Analisis Manajemen Waktu Pembangunan Perkantoran Di Jakarta Selatan Menggunakan Metode Jalur Kritis

ANALISIS MANAJEMEN WAKTU PEMBANGUNAN
PERKANTORAN DI JAKARTA SELATAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS

NOER AULIA FAZRIN

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Manajemen
Waktu Pembangunan Gedung Di Jakarta Selatan Menggunakan Metode jalur
Kritis adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta

dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2015

Noer Aulia Fazrin
NIM F44100065

ABSTRAK
NOER AULIA FAZRIN. Analisis Manajemen Waktu Pembangunan Perkantoran
Di Jakarta Selatan Menggunakan Metode Jalur Kritis. Dibimbing oleh MEISKE
WIDYARTI. 2015.
Manajemen proyek merupakan salah satu hal penting dalam suatu kegiatan
konstruksi karena membantu kontraktor mengatur sumber daya yang ada secara
tepat. Salah satu manejemen penting dalam suatu proyek adalah manajemen kinerja
waktu. Terdapat beberapa metode manajemen waktu seperti barchart, kurva S dan
Metode Jalur Kritis (CPM). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja
waktu proyek pembangunan perkantoran Menara 18 menggunakan metode jalur
kritis. Pengambilan data dilaksanakan di proyek pembangunan perkantoran di
Jakarta Selatan. Hasil analisis yang dilakukan terhadap jadwal rencana dan jadwal
realisasi didapatkan bahwa pekerjaan kritis pada proyek ini berjalan tepat waktu.
Namun, pada pekerjaan arsitektur, pekerjaan mekanikal dan elektrikal terjadi

keterlambatan. Hal ini disebabkan adanya gangguan cuaca dan keterlambatannya
material konstruksi. Dapat disimpulkan dalam penelitian ini bahwa keterlambatan
ini tidak perlu terjadi seandainya manajer proyek lebih memanfaatkan Metode Jalur
Kritis dalam pelaksanaan proyek.
Kata kunci : CPM, kinerja waktu, kurva S, manajemen proyek

ABSTRACT
NOER AULIA FAZRIN. Analysis of Time Management Office Development In
South Jakarta Using Critical Path Method. Supervised by MEISKE WIDYARTI.
2015.
Project management is one of an important things in construction project
because using at the contractor can manage all resources appropriately.One of the
important things in project management is the time management. There are several
method in time management, there are several methods such as barchart, S curve
and Critical Path Method (CPM). This study purposes is to analyze the performance
of a construction project using critical path method. In this research, data collection
was conducted in the construction project at South Jakarta. The results of this study
found that the critical work of this project has been done on schedule. However, the
architecture work, mechanical and electrical work are delay. This delay are caused
by bad weather and late of availability of construction materials. Based on the CPM

chart could be seen that the project manager did not utilized the CPM method well.
Keywords: CPM, performance time, the S curve, project management

ANALISIS MANAJEMEN WAKTU PEMBANGUNAN
PERKANTORAN DI JAKARTA SELATAN MENGGUNAKAN
METODE JALUR KRITIS

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi : Analisis Manajemen Waktu Pembangunan Perkantoran Di Jakarta

Selatan Menggunakan Metode Jalur Kritis
Nama
: Noer Aulia Fazrin
NIM
: F44100065

Disetujui oleh

Dr. Ir. Meiske Widyarti, M.Eng
Pembimbing I

Diketahui oleh

Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini adalah
manajemen waktu, dengan judul Analisis Manajemen Waktu Pembangunan
Perkantoran Di Jakarta Selatan Menggunakan Metode Jalur Kritis.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Meiske Widyarti, M.Eng
selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak
Agung Putranto, S.T., Bapak Jecky dari PT Adhi Karya beserta staf PT Adhi Karya
yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh rekan-rekan SIL 47, atas segala doa
dan dukungannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2015

Noer Aulia Fazrin

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi


DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

1


Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA

2

METODE

4


Bahan

5

Alat

5

Prosedur Analisis Data

5

HASIL DAN PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN

6
19

Simpulan


19

Saran

19

DAFTAR PUSTAKA

19

LAMPIRAN

21

RIWAYAT HIDUP

38

DAFTAR TABEL
1

2
3
4
5
6
7

Master schedule
Pekerjaan yang tidak mengalami keterlambatan
Pekerjaan yang tidak mengalami keterlambatan (lanjutan)
Pekerjaan yang tidak mengalami keterlambatan (lanjutan)
Faktor keterlambatan pekerjaan arsitektur
Faktor keterlambatan pekerjaan arsitektur (lanjutan)
Faktor keterlambatan pekerjaan mekanikal dan elektrikal

7
8
9
10
13

14
18

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Prinsip fungsional dari manajemen proyek
Diagram jaringan metode jalur kritis
Lokasi penelitian
Tahapan prosedur penelitian
Tahapan pekerjaan pembangunan pada jalur kritis
Perbandingan jadwal rencana dan realisasi pekerjaan arsitektur
dengan keterlambatan minimal
Tahapan pelaksanaan pekerjaan mezzanine
Perbandingan jadwal rencana dan realisasi pekerjaan arsitektur
dengan keterlambatan maksimal
Tahapan pelaksanaan pekerjaan basement 3 tower
Perbandingan jadwal rencana dan realisasi pekerjaan mekanikal
dan elektrikal dengan keterlambatan minimal
Tahapan pelaksanaan pekerjaan lantai 2
Perbandingan jadwal rencana dan realisasi pekerjaan mekanikal
dan elektrikal dengan keterlambatan maksimal
Tahapan pelaksanaan pekerjaan lantai dasar sampai lantai mezzanine

