Analisis konflik sumber daya alam di Pegunungan Kendeng Utara, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah (Studi kasus : Rencana pembangunan pabrik semen oleh PT. SMS di Kecamatan Tambakromo dan Kayen)

i

ANALISIS KONFLIK SUMBER DAYA ALAM DI
PEGUNUNGAN KENDENG UTARA, KABUPATEN PATI,
PROVINSI JAWA TENGAH
(Studi kasus : Rencana pembangunan pabrik semen oleh PT.
SMS di Kecamatan Tambakromo dan Kayen)

GANIES OKTAVIANA

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Konflik
Sumber Daya Alam di Pegunungan Kendeng Utara, Kabupaten Pati, Provinsi
Jawa Tengah (Studi kasus : Rencana pembangunan pabrik semen oleh PT. SMS di
Kecamatan Tambakromo dan Kayen) adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2015

Ganies Oktaviana
NIM. I34100091

iv

v


ABSTRAK
GANIES OKTAVIANA. Analisis Konflik Sumber Daya Alam di Pegunungan
Kendeng Utara, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah (Studi Kasus : Rencana
pembangunan pabrik semen oleh PT. SMS di Kecamatan Tambakromo dan
Kayen). Dibimbing oleh ARYA HADI DHARMAWAN.
Konflik terkait sumber daya alam (SDA) bukanlah hal yang baru di Indonesia.
Sebagian besar konflik yang terjadi dikarenakan perbedaan cara pandang dan
kepentingan terhadap SDA. Hal inilah yang tercermin dari konflik SDA
Pegunungan Kendeng, Kabupaten Pati. Rencana pendirian pabrik semen PT. SMS
yang akan didirikan di Kabupaten Pati menimbulkan banyak pertentangan dari
masyarakat. Hal ini dikarenakan SDA yang telah lama menjadi tumpuan hidup
masyarakat akan segera dieksploitasi oleh pihak swasta. Kekhawatiran terhadap
punahnya SDA Pegunungan Kendeng sangat dirasakan oleh masyarakat penolak
pabrik semen, namun hal ini tidak terjadi pada pemerintah daerah dan beberapa
pihak yang mendorong terlaksananya pendirian pabrik semen. Perbedaan
idealisme antaraktor ini kemudian menjadi faktor utama terjadinya benturan
kepentingan tersebut. Alhasil, konflik pun tak dapat dihindari. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengidentifikasi aktor yang terlibat konflik kepentingan
terhadap SDA Pegunungan Kendeng dan menganalisis tipologi konflik yang

tengah terjadi di Kecamatan Tambakromo dan Kecamatan Kayen. Metode
penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kualitatif melalui
wawancara mendalam (in-depth interview) dengan teknik snowballing dan
observasi lapang. Hasil penelitian mengidentifikasi aktor-aktor yang terlibat
dalam konflik kepentingan SDA Pegunungan Kendeng kedalam delapan
kelompok, yaitu organisasi akar rumput pro pabrik semen, organisasi akar rumput
kontra pabrik semen, LSM hijau, LSM lokal, pemerintah, kelompok agama,
swasta (PT. SMS), dan akademisi/peneliti. Sementara itu konflik yang terjadi
bersifat laten dan berubah secara fluktuatif menjadi manifes akibat adanya
intervensi dari aktor lainnya.
Kata kunci : konflik, sumber daya alam, aktor, kepentingan, tipologi konflik.

ABSTRACT
GANIES OKTAVIANA. A conflict analysis of a natural resources at North Karst
Kendeng Mountain, in Pati residence, of the Middle Java Province. (Case study :
A Cement factory planning construction by PT. SMS at Tambakromo and Kayen
district). Supervised by ARYA HADI DHARMAWAN.
A Natural resources conflict is not new things in Indonesia. Most of the conflicts
that occur are because of the differences in a perspectives and interests in
resource. This matter is reflected on Kendeng Mountains conflict resources in Pati

residence. Development planning of cement factory (PT.SMS) to be established
in Pati residence is caused many conflicts in society. This is because the natural

vi

resources that have existed become the foundation of the people there will be
exploited soon by the private parties. The concern is about the extinction of the
resources in Kendeng Mountains strongly rejected by the people in developing
the cement factory, but the local government and some parties are supported the
development of this cement factory. The differences idealism of each actor
becomes the main factor of this problem. As a result, conflicts are inevitable. The
purpose of this study is to identify the actors involved the conflict about the SDA
Mountains Kendeng and analyze a typology of this conflict which is happening in
District Tambakromo and Kayen. The method that is used is qualitative approach
through in-depth interviews with a snowballing technique and observation the
field. The results of the study is to identify the actors who are involved in the
conflict of interest SDA Kendeng Mountains into eight groups, there are grassroot
organization (pro with cement factory), grassroot organization (contra with
cement factory), NGO’s (green party), NGO’s (local party), government (local
and national), religious groups, private (PT. SMS), and academics / researchers.

While, the conflict that is happened, has a latent characteristics and change
fluctuate become manifest as a result of the intervention of other actors.
Keywords : conflict, natural resources, actor, interest, typology of conflict.

vii

ANALISIS KONFLIK SUMBER DAYA ALAM DI
PEGUNUNGAN KENDENG UTARA, KABUPATEN PATI,
PROVINSI JAWA TENGAH
(Studi kasus : Rencana pembangunan pabrik semen oleh PT.
SMS di Kecamatan Tambakromo dan Kayen)

GANIES OKTAVIANA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat


DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

viii

x

xi

PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan YME atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Analisis Konflik Sumber Daya Alam di Pegunungan Kendeng Utara,
Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah (Studi kasus : Rencana
pembangunan pabrik semen oleh PT. SMS di Kecamatan Tambakromo dan
Kayen)” dengan baik. Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat kelulusan

pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas
Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada
Bapak Dr Ir Arya Hadi Dharmawan, MSc Agr selaku dosen pembimbing yang
telah sangat sabar dalam membimbing serta memberikan motivasi, saran dan
masukan kepada penulis selama proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini
dan kepada Bapak Soeryo Adiwibowo, berkat beliau penulis belajar banyak dari
lokasi penelitian. Serta untuk yang tidak pernah terlupakan, ucapan terimakasih
kepada keluarga baru penulis yaitu keluarga besar Omah Kendeng yang begitu
menyenangkan bagi penulis dan kepada seluruh masyarakat Kecamatan
Tambakromo, Kecamatan Kayen, dan Kecamatan Sukolilo yang telah menerima
dan membantu penulis dalam memberikan informasi untuk keperluan penelitian
ini. Rasa terimakasih dan sayang teramat sangat juga penulis sampaikan kepada
Ayah Warsono, Ibu Min Juminah, dan Adik Galih Dwicaksono yang selalu
memberikan do’a dan semangat kepada penulis.
Terakhir, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada keluarga besar
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat yang telah
memberikan pengetahuan kepada penulis selama berkuliah di Institut Pertanian
Bogor dan kepada keluarga besar Unit Kegiatan Mahasiswa Uni Konservasi
Fauna (UKM UKF) yang senantiasa memberikan bantuan, dukungan serta

masukan bagi penulis.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Maret 2015
Ganies Oktaviana

xii

xiii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian
PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian
Definisi Konseptual
PENDEKATAN LAPANG
Metode Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Teknik Pemilihan Informan
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Kecamatan Tambakromo
Kecamatan Kayen
PROYEK BESAR RENCANA PEMBANGUNAN PABRIK
SEMEN OLEH PT. SMS
Proses masuknya PT. SMS ke Kecamatan Tambakromo dan Kayen
Dekripsi Proyek Pembangunan Pabrik Semen PT. SMS
Kontestasi Pengelolaan Sumber Daya Alam Pegunungan Kendeng

