Laporan Pengamatan Alat alat BMKG

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan teknologi serta iman dan taqwa sehingga saya
dapat menyelesaikan laporan ini. Dalam laporan ini saya juga mengucapkan terima
kasih kepada petugas BMKG yang telah membantu memberikan informasi tentang alat
maupun peralatan tentang klimatologi, dan juga saya mengucapkan terima kasih
kepada Dosen Pembimbing mata kuliah Rekayasa Hidrolika yang telah mengajari
dengan ilmu yang berguna dan bermanfaat yang nantinya akan dipergunakan dimasa
yang akan datang.
Dalam laporan ini saya membahas tentang alat – alat klimatologi. Seperti kita
ketahui hal yang setiap harinya berganti dan selalu berubah – ubah, apalagi setelah kita
ketahui tentang pemanasan global yang meningkatkan suhu rata – rata atmosfer, laut
dan daratan bumi.
Penulisan laporan pengenalan alat klimatologi ini jauh dari kesempurnaan,
mengingat keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya sehingga laporan ini dapat
terselesaikan.
Dengan semata-mata mengharap ridha Allah swt dan memanjatkan puji syukur
atas kebesaran-Nya, saya berharap semoga makalah ini dapat di terima oleh Ibu dosen
dan digunakan untuk semua pihak dan juga bermanfaat.


Banda Aceh,
Ttd.
Penulis

Maret 2014

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN

BAB II. ISI LAPORAN

BAB III. PENUTUP

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari keadaan rata – rata cuaca yang

terjadi pada suatu wilayah dalam kurun waktu yang panjang. Cuaca merupakan
keadaan fisik atmosfer pada suatu saat dan tempat tertentu dalam jangka pendek.
Pengukuran dan pencatatan unsur iklim dan cuaca yang penting diamati oleh
sebuah stasiun Klimatologi dan Meteorologi antara lain curah hujan yang terkait
dengan jumlah dan intensitas hujan, evaporasi dari permukaan tanah dan tanaman,
radiasi sinar matahari yaitu lama penyinaran dan intensitas penyinaran, kelembapan
dan suhu baik pada udara maupun tanah dan tentang angin yaitu kecepatan serta arah
angin. Karena pentingnya faktor iklim maka perlu dilakukan pengamatan iklim dengan
benar,akurat,kontinyu dan terorganisir.

1.2 Tujuan
Tujuan tinjauan lapangan ke kantor Klimatologi Indra puri, Aceh besar ialah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

9.
10.
11.
12.
13.
14.

Mengenal alat pengukur matahari (Campbel Stokes)
Mengenal alat pengukur curah hujan manual (Type OBS, Observasi)
Mengenal alat penakar hujan otomatis (Type Hellman)
Mengenal alat sangkar meteorology
Mengenal alat sikrometer
Mengenal alat termohigrograf
Mengenal alat panci evaporimeter
Mengenal alat cup counter anemometer 2 meter
Mengenal alat high volume sampler
Mengenal alat rain water sampler
Mengenal alat temperatur tanah
Mengenal alat Lysimeter
Mengenal alat anemometer

Mengenal alat barometer

BAB II. ISI LAPORAN

2.1 Taman alat klimatologi
Taman alat-alat Klimatologi merupakan taman dimana alat-alat pengukur
unsur-unsur cuaca dan iklim ditempatkan. Taman alat ini dibangun pada luasan
yang cukup sehingga dapat menampung berbagai alat pengukur tanpa
menyebabkan gangguan satu sama lain dan berfungsi sebagai Stasiun Klimatologi
yang dapat mewakili daerah yang berhubungan disekitarnya. Taman alat
klimatologi di stasiun klimatologi indrapuri berada pada elevasi 64.0 m dpl.
Persyaratan untuk membangun taman alat-alat klimatologi perlu memperhatikan
ketentuan berikut ini :
1. Tanah yang datar atau rata dengan ditanami rumput pendek
2. Tempat terbuka, yang letaknya jauh dari pohon-pohon dan bangunan
penghalang yang tinggi. Ketinggian dari pohon atau bangunan penghalang
disekitarnya tidak boleh melebihi 10 meter.
3. Mempunyai pagar keliling setinggi ± 1 meter, untuk melindungi alat-alat dari
gangguan hewan dan lain-lainnya.
4. Arah taman alat memanjang dari utara ke selatan.

