BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1 Profil Keluarga Dampingan
KKN PPM Universitas Udayana merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di tiap-tiap desa yang telah ditentukan. Tujuan program ini secara
khusus adalah untuk mensinergikan pemberdayaan masyarakat dalam mengangkat potensi yang dimiliki. Salah satu kegiatan KKN PPM ini adalah pendampingan keluarga.
Kegiatan pendampingan keluarga dilaksanakan pada beberapa keluarga yang terdapat di Banjar Budeng, Desa Budeng, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana. Pada KKN
periode XIII ini, penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga yang berada di Banjar Budeng yaitu keluarga Ni Wayan Santun. Berikut adalah data keluarga Ni
Wayan Santun:
No Nama
Status Umur
Pendidikan Pekerjaan
Ket.
1. Ni Wayan Santun
Kepala Keluarga
74 SD
Pedagang menjual
banten Cerai mati
Ibu Ni Wayan Santun adalah seorang wanita berumur 74 tahun. Beliau berstatus cerai mati. Suaminya meninggal saat dirinya berumur 64 tahun. Beliau mendapatkan penghasilan
dari menjual banten atau sarana upacara. Menjual banten adalah pekerjaan beliau, namun hal itu tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, beliau tinggal sendiri dan
menetap di rumah tuanya. Beliau memiliki 5 orang anak, 4 laki-laki dan 1 anak perempuan namun keempat anaknya meninggalkanya hanya anak bungsunya yang menetap di rumah
beliau namun bersebelahan atau masih satu lingkungan pekarangan. Beliau menghidupi dirinya sendiri tanpa bantuan anaknya. Hanya biaya listrik yang ditanggung oleh anak
bungsunya tersebut. Dalam hal kesehatan, beliau memiliki penyakit asma yang dideritanya. Penyakit asma
tersebut kerap kali kambuh sewaktu-waktu dan sering menyerangnya pada waktu malam hari. Hal ini sangat menganggu kegiatannya. Penyebab asma yang dideritanya tersebut dapat
disebabkan karena faktor kondisi fisik yang kelelahan dan umur Ni Wayan Santun yang terbilang tidak muda lagi.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Aspek ekonomi merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan keluarga yang bersangkutan. Ada dua bagian penting dalam aspek ekonomi yang dibahas
dalam sirkulasi dana dari keluarga dampingan yakni tentang pendapatan dan pengeluaran Ni Wayan Santun, yaitu:
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Sumber penghasilan Ni Wayan Santun adalah dari menjual banten. Besar penghasilan dari Ni Wayan Santun tidak menentu dan sangat bergantung dari
permintaan warga yang membutuhkan jasanya pada waktu tertentu. Harga banten atau sarana upacara yang dijualnya berkisar Rp70.000,00 tujuh puluh ribu rupiah.
Penghasilan beliau yang terbilang sangat kurang tersebut membuat dirinya kesusahan dalam mencukupin kebutuhannya.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Adapun rincian pengeluaran Ni Wayan Santun adalah sebagai berikut: a
Kebutuhan sehari-hari Untuk kebutuhan sehari-hari yaitu sembako yang diperlukan untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya, beliau hanya mengkonsumsi apa yang dapat dikonsumsi tanpa bantuan orang lain, karena anaknya tidak membantunya dalam mencukupi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. b
Pendidikan Dari segi pengeluaran untuk pendidikan, Ni Wayan Santun tidak mengeluarkan
biaya pendidikan untuk anaknya karena anaknya sudah bekerja dan berkeluarga serta menjalani hidup masing-masing.
c Kesehatan
Selain itu, dari segi kesehatan Ni Wayan Santun menggunakan fasilitas Jaminan Kesehatan Bali Mandara JKBM untuk membantu dalam pembayaran biaya berobat
penyakit asma yang dideritanya sehingga beliau tidak perlu untuk menggunakan biaya sendiri.
d Lain-lain
Jika tidak memiliki uang untuk keperluan sehari-hari, biasanya Ni Wayan Santun meminjam uang pada anak bungsunya. Pengembalian pinjaman dapat dilakukan
sewaktu-waktu saat memiliki uang tanpa bunga pinjaman.
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH