Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam Pemberian Stimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Neonatus

(1)

HUBUNGAN PEGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM MEMBERIKAN STIMULASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN NEONATUS

DI KLINIK BERSALIN NAULI MEDAN PETISAH TAHUN 2013

MAYA SARI MUNTHE

125102064

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

KEPERAWATAN UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

TAHUN 2013


(2)

(3)

(4)

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Neonatus Di Klinik Bersalin Nauli Medan

Petisah Tahun 2013 ABSTRAK Maya Sari Munthe

Latar belakang : Stimulasi adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi dan dilakukan setiap hari untuk merangsang sistem indera pendengaran, penglihatan, paraba, pencium, pengecap, gerak kasar dan gerak halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan perasaan bayi. Dari data analisa situasi orang tua dan anak di Dinas Kesehatan tingkat I Propinsi Jawa Timur 2008 untuk deteksi tumbuh kembang bayi di Jawa Timur di tetapkan 80% tetapi cakupan diperiksa 40-59% dan mengalami perkembangan tidak optimal sebanyak 0,14% (Depkes, 2005).

Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus di klinik bersalin Nauli Medan Petisah Tahun 2013.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 70 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Analisa data digunakan dengan uji pearson product moment.

Hasil : Hasil penelitian ini diperoleh, data responden mayoritas berumur 20-35 tahun 45,7%, berdasarkan pekerjaan mayoritas IRT 51,9%, dan berdasarkan sumber informasi yang berasal mayoritas dari petugas non kesehatan 52,9%. Pengetahuan menunjukkan nilai rata-rata adalah 11,40, nilai tertinggi 15 dan terendah 5 dan nilai rata-rata sikap diperoleh 19,91. Nilai paling rendah adalah 10 dan paling tinggi 30. Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap ibu dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus (nilai p=0.007).

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus. Sebaiknya ibu meningkatkan pengetahuan dan bersikap positif dalam memberikan stimulasi secara rutin dan berkesinambungan sehingga dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan neonatus.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan PengetahuanDenganSikapIbuDalamPemberianStimulasiPertumbuhan Dan PerkembanganNeonatus”.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep.Ns.M.Kep, Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik dan sebagai dosen pembimbing penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang telah menyediakan waktu dan memberikan arahan serta masukan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

3. Seluruh Dosen dan staf administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta ilmu kepada penulis

4. Kedua orang tua yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis

5. Teman-teman Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang selama ini telah memberi penulis semangat dan motivasi


(6)

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang mmembangun dari pembaca demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga semua bantuan, kritik dan saran yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Medan, Juli 2013


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 7

1. Pengertian Pengetahuan ... 7

2. Tingkatan pengetahuan ... 7

B. Sikap ... 9

1. Pengertian sikap ... 9

2. Ciri-ciri Sikap ... 10

3. Tingkatan Sikap ... 10

4. Factor-faktor mempengaruhi sikap ... 11

C. Stimulasi ... 12

1. Pengertian Stimulasi. ... 12

2. Tujuan Stimulasi ... 13

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Stimulasi ... 14

4. Jenis stimulasi yang diberikan pada masa neonatus ... 15

D. Perubahan yang terjadi pada Neonatus ... 16

1. Perubahan fisik pada masa neonatus ... 16

2. Factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ... 18

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ... 20

B. Hipotesis ... 20


(8)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 22

1. Populasi ... 22

2. Sampel ... 22

C. Lokasi Penelitian ... 22

D. Waktu Penelitian ... 23

E. Pertimbangan Etik ... 23

F. Alat Pengumpulan Data ... 24

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 25

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 26

I. Rencana Analisis Data ... 27

1. Analisa univariat ... 27

2. Analisa bivariat ... 27

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 28

B. Pembahasan ... 34

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 35

B. Saran ... 36

DAFTARPUSTAKA ... 37 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR SKEMA

Nomor gambar Halaman

1.1 Kerangka Konsep Penelitian ” Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam Pemberian Stimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Neonatus di Klinik Bersalin Nauli Medan Petisah Tahun 2013” ... 23


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor gambar Halaman

2.1 Defenisi operasional penelitian ” Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam Pemberian Stimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Neonatus di Klinik Bersalin Nauli Medan Petisah Tahun 2013” ... 24


(11)

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden ... 29

5.2 Distribusi frekuensi jawaban berdasarkan pengetahuan responden ... 30

5.3 Distribusi Pengetahuan Responden ... 31

5.4 Distribusi frekuensi jawaban berdasarkan sikap responden ... 32

5.5 Distribusi Sikap Responden ... 33


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

1. Lembar Penjelasan Kepada Responden

2. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) 3. Lembar Kuesioner

4. Surat content validity 5. Master Tabel

6. Hasil Pengolahan Data SPSS

7. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah 8. Surat Izin Data Pendahuluan

9. Surat Keterangan Penelitian

10.Surat Balasan Izin Penelitian Dari Klinik Bersalin Nauli Medan Petisah 2013 11.Daftar riwayat hidup


(13)

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Neonatus Di Klinik Bersalin Nauli Medan

Petisah Tahun 2013 ABSTRAK Maya Sari Munthe

Latar belakang : Stimulasi adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi dan dilakukan setiap hari untuk merangsang sistem indera pendengaran, penglihatan, paraba, pencium, pengecap, gerak kasar dan gerak halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan perasaan bayi. Dari data analisa situasi orang tua dan anak di Dinas Kesehatan tingkat I Propinsi Jawa Timur 2008 untuk deteksi tumbuh kembang bayi di Jawa Timur di tetapkan 80% tetapi cakupan diperiksa 40-59% dan mengalami perkembangan tidak optimal sebanyak 0,14% (Depkes, 2005).

Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus di klinik bersalin Nauli Medan Petisah Tahun 2013.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 70 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Analisa data digunakan dengan uji pearson product moment.

Hasil : Hasil penelitian ini diperoleh, data responden mayoritas berumur 20-35 tahun 45,7%, berdasarkan pekerjaan mayoritas IRT 51,9%, dan berdasarkan sumber informasi yang berasal mayoritas dari petugas non kesehatan 52,9%. Pengetahuan menunjukkan nilai rata-rata adalah 11,40, nilai tertinggi 15 dan terendah 5 dan nilai rata-rata sikap diperoleh 19,91. Nilai paling rendah adalah 10 dan paling tinggi 30. Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap ibu dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus (nilai p=0.007).

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus. Sebaiknya ibu meningkatkan pengetahuan dan bersikap positif dalam memberikan stimulasi secara rutin dan berkesinambungan sehingga dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan neonatus.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Tumbuh kembang anak merupakan masalah yang perlu diketahui atau dipahami sejak konsepsi hingga dewasa usia 18 tahun dengan usia 21 tahu menurut Undang – undang kesejahtraan anak RI No. 4 Tahun 1979 sampai dengan 21 tahun sebelum menikah (WHO). Beberapa masalah tumbuh kembang anak yang perlu dijadikan acuan dalam pendeteksian diantaranya: 10% anak akan mencapai kemampuan pada usia dini, 50% akan mencapai kemampuan kemudian, 75% anak akan mencapai kemampuan, 90% anak sudah harus dapat mencapai kemampuan pada usia paling lambat masih dalam batas harus normal dan 10% anak dimasukkan dalam kategori terlambat apabila belum mencapai kemampuannya (Hidayat, 2008).

Di Indonesia seperti kemungkinan besar di negara-negara yang sedang berkembang lainnya masih banyak ditemukan praktek pengasuhan anak yang kurang kaya stimulasi tumbuh kembang. Sedangkan stimulasi ini sangat penting untuk perkembangan mental psikososial anak tersebut (Hariweni, 2000).

