UJI MOLEKUL KIMIA HAYATI

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Nama : Rolas Sinaga

NPM : E1D013082

Prodi : Agribisnis Kelompok : III (Tiga)

Hari/jam : Jumat/ 08.00-09.40 WIB Tanggal : 22 November 2013 Ko-Ass : 1. Al Arbi

2. Deri Gustian

Dosen : Drs. Hasan Basri Daulay MS Objek Praktikum : UJI MOLEKUL KIMIA HAYATI

LABORATORIUM TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU 2013


(2)

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Molekul hayati menempati kedudukan penting dalam metabolism. Kelompok besar molekul hayati meliputi karbohidrat, protein, dan lemak. Karbohidrat yang sangat luas seperti itu dapat disederhanakan melalui pengelompokannya dalam tiga golongan monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Semua monosakarida dan disakarida serta beberapa polisakarida larut dalam air tetapi tidak larut dalam perlarut organik.

Seperti kebanyakan alkohol, karbohidrat menjalani reaksi dehidrasi dengan asam sulfat pekat. Fentosa menghasilkan furfural, sedangkan ketoheksa dan adoheksa menghasilkan metilfurfural. Produk-produk dehidrasi dari karbohidrat bereaksi dengan α-naftol memeberikan senyawa berwarna. Semua monosakrida dan disakarida mereduksi bahan pengoksida lemak Cu2+ dalam reagen fehling. Karbohidrat ini disebut gula pereduksi. Agar berfungsi sebagai gula pereduksi hemiasetal yang dapat membuka menjadi aldehida. Istilah lipid digunakan untuk suatu air tetapi larut dalam pelarut organik. Komponen lain yang termasuk lipid adalah lemak dan minyak, perbedaan keduanya adalah dalam bentuk fisik padat atau semipadat dan minyak merupakan lipid dalam keadaan fisis cair pada suhu kamar.

1.2.Tujuan.

1. Menganalisis sifat fisis dan kimia molekul karbihidrat dan protein.

2. Menghubungkan reaksi karbohidrat dan strukturnya.

3. Melakukan uji sederhana terhadap molekul hayati.


(3)

TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara pelbagai tipe tipe karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat dihidrolisis enjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer.. Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa.Glukosa, galaktosa, ribose, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida (Fessenden, 1990).

Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simpel dinamakan monosakarida, karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida dinamakan disakarida. Sedangkan karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida dinamakan polisakarida. Monosakarida bisa diklasifikasikan lebih jauh, jika mengandung grup aldehid maka disebut aldosa, jika mengandung grup keton maka disebut ketosa. Glukosa punya struktur molekul C6H12O6, tersusun atas enam karbon, rantai lurus, dan pentahidroksil aldehid maka glukosa adalah aldosa. Contoh ketosa yang penting adalah fruktosa, yang banyak ditemui pada buah dan berkombinasi dengan glukosa pada sukrosa disakarida (Morrison,1983).

Banyak tes digunakan untuk mengetahui karakteristik karbohidrat. Uji Molisch adalah pengujian paling umum untuk semua karbohidrat, ini berdasarkan kemampuan karbohidrat untuk mengalami dehidrasi asam katalis untuk menghasilkan fulfural atau 5 hydroxymethylfurfural. Uji Selliwanoff digunakan untuk membedakan ketosa (enam karbon gula yang mengandung keton pada ujung sisi) dan aldosa (enam karbon gula yang mengandung aldehid pada ujung). Keton mengdehidrasi dengan cepat menghasilkan 5 hydroxymethylfurfural,sedangkan aldosa lebih lambat. Sekali 5 hydroxymethylfurfural dihasilkan, akan bereaksi dengan resosinol menghasilkan warna merah. Uji Benedict digunakan untuk menentukan monosakari dan disakarida yang mengandung grup aldehid yang dapat dioksidasi asam karboksil. Gula akan mereduksi ion kupri pada larutan Benedict. Uji Barfoed untuk memisahkan antara monosakarida dengan disakarida yang dapat mereduksi ion kupri. Reagen barfoed bereaksi dengan monosakarida untuk menghasilkan kupri oksida lebih cepat dibanding disakarida (Eaton,1980)


(4)

METODOLOGI

3.1.Alat Dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah :

 Alat :

 Botol semprot

 Gelas piala 100 ml

 Gelas ukur 10 ml dan 25 ml

 Pipet tetes

 Erlenmeyer 250 ml

 Tabung reaksi + rak

 Penjepit tabung reaksi

 Pipet volume 5 ml

 Penangas air

 Gelas piala 1000 ml/500ml

 Kompor listrik/kompor gas

 Bahan :

