Bakteri Asam Laktat Asal Bekasam Penghasil Lipase Pada Substrat Margarin

BAKTERI ASAM LAKTAT ASAL BEKASAM
PENGHASIL LIPASE PADA SUBSTRAT MARGARIN

AHADYAH AYU UMAIYA

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Bakteri Asam Laktat
Asal Bekasam Penghasil Lipase pada Substrat Margarin adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015

Ahadyah Ayu Umaiya
NIM G34110009

ABSTRAK
AHADYAH AYU UMAIYA. Bakteri Asam Laktat Asal Bekasam
Penghasil Lipase pada Substrat Margarin. Dibimbing oleh SRI BUDIARTI dan
DESNIAR.
Enzim lipase pada mikroorganisme memiliki potensi yang besar di bidang
kesehatan, industri dan proses bio-diesel. Mikroorganisme penghasil lipase
diantaranya adalah bakteri asam laktat (BAL). Margarin merupakan bahan pangan
yang digunakan hampir pada setiap makanan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan isolat BAL asal bekasam yang memiliki potensi lipolitik pada
substrat margarin. Delapan belas isolat asal bekasam terkoleksi di laboratorium
disegarkan kembali pada media MRSA suhu 37ºC selama 48 jam kondisi anaerob.
Isolat terpilih diuji potensi penghasil lipolitik pada substrat margarin 1%
menggunakan indikator Rhodamine B dan dilihat di bawah UV 365 nm,
diidentifikasi nama spesies dengan API KIT 50 CHL. Isolat terpilih diukur kurva

pertumbuhan dan aktivitas lipase. Isolat BI(2), BP(3), BP(6), SK(5), dan NS(6)
menunjukkan kemampuan mendegradasi lipid pada margarin dengan pendaran
warna jingga. Isolat BI(2) memiliki pendaran terkuat. Hasil identifikasi isolat
BAL BI(2) adalah Lactococus lactis spp. lactis dengan nilai ID 82.40%. Jumlah
sel dan aktivitas unit lipase tertinggi Lactococcus lactis terlihat pada fase log akhir
yaitu jam ke-12 sebesar 4.741 CFU/mL dan 29.812 unit/mL.
Kata kunci: bakteri asam laktat, bekasam, Lactococcus lactis, lipase, margarin

ABSTRACT
AHADYAH AYU UMAIYA. Lactic Acid Bacteria from Bekasam as
Lipase Producing in Margarine Substrate. Guided by SRI BUDIARTI and
DESNIAR.
Lipase enzymes of microorganisms has a great potential in the fields of
health, industry, and the process of bio-diesel. Lipase-producing microorganisms
include lactic acid bacteria (LAB). Margarine is a food that is used in almost
every meal. The purpose of this study was to obtain LAB bekasam origin which
has the potential lipolytic on the margarine substrate. Eighteen of the collected
isolates were refreshed on MRSA media at 37ºC for 48 hours in anaerobic
conditions. Selected isolates were tested the potential of producing a lipolytic on
the 1% margarine substrate use Rhodamine B as indicator and viewed under UV

365 nm, were identified by KIT API 50 CHL. Selected isolates were analised of
the growth curve and lipase activity. The isolates BI(2), BP(3), BP(6), SK(5), and
NS(6) show the ability to degrade lipids in 1% margarine with orange
luminescence. The BI(2) isolate has the strongest luminescence. Results of
identification BI(2) isolate is Lactococus lactis spp. lactis with a value of ID
82.40%. The number of cells and the activity of lipase unit of Lactococcus lactis
was highest seen at the end of the log phase that hour of the 12th of 4.741 CFU/
mL and 29.812 units/mL.
Key words: bekasam, lactic acid bacteria, Lactococcus lactis, lipase, margarine

BAKTERI ASAM LAKTAT ASAL BEKASAM
PENGHASIL LIPASE PADA SUBTRAT MARGARIN

AHADYAH AYU UMAIYA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biologi


DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2015 ini ialah
Bakteri Asam Laktat asal Bekasam Penghasil Lipase pada Substrat Margarin.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat (baik
langsung maupun tidak) dalam seluruh kegiatan tugas akhir penulis: Dr dr Sri
Budiarti dan Dr Desniar SPi MSi atas bantuan materiil dan non materiil,
bimbingan, serta arahan selama penelitian hingga akhir penulisan karya ilmiah.
Terima kasih tak terhingga penulis sampaikan kepada seluruh staff dosen, laboran,
dan Sekretariat Akademik Departemen Biologi yang telah membatu kelancaran
studi selama belajar 4 tahun di IPB. Selain itu, terima kasih penulis sampaikan
kepada ibu serta seluruh keluarga atas semangat, doa dan dukungan yang selalu

diberikan kepada penulis. Terima kasih juga kepada laboran Bu Ema, Mbak Dilla,
Mbak Dini; teman-teman Laboratorium Mikrobiologi Hasil Perairan Departemen
THP-FPIK IPB yaitu Titin, Atika, Susi, Mbak Astri, Mbak Alif dan Mbak Ayu;
rekan satu bimbingan Elda dan Azmah atas bantuan dan kerja sama selama
penelitian berlangsung. Teman-teman Biologi 48, FORCES IPB, LDF Serum-G
FMIPA IPB, Pondok Pesantren Mahasiswi Al-Iffah IPB, Pinky Kost, dan kepada
banyak pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu terima kasih atas
segala bantuan dan motivasinya. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian
semua.
Akhir kata semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Aamiin.
Bogor, September 2015
Ahadyah Ayu Umaiya

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Bahan dan Alat
Metode Penelitian
Verifikasi Isolat Bakteri Asam Laktat
Uji Lipolitik Isolat Bakteri Asam Laktat pada Subtrat Margarin
Identifikasi Isolat Bakteri Asam Laktat Terpilih
Pengukuran Kurva Pertumbuhan Isolat Terpilih
Pengukuran Aktivitas Unit Lipase
HASIL DAN PEMBAHASAN
Verifikasi Isolat Bakteri Asam Laktat
Uji Lipolitik Bakteri Asam Laktat pada Substrat Margarin
Identifikasi Isolat BAL BI(2)
Kurva Tumbuh dan Aktivitas Unit Lipase Lactococcus lactis
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP


xiv
xiv
xiv
1
1
2
3
3
3
3
3
4
4
5
5
7
7
9
10

12
14
14
14
15
17
22

DAFTAR TABEL
1 Hasil peremajaan 18 isolat asal bekasam koleksi Desniar (2012)
2 Hasil verifikasi 6 isolat bakteri terpilih
3 Hasil uji fermentasi gula dengan API 50 CHL