2
3
5
6
9
11
11
12
12
16
16
17
17

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8

Master Schedule
Hasil pengolahan data pekerjaan persiapan
Hasil pengolahan data pekerjaan galian tanah dan buangan tanah
Hasil pengolahan data pekerjaan ground anchor
Hasil pengolahan data pekerjaan struktur bawah
Hasil pengolahan data pekerjaan struktur atas
Hasil pengolahan data pekerjaan arsitektur
Hasil pengolahan data pekerjaan mekanikal dan elektrikal

21
22
23
24
25
31
34
37

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan pada bidang konstruksi di Indonesia saat ini terus berlangsung
untuk memenuhi berbagai fasilitas yang diperlukan. Kegiatan pembangunan yang
dilakukan antara lain pembangunan berbagai fasilitas, seperti jalan raya, jembatan,
rumah sakit, gedung instansi pemerintah, dan gedung instansi pendidikan. Pada
suatu proyek pembangunan terdapat beberapa aspek penting untuk diperhatikan
oleh pelaksana pembangunan (kontraktor), adalah waktu, biaya, dan mutu serta
keselamatan kerja (Widayat 2009). Proyek pembangunan akan mencapai
keberhasilan jika pihak-pihak pelaksana mampu menyelesaikan proyek
pembangunan sesuai dengan jadwal yang ditentukan, biaya yang tersedia, dan mutu
serta keselamatan kerja yang telah ditetapkan.
Ketersediaan waktu yang terbatas pada proyek pembangunan menjadi suatu
tantangan yang harus diselesaikan oleh pelaksana pembangunan. Manajemen yang
baik dan matang menjadi kunci utama suatu proyek pembangunan dapat
diselesaikan sesuai dengan rencana. Untuk mencapai keberhasilan pembangunan
tersebut. Beberapa kegiatan yang menjadi bagian dari suatu manajemen proyek
adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.
Kegiatan pengendalian pada proyek pembangunan bertujuan untuk
mengendalikan agar pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Pengendalian proyek yang dilaksanakan akan berbanding lurus dengan
kinerja proyek yang dihasilkan. Kinerja suatu proyek pembangunan terdiri atas
kinerja waktu, kinerja biaya, dan kinerja mutu serta keselamatan kerja. Untuk suatu
alat keberhasilan dalam kinerja waktu dipergunakan suatu alat identifikasi jenis.
Salah satu metode untuk menganalisis kinerja proyek adalah dengan menggunakan
Metode Jalur Kritis melalui perangkat lunak Microsoft Project. Metode ini dapat
mendeteksi sedini mungkin jika terjadi keterlambatan waktu dalam pelaksanaan
proyek pembangunan sehingga pelaksana pembangunan dapat segera
mengantisipasi dan melaksanakan langkah-langkah yang tepat agar proyek dapat
diselesaikan tepat waktu.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, terdapat beberapa rumusan penelitian ini:
1. Bagaimana teknik mengidentifikasi keterlambatan proyek ?
2. Bagaimana mengetahui pekerjaan kritis ?

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini:
1. Menyusun kinerja waktu proyek pembangunan Menara Office 18, dengan
metode jalur kritis dengan menggunakan program Microsoft Project 2010.
2. Menganalisis pekerjaan-pekerjaan yang mengalami keterlambatan.

2
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk
menganalisis kinerja waktu pada suatu proyek pembangunan.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini:
1. Manajemen kinerja waktu (CPM) pada proyek Office Menara 18, Kebagusan,
Jakarta Selatan.
2. Analisis kinerja waktu dianalisis menggunakan Metode Jalur Kritis (CPM)
dengan menggunakan program Microsoft Project 2010.

TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen Proyek
Manajemen proyek teknik pengalokasian sumber daya yang terlibat dalam
proyek dapat pada waktu yang secara melalui tindakan-tindakan perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan
(controlling) dan pengelompokan sumber daya yang dialokasikan antara lain adalah
sumber daya manusia (manpower), sumber daya material (material), sumber daya
peralatan (machines), sumber daya modal (money), dan metode yang digunakan.
Manajemen proyek didesain untuk mengelola atau mengawasi sumbersumber daya perusahaan pada aktivitas yang telah ditentukan, dalam waktu tertentu,
dalam biaya tertentu dan dalam tingkat kualitas tertentu pula. Waktu, biaya dan
kualitas merupakan batasan-batasan dalam suatu. Berikut bagian-bagian dan aspekaspek yang diatur oleh manajemen proyek (Project Management Institute, 1996).

Manajemen Proyek

Planning
Organizing
Actuating
Monitoring
Controlling

Waktu
Biaya
Sumber Daya
Mutu

Gambar 1 Prinsip fungsional dari manajemen proyek

3
Manajemen dan Kinerja Waktu Proyek
Manajemen waktu pada proyek konstruksi merupakan proses merencanakan,
menyusun dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek. Manajemen waktu termasuk
ke dalam proses yang akan diperlukan dalam memastikan kesesuaian waktu maka
penyelesaian suatu proyek. Sistem manajemen waktu akan tergantung pada berjalan
atau tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek. Dimana dalam perencanaan
dan penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman yang spesifik untuk
menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien (Clough dan Scars,
1991).
Manajemen waktu dapat dilakukan dengan menggunakan barchart, kurva S,
network planning, dan kurva earned value. Hasil dari menggunakan metodemetode di atas perlu dievaluasi dan dikoreksi agar kinerja waktu tercapai sesuai
rencana. Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Pertimbangan penggunaan metode-metode tersebut didasarkan atas kebutuhan dan
hasil yang ingin dicapai terhadap kinerja penyelesaian proyek (Husen 2010).
Seorang manajer proyek mengontrol berbagai macam kegiatan pada lokasi
proyek, salah satu aspek penting yang diawasi adalah kinerja waktu. Kinerja waktu
adalah proses dari membandingkan kerja dilapangan (actual work) dengan jadwal
yang direncanakan (Dipohusodo, 1996).