Seperti yang kita ketahui bahwa anak adalah penerus cita-cita bangsa, yang pada dasarnya telah diletakkan oleh generasi sebelumnya, sehingga anak yang berkembang dan bertambah dengan baik pula sesuai dengan keinginan dan harapan. Akan tetapi anak yang tidak dirawat dengan baik maka anak bertumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya, kita sering melihat dan bahwakan mendengar banyak anak yang tidak diperlakukan dengan baik bahkan tidak wajar, sehinggga kemungkinan anak berprilaku kurang sopan, sedangkan disisi lain dituntut akan menjadi penerus keluarga dan berkualitas, namun tidak sedikit keluarga yang mengabaikan hak-hak anak (Suherman, 2000).


(15)

Ibu menginginkan putra-putrinya mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Proses kembang anak dalam kandungan sampai usia remaja berkaitan satu sama lain. Proses ini di pengaruhi banyak faktor secara garis besar terbagi dua faktor yaitu faktor genetik dan biofisiko psikososial. Dalam proses tersebut anak memerlukan pemenuhan kebutuhan dasar anak, yaitu pertumbuhan asuh (biomedis), asih (kebutuhan emosi dan kasih sayang), dan asah (pemberian stimulasi/rangsang). Salah satu cara mendapat anak yang berkualitas adalah dengan memantau tumbuh kembang anak secara berkala. Umumnya jika pertumbuhan mengalami gangguan maka akan memberikan dampak pula pada aspek perkembangan. Untuk itu pemantauan perlu dilakukan berkesinambungan mencakup pemantauan pertumbuhan dan skrining perkembangan. Tiga tahun pertama usia perkembangan anak merupakan periode emas atau masa kritis untuk optimalisasi proses tumbuh kembang dan merupakan masa yang tepat untuk seorang anak menjadi dewasa yang unggul di kemudian hari (Hidayat, 2008).

Ibu hendaknya lebih menyadari dan peduli terhadap perkembangan bayi. Ibu harus paham detiksi dini tumbuh kembang anak. Deteksi dini akan mengatisipasi adanya keterlambatan dalam gerak motorik kasar. Bayi di dunia pada umumnya dan bayi di Indonesia pada khususnya saat ini sedang menghadapi perubahan global. Perubahan tersebut di tandai beberapa hal antara lain ledakan penduduk, kemajuan teknologi yang pesat gaya hidup, dan sebagainya (Dinkes, 2010).

Ibu memiliki peran penting dalam optimalisasi perkembangan seorang bayi. Ibu harus selalu memberikan rangsang atau stimulasi kepada anak dalam semua aspek perkembangan baik motorik kasar maupun halus, bahasa dan personal sosial. Stimulasi ini harus di berikan secara rutin dan berkesinambungan dengan kasih sayang,refleks,pola tidur dan lain. Sehingga perkembangan anak akan berjalan


(16)

optimal. Kurangnya stimulasi dari orang tua dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan anak, karena itu para orang tua atau pengasuh harus diberi penjelasan cara-cara melakukan stimulasi kepada anak-anak (Dinkes,2010).

Kebutuhan stimulasi atau upaya merangsang anak untuk memperkenalkan suatu pengetahuan ataupun keterampilan baru ternyata sangat penting dalam upaya peningkatan kecerdasan anak. Stimulasi dapat dilakukan pada anak sejak calon bayi masih berwujud janin, sebab janin bukan merupakan makhluk yang pasif. Di dalam kandungan janin sudah dapat bernafas, menendang , menggeliat, bergerak, menelan menghisap jempol, dan lainnya (Siswono, 2004).

Untuk menjadikan anak cerdas, faktor stimulus menjadi sangat penting, baik yang berkaitan dengan fisik maupun mental atau emosional anak. Ibu dapat memberikan stimulasi sejak buah hatinya masih dalam kandungan, saat lahir, sampai dia tumbuh besar. Tentu saja dengan intensitas dan bentuk stimulasi yang berbeda-beda pada setiap tahap perkembangannya. Namun hal ini masih sedikit dipahami masyarakat, baik orang tua, kader maupun pemerhati anak (Rukiah, 2010).

Stimulasi juga dilakukan ibu atau keluarga setiap ada kesempatan atau sehari-hari. Stimulasi disesuaikan dengan umur dan prinsip stimulasi. Untuk menjadikan anak cerdas, faktor stimulasi menjadikan sangat penting, baik yang berkaitan dengan fisik maupun mental atau emosional anak. Ibu dapat memberikan stimulasi sejak buah hatinya masih dalam kandungan, saat lahir, smpai dia tumbuh besar. Tentu saja dengan intensitas dan bentuk stimulasi yang berbeda-beda pada setiap tahap perkembangannya. Namun hal ini masih sedikit dipahami masyarakat,baik orang tua, kader maupun pemerhati anak (Rukiah, 2008).


(17)

Jumlah Balita di Indonesia sekitar 10% dari seluruh populasi. Maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius. Pembinaan pertumbuhan perkembangan anak secara komperhensif dan berkualitas yang diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan pertumbuhan perkembangan balita dilakukan pada masa kritis (Depkes, 2005:1). Dari data analisa situasi orang tua dan anak di Dinas Kesehatan tingkat I Propinsi Jawa Timur 2008 untuk deteksi tumbuh kembang balita di Jawa Timur di tetapkan 80% tetapi cakupan diperiksa 40-59% dan mengalami perkembangan tidak optimal sebanyak 0,14% (Depkes, 2005).

Peran seorang ibu dalam pemberian stimulasi pada anaknya sangat besar, karena itu diperlukan pemahaman yang besar mengenai masalah ini. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan dalam masalah ini adalah: umur, sumber informasi, dan status ekonami. Dari hasil penelitian di daerah kumuh di kelurahan Pulogadung Jakarta ditemukan bahwa pengetahuan orang tua tentang stimulasi bagi perkembangan anak masih sangat kurang, hanya sekitar 1,3% yang mempunyai pengetahuan tinggi tentang stimulasi, 34,4 % pengetahuan sedang dan 6,4% berpengetahuan rendah tentang stimulasi (Hariweni, 2000).

Berdasarkan data dan masalah diatas bahwa pentingnya stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus dan sikap ibu dalam pemberian stimulasi maka peniliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan sikap ibu dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus.


(18)

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut adakah hubungan pengetahuan dan sikap ibu dalam memberikan tentang stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus di Klinik Bersalin Nauli Tahun 2013.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi karakteristik demografi ibu tentang stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus.

b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus.

c. Untuk mengetahui sikap ibu dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus.

d. Untuk menguji hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan noenatus.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan sumber informasi bagi keluarga dalam pelaksanaan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi neonatus ini dapat terlaksana dengan baik.


(19)

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat memberi pengalaman nyata bagi peneliti sebagai peneliti pemula dalam proses penelitian dan peneliti dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuannya yang diperoleh dari pendidikan dengan keadaan yang ada dilahan praktek.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan masukan, perbandigan, dan tambahan informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya.


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan

1. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek. Pengideraan terjadi melalui panca indera yaitu pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Namun sebagian besar pengetahuan orang dapat dilihat melalui panca indera mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003:121).

2. Tingkatan pengetahuan Dalam Domain Kognitif

Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (Over Behavior), pengetahuan yang tercakup dalam dominan kognitif memiliki 6 tingkatan yaitu :

1) Know ( Tahu )

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk didalamnya pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu ini merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Kata kerja mengukur orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain, menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

a Comprehension ( Pengetahuan )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat


(21)

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebainya terhadap objek yang dipelajari.

b Application ( penerapan )

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (yang sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam kontes situasi yang lain.

c Analisis (Analisis )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitanya satu ama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat mengambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan.

d Sintesis ( Sintesis )

Sentesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun informasi baru dari infomasi-informasi yang ada.

e Evalluation ( Evaluasi )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keselarasan yang baru, dengan kata lain evaluasi adalah kemapuan menilai dan menyusun formulir dengan formulu-formula yang ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara, angket yang menayakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden.


(22)

Kekurang pengetahuan dapat didefenisikan sebagai pernyataan saat individu, kelompok atau komunitas dapat memahami, tidak dapat belajar dan tidak dapat menunjukkan pengetahuan tentang tindakan keperawatan kesehatan yang penting untuk mempertahankan kesehatan (Heriwani, 2000).