Utara di Tingkat Pemerintah Daerah
Ikhtisar
AKTOR DAN JEJARING AKTOR
Identifikasi Aktor
Jaringan Kekuatan Politik dan Relasi Kuasa Antaraktor
Ikhtisar
PETA KEPENTINGAN TERHADAP SUMBER DAYA ALAM
PEGUNUNGAN KENDENG UTARA
Kepentingan Para Aktor
Peta benturan Kepentingan Aktor
Ikhtisar
TIPOLOGI KONFLIK, BENTUK-BENTUK, DAN RESOLUSI
KONFLIK
Tipologi Konflik Sumber Daya Alam Pegunungan Kendeng Utara
Bentuk-bentuk Konflik Sumber Daya Alam Pegunungan Kendeng

xiii
xv
xv
xv

1
1
6
8
9
11
11
20
21
21
23
23
23
23
24
24
25
25
25
27
27
30
35
37
39
39
54
59
63
63
73
76
77
77
80

xiv

Utara
Resolusi Konflik yang Dilakukan Para Kelompok Kepentingan
Ikhtisar
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

84
85
87
89
91
123

xv

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar lokasi calon kegiatan penambangan beserta jenis lahan
yang dipakai untuk penambangan bahan baku
Tabel 2 Daftar lokasi lahan yang akan dibebaskan oleh PT. SMS
Tabel 3 Daftar nama-nama LSM yang terlibat konflik sumber daya alam
Pegunungan Karst Kendeng Utara, Kabupaten Pati
Tabel 4 Matriks relasi kuasa dan jaringan aktor
Tabel 5 Pemetaan kepentingan kelompok aktor
Tabel 6 Benturan kepentingan dari aspek ekonomi, politik, sosial, dan
budaya
Tabel 7 Tipe konflik kepentingan sumber daya alam Pegunungan Kendeng
Utara berdasarkan agressiveness

32
33
47
55
74
75
81

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5

Kerangka penelitian
Asal mula masuknya PT. SMS ke Kecamatan Tambakromo
dan Kecamatan Kayen
Gubernur Jawa Tengah berkunjung ke Desa Beketel,
Kecamatan Kayen untuk melihat illegal logging
Intensitas konflik
Konflik berdasarkan dinamika transformasi yang terjadi

20
38
66
78
83

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6

Timeline penelitian
Peta lokasi penelitian
Panduan wawancara
Bukti-bukti pemenfaatan Pegunungan Kendeng Utara
Bukti-bukti penolakan terhadap pabrik semen
Dokumentasi arsip

92
93
94
96
103
109

xvi

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karst merupakan lanskap yang terbentuk karena peleburan batuan karbonat,
meskipun sama, bentukan ini juga dapat ditemukan di kawasan gunung berapi dan
permafrost. Keterlibatan air dalam proses pembubaran batuan karbonat sangat
berpengaruh terhadap terbentuknya karst. Lapisan bawah tanah karst yang
mengandung air (akuifer pada karst) merupakan hal yang paling penting dibahas
dalam pengelolaan karst. Karakteristik bentuk permukaan dari karst antara lain,
yaitu polje, sinkhole (doline), swallow, karren, pavement dalam beragam ukuran,
dry valleys dan blind valleys. Area di bawah permukaan karst biasa disebut
sebagai gua. Namun, banyak dari gua-gua tersebut yang tidak dapat dimasuki oleh
manusia karena gua-gua tersebut tidak memiliki pintu masuk atau celah. Saluran
karst kadang sulit dipelajari karena heterogenitasnya yang tinggi dan berhubungan
dengan aliran tingkat dalam batuan dasar. Karst dapat ditemukan di beberapa
wilayah, seperti Eropa, Asia, Amerika Utara, Amerika Selatan, Amerika Tengah,
Karibia, Australia, dan Afrika (Beynen 2011).
Salah satu karst yang terdapat di wilayah Asia adalah Kawasan Karst
Pegunungan Kendeng Utara yang terletak di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Kawasan Karst Pegunungan Kendeng Utara membentang di lima kabupaten, yaitu
Kabupaten Kudus, Kabupaten Blora, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Rembang,
dan Kabupaten Pati. Secara ekologis, Kawasan Karst Pegunungan Kedeng Utara
memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah. Tercatat ada 24 jenis flora yang
tumbuh di sana, antara lain Mahoni (Swietenia macrophylia), Jambu Mete
(Anacardium occidentale), Randu Kapuk (Ceiba Pentandra), Randu Alas
(Salmalia malabarica), dan Kepuh (Sterculia foetida). Sedangkan untuk
faunanya, terdapat 45 jenis burung, 11 jenis mamalia, 1 jenis herpetofauna yaitu
ular Sanca Kembang (Pyton reticulatus) dan jenis-jenis dari arthropoda serta
moluska1.
Tumbuhan-tumbuhan yang terdapat di Pegunungan Kendeng Utara
memiliki peranan penting dalam mengikat air yang masuk ke dalam pori-pori
rekahan Pegunungan Kendeng Utara agar air tidak langsung lolos begitu saja
sehingga dapat digunakan oleh masyarakat sekitar kaki Pegunungan Kendeng
Utara. Berdasarkan data hasil penelitian, sumber mata air yang terdapat di
Pegunungan Kendeng Utara, Kabupaten Pati sebanyak 79 sumber mata air
sepanjang tahun2 di Kecamatan Sukolilo (Ismalina 2013) dan 15 sumber mata air
sepanjang tahun di Kecamatan Tambakromo3 (Wacana et al 2008). Sementara
data lain menemukan sebanyak 200 sumber mata air yang terdapat di Pegunungan
Kendeng Utara. Serupa dengan tumbuhan yang terdapat di Pegunungan Kendeng
Utara, faunanya pun memberikan peranan penting lainnya seperti kelelawar yang
1
2
3

http://lists.indymedia.org/pipermail/imc-jakartake/2009-February/0223-oy.html
(diakses
26
Februari 2014)
Sumber mataair sepanjang tahun adalah mataair yang persediaan airnya tidak bergantung pada
musim
Wacana et al (2008) tentang Kajian Potensi Kawasan Kars Kendeng Utara Kabupaten Grobogan
dan Kabupaten Pati dalam jurnal online DREaM edisi 21.08.2008 oleh LPPM UPN (Veteran) ;
http://kruha.org