Metode Jalur Kritis
Pada proses perencanaan dan pengendalian proyek tidak hanya dilakukan
pembuatan jaringan kerja saja tapi juga dilakukan perhitungan mengenai waktu
penyeleseian proyek dan analisis lainnya. Terdapat beberapa metode yang sangat
membantu merencanakan proyek dalam bentuk jaringan, salah satunya yaitu
Metode Jalur Kritis atau Critical Path Method (CPM). Metode Jalur Kritis (CPM)
adalah suatu mode perencanaan dan pengendalian proyek untuk meningkatan
efisiensi waktu dalam hal perencanaan dan penjadwalan suatu proyek yang
digambarkan dalam bentuk jaringan.
Metode jalur kritis dikembangkan pada tahun 1957 oleh J.E. Kelly dari
Remington Rand dan M.R. Walker dari E.T Du Pont de Nemours and CO sebagai
suatu cara untuk menjadwalkan dan memberhentikan pabrik-pabrik utama. Karena
kegiatan ini sering diulang-ulang dan waktunya cukup diketahui dengan baik.
Metode jalur kritis adalah lintasan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan kritis,
peristiwa-peristiwa kritis dan dummy (Latief 2010). Lintasan kritis ini dimulai dari
peristiwa awal network diagram yang mungkin saja terdapat lebih dari satu lintasan
kritis dan bahkan mungkin saja semua lintasan yang ada dalam sebuah network
diagram merupakan lintasan kritis. Berikut contoh dari diagram jaringan metode
jalur kritis.

4

Gambar 2 Diagram jaringan metode jalur kritis
Metode jalur kritis (CPM) juga dikenal dengan metode “I-J” (juga disebut
dengan “Activity On Arrow”, AOA, atau “Arrow Diagramming Method”, ADM).
Metode CPM adalah metode yang membatasi aktivitas sebagai sebuah panah
diantara 2 (dua) nomor noda, tidak ada standar berapa jumlah aktivitas dalam
jadwal CPM yang harus dimiliki, tetapi banyaknya aktivitas harus cukup atau
memadai untuk mengontrol waktu. Pada metode penjadwalan ini, aktivitasaktivitas dipisahkan oleh kejadian, sebuah kejadian adalah titik dalam waktu yang
mengetahui akhir dari satu atau lebih aktivitas yang mendahului dan permulaan dari
satu atau lebih aktivitas berikutnya. Metode CPM diatur untuk memfokuskan
perhatian pada tiap-tiap kejadian. Tidak ada standar untuk mementukan lamanya
durasi yang seharusnya. Sebagian besar durasi aktivitas konstruksi ditunjukkan
dalam hari kerja, selain itu durasi dapat juga ditunjukkan dalam hitungan bulan,
minggu, jam atau menit tergantung pada pekerjaan yang dijadwalkan (Callahan,
Quackkenbush, and Rowing 1992).
Proyek multi unit dapat dijadwalkan dengan menggunakan pemahaman
teknik CPM, tetapi pemanfaatan berulang dari sumber daya pada suatu unit
berulang tidak dapat dipastikan saat menggunakan CPM. Pada proyek besar
dengan aktivitas berulang, menggunakan CPM untuk mendapatkan analisa lengkap
dari aktivitas demi aktivitas dan menjamin kontinuitas sumber daya dengan
melakukan penjadwalan ulang jaringan kerja merupakan sebuah proses yang sulit.
Hal ini disebabkan, diagram CPM memperlihatkan semua rangkaian antara
aktivitas serupa dalam unit berurutan, banyaknya hubungan dan noda akan menjadi
besar dan jaringan kerja akan terlihat kompleks meski yang diperlihatkan tidak
semuanya diperlukan (Margayanti 2001).

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini mengambil lokasi perencanaan pada proyek Office Menara 18,
Kebagusan, Jakarta Selatan dan dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret
2014. Pengambilan data sekunder dilaksanakan pada PT. Adhi Karya. Pengolahan
dan analisis data dilakukan secara intensif bersama pembimbing tugas akhir di
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.

5

Gambar 3 Lokasi penelitian

Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
diperoleh dari proyek pembangunan Office Menara 18 oleh PT. Adhi Karya, yaitu
berupa data jadwal perencanaan, jadwal realisasi, Barchart, kurva S dan laporanlaporan kegiatan proyek pembangunan.

Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Laptop dengan spesifikasi
prosesor AMD E1-1200 APU WITH RADEON, 1.40 GHz dengan kapasitas RAM
sebesar 4.00 GB, Program Microsoft Project 2010, dan Program Microsoft Excel
2010.
Prosedur Analisis Data
Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu pengumpulan data,
pengolahan data, dan analisis data. Tahapan pelaksanaan dan prosedur penelitian
ini disajikan pada Gambar 4.

6

Gambar 4 Tahapan prosedur penelitian
Persiapan penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2014. Tahapan pertama
dari penelitian ini adalah pengumpulan dan persiapan data yang dilaksanakan pada
PT Adhi Karya. Data yang diperlukan berupa data kegiatan proyek pembangunan
yang terdiri dari jadwal perencanaan, jadwal realisasi, barchart, kurva S, dan
laporan-laporan kegiatan proyek pembangunan. Tahapan selanjutnya adalah
pengolahan data jadwal rencana dan realisasinya menggunakan Microsoft Project
2010. Kemudian, hasil yang didapatkan dari Microsoft Project 2010 dibandingkan
dengan data realisasi untuk mengevaluasi ada tidaknya keterlambatan pekerjaan.
Jika tidak mengalami keterlambatan, tahapan yang dilakukan selanjutnya adalah
penyusunan laporan tugas akhir. Sedangkan, jika pekerjaan mengalami
keterlambatan, tahapan yang dilakukan selanjutnya adalah menganalisa faktor
keterlambatan dan teknik solusinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian mengenai analisis manajemen waktu ini dilakukan pada
pembangunan proyek Menara Office 18, Kebagusan, Jakarta Selatan dengan
menggunakan metode jalur kritis. Office menara 18 merupakan proyek properti
komersial pertama PT Kalma Propertindo Jaya. Sebelumnya, pengembang telah
membangun beberapa proyek properti residensial di Jakarta. Setiap tower Office 18
Park akan memiliki 19 lantai untuk ruang kantor, satu lantai untuk penthouse, tiga