Faktor yang berhubungan atau menjadi penyebab kurang pengetahuan adalah keterbatasan informasi, kurang mengulang pelajaran dan ada salah penafsiran, keterbatasan pengetahuan atau kurang interest untuk belajar.

B. Sikap

1. Pengertian sikap

Menurut Thurtone, sikap adalah suatu tingkatan efek, baik itu bersifat positif atau negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikoloogis (Dayakisni dan Hudaniah, 2003). Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoadmojo, 2003:124). Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku yang terbuka. Lebih dijelaskan bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

2. Ciri-ciri Sikap

Sikap memiliki ciri-ciri : 1) sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objek 2) sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan karena pula sifat dapat berubah-ubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudahkan sikap itu 3) sikap tidak berdiri sendiri senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek 4) objek sikap itu


(23)

merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari data-data tersebut 5) sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaaan.

3. Tingkatan Sikap

Sikap membagi ke dalam empat tingkatan yaitu : 1) Menerima (receiving), yang diartikan bahwa seseorang mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan. 2) Merespon (responding), dalam hal ini mau memberikan jawapan apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan. 3) Menghargai (valuing), mau mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. 4) Bertanggung jawap (responsible), mau bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.

4. Faktor-faktor pembentukan sikap Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap yaitu : 1) Pengalaman pribadi

Untuk dapat menhjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosional, penghayatan akan pengalaman akan lebih baik mendalam dan lebih berbekas. 2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konfornis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi untuk berapiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang di anggap penting.


(24)

3) Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap penbentukan sikap kita. Apabila kita hidup dalam budaya sosial yang sangat mengutamakan kehidupan kelompok, maka sangat mungkin kita akan mempunyai sikap negatif terhadap kehidupan individualisme yang mengutamakan kepentinggan perorangan.

4) Media massa

Sebagai saran komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain. Mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini kepercayaaan orang. Dalam penyampainan informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. 6) Pengaruh faktor emosional

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego (Azwar, 2005:30).


(25)

C. Stimulasi 1. Pengertian

Stimulasi adalah kegiatan yang dilakukan merangsang kemampuan dasar anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Oktaria, 2007).Stimulasi adalah adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan). Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan bayi dan anak-anak (Hidayat, 2008).

Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang kurang kasih sayang dan kurang stimulasi akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya serta kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain. Stimulasi yang diberikan pada anak selama tiga tahun pertama (golden age) akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan otaknya dan menjadi dasar pembentuk kehidupan yang akan datang.

Semakin dini stimulasi yang diberikan, maka perkembangan anak akan semakin baik. Semakin banyak stimulasi yang diberikan maka pengetahuan anak akan menjadi luas sehingga perkembangan anak semakin optimal. Disebutkan juga bahwa jaringan otak anak yang banyak mendapat stimulasi akan berkembang mencapai 80% pada usia 3 tahun. Sebaliknya, jika anak tidak pernah diberi stimulasi maka jaringan otak akan mengecil sehingga fungsi otak akan menurun. Hal inilah yang menyebabkan perkembangan anak menjadi terhambat. Dibawah disajikan grafik perkembangan jaringan otak pada anak yang banyak stimulasi dan tanpa stimulasi.


(26)

Stimulasi ini adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak janin 6 bulan dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang sistem indera (pendengaran, penglihatan, paraba, pencium, pengecap). Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan gerak halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan perasaan bayi. Rangsangan yang dilakukan sejak lahir, terus-menerus, bervariasi, dengan suasana bermain dam kasih sayang, akan memacu berbagai aspek kecerdaan anak (kecerdasan multipel) yaitu kecerdasan : logiko-matematik, emosi, komunikasi bahasa, (linguistik), kecerdasan muisikal, gerak (kinestetik), visuo spasial, seni rupa (Roesli, 2010).

Stimulasi hendaknya dilaksanakan pada suasana yang menyenangkan dan kegembiraan antara pengasuh dan bayi. Jangan memberikan stimulasi dengan buru-buru, melaksanakan kehendak pengasuh, tidak memperhatikan minat balita atau bayi sedang ngantuk, bosen dengan permainan yang sama. Pengasuh yang sering marah, bosen, sebal, mak tanpa disadari pengasuh malah memberikan rangsang emosional yang negatif. Karena prinsipnya smua ucapan, sikap, dan perbuatan merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan ditiru atau justru menimbulkan ketakutan bayi (Roesli, 2010).

2. Tujuan Stimulasi

Tujuan tindakan memberikan stimulasi pada anak adalah untuk membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal atau sesuai dengan yang diharapkan. Tindakan ini meliputi berbagai aktifitas untuk merangsang perkembangan anak, seperti latihan gerak, berbicara, berfikir, kemandidian dan sosialisasi. Stimulasi dilakukan orangtua dan keluarga setiap ada kesempatan atau sehari hari. Stimulasi disesuaikan dengan umur dan prinsip stimulasi (Suherman, 2000).


(27)

3. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Stimulasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran pemberian stimulasi pada bayi adalah:

1. Faktor Orang Tua

Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak-anaknya sangat diperlukan terutama yang masih bayi. Seorang bayi yang baru lahir mutlak bergantung pada orang tua terutama ibunya dan lingkungan supaya bayi tersebut dapat melangsungkan kehidupanya dan mengembangkan kemampuan dasar yang dimilikinya.Peran aktif orang tua adalah langsung terhadap anak dan peran lain menciptakan lingkungan ramah dan lingkungan sosial dan orang tua lah mendapatkan kebutuhan akan asah, asih, dan asuh. Peran orang tua dipengaruhi oleh pekerjaanya,pendidikanya, dan umurnya (Suherman, 2000).

2. Variasi dari Stimulasi

Jika bayi kita stimulasi dengan bentuk yang sama dapat menyebabkan sui anak tersebut bosan dan malas untuk berinteraksi dengan kita cenderung untuk diam. Tetapi jika kiata rangsang dengan bentuk stimulasi yang berbeda akan dapat meningkatkan minat bayi tersebut dan ini dapat dilihat dari ekspresi bayi tersebut

3. Usia Bayi

Semakin bertambah usia bayi, maka semakin tinggi minatnya terhadap hal-hal baru dan bentuk stimulasi yang harus diberikan juga harus lebih rumit. Misalnya pada usia 2 minggu,bayi senang dengan stimulator hitam putih yang sederhana, tetapi pada usia bayi 2 bulan bayi senang dengan stimulator kompleks yang lebih rumit.

4. Tingkat Kerumitan dari Stimulasi

Sering dengan pertambahan usia bayi, maka bayi membutuhkan stimulasi yang juga semakin rumit karena dapat meningkatkan daya pikir dan dayu tangkap bayi.


(28)

5. Frekuensi dari Stimulasi

Frekuensi dari stimulasi juga mempengaruhi bayi, jika stimulasi yang diberikan terlalu berlebihan dapat menyebabkan bayi tidak senang dan menjadi bayi malas atau dapat menyebabkan bayi menangis.

6. Stimulasi yang diterima saat janin dalam kandungan

Bayi yang mendapatkan stimulasi dari sejak dalam kandungan dapat dilihat setelah bayi lahir, dari kereaktifan bayi dan tanggapannya terhadap rangsang(Wong, 2004).

4. Jenis Stimulasi Yang Berikan Pada Masa Neonatus 1. Stimulasi Visual

 Aktivitas yang dianjurkan adalah memerhatikan bayi dari jarak dekat, mengantungkan benda terang, mengkilap dengan jarak 20-25 cm dari wajah bayi dan digaris tengah.

 Mainan yang dianjurkan adalah mobil-mobilan diruang rawat, cermin antipecah, jeruji tempat tidur tembus pandang, seprei yang berwarna kontras.

2. Stimulasi Auditori

• Aktifatas yang dianjurkan adalah berbicara dengan bayi, bernyanyi

dengan suara lembut, memainkan kotak musik, tape atau CD, meletakkan jam berdetak atau mentronom deidekatnya.