7
8
11

DAFTAR GAMBAR
1 Pengamatan mikroskopis morfologi isolat bakteri dengan pewarnaan
Gram Perbesaran 40x10

2 Uji lipolitik di bawah sinar UV

9
10

DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuantitasi mikrob: hitungan cawan BAL BI(2)
2 Kuantitasi mikrob: pengukuran massa sel BAL BI(2)
3 Identifikasi BI(2) menggunakan API 50 CHL (API System, BioMerieux
France)
4 Bagan alir pembuatan reagen cupric acetate-pyridine
5 Kurva standar asam oleat
6 Jalur fermentasi BAL homofermentatif

17
18
18
19
20
21


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lipase merupakan enzim yang menghidrolisis lipid menjadi asam lemak
dan gliserol. Lipase berasal dari mikroorganisme memiliki potensi industri yang
besar karena spesifitas substrat dan kemampuan enzim untuk tetap aktif dalam
pelarut organik. Enzim lipase telah diaplikasikan pada berbagai bidang
kesehatan; industri makanan, detergen, kertas dan pulp; sintesis bahan organik
serta proses biodiesel (Sharma et al. 2001).
Bakteri asam laktat (BAL) merupakan salah satu mikroorganisme penghasil
lipase (Andersen dan Ostdal 1995; Meyers et al. 1996; Lopes et al. 2002; Kumar
et al. 2012). Bakteri asam laktat merupakan kelompok bakteri gram positif yang
tidak membentuk spora dan dapat memfermentasikan karbohidrat
untuk
menghasilkan asam laktat. Bakteri asam laktat berperan penting dalam proses
fermentasi makanan untuk mengawetkan kualitas nutrisi bahan baku serta
menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk dan patogen (Diop et al. 2007).
Peranan penting lainnya di bidang industri dan pertanian antara lain: penambahan
aroma pada keju (Bettache et al. 2012), fermentasi daging untuk bahan sosis
(Sihombing et al. 2015), pembuatan yoghurt dari sari kedelai (Yusmarini et al.

2010) dan fermentasi ikan untuk produk pangan (Paludan-Muller et al. 2002).
Desniar (2012) telah mengisolasi bakteri asam laktat asal bekasam dari
Indramayu (Jawa Barat), Ogan Ilir dan Ogan Komiring Ilir (Sumatera Selatan).
Bekasam merupakan salah satu makanan olahan tradisional khas Indonesia yang
berasal dari fermentasi ikan. Bekasam memiliki rasa asam dan banyak
mengandung bakteri asam laktat. Proses pembuatan bekasam menggunakan
fermentasi secara spontan dengan bahan baku ikan air tawar, garam dan sumber
karbohidrat seperti nasi atau tape dengan lama fermentasi 4-10 hari.
Bakteri asam laktat asal bekasam berpotensi penghasil lipase pendegradasi
lipid pada margarin perlu dicari. Margarin merupakan produk pangan dari minyak
nabati memiliki kandungan asam lemak jenuh dan tidak jenuh (Hermanto et al.
2010). Hampir setiap jenis pangan olahan seperti aneka kue, roti, makanan cepat
saji yang disukai masyarakat mengandung margarin. Konsumsi margarin yang
berlebih akan menaikkan kadar kolesterol dalam darah yang mengakibatkan
penyakit hiperkolesterolemia. Seseorang dengan kadar lipase dalam tubuh tidak
kecukupan, margarin yang berfungsi sebagai sumber energi tidak dapat dicerna
sehingga kecukupan energi tidak terpenuhi. Enzim lipase akan membantu
mencerna margarin dalam tubuh maupun mendegradasi lipid dalam margarin.
Informasi tentang aktivitas lipase dari BAL asal makanan fermentasi telah
dilaporkan oleh beberapa peneliti (Andersen dan Ostdal 1994, Lopes et al. 2002).
Adanya aktivitas lipase dari BAL koleksi Desniar untuk mendegradasi lipid pada
margarin penting untuk diketahui.

2
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat terpilih bakteri asam
laktat (BAL) asal bekasam penghasil lipase sebagai pendegradasi lipid pada
margarin.

3

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Juli 2015 di
Laboratorium Mikrobiologi Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan
(THP), FPIK IPB dan Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, FMIPA
IPB.
Bahan dan Alat
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: isolat bakteri
asam laktat asal bekasam (BI(1), BI(2), BI(3), BP(3), BP(4), BP(6), BP(7),
BP(10), BP(20), SK(5), SK(16), SS(8), SS(10), SS(13), NS(6), NS(9), NS(14),
NS(16)) yang diperoleh dari hasil isolasi Desniar (2012) dari pengolah lokal di
Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dan Kabupaten Ogan Komiring Ilir, Sumatera
Selatan; Staphylococcus aureus; Escherichia coli; sulfid indol motility (SIM),
nutrient agar (NA), de man rogosa agar (MRSA), de man rogosa broth (MRSB),
margarin komersial 1% (b/v), Rhodamine B (Merck), minyak zaitun (virgin olive
oil) komersial, lugol, kristal ungu, safranin, hijau malasit, minyak imersi, alkohol
95%, safranin, H2O2 3% (v/v), mineral, akuades, buffer fosfat, 6N HCl, isooktan,
dan cupric acetate pyridine.
Alat-alat penelitian meliputi: API 50 CHL (BioMerieux France), mikroskop
optiklab (Olympus), gelas obyek, kaca preparat, oven, inkubator (Yamato IS900),
inkubator bergoyang (Termoshaker), UV (Alpha Innotech), autoklaf (Yamato SM
52), sentrifuge (Eppendorf Mini Spin dengan Rotor F-45-12-11), vortex,
spektrofotometer (Sprectonic 20 Genesys), jarum oose, bunsen, pipet mikro
(Gilson), tabung reaksi, cawan petri kecil, dan elenmeyer.