7
lantai untuk ruang ritel yang akan dimanfaatkan untuk banking hall, coffee shop,
food court, gym, swimming pool, dan fine dining restaurant dan empat lantai
Basement untuk parkir.
Penelitian ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Microsoft Project
2010. Program ini dirancang untuk membantu manajer proyek dalam mengelola
pelaksanaan pekerjaan seperti sumber daya, efisiensi waktu pelaksanaan,
pengelolaan anggaran, dan menganalisis beban kerja. Dengan program ini dapat
pula mengidentifikasi jalur kritis pada sebuah jadwal pekerjaan.
Metode Jalur Kritis atau Critical Path Method (CPM) adalah suatu mode
perencanaan dan pengendalian proyek untuk meningkatan efisiensi waktu dalam
hal perencanaan dan penjadwalan suatu proyek yang digambarkan dalam bentuk
jaringan. Data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah jadwal rencana dan
jadwal realisasi proyek. Master schedule rencana pada proyek tersebut dapat dilihat
pada Tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1 Master schedule
No
Nama Pekerjaan
Schdule Proyek 18
Office Park
1 Start
2 Pekerjaan Persiapan
3 Pekerjaan Galian Tanah
& Buang Tanah
4 Ground Anchor
5 Pekerjaan Struktur
Bawah
6 Pekerjaan Struktur Atas
7 Toffing Off
8 Pekerjaan Arsitektur
9 Pekerjaan Mekanikal &
Elektrikal
10 Tescomisioning
Finish

Durasi
533 days

Start
Tue 1/1/13

Finish
Mon 6/30/14

0 days
533 days
78 days

Tue 1/1/13
Tue 1/1/13
Wed 3/20/13

Tue 1/1/13
Mon 6/30/14
Wed 6/5/13

127 days
119 days

Thu 3/28/13
Tue 5/21/13

Thu 8/1/13
Sun 9/29/13

222 days
0 days
303 days
340 days

Tue 7/2/13
Sat 2/15/14
Tue 7/23/13
Sat 7/13/13

Fri 2/21/14
Sat 2/15/14
Tue 6/3/14
Mon 6/30/14

30 days

Sun 6/1/14

Mon 6/30/14

0 days

Mon 6/30/14

Mon 6/30/14

Berdasarkan Tabel 1 di atas, proyek pembangunan Office Menara 18
direncanakan berdurasi selama 533 hari yang dimulai pada bulan Januari 2013
hingga Juni 2014. Pada penelitian ini data jadwal rencana pembangunan diolah
dalam beberapa tahapan. Tahap pertama adalah melakukan pengaturan tanggal
mulai pembangunan dan kalender kerja. Proyek pembangunan Office Menara 18
dimulai pada 1 Januari 2013. Pengaturan kalender kerja dilakukan untuk mengatur
hari kerja, hari libur, dan lama waktu bekerja. Kegiatan pembangunan dilakukan
setiap hari dengan hari libur pada hari raya selama 533 hari, dengan waktu kerja
selama 8 jam per hari (08.00-12.00 WIB dan 13.00-17.00 WIB).
Pada tahap kedua, data yang digunakan adalah data nama pekerjaan, durasi
pekerjaan, tanggal mulai pekerjaan, dan tanggal selesai pekerjaan. Tahap terakhir
menampilkan pekerjaan kritis dan jalur kritis. Pekerjaan kritis merupakan pekerjaan
yang berpengaruh terhadap tanggal selesai proyek (Irawan 2008). Jika pekerjaan ini

8
terlambat maka akan mempengaruhi pekerjaan lain yang saling berhubungan dan
tanggal selesai proyek secara keseluruhan. Menampilkan pekerjaan kritis dan jalur
kritis dilakukan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan pembangunan yang bersifat
kritis sehingga mempermudah dalam melakukan analisis kinerja waktu. Hasil
pengolahan jadwal rencana proyek pembangunan menggunakan Microsoft Project
2010 sesuai dengan tahapan pekerjaannya dapat dilihat pada Lampiran.
Berikut daftar kegiatan yang berada pada jalur kritis :
1. Dokumentasi (Pekerjaan persiapan)
2. Bekisting (Pekerjaan balok dan plat lantai 2)
3. Pembesian (Pekerjaan balok dan plat lantai 2)
4. Cor (Pekerjaan balok dan plat lantai 2)
5. Bekisting (Pekerjaan kolom core wall lantai 2)
6. Pembesian (Pekerjaan kolom core wall lantai 2)
7. Cor (Pekerjaan kolom core wall lantai 2)
8. Bekisting (Pekerjaan balok dan plat lantai 3)
9. Pembesian (Pekerjaan balok dan plat lantai 3)
10. Cor (Pekerjaan balok dan plat lantai 3)
11. Bekisting (Pekerjaan kolom core wall lantai 3)
12. Pembesian (Pekerjaan kolom core wall lantai 3)
13. Cor (Pekerjaan kolom core wall lantai 3)
Berikut jaringan yang menunjukan hubungan antar kegiatan yang berada pada
jalur kritis:

Gambar 5 Tahapan pekerjaan pembangunan pada jalur kritis

9
Analisis Kinerja Waktu Pembangunan Office Menara 18
Kinerja waktu pada pembangunan Office Menara 18 dianalisis berdasarkan
data jadwal rencana dan realisasi. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan
jadwal rencana kegiatan dan jadwal realisasi kegiatan serta perhatian terhadap
pelaksanaan kegiatan pada pekerjaan kritis. Berikut analisis kinerja waktu
pembangunan 3 lantai bangunan Office menara 18.
Pekerjaan-pekerjaan yang Tidak Mengalami Keterlambatan
Pekerjaan yang tidak mengalami keterlambatan dapat dilihat pada Tabel 2 di
bawah ini.
Tabel 2 Pekerjaan yang tidak mengalami keterlambatan
No

Nama Pekerjaan

1.

