Pembina Pengurus Pengawas Pembaruan Pendidikan Islam Di Aceh: Studi Historis Tentang Jami’ah Almuslim 1929-2010 - Repository UIN Sumatera Utara

187

A. Pembina

Ketua : Hanafiah Ibrahim Sury Wakil Ketua I : Teungku Fauzi Murtadha Wakil Ketua II : H. M. Nur Ismail Wakil Ketua III : H. Abdul Gafar Hasan Wakil Ketua IV : H. Sulaiman As

B. Pengurus

Ketua : H. Yusri Abdullah, S. Sos. Wakil Ketua I : Dr. H. Amiruddin Idris, SE, M.Si. Wakil Ketua II : Teungku Saifullah, S.Ag, M.Pd. Sekretaris : Nazaruddin Abdullah, S.Ag, MA. Wakil Sekretaris I : Said Fajri, SH. Wakil Sekretaris II : Chairul Bariyah, SE. Bendahara : H. Azhari Az., S.Pd. Wakil Bendahara : Drs. Ilyas Ismail

C. Pengawas

Ketua : Drs. H. Anwar Idris Wakil Ketua : Drs. Marwan Hamid, M. Pd. Wakil Ketua II : Teungku Abdul Rani Saleh Struktur sebagai mana tersebut di atas termaktub dalam Akte Notaris Nomor 32 Tahun 2010, tanggal 21 Juni 2010. Akte tersebut disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Nomor AHU.3258.AH.01.04. Tahun 2010, Tanggal 09 Agustus 2010. 28 Agar aktifitas pendidikan dapat berfung si seperti diharapkan, Jami‟ah Almuslim tidak saja mengadakan pembaruan terhadap aspek manajemen kepengurusannya, tetapi juga aspek-aspek lainnya yang terkait dengan kelembagaan pendidikan di bawah pengelolaannya, sebagai upaya koordinasi dan maksimalisasi pemanfaatan seluruh sumber daya kependidikan agar tercapai 28 Baca: Akte Pendirian Yayasan Nomor 32 Tahun 2010, tanggal 21 Juni 2010, dan Keputusan Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Nomor AHU.3258.AH.01.04. Tahun 2010, Tanggal 09 Agustus 2010, serta Surat Keputusan Pembina Yayasan Almuslim Nomor 001YAP2010, Tanggal 19 Juni 2010. 188 tujuan sebagaimana diharapkan. Sebagaimana telah penulis jelaskan di belakang, bahwa Jami‟ah Almuslim pada tahun 1930 resmi mendirikan sebuah lembaga pendidikan modern yang berbentuk ”madrasah”. Agar diperoleh sistem penyelenggaraan pendidikan yang lebih baik, Jami‟ah Almuslim mengusahakan sebuah sistem pengorganisasian dan manajemen penyelenggaraan madrasah yang lebih teratur. Dalam operasionalnya, manajemen Jami‟ah Almuslim ditangani oleh para pengurus, baik pengurus Jami‟ah, pengurus madrarah, pengurus sekolah, pengurus universitas, pengurus sekolah tinggi, maupun pengurus organisasi lainnya. Seluruh kepengurusan memiliki job discription, struktur dan tata tertib yang jelas. Di bawah koordinasi Jami‟ah Almuslim, penyelenggaraan madrasah dilakukan secara terkontrol, baik dari segi proses pembelajaran, dan administerasinya secara menyeluruh maupun dari segi pembagian kewenangan antara pengurus Jami‟ah dengan pimpinan madrasah dan pimpinan lembaga pendidikan lainnya di bawah pengelolaan Jami‟ah Almuslim. Di bawah tahun 1929, pengorganisasian dan manajemen kependidikan model Jami‟ah Almuslim seperti digambarkan di atas, bukan saja dianggap sebagai praktek tidak lazim di kalangan dayah Aceh, tetapi juga berlawanan dengan kecenderungan umum waktu itu, yang bertumpu pada manajemen pribadi, yang coba terus dipertahankan hingga sekarang. Betapapun, sistem organisasi manajemen kependidikan yang ditawarkan Jami‟ah Almuslim telah memberikan dampak yang cukup besar bagi terciptanya keteraturan dan kelanggengan penyelenggaraan madrasah, baik sebelum kemardekaan maupun sesudahnya. Dengan dipanyungi Jami‟ah Almuslim, madrasah sejak awal keberadaannya terus dikembangkan, selain terlindungi dari tekanan pemerintah kolonial yang represif, bisa mendapatkan wadah komunikasi, sehingga memudahkan dalam menghadapi berbagai perubahan di bidang pendidikan. Selanjutnya madrasah juga mendapatkan pembinaan dan bimbingan dalam memasuki komodernan yang sangat diperlukan, agar tidak terisolasi dari maiusteam pendidikan nasional. Pihak-pihak yang merasa agak keberatan dengan sistem pengorganisasian dan manajmen pendidikan yang dikembangkan Jami‟ah 189 Almuslim adalah kalangan dayah sendiri, yang sistem penyelenggaraan pendidikannya sejak dulu dikelola secara pribadi di bawah keluagra Teungku Chik kyai. Tidak diragukan lagi, sistem pengorganisasian dan manajemen pendidikan telah dapat memainkan peran pentingnya dalam dunia pendidikan Islam. Untuk lebih jelasnya menyangkut pembaruan dalam bidang manajemen, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 23. Pembaruan dalam Bidang Manajemen Manajemen Organisasi sebelum Pembaruan Manajemen Organisasi setelah Pembaruan Kepemimpinan Individual mono leader Kepemimpinan kolektif Yayasan

C. Pembaruan Dalam Bidang Sistem Pendidikan