2

berguna untuk pengontrol hama serta kotoran kelelawar yang dapat dijadikan
sebagai pupuk.
Masyarakat sekitar Pegunungan Kendeng Utara menganggap Pegunungan
Kendeng Utara sebagai sumber daya alam yang sangat memberikan manfaat bagi
kehidupan mereka. Seluruh aktivitas sehari-hari masyarakat dapat berjalan dengan
optimal karena memanfaatkan sumber daya alam Pegunungan Kendeng Utara.
Salah satunya yang dimanfaatkan adalah sumber-sumber mata air sepanjang tahun
yang terdapat di Pegunungan Kendeng Utara. Sumber-sumber mata air tersebut
tidak pernah mati dan selalu dialiri air sepanjang musim, sehingga menjadi
sumber daya yang tak ternilai bagi masyarakat. Sebanyak lebih dari 8.000 KK di
sekitar Pegunungan Kendeng Utara, Kabupaten Pati memanfaatkan sumbersumber mata air tersebut untuk mengairi sawah, mandi, memasak, mencuci, dan
keperluan sehari-hari lainnya. Kemudahan mengakses dan tercukupinya
kebutuhan terhadap air dari sumber mata air Pegunungan Kendeng Utara
membuat masyarakat menjadi sangat bergantung dengan sumber daya alam
Pegunungan Kendeng Utara.
Sebuah hasil penelitian Ismalina (2013) memberikan informasi tentang
perhitungan valuasi ekonomi pemanfaatan Pegunungan Kendeng Utara. Hasilnya
adalah sumber daya alam Pegunungan Kendeng Utara secara keseluruhan telah
memberikan manfaat bagi 91. 688 jiwa di Kecamatan Sukolilo dan 73. 051 jiwa di
Kecamatan Kayen. Sumber mata air yang terdapat di Pegunungan Kendeng Utara
merupakan sumber pengairan bagi 2.010 ha lahan sawah yang terletak di kaki
Pegunungan Kendeng Utara dengan menggunakan irigasi teknis yang terletak di
sebelah utara sepanjang sungai Juana II dan Juana I dengan menggunakan sistem
pompanisasi. Khusus untuk 79 sumber mata air yang terdapat di Kecamatan
Sukolilo, sumber-sumber mata air itu tersebar dari wilayah yang paling tinggi
sampai yang paling rendah di Kecamatan Sukolilo. Debit sumber mata air tersebut
pun paling kecil 0.06 liter/detik dan paling besar 178 liter/detik. Dari analisis
morfologis, 75% wilayah Pati dialiri oleh sumber mata air dari Pegunungan
Kendeng Utara.
Hasil penelitian tersebut juga mencatat ada sebanyak 1.197 jiwa warga
Sedulur Sikep yang menggarap lahan pertanian di wilayah Sukolilo, Baturejo,
Gadudero, Kedumulyo dan Kasiyan. Tidak hanya itu, sebanyak 1.473 KK (satu
per empat dari total 5.894 KK) bekerja sebagai peternak sapi dan memanfaatkan
lahan sawah di Pegunungan Kendeng Utara untuk dijadikan pakan bagi ternak
mereka. Pakan bagi ternak didapat dari jerami ketika masa panen dan pakan
rumput ketika tidak ada panen. Sementara itu, aktivitas lainnya seperti
pembangunan dan penambangan juga dijabarkan dalam penelitian tersebut seperti
kegiatan pembangunan pabrik di Desa Kedomulyo, penambangan batu kapur di
Desa Sukolilo, Desa Sumbersoko, Desa Gadudero, Desa Kedomulyo, dan Desa
Tempo Gunung, serta penambangan tanah liat di lahan pertanian Desa Gadudero,
Desa Baturejo, dan Desa Kasihan. Penemuan lainnya adalah terdapat sebanyak 15
gua berair (sungai bawah tanah) dari sebanyak 24 gua yang telah ditemui di
Pegunungan Kendeng Utara. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem hidrologi
tanah di atas gua masih ada dan proses kartisifikasi masih berlangsung di gua-gua
tersebut (karakter KARST I).
Gua-gua yang terdapat pada Pegunungan Kendeng Utara kerap
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai objek wisata. Sungai bawah tanah yang

3

terbentuk di dalamnya sering menjadi destinasi tempat berenang warga. Tak
hanya itu, air terjun yang terdapat di sekitar Pegunungan Kendeng Utara juga
menjadi objek wisata unggulan di Kabupaten Pati. Kesakralan Pegunungan
Kendeng Utara semakin terpancar dari pemanfaatannya untuk kebutuhan spiritual
warga. Kebutuhan ini tampak pada beberapa situs-situs spiritual yang terdapat di
beberapa titik sekitar Pegunungan Kendeng Utara. Salah satunya adalah situs
spiritual Pikulun Nogorojo yang acapkali didatangi masyarakat, baik dari Pati
ataupun luar Pati. Adanya situs-situs ini juga dijadikan sebagai simbol budaya
atau adat istiadat yang melekat dalam kehidupan warga Pati. Pegunungan
Kendeng Utara juga diyakini oleh masyarakat sebagai benteng penghalang
terjadinya bencana alam gempa.
Tidak hanya berhenti pada pemanfaatan sumber mata air yang berasal dari
Pegunungan Kendeng Utara, masyarakat juga jeli memanfaatkan potensi lainnya
yang merupakan potensi utama dari Pegunungan Kendeng Utara, yaitu
penambangan batu gamping. Sebagian besar aktivitas penambangan yang
dilakukan masyarakat adalah penambangan skala kecil dengan menggunakan alatalat tradisional. Namun ada juga pemodal yang melakukan aktivitas penambangan
dengan menggunakan alat berat dan mempekerjakan warga sekitar. Melalui hasil
penambangan batu gamping ini, warga akan mendapatkan upah yang bisa
dijadikan nafkah bagi keluarga mereka. Jika di telisik dari status perizinan,
sebenarnya pekerjaan penambangan batu gamping yang dilakukan warga tersebut
adalah kegiatan illegal sehingga dilarang untuk dilakukan. Namun karena
pekerjaan tersebut sudah dilakukan sejak lama dan tidak ada tindakan serius dari
aparat pemerintah daerah untuk menanganinya, maka illegal mining kini menjadi
pekerjaan utama para oknum warga yang masih dilakukan hingga sekarang.
Nilai ekonomi dari bebatuan yang tersimpan di Pegunungan Kendeng Utara
ternyata juga mengundang minat para investor dari luar Pati. Potensi karst yang
terkandung di Pegunungan Kendeng Utara sejak lama telah menjadi sinyal bagi
para investor untuk berinvestasi, salah satunya adalah pertambangan batu
gamping sebagai bahan baku utama pembuatan semen. Dalam sembilan tahun
terakhir, terhitung sudah ada dua investor yang mencoba untuk berinvestasi batu
gamping di Pati, yaitu PT. SG di tahun 2006 dan PT. SMS di tahun 2008 hingga
saat ini. Kala itu PT. SG gagal berinvestasi dikarenakan cacat perizinan, sehingga
pada tahun 2011 PT. SG resmi angkat kaki dari Kabupaten Pati tanpa sempat
melakukan proyek pendirian pabrik semen. Mundurnya PT. SG dari Pati ternyata
tidak membuat PT. SMS gentar dengan rencananya, meskipun rencana tersebut
banyak mendapat pertentangan dari masyarakat Pati. Maka untuk kedua kalinya
masyarakat Pati harus berhadapan lagi dengan pabrik semen berskala besar.
Semenjak munculnya wacana akan didirikannya pabrik semen oleh PT. SMS,
kehidupan masyarakat mulai tidak tenang, terlebih ketika PT. SMS mulai
melakukan manuver ke pejabat dan kalangan elit daerah demi menyukseskan
rencana pendirian pabrik semen.
Kekhawatiran masyarakat ini sangat beralasan karena masyarakat tidak
ingin sumber kehidupannya (Pegunungan Kendeng Utara) punah oleh „raksasa
pemilik modal‟. Rasa khawatir inilah yang kemudian memaksa masyarakat untuk
berbuat lebih jauh demi mempertahankan penghidupan untuk masa depan.
Ancaman kerusakan lingkungan serta tergerusnya nilai-nilai sosial-budaya
masyarakat nampaknya sudah terbayang dalam benak mereka. Bagi mereka hanya