Pekerjaan Kritis

2.

Pekerjaan Persiapan

Jenis Pekerjaan
1. Dokumentasi (Pekerjaan persiapan)
2. Bekisting (Pekerjaan balok dan plat lantai 2)
3. Pembesian (Pekerjaan balok dan plat lantai 2)
4. Cor (Pekerjaan balok dan plat lantai 2)
5. Bekisting (Pekerjaan kolom core wall lantai 2)
6. Pembesian (Pekerjaan kolom core wall lantai 2)
7. Cor (Pekerjaan kolom core wall lantai 2)
8. Bekisting (Pekerjaan balok dan plat lantai 3)
9. Pembesian (Pekerjaan balok dan plat lantai 3)
10. Cor (Pekerjaan balok dan plat lantai 3)
11. Bekisting (Pekerjaan kolom core wall lantai 3)
12. Pembesian (Pekerjaan kolom core wall lantai 3
13. Cor (Pekerjaan kolom core wall lantai 3)
1. Papan nama proyek
2. Pagar sementara proyek
3. Direksi Keet, Los kerja,gudang
4. Sewa Tower Crane
5. Proyek manajemen dan biaya administrasi
lapangan
6. Alat-alat keselamatan kerja
7. Rapat proyek
8. Peralatan kerja
9. Peralatan bantu kerja
10. Keamanan proyek
11. Contoh-contoh bahan, brosur
12. Photo-photo kemajuan pekerjaan
13. Pengadaan gambar
14. Laporan
15. Biaya pembuatan dokumen
16. Penerangan malam
17. Mobilisasi tenaga kerja
18. Pengadaan telepon & komunikasi
19. Dokumentasi
20. Kantor pemberi tugas
21. P3K dan pemadam kebakaran
22. Pengadaan sumber air bersih
23. Pengadaan tenaga listrik
24. Jalan masuk tempat pekerjaan dan jalan
sementara
25. Kebersihan, buang sampah, General Cleaning
26. Sewa Lahan luar Proyek
27. Pengukuran dan Bouwplank
28. Penerangan Malam Hari, Asuransi, Personal
Accident

10
Tabel 2 Pekerjaan yang tidak mengalami keterlambatan (lanjutan)
3.

Pekerjaan Galian
Tanah

4.

Pekerjaan
Anchor

5.

Pekerjaan Struktur
Bawah

6.

Pekerjaan Struktur
Atas

Ground

1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.

Pekerjaan Basement 1
Pekerjaan Basement 2
Pekerjaan Basement 3
Pekerjaan Basement 4
Pekerjaan ground anchor 1 ELV - 9.50
Pekerjaan ground anchor 2 ELV - 6.50
Pekerjaan ground anchor 3 ELV - 3.60
Pekerjaan raft pondasi
Basement 4 (Pekerjaan core wall)
Basement 3 (Pekerjaan core wall)
Basement 2 (Pekerjaan core wall)
Basement 1 (Pekerjaan core wall)
Pekerjaan lantai dasar
Pekerjaan lantai mezzanine
Pekerjaan lantai 2
Pekerjaan lantai 3

Analisis kinerja waktu pada pekerjaan-pekerjaan di atas telah dilaksanakan
sesuai dengan jadwal rencana termasuk pekerjaan pada jalur kritis. Semua
pekerjaan kritis telah mendapatkan perhatian khusus dan terlaksana dengan baik.
Hal ini menunjukan pekerjaan-pekerjaan di atas berjalan lancar dan tepat waktu.
Perkembangan pekerjaan kritis, pekerjaan persiapan, pekerjaan galian tanah dan
buangan tanah, pekerjaan ground anchor, pekerjaan struktur bawah, dan pekerjaan
struktur atas dapat dilihat pada Lampiran 21-37.
Pekerjaan-pekerjaan yang Mengalami Keterlambatan
Pekerjaan yang mengalami keterlambatan terdapat pada pekerjaan-pekerjaan
di bawah ini:
1. Kinerja waktu pekerjaan arsitektur dengan item pekerjaan sebagai berikut:
a. Pekerjaan basement 4 tower
b. Pekerjaan basement 4 podium
c. Pekerjaan basement 3 tower
d. Pekerjaan basement 3 podium
e. Pekerjaan basement 2 tower
f. Pekerjaan basement 2 podium
g. Pekerjaan basement 1 tower
h. Pekerjaan basement 1 podium
i. Pekerjaan lantai dasar
j. Pekerjaan lantai mezzanine
k. Pekerjaan lantai 2
l. Pekerjaan lantai 3
Berdasarkan jadwal rencana pekerjaan arsitektur, terjadi keterlambatan
pekerjaan yang tidak sesuai jadwal rencana. Hal ini menunjukan pada pekerjaan
arsitektur kegiatan pembangunan berjalan kurang baik. Keterlambatan ini tidak
terlalu berpengaruh banyak pada keseluruhan kegiatan pembangunan karena tidak
termasuk kedalam pekerjaan kritis. Perkembangan pekerjaan arsitektur dapat dilihat
pada Gambar 6 dan Gambar 7.