 Reagen Ninhidrid

 NaOH 10 M

 Fruktosa

 α-naftol

 Sukrosa

 Etanol

 Amilum

 Aquades

 Madu

 Reagen Molisch

 HNO3

 H2SO4

 Reagen million

 fehling

 NaNO2 0,15 M

 Fehling B

 CuSO4

 Air Bromin

3.2.Cara Kerja

3.2.1 Uji Karbohidrat

 Uji Molisch

1. Sediakan 5 buah tabung reaksi bersih dan kering.

2. Kedalam masing-masing tabung ditambahkan :

- Tabung I : ditambah 2 ml glukosa 2 %

- Tabung II : ditambah 2 ml fruktosa 2 %


(5)

- Tabung IV : ditambah 2 ml larutan kanji (amilum) 2 %

- Tabung V : ditambah 2 ml madu 50 % dalam air

3. Ke dalam masing-masing tabung ditambahkan 2 tetes seagen Molisch (10% α -naftol dalam etanol)

4. Selanjutnya , dengan hati-hati tambahkan 2 ml H2SO4 melalui dinding tabung reaksi, sehingga terbentuk suatu lapisan dalam tabung.

5. Mengamati perubahan yang terjadi.

 Uji Fehling

1. Mengambil 1 buah tabung reaksi, diisi dengan air suling.

2. Tambahkan 1 ml larutan Fehling A dan 1 ml Fehling B ke dalam tabung reaksi yang lain.

3. Campurkan tabung reaksi dengan nomor 2.

4. Bagi larutan nomor 3 menjadi tiga bagian (dalam tabung reaksi). 5. Selanjutnya :

- Tabung reaksi I : + 2 ml glukosa 10%

- Tabung reaksi II : + 2 ml sukrosa 10%

- Tabung reaksi III : + 2 ml amilum 2%

6. Panaskan ketiga tabung reaksi di atas penangas air dengan suhu sekitar 60oC selama 10 menit.

7. Mengamati perubahan warna yang terjadi.

8. Karbohidrat mana yang mengandung gula pereduksi.

3.2.2 Uji Protein dan Asam Amino

Empat larutan yang akan disiapkan : larutan putih telur, larutan susu, larutan ekstrak kaldu, larutan X. Ujilah keempat larutan tersebut dengan uji Biuret, Million, Xantoprotein, Sakaguchi, dan Ninhidrin.

 Reaksi Biuret

1. Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kosong. 2. Selanjutnya :

- Tabung reaksi I : + 2 ml putih telur + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M

- Tabung reaksi II : + 2 ml larutan susu + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M


(6)

- Tabung reaksi III : + 2 ml ekstrak kaldu + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M

- Tabung reaksi IV : + 2 ml larutan X + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH

10 M

3. Kocok tabung reaksi I-IV, dan Mengamati apa yang terjadi.

 Reaksi Million

1. Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.

2. Ke dalam masing-masing tabung :

- Masukkan 2 ml sampel seperti reaksi biuret di atas. - Ditambah 5 tetes pereaksi Million.

- Panaskan di atas penangas air selama 10 menit.

- Dinginkan pada suhu kamar.

- Tambahkan 5 tetes NaOH 0,15 M

- Mengamati warna yang terjadi.

 Reaksi Xantoprotein

1. Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.

2. Ke dalam masing-masing tabung :

- Masukkan 0,5 ml sampel seperti reaksi biuret di atas.

- Ditambahkan 0,5 ml HNO3 pekat.

- Mengamati apa yang terjadi.

- Tambhakan NaOH hingga alkalis (tes dengan lakmus).

- Mengamati warna yang terjadi.

 Reaksi Ninhidrid

1. Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.

2. Ke dalam masing-masing tabung :

- Masukkan 1 ml smapel seperti reaksi biuret di atas. - Ditambahkan 5 tetes pereaksi Ninhidrid.

- Didihkan selama 2 menit.


(7)

 Reaksi Sakaguchi

1. Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.

2. Ke dalam masing-masing tabung :

- Masukkan 3 ml smapel seperti reaksi biuret di atas.

- Ditambahkan 1 ml NaOH 10 M

- Tambahkan 2 tetes α-naftol 1% dan 4-5 tetes air bromin


(8)

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Uji Karbohidrat (Uji Molisch dan Fehling)

No Sampel/Contoh Hasil Pengamatan

Hasil Uji Molisch Hasil Uji Fehling

1. SUKROSA Warna sedikit merah bata Sebelum dipanaskan

berwarna biru muda dan

berubah menjadi coklat

bening setelah dilakukan pemanasan.

2. AMILUM Terdapat endapan-endapan warna

putih bening

Sebelum dipanaskan

berwarna biru tua bening dan berubah menjadi hijau tua dan ada endapan hijau

setelah dilakukan

pemanasan.

3. MADU Orange kecoklatan (warna teh) ---

4. MALTOSA Warna bening Sebelum dipanaskan

berwarna biru laut dan berubah menjadi orange tua

setelah dilakukan

pemanasan 10 menit.

Kesimpulan : Pereaksi fehling terdiri dari 2 bagian, Fehling A dan Fehling B. Fehling A adalah larutan CuSO4 dan Fehling B adalah NaOH dan natrium tartrat.Kedua fehling dicampurkan akan menghasilkan larutan berwarna biru tua ( terdapat pada percobaan amilum) dan endapan Cu2O berwarna kuning atau merah ( terdapat pada percobaan amilum yang terdapat endapan)


(9)

Protein dan Asam Amino

NO Uji Susu Kaldu Putih Telur Madu

1. Biuret Biru Muda Biru Hijau Biru

2. Million - - - -

3. Xantoprotein Kuning keruh Kuning keruh Bening -

4. Ninhidrin

Ungu Ungu Biru Bening

Kekuningan

5. Sakaguchi - - - -

Kesimpulan :

 Uji Biuret : Warna ungu merupakan peptida atau tripeptida

Warna biru merupakan dipeptida

Warna merah merupkan tetrapeptida dan senyawa kompleks

 Uji Xantoprotein : Warna kuning mengandung asam amino

Warna kuning muda mengandung fenol

Warna jingga mengandung alkali


(10)

BAB V

PEMBAHASAN

1. Uji Molisch

Pada percobaan ini bahan sukrosa berubah menjadi merah bata setelah dipanaskan, yang berarti sukrosa dalam percobaan ini berkondensasi dengan dengan furfural atau hidroksimetil. Hal ini juga terjadi pada percobaan amilum yang berubah menjadi warna puth bening dengan endapan-endapan, madu yang berubah warna menjadi warna kecoklatan (warna teh), dan maltosa yang mengalami perubahan warna yang menjadi bening. Semua ini terjadi setelah semua sampel dipanaskan dengan pereaksi molisch.

2. Uji Fehling

Dalam percobaan fehling, sampel sukrosa, amilum, dan maltosa tidak ada warna yang menyerupai teori yang didapatkan ( campuran kedua larutan fehling A+B menghasilkan larutan berwarna biru tua). Mungkin hal ini disebakan oleh larutan mungkin terkonsentrasi dengan larutan yang lain.

3. Pada uji protein.

Pada uji protein, uji biuret tidak menunjukkan hasil yang positif. Dikarenakan warna yang muncul tidak sesuai dengan teori yang ada (warna ungu). Sedangkan pada uji Xantoprotein, menunjukkan hasil yang lumayan karena pada susu dan kaldu hampir menghasilkan warna kuning muda.

Hasil positif hanya didapatkan pada uji Ninhidrin. Dimana pada semua sampel (susu, kaldu, putih telur, dan madu) menghasilkan warna yang menyatakan positif ( warna ungu dan biru). Semua sampel dalam uji Ninhidrin menunjukkan hasil yang positif.


(11)

BAB VI

PENUTUP

6.1.Kesimpulan

 Dalam menguji karbohidrat kita dapat melakukan melalui :

 Uji Molisch

 Uji Fehling

 Dalam menguji Protein dan Asam Amino kita dapat melakukan melalui:

 Uji Biuret

 Uji Xantoprotein

 Uji Million

 Uji Ninhidrin

 Uji Sakaguchi

6.2.Saran

Dalam pratikum ini, ada baiknya jika semua dari anggota praktikan dapat mengambil bagian dalam setiap kegiatan pratikum.


(12)

JAWABAN PERTANYAAN

Untuk saat ini pertanyaan tidak tersedia.


(13)

Anonim.2013.Buku Penuntun Praktikum Kimia Umum.Bengkulu: Universitas Benkulu

Anonim.http://wikipedia.org.SenyawaOrganik,diakses 25 November 2013.

Eaton.1980. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kadar Gula.Erlangga:Jakarta

Fessenden.1990.Kimia Universitas.hal:178-179:Jakarta:Esis


(1)

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Uji Karbohidrat (Uji Molisch dan Fehling)

No Sampel/Contoh Hasil Pengamatan

Hasil Uji Molisch Hasil Uji Fehling 1. SUKROSA Warna sedikit merah bata Sebelum dipanaskan

berwarna biru muda dan berubah menjadi coklat bening setelah dilakukan pemanasan.

2. AMILUM Terdapat endapan-endapan warna putih bening

Sebelum dipanaskan berwarna biru tua bening dan berubah menjadi hijau tua dan ada endapan hijau setelah dilakukan pemanasan.

3. MADU Orange kecoklatan (warna teh) ---

4. MALTOSA Warna bening Sebelum dipanaskan

berwarna biru laut dan berubah menjadi orange tua setelah dilakukan pemanasan 10 menit.

Kesimpulan : Pereaksi fehling terdiri dari 2 bagian, Fehling A dan Fehling B. Fehling A adalah larutan CuSO4 dan Fehling B adalah NaOH dan natrium tartrat.Kedua fehling dicampurkan akan menghasilkan larutan berwarna biru tua ( terdapat pada percobaan amilum) dan endapan Cu2O berwarna kuning atau merah ( terdapat pada percobaan amilum yang terdapat endapan)


(2)

Protein dan Asam Amino

NO Uji Susu Kaldu Putih Telur Madu

1. Biuret Biru Muda Biru Hijau Biru

2. Million - - - -

3. Xantoprotein Kuning keruh Kuning keruh Bening - 4. Ninhidrin

Ungu Ungu Biru Bening

Kekuningan

5. Sakaguchi - - - -

Kesimpulan :

 Uji Biuret : Warna ungu merupakan peptida atau tripeptida

Warna biru merupakan dipeptida

Warna merah merupkan tetrapeptida dan senyawa kompleks  Uji Xantoprotein : Warna kuning mengandung asam amino

Warna kuning muda mengandung fenol Warna jingga mengandung alkali


(3)

BAB V

PEMBAHASAN

1. Uji Molisch

Pada percobaan ini bahan sukrosa berubah menjadi merah bata setelah dipanaskan, yang berarti sukrosa dalam percobaan ini berkondensasi dengan dengan furfural atau hidroksimetil. Hal ini juga terjadi pada percobaan amilum yang berubah menjadi warna puth bening dengan endapan-endapan, madu yang berubah warna menjadi warna kecoklatan (warna teh), dan maltosa yang mengalami perubahan warna yang menjadi bening. Semua ini terjadi setelah semua sampel dipanaskan dengan pereaksi molisch.

2. Uji Fehling

Dalam percobaan fehling, sampel sukrosa, amilum, dan maltosa tidak ada warna yang menyerupai teori yang didapatkan ( campuran kedua larutan fehling A+B menghasilkan larutan berwarna biru tua). Mungkin hal ini disebakan oleh larutan mungkin terkonsentrasi dengan larutan yang lain.

3. Pada uji protein.

Pada uji protein, uji biuret tidak menunjukkan hasil yang positif. Dikarenakan warna yang muncul tidak sesuai dengan teori yang ada (warna ungu). Sedangkan pada uji Xantoprotein, menunjukkan hasil yang lumayan karena pada susu dan kaldu hampir menghasilkan warna kuning muda.

Hasil positif hanya didapatkan pada uji Ninhidrin. Dimana pada semua sampel (susu, kaldu, putih telur, dan madu) menghasilkan warna yang menyatakan positif ( warna ungu dan biru). Semua sampel dalam uji Ninhidrin menunjukkan hasil yang positif.


(4)

BAB VI

PENUTUP

6.1.Kesimpulan

 Dalam menguji karbohidrat kita dapat melakukan melalui :  Uji Molisch

 Uji Fehling

 Dalam menguji Protein dan Asam Amino kita dapat melakukan melalui:  Uji Biuret

 Uji Xantoprotein  Uji Million  Uji Ninhidrin  Uji Sakaguchi

6.2.Saran

Dalam pratikum ini, ada baiknya jika semua dari anggota praktikan dapat mengambil bagian dalam setiap kegiatan pratikum.


(5)

JAWABAN PERTANYAAN

Untuk saat ini pertanyaan tidak tersedia.


(6)

Anonim.2013.Buku Penuntun Praktikum Kimia Umum.Bengkulu: Universitas Benkulu

Anonim.http://wikipedia.org.SenyawaOrganik,diakses 25 November 2013.

Eaton.1980. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kadar Gula.Erlangga:Jakarta

Fessenden.1990.Kimia Universitas.hal:178-179:Jakarta:Esis