4

ada dua pilihan, yaitu mati karena berjuang untuk kesejahteraan masa depan atau
hidup dalam bayang-bayang kesengsaraan masa depan. Memang, sebagai sumber
daya alam, Pegunungan Kendeng Utara memiliki begitu banyaknya nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya, baik sosial, budaya, ekonomi, ekologi, bahkan
spiritual. Persoalannya adalah ketika nilai-nilai tersebut dipahami secara berbedabeda oleh masing-masing pihak yang berkepentingan terhadap Pegunungan
Kendeng Utara. Terlebih lagi, tiap-tiap pihak memiliki caranya tersendiri dalam
memandang Pegunungan Kendeng Utara sebagai sumber daya alam. Akibatnya,
konflik kepentingan terhadap Pegunungan Kendeng Utara pun tak dapat dihindari.
Para pihak yang merasa berkepentingan terhadap Pegunungan Kendeng Utara
turut ambil peran dalam konflik.
Karst secara de jure, mengacu pada UUD 1945 pasal 33 ayat 3, merupakan
sumber daya alam berstatus state property (milik negara). Karst menurut
Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) dalam Peraturan Menteri
ESDM No 17 tahun 2012 tentang Penetapan Kawasan Bentang Alam Karst
(KBAK) adalah Kawasan Lindung Nasional. Sebagaimana kawasan lindung
nasional, kawasan tersebut harus dilindungi dan dilestarikan. Begitu pentingnya
kawasan karst, pada tahun 1997 lembaga konservasi dunia, International Union
for Conservation of Nature (IUCN) sebelumnya juga telah mengukuhkan kawasan
karst sebagai kawasan yang harus dilestarikan4.
Berangkat dari pada ketiga jenis kebijakan tersebut maka dapat diambil
kesimpulan bahwa arah status kepemilikan (property right) Pegunungan Kendeng
Utara berkecenderungan kepada kepemilikan negara (state property) yang harus
dilindungi dan dilestarikan. Seakan sejalan dengan kesimpulan tersebut,
Kementerian Kehutanan memberikan mandat kepada Perhutani Pati untuk
mengelola kawasan Pegunungan Kendeng Utara agar dapat dikelola dengan arif
dan bijak. Perhutani tidak bekerja sendirian dalam mengelola kawasan
Pegunungan Kendeng Utara. Pola pengelolaan berbasis sistem kolaborasi dengan
masyarakat sekitar Pegunungan Kendeng Utara sengaja diterapkan oleh Perhutani
agar terciptanya harmonsasi antara aparat pemerintah dengan masyarakat. Pola
pengelolaan dengan sistem kolaborasi ini memperbolehkan warga untuk turut
serta merawat dan mengelola pohon jati yang sengaja ditanam untuk sistem
kolaborasi ini. Nantinya, hasil dari panen pohon jati akan dibagi berdasarkan
sistem bagi hasil yang telah disepakati bersama.
Bagi hasil yang pada awalnya direncanakan dapat memberikan keuntungan
bagi Perhutani maupun masyarakat ternyata tidak terlaksana sesuai dengan
kesepakatan. Hambatannya karena masa panen pohon jati yang terlalu lama
sehingga membuat para pengelola menjadi tidak sabar untuk segera mendapatkan
hasil. Akhirnya banyak pohon-pohon jati yang sengaja ditebang warga sebelum
masa panen tiba. Akibatnya, hasil yang didapat warga tidak sebanyak hasil
penjualan kayu jati yang telah siap panen. Penebangan ini kemudian disebut
sebagai kegiatan illegal logging oleh sebagian warga pro lingkungan karena
pohon yang ditebang belum memasuki masa panen. Hasil penelitian Ismalina
(2013) menemukan fakta bahwa sekarang ini banyak tegalan yang ditanami pohon
jati. Akan tetapi hasil yang didapat dari menanam pohon jati sama saja dengan
hasil yang didapat dari menanam tanaman musiman (sayuran atau buah-buahan).
4

www.tn-babul.org

5

Meskipun kegiatan illegal logging tersebut dilarang karena melanggar
aturan, tetapi kegiatan tersebut dijadikan sebagai mata pencaharian utama bagi
sebagian warga di sekitar kaki Pegunungan Kendeng Utara. Berkat kegiatan
illegal logging ini, warga dapat menghidupi keluarga mereka, bahkan adapula
yang sampai mampu menyekolahkan anak mereka ke tingkat perguruan tinggi.
Secara implisit konfik tengah terjadi diantara Perhutani, warga pelaku illegal
logging, dan warga pro lingkungan. Konflik ini semakin jelas ketika beberapa
warga Pati pro lingkungan melaporkan kegiatan illegal logging yang terjadi di
Desa Beketel, Kecamatan Kayen yang dilakukan oleh oknum warga kepada Polres
Pati. Laporan tersebut ditanggapi positif oleh pihak pemerintah daerah dan selang
beberapa hari setelah pelaporan, pemerintah daerah yang terdiri dari Gubernur
Jawa Tengah, Bupati Pati, dan perangkat pemerintah daerah lainnya berkunjung
ke Desa Beketel, Kecamatan Kayen untuk melihat langsung hutan yang telah
gundul akibat dari aktivitas illegal logging. Kunjungan perangkat pemerintah
daerah tersebut juga disambut dengan sangat antusias oleh masyarakat Pati,
bahkan banyak juga masyarakat yang berasal dari luar Kabupaten Pati sengaja
datang menghadiri kunjungan Gubernur Jawa Tengah saat itu.
Konflik terhadap sumber daya alam yang terus bergulir di Kabupaten Pati
kini tidak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat Pati. Terlebih yang paling
menarik perhatian massa saat ini yaitu konflik dengan pabrik semen PT. SMS.
Seperti telah disinggung sebelumnya, sejak sembilan tahun yang lalu konflik
dengan pabrik semen telah terjadi di Kabupaten Pati dengan dua pihak swasta
(PT. SG dan PT. SMS). Akan tetapi hingga detik ini belum ada pabrik semen
yang berhasil untuk mendirikan pabriknya di Kabupaten Pati, hal ini tidak terlepas
dari perjuangan masyarakat bersama aktor-aktor lain yang membantu mereka,
seperti LSM dan organisasi akar rumput pro lingkungan ataupun berorientasi
ekopopulis.
Dinamika yang terjadi di Pati saat ini adalah masyarakat Pati memiliki
posisi tawar yang tinggi (khususnya masyarakat sekitar kaki Pegunungan
Kendeng Utara) dalam memengaruhi rencana berdirinya pabrik semen (contoh
kasus PT. SG). Oleh karena itu, hal ini begitu menarik, karena merujuk dari
contoh-contoh kasus konflik sumber daya alam yang pernah terjadi di Indonesia,
masyarakat selalu berada pada posisi tak berdaya, termarjinalkan, dan tercerabut
dari tempat tinggalnya sendiri. Saat ini pun kekuatan yang dihimpun oleh
masyarakat beserta LSM dan organisasi akar rumput pro lingkungan dan
ekopopulis telah cukup memberikan pengaruh, yaitu terhambatnya rencana proyek
pendirian pabrik semen oleh PT.SMS dari rencana yang dijadwalkan dalam KA
AMDAL PT. SMS yaitu di tahun 2014.
Peristiwa mundurnya PT. SG mungkin saja dapat terulang kembali pada PT.
SMS, akan tetapi peran pejabat daerah, elit lokal, LSM hingga organisasi akar
rumput dan masyarakat pendukung pabrik semen tak dapat diacuhkan begitu saja.
Hampir bersamaan dengan mundurnya PT. SG mendirikan pabrik semen di Pati,
pejabat daerah Provinsi Jawa Tengah maupun Kabupaten Pati menerbitkan
kebijakan-kebijakan menyangkut penambangan di sekitar Pegunungan Kendeng
Utara. Beberapa dari kebijakan-kebijakan yang telah diterbitkan tersebut
diantaranya ada yang kemudian dijadikan sebagai landasan utama bagi PT. SMS
mengajukan proyek pendirian pabrik semen di Pati. Tindakan yang dilakukan
pemerintah daerah Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Pati ini menurut