11

Gambar 6 Perbandingan jadwal rencana dan realisasi pekerjaan arsitektur dengan
keterlambatan minimal
Pada Gambar 6 dapat dilihat jadwal realisasi perkembangan pekerjaan
arsitektur dengan keterlambatan minimal, yaitu pada pekerjaan lantai mezzanin
dengan selisih start pekerjaan +8 hari dan selisih finish pekerjaan +7 hari.
Keterlambatan ini disebabkan karena pekerjaan sebelumnya juga mengalami
keterlambatan. Detail pekerjaan sebelumnya yang mengalami keterterlambatan
pada pekerjaan mezzanine dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Tahapan pelaksanaan pekerjaan mezzanine
Pada Gambar 8 dapat dilihat jadwal realisasi perkembangan pekerjaan
arsitektur dengan keterlambatan maksimal, yaitu pada pekerjaan lantai basement 3
tower dengan selisih start pekerjaan 0 hari dan selisih finish pekerjaan +31 hari.
Keterlambatan ini disebabkan karena pekerjaan sebelumnya juga mengalami
keterlambatan.

12

Gambar 8 Perbandingan jadwal rencana dan realisasi pekerjaan arsitektur dengan
keterlambatan maksimal
Detail pekerjaan sebelumnya yang mengalami keterterlambatan pada
pekerjaan mezzanine dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Tahapan pelaksanaan pekerjaan basement 3 tower
Hal ini menunjukan kegiatan pekerjaan arsitektur tidak sesuai dengan jadwal.
Faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan arsitektur ini dapat
dilihat pada Tabel 4.

13
Tabel 3 Faktor keterlambatan pekerjaan arsitektur
Pekerjaan

Faktor Keterlambatan

Pekerjaan
finishing
dinding &
partisi dan
pekerjaan
finishing
lantai

1.

Pekerjaan
plafond

1.

2.

Solusi

Persetujuan material keramik lantai,
keramik dinding dan granit dinding
yang belum disetujui oleh owner
konsultan mengenai jenis, warna, pola,
ukuran, merk dan arah serat pada granit
dinding yang dijadikan acuan pada
jadwal.

1.

Tidak optimalnya pelaksanaan pekerjaan
karena masih terdapat steger penyangga
(scaffolding) pada lantai tersebut.
Terdapat pekerjaan mekanikal elektrika
dan perpipaan (MEP) yg masih belum
selesai baik diatas plafond maupun
dibawah lantai.

1.

2.

2.

3.

Pekerjaan
pintuddan
jendela

1.
2.

Keterlambatan pengerjaan oleh pekerja.
Persutujuan material pintu dan jendelanyang
belum disetujui oleh owner mengenai jenis,
bentuk dan merk

1.

2.

Kontraktor :
Mempercepat
kedatangan material.
Peneliti :
Koordinasi yang
lebih baik lagi antara
pihak owner dengan
pihak kontraktor dan
harus lebih
memperhatikan
jadwal pelaksanaan
pekerjaan.
Kontraktor :
Menambah atau
mempercepat
kedatangan bahan ,
menambah orang
atau tenaga kerja,
merubah metode
pekerjaan dan
menambah alat.
Kontraktor :
Pengaman
lingkungan
kerja ( area atau
lokasi pekerjaan) dari
gangguan pekerjaan
lainya.
Peneliti :
Jika usaha tersebut
masih belum juga
tercapai targetnya
maka harus bekerja
dengan lebih
memperhatikan
jadwal pelaksanaan.
Kontraktor :
Pengawasan
dilapangan perlu
diperketat.
Peneliti :
Perlunya koordinasi
yang baik antara
pihak scheduling
dengan pelaksana
dilapangan dan harus
memperhatikan
pelaksanaan
pekerjaan.

14
Tabel 3 Faktor keterlambatan pekerjaan arsitektur (lanjutan)
Pekerjaan
pintuddan
jendela

1.
2.

Keterlambatan pengerjaan oleh pekerja.
Persutujuan
material
pintu
dan
jendelanyang belum disetujui oleh owner
mengenai jenis, bentuk dan merk

Pekerjaan
pengecatan

1.

Persetujuan material cat yang belum
disetujui oleh mengenai jenis, warna
dan merk yang dijadikan acuan pada
jadwal.

Pekerjaan
Tangga

1.

Pemasangan bordes dari badan tangga yang
salah dikarenakan jumlah anak tangga yang
tidak pas.

1.

Kontraktor :
Pengawasan
dilapangan perlu
diperketat.
2. Peneliti :
Perlunya koordinasi
yang baik antara
pihak scheduling
dengan pelaksana
dilapangan dan harus
memperhatikan
pelaksanaan
pekerjaan.
1. Kontraktor :
Mempercepat
persetujuan dan
kedatangan material
cat .
2. Peneliti :
Koordinasi yang
lebih baik lagi antara
pihak kontraktor
dengan owner dan
harus memperhatikan
jadwal pelaksanaan
pekerjaan.
1. Kontraktor :
Melakukan
pembongkaran
terhadap struktur
tangga yang
mengalami
kesalahan.
2. Peneliti :
Sebelum bekerja
melakukan
pengecekan ulang
terhadap elevasi
bordes, kemiringan
badan tangga,
penggambaran
trape/anak tangga
pada dinding badan
tangga dan
pembesian.

15
Tabel 3 Faktor keterlambatan pekerjaan arsitektur (lanjutan)
Pekerjaan
Tangga

2.

Pemasangan bordes dari badan
tangga yang salah dikarenakan
jumlah anak tangga yang tidak
pas.

Pekerjaan
fitting & fixtures

1.

Pekerjaan instalasi mekanikal dan
elektrikal yang belum selesai.

3.

Kontraktor :
Melakukan pembongkaran
terhadap struktur tangga
yang mengalami kesalahan.
4. Peneliti :
Sebelum bekerja melakukan
pengecekan ulang terhadap
elevasi bordes, kemiringan
badan tangga,
penggambaran trape/anak
tangga pada dinding badan
tangga dan pembesian.
1. Kontraktor :
Mempercepat pekerjaan
pemasangan instalasi
mekanikal dan elektrikal
dengan menambah jumlah
pekerja dan jam kerja.
2. Peneliti :
Koordinasi yang lebih baik
dengan antara bagian
mekanikal dan elektrikal
dengan scheduling dan
harus memperhatikan
jadwal pelaksanaan
pekerjaan.

