7
B. Kasih dalam Perspektif Kristen
Kasih merupakan konsep utama dalam kehidupan Kekristenan. Kasih merupakan kekuatan yang dapat mempersatukan. Dalam Rodney J. Hunter,
Tillich mengatakan bahwa kasih merupakan kekuatan hidup yang bergerak yang akan membawa persatuan bagi yang sudah terpisahkan. Tillich membagi
kasih menjadi 4 jenis, yaitu: epithymia libido atau hasrat, eros perjuangan untuk sesuatu yang berharga, philia berdasarkan hubungan yang
menguntungkan dan penghargaan, dan agape penyerahan diri yang memberikan nilai terhadap pihak lain.
11
Berdasarkan Kekristenan, kasih dapat terjadi hanya pada saat manusia, dengan anugerah, menjadi saluran untuk kasih ilahi. Manusia sama sekali
tidak memiliki kemampuan untuk memberikan cinta kepada Tuhan. Hanya melalui anugerah Tuhan, manusia diberi kapasitas untuk menjadi objek Kasih
Nya.
12
C. Perilaku Dosa dalam Perspektif Kristen
Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, ada beberapa perilaku dosa yang muncul di tengah-tengah masyarakat dan mengakibatkan pelaku dosa tersebut
mengalami diskriminasi sosial dan perlakuan yang tidak manusiawi. Contoh perilaku dosa tersebut adalah, penyakit HIV AIDS yang salah satu
penyebabnya adalah seks bebas, penyalahgunaan narkoba, dan LGBT Lesbian, gay, biseksual, dan transgender. Diskriminasi adalah pandangan
negatif untuk memperlakukan seseorang secara tidak adil yang berdasarkan prasangka tertentu. Diskriminasi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja,
contohnya di tengah keluarga, masyarakat, sekolah, tempat peribadatan, tempat kerja, pelayanan hukum, maupun pelayanan kesehatan. Tindakan
diskriminasi merupakan bentuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
11
Rodney J. Hunter, Dictionary of Pastoral Care and Counseling. Nashville: Abingdon Press, 1990, 666.
12
Hunter, 666.
8 Dewasa ini sering ditemukan tindakan diskriminasi terhadap mereka yang
terjerumus perilaku dosa tersebut. “Ketika seseorang sudah tervonis menjadi Odha orang
dengan HIV AIDS, seringkali mereka mendapatkan perlakuan diskriminatif dari orang-orang disekitarnya. Perlakuan ini
dilakukan oleh keluarga, lingkungan masyarakat, bahkan petugas kesehatan. Persepsi bahwa pengidap adalah pembawa virus
berbahaya memunculkan perilaku diskriminatif. Keluarga dan masyarakat cenderung melakukan tindak pengucilan pada Odha.
Misalnya, tidak mengizinkan anggota keluarga untuk mendekat pada Odha, tidak diakui sebagai anggota keluarga lagi,
mengusirnya ke pinggiran desa, dan mengucilkannya dari
pergaulan kemasyarakatan.”
13
“Cara pandang, pola pikir, sikap dan tingkah laku masyarakat terhadap penyalahguna narkoba yang terjadi selama ini
terlihat jelas bahwa korban penyalahguna narkoba belum bisa diterima secara terbuka di tengah-tengah masyarakat, mereka masih
merasa Stigma dan diskriminasi ditengah masyarakat cukup membuat mereka sulit dapat melakukan kegiatan seperti manusia
normal pada umumnya, padahal keinginginan mereka untuk berubah sangat besar. Sayang nya masyarakat banyak yang
mencibir dan mengucilkan mereka.
”
14
“Arus Pelangi, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang membela hak-hak kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender
LGBT, menemukan bahwa nyaris 90 kaum LGBT di Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar mengalami kekerasan dan diskriminasi.
Temuan tersebut diungkapkan Ketua Arus Pelangi, Yuli Rustinawati, dalam diskusi laporan Badan Perserikatan Bangsa
Bangsa yang menangani pembangunan UNDP tentang kondisi LGBT di Indonesia. Dalam penelitian kami, terdapat 89,3 kaum
LGBT di Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar pernah mendapat perlakuan kekerasan dan diskriminasi. Tindak kekerasan kami
kategorikan menjadi lima bagian, yakni aspek fisik, psikis, seksual,
ekonomi, dan budaya, kata Yuli.”
15
13
Ayu, “Dukungan Sosial pada ODHA”, Odha Berhak Sehat, 6 November 2015. www.odhaberhaksehat.org2013dukungan-sosial-pada-odha
14
Taharulah, “Jangan Diskriminasi Korban Penyalahguna Narkoba”, Rubrik, 6 November 2015. www.kompasiana.comtaharulahjangan-diskriminasi-korban-penyalahguna-
narkoba_54f6861ea33311197c8b502d
15
“Kaum LGBT Indonesia Alami Diskriminasi”, Berita Indonesia, 14 November 2015. www.bbc.comindonesiaberita_indonesia201408140814_lgbt_indonesia
9 Sebagai sesama manusia, sudah menjadi tanggung jawab kita untuk
mengingatkan mereka untuk tidak mengulangi tindakan dosa tersebut, namun di sisi sebaliknya, kita juga harus tetap memperlakukan mereka selayaknya
manusia yang lain karena mereka juga memiliki hak untuk hidup dan diperlakukan sebagai manusia. Dukungan sosial sangat penting bagi mereka.
Menurut Sarafino dalam Ayu, mengatakan bahwa dukungan sosial dibagi menjadi 4 yaitu dukungan emosional dan penghargaan, dukungan
instrumental, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan.
16
Mengapa dukungan sosial perlu dilakukan?
“Pertama, dukungan sosial yang kita berikan dapat memberi mereka mereka kekuatan untuk berani mengutarakan perihal
kondisi mereka. Kedua, dukungan sosial yang kita berikan dapat melindungi kita tindak kejahatan yang mungkin akan dilakukan.
Ketiga, dukungan sosial yang kita berikan dapat membantu mereka untuk mendapatkan pengobatan yang layak
.”
17
Sudah seharusnya kita membenci tindakan dosa tersebut dan tidak mengizinkan itu terjadi, namun kita harus tetap mengasihi pelaku dosanya
dengan memberikan mereka dukungan sosial untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.
D. Komposisi Musik