58
3.2 Kata dan Kalimat dalam Penulisan Karangan ProsaPuisi Arab.
1. Kata
Kata adalah unsur yang paling penting dalam kalimat. Secara sederhana, kata adalah bagian terkecil dari kalimat, sehingga memahami dan menguasai seluk
beluk kata dan penggunaannya menjadi sebuah keniscayaan. Kata memiliki beberapa dimensi: dimensi makna, dimensi bentuk morfologi, dan dimensi
bunyi. a.
Dimensi makna Ini adalan dimensi yang paling penting. Maksud dimensi ini adalah makna
atau referen dan segala hal yang berkaitan dengannya seperti konotasi, unsur psikologi, dan isyarat yang ditampilkan. Seorang penulis harus
memahami dan menguasai semua seluk beluk makna sebuah kata sehingga dalam melakukan pemilihan diksi bisa tepat sesuai dengan makna yang
dikehendaki. Makna juga sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari konteks kalimat, yaitu konteks dimana kata itu diletakkan dan dirangkai berurutan
dengan satuan-satuan bahasa yang lain. Keterkaitan dan keterikatan satu kata dengan yang lain dari sisi makna haruslah
compatible
dengan konteks kalimat. Terkait hal ini, perlu diperhatikan dua dimensi makna sebuah
kata:
59
1 Makna leksikal. Tiap-tiap kata memiliki makna dasar, artinya makna
yang dapat bersinggungan dengan makna yang lain. Ambil contoh kata رطْض bermakna „yang terbakar‟, makna ini berkaitan erat dengan
makna: api, penderitaan, menyala-nyala, dan kobaran emosi. 2
Makna kontekstual, artinya makna kata sesaat setelah diletakkan dalam sebuah struktur frasa atau klausa. Di sini, makna leksikal akan
bersinggungan dengan makna kontekstual tempat kata itu berada. Makna kontekstual ini berkontribusi besar dalam pembentukan makna
sebuah kata tanpa harus menghapus secara total makna leksikalnya. Misalnya, kita mengucapkan
اك داؤفلا رطض
„hatinya terbakar‟, melalui relasi kata
رطض dengan داؤفلا makna yang terbentuk bersifat emosional dan psikologis, yakni „hatinya terbakar dengan
perasaan cinta dan penderitaan‟. Pada waktu yang bersamaan, makna-
makna terikat yang la in seperti „panas‟, „keras‟, „cepat‟ tetap terbentuk
di benak pembaca atau penerima pesan dan mengantarkannya kepada cakrawala dan imajinasi yang luas.
Dengan demikian, memahami dan menguasi makna kata dengan dua dimensi diatas menjadi sebuah keniscayaan bagi seorang yang telah
meneguhkan diri berprofesi sebagai penulis kreatif. b.
Dimensi bentuk morfologi Sudah jamak dipahami, setiap makna kata pasti dipengaruhi oleh bentuk
dan pembentukannya. Perubahan bentuk kata akan memberikan makna baru untuk kata tersebut, bahkan terkadang bisa berbeda secara mendasar.
Sebagai contoh, pola verba قث dapat membentuk pola verba lain semisal
قَث , قثْ ْسا, قثا , dan masing-masing mengalami perubahan makna secara mendasar. Oleh karena itu, seorang yang berprofesi penulis harus
menguasai secara detail perbedaan-perbedaan makna akibat adanya pembentukan kata, khususnya dalam penulisan ilmiah, prosedural, dan
kreatif. c.
Dimensi bunyi Dimensi bunyi ini erat kaitannya dengan intonasi, nada dan irama kalimat.
Kalimat yang tersusun dari sedemikian bentuk bunyi bisa menciptakan satu irama tersendiri. Irama ini memiliki relasi secara langsung kepada
situasi batin penulis. Seorang penulis, khususnya penulis puisi, mengerti