• Mainan yang dianjurkan adalah kotak music, mobil-mobilan dengan

suara musik, lonceng gantung, kerincing kecil yang dapat dipengang. 3. Stimulasi Taktil

• Aktifitas yang dianjurkan adalah menggendong bayi, membelai,


(29)

• Mainan yang dinjurkan adalah binatang lunak, kain lembut,selimut

lembut berbulu, benda lunak bergerak. 4. Stimulasi Taktil

• Aktifitas yang dianjurkan adalah menggoyang bayi, meletakkanya

dalam tempat tidur, memggunakan kereta dorong untuk berjalan-jalan.

• Mainan yang dianjurkan adalah ayunan bergoyang, mainan dengan

pemberat atau penghisap, mainan bayi (Wong, 2004). D. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Masa Bayi a. Perubahan Fisik

Penambahan berat badan 150-210 gram per minggu selama 6 minggu pertam, penambahan tinggi badan 2,6 cm perbulan selama 6 bulan pertama, refleks primitive masih ada dan masih kuat, refleks mata boneka dan refleks menari mulai menghilang, bernafas melalui hidung secara obligat.

b. Perubahan Motorik Kasar

Melakukan posisi fleksi dengan pelvis tinggi namun lutu tidak dibawah abdomen, dapat menoleh kepala dari satu sisi ke sisi lain ketika dalam posisi prone (ketika lahir, lutut fleksi di bawah abdomen), kadang-kadang mengangkat kepala sebentar dari tempat tidur, kepala masih terjuntai, terutama ketika ditarik dari posisi berbaring ke duduk, mempertahankan kepala sementara sejajar dan garis tengah ketika kepala sejajar dan garis tengah ketika kepala tergadah dalam posisi prone, melakukan refleks tonik asimetris ketika supine, saat dipegang dalam posisi berdiri, tubuh melemas dibagian lutut dan panggul.


(30)

c. Perubahan Motorik Halus

Tangan secara dominan menutup, refleks mengemgam kuat, tangan mengepal ketika kontak dengan kerincingan.

d. Perubahan sensorik

Mampu memfiksasi benda bergerak dalam 45 derajat ketika pada jarak 20-25 cm ketajaman pengelihatan mendekati 20-100 cm, mengikuti cahaya kegaris tengah, diam bila mendengar suara.

e. Perubahan vokalisasi

Menangis untuk mengekspresikan ketidaksenangannya, mengeluarkan suara yang parau dan kecil, mengeluarkan suara yang nyaman selama pemberian makan.

f. Perubahan sosialisasi

Berada dalam fase sensorimotor-tahap I, menggunakan refleks dan tahap ke II, reaksi sirkulasi primer.

g. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan anak yang lainnya pada akhirnya tak ada yang sama,karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah:

1. Faktor Hederitas

Faktor hederitas merupakan faktor yang dapat diturunkan sebaggai dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak, yang termasuk faktor hederitas adalah bawaaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas,dan berhentinya pertumbuhan tulang (Hidayat, 2008).


(31)

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan setelah bayi lahir yang juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seperti budaya lingkugan, sosial ekonomi keluarga, nutrisi, iklim dan cuaca, olahraga, posisi anak dalam keluarga, dan status kesehatan. a. Budaya Lingkungan

Budaya keluarga dan masyarakat akan sangat mempengaruhi bagaimana mereka memahami kesehatan serta berperilaku hidup sehat. Hal ini dapat terlihat apabila kehidupan atau berperilaku mengikuti budaya yang ada kemungkinan besar dapat menghambat dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan (Hidayat, 2008). b. Status Ekonomi

Anak yang dibesarkan dalam lingkungan kelurga yang sosial ekonominya rendah, bahkan banyak keterbatsan untuk memberikan makanam bergizi, pendidikan, dan memenuhi kebutuhan primer, tentunya keluarga akan mendapat kesulitan untuk membantu anak dalm pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sesuai dengan tahapan usianya (Supartini, 2004).

c. Nutrisi

Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan yang menjadi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang selama masa pertumbuhan, terdapat kebutuhann gizi yang diperlukan seperti protein, mineral, karbohindrat, vitamin, dan air. Apabila gizi tersebut tidak tercukupi atau kurang maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi (Hidayat, 2005).

d. Iklim atau Cuaca


(32)

e. Olahraga

Olah raga dapat memacu perkembangan anak, karena dapat meningkatkan sirkbvbulasi darah sehingga suplai oksigen keseluruh tubuh dapat teratur. Selain itu latihan juga meninggkatkan stimulasi perkembangan otot dan pertumbuhan sel (Hidayat, 2005).

f. Posisi anak dalam keluarga

Posisi anak dalam keluarga dapat mempegaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat dilihat dari anak pertama atau tunggal, dalam aspek perkembangan secara umum kemampuan intelektual lebih menonjol dan cepat berkembang karena sering berinteraksi dengan orang dewasa tapi kadang-kadang terlambat karena tidak stimulasi yang biasa dilakukan saudara kandung. Demikian dengan anak kedua berada ditengah kecenderungan orang tua yang merasa merawat lebih percaya diri sehingga kemampuan untuk beradaptasi anak lebih cepat dan mudah, akan tetapi dalam perkembangan intelektual terkadang kurang apabila dibandingkan dengan anak pertamanya, kecenderungan tersebut tergantung pada keluarganya(Hidayat, 2005).

g. Status kesehatan

Status kesehatan akan dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan dan perkembagan. Hal ini dapat dilihat apabila anak dengan kondisi.


(33)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka konsep

Kerangka konsep dalam penelitian yang berjudul hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus di Klinik Bersalin Nauli Kecematan Medan Petisah Tahun 2013. Dimana variabel independen pengetahuan ibu dan variabel dependen sikap dalam pemberian stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi neonatus, yang dijabarkan dalam kerangka konsep dibawah ini :

Skema 1. Kerangka Konsep

B. Hipotesa

Hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini adalah ada hubungan pengetahuan terhadap sikap ibu dalam pemberian stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus.


(34)

C. Defenisi operasional

No Variabel Defenisi operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala

1 Variabel dependen

Pengetahuan ibu

Kemampuan ibu yang memiliki neonatus di Klinik Bersalin Nauli untuk mengungkapkan apa yang

diketahuinya tentang stimulasi pertumbuhan dan

perkembangan neonatus meliputi

• Pengertian stimulasi. • Tujuan stimulasi.

• Factor-faktor yang

mempengaruhi stimulasi • Jenis permainan yang

dianjurkan.

Kuesioner Mengisi kuesioner

Total Skor pengetahuan

Rasio

2 Variable independen Sikap ibu

Pandangan atau perasaan, penilaian positif atau penolakan terhadap upaya-upaya yang dilakukan dalam pemberian rangsangan yang diperoleh dari luar, dalam

pertumbuhan dan perkembangan neonatus di

Klinik Bersalin Nauli.

Kuesioner Mengisi kuesioner

Total Skor sikap


(35)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif korelasi dengan pendekatan croos sectional untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam pemberian stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus di Klinik Bersalin Nauli Medan Petisah Tahun 2013. B. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah semua ibu yang memiliki neonatus yang lahir di Klinik Bersalin Nauli Medan pada bulan Januari sampai Juni Tahun 2012 sebanyak 70 responden.

b. Sampel

Dalam pengambilan sampel, peneliti mengunakan total sampling jumlah sampel 70 responden dengan kriteria sampel adalah ibu yang memiliki neonatus, yang bersalin normal, dapat membaca, dapat memahami pertanyaan yang diberikan dan bersedia menjadi responden.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Nauli Medan Petisah, alasan peneliti memilih klinik tersebut karena diketahui banyak ibu yang memiliki neonatus, sehingga pemenuhan untuk sampel tercapai dan klinik tersebut belum pernah dilakukannya penelitian sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian di Klinik Bersalin Nauli Medan Petisah.


(36)

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari Tahun 2013 sampai dengan bulan Juni Tahun 2013.

E. Pertimbangan Etik Penelitian

Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan kepada ketua program pendidikan D IV Universitas Sumatera Utara, kemudian selanjutnya diajukan ke Klinik Bersalin Nauli Medan Petisah. Dalam hal ini peneliti akan melaksanakan penelitian pertimbangan aspek penelitian yang berhubungan dengan masalah etik, yaitu memberikan penjelasan kepada responden penelitian tentang, tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan penelitian.

Responden yang bersedia dipersilahkan untuk menandatangani informed

consent. Tetapi responden yang tidak bersedia berhak untuk menolak dan

mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung, kebebasan dari tindakan yang merugikan atau resiko dan mendapat keadilan tanpa adanya diskriminasi saat responden tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian dalam penelitian ini responden tidak ada yang mengundurkan diri.

Kerahasian catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden di instrument, tetapi meggunakan inisial nama responden atau diberi kode pada masing-masing lembar pengumpulan data. Data-data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan peneliti. Selama proses pengumpulan data, peneliti tidak menimbulkan sakit secara fisik dan tekanan psikologis pada responden yang akan diteliti dan tidak ada efek yang merugikankan bagi tindakan keperawatan.


(37)

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data berupa kuesioner yang dibuat peneliti sesuai dengan literature. Kuesioner untuk pengetahuan yang berisi 15 pertanyaan multiple choise dan kuesioner sikap berisi 10 pernyataan tipe chek list.

1. Aspek pengukuran pengetahuan

Aspek pengukuran data dilakukan melalui jawapan responden dari semua pertanyaan pengetahuan yang diberikan. Pengukuran pengetahuan tentang stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus. Nilai 1 untuk jawaban benar, nilai 0 untuk jawaban salah. Nilai maksimum 15, dan nilai minimum 0. Baik = jika responden menjawab benar 8-15 pertanyaan dengan benar.

Kurang = jika responden menjawab benar 0-7 pertanyaan dengan benar. 2. Aspek pengukuran sikap dilakukan dengan likert yang terdiri 10 pernyataan

dengan tipe chek list mengunakan skala likert yang terdiri dari 3 kategori jawaban pertanyaan positif yaitu sangat setuju (SS) diberi nilai 3, setuju (S) diberi 2, sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 1. Dan untuk pertanyaan negatif yaitu sangat setuju (SS) diberi nilai 1, setuju (S) diberi nilai 2, dan sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 3.

Total skor tertinggi 30 dan total skor rendah 10.

Jika skor responden 10-20, maka responden memiliki tindakan negatif. Jika skor responden 21-30, maka responden memiliki tindakan positif.


(38)

G. Uji Validitas dan Reabilitas

Instrumen penelitian dibuat langsung oleh peneliti, dikarenakan instrumen penelitian merupakan baru maka perlu dilakukan uji validitas dan reabilitas untuk mengetahui berapa besar kemampuan alat ukur dalam mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur.

1. Validitas

Uji validitas adalah suatu instrument akan dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang diinginkan dan menggungkapkan data dari variable yang diteliti secara tepat. Sebelum mengumpulkan data, instrument harus dilakukan uji coba dengan cara uji validitas serta consent sudah dilakukan kepada ibu Farida L. Siregar Ns, M.kep dan nilai koefisien dari instrument penelitian yang di content

validity adalah hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam pemberian

stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus, dikatakan valid apabila consent validity index (CVI) adalah 0,8.

2. Uji Realibitas

Realibiabilitas adalah suatu instrument yang cukup dipercayakan untuk digunakan sebagai lata pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. Uji realibitas akan dilakukan dengan rumus cronbach alpha, uji realibitas dilakukan pada responden di klinik Yanti jalan periuk no 23 medan petisah yang memiliki kriteria yang sama dengan responden yang diteliti yang dilakukan pada tanggal 27 februari tahun 2013. Nilai koefisien dikatakan reabel apabila


(39)

H. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data, yaitu peneliti terlebih dahulu mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian melalui bagian pendidikan Program D IV Bidan Pendidik dan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapat surat izin, peneliti menyampaikan surat ke Klinik Bersalin Nauli Medan Petisah. Setelah peneliti mendapatkan persetujuan untuk mengadakan penelitian, maka peneliti melakukan pengumpulan data responden. Peneliti berjumpa langsung pada responden pada saat dilakukan imunisasi diklinik dua kali dalam satu bulan yaitu pada tanggal 5 dan tanggal 20 setiap bulannya, terlebih dahulu peneliti memberikan penjelasan mengenai tujuan, manfaat dari diberikannya kuesioner tersebut.

Langkah berikutnya peneliti membagikan kuesioner pada responden yang memiliki bayi baru lahir, serta peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan, manfaat dan efek dari penelitian ini. Calon responden yang bersedia, di minta untuk menanda tangani surat persetujuan. Setelah itu responden yang bersedia, diminta mengisi kuesioner. Pada saat pengisian data dan kuesioner, responden diberikan waktu selama 15 menit waktu untuk mengisi data dan menjawap kuesioner. Kemudian responden diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal yang tidak mengerti sehubungan dengan pertanyaan selama pengisian kuesioner. Pada saat pengisian kuesioner, terlebih dahulu memeriksa kelengkapan jawapan responden sesuai dengan pertanyaan kuesioner. Kemudian seluruh data dikumpulkan untuk dianalisa.


(40)

I. Analisa Data

Analisa data yang terkumpul, maka peneliti mengolah dengan beberapa tahap, yang pertama Editing yaitu hasil wawancara atau angket yang diproleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu . secara umum editing adalah kegiatan untuk pengecekkan dan perbaikan isian formulir atau formulir. Kemudian Coding yaitu mengubah data yang berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan. Koding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data. Tabulasi yaitu membut tabel-tabel data,sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.

Analisa data dilakukan menggunakan bantuan program yang disesuaikan dengan langkah sebagai berikut:

1. Analisa Univariat

Analisis ini adalah suatu prosedur pengolahan data yang digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing karekteristik. Data bersifat numerik dicari mean, median, dan standart deviasinya yang digunakan untuk menganalisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi disajikan dalam bentuk tabel. 2. Analisa Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menerangkan keeratan antara dua variabel yaitu hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam memberian stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus. Dalam menganalisa data secara bivariat, pengujian data dilakukan untuk mengetahui uji statistic korelasi pearsen product moment dengan nilai α = 0,05 . Pedoman dalam menerima hipotesa : apabila nilai probabilitas ρ ≤ 0,05 maka Ho ditolak atau ada hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam pemberian stimulasi pertumbuhan dan perkembangan, dan apabila p ≤ 0,05 maka Ho gagal ditolak yaitu tidak ada hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam


(41)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan yang dilakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus di Klinik Bersalin Nauli Medan Petisah periode Januari sampai dengan Juni Tahun 2013 diperoleh hasil.

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil analisa diperoleh data responden mayoritas berumur 20-35 tahun 45,7%, dan berdasarkan pekerjaan IRT mayoritas 51,9%, dan berdasarkan sumber informasi yang berasal dari petugas non kesehatan 52,9%. Dapat dilihat pada table 5.1 distribusi karekteristik ibu dibawah ini.

