Keterbatasan Infrastruktur Prospek Pemanfaatan Energi Terbarukan di Indonesia

sehingga memudahkan pemanfaatan sampah melalui daur ulang dan sebagai bahan bakar untuk PLTU. Nuklir adalah sumber energi yang sangat bersih, jauh lebih bersih dan ramah lingkungan dibandingkan dengan batubara misalnya. Sangat disayangkan bahwa saat ini belum ada dukungan politik yang cukup untuk menjadikan nuklir sumber energi alternatife bagi pemenuhan kebutuhan energi nasional. Berbagai kajian telah dilakukan untuk menganalisis kelayakan pemanfaatan sumber- sumber energi terbarukan di Indonesia. Untuk Indonesia, tenaga air hydropower merupakan sumber energi terbarukan yang paling direkomendasikan pemanfaatannnya, disusul dengan panas bumi geothermal, tenaga surya solar, tenaga angin win, dan biomassa [14].

2.2. Keterbatasan Infrastruktur

Indonesia memiliki lebih dari 250 juta penduduk yang tersebar tidak merata di wilayah yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau besar dan kecil. Akses penduduk, terutama yang berada di luar pulau Jawa, terhadap energi listrik sangat tidak merata. Di pulau Jawa sekalipun masih ada beberapa daerah-daerah yang belum tersentuh oleh layanan Perusahaan Listrik Negara PLN. Hal ini disebabkan oleh masih terbatasnya infrastruktur PLN.

2.3. Prospek Pemanfaatan Energi Terbarukan di Indonesia

Alasan pengurangan pemakaian sumber-sumber energi tak terbarukan bukan hanya berkaitan dengan berkurangnya sumber energi, tapi juga berhubungan dengan peningkatan perusakan lingkungan yang disebabkannya. Berbagai persoalan lingkungan yang local maupun global berkaitan dengan tingginya tingkat emisi gas-gas rumah kaca ke atmosfer sebagai hasil pembakaran bahan bakar fosil. Sehubungan dengan hal ini, peningkatan pemanfaatan sumber- sumber energi terbarukan diyakini dapat mengurangi kerusakan lingkungan. Peningkatan pemanfaatan sumber-sumber energi terbarukan di Indonesia masih jauh tertinggal. Terdapat banyak kendala untuk menerapkan hasil-hasil kajian mengenai pemanfaatan sumber- sumber energi terbarukan. Kendala yang cukup besar adalah ketersediaan infra struktur yang belum mencukupi. Keterbatasan infrastruktur ini, selain berkaitan dengan pendanaan, juga berkaitan dengan kemauan politik. Sudah sepantasnya negara sebesar Indonesia memiliki road map energi untuk 30 - 50 tahun ke depan yang harus dijadikan sebagai dasar regulasi dan kebijakan energi nasional. Saat ini kebijakan energi bersifat temporer dan berpihak kepada kepentingan kelompok tertentu, baik di dalam maupun di luar negeri. Kendala lainnya adalah rendahnya insentif bagi penyedia listrik berbasis sumber energi terbarukan. Insentif ini dapat berupa keringanan pajak dan harga beli listrik yang tinggi. Selain hambatan teknologi dan pendanaan, penting pula dibenahi hal-hal yang berkaitan dengan aspek sosial dan budaya. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya beralih ke sumber energi terbarukan perlu dibangun sejak dini. Budaya memilah sampah merupakan perilaku yang penting di masa mendatang. Selain itu kesadaran pentingnya memelihara bumi perlu ditanamkan sejak usia dini dan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Selain itu sikap masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir PLTN perlu diedukasi secara proporsional mengingat nuklir merupakan sumber energi bersih yang sangat potensial untuk masa yang akan datang. Saat ini manusia memasuki periode yang sangat sulit. Apabila di masa lalu bangsa yang unggul adalah mereka yang menguasai sains dan teknologi, maka di masa yang akan datang, bangsa yang unggul adalah yang dapat mengelola sumber- sumber daya dan lingkungannya untuk survive. DAFTAR PUSTAKA [1] E. Commission, World energy, technology and climate policy outlook 2030.‘, Energy, environment and sustainable development’programme, European Commission’s Directorate- General for Research, Brussels, 2003. [2] N. N. N. Ahmad and D. M. Hossain, Climate Change and Global Warming Discourses and Disclosures in the Corporate Annual Reports: A Study on the Malaysian Companies, Procedia - Social and Behavioral Sciences, vol. 172, pp. 246-253, 127 2015. [3] A. Qazi, H. Fayaz, and R. G. Raj, Discourse on data mining applications to design renewable energy systems, in International Conference on Advances in Engineering and Technology ICAET2014 March, 2014, p. e30. [4] M. Wolsink, Wind Power wind power: Basic Challenge Concerning Social Acceptance wind power social acceptance, in Renewable Energy Systems, ed: Springer, 2013, pp. 1785-1821. [5] S. V. Papaefthymiou, E. G. Karamanou, S. A. Papathanassiou, and M. P. Papadopoulos, A wind-hydro-pumped storage station leading to high RES penetration in the autonomous island system of Ikaria, Sustainable Energy, IEEE Transactions on, vol. 1, pp. 163-172, 2010. [6] H. Rohracher, R. Bogner, P. Späth, and F. Faber, Improving the public perception of bioenergy in the EU, ed: Final report. Available online at: http:europa. eu. intcomm.energyressectorsdocbioenergybioenergy_perception. pdf, 2004. [7] E. Pusdatin, Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia, Ministry of Energy and Mineral Resources, 2012. [8] L. Pérez-Lombard, J. Ortiz, and C. Pout, A review on buildings energy consumption information, Energy and buildings, vol. 40, pp. 394-398, 2008. [9] W. Setyaningsing, POTENSI LAPANGAN PANASBUMI GEDONGSONGO SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DAN PENUNJANG PEREKONOMIAN DAERAH, Jurnal Geografi, vol. 8, pp. 11-20, 2011. [10] I. Rahardjo and I. Fitriana, Analisis Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia, Strategi Penyediaan Listrik Nasional Dalam Rangka Mengantisipasi Pemanfaatan PLTU Batubara Skala Kecil, PLTN, dan Energi Terbarukan, P3TKKE, BPPT, Januari, 2005. [11] S. Mujiyanto and G. Tiess, Secure energy supply in 2025: Indonesias need for an energy policy strategy, Energy policy, vol. 61, pp. 31-41, 2013. [12] Y. Hang, M. Qu, and F. Zhao, Economical and environmental assessment of an optimized solar cooling system for a medium-sized benchmark office building in Los Angeles, California, Renewable Energy, vol. 36, pp. 648-658, 2 2011. [13] D. N. Nkwetta and J. Sandercock, A state-of-the-art review of solar air-conditioning systems, Renewable and Sustainable Energy Reviews, vol. 60, pp. 1351-1366, 7 2016. [14] A. Tasri and A. Susilawati, Selection among renewable energy alternatives based on a fuzzy analytic hierarchy process in Indonesia, Sustainable Energy Technologies and Assessments, vol. 7, pp. 34-44, 9 2014. 3. Penulis 2. Nasruddin. 3. Implementasi Pengunaan Clean Energy