Kinerja Waktu Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Pada pekerjaan mekanikal dan elektrikal, berdasarkan jadwal rencana
pembangunan pekerjaan yang dilakukan antara lain, yaitu:
1. Pekerjaan pompa sumpit (basement 4)
2. Pekerjaan pompa sawage (basement 4)
3. Pekerjaan basement 3
4. Pekerjaan basement 2
5. Pekerjaan pompa filter (basement 1)
6. Pekerjaan water filter (basement 1)
7. Pekerjaan lantai dasar-lantai mezzanine
8. Pekerjaan lantai 2
9. Pekerjaan lantai 3 hingga lantai
Berdasarkan jadwal rencana pekerjaan mekanikal dan elektrikal, terjadi
keterlambatan pekerjaan yang tidak sesuai jadwal rencana. Hal ini menunjukan
pada pekerjaan mekanikal dan elektrikal kegiatan pembangunan berjalan kurang
baik. Keterlambatan ini tidak terlalu berpengaruh banyak pada keseluruhan
kegiatan pembangunan karena tidak termasuk kedalam pekerjaan kritis.
Perkembangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal dapat dilihat pada Gambar 10
dan Gambar 12.

16

Gambar 10 Perbandingan jadwal rencana dan realisasi pekerjaan mekanikal dan
elektrikal dengan keterlambatan minimal
Pada Gambar 10 dapat dilihat jadwal realisasi perkembangan pekerjaan
mekanikal dan elektrikal dengan keterlambatan minimal, yaitu pada pekerjaan
lantai 2 dengan selisih start pekerjaan +10 hari dan selisih finish pekerjaan +10 hari.
Keterlambatan ini disebabkan karena pekerjaan sebelumnya juga mengalami
keterlambatan. Detail pekerjaan sebelumnya yang mengalami keterterlambatan
pada pekerjaan lantai 2 dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Keterlambatan pekerjaan mekanikal dan elektrikal lantai 2
Pada Gambar 12 dapat dilihat jadwal realisasi perkembangan pekerjaan
mekanikal dan elektrikal dengan keterlambatan maksimal, yaitu pada pekerjaan
lantai mezzanine sampai lantai dasar dengan selisih start pekerjaan +46 hari dan
selisih finish pekerjaan +46 hari. Keterlambatan ini disebabkan karena pekerjaan
sebelumnya juga mengalami keterlambatan.

17

Gambar 12 Perbandingan jadwal rencana dan realisasi pekerjaan mekanikal dan
elektrikal dengan keterlambatan maksimal
Detail pekerjaan sebelumnya yang mengalami keterterlambatan pada
pekerjaan lantai mezzanine sampai lantai dasar dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Keterlambatan pekerjaan mekanikal dan elektrikal lantai dasar sampai
lantai mezzanin
Hal ini menunjukan kegiatan pekerjaan mekanikal dan elektrikal tidak sesuai
dengan jadwal. Faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan
arsitektur ini dapat dilihat pada Tabel 5.

18
Tabel 4 Faktor keterlambatan pekerjaan mekanikal dan elektrikal
Pekerjaan
Pekerjaan instalasi
plumbing &
Pekerjaan instalasi
fire fighting.

1.

Faktor Keterlambatan
Terlambatnya kedatangan alat
pompa sumpit dan pompa
sawage untuk instalasi
plumbing dan instalasi fire
fighting

1.

2.

Pekerjaan partial
testcom

1.

Keseluruhan sub pekerjaan
lantai dasar s/d mezzanin dan
lantai 2 belum sepenuhnya
selesai sehingga belum dapat di
lakukan pengujian instalasi
tersebut.

1.

2.

Solusi
Kontraktor :
Penambahan jam kerja
dan tenaga kerja pada
minggu berikutnya dan
mempercepat kedatangan
alat
Peneliti :
Pihak kontraktor kurang
memanfaatkan schedule
dan memperbaiki
koordinasi antara pihak
kontraktor dengan
penyedia alat
Kontraktor :
Penambahan jumlah
pekerja dan jam kerja
Peneliti :
Koordinasi yang lebih
baik lagi dengan bagian
mekanikal elektrikal
dengan pihak perencana
dan mempercepat
pekerjaan sub pekerjaan
lantai dasar s/d mezzanine

Pada Gambar 10 dan Gambar 12 terdapat keterlambatan pekerjaan instalasi
plumbing, pekerjaan fire fighting dan pekerjaan partial testcom yang mengalami
keterlambatan yang cukup signifikan. Keterlambatan ini dapat dilihat pada
Lampiran 8.
Ini disebabkan karena pada pekerjaan instalasi plumbing, pekerjaan instalasi
fire fighting dan pekerjaan partial testcom pada lantai dasar s/d lantai mezzanin.
harus terlebih dahulu menyelesaikan pekerjaan basement 4, pekerjaan pompa
sumpit, pekerjaan pompa sawage, pekerjaan basement 3 dan pekerjaan basement 2,
pada kelima pekerjaan tersebut sebelumnya juga sudah mengalami keterlambatan
sehingga pekerjaan lantai dasar s/d mezzanin mengalami keterlambatan yang cukup
signifikan. Sedangkan pada pekerjaan lantai 2, pekerjaan ini hanya harus
menyelesaikan pekerjaan lantai dasar sampai mezzanine sehingga tidak mengalami
keterlambatan yang cukup signifikan. Untuk menanggulangi keterlambatan ini di
perlukan koordinasi yang lebih baik lagi dengan bagian mekanikal, elektrikal dan
plumbing.

