Pendahuluan Kajian Pustaka T1 692009102 Full text

9

1. Pendahuluan

Sidoarjo merupakan salah satu kota industri terbesar di Jawa Timur. Sidoarjo dikenal sebagai penyangga utama kota Surabaya. Hal tersebut menjadikan Gerbangkertosusila kawasan metropolitan terbesar kedua setelah Jabodetabek yang berpusat di Surabaya.Sektor perekonomian utama Sidoarjo adalah perikanan, industri, dan jasa, hal ini disebabkan selat Madura yang berbatasan di sebelah timur Sidoarjo merupakan penghasil perikanan, diantaranya ikan, udang, dan kepiting. Sidoarjo selain terkenal dengan kuliner lautnya yaitu ikan dan udang juga memiliki wisata khas yang wajib dikunjungi. Wisata Kampung Tas Tanggulangin menjadi wisata wajib saat berkunjung ke kota Sidoarjo. Kampung Tas ini memiliki keunikan yaitu hampir seluruh masyarakatnya berprofesi sebagai pengrajin tas kulit. Kampung Tas Tanggulangin merupakan satu-satunya kampung mandiri yang memiliki keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan daerah lainnya. Namun, berdasarkan penelitian awal dengan pengelola koperasi di Kampung Tas Ibu Tia Prihatika dan Ibu Suprihatin selaku Kepala Bidang Pariwisata Sidoarjo, Wisata Industri Kampung Tas Tanggulangin tenggelam popularitasnya karena disebabkan adanya tragedi Lumpur Lapindo yang melanda kota Sidoarjo. Luapan lumpur Lapindo menyebabkan akses jalan utama ditutup dan kesalahpahaman mengenai informasi yang diberikan media kepada masyarakatyang mengatakan bahwa Kampung Tas juga ikut terendam dengan lumpur, hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan penjualan produk di Kampung Tas Tanggulangin karena wisatawan enggan untuk berkunjung berwisata ke Kampung Tas Tanggulangin. Berdasarkan denganpermasalahan tersebut, makaperlu adanya perancangan media dalam bentuk Video Dokumenter Potret untuk dapat menginformasikan potret masyarakat Kampung Tas Tanggulangin dan mengklarifikasi dengan jelas kepada masyarakat bahwa Kampung Tas Tanggulangin masih aktif dalam produksi produk tas kulitnya dan menjadi salah satu wisata andalan Sidoarjo.

2. Kajian Pustaka

Penelitian terdahulu mengenai film dokumenter yang berjudul “ Dampak Limbah Batik di Pekalongan” adalah penelitian yang menghasilkan sebuah film dokumenter yang menceritakan pencemaran sungai utama di Pekalongan oleh limbah dari batik yang menjadi budaya khas Pekalongan [1]. Penelitian kedua lainnyamengenai film dokumenter berjudul “Pasar Terapung Muara Kuin Banjarmasin”. Video ini dirancang untuk memberikan informasi dan menghimbau masyarakat agar ikut melestarikan Pasar Terapung Muara Kuin yang menjadi aset wisata dan perlu dipelihara keberadaanya [2]. 10 Perbedaan dari kedua penelitian terdahulu adalah Perancangan film dokumentermemakai genre potretdimanatidak hanya mengangkat dampak lumpur Lapindo namun menceritakan keunikan potret masyarakat di wisata Kampung Tas yang hampir seluruh penduduknya merupakan pengrajin tas kulit, juga mengklarifikasi kesalahan informasi yang beredar di tengah masyarakat yang mengatakan Kampung Tas ikut terendam luapan lumpur Lapindo. Komunikasi Visual adalah sebuah rangkaian proses penyampaian informasi kepada pihak lain dengan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indra penglihatan.Komunikasi visual memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai sarana informasi dan instruksi, sebagai sarana presentasi dan penyampaian pesan, mendapatkan perhatian atensi dari mata secara visual [3]. Multimedia adalah penggunaan beberapa media yang berbeda untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk teks, audio, grafik, animasi, dan video. Multimedia dapat dikatakan suatu bentuk baru dalam pembuatan program-program komputer dengan penggabungan lebih dari satu media[4]. Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan salah satu media komunikasi massa audiovisual yang dibuat berdasarkan asas sinematografi yang direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video dan bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik dan sistem lainnya. Film berfungsi sebagai media pengantar informasi kepada masyarakat, sebagai dokumen sosial, karena melalui film masyarakat dapat melihat secara nyata apa yang terjadi di tengah–tengah masyarakat [5]. Film dokumenter merupakan salah satu genre film di mana sebutan ini pertama kali disematkan pada film karya Lumiere bersaudara bercerita tentang perjalanan, film yang dianggap sebagai tonggak film dokumenter ini dibuat tahun 1890-an.Film dokumenter juga diartikan sebagai rekaman kejadian atau peristiwa dalam bentuk audio visual yang tercipta tanpa ada unsur rekayasa. Ada beberapa hal yang membedakan film dokumenterdengan film fiksi yaitu subyeknya,pada film dokumenter memfokuskan lebih dari sekedar kondisi manusia, namun juga melibatkan perasaan dan relasi. Kemudian perbedaan yang kedua dapat dilihat adalah dari segi tujuan, sudut pandang dan pendekatannya. Dalam film dokumenter, pembuat film adalah subyek dari film yang berusaha merekam fenomena sosial dan budaya dalam rangka memberi tahu kepada publik tentang apa yang sebenarnya terjadi, sehingga publik menjadi paham atau tertarik atas apa yang disampaikan dalam film dokumenter. Perbedaaan yang ketiga adalah dari bentuk, yaitu apa yang ditampilkan bisa saja sesuatu yang sebelumnya tidak direncanakan atau sesuatu yang muncul secara spontan saat produksi, hal ini berbeda dengan film fiksi yang sangat ketat terhadap naskah skenario. Perbedaan 11 yang keempat dilihat dari segi teknik dan metode produksi. Dalam prduksi film dokumenter, tidak ada aktor sebagaimana film fiksi, yang ada adalah real people atau playthemselves dari orang yang ditampilkan dalam video dokumenter [6].Film dokumenter juga dapat berupa cerita tentang keprihatinan sosial, pengalaman, dan pergulatan hidup yang memberikan inspirasi dan semangat hidup bagi penonton atau kilas balik dan kupasan tentang peristiwa yang pernah terjadi dan ada kaitannya dengan masa sekarang. Potret adalah sebuah genre video dokumenter yang menceritakan sosok seseorang atau sekelompok orang. Yang diangkat menjadi tema utama biasanya seseorang yang dikenal luas di dunia atau masyarakat tertentu atau seseorang yang biasa namun memiliki kehebatan, keunikan ataupun aspek lain yang menarik. Ada beberapa istilah yang merujuk kepada hal yang sama untuk menggolongkannya. Pertama, potret yaitu film dokumenter yang mengupas aspek human interest dari seseorang. Plot yang diambil biasanya adalah hanya peristiwa–peristiwa yang dianggap penting dan krusial dari orang tersebut. Isinya bisa berupa sanjungan, simpati, krtitik pedas atau bahkan pemikiran sang tokoh. Film dokumenterpotret dengan subgenreprofil selain membahas sosok seseorang, juga memiliki unsur pariwara iklanpromosi dari tokoh tersebut. Pembagian sequence-nya hampir tidak pernah membahas secara kronologis dan walaupun misalnya diceritakan tentang kelahiran dan tempat berkiprah, biasanya tidak pernah mendalam atau terkadang hanya untuk awalan saja. Genre ini tidak berhenti pada orang manusia namun bisa juga sebuah badan institusi seperti perusