17
4 Senin,
8 Agustus
2016 X AK3 32
7,8 Talking About Self
5 Kamis.
11 Agustus
2016 X AP3
32 5,6
Complimenting
6 Senin,
15 Agustus
2016 X AK3 32
7,8 Complimenting
7 Senin, 22
Agustus 2016
X AK3 32 7,8
Complimenting
8 Kamis,
25 Agustus
2016 X AP3
32 5,6
Complimenting
9 Senin,
29 Agustus
2016 X AK3 32
7,8 Ulangan Harian 1
10 Kamis,
1 September
2016 X AP3
32 5,6
Ulangan Harian 1
11 Senin,
5 September
2016 X AK3 31
7,8 Showing Care
12 Kamis,
8 September
2016 X AP3
32 5,6
Showing Care
2. Penggunaan Metode
Penyampaian materi dalam pembelajaran dilakukan dalam berbagai cara. Hal ini ditempuh untuk membangkitkan minat belajar siswa dengan
cara yang variatif. Metode yang dilaksanakan berupa ceramah, penugasan,
18
diskusi kelompok, pengerjaan tugas dengan teman sebangku, role-play dan games.
Metode yang paling sering digunakan adalah metode pengerjaan tugas dengan teman sebangku. Hal ini saya rasa efektif karena dalam
pengerjaan tugas dirasakan tidak terlalu berat dan siswa dapat berbagi pendapat dengan teman sebangku, atau dalam hal ini saya sering melakukan
undian untuk menentukan pasangan dalam pengerjaan tugas. Selain itu, mengerjakan tugas berpasangan tidak akan membuang energi lebih untuk
berdebat sesama peserta didik karena hanya ada dua kepala yang berargumen dan dapat dipastikan kedua anggota bekerja sama rata, berbeda
jika dilakukan secara berkelompok dengan anggota minimal empat yang memperbesar kemungkinan ada peserta didik yang tidak aktif dalam
kelompok. Meskipun kurang menarik bagi siswa, metode ceramah tetap
diperlukan di dalam praktik mengajar. Dikarenakan siswa tetap membutuhkan penjelasan secara lisan oleh guru untuk lebih mengerti
materi. Untuk mencegah terjadinya kebosanan saat tengah menggunakan metode ceramah, saya selalu bertanya pada siswa dan membiarkan mereka
untuk ikut berpikir atas pertanyaan yang saya ajukan. Saya juga memberikan beberapa contoh yang mudah ditemui dalam ceramah dan
meminta mereka untuk berpikir apakah contoh yang saya berikan sudah benar atau belum, dan bagaimana menurut pendapat mereka.
Metode role-play juga cukup bagus untuk membangun inisiatif para siswa. Saya menggunakan role-play saat mempelajari tentang expressions.
Saya hanya akan memberi mereka situasi yang berkaitan dengan ekspresi yang tengah dipelajari dan membiarkan mereka menyusun teks terlebih
dahulu sesuai imajinasi mereka dan membiarkan mereka untuk memilih ekspresi apa yang cocok untuk situasi yang telah diberikan, sehingga secara
tidak langsung, mereka telah belajar lebih mendalam secara mandiri. Mereka belajar untuk menelaah lebih dalam situasi apa yang sedang terjadi
dan ungkapan apa yang cocok untuk mewakili situasi tersebut.