5. Penempatan alat-alat pengukur unsur-unsur iklim ditentukan sedemikian
rupa sehingga tidak saling menggangu satu sama lain.

Keterangan :

6
5

7

8

4
2a
2

10
3
11


1

12

Gambar 1. Denah Taman Alat
dan contoh

1.
2.
2.a
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.


Campbell Stokes
Solar Cell
Kelembaban tanah
Anemometer 10 m
Anemometer 2 m
Termometer tanah
Lysimeter
Rain Water Sampler
High Volume Sampler
Panci Evaporimeter
Sangkar Meteorologi
Penangkar Hujan Hellman
Penangkar Hujan Obs

2.2 Campbell Stokes
Campbell Stokes adalah alat yang berfungsi untuk merekam lamanya
penyinaran matahari. Alat ini ditemukan oleh John Francis Campbell pada tahun 1853
dan dimodifikasi pada tahun 1879 oleh Sir George Gabriel Stokes. Bola Kaca yang
berada pada Campbell Stokes berdiameter 15 cm, dan berada pada ketinggian 120 cm

diatas permukaan tanah, dengan diameter yang dirancang untuk memfokuskan sinar
matahari ke kertas pias yang dipasang dibelakang bola kaca, fungsinya adalah untuk
memungkinkan merekam lamanya penyinaran matahari dengan cara membakar kertas
pias saat matahari menyinari bola kaca tersebut, jadi dapat diketahui lamanya
penyinaran matahari dalam satu hari. Dalam mata kuliah Rekayasa Hidrologi, lamanya
penyinaran matahari harian yang diukur dengan alat tersebut dilambangkan dengan
(n). kertas pias ini sangat peka terhadap sinar matahari dan juga tahan terhadap air, jadi
disaat terjadi hujan kertas ini tidak akan sobek dan ketika hujan berhenti dan matahari
kembali bersinar, maka kertas ini pun akan segera berfungsi kembali.
Kertas pias ini sangat specific, pembakaran pias terlihat seperti garis lurus
dibawah bola kaca. Alat dipasang ditempat terbuka yang disekelilingnya tidak ada
halangan ke arah timur matahari dan ke arah barat matahari terbenam. Kemiringan
sumbu bola kaca disesuaikan dengan letak lintang setempat. Posisi alat tidak berubah
sepanjang waktu, hanya pemakasian kertas pias yang diganti setiap harinya.

Gambar 2a. Macam Kertas Pias

Jenis Pias
Tanggal digunakan
dan contoh

A. Lengkung
12 April s/d 2
Panjang
September
B. Lurus
1 Maret s/d 11 April
3 Sept s/d 14 Oktober
C. Lengkung
15 Oktober s/d 28
Pendek
Februari
Tabel 1. Jenis Pias
dan contoh peletakan alat-alat.
Gambar 2. Campbell Stokes
dan contoh

Alat ini hanya mengukur lamanya intensitas matahari saja, Campbell stokes
berupa Kristal penuh, cara kerjanya ialah sinar radiasi yang dating akan ditembakkan
oleh bola Kristal kea rah pias dibawahnya. Posisi pias ini ada 3 arah, yaitu di equator, di
lintang utara dan dilintang selatan. Bila pias berada ditengah berarti posisi matahari ada

di equator bumi, bila posisi bumi bergerak keutara matahari maka pias akan dipasang
diselatan, dan sebaliknya.
Sebelum pemasangan alat ini, harus diukur dahulu letak dan posisi alat ini, agar
terjadi pembakaran kertas pias yang sempurna, kertas spesifik ini berasal dari Jerman.
Proses pengukurannya adalah dengan cara mengukur terbakarnya kertas pias, didalam
kertas spesifik terdapat garis – garis yang fungsinya untuk mengukur lamanya
pembakaran. Pengambilan data diambil setiap jam 06.00 sore dan kertas pias akan
kembali dipasang pada jam 06.00 pagi.

Gambar 2b. Bola Kristal dan Kertas Pias
dan contoh peletakan alat-alat.

2.3 Solar Cell (Panel Surya)
Solar Cell (panel surya) adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah
cahaya menjadi listrik. Disebut surya atas matahari atau sol karena matahari
merupakan sumber cahaya terkuat yang apat dimanfaatkan.
Panel surya sering kali disebut sel photovoltaic dapat diartikan sebagai
cahaya-listrik . Sel surya bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap energy
matahari dan menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan yang berlawanan.
Jumlah pengguna panel surya di porsi pemroduksian listrik dunia sangat kecil,

tertahan oleh biaya tinggi per wattnya dibandingkan dengan bahan bakar fosil dapat
lebih tinggi sepuluh kali lipat, tergantung keadaan. Sekarang ini biaya panel listrik surya
membuatnya tidak praktis untuk penggunaan sehari-hari dimana tenaga listrik kabel
telah tersedia. Bila biaya energi naik dalam jangka tertentu, atau bila penerobosan
produksi terjadi yang mengurangi ongkos proguksi panel surya, ini sepertinya tidak
akan terjadi dalam waktu dekat.

Gambar 3. Solar Cell
dan contoh

2.4 Kelembaban tanah (Soil Mosture Tester)
Dalam bidang pertanian, kelembaban tanah merupakan faktor pembatas
pertumbuhan tanaman. Setiap tanaman membutuhkan sejumlah air tertentu pada
setiap fase pertumbuhannya. Kekurangan atau kelebihan air dapat menyebabkan
pengaruh negatif terhadap berbagai aspek pertumbuhan. Oleh karena itu perlu suatu
untuk menentukan tingkat kelembaban tanah sebelum tanah itu diari.
cara yang umum untuk menyatakan persentase kelembaban ialah dalam
satuan persentase bobot basah atau dalam gram air yang terdapat dalam 100 gram
tanah kering disamping itu sering kali dinyatakan dalam persen dalam volume contoh
tanah.

Gambar 4. Soil Mosture Tester
dan contoh

2.5 Anemometer 10 meter
Anemometer adalah alat pengukur kecepatan angin dan besarnya tekanan
angina itu yang banyak dipakai dalam bidang meteorology dan geofisika ataupun
stasiun prakiraan cuaca. Perancang pertama alat ini adalah Leon Battista Alberti pada
tahun 1450. Anemometer merupakan salah satu instrument yang digunakan dalam
sebuah stasiun cuaca.
Kecepatan dapat diukur dengan tiga buah mangkok (cups) yang letaknya
sejajar dengan vane arah Timur – Barat. Dimana pencatatan arah angin terdapat 8 arah
mata angin, dengan satuan knots (1 knots = 1,8 km/jam). Arah angina yang dimaksud
alahan arah darimana angina tersebut berhembus.

Gambar 5. Arah Mata Angin
dan contoh

Gambar 6. Anemometer 10 meter
dan contoh peletakan alat-

2.6 Cup Counter Anemometer 2 meter
Alat ini berfungsi untuk mengukur kecepatan angin rata - rata. Alat ini didesain
untuk tahan terhadapperubahan kondisi cuacadalam penggunakan kapanpun ataupun
terus – menerus. Bentuknya yang aerodinamis memungkinkan pengukuran kecepatan
angin.
Cup Counter anemometer 2 meter terdiri dari 3 buah mangkok, dipasang
simetris pada sumbu vertical, dengan ketinggian 2 meter diata permukaan tanah.
Pembacaan alat ini dengan angka satuan 6 digit, bila cup berputar maka angka itu akan
naik bertambah. Dalam mata kuliah rekayasa hidrologi, kecepatan angin pada jarak 2
meter diatas permukaan tanah disimbolkan dengan (U2) dengan satuan (m/d). namun,
pada data yang sering dijumpai dinyatakan dalam (km/hari) maka kita harus
mengkonversikannya kedalam (m/d). Data ini biasanya diperlukan untuk menghitung
Evaporasi.

Gambar 7. Cup Counter Anemometer 2 meter
dan contoh peletakan alat-alat.