6

Alkhudri (2012) merupakan dualisme fungsi terkait kepentingan pemerintah.
Bahwasannya, Alkhudri (2012) memiliki pemikiran, negara memiliki dua fungsi
sekaligus, baik sebagai aktor pengguna maupun pelindung sumber daya alam.
Oleh sebab itu, negara juga sering mengalami konflik kepentingan, sehingga
banyak kritik terhadap eksistensi negara. Negara sering mempersulit upaya
memecahkan masalah lingkungan, berusaha mengejar pembangunan ekonomi,
termasuk berusaha menarik perusahaan multinasional untuk menanamkan modal
di wilayahnya yang terkadang mengabaikan aspek perlindungan lingkungan
hidup.
Etika lingkungan pemerintah yang mengejar pembangunan tersebut disebut
sebagai developmentalism atau mengedepankan misi-misi pembangunan untuk
meningkatkan
pertumbuhan
perekonomian
dan
antroposentrik
atau
mengutamakan kebutuhan manusia dengan tidak mempertimbangkan komponen
biotik dan abiotik lainnya (lingkungan). Pada titik klimaks inilah kemudian
konflik kepentingan ini menjadi kompleks karena adanya peran-peran dan
intervensi dari kalangan elit pemegang kekuasaan. Maka dari itu, konflik
kepentingan terhadap sumber daya alam Pegunungan Kendeng Utara penting
untuk dikaji lebih dalam untuk mengetahui bagaimana konflik kepentingan yang
terjadi terhadap sumber daya alam Pegunungan Kendeng Utara di Kabupaten
Pati, Provinsi Jawa Tengah ?

Perumusan Masalah
Pada tanggal 11 Mei 2014, sekitar 20-an warga Desa Brati, Kecamatan
Kayen, Kabupaten Pati melakukan aksi tandur papan5 di jalan, sawah, dan lahanlahan sebagai bentuk penolakan terhadap rencana pembangunan pabrik semen
oleh PT. SMS. Berbagai macam tulisan penolakan ditulis dalam sebuah papan
kayu bekas dengan menggunakan tinta cat berwarna merah, putih, dan hitam. Baik
anak-anak, remaja, juga orang dewasa terlibat dalam aksi tersebut. Seorang pria
muda memulai orasi dengan kalimat-kalimat penolakan dan menentang kehadiran
pabrik semen. Sementara orang-orang disekitarnya saling berteriak menyambut
ucapan sang orator. Beberapa wartawan juga diundang untuk meliput aksi yang
tengah dilakukan. Gambaran tersebut adalah sedikit cerita tentang aksi-aksi yang
dilakukan oleh warga Kecamatan Tambakromo dan Kecamatan Kayen untuk
menolak berdirinya pabrik semen oleh PT. SMS. Rencana pendirian pabrik semen
oleh PT. SMS telah menjadi polemik yang besar bagi warga Pati, khususnya bagi
warga di Kecamatan Tambakromo dan Kayen. Hal ini disebabkan karena lokasi
yang menjadi target tapak pabrik semen dan lokasi tambang bahan baku terletak
di dua kecamatan tersebut. Lahan warga berupa sawah, ladang, juga pemukiman
bakal dikonversi untuk kawasan pabrik semen.
Aksi yang dilakukan masyarakat adalah tindakan perlawanan yang
merepresentasikan sebuah ketidaksetujuan dan kekecewaan terhadap pemerintah
atas rencana pendirian pabrik semen. Meskipun belum ada keputusan mengenai
pendirian pabrik semen oleh PT. SMS, akan tetapi prosesi terkait perizinan dan
5

Tanam papan

7

segalanya yang berkaitan masih terus dilakoni PT. SMS, sehingga kekhawatiran
yang teramat sangat akan berdirinya pabrik semen di Pati dirasakan penuh oleh
masyarakat Pati. Tak dapat dipungkiri bahwa hampir seluruh lini kehidupan
masyarakat sekitar kaki Pegunungan Kendeng Utara sangat bergantung pada
pemanfaatan kawasan karst ini. Bagi masyarakat Pati, Pegunungan Kendeng Utara
adalah nadi kehidupan mereka, semua kehidupan bermulai dari sana. Baik skala
kecil maupun skala besar juga bergantung pada nadi ini. Bahkan, demi
mempertahankan Pegunungan Kendeng Utara ini, masyarakat rela untuk
melakukan perang jika itu dibutuhkan.
Berbeda dengan pergerakan pihak lainnya, pihak swasta dalam hal ini PT.
SMS melakukan gerakan melalui jalur birokrasi yang mana melibatkan banyak
instansi pemerintahan. Keterlibatan pemerintah tentunya berpengaruh pada posisi
pemerintah sebagai pemegang kekuasaan dan kewenangan. Hal inilah yang
kemudian dicurigai oleh masyarakat, dimana dimunculkannya peraturan daerah
yang mengubah fungsi Pegunungan Kendeng Utara dari pertanian dan pariwisata
menjadi pertambangan dan agroindustri. Sementara menurut PP No. 26 tahun
2008, Kawasan Karst Pegunungan Kendeng Utara dikategorikan ke dalam
kawasan lindung6 yang mana fungsi utamanya adalah melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
Kebijakan pengembangan pola ruang Pegunungan Karst juga tercantum di PP
tersebut dalam pasal 7 ayat 1. Kebijakan tersebut meliputi pemeliharaan dan
perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Kecurigaan-kecurigaan antaraktor terus bermunculan seiring dengan
tereskalasinya konflik. Pihak pemerintah daerah juga tampaknya tidak mampu
berbuat lebih banyak untuk mengambil keputusan. Hal ini tampak pada alasanalasan yang diutarakan pihak pemerintah daerah bahwa pemda hanya bisa
menunggu instruksi dari pemerintah pusat, sedangkan masyarakat menginginkan
adanya ketegasan dari pejabat daerah. Padahal, nasib Pegunungan Kendeng Utara
berada ditangan „tuan rumah’nya. Dari perspektif pemerintahan, sebenarnya
kehadiran PT. SMS memberikan angin segar bagi pembangunan di Pati. Sebagian
besar para pejabat masih menganggap bahwa dengan investasi pertambangan ini
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sehingga dengan adanya investasi
dari luar, pemerintah daerah berharap dapat meningkatkan pendapatan daerahnya.
Sementara dari perspektif aktor pro lingkungan, Kawasan Karst Pegunungan
Kendeng memiliki peran penting dalam ekosistem. Keanekaragaman hayati yang
ada di dalamnya adalah keseimbangan dalam sistem ekologi. Kawasan karst juga
merupakan kawasan pelindung bagi sekitarnya. Perubahan fungsi ekologis akan
sangat mungkin berdampak pada ekosistem dan tentu saja akan berpengaruh
terhadap semua yang terdapat pada Pegunungan Kendeng Utara, seperti hilangnya
fungsi Pegunungan Kendeng Utara sebagai kawasan penyangga hidrologi dan
mengeringnya sumber-sumber mata air di dalamnya. Apabila kerusakan tersebut
terjadi tentunya akan sangat mengganggu aktivitas masyarakat Pati, karena
hampir seratus persen keperluan sehari-hari (khususnya penggunaan air)
mengandalkan air dari Pegunungan Kendeng Utara.