Tabel 5.1

Distribusi Freukensi dan Persentase Berdasarkan Karakteristik Responden di Klinik Bersalin Nauli Medan Tahun 2013 (n=70)

Karakteristik Frekuensi Persentase(%)

Umur <20 20-35 <35 23 32 15 32,9 45,7 21,4 Pekerjaan IRT PNS Pegawai swasta Wiraswasta 36 12 14 8 51,4 17,1 20,0 11,4 Sumber Informasi Tenaga kesehatan Non kesehatan 33 37 47,1 52,9


(42)

2. Pengetahuan ibu dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus.

Berdasarkan hasil jawaban responden tentang pengetahuan dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus mayoritas responden menjawab salah terhadap pertanyaan mengenai pengertian rangsangan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi yaitu 27,1%, Sejak kapan rangsangan pertumbuhan dan perkembangan diberikan pada bayi yaitu 28,6% dan kurangnya rangsangan akan mengakibatkan 27,1 %. Dapat dilihat pada tabel 5.2 dibawah ini:

Tabel 5.2

Distribusi Jawaban berdasarkan Pengetahuan Responden di Klinik Bersalin Nauli Medan Tahun 2013 (n=70)

No Pertanyaan Jawaban

Benar Salah

f % f %

1 Apakah yang dimaksud dengan rangsangan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi

51 72,1 19 27,1 2 Sejak kapan rangsangan pertumbuhan dan

perkembangan diberikan pada bayi

50 71,6 20 28,6 3 Rangsangan pertumbuhan dan perkembangan

pada bayi baiknya diberikan pada saat suasana?

54 77,1 16 22,9 4 Kurangnya rangsangan akan mengakibatkan 51 72,9 19 27,1

5 Tujuan rangsangan 56 80 14 20

6 Dibawah ini yang merupakan tindakan untuk merangsang perkembangan bayi adalah

52 74,3 18 25,7 7 Dibawah ini yang merupakan tindakan untuk

merangsang perkembangan bayi adalah

52 74,3 18 27,7 8 Mengapa oarang tua penting dalam memberikan

rangsaangan pertumbuhan dan perkembangan

53 75,7 17 24,3 9 Jenis rangsanagan yang diberikan pada bayi

adalah

54 77,1 16 22,9 10 Contoh rangsangan visual dibawah ini adalah 54 77,1 16 22,9

11 Pertumbuhan adalah 55 78,6 15 21,4

12 Perkembangan adalah 53 75,7 17 24,3

13 Yang merupakan perubahan yang terjadi pada bayi adalah

52 74,3 18 25,7 14 Jenis permainan yang diberikan padabayi untuk

merangsang pendengaran adalah

52 74,3 18 25,7


(43)

Hasil penelitian terhadap pengetahuan ibu menunjukkan rata-rata pengetahuan ibu di Klinik bersalin Nauli adalah 11,40. Nilai paling rendah adalah 5 dan paling tinggi 15. Dapat di lihat pada tabel 5.3 dibawah ini :

Tabel 5.3

Pengetahuan Ibu di Klinik Bersalin Nauli Tahun 2013

Variabel Mean Standar Deviasi

Confidenci interval 95%

Nilai Minimum- Maksimal

Pengetahuan 11,40 2,00 10,92 - 11,88 5 – 15

3. Sikap ibu dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus.

Berdasarkan distribusi pernyataan responden minoritas bersikap sangat setuju mengenai pemberikan rangsangan semenjak hamil akan mempercepat pertumbuhan dan perkembangan bayi saya sebanyak 30%, yang minoritas bersikap kurang setuju mengenai memberikan binatang lunak akan membantu rangsangan pada bayi yaitu 27,1% dan pada pernyataan sangat tidak setuju mayoritas memilih pengasuh yang mengerti tentang rangsangan pada bayi sebanyak 38,6%, memberikan binatang lunak akan membantu rangsangan pada bayi sebanyak 28,6% dan pada pernyataan Bayi akan bertumbuh dan berkembang dengan baik bila ibu membiarkan bayi untuk menangis yaitu 34,4%. Dapat dilihat ditabel 5.4 berikut:.


(44)

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Jawaban Sikap Responden di Klinik Bersalin Nauli Medan Tahun 2013 (n=70)

No Pernyataan Pernyataan

SS S STS

F % f % f %

1 Pada saat merencanakan

kehamilan ibu sudah berminat memberikan rangsangan pada bayinya.

23 32,9 27 38,6 20 28,6

2 Mengajak bermain akan

menganggu waktu istirahat saya

24 34,3 22 31,4 24 34,3 3 Memberikan rangsangan tidak

hanya diperoleh dari ibu tetapi dari lingkungan.

28 40,0 22 31,4 20 28,6

4 Bagi saya memberikan

rangsangan semenjak hamil akan mempercepat pertumbuhan dan perkembangan bayi saya.

21 30,0 25 33,7 24 34,3

5 Dengan mengajak bayi

berbicara dan bernyayi akan membantu indera pendengaran bayi.

23 32,9 21 30,0 26 37,1

6 Ibu akan tetap memberikan rangsangan sampai bayi beranjak dewasa.

26 32,1 22 34,4 22 34,4

7 Ibu akan memilih pengasuh yang mengerti tentang rangsangan pada bayi.

22 31,4 21 30,0 27 38,6

8 Menghisap jempol dan

penggunaan dot merupakan kebutuhan dari bayi.

27 38,6 23 32,9 20 28,6

9 Bagi saya memberikan binatang lunak akan membantu rangsangan pada bayi.

24 34,3 19 27,1 27 28,6

10 Bayi akan bertumbuh dan berkembang dengan baik bila ibu membiarkan bayi untuk menagis.


(45)

Hasil penelitian terhadap pengetahuan ibu menunjukkan rata-rata pengetahuan ibu di Klinik bersalin Nauli adalah 19,91. Nilai paling rendah adalah 10 dan paling tinggi 30. Dapat di lihat pada tabel 5.5 dibawah ini :

Tabel 5.5

Sikap Ibu di Klinik Bersalin Nauli Tahun 2013

Variabel Mean Standar Deviasi

Confidenci interval 95%

Nilai Minimum- Maksimal

Sikap 19,91 4,59 18,82 – 21,01 10 – 30

4. Hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus.

Dari hasil uji statistik diperoleh nilai r = 0,318 artinya ada hubungan yang sedang antara pengetahuan dengan sikap ibu. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,007 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahun dengan sikap ibu dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus. Dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut :

Tabel 5.6

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Responden di Klinik Bersalin Nauli Tahun 2013

Variable Nilai r Nilai p

Pengetahuan Ibu Sikap Ibu


(46)

B. Pembahasan

Dari data penelitian yang diperoleh diatas, pembahasan dilakukan untuk menjawab mengenai pertanyaan penelitian tentang hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus di Klinik Bersalin Nauli Medan Petisah Tahun 2013.

1. Pengetahuan Ibu

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata pengetahuan ibu di Klinik bersalin Nauli adalah 11,40. Nilai paling rendah adalah 5 dan paling tinggi 15.

Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik lisan maupun tulisan. Pengetahuan sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Berdasarkam hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata pengetahuan ibu di Klinik bersalin Nauli 11,40 yang berarti pengetahuan ibu di Klinik bersalin Nauli adalah baik. Menurut pendapat Hendra (2008), bahwa informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik, maka akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Dan menurut pendapat Anwar (2007) pengetahuan dapat diperoleh dari informasi.

Faktor yang berhubungan atau menjadi penyebab kurang pengetahuan adalah keterbatasan informasi, kurang mengulang pelajaran dan ada salah penafsiran, keterbatasan pengetahuan atau kurang interest untuk belajar (Notoatmodjo, 2003).


(47)

2. Sikap ibu

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata sikap ibu di Klinik bersalin Nauli adalah 19,91. Nilai paling rendah adalah 10 dan paling tinggi 30.

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku yang terbuka. Lebih dijelaskan bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Anwar, 2005).

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata nilai sikap ibu di Klinik bersalin Nauli 19,91 yang berarti sikap ibu adalah positif. Dan hal ini sesuai dengan pendapat Azwar (2005) adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberi landasan kognitif baru terhadap terbentuknya sikap tersebut.