2.7 Temperatur Tanah
Radiasi matahari yang diserap oleh tanah, selanjutnya dirambatkan kedalam
tanah melalui lapisan – lapisan tanah yang lebih dalam secara konsuksi, Setiap
perbedaan kedalaman tanah berbeda suhu yang akan kita dapati, sebab setiap
kedalaman yang kita ukur suhu di permukaan tanah dan kedalaman tanah itu berbeda –
beda tergantung panas yang di dapatinya, sesuai ketetapan (standard) dari WMO
(World Meteorological Organization). Temperatur tanah dibedakan atas dua macam
yaitu temperatur tanah yang berumput pendek dan temperatur tanah gundul.
Termometer di tanah mengamati atau mengukur suhu tanah pada kedalaman 0
cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, 100 cm. Sesuai dengan ketetapan (standard) dari WMO
(World Meteorological Organization). Pembacaan temperatur tanah dilakukan 4 kali
sehari, yaitu pada jam 07.00, 10.00, 14.00 dan 17.00.
Karena kedalaman tanah berbeda, suhu yang akan kita dapati, sebab setiap
kedalaman yang kita ukur suhu di permukaan tanah dan kedalaman tanah itu berbeda –
beda tergantung panas matahari yang didapatkannya seperti Suhu maksimum di
atmosfer terjadi pada sekitar jam 13.00, sedangkan suhu maksimum di dalam tanah
akan terjadi setelah waktu suhu maksimum udara. Suhu maksimum tanah untuk
kedalaman 5 cm terjadi pada jam 14.00, untuk kedalaman 10 cm terjadi pada jam 15.30
dan untuk kedalaman tanah 20 cm terjadi pada jam 18.00 atau lewat. Suhu minimum di
atmosfer terjadi setelah matahari terbit yaitu sekitar jam 06.00 pagi hari sedangkan
suhu minimum didalam tanah akan mengalami keterlambatan. Untuk kedalaman 5 cm
suhu minimum terjadi pada jam 08.00, untuk kedalaman 10 cm terjadi pada jam 09.00
dan untuk kedalaman 20 cm terjadi pada jam 11.00.
Fluktuasi suhu tanah bergantung pada kedalaman tanah. Karena pola tingkah
laku perambatan panas tersebut, maka fluktuasi suhu tanah akan tinggi pada
permukaan dan akan semakin kecil dengan bertambahnya kedalaman. Suhu tanah
maksimum pada permukaan tanah akan tercapai pada saat intensitas radiasi matahari
mencapai maksimum, tetapi untuk lapisan yang lebih dalam, suhu maksimum tercapai
beberapa waktu kemudian. Semakin lama untuk lapisan tanah yang lebih dalam. Hal ini
disebabkan karena dibutuhkan waktu untuk perpindahan panas dari permukaan ke
lapisan-lapisan tanah tersebut.
Suhu tanah berpengaruh terhadap proses-proses metabolisme dalam tanah, seperti
mineralisasi, respirasi mikroorganisme dan akar serta penyerapan air dan hara oleh
tanaman. Laju fluks panas ke dalam tanah ditentukan gradien suhu dan konduktivitas
tanah yang nilai dipengaruhi oleh lengas dan bahan organik.

Keterangan gambar 9. temperature tanah :
a.Temperature dengan kedalaman 0 cm
b.Temperature dengan kedalaman 5 cm
c.Temperature dengan kedalaman 10 cm
d.Temperature dengan kedalaman 20 cm
e.Temperature dengan kedalaman 50 cm
f.Temperature dengan kedalaman 100 cm
Gambar 8. Termometer
dan contoh peletakan

F

A

E
B

C

D

Gambar 9. Termometer tanah berumput
dan contoh peletakan alat-alat.

2.8 Lysimeter
Lysimeter adalah alat untuk mengukur evapotranspirasi sebidang tanah secara
langsung, Lysimeter berupa wadah besar didalam tanah dengan ada tanaman yang
tumbuh di atasnya yang mana dapat dihitung air yang masuk dan keluar dari dalamnya.
Lysimeter merupakan suatu metode yang memberikan informasi engkap
seluruh komponen neraca air. Lysimeter yang terdapat pada stasiun klimatologi di
indrapuri adalah Lysimeter drainase, padaprinsipnya dibuat dari bejana di dalam
tanah, terbuat dari plat baja dengan ukuran lebar 100 cm x 100 cm dan kedalaman 150
cm.
Untuk pengukuran dilakukan dengan manual atau menggunakan keran, cara
kerjanya diamati sekali saja dengan menyiram air 10 liter kedalam bejana, kemudian
keesokan harinya diukur melalui keran dan ditampung dengan gelas ukur.
Lysimeter ini merupakan Lysimeter berumput. Pada alat ini hanya bias dilakukan
pengamatan apabila tidak terjadi hujan, karena apabila terjadi hujan datanya tidak bias
digunakan karena telah tercampur dengan air hujan.