19

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Telah disusun manajemen kinerja waktu dengan menggunakan program
Microsoft Project 2010 dan diketahui bahwa pekerjaan-pekerjaan pada jalur
kritis tidak mengalami keterlambatan yaitu Dokumentasi (Pekerjaan persiapan),
Zone 4 (Pekerjaan balok dan plat lantai 2), Bekisting (Lantai 2), Pembesian
(Lantai 2), Cor (lantai 2), Zone 4 (Lantai 2), Zone 4 (Lantai 3), Bekisting (Lantai
3), Pembesian (Lantai 3), Cor (Lantai 3).
2. Hasil analisis dengan metode jalur kritis (CPM) maka diketahui bahwa pekerjan
pada jalur kritis tidak mengalami keterlambatan. Keterlambatan proyek terjadi
pada pekerjaan arsitektur dengan keterlambatan maksimal yaitu pada sub
pekerjaan Lantai Basement 3 Tower dengan selisih start 0 hari dan selisih finish
+31 hari dari jadwal rencana. Sedangkan pada pekerjaan mekanikal dan
elektrikal terjadi keterlambatan maksimal pada sub pekerjaan Lantai Dasar s/d
Lantai Mezzanin dengan selisih start +46 hari dan selisih finish +46 hari dari
jadwal rencana.
Saran
Penelitian selanjutnya dapat dilakukan untuk menganalisis waktu dan biaya
melalui program Microsoft Project 2010 sehingga dapat dilihat hubungan kinerja
waktu dan biaya dalam suatu proyek konstruksi.

DAFTAR PUSTAKA
Callahan Michael T, Quackkenbush Daniel G, and Rowing James E. 1992.
Construction Project Scheduling. McGraw-Hill, Inc. New York (US).
Clough dan Sears. 1991. Construction Project Management. New Jersey (US): John
Willey & Sons Inc.
Dipohusodo I. 2006. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1. Yogyakarta (ID):
Penerbit Kanisius.
Husen A. 2010. Manajemen Proyek. Yogyakarta (ID): Penerbit Andi.
Irawan B. 2008. Peningkatan Kualitas Metode I-J dan PDM dengan Pendekatan
Metode Penjadwalan Berdasarkan Progress pada Penjadwalan Proyek
Konstruksi Bangunan Gedung Bertingkat [jurnal]. Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Depok (ID).
Latief Y. 2010. Manajemen Konstruksi, Planning (Perencanaan). Fakultas Teknik,
Universitas Indonesia. Depok (ID).
Margayanti, Deti. 2001. Perencanaan dan Penjadwalan Pekerjaan Struktur Atas
dengan Repetitive Scheduling Method (RSM) [skripsi]. Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Depok (ID).

20
[PMI]. Project Management Institute. 1996. A Guide to the Project Management
Body of Knowledge (PMBOK). Pennsylvania (US): PMI
Susanto. 2009. Evaluasi Kinerja Waktu dan Biaya pada Proyek Bangunan
Bertingkat dengan Pendekatan Metode Earned Value (Studi Kasus : Proyek
ABC di PT. X) [skripsi]. ProgramStudi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Indonesia. Depok (ID).
Widayat WW. 1996. Materi Kuliah Pengantar Manajemen Proyek dan Ekonomi
Teknik. Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Depok (ID).

21
Lampiran 1 Master Schedule

22
Lampiran 2 Tahapan pelaksanaan pekerjaan persiapan

23
Lampiran 3 Tahapan pelaksanaan pekerjaan galian tanah dan buangan tanah

24
Lampiran 4 Tahapan pelaksanaan pekerjaan ground anchor

25
Lampiran 5 Tahapan pelaksanaan pekerjaan struktur bawah

26
Lampiran 5 Tahapan pelaksanaan pekerjaan struktur bawah (lanjutan)

27
Lampiran 5 Tahapan pelaksanaan pekerjaan struktur bawah (lanjutan)

28
Lampiran 5 Tahapan pelaksanaan pekerjaan struktur bawah (lanjutan)

29
Lampiran 5 Tahapan pelaksanaan pekerjaan struktur bawah (lanjutan)

30
Lampiran 5 Tahapan pelaksanaan pekerjaan struktur bawah (lanjutan)

31
Lampiran 6 Tahapan pelaksanaan pekerjaan struktur atas

32
Lampiran 6 Tahapan pelaksanaan pekerjaan struktur atas (lanjutan)

33
Lampiran 6 Tahapan pelaksanaan pekerjaan struktur atas (lanjutan)

34
Lampiran 7 Tahapan pelaksanaan pekerjaan arsitektur

35
Lampiran 7 Tahapan pelaksanaan pekerjaan arsitektur (lanjutan)

36
Lampiran 7 Tahapan pelaksanaan pekerjaan arsitektur (lanjutan)

37
Lampiran 8 Tahapan pelaksanaan pekerjaan mekanikal dan elektrikal

38

RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada tanggal 21 Oktober 1992.
Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Achdiat
Adhimiharja dan Nuriah. Penulis menyeleseikan pendidikan dasar di SD Negeri
Jatimurni 3, kemudian dilanjutkan di SMP Negeri 81 Jakarta pada tahun 2007.
Pendidikan menengah atas diselesaikan penulis pada tahun 2010 di SMA Negeri
113 Jakarta, dan pada tahun yang sama diterima di Departemen Teknik Sipil dan
Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama menjadi mahasiswa, penulis juga aktif di organisasi kemahasiswaan
seperti Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan (HIMATESIL) periode
2011/2012, sebagai staf Pengembangan Sumber Daya. Pada bulan Juni-Agustus
2013, penulis melaksanakan praktik lapang di proyek pembangunan office menara
18 di Kebagusan, Jakarta Selatan dengan judul laporan “Studi Analisis Manajemen
Proyek dan Tahapan Pelaksanaan Pembangunan Office Menara 18, Kebagusan,
Jakarta Selatan”. Pada tahun berikutnya, penulis menyelesaikan tugas akhir dengan
judul “Analisis Manajemen Waktu Pembangunan Perkantoran Di Jakarta Selatan
Dengan Menggunakan Metode Jalur Kritis” dibawah bimbingan Dr. Ir. Meiske
Widyarti, M.Eng.
.

39