Banyak faktor yang mempengaruhi sikap seseorang dalam melakukan suatu hal diantanya adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, lembaga pendidikan dan lembaga agama, faktor emosiaonal dan faktor media massa yang dapat membantu seseorang dalam memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut (Aswar, 2005)


(48)

3. Hubungan pengetahuan dengan sikap ibu

Dari hasil uji statistik dengan uji korelasi pearson product moment diperoleh niali r sebesar o,318 dan nilai p sebesar 0,007. Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang sedang antara pengatahuan dengan sikap ibu dan diperoleh hasil ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap ibu dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai pengetahuan ibu akan suatu hal dapat didukung dari sumber informasi,umur, pekerjaan yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu hal ini dapat dilihat dari nilai pengetahuan ibu memiliki nilai rata-rata 11,40, nilai paling tinggi 15 dan nilai minimum adalah 5. Sedangkan dalam sikap ibu, banyak faktor yang dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam melakukan suatu hal diantaranya adalah pengalaman pribadi, pengaruh kebudayaan, emosional, media massa dan faktor agama dan sikap ibu dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sikap ibu memiliki nilai rata-rata adalah 19,91 nilai paling tinggi 30 dan nilai minimum adalah 10. Maka pengetahuan ibu mempengaruhi sikap ibu dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus.

Hasil ini mendukung teori Notoadmojo (2003) yang mengatakan bahwa pengetahuan akan suatu hal akan mempengaruhi prilaku. Pengetahuan merupakan bagian dari faktor penentu, semakin luas pengetahuan semakin mudah untuk melakukan perubahan-perubahan dalam bentuk tindakanya.

Dengan demikian nilai sikap ibu peran penting dalam optimalisasi perkembangan seorang bayi. Ibu harus selalu memberikan stimulasi kepada anak dalam semua aspek perkembangan baik motorik kasar maupun halus, bahasa dan personal sosial maka pertumbuhan perkembangan dan bayi akan optimal.


(49)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari tinjauan Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Neonatus Di Klinik Bersalin Nauli Medan Petisah Tahun 2013, diperoleh kesimpulan sebagai berikut

1. Berdasarkan karakteristik demografi dengan jumlah 70 responden berdasarkan umur mayoritas berumur antara 20-35 sebanyak 32 orang (45,7%) berdasarkan pekerjaan mayoritas IRT sebanyak 36 orang (51,9%), dan berdasarkan sumber informasi mayoritas berasal dari petugas non kesehatan sebanyak 37 orang (52,9%).

2. Pengetahuan ibu dengan jumlah 70 responden di Klinik bersalin Nauli tergolong baik nilai rata-rata ibu adalah 11,40. Nilai paling rendah adalah 5 dan paling tinggi 15.

3. Sikap ibu dengan jumlah 70 responden menunjukkan sikap positif dengan nilai rata-rata ibu di Klinik bersalin Nauli adalah 19,91. Nilai paling rendah adalah 10 dan paling tinggi 30.

4. Hasil uji statistik dengan uji korelasi pearson product moment diperoleh nilai sebesar r = 0,318 yang berpola positif dan nilai probabilitas (p=0,007<0,05), maka Ho ditolak atau ada hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam memberian stimulasi pertumbuhan dan perkembangan di Klinik Bersalin Nauli Medan Petisah Tahun 2013.


(50)

B.

Saran

1. Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan sumber informasi bagi ibu dalam pelaksanaan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi neonatus ini dapat terlaksana dengan baik.

2. Bagi Peneliti

Sebagai salah satu tahapan proses belajar dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang diperoleh dari penelitian. Peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan dalam penelitian serta menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti khususnya dalam penelitian.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para penelitian selanjutnya, terlebih mengenai hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap ibu dalam memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih mengembangkan penelitian saya ini untuk lebih yang baik lagi. Karena peneliti menyadari masih banyak kesalahan dalam penyusunan karya tulis ini.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto.S.(2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Yogyakarta : Renika Cipta

2. …………. (2003). Reliabilitas Dan Validitas.Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset

3. ... (2006). Presedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

4. Azwar, A (2005). Pengantar Adminitrasi Kesehatan, Jakarta : Binapura Aksara 5. ... (2007). Sikap Manusia Dan Teori Pengukurannya, Jogyakarta:

Pustaka Pelajar

6. Depkes RI. (2010). Visi Misi Indonesia Sehat. Diambil 22 September 2010 : dari

7. Depkes RI. (2005). Visi Misi Indonesia Sehat. Diambil 1 November 2012 : dari

8. Hariweni, T. (2001). Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Ibu Bekerja, dan Tidak Bekerja Tentang Stimulasi Pada Asuh Anak. 25 Januari 2013.

9. Hastono,S.(2010). Analisa Data Kesehatan.Jakarta:Graha Mulia 10.Hendra. (2008). Konsep Pengetahua

11.Hidayat.A.A.A (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba Medika

Berkarya. Wordpress.com//. Dibuka 13 Mei 2013

12.……….(2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika


(52)

13.………. (2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika

14.………. (2009). Asuhan Neonatus, Bayi, Dan Balita. Jakarta : EGC

15.Hidayat.(2007), Metode Penelitian kebidanan dan teknik Analisa (Edisi Pertama), Jakarta : Salemba Medika

16.………. (2009). ilmu perilaku manusi., Jakarta :Trans Info Media 17.Jahja, (2011). Psikologi Perkembanagan. Jakarta : Prenada Media

18.Tim Penyusun KTI USU.(2012).Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan : Tidsk dipublikasikan

19.Notoadmodjo. S. (2003),Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :Rinekacipta

20.……… S. (2005).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

21.Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan.Jakarta : SalembaMedika

22.Roesli, U. (2008). Mengenal Asi Eksklusif. Jakarta: trubus agriwidya, Anggota IKAPI

23.Rukiah, (2010). Asuhan Neonatus, Bayi, Dan Balita, Jakarta: Trans info media 24.Sastroasmoro, S. (2006). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kliniks. Jakarta :

Sangung Seto

25.Siswono. (2004). Stimulasi dan Nutrisi penting Untuk Bayi. 28 Desember 2013.

26.Sugiyono, (2005). Statistic Untuk Penelitian. Bandung : Cv Alfabeta

27.Suherman, A. (2000). Atletik dan Metodik Bermain. 15 November 2013.


(53)

28.Supartini.Y, Ester (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta : ECG 29.Sutejo, (2000). Kumpulan Kaidah Ilmu Kesehatan, Jakarta: Salemba raya 30.Walgito, (2003). Psikologi Sosial (Suatu Pengantar),Andi: Yogyakarta

31.Wong. D.L. (2004), Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, edisi 4 Jakarta : EGC.


(54)

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Puji Syukur pada Tuhan Maha Yang Maha Esa.

Dengan Hormat,

Nama Saya Maya Sari Munthe, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan pengetahuan dengan sikap ibu dalam pemberian stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus”.

Stimulasi adalah kegiatan yang dilakukan merangsang kemampuan dasar anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Oktaria, 2007).Stimulasi adalah adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan). Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan bayi dan anak-anak (Hidayat, 2008).

Stimulasi juga dapat dilakukan orang tua (keluarga) setiap ada kesempatan atau sehari-hari untuk mengoptimalkan rangsangan. Stimulasi disesuaikan dengan umur dan prinsip stimulasi. Untuk menjadikan anak cerdas, faktor stimulasi menjadikan sangat penting, baik yang berkaitan dengan fisik maupun mental atau emosional anak. Orang tua dapat memberikan stimulasi sejak buah hatinya masih dalam kandungan, saat lahir, smpai dia tumbuh besar. Tentu saja dengan intensitas dan bentuk stimulasi yang berbeda-beda pada setiap tahap perkembangannya. Namun hal ini masih sedikit dipahami masyarakat,baik orang tua, kader maupun pemerhati anak (Kurniasih, 2008).


(55)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang tua dengan sikap orang tua dalam pemberian stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus.

Saya akan melakukan wawancara terstruktur kepada Saudara/Saudari tentang: a. Data demografi seperti umur, pekerjaan, sumber informasi.

b. Memberikan waktu selama 15 menit untuk melakukan pengisian data serta pengisian kuesioner.