Metode Penelitian
Verifikasi Isolat Bakteri Asam Laktat
Delapan belas Isolat bakteri asam laktat koleksi Desniar (2012) diremajakan
di media agar miring MRSA. Isolat-isolat tersebut diambil masing-masing
sebanyak 3 loop menggunakan jarum oose kemudian digores zig-zag secara
aseptik. Isolat diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37ºC dalam kondisi anaerob.
Isolat yang tumbuh pada media MRSA kemudian diidentifikasi ulang karakter
meliputi: uji pewarnaan Gram, uji katalase, uji motilitas, dan uji pewarnaan spora
(Fardiaz 1989).
1) Uji perwanaan Gram
Pewarna kristal violet diteteskan di atas gelas obyek dan dibiarkan selama 1
menit. Gelas obyek dibilas dengan air kran dengan cara gelas obyek dipegang
dengan posisi miring dan sisa air yang tertinggal dibuang. Gelas obyek kemudian
ditetesi larutan yodium Gram (lugol) selama 1 menit. Setelah dicuci kembali
dengan air kemudian dihilangkan warnanya menggunakan alkohol 95% selama
10-20 detik atau sampai warna biru tidak luntur. Setelah dicuci sebentar kemudian

4
diwarnai dengan larutan safranin selama 10-20 detik dan dibilas dengan air dan
keringkan dengan kertas serap. Bakteri diamati di bawah mikroskop optiklab
menggunakan lensa obyektif 100x dan diberi minyak imersi kemudian dicatat
bentuk, besar mikroba, cara pengelompokan (tunggal, berpasangan, rantai,
bergerombol, dsb), pembentukan spora, dan reaksi Gram.
2) Uji katalase
Uji katalase dilakukan pada biakan isolat terpilih. Sebanyak satu oose
bakteri dioleskan pada kaca objek kering dan diteteskan 2-3 tetes H2O2 3%. Bila
terbentuk gelembung udara, maka bakteri dinyatakan katalase positif. Bakteri
aerob memberikan reaksi positif sedangkan bakteri anaerob memberikan reaksi
negatif.
3) Uji motilitas
Uji motilitas dilakukan dengan mengambil satu loop isolat bakteri asam
laktat yang sudah disegarkan kemudian dimasukkan ke agar SIM pada tabung
reaksi. Hasil uji isolat yang motil ditunjukkan dengan pertumbuhan bakteri di
permukaan agar SIM.
4) Uji pewarnaan spora
Pewarna hijau malasit diteteskan di atas gelas obyek dan dibiarkan selama
20 menit tanpa pemanasam atau selama 5 menit di atas penangas air. Kemudian
dicuci hati-hati dengan air selama 20-30 detik dan diberi safranin 30 detik. Gelas
obyek dibilas kembali dengan air lalu diserap dengan kertas serap. Bentuk dan
besar endospora serta letak endospora di dalam sel diamati di bawah mikroskop
optiklab menggunakan lensa obyektif minyak imersi.
Uji Lipolitik Isolat Bakteri Asam Laktat pada Subtrat Margarin
Bakteri asam laktat penghasil lipase pendegradasi margarin dikerjakan
berdasarkan metode Kouker dan Jaeger (1987) dengan modifikasi. Biakan bakteri
asam laktat ditumbuhkan di cawan petri yang berisi media MRSA yang
mengandung 200µL Rhodamine B dan substrat margarin komersial 1%. Biakan
bakteri sebanyak dua loop diambil menggunakan oose kemudian ditotolkan pada
tengah media dalam kondisi aseptik. Cawan petri disimpan di wadah kedap udara
lalu diinkubasi pada suhu 37ºC selama 48 jam. Kultur bakteri diamati
menggunakan UV pada 365 nm untuk melihat ada tidaknya pendaran pada sel.
Perlakuan kontrol positif digunakan bakteri S. aureus sedangkan kontrol negatif
digunakan bakteri E.coli dengan langkah-langkah sama seperti di atas. Media
pertumbuhan untuk S. aureus dan E. coli menggunakan NA. Percobaan masingmasing dilakukan sebanyak dua kali ulangan. Bakteri asam laktat yang
menghasilkan lipase akan muncul pendaran warna merah pada koloni sel bakteri.
Identifikasi Isolat Bakteri Asam Laktat Terpilih
Pola fermentasi gula ditentukan menggunakan uji kit API 50 CHL (API
System, BioMerieux France) (Lampiran 3). Isolat diidentifikasi menggunakan
software apiweb yaitu API 50 CHL V5.1 dari BioMerieux. Isolat BAL terpilih
yang telah disegarkan dan ditumbuhkan dari agar miring ke cawan gores MRSA
diambil dengan ose ke dalam media API 50 CHL lalu dimasukkan ke dalam kit
dengan mikropipet steril dan bagian atasnya ditutup dengan mineral oil. Kit
diinkubasi dalam inkubator 37˚C selama 48 jam dan diamati perubahan warnanya.
Fermentasi ditandai dengan perubahan warna di dalam tube. Tube 0 tidak

5
mengandung bahan aktif dan digunakan sebagai kontrol positif sedangkan tube 149 berisi gula dan turunannya. Selama inkubasi (24 - 48 jam), gula akan
difermentasi menjadi asam yang akan menurunkan pH. Penurunan pH terlihat
adanya perubahan warna dari ungu menjadi kuning. Maka, hasil tersebut adalah
positif. Khusus tube nomor 25 (uji Esculin Ferric Citrate) hasil positif
ditunjukkan dengan perubahan warna hitam. Hasil dari kit tersebut merupakan
profil biokimia yang digunakan untuk mengidentifikasi spesies BAL.
Pengukuran Kurva Pertumbuhan Isolat Terpilih
Pembuatan kurva pertumbuhan isolat BAL terpilih dilakukan dengan
beberapa tahapan, yaitu: kuantasi mikrob (pengukuran massa sel isoalt terpilih),
pembuatan kurva standar, dan pengukuran kurva pertumbuhan isolat BAL terpilih
pada substrat minyak zaitun (Hadioetomo 1993).
1) Kuantitasi Mikrob Isolat Terpilih
Kultur bakteri 1 mL dari starter di atas diencerkan ke dalam tabung reaksi
yang berisi 9 mL larutan garfis NaCl kemudian diambil 1 mL dari tabung
sebelumnya dan dipindahkan ke tabung reaksi dengan pengenceran yang lebih
tinggi. Pengenceran dibuat sampai dengan pengenceran 10-9, masing-masing
duplo. Penghitungan jumlah koloni bakteri di cawan yang mengandung jumlah
30-300 koloni. Perhitungan Total Bakteri BAL menggunakan rumus di bawah ini
:
Jumlah koloni bakteri =
2) Pembuatan Kurva Standar
Pembuatan kurva pertumbuhan diawali dengan pembuatan starter isolat
terpilih. Isolat terpilih diinokulasikan pada 50 mL MRSB (tanpa substrat
margarin) dan diinkubasi secara anaerob di inkubator suhu 37ºC selama 24 jam.
Starter sebanyak 3 mL diambil kemudian dipindahkan ke larutan MRS-B di dalam
tabung reaksi dengan perbandingan 1:2, 1:4, 1:8, 1:16. Densitas sel diukur
menggunakan spektrofotometer sebanyak duplo pada tiap pengenceran. Data OD
(Optical Density) 660 nm digunakan untuk mengetahui kurva standar bakteri
(Lampiran 2).
3) Pengukuran Kurva Pertumbuhan
Starter isolat BAL terpilih 200 mL ditambahkan substrat minyak zaitun 1%.
Lalu, diinkubasi menggunakan inkubator bergoyang 130 rpm pada suhu 37ºC
selama 48 jam. Setiap 4 jam sekali dilakukan pengambilan kultur sel bakteri untuk
diukur densitas selnya menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang
660 nm sebanyak 2 kali ulangan duplo.
Pengukuran Aktivitas Unit Lipase (Kwon dan Rhee 1986)
Kultur bakteri dilakukan sentrifuge pada kecepatan 10000 rpm (595 g)
selama 10 menit untuk mendapatkan supernatan. Supernatan merupakan enzim
ekstrak kasar. Enzim ekstrak kasar yang diperoleh diukur aktivitas lipase lalu
dicampurkan ke dalam larutan yang mengandung 2 mL minyak zaitun
ditambahkankan 0.005 M buffer fosfat 2 mL (1:1). Campuran kemudian
diinkubasi pada inkubator bergoyang 200 rpm selama 30 menit. Campuran
dihentikan dengan 1 mL 6N HCl dan 5 mL larutan isooktan kemudian
dihomogenasikan menggunakan vortex selama 1 menit. Lapisan atas isooktan 4

