamar kosnya karena Depresi nilainya anjlok) saya menemukan tulisan yang layak direnungkan oleh para orang tua:_

*KAJIAN PARENTING* By : _Ibu Elly Risman_ ( *Senior Psikolog dan Konsultan, UI* ) Kita tidak pernah tahu, anak kita akan terlempar ke bagian bumi Allah yang mana nanti, maka

_izinkanlah dia belajar menyelesaikan masalahnya sendiri ._ Jangan memainkan semua peran, _ya jadi ibu_ _ya jadi koki_ _ya jadi tukang cuci_ *ya jadi ayah,* *ya jadi supir,* *ya jadi tukang ledeng,* Anda bukan anggota tim SAR! Anak anda tidak dalam keadaan bahaya. *Tidak ada sinyal S.O.S!* Jangan selalu memaksa untuk membantu dan memperbaiki semuanya. #Anak mengeluh karena mainan puzzlenya tidak bisa nyambung menjadi satu, *"Sini...Ayah

bantu!".* #Tutup botol minum sedikit susah dibuka, *"Sini...Mama saja".* #Tali sepatu sulit diikat, *"Sini...Ayah ikatkan".*

#Kecipratan sedikit minyak *"Sudah sini, Mama aja yang masak".* Kapan anaknya bisa? Kalau bala bantuan muncul tanpa adanya bencana, *_Apa yang terjadi ketika bencana benar2

datang?_* Berikan anak2 kesempatan untuk menemukan solusi mereka sendiri. Kemampuan menangani stress, Menyelesaikan masalah, dan mencari solusi, merupakan keterampilan/skill yang wajib dimiliki. Dan skill ini harus dilatih untuk bisa terampil, Skill ini tidak akan muncul begitu saja hanya dengan simsalabim! Kemampuan menyelesaikan masalah dan bertahan dalam kesulitan tanpa menyerah bisa

berdampak sampai puluhan tahun ke depan. Bukan saja bisa membuat seseorang lulus sekolah tinggi, tapi juga lulus melewati ujian badai pernikahan dan kehidupannya kelak. Tampaknya sepele sekarang... Secara apalah salahnya kita bantu anak? Tapi jika anda segera bergegas mnyelamatkannya dari segala kesulitan, dia akan menjadi ringkih

dan mudah layu. *Sakit sedikit, mengeluh.* *Berantem sedikit, minta cerai.*

*Masalah sedikit, jadi gila.* Jika anda menghabiskan banyak waktu, perhatian, dan uang untuk IQ nya, maka habiskan pula

hal yang sama untuk *_AQ_* nya. AQ? Apa itu? *ADVERSITY QUOTIENT* Menurut Paul G. Stoltz, *_AQ_ adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam

berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami.* Bukankah kecerdasan ini lebih penting daripada IQ, untuk menghadapi masalah sehari-hari? Perasaan mampu melewati ujian itu luar biasa nikmatnya. Bisa menyelesaikan masalah, mulai dari hal yang sederhana sampai yang sulit, membuat diri

semakin percaya bahwa meminta tolong hanya dilakukan ketika kita benar2 tidak sanggup lagi. So, izinkanlah anak anda melewati kesulitan hidup... *Tidak masalah anak mengalami sedikit luka, sedikit menangis, sedikit kecewa, sedikit telat, dan