Partisipasi Saudara/Saudari bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini Saudara/Saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Saudara/Saudari membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi Saya : Nama : Maya Sari Munthe

Alamat : Jl. Jamin ginting pasar 6 padang bulan no 288. No. HP : 081375706941

Terima kasih Saya ucapkan kepada Saudara/Saudari yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Saudara/Saudari dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Saudara/Saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2013 Peneliti,


(56)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat : Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam Pemberian Stimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Neonatus di klinik Bersalin Nauli Medan Petisah Tahun 2013”.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2013


(57)

(58)

Lampiran 4

No responden

Lembar Kuesioner

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam Memberikan Stimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Neonatus di Klinik Bersalin Nauli Medan

20013

I. Kuesioner Demografi

Petunjuk pengisian : Isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar. Isilah titik-titik dan silanglah (X) salah satu kolom jawaban yang dianggap benar.

1. Umur :... 2. Pekerjaan :... 3. Sumber informasi dapat diperoleh dari

 Tenaga kesehatan

 Non tenaga kesehatan (media elektronik, media cetak)

II. Pertanyaan mengenai pengetahuan

Petujuk pengisian : Pilih salah satu jawapan yang benar dan tepat dengan memberi tanda (X) pada jawaban yang dianggap benar.

1. Apakah yang dimaksud dengan ransangan ?

a. Kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan dasar bayi dan dapat tumbuh kembang secara optimal

b. Kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan orang tua dalam mengurus bayi

c. Kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan bayi untuk melakukan hal yang baru

2. Semenjak kapan rangsangan diberikan pada bayi? a. Mulai dari umur 3 bulan

b. Semenjak bayi dalam kandunagan ibu c. Semenjak bayi masuk sekolah dasar

3. Rangsangan baiknya diberikan pada saat suasana? a. Pada saat menyenangkan dan kegembiraan b. Pada saat bayi menangis


(59)

4. Kurangnya rangsangan akan mengakibatkan ?

a. Mengalami hambatan dan perkembangan serta kesulitan dalam berinteraksi dengan orang asing.

b. Kurangnya berat badan secara derastis. c. Mengalami keterbelakangan mental 5. Tujuan ransangan adalah?

a. Mempercepat pengeluaran ASI pada ibu b. Mengurangi penyakit yang dibawa oleh bayi

c. Untuk membantu meningkatkan perkembangan yang optimal dan sesuai yang diharapkan

6. Dibawah ini yang merupakan tindakan untuk merangsang perkembangan bayi adalah...

a. Latihan gerak, mengajak berbicara, memberikan main-mainan b. Membawa bayi melihat kebun bintang

c. Rangsangan disesuaikan dengan bayi

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi ransangan adalah... a. Faktor makanan dan minuman

b. Faktor permainan yang diberikan

c. Faktor orang tua, variasi dari rangsangan, usia bayi, tingkat kerumitan ransangan, dan jumlaj ransangan

8. Mengapa oarang tua penting dalam memberikan rangsaangan pertumbuhan dan perkembangan?

a. Karena orang tua merupakan pemeran penting dalam memberikan ransangan

b. Karena orang tua sumber pendapatan c. Karena orang tua akan melindungi anaknya 9. Jenis rangsanagn yang diberikan pada bayi adalah?

a. Ransangan visual, ransangan auditorial, ransangan b. Mengajak bayi bernyayi dan berbicara

c. Mengendong bayi dan membawa bayi jalan-jalan 10.Contoh rangsangan visual dibawah ini adalah:...

a. Mengantungkan benda terang, mengkilat dengan jarak 20-25 cm dari wajah bayi.

b. Mengajak bayi bernyayi dan berbicara


(60)

11.Pertumbuhan adalah

a. Adanya perubahan berat badan bayi b. Ransangan yang diberikan pada bayi

c. Adanya perubahan dalam jmlah besar akibat pertambahan sel dan pembentukan protein yang tinngi.

12.Perkembangan adalah

a. Bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar

b. Pertumbuhan yang optimal

c. Bertambah matangnya indera pendengaran dari bayi. 13.Yang merupakan perubahan yang terjadi pada bayi adalah...

a. Perubahan motorik kasar, motorik halus, sensorik dan vokalis b. Perubahan selera makan dan minum bayi,

c. Perubahan pengasuh bayi

14.Jenis permainan yang diberikan padabayi untuk merangsang pendengaran adalah...

a. Kotak musik, tape, atau CD b. Mobil-mobilan

c. Sepeda

15. Manfaat ransangan adalah...

a. Membantu pertumbuhan optimal b. Membantu perkembangan optimal

c. Membantu pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada bayi.


(61)

III. Kuesioner sikap orang tentang stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus

Petunjuk pengisian : isilah data dibawah ini dengan memilih pada pertanyaan. Berilah tanda cheklist ( √) pada kolam yang tersedia.

No Pertanyan SS S STS

1 Pada saat merencanakan kehamilan orang tua sudah berminat memberikan ransangan pada janinnya.

2 Mengajak bermain akan menganggu waktu istirahat saya. 3 Memberikan rangsangan tidak hanya diperoleh dari orang tua

tetapi dari lingkungan.

4 Bagi saya memberikan ransangan semenjak hamil akan mempercepat pertumbuhan dan perkembanyan bayi saya.

5 Dengan mengajak bayi berbicara dan bernyayi akan membantu indera pendengaran bayi.

6 Orang tua akan tetap memberikan ransangan sampai bayi beranjak dewasa.

7 Orang tua akan memilih pengasuh yang mengerti tentang ransangan pada bayi.

8 Menghisap jempol dan penggunaan dot merupakan kebutuhan dari bayi.

9 Bagi saya memberikan binatang lunak akan membantu ransangan pada bayi.

10 Bayi akan bertumbuh dan berkembang dengan baik bila orang membiarkan bayi untuk menagis.


(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

Lampiran 10

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Maya Sari Br Munthe

Tempat Tanggal Lahir : Garingging 05 September 1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 3 Dari 4 Bersaudara

Agama : Kristen Katolik

Alamat : Desa Garingging

No Hp : 081375706941

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 0408011 Simpang Nagara Tahun 1996 – 2002 2. SMP Santa Maria Kabanjahe Tahun 2002 – 2005

3. SMA Negeri Iii Panah Tahun 2005 – 2008

4. DIII Politekenik Kemenkes Depkes Medan Tahun 2008 – 2011


(1)

III. Kuesioner sikap orang tentang stimulasi pertumbuhan dan perkembangan neonatus

Petunjuk pengisian : isilah data dibawah ini dengan memilih pada pertanyaan. Berilah tanda cheklist ( √) pada kolam yang tersedia.

No Pertanyan SS S STS

1 Pada saat merencanakan kehamilan orang tua sudah berminat memberikan ransangan pada janinnya.

2 Mengajak bermain akan menganggu waktu istirahat saya. 3 Memberikan rangsangan tidak hanya diperoleh dari orang tua

tetapi dari lingkungan.

4 Bagi saya memberikan ransangan semenjak hamil akan mempercepat pertumbuhan dan perkembanyan bayi saya.

5 Dengan mengajak bayi berbicara dan bernyayi akan membantu indera pendengaran bayi.

6 Orang tua akan tetap memberikan ransangan sampai bayi beranjak dewasa.

7 Orang tua akan memilih pengasuh yang mengerti tentang ransangan pada bayi.

8 Menghisap jempol dan penggunaan dot merupakan kebutuhan dari bayi.

9 Bagi saya memberikan binatang lunak akan membantu ransangan pada bayi.

10 Bayi akan bertumbuh dan berkembang dengan baik bila orang membiarkan bayi untuk menagis.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Lampiran 10

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Maya Sari Br Munthe

Tempat Tanggal Lahir : Garingging 05 September 1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 3 Dari 4 Bersaudara

Agama : Kristen Katolik

Alamat : Desa Garingging

No Hp : 081375706941

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 0408011 Simpang Nagara Tahun 1996 – 2002 2. SMP Santa Maria Kabanjahe Tahun 2002 – 2005

3. SMA Negeri Iii Panah Tahun 2005 – 2008

4. DIII Politekenik Kemenkes Depkes Medan Tahun 2008 – 2011

5. DIV Universitas Sumatera Utara Tahun 2012 - 2013.