6
mL dipindahkan ke dalam tabung baru lalu ditambahkan dengan 1 mL cupric
acetate-pyridine (Lampiran 4) dan dihomogenasikan menggunakan vortex selama
1 menit. Campuran diuukur menggunakan spektrofotometer pada absorbansi 715
nm. Pengukuran aktivitas lipase menggunakan kurva standar asam oleat yang
diukur absorbansinya pada 715 nm (Lampiran 5). Aktivitas unit lipase dicari
melalui rumus berikut:
Aktivitas unit lipase (unit/mL) =
Keterangan:
Volume total
Volume akhir
1000
Volume enzim
T
BM
X

=
=
=
=
=
=
=

[ ]

volume total larutan awal (minyak zaitun, buffer, enzim)
volume larutan setelah inkubasi
nilai konversi dari mL ke µL
volume enzim/supernatan yang diberikan ke dalam larutan
waktu inkubasi (30 menit)
Bobot molekul asam oleat (282.461 gram/mol)
konsentrasi asam oleat (ppm)

7

HASIL DAN PEMBAHASAN
Verifikasi Isolat Bakteri Asam Laktat
Peremajaan biakan menggunakan media MRSA bertujuan memberikan
penyegaran pada nutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri. Media
MRSA merupakan media spesifik dan kompleks karena media mengandung
komposisi nutrien yang lengkap dan selektif untuk pertumbuhan BAL. Hasil
peremajaan tercantum pada Tabel 1. Isolat yang tumbuh yaitu BI(2), BP(3),
BP(6), SK(5), SK(16), dan NS(6).
Isolat-isolat BAL memiliki kemampuan tumbuh berbeda karena bakteri
memiliki respon beragam baik dalam persyaratan nutrisi maupun kondisi fisik
(Pelczar dan Chan 2010). Selain, nutrien yang sesuai untuk kultivasi bakteri,
kondisi fisik perlu disediakan di dalam lingkungannya yang memungkinkan
pertumbuhan optimum, meliputi: suhu, oksigen yang tersedia, kondisi garam dan
pH. Perlakuan suhu inkubasi yang diberikan terhadap 18 isolat sama yaitu suhu
37ºC selama 48 jam. Meyers et al. (1996) menyatakan bahwa masing-masing
spesies BAL memiliki suhu kondisi pertumbuhan optimum yang berbeda, seperti
Lactococcus dan Leuconostoc 32˚C, Pediococcus 37˚C, serta Lactobacillus dan
Streptococcus 42˚C. Bakteri asam laktat yang memiliki adaptasi fisiologi baik
akan mampu bertahan pada kondisi garam tinggi tinggi 2-7%, kondisi minim
oksigen dan pH rendah (asam) 4.4 sampai basa 8.8 (Desniar 2012).
Tabel 1 Hasil peremajaan 18 isolat asal bekasam koleksi Desniar (2012)
No

Kode isolat

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

BI(1)
BI(2)
BI(3)
BP(3)
BP(4)
BP(6)
BP(7)
BP(10)
BP(20)
SK(5)

11

SK(16)

12
13

SS(8)
SS(10)

14

SS(13)

15 NS(6)
16 NS(9)
17 NS(14)
18 NS(16)
Keterangan:
+
: tumbuh

Lokasi pengambilan
sampel
Panganjang,
Kab. Indramayu
(Jawa Barat)
Indralaya,
Kab. Ogan Komiring
Ilir (Sumatera
Selatan)

Kayu Agung,
Kab. Ogan Komiring
Ilir (Sumatera
Selatan)
Desa Sungai Pasir,
Kab. Ogan Komiring
Ilir (Sumatera
Selatan)
Desa Sungai Pasir,
Kab. Ogan Komiring
Ilir (Sumatera
Selatan)
-

Jenis ikan
Ikan bandeng
Ikan sepat

Ikan seluang

Tumbuh/tidak
tumbuh
+
+
+
+
+
+

Ikan sepat

-

Ikan nila

: tidak tumbuh

-

8
Tabel 2 Hasil verifikasi 6 isolat bakteri terpilih
No

Kode
isolat

1

BI(2)

2

BP(3)

3

BP(6)

4

SK(5)

5

SK(16)

6

NS(6)

Uji
Pewarnaan Gram
Positif (+),
ungu bulat, koloni
Positif (+),
ungu bulat, koloni
Positif (+),
ungu bulat, koloni
Positif (+),
ungu batang,
koloni
Positif (+),
ungu batang,
koloni
Positif (+),
ungu batang,
koloni

Katalase

Motilitas

Pewarnaan
spora

Negatif (-)

Non motil

Negatif (-)

Negatif (-)

Non motil

Negatif (-)

Negatif (-)

Non motil

Negatif (-)

Negatif (-)

Non motil

Negatif (-)

Negatif (-)

Non motil

Negatif (-)

Negatif (-)

Non motil

Negatif (-)

Keenam isolat kemudian dilakukan identifikasi ulang untuk memastikan
bahwa keenam isolat kultur bakteri masih memiliki karakter sebagai bakteri asam
laktat (BAL). Pengujian karakteristik BAL meliputi pewarnaan Gram, katalase,
motilitas, dan perwarnaan spora. Hasil verifikasi keenam isolat terpilih dapat
dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 1.
Berdasarkan karakter-karakter pada Tabel 2 diketahui bahwa semua isolat
merupakan Gram positif; berbentuk kokus untuk isolat BI(2), BP(3), dan BP(6)
serta berbentuk batang untuk SK(5), SK(16), dan NS(6); tidak menghasilkan gas
hidrogen peroksida (H2O2) pada uji katalase karena kondisi pertumbuhan
mikroaerofilik atau hidup pada kondisi sedikit oksigen. Beberapa BAL
menghasilkan H2O2 pada kondisi aerob dan karena kekurangan katalase selular.
Hidrogen peroksida merupakan agen pengoksidasi kuat dan dapat menjadi
antimikroba terhadap bakteri, jamur, dan bakteriofage. Aktivitas H2O2 terhadap
bakteri Gram positif bersifat bakteristatik, sedangkan beberapa Gram negatif
bersifat bakterisidal (Ouwend dan Vesterlund 2004 dalam Desniar 2012).
Hasil verifikasi menunjukkan bahwa keenam isolat merupakan bakteri non
motil. Bakteri-bakteri konsisten hidup pada kondisi sedikit oksigen. Pengujian
pewarnaan spora pada keenam isolat juga menunjukkan bahwa bakteri asam
laktat tidak membentuk endospora. Hasil karakterisasi dan identifikasi ulang
keenam isolat di atas memiliki hasil yang sama dengan penelitian Desniar (2012),
sehingga isolat-isolat yang digunakan saat ini tetap terjaga karakternya sebagai
BAL meskipun isolat-isolat disimpan dalam jangka waktu yang lama.

9

a

a

b

a

a

a

d

c

a

e

a

f

Gambar 1 Pengamatan mikroskopis morfologi isolat bakteri dengan pewarnaan
Gram perbesaran 40x10 : a. BI(2), b. BP(3), c. BP(6), d. SK(5), e.
SK(16), f. NS(6)
Uji Lipolitik Bakteri Asam Laktat pada Substrat Margarin
Kemampuan suatu mikroorganisme dalam menghasilkan lipase disebut
lipolitik. Enzim lipase (acyl gliserol hydrolases EC 3.1.1.3) memiliki kemampuan
memecah ikatan ester pada lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Koloni BAL
yang memiliki aktivitas lipase dapat dideteksi di bawah sinar UV secara sederhana
yaitu menggunakan indikator Rhodamine B dan pemberian triasilgliserida yang
diberikan pada media MRSA (Hou dan Johnson 1992). Substrat yang digunakan
pada penelitian ini adalah margarin 1% berfungsi sebagai subtitusi triasilgriserida.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keenam isolat memiliki aktivitas
lipase, meskipun dengan kekuatan pendaran yang berbeda (Gambar 2). Kontrol

10
positif digunakan S. aureus menunjukkan pendaran warna jingga terang,
sedangkan kontrol negatif digunakan E.coli yang tidak menghasilkan pendaran
berwarna jingga. Pendaran terkuat dari keenam isolat BAL dihasilkan oleh isolat
BI(2) kemudian SK(5) dan BP(3). Kouker dan Jeager (1987) menjelaskan bahwa
Rhodamine B merupakan indikator flouresens yang sensitif terhadap lipase. Bila,
keenam isolat BAL terdapat aktivitas lipase, maka Rhodamine B akan mengikat
asam-asam lemak yang terdapatapada margarin. Pembentukan
dimer kompleks c
b
antara Rhodamine B dengan asam-asam lemak dan mono atau digliserida
kemudian menghasilkan pendaran warna jingga yang dapat dideteksi di bawah
sinar UV. Hal ini serupa dengan pernyataan Hou dan Johnson (1992) bahwa
bakteri penghasil lipase yang baik dapat dilihat dari kekuatan pendaran dan
besarnya diameter zona halo flourecense yang dihasilkan.

a

c

b

h
e
e

d

h
f
Gambar 2

g

h

Uji lipolitik di bawah sinar UV: a. Kontrol positif S. aureus
memperlihatkan aktivitas lipase; b. Kontrol E. coli tidak
memerlihatkan aktivitas lipase; c-h. Isolat BI(2), BP(3), BP(6),
SK(5), SK(16) dan NS(6) memperlihatkan aktivitas lipase pada
media
Identifikasi Isolat BAL BI(2)

Berdasarkan analisis pola fermentasi gula menggunakan aplikasi web API
50 CHL V5.1, spesies BAL BI(2) adalah Lactococcus lactis ssp. lactis dengan
nilai ID 82.40% (Tabel 3). Lactococcus lactis ssp. lactis merupakan salah satu
strain dari Lactococcus lactis.

11
Tabel 3 Hasil uji fermentasi gula dengan API 50 CHL
No
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49

Atribut
GLY
ERY
DARA
LARA
RIB
DXYL
LXYL
ADO
MDX
GAL
GLU
FRU
MNE
SBE
RHA
DUL
INO
MAN
SOR
MDN
MDG
NAG
AMY
ARB
ESC
SAL
CEL
MAL
LAC
MEL
SAC
TRE
INU
MLZ
RAF
AMD
GLYG
XLT
GEN
TUR
LYX
TAG
DFUC
LFUC
DARL
LARL
GNT
2KG
5KG

Gula
Kontrol
Glycerol
Erythritol
D-Arabinose
L-Arabinose
D-Ribose
D-Xylose
L-Xylose
D-Adonitol
Methyl-β-D-Xylopyranoside
D-Galaktose
D-Glucose
D-Fructose
D-Mannose
L-Sorbose
L-Rhamnose
Dulcitol
Inositol
D-Mannitol
D-Sorbitol
Methyl-α-D-Mannopyranoside
Methyl-α-D-Glucopyranoside
N-Acetyl Glucosamine
Amygdalin
Arbutin
Esculin Ferric Citrate
Salicin
D-Cellobiose
D-Maltose
D-Lactose (bovin origin)
D-Melibiose
Saccharose (Sucrose)
D-Trehalose
Inulin
D-Melezitose
D-Raffinose
Amidon (Starch)
Glycogen
Xylitol
Gentiobiose
D-Turanose
D-Lyxose
D-Tagatose
D-Fucose
L-Fucose
D-Arabitol
L-Arabitol
Potassium Gluconate
Potassium 2-keto-gluconate
Potassium 5-keto-Gluconate

Hasil
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-

12
Keterangan: + = dapat difermentasi, - = tidak dapat difermentasi
Lactococcus lactis merupakan spesies BAL yang memfermentasi glukosa
utama atau disebut homofermentatif obligat. Berdasarkan Tabel 3, Lactococcus
lactis dapat memfermentasi gula D-arabinosa, L-arabinosa, D-galaktosa, Dglukosa, D-fruktosa, D-mannosa, N-asetil glukosamin, amidalin, arbutin, erkulin
ferisitrat, salisin, D-selobiosa, D-maltosa, D-laktosa, sukrosa, D-trehalosa,
gentabiosa, dan D-tagatosa. Fermentasi glukosa dari BAL homofermentatif ini
melalui glikolisis (Embden-Meyerhof-Parnas pathway) yang hasil asam organik
dominannya berupa asam laktat (Lampiran 6). Lactococcus lactis merupakan
bakteri non patogen dengan status aman GRAS (Generally Recognized as Safe)
oleh US Food and Drug Administration dan status keamanan Qualified
Presumption of Safety oleh European Food Safety Authority List of
Microorganism (USA FDA 1995). Meskipun Lactococcus lactis dianggap aman
dan menguntungkan, beberapa kasus tidak biasa sudah didokumentasikan pada
pasien immunosupresan (Casalta dan Montel 2008).
Beberapa dekade terakhir, Lactococcus lactis menjadi fokus area penelitian
yang sangat cepat karena berperan penting dalam industri hasil peternakan,
misalnya Lactococcus lactis dapat digunakan untuk menambah cita rasa dan
tekstur keju yang produksi aromanya oleh senyawa eksopolisakarida (Mireau dan
Kleerebezem 2005). Lactococcus lactis juga ditemukan pada makanan fermentasi
Korean Kim-chi dan Polynesian (Brown dan Valiere 2004). Hasil penelitian yang
sudah diketahui khususnya tentang Lactococcus lactis spp. lactis antara lain:
penghasil bakteriosin tipe nisin (Masud dan Anwar 2002), probiotik (Conway
1996), dan enzim proteinase (Sharpe 1979).

Kurva Tumbuh dan Aktivitas Unit Lipase Lactococcus lactis
Jumlah sel dan aktivitas unit lipase tertinggi Lactococcus lactis terlihat pada
fase log akhir yaitu masing-masing pada jam ke-12 sebesar 4.741 CFU/mL dan
29.812 unit/mL (Gambar 3). Pertumbuhan Lactococcus lactis memasuki fase
stasioner mulai jam ke-16 sampai 48, sedangkan aktivitas lipase mulai menurun
seiring pertumbuhan bakteri yang stasioner. Aktivitas lipase pada pengukuran jam
ke-48 sebesar 11.619 unit/mL. Hasil ini sesuai dengan pernyataan Ngom (2000),
kurva pertumbuhan dan aktivitas lipase berbanding lurus. Semakin tinggi
pertumbuhan Lactococcus lactis, maka semakin besar aktivitas lipase yang
dihasilkan. Lipase yang dihasilkan oleh Lactococcus lactis adalah lipase
ekstraselular. Jaeger et al. (1994) menyatakan bahwa lipase ekstraselular tampak
pada kultur media ketika pertumbuhan bakteri mencapai fase log akhir. Enzim
ekstraselular tersebut disekresikan melalui membran luar ke kultur media.
Produksi lipase oleh bakteri dapat dirangsang dengan penambahan
trigliserida ke kultur media yang berfungsi sebagai induser. Induksi aktivitas
lipase Lactococcus lactis dalam penelitian ini menggunakan minyak zaitun.
Induser minyak zaitun sebagai komponen di sekeliling sel bakteri yang
membentuk biosintensis enzim sehingga meningkatkan aktivitas lipase (Wiseman
1975).

13
35.0

10.0
9.0

25.0

Log Sel (CFU/mL)

7.0
6.0

20.0

5.0
15.0

4.0
3.0

10.0

Aktivitas unit (unit/mL)

30.0

8.0

2.0
5.0

1.0

0.0

0.0
0

4

8

12

16

20

24

28

32

36

40

44

48

Jam ke-

Gambar 3 Kurva pertumbuhan dan aktivitas unit lipase Lactococcus lactis spp.
lactis pada susbtrat minyak zaitun. Keteran gan:
log sel,
aktivitas
lipase.
Penelitian ini menggunakan reaksi katalis oleh aktivitas unit lipase, artinya
kemampuan satu unit lipase dalam menghidrolisis minyak zaitun menjadi asam
oleat per satuan mL. Asam oleat merupakan asam lemak tidak jenuh dan
monomer penyusun trigliserida yang dihasilkan dari hidrolisis trigliserida oleh
lipase. Berdasarkan Kwon dan Rhee (1986), penggunaan asam oleat pada kurva
standar bertujuan untuk mendekati jumlah asam lemak yang dibebaskan oleh
minyak zaitun oleh enzim ekstrak kasar.
Sintesis lipase oleh bakteri dipengaruhi oleh kondisi pertumbuhan, termasuk
ketersediaan sumber karbon dan nitrogen, jumlah oksigen, aktivator substrat, suhu
inkubasi, pH, dan sumber inokulum (Hadeball 1991). Shelley et al. (1987)
menambahkan tiga faktor yang harus kerja bersama jika aktivitas lipase dari
bakteri Gram positif ingin dideteksi, yaitu: bakteri harus tumbuh, bakteri
memproduksi lipase mengikuti kurva pertumbuhannya, dan metode deteksi lipase
yang digunakan. Faktor-faktor yang dikemukan di atas akan berpengaruh terhadap
berhasil tidaknya produksi enzim lipase.
Penelitian tentang BAL yang sudah diketahui memiliki aktivitas lipase
antara lain: Lactobacillus plantarum MF32 dari daging fermentasi (Andersen dan
Ostdal 1994); Lactobacillus sp., Lactococcus sp., Streptococcus thermophilus
(Meyers et al. 1996); dan Lactobacillus plantarum DSMZ 12028 dari sosis
tradisional Portugis (Lopes et al. 2002). Hasil aktivitas lipase pada penelitian
BAL asal bekasam diharapkan mampu berperan memberikan tambahan informasi
dalam aplikasi Lactococcus lactis di bidang kesehatan sebagai pendegradasi lipid
akibat konsumsi margarin berlebih.

14

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Isolat BI(2), BP(3), BP(6), SK(5), SK(16), dan NS(6) memiliki potensi
lipolitik dalam mendegradasi lipid pada margarin. Pendaran terkuat oleh isolat
BAL BI(2). Identifikasi isolat BAL BI(2) adalah Lactococus lactis spp. lactis.
Jumlah sel dan aktivitas lipase tertinggi Lactococcus lactis terlihat pada fase log
akhir.
Saran
Penelitian selanjutnya perlu dilakukan pengukuran aktivitas lipase spesifik
Lactococcus lactis dengan mengukur kadar protein; karakterisasi aktivitas lipase
pada berbagai suhu, pH, dan parameter kinetis lainnya; serta aplikasi enzim lipase
secara in vivo dan in vitro.

15

DAFTAR PUSTAKA
Andersen JH, Ostdal H. 1995. Partial purification and characterisation of a lipase
from Lactobacillus plantarum MF32. Food Chemistry. 53: 369-373.
Bettache G, Fatma A, Miloud H, Mebrouk K. 2012. Isolation and identification of
Lactic Acid Bacteria from Dhan a traditional butter and thei major
technology traits. World Applied Sciences Journal. 17(4): 480-488.
Brown AC, Valiere A. 2004. The medicinal uses of poi. Nutr.Clin.Care. 7: 705817.
Casalta E, Montel MC. 2008. Safety assessment of dairy microorganism the
Lactococcus genus. Int.J.Food Microbiol. 126: 271-273.
Conway PL. 1996. Selection criteria for probiotic microorganism. Asia Pasific J.
Clin. Nutr. 10-14.
Diop MB et al. 2007. Bacteriocin producers from traditional food products.
Biotechnol Agron Soc Environ. 11: 275-281.
Desniar. 2012. Karakterisasi bakteri asam laktat asal dari produk fermentasi ikan
bekasam [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Fardiaz S. 1989. Penuntun Praktek Mikrobiologi Pangan. Bogor (ID): IPB Press
Hadeball W. 1991. Production of lipase by Yarrowia lipolytica lipases from yeasts
review. Acta Biotech. 11: 159-167.
Hadioetomo RS. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta (ID): PT
Gramedia Pustaka Utama.
Hermanto S, Muawanah A, Wardhani P. 2010. Analisis Tingkat Kerusakan
Lemak Nabati dan Lemak Hewani Akibat Proses Pemanasan [internet].
[diacu pada tanggal 5 Juli 2015]. Tersedia pada http:
www.journal.uinjkt.ac.id.
Kouker G, Jaeger KE. 1987. Specific and sensitive plate assay for bacterial
lipases. Appl. Environ Microbiol. 53: 211-213.
Kumar A, Surendra S, Parihar S, Batra N. 2012. Enrichment isolation and
optimization of lipase producing Staphylococcus sp. from oil mill waste
oil cake. Journal of Experimental Sciences. 3(8):26-30.
Kwon YD, Rhee JS. 1986. A simple and rapid colorimetriv method for
determination of free fatty acids for lipase assay. JAOCS. 63(1): 89-92.
Lopes M, Leitao AL, Regalla M, Marquez JJ, Carrondo MJ, Crespo MT. 2002.
Characterization of a highly thermostable extracellular lipase from
Lactobacillus plantarum. International Journal of Food Microbiology. 76:
107-115.
Masud SHT, Anwar K. 2002. Role of lactic acid bacteria in food preservatiob and
human health. Pakistan Journal of Nutrition. 1(1): 20-24.
Meyers SA, Cuppett SL, Hutkins RW. 1996. Lipase production by lactic acid
bacteria and activity on butter oil. Int.J. Food Microbiol. 13: 383-389.
Mireau I, Klereebezem M. 2005. 10 years of the nisin controlled gene expression
system in Lactococcus lactis. Appl.Microbiol.Biotechnol. 68: 705-717.
Ngom MO. 2000. Extracellular lipase from selected microorganisms [tesis].
Canada (USA): Universitas McGill.

16
Paludan-Muller C, Madsen M, Sophanodora P, Gram L, Moller PL. 2002.
Fermentation and microflora of plaa-som a Thai fermented fish product
prepared with salt consentations. Int J Food Microbiol. 73: 61-70.
Pelczar MJ, Chan ECS. 2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 1. Jakarta (ID):
Penerbit UI Press.
Sharma R, Chisti Y, Benerjee UC. 2001. Research review paper production
purification characterization and applications of lipases. Biotechonoly
Advances. 19:627-662.
Sharpe ME. 1979. Lactic acid bacteria in dairy industry. JSOC Dairy Technol. 32:
9-18.
Shelley AW. Deeth HC, Macrae IC. 1987. Revie methods of enumeration
detection and isolation of lipolytic microorganisms with special reference
to dairy applications. J. Microb. Methods. 6: 123-137.
Sihombing DE, Arief II, Budiarti S. 2015. Application of antibacterial agent
produced by Lactobacillus plantarum IIA-1A5 as natural preventation on
beef during room temperate storage. Advance Journal of Food Science and
Technology. 8(4): 251-255.
US FDA. 1995. Aminopeptidase Enzyme Preparation Derived from Lactococcus
lactis [internet]. [diacu pada tanggal 1 Agustus 2015]. Tersedia pada http:
www.accessdata.fda.gov.
Wiseman A. 1975. Enzyme Induction Organism Catalyse The Hydrolysis of Esters
Other Than Acylglycerols. New York (USA): Plenum Press.
Yusmarini, Indrati R, Utami T, Marsono Y. 2010. Aktivitas proteolitik bakteri
asam laktat dalam fermentasi susu kedelai. J Teknol dan Industri Pangan.
21(2): 129-134.

17

LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuantitasi mikrob: hitungan cawan BAL BI(2)
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
10-4
10-5
10-6
10-7
10-8
10-9
Rata-rata

Jumlah
sel/mL
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
TBUD
1.42 x 109
0.34 x 109
TSUD
8.8 x 108

18
Lampiran 2 Kuantitasi mikrob: pengukuran massa sel BAL BI(2)
Pengenceran

Ulangan
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2

1:1
1:2
1:4
1:8
1:16

Optical density (A)
Terukur
Terkoreksi
1.584
1.469
1.571
1.456
1.391
1.276
1.380
1.265
1.270
1.155
1.270
1.155
1.078
0.963
1.076
0.961
0.890
0.775
0.889
0.774

Rata-rata
OD (A)

Log
jumlah sel

1.463

8.944

1.271

8.643

1.155

8.342

0.962

8.041

0.775

7.740

Keterangan:
OD Blanko = 0.115 A;
Panjang Gelombang Spektrofotometer= 660 nm
Kurva standar
Log sel
(sumbu x)
7.740
8.041
8.342
8.643
9.944

Optical Density
(sumbu y)
0.775
0.962
1.155
1.271
1.463

Kurva standar pertumbuhan BI(2)
1.60
y = 0.1685x + 0.6197
R² = 0.9944

Optical density (A)

1.40
1.20
1.00
0.80

OD (A)

0.60

Linear (OD (A))

0.40
0.20
0.00
7.74

8.04
8.34
8.64
log sel (CFU/mL)

9.94

19
Pengukuran pertumbuhan BAL Lactococcus lactis spp. lactis pada substrat
minyak zaitun
Rata-rata OD (A)
Log sel (CFU/mL)
Jam
ke- Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan
1
2
1
2

Rata-rata log sel

0
0.008
0.036
-3.627
-3.464
-3.546 ± 0.115
4
0.939
1.007
1.895
2.296
2.095 ± 0.283
8
1.298
1.327
4.023
4.195
4.109 ± 0.122
12
1.428
1.409
4.797
4.684
4.741 ± 0.080
16
1.429
1.434
4.800
4.833
4.816 ± 0.023
20
1.415
1.415
4.720
4.717
4.718 ± 0.002
24
1.422
1.497
4.761
5.207
4.984 ± 0.315
28
1.404
1.453
4.655
4.942
4.799 ± 0.204
32
1.444
1.455
4.889
4.957
4.923 ± 0.048
36
1.427
1.410
4.788
4.690
4.739 ± 0.069
40
1.447
1.418
4.907
4.738
4.822 ± 0.120
44
1.430
1.394
4.809
4.592
4.701 ± 0.153
48
1.451
1.395
4.934
4.598
4.766 ± 0.237
Keterangan:
log sel diperoleh dari persamaan pada kurva standar y= 0.5449x – 3.5585
Blanko = 0.231 A

18
Lampiran 3 Identifikasi BI(2) menggunakan API 50 CHL (API System,
BioMerieux France)

Kontrol positif

Negatif, media
tetap
berwarna biru

Sumur
ke-1

Hasil Positif,
media
berwarna
kuning

Hasil
Positif
(sumur ke-25),
media
berwarna
hitam

Sumur
ke-49

19
Lampiran 4 Bagan alir pembuatan reagen cupric acetate-pyridine

5 gram cupric-acetate

dilarutkan dengan 100 mL
akuades hingga homogen

pH larutan disesuaikan
dengan pyridine hingga
mencapai pH 6

20
Lampiran 5 Kurva standar asam oleat
Konsentrasi
Optical Density (A)
(ppm)
0
0.002
100
0.044
200
0.117
300
0.181
400
0.251
500
0.317
0.350
y = 0.0006x - 0.0097
R² = 0.9962

0.300

Optical dencity (A)

0.250
0.200
0.150
0.100
0.050
0.000
0

100

-0.050

200

300

400

500

600

Konsentrasi Asam Oleat (ppm)

Pengukuran aktifitas unit lipase Lactococcus lactis spp. lactis
Konsentrasi asam
oleat [X]
Jam
ke- Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan
1
2
1
2
Rata-rata OD (A)

0
4
8
12
16
20
24
28
32
36
40
44
48

0.078
0.097
0.104
0.154
0.139
0.131
0.117
0.085
0.082
0.068
0.061
0.057
0.053

0.071
0.099
0.096
0.130
0.131
0.126
0.111
0.075
0.076
0.061
0.054
0.052
0.046

145.333
177.833
188.667
272.000
247.833
234.500
210.333
157.000
152.833
128.667
117.833
111.167
103.667

134.917
180.333
175.750
233.250
233.667
225.333
200.750
141.583
142.833
117.417
106.167
102.000
93.250

Aktivitas lipase
(unit/mL)
Ulangan Ulangan
1
2
17.151
20.986
22.265
32.099
29.247
27.673
24.822
18.528
18.036
15.184
13.906
13.119
12.234

15.922
21.281
20.740
27.526
27.575
26.592
23.691
16.708
16.856
13.856
12.529
12.037
11.004

Rata-rata
aktivitas unit
lipase (unit/mL)
16.536 ± 0.869
21.134 ± 0.209
21.502 ± 1.078
29.812 ± 3.234
28.411 ± 1.182
27.133 ± 0.765
24.256 ± 0.800
17.618 ± 1.286
17.446 ± 0.834
14.520 ± 0.939
13.217 ± 0.974
12.578 ± 0.765
11.619 ± 0.869

21
Lampiran 6 Jalur fermentasi BAL homofermentatif

Keterangan: garis putus-putus menunjukkan bagian oksidasi-reduksi
NAD/NADH dari pathway (Hutkins 2006)

22

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pati 19 September 1993 dari pasangan Alm. Fandori
dan Siti Khotijah. Penulis merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Tahun
2011 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Tayu, Kabupaten Pati Provinsi Jawa
Tengah, dan pada tahun yang sama penulis diterima di Departemen Biologi
FMIPA IPB melalui jalur SNMPTN Undangan. Penulis mendapatkan beasiswa
Bidik Misi dari DIKTI tahun 2011-2015.
Selama menumpuh pendidikan di IPB, berbagai pengalaman organisasi
dan prestasi akademik serta non akademik telah penulis dapatkan. Penulis pernah
aktif di lembaga kemahasiswaan Dewan Musholla Asrama TPB IPB (2011-2012),
UKM Keilmiahan FORCES (2011-2015), Ikatan Keluarga Mahasiswa Pati IPB
(2011-2015), koordinator putri Paguyuban Bidik Misi FMIPA IPB (2011-2013),
dan LDF Serambi Ruhiyah (Serum)-G FMIPA IPB (2014-2015).
Prestasi unggulan yang pernah penulis peroleh antara lain: PKM-M
didanai DIKTI (2012), Finalis 4 besar tingkat Regional Science Project OSN
Pertamina (2012), Juara 1 Poster Terfavorit Science Project OSN Pertamina
tingkat Jawa Barat (2012), Runner up Scientific Paper 3rd International
Multidisiplinary Research di Kota Bacolod-Filipina (2013), Juara 1 LKTI tingkat
Nasional di Universitas Jember (2013), Delegasi Departemen Biologi AIMS
Preliminary Short Stay Program di Universitas Ibaraki-Jepang (2014), peringkat 1
Mahasiswa Berprestasi Departemen Biologi (2014-2015), serta peringkat 3
Mahasiswa Berprestasi FMIPA IPB (2015).
Selain itu, selama di departemen penulis juga aktif menjadi asisten
praktikum Struktur Tumbuhan Berpembuluh (2013), Biologi Dasar (2014-2015),
dan Mikrobiologi Dasar (2015). Alih semester tahun 2013, penulis melaksanakan
studi lapangan dengan judul Keanekaragaman Struktur Anatomi dan Morfologi
Tumbuhan Begonia sp. di TWA Telaga Warna Bogor. Setelah itu, Juni-Juli 2014,
penulis melaksanakan praktik lapangan dengan judul Manajemen Pengelolaan
Jasa Inisiasi Kultur Jaringan di Esha Flora. Praktik lapangan berlokasi di
Cimanggu, Bogor-Jawa Barat.