6

Secara hukum, statusisasi pembagian kawasan karst Pegunungan Kendeng Utara yang spesifik
untuk budidaya dan pelestarian (kawasan lindung) belum dilakukan oleh pihak pemerintah daerah
Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Pati.

8

Kondisi inilah kemudian yang menyebabkan kontroversi dalam menghadapi
proyek rencana pendirian pabrik semen. Tarik menarik kepentingan sudah pasti
terjadi, tetapi siapa sajakah aktor-aktor yang terlibat dalam konflik kepentingan
terhadap sumber daya alam Pegunungan Kendeng Utara ? adalah hal yang
paling penting untuk dianalisis sejak awal untuk mengetahui pelaku konflik.
Melalui informasi aktor-aktor yang terlibat konflik maka dapat dipetakan relasi
kuasa aktor dan jejaring aktor. Semua pelaku dalam konflik kepentingan ini tak
terlepas dari misi perwujudan kepentingannya. Berdasar dari etika lingkungan
yang berbeda membawa para aktor kepada perbedaan kepentingan yang beririsan
dengan pengelolaan sumber daya alam Pegunungan Kendeng Utara. Sebagai titik
bertemunya para aktor, Pegunungan Kendeng Utara nasibnya ditentukan oleh para
aktor konflik. Masa depan Pegunungan Kendeng Utara juga dapat terefleksi dari
cara bagaimana aktor memaknainya sebagai sumber daya alam dengan potensi
yang melimpah. Kontestasi terhadap sumber daya alam Pegunungan Kendeng
Utara harus ditelisik lebih jauh tentang apa saja kepentingan para aktor terhadap
sumber daya alam Pegunungan Kendeng Utara ? merupakan pertanyaan penting
selanjutnya yang harus diungkap dalam penelitian ini.
Setiap konflik memiliki karakteristik yang berbeda-beda di masing-masing
tempat. Untuk mengetahui bagaimana tipologi konflik yang terjadi terhadap
sumber daya alam Pegunungan Kendeng Utara ? digunakan indikator berupa
intensitas konflik, kedalaman konflik, keterbukaan konflik, keterlibatan massa,
serta keterlibatan gender. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana
dinamika konflik yang terjadi. Melalui indikator-indikator tersebut diharapkan
dapat cukup mewakili dari kondisi yang sebenarnya dan menjadi gambaran yang
mudah dipahami. Dalam setiap konflik yang terjadi akan ada solusi-solusi yang
ditawarkan oleh aktor yang yang terlibat. Upaya-upaya yang ditawarkan tersebut
dianalisis melalui pertanyaan bagaimana resolusi konflik yang ditawarkan oleh
aktor yang terlibat konflik kepentingan terhadap sumber daya alam
Pegunungan Kendeng Utara ?
Berbekal pada empat pertanyaan kunci tersebut, maka penelitian tentang
Analisis Konflik Sumber Daya Alam di Pegunungan Kendeng Utara, Kabupaten
Pati, Provinsi Jawa Tengah (Studi kasus : Rencana pendirian pabrik semen oleh
PT. SMS di Kecamatan Tambakromo dan Kayen) telah selesai dilaksanakan.
Studi kasus ini diharapkan dapat menjadi cerminan bagi seluruh masyarakat yang
sedang mengalami peristiwa yang serupa.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka secara umum penelitian
mengenai “Analisis Konflik Sumber Daya Alam di Pegunungan Kendeng Utara,
Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah (Studi kasus : Rencana pendirian pabrik
semen oleh PT. SMS di Kecamatan Tambakromo dan Kayen)” bertujuan untuk:
1.
Mengidentifikasi aktor-aktor yang terlibat konflik kepentingan terhadap
sumber daya alam Pegunungan Kendeng Utara;

9

2.
3.
4.

Mengidentifikasi kepentingan dan pengaruh masing-masing aktor yang
terlibat konflik kepentingan terhadap sumber daya alam Pegunungan
Kendeng Utara;
Menganalisis tipologi konflik kepentingan terhadap sumber daya alam
Pegunungan Kendeng Utara; dan
Mengidentifikasi resolusi konflik yang ditawarkan aktor pada konflik
kepentingan terhadap sumber daya alam Pegunungan Kendeng Utara.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi akademisi,
pemangku kebijakan dan masyarakat pada umumya mengenai kajian konflik
kepentingan terhadap sumber daya alam yang secara nyata ditemui pada
masyarakat. Secara spesifik dan terperinci manfaat yang didapatkan oleh berbagai
pihak adalah sebagai berikut:
1.
Bagi akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dalam
penelitian mengenai konflik sumber daya alam. Selain itu, penelitian ini
dapat menjadi literatur bagi akademisi yang ingin mengkaji lebih jauh
mengenai studi konflik yang terjadi pada pegunungan karst.
2.
Bagi pemangku kebijakan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah rujukan para pemangku
kebijakan dalam membuat kebijakan terkait pengelolaan pegunungan karst
dengan pertimbangan dari berbagai macam aspek.
3.
Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan mampu memperluas wawasan masyarakat
mengenai kasus konflik kepentingan terhadap sumber daya alam khususnya
di pegunungan karst dari berbagai macam aspek kehidupan.

