24
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Widayati dan Nurlis 2010 terdapat beberapa indikator wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan
perpajakan, yaitu: 1 Kepemilikan NPWP, setiap Wajib pajak yang memiliki penghasilan wajib untuk mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP
sebagaisalah satu sarana untuk pengadministrasian pajak. 2 Pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib pajak. Apabila W wajib
pajak telah mengatahui kewajibannya sebagai wajib pajak, maka mereka akan melakukannya, salah satunya adalah membayar pajak. 3 Pengetahuan dan
pemahaman mengenai sanksi perpajakan. Semakin tahu dan paham wajib pajak terhadap peraturan perpajakan, maka semakin tahu dan paham pula wajib pajak
terhadap sanksi yang akan diterima bila melalaikan kewajiban perpajakan mereka. Hal ini tentu akan mendorong setiap wajib pajak yang taat akan menjalankan
kewajibannya dengan baik. 4 Pengetahuan dan pemahaman mengenai PTKP, PKP, dan tarif pajak. Dengan mengetahui dan memahami mengenai tarif pajak
yang berlaku, maka akan dapat mendorong wajib pajak untuk dapat menghitung kewajiban pajak sendiri secara benar. 5 Wajib pajak mengetahui dan memahami
peraturan perpajakan melalui sosialisasi yang dilakukan oleh KPP. 6 Wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui
training
perpajakan yang mereka ikuti.
2.1.9 Pelayanan Fiskus Yang Berkualitas
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 62PMK.012009 Pasal 58 menjelaskan fungsi dari Kantor Pajak Pratama sebagai
pelayanan fiskus, yaitu:
25
a. pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi
perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan;
b. penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;
c. pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya; d.
penyuluhan perpajakan; e.
pelaksanaan registrasi Wajib Pajak; f.
pelaksanaan ekstensifikasi; g.
penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak; h.
pelaksanaan pemeriksaan pajak; i.
pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak; j.
pelaksanaan konsultasi perpajakan; k.
pelaksanaan intensifikasi; l.
pembetulan ketetapan pajak; m.
pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan;
Pelayanan yang
baik merupakan
salah satu
faktor penting
dalammenciptakan kepuasan kepada pelanggan. Suatu layanan dapat dikatakan baik apabila usaha yang dijalankan sesuai dengan apa yang diharapkan. Pelayanan
fiskus juga merupakan hal penting dalam menggali penerimaan negara dimana fiskus seharusnya melayani para wajib pajak dengan jujur, profesional dan
bertanggung jawab tetapi faktanya para fiskus tidak semuanya bersih dan ada juga
26
yang nakal dalam arti sering menyalahgunakan kewenangannya untuk memanipulasi data yang terkait dengan SPT wajib pajak Aryobimo 2012.
Pandiangan 2008 menyatakan bahwa tuntutan pelayanan yang cepat, mudah, murah, dan akurat merupakan harapan masyarakat, untuk melaksanakan
kewajiban perpajakan. Berdasarkan
penjelasan-penjelasan yang
telah dijelaskan
diatas bahwapentingnya kualitas pelayanan pada Wajib Pajak merupakan suatu faktor
penting bagi Kantor Pelayanan Pajak untuk meningkatkan kemauan membayar pajak pada Wajib Pajak agar penerimaan negara melalui sektor pajak dapat lebih
banyak. Memberikan palayanan yang baik kepada wajib pajak maka wajib pajakakan senantiasa memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak karena
dengan memberikan pelayanan yang baik kepada wajib pajak, maka wajib pajak akan merasa senang dan merasa dimudahkan serta terbantu dalam penyelesaian
kewajiban perpajakannya. Hal tersebut tentunya tidak lepas dari peran vital yang diemban oleh setiap petugas pajak. Petugas pajak dituntut untuk mampu melayani
setiap Wajib Pajak dengan baik, sopan santun, memiliki rasa hormat kepada wajib pajak sebagai pelanggan, serta memiliki keahlian dan pengetahuan di bidang
pajak yang tentunya akan menunjang kualitas dari pelayanan dari petugas pajak kepada wajib pajak. Selain itu, peralatan yang dimilik oleh kantor pajak tentunya
juga diperlukan seperti alat komunikasi, komputer, ruang tunggu yang bagus, nomor antrian, serta peralatan penunjang lainnya.
Pelayanan yang diberikan oleh fiskus selama proses perpajakan berkaitandengan sikap wajib pajak. Proses perpajakan melibatkan fiskus dan
27
wajib pajak membuat pelayanan yang diberikan oleh fiskus turut membentuk sikap
atitude
wajib pajak dalam mengikuti proses perpajakan. Semakin baik pelayanan fiskus maka wajib pajak akan memilkik sikap yang positif terhadap
proses perpajakan.Namun jika pelayanan fiskus tidak baik, hal itu akan membuat wajib pajak enggan untuk membayar pajak sesuai ketentuan yang berlaku.
2.1.10 Perpajakan di Indonesia