Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
No .
Penulis th dan Judul Variabel
Hasil Penelitian 1.
Riza Adytia Surya 2011
“ Analisis Tingkat Pengangguran di Kota
Semarang”. Y : Pengangguran
X1: PDRB X2: Iflasi
X3: Beban Tanggungan Penduduk BTP
PDRB berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap tingkat pengangguran,
Inflasi memberikan pengaruh yang negatif
dan signifikan terhadap tingkat pengangguran,
Tingkat BTP berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat pengangguran.
Pada uji F, PDRB, Inflasi, dan Beban
Tanggungan Penduduk secara bersama-sama
memiliki pengaruh terhadap tingkat
pengangguran yang terjadi di Kota
Semarang.
2.
Farid Alghofari 2010
“Analisis Tingkat Pengangguran di
Indonesia Tahun 1980- 200
7” Y :Pengangguran
X1: Jumlah penduduk X2: Iflasi
X3: Upah X4: Pertumbuhan
Ekonomi Jumlah penduduk
memiliki hubungan yang positif
dan kuat terhadap jumlah
pengangguran yaitu sebesar 0,88,
Inflasi memiliki hubungan
positif dan lemah terhadap
pengangguran yaitu sebesar
0,02, Upah memiliki hubungan
positif dan kuat terhadap
pengangguran, dan Pertumbuhan ekonomi
memiliki hubungan
positif dan cukup kuat terhadap
pengangguran yaitu sebesar
0,74.
Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian terdahulu adalah
tempat penelitian dan menggunakan data yang lebih baru. Perbedaaan lainnya adalah dalam penelitian ini menggunakan variabel investasi sebagai salah satu
variabel bebas, data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data panel Provinsi Jawa Tengah dan diolah menggunakan eviews 6.0.
2.7. Kerangka Berpikir
Pengangguran merupakan masalah kompleks yang terjadi di setiap negara, berbagai cara telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Pengangguran
biasanya terjadi karena ada ketimpangan antara pertumbuhan jumlah penduduk dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan yang ada. Selain itu jumlah
pengangguran juga dipengaruhi oleh tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan investasi di suatu daerah.
Tingkat inflasi akan mempengaruhi besarnya tingkat pengangguran yang terjadi. Tingkat inflasi memiliki hubungan positif ataupun negatif terhadap tingkat
pengangguran. Hubungan positif terjadi ketika inflasi terjadi pada harga-harga umum sehingga tingkat suku bunga pinjaman naik dan akan mengurangi tingkat
investasi yang seharusnya digunakan untuk mengembangkan sektor produktif. Hal ini akan berakibat pada kesemptan kerja yang rendah dan meningkatkan
jumlah pengangguran. Sedangkan hubungan negatif dijelaskan oleh A.W. Philips melalui kurva Philips. Naiknya inflasi akan berakibat pada turunnya tingkat
pengangguran. Hal ini dikarenakan dengan naiknya inflasi sektor produksi membuat kapasitas produksinya meningkat. Untuk memenuhi kapasitas produksi
tersebut maka produsen akan meningkatkan jumlah tenaga kerja. Tingkat pertumbuhan ekonomi akan mempengaruhi besarnya tingkat
pengangguran. Tingginya pertumbuhan ekonomi berarti ada perbaikan sektor- sektor yang ada di PDRB. Perbaikan sektor-sektor tersebut akan mempengaruhi
banyaknya penyerapan tenaga kerja yang berimbas pada turunnya tingkat pengangguran.
Tingkat Investasi dipengaruhi besarnya tingkat inflasi dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Tingkat investasi mempengaruhi besarnya tingkat
pengangguran. Semakin tinggi tingkat investasi semakin tinggi peluang pembukaan lapangan kerja. Banyaknya lapangan pekerjaan baru maka akan
mengurangi jumlah pengangguran.
Model:
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Inflasi