10

11

PENDEKATAN TEORETIS
Tinjauan Pustaka

Teori Konflik
Teori konflik yang muncul pada abad ke 18 dan 19 dapat dimengerti sebagai
respon dari lahirnya dual revolution, yaitu demokratisasi dan industrialisasi,
sehingga kemunculan sosiologi konflik modern, di Amerika khususnya,
merupakan pengikutan atau akibat dari realitas konflik dalam masyarakat
Amerika (Mc Quarrie 1995). Sejauh ini, konflik dimaknai sebagai akibat yang
ditimbulkan dari perbedaan atau pertentangan yang terjadi diantara para pihak.
Konflik juga dimaknai sebagai akibat dari terbatas atau keterbatasannya ‘sesuatu’
sehingga menyebabkan pihak-pihak yang berkepentingan harus berkompetisi
untuk mendapatkannya atau menguasainya. Konflik sendiri selalu ada dalam
kehidupan bermasyarakat yang memiliki perbedaan kepentingan satu sama
lainnya. Sementara itu menurut Wirawan (2010), konflik merupakan salah satu
esensi dari kehidupan dan perkembangan manusia yang mempunyai karakteristik
yang beragam. Manusia memiliki perbedaan jenis kelamin, strata sosial dan
ekonomi, sistem hukum, bangsa, suku, agama, kepercayaan, serta budaya dan
tujuan hidup yang berbeda. Perbedaan inilah yang melatarbelakangi terjadinya
konflik. Konflik dimaknai sebagai perbedaan persepsi mengenai kepentingan
terjadi ketika tidak terlihat adanya alternatif. Selama masih ada perbedaan
tersebut, konflik tidak dapat dihindari dan selalu akan terjadi.
Konflik dapat terjadi hanya karena salah satu pihak memiliki aspirasi tinggi
atau karena alternatif yang bersifat integratif dinilai sulit didapat. Ketika konflik
semacam itu terjadi, maka ia akan semakin mendalam bila aspirasi sendiri atau
aspirasi pihak lain bersifat kaku dan menetap (Pruit dan Rubin 2004). Konflik
dapat menciptakan konsensus dan integrasi. Oleh sebab itu, proses konflik sosial
merupakkan kunci adanya struktur sosial. Dahrendrof berpendapat bahwa di
dalam setiap asosiasi yang ditandai oleh pertentangan terdapat ketegangan
diantara mereka yang ikut dalam struktur kekuasaan dan yang tunduk pada
struktur itu (Poloma 2007).
Jenis Konflik
Konflik banyak jenisnya dan dapat dikelompokkan berdasarkan berbagai
kriteria. Sebagai contoh, konflik dapat dikelompokkan berdasarkan latar
terjadinya konflik, pihak yang terkait dalam konflik, dan substansi konflik
diantaranya adalah konflik personal dan konflik interpersonal, konflik interes
(conflict of interest), konflik realitas dan konflik non realitas, konflik destruktif
dan konflik konstruktif, dan konflik menurut bidang kehidupan (Wirawan 2010).
Wirawan (2010) membedakan jenis konflik berdasarkan posisi pelaku konflik,
yaitu:

12

1.

2.

Konflik vertikal
Konflik yang terjadi antara elit dan massa (rakyat). Elit yang dimaksud
adalah aparat militer, pusat pemerintah ataupun kelompok bisnis. Hal yang
menonjol dalam konflik vertikal adalah terjadinya kekerasan yang biasa
dilakukan oleh pemerintah terhadap rakyat.
Konflik horizontal
Konflik terjadi dikalangan massa atau rakyat sendiri, antara individu atau
kelompok yang memiliki kedudukan yang relatif sama. Artinya, konflik
tersebut terjadi antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan
relatif sederajat, tidak ada yang lebih tinggi dan rendah.

Faktor Penyebab Konflik
Upreti (2001) menjelaskan bahwa konflik dalam masyarakat juga
dipengaruhi oleh konteks sosial (organisasi dan struktur masyarakat), pola
interaksi (meningkat atau menurun), cara (antara lain : kekerasan,
ketidakcocokan), waktu (spesifik dari periode waktu), kepercayaan terhadap
kelompok yang berkonflik dan derajat ketidakcocokan tujuan mereka dan struktur
kekuatan. Selain konteks sosial, ketidakjelasan batas-batas wilayah kelola juga
kerap kali menjadi faktor yang paling dominan karena masing-masing aktor akan
saling mengakuisisi. Seperti yang ditulis oleh Rachman (2013) tentang sebabsebab terjadinya konflik7, diantaranya :
a.
Pemberian izin/hak/konsesi oleh pejabat publik (Menteri Kehutanan,
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Kepala Badan Pertanahan
Nasional, Gubernur, dan Bupati) yang memasukkan tanah/wilayah
kelola/SDA kepunyaan sekelompok rakyat ke dalam konsesi badan-badan
usaha raksasa dalam bidang produksi, ekstrasi, maupun konservasi.
b.
Penggunaan kekerasan, manipulasi, dan penipuan dalam pengadaan tanah
skala besar untuk proyek-proyek pembangunan, perusahaan-perusahaan
raksasa, dan pemegang konsesi lain dalam bidang produksi, ekstraksi,
maupun konservasi.
c.
Eksklusi sekelompok rakyat pedesaan dari tanah/wilayah kelola/SDA yang
dimasukkan dalam konsesi badan usaha raksasa tersebut.
d.
Perlawanan langsung dari rakyat sehubungan eksklusi tersebut.
Faktor-faktor konflik termasuk sumber-sumber konflik juga dijelaskan oleh
Tadjudin (2000), antara lain yaitu perbedaan. Perbedaan tersebut bersifat mutlak
yang artinya secara obyektif memang berbeda, namun perbedaan tersebut hanya
ada pada tingkat persepsi. Pihak lain bisa dipersepsikan memiliki sesuatu yang
berbeda dan pihak lain dicurigai sebagai berbeda, meski secara obyektif sama
sekali tidak terdapat perbedaan. Menurut Tadjudin (1999) perbedaan tersebut
dapat terjadi pada tataran, antara lain : (1) perbedaan persepsi; (2) perbedaan
pengetahuan; (3) perbedaan tata nilai; (4) perbedaan kepentingan; dan (5)
perbedaan akuan hak kepemilikan (klaim). Penyebab konflik yang ditekankan
oleh Fisher et al. (2001) adalah isu-isu utama yang muncul pada waktu
menganalisis konflik, yaitu isu kekuasaan, budaya, identitas, gender dan hak. Isu7

Konflik yang dimaksud di dalam jurnal Bhumi Edisi 37, tahun 12, April 2013 adalah konflik
agraria

13

isu ini muncul ketika mengamati interaksi antarpihak yang bertikai, yang pada
satu kesempatan tertentu akan menjadi latar belakang konflik serta berperan
sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi secara diam-diam. Sedangkan menurut
Wiese dan Becker in Soekamto (2006) yang melatarbelakangi adanya konflik atau
pertentangan :
a.
Perbedaan antara individu-individu
Perbedaan pendirian dan perasaan mungkin akan melahirkan bentrokan
antara mereka.
b.
Perbedaan kebudayaan
Perbedaan kepribadian dari orang perorangan tergantung pula dari pola-pola
kebudayaan yang menjadi latar belakang pembentukan serta perkembangan
kepribadian tersebut.
c.
Perbedaan kepentingan
Perbedaan kepentingan antara individu maupun kelompok merupakan
sumber lain dari pertentangan.
d.
Perubahan sosial
Perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat untuk sementara waktu
dapat mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
Sebab-sebab Terjadinya Konflik
Perbedaan dan pertentangan yang terjadi diantara aktor biasanya berawal
dari hal-hal yang menurut Francis (2006) sebagai berikut :
a.
Komunikasi
Salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit
dimengerti dan informasi yang tidak lengkap.
b.
Struktur
Pertarungan kekuasaan antara pemilik kepentingan atau sistem yang
bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas,
atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan
kerja untuk mencapai tujuan mereka.
c.
Pribadi
Ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi dengan perilaku yang
diperankan mereka dan perubahan dalam nilai-nilai persepsi.
Kondisi Obyektif yang Bisa Menimbulkan Konflik
Konflik sering kali merupakan salah satu strategi para pemimpin untuk
melakukan perubahan. Jika tidak dapat dilakukan secara damai, perubahan
diupayakan dengan menciptakan konflik. Pemimpin menggunakan faktor-faktor
yang dapat menimbulkan konflik untuk menggerakkan perubahan. Akan tetapi,
konflik dapat terjadi secara alami karena adanya kondisi obyektif yang dapat
menimbulkan terjadinya konflik. Berikut ini adalah kondisi obyektif yang bisa
menimbulkan konflik (Wirawan 2010) :
a.
Tujuan yang berbeda dikemukakan oleh Hocker dan Wilmot. Konflik terjadi
karena pihak-pihak yang terlibat konflik mempunyai tujuan yang berbeda.
b.
Komunikasi yang tidak baik, komunikasi yang tidak baik seringkali
menimbulkan konflik dalam organisasi. Faktor komunikasi yang