Gambar 10a.Potongan Lysimeter
dan contoh peletakan alat-alat.

Gambar 10. Lysimeter
dan contoh peletakan alat-alat.

2.9 Rain Water Sampler
Rain Water Sampler (sampel air hujan) digunakan untuk mengoperasikan
penakar hujan secara otomatis untuk menampung atau mengumpulkan sampel air
hujan. Peralatan sensor yang akan dipakai ini adalah sangat peka begitu saat hujan
terjadi maka motor penggerak akan membuka tutup peralatan pengumpul sampel air
hujan secara otomatis yang kemudian sampel selanjutnya dialirkan melalui selang ke
botol plastik yang berbahan dasar polyethylene. Sensor ini akan menutup secara
otomatis selama tidak ada periode hujan (saat hujan berhenti) yang bertujuan untuk
menghindari atau mencegah terkontaminasinya sampel air hujan oleh polutan yang
terbawa saat periode endapan kering (dry deposition). Kemudian sampel air hujan
tersebut dikirim ke Laboratorium Kualitas Udara BMKG Jakarta untuk dianalisa.

Gambar 11. Rain Water Sampler
dan contoh peletakan alat-alat.

2.10 High Volume Sampler (H.V. Sampler)
High Volume Sampler adalah pengukur kualitas udara yang berfungsi untuk
mengambil sampel SPM (Suspended Particle Matter). Prinsip kerjanya yaitu: udara yang
mengandung partikel debu dihisap mengalir melalui kertas filter dengan menggunakan
motor putaran kecepatan tinggi. Debu akan menempel pada kertas filter yang nantinya
akan diukur konsentrasinya dengan cara kertas filter tersebut ditimbang sebelum dan
sesudah sampling di samping itu dicatat flowrate dan waktu lamanya sampling
sehingga didapat konsentrasi debu tersebut. Kertas filter tersebut diganti kertas filter
yang baru dalam periode waktu 1 minggu.

Gambar 12. High Volume Sampler (H.V. Sampler)
dan contoh peletakan alat-alat.

2.11 Panci Evaporimeter
Cara yang paling banyak digunakan untuk mengetahui volume evaporasi dari
permukaan air bebas adalah dengan menggunakan panci evaporimeter. Panci
Evaporimeter berfungsi untuk mengukur jumlah penguapan secara langsung. Ada 2
jenis panci yang digunakan untuk mengukur evaporasi, yaitu panic standar Inggris dan
standar U.S. klas A. Panci evaporasi yang paling banyak digunakan adalah U.S. klas A,
alat ini terdiri dari panic logam dengan diameter 1,22 m dan tinggi 0.254 m dan
dilengkapi dengan alat pengukur elevasi muka air. Alat ini ditempatkan diatas rangka
kayu dengan dasarnya berada pada 0,15 m diatas permukaan tanah. Pengukuran
evaporasi dilakukan setiap jam 7 pagi dengan alat Hookgauge yang diletakkan pada
mulut Stell well yang berupa bejana dari logam berbentuk silinder yang mempunyai
lubang dibawahnya dan mempunyai 3 kaki untuk menjaga alat tidak bersentuhan
langsung dengan dasar panci evaporimeter. Kedalaman air didalam panci evaporimeter
sama dengan kedalaman air didalam stell well. Hookgauge adalah alat untuk mengukur
perubahan tinggi permukaan air dalam panci. Terdiri dari batang berskala dengan
sebuah skrup yang berada pada batang tersebut, digunakan untuk mengatur letak
ujung jarum pada permukaan air dalam panci. Didalam panci evaporimeter juga
terdapat Temperature apung untuk mengukur suhu maksimum minimum air. Setelah
dibaca suhu maksimumnya diturunkan dengan magnet.
Pada panci evaporimeter juga dipasang anemometer, yaitu cup counter
anemometer 0,5 m. yang berfungsi untuk mengukur kecepatan angin pada ketinggian
o,5 m diatas permukaan tanah. Bila penguapan lebih dari 10 mm, artinya error.
Dianggap penguapan paling tinggi adalah 10 mm.

Gambar 13. Hookgauge

Gambar 14. Stell well

Gambar 15. Temperatur apung

Cup counter anemometer 0,5 meter

Gambar 16. Cup counter anemometer
0,5 meter

Gambar 17. Panci Evaporimeter

2.12 Sangkar Meteo
Sangkar meteo adalah tempat untuk meletakkan alat meteorology seperti
Psychrometer standar dan Termohigrograf. Sangkar meteo berventilasi dobel jalusi,
yang gunanya mengalirkan udara masuk dan keluar, Sangkar meteo juga dicat putih
agar memantulkan cahaya yang merupakan konvensi dari WMO (World Meteorological
Organisation). Pintu pada sangkar meteo posisinya harus dipasang utara – selatan.
Dibawah sangkar meteo tidak
cor karena dapat mengganggu hasil pengamatan.

boleh di

A
B

C
Gambar 18. Sangkar Meteo

D

Keterangan Alat :
A.
B.
C.
D.

Termometer Bola Basah
Termometer Bola Kering
Termometer Maximum
Termometer Minimum

Gambar 19. Psycometer Standar

a
b
a. Thermometer bola basah tujuannya
untuk menghitung titik embun diudara
(kelembaban udara), titik embun yaitu
c
tingkat kebasahan/kelembaban diudara.
Termometer
Bola
Basah
adalah
Termometer Bola Kering yang dibungkus
d
dengan kain muslin (kain kasa) yang
bersih dan dimasukkan ke dalam dalam
Botol yang berisi air bersih dan
diusahakan ada jarak antara kain muslin
35
20
18
dalam botol dengan bola Termometer.
cm
cm
cm
Diamati setiap jam sekali.
b. Thermometer bola kering tujuannya
adalah untuk pengamatan suhu udara
yang ditunjukkan pada thermometer
dengan ketelitian 0,2°C. diamati setiap jam sekali.
c. Thermometer maksimum mencatat suhu maksimum dalam sehari, jadi bila
posisi suhu terpanas tercatat pada suhu 32°C, maka thermometer akan
berhenti disitu dan setelah dicatat alat dinetralkan kembali dengan cara
mengarahkan alat secara vertikal ke atas. Termometer ini adalah termometer
air raksa biasa seperti termometer bola kering. Perbedaannya adalah
terdapatnya bagian yang sempit pada tabung dekat bola termometer.
d. Thermometer minimum mencatat suhu minimum dalam sehari, jadi bila posisi
suhu terdingin tercatat pada suhu 26°C, maka thermometer akan berhenti
disitu dan setelah dicatat alat dinetralkan kembali dengan cara mengarahkan
alat secara vertikal ke atas.

Pengukur Suhu

Pengukur
Kelembaban Udara

Gambar 20. Thermohygrograph

Thermohygrograph berfungsi untuk mencatat suhu udara dan kelembaban
udara (Relatif Humadity-RH). Terdiri dari dua alat yang berfungsi sebagai sensor suhu
dan sebagai sensor kelembaban udara. Alat ini dipasang didalam sangkar meteo agar
tidak terkena sinar matahari atau hujan dan angun secara langsung. Alat dan grafik
yang diatas untuk mengukur suhu dan yang dibawah untuk mengukur kelembaban.
Pada alat ini tidak perlu dilakukan pengamatan karena langsung tercatat pada grafik.
Sensor Suhu terbuat dari logam, bila udara panas logam memuai dan
menggerakan pena keatas, bila udara dingin mengkerut gerakan pena turun. Sensor
Kelembaban udara terbuat dari rambut manusia, bila udara basah rambut memanjang
dan bila udara kering rambut memendek. Pencatatan suhu dalam satuan derajat celsius
(°C) dan pencatatan kelembaban udara dalam satuan prosentase (%).

2.13 Penakar hujan otomatis Type Hellman
Alat ini berfungsi untuk mencatat intensitas hujan dan tingkat kelebatannya
Alat ini hanya perlu diganti pias kertasnya, biasanya diperlukan untuk dinas pengairan,
namun karena keterbatasan sdm maka data pertiap menit belum bias disajikan, pada
pias terdapat garis – garis millimeter, setiap garis tebalnya menandakan pencatatan 10
mm hujan dan hanya dapat mencatat sampai 100 mm hujan, kertas pencatat hujan
diganti setiap harinya pada pukul 07.00, alat ini biasanya hanya terdapat pada stasiun –
stasiun Meteorologi dan Klimatologi, hasi dari pencatatan data dari alat ini juga
dikalibrasi dengan alat pengukur hujan manual, agar mendapat hasil yang akurat.

