Model Antropolinguistik dalam Mengkaji Kearifan Lokal

Prosiding The 5 th International Conference on Indonesian Studies: “Ethnicity and Globalization” 275 tradisi budaya sebagai warisan leluhur dengan menggali nilai budaya dan kearifan lokal yang terkandung di dalamnya. Bangsa Indonesia memiliki kekayaan tradisi lisan atau tradisi budaya yang luar biasa, yang tersebar di ratusan etnik di Indonesia sebagai warisan budaya masa lalu. Kekayaan tradisi lisan atau tradisi budaya ini menjadi sumber kakayaan kearifan lokal yang dapat diterapkan dalam mengatasi secara arif persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa sekarang ini demi mempersiapkan masa depan generasi muda yang lebih damai dan lebih sejahtera. Itulah sebabnya tema besar yang perlu diusung dalam membicara- kan tradisi budaya adalah remembering the past, understanding the present, and preparing the future “mengingat masa lalu, memahami masa kini, dan mempersiapkan masa depan”. Tanpa memikirkan keberlanjutan sustainabality tiga generasi itu dengan matang, sebuah bangsa tidak akan dapat maju mengemban cita-cita bangsa. Pemba- ngunan tidak akan berhasil tanpa memikirkan generasi selanjutnya. Para peneliti kebudayaan perlu menggali, menjelaskan, dan menginterpretasi secara ilmiah warisan-warisan budaya leluhur pada masa lalu, menginterpretasikannya untuk dapat dimanfaatkan dalam rangka menjawab permasalahan bangsa masa kini dan mempersiapkan generasi masa mendatang. Nilai dan norma budaya yang dapat diterapkan dalam menata kehidupan sosial secara arif merupakan kearifan lokal yang perlu dikaji secara mendalam. Kearifan lokal itu harus dapat dimanfaatkan untuk membangun karakter dan identitas sumber daya manusia dan membangun bangsa ini. Dalam hal ini, pendekatan antropolinguistik dibutuhkan sebagai model analisis yang dapat menemukan kearifan lokal secara holistik dari tradisi budaya atau tradisi lisan.

B. Model Antropolinguistik dalam Mengkaji Kearifan Lokal

Antropolinguistik anthropolinguistics merupakan bidang ilmu interdisipliner yang mempelajari hubungan bahasa dengan seluk-beluk kehidupan manusia. Dalam berbagai literatur, terdapat juga istilah antropologi linguistik linguistic anthropology, linguistik antropologi anthropological linguistics, linguistik budaya cultural linguistics, dan etnolinguistik ethnolinguistics untuk mengacu pada acuan yang hampir sama. Memang, istilah yang lebih sering digunakan adalah antropologi linguistik linguistic anthropology, tetapi istilah yang lebih netral dapat digunakan antropo- linguistik dengan beranalogi pada sosiolinguistik, etnolinguistik, psikolinguistik, dan neurolinguistik Sibarani, 2004: 50. Dalam tulisan ini digunakan istilah antropo- linguistik dengan makna yang sama dengan antropologi linguistik atau linguistik antropologi, yang juga meliputi kajian etnolinguistik dan linguistik budaya. Sebagai bidang ilmu interdisipliner, ada tiga bidang kajian antropolinguistik, yakni studi bahasa, studi budaya, dan studi aspek lain kehidupan manusia, yang ketiga bidang kajian itu dipelajari dari kerangka kerja linguistik dan antropologi. Kerangka kerja linguistik didasarkan pada kajian bahasa segala unsur verbal dan kerangka kerja antropologi didasarkan pada kajian seluk-beluk kehidupan manusia budaya dan aspek lain. Dengan demikian, antropolinguistik adalah studi bahasa dalam kerangka kerja antropologi, studi kebudayaan dalam kerangka kerja linguistik, dan studi aspek lain kehidupan manusia dalam kerangka kerja bersama antropologi dan linguistik . Anthropolinguistics is the study of language within the framework of anthropology, the study of culture within the framework of linguistics, and Prosiding The 5 th International Conference on Indonesian Studies: “Ethnicity and Globalization” 276 the study of other aspects of humankind within the interrelated framework of both anthropology and linguistics. Studi bahasa dalam bidang antropolinguistik dikaitkan dengan peran bahasa dalam seluk-beluk kehidupan manusia. Kebudayaan merupakan aspek yang paling dominan dalam kehidupan manusia sehinga segala hierarki kajian bahasa dalam bidang antropolinguistik dianalisis dalam kaitannya dengan kebudayaan. Studi bahasa ini disebut dengan memahami bahasa dalam konteks budaya. Studi budaya dalam bidang antropolinguistik berarti memahami seluk-beluk budaya dari kajian linguistik atau memahami kebudayaan melalui bahasa. Studi aspek-aspek lain kehidupan manusia selain kebudayaan seperti politik dan agama dapat dipelajari dari kajian bahasa sehingga bidang itu juga menarik dalam kajian antropolinguistik. Ketiga bidang kajian itu pada hakikatnya dianalisis secara satu kesatuan yang holistik: bidang bahasa dalam kajian teks unsur lingual dan ko-teks paralinguistik, proksemik atau kinetik, bidang budaya dalam kajian konteks budaya atau ko-teks unsur material, dan aspek-aspek lain kehidupan manusia dalam kajian konteks sosial, situasi, dan ideologi. Melalui pendekatan antropolinguistik, dari ketiga bidang itu akan ditemukan nilai-norma dan kearifan lokal, yang pada akhirnya direvitalisasi dan dilestarikan supaya dapat bermanfaat untuk membentuk karakter sebagai identitas bangsa. Model analisis antropolinguistik digambarkan berikut Sibarani, 2012: 310: ANALISIS ANTROPOLINGUISTIK TEKS KONTEKS • STRUKTUR MAKRO • STRUKTUR ALUR • STRUKTUR MIKRO • BUDAYA • SOSIAL • SITUASI • IDEOLOGI NILAI DAN NORMA BUDAYA KEARIFAN LOKAL REVITALISASI DAN PELESTARIAN KO-TEKS • PARALINGUISTIK • PROKSEMIK • KINETIK GERAK • UNSUR MATERIAL Prosiding The 5 th International Conference on Indonesian Studies: “Ethnicity and Globalization” 277

C. Tradisi Lisan atau Tradisi Budaya sebagai Sumber Kearifan Lokal