14

c.

d.
e.

menyebabkan konflik misalnya : distorsi, informasi yang tidak tersedia
dengan bebas, dan penggunaan bahasa yang tidak dimengerti oleh pihakpihak yang melakukan komunikasi.
Beragam karakteristik sosial, konflik di masyarakat sering terjadi karena
anggotanya mempunyai karakteristik yang beragam; suku, agama, dan etika
lingkungan. Karakteristik ini sering diikuti dengan pola hidup yang
eksklusif satu sama lain yang sering menimbulkan konflik.
Pribadi orang, dalam hal ini konflik terjadi karena adanya sikap curiga dan
berpikiran negatif kepada orang lain, egois, sombong, merasa selalu paling
benar, kurang dapat mengendalikan emosinya, dan ingin menang sendiri.
Kebutuhan, orang yang memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain
atau mempunyai kebutuhan yang sama mengenai sesuatu yang terbatas
jumlahnya. Kebutuhan merupakan pendorong terjadinya perilaku manusia.
Jika kebutuhan orang terhambat, maka bisa memicu terjadinya konflik.

Tipe-tipe Konflik
Kartikasari (2001) mengatakan, dalam suatu konflik akan digambarkan
persoalan-persoalan sikap, perilaku dan situasi yang ada. Tipe-tipe konflik terdiri
atas tanpa konflik, konflik laten, konflik terbuka, dan konflik di permukaan,
berikut ini penjelasan dari tipe-tipe konflik menurut Kartikasari (2001) :
a.
Tanpa konflik, setiap kelompok atau masyarakat yang hidup damai itu lebih
baik, jika mereka ingin agar keadaan ini terus berlangsung, mereka harus
hidup bersemangat dan dinamis, memanfaatkan konflik perilaku dan tujuan,
serta mengelola konflik secara kreatif.
b.
Konflik laten, sifatnya tersembunyi dan perlu diangkat ke permukaan
sehingga dapat ditangani secara efektif.
c.
Konflik terbuka, adalah yang berakar dari semangat nyata, dan memerlukan
berbagai tindakan untuk mengatasi akar penyebab dan berbagai efeknya.
d.
Konflik di permukaan, memiliki akar yang dangkal atau tidak berakar dan
muncul hanya karena kesalahpahaman mengenai sasaran, yang dapat diatasi
dengan meningkatkan komunikasi.
Akibat dari Konflik
Implikasi dari konflik dapat berbeda terhadap orang yang berbeda pula, juga
berbeda peneliti dengan berbeda teori dan perspektif (Sidaway 1996). Marah,
emosi, dan ketidakpercayaan, dapat berperan dalam meningkatkan konflik dalam
masyarakat (Grey 1989). Persepsi terhadap realita dari orang yang berbeda dapat
mempengaruhi konflik daripada realita itu sendiri, karena orang-orang
berkelakukan atas dasar persepsi dan interpretasi mereka. Menurut Wirawan
(2010), beberapa akibat yang ditimbulkan oleh pertentangan atau konflik, antara
lain :
a.
Bertambahnya solidaritas/in-group
Apabila suatu kelompok bertentangan dengan kelompok lain, solidaritas
antara warga-warga kelompok biasanya akan tambah erat.
b.
Hancurnya atau retaknya kesatuan kelompok

15

c.

d.
e.

Hal ini terjadi apabila timbul pertentangan antargolongan dalam suatu
kelompok.
Adanya perubahan kepribadian individu
Ketika terjadi pertentangan, ada beberapa pribadi yang tahan dan tidak tahan
terhadapnya. Mereka yang tidak tahan akan mengalami perubahan tekanan
yang berujung tekanan mental.
Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
Konflik yang berujung pada kekerasan maupun peperangan akan
menimbulkan kerugian, baik secara materi maupun jiwa-raga manusia.
Akomodasi, dominasi, dan takluknya suatu pihak
Konflik merupakan kenyataan yang hidup dalam masyarakat. Konflik bisa
terjadi ketika beberapa tujuan dari masyarakat tidak sejalan.

Manajemen Konflik
Ketika menghadapi situasi konflik, orang berperilaku tertentu untuk
menghadapi lawannya. Perilaku mereka membentuk satu pola atau beberapa pola
tertentu. Pola perilaku orang-orang dalam menghadapi situasi konflik disebut
sebagai gaya manajemen konflik. Gaya-gaya manajemen konflik diantaranya
(Wirawan 2010) :
a.
Koersi, yaitu suatu bentuk akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan
kehendak suatu pihak terhadap pihak lain yang lebih lemah. Misalnya,
sistem pemerintahan totalitarian.
b.
Kompromi, yaitu suatu bentuk akomodasi ketika pihak-pihak yang terlibat
perselisihan saling mengurangi tuntutan ag

Dokumen yang terkait

KONFLIK LAHAN PEMBANGUNAN PABRIK SEMEN OLEH PT SAHABAT MULIA SAKTI (SMS) DI KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI PADA TAHUN 2015

3 23 138

Praktek Jurnalisme Lingkungan dalam Pemberitaan Pembangunan Pabrik Semen Di Kawasan Pegunungan Kendeng Rembang. (Analisis Framing Praktek Jurnalisme Lingkungan dalam Pemberitaan Pembangunan Pabrik Semen di Kawasan Pegunungan Kendeng Rembang pada Media Mon

0 6 16

BAB 1 Praktek Jurnalisme Lingkungan dalam Pemberitaan Pembangunan Pabrik Semen Di Kawasan Pegunungan Kendeng Rembang. (Analisis Framing Praktek Jurnalisme Lingkungan dalam Pemberitaan Pembangunan Pabrik Semen di Kawasan Pegunungan Kendeng Rembang pada Me

0 2 26

PENUTUP Praktek Jurnalisme Lingkungan dalam Pemberitaan Pembangunan Pabrik Semen Di Kawasan Pegunungan Kendeng Rembang. (Analisis Framing Praktek Jurnalisme Lingkungan dalam Pemberitaan Pembangunan Pabrik Semen di Kawasan Pegunungan Kendeng Rembang pada

0 4 86

KAPABILITAS KOMUNIKASI (Studi Kasus Kapabilitas Berkomunikasi di Kalangan Masyarakat Pegunungan Kendeng terkait Penolakan terhadap Pendirian Pabrik Semen di Kabupaten Pati).

0 0 17

488196 briefing paper menggugat penambangan dan pembangunan pabrik semen di pegunungan kendeng

0 0 6

Membongkar Fantasi Pertambangan Semen di Pegunungan Kendeng

0 0 226

Gerakan Petani dalam Pro Kontra Pembangunan Pabrik Semen di Desa Brati Kecamatan Kayen Kabupaten Pati

0 0 12

KONSTRUKSI MEDIA DALAM PEMBERITAAN PABRIK SEMEN DI PEGUNUNGAN KENDENG (Analisis Framing Tentang Pemberitaan Pabrik Semen di Pegunungan Kendeng, Kabupaten Rembang dalam Harian Umum KOMPAS Periode Desember 2016 - April 2017 - UNS Institutional Repository

0 0 15

Konflik SDA Pegunungan Kendeng Ekbudbang

0 0 61