Gambar 21a. Hellman
Gambar 21. Hellman

2.14 Penakar Hujan Manual (observasi)
Alat ini merupakan produk lokal, ketinggian alatnya 120 cm, kegunaannya
untuk mengukur curah hujan saja dalam satuan mm, system kerjanya sederhana, bila
terjadi hujan, maka hujan akan masuk kedalam gelas ukur yang ukuran maksimalnya 25
mm, jadi setiap selesai hujan petugas langsung mengukur curah hujan pada gelas ukur
tersebut, 1 mm air pada gelas ukur, sama dengan 1 liter air pada luasan 1 m2 bidang
dengan catatan tanpa infiltrasi dan runoff. Jadibila gelas ukur penuh terisi air 25 mm
maka akan dipastikan akan banjir besar dan itu hamper tidak mungkin bila keadaan
yang biasa. Pengkalibrasian alat ini dilakukan setahun sekali yang dilakukan oleh
petugas bmkg pusat.

Gambar 22. Observasi

Gambar 22a. Gelas
penakar hujan

2.15 Barometer
Barometer adalah sebuah alat yang digunakan untukmengukur tekanan udara,
umunya digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi
menandakan cuaca yang bersahabat ataupun lumrah, sedangkan bila tekanan udara
rendah menandakan kemungkinan badai.
Barometer diletakkan dengan cara digantung pada dinding ruangan yang tanpa
gangguan udara, seperti A.C. Ketinggian alat ini adalah 160 cm diatas lantai ruangan.

Gambar 23. Barometer

BAB III. PENUTUP
- Cuaca adalah keadaan udara pada suatu waktu, dalam waktu singkat dan pada suatu
tempat atau daerah tertentu yang lingkup yang sempit.
- Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya
dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas
perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas
manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim
teramati pada periode yang cukup panjang.
- Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala cuaca dalam ruang dan waktu
yang terbatas.
- Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala cuaca secara umum dalam
waktu yang lebih lama dan pada daerah relatif luas.
- Dalam Meteorologi dan Klimatologi mengkaji aspek-aspek dan fenomena alam yang
berkaitan dengan cuaca dan iklim. Namun semua dapat dilaksanakan dengan berbagai
macam alat bantu sehingga semua dapat dikaji secara mudah tanpa mengeluarkan
banyak tenaga dan pikiran.
- Alat - Alat Klimatologi yang biasa digunakan untuk melakukan penelitian keadaan
cuaca di permukaan bumi terdiri dari, Penakar hujan OBS, Penakar Hujan Otomatis
Tipe Hilman, Open Pan / Evaporimeter, Cup Coenter Anemometer, Termometer Tanah,
Thermometer Bola Kering Dan Termometer Bola Basah, Termometer Maximum dan
Thermometer Minimum, Panci evaporimeter, Cambell Stokes dan lain sebagainya. Ini
merupakan alat bantu yang diguankan untuk meperoleh hasil pengukuran secara
mudah.
- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mempunyai fungsi memberikan
informasi dari segala macam fenomena alam dan anomali cuaca yang tejadi di suatu
wilayah.

DAFTAR PUSTAKA
Lakitan , Benyamin. 2002. Dasar-Dasar Klimatologi.Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Anonim, 1983. Masalah dan Hasil Tanaman Padi Sawah. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Bogor. 65 p.
Sriworo B,Ir Msc, 2006, Tata Cara Tetap Pelaksanaan Pengamatan dan Pelaporan Data
Iklim dan Agroklimat, Badan Meteorologi dan Geofisika, Jakarta
www.agroekoteknologifp.wordpress.com.
http://www.klimatologibanjarbaru.com/artikel/2008/12/taman-alat.
http://www.klimatologibanjarbaru.com/artikel/2008/12/alat-alat-klimatologikonvensional/
http://papermini.blogspot.com/2011/10/penelitian-di-bmkg.html
www.staklimkarangploso.info
http://texbuk.blogspot.com/2012/01/penyinaran-matahari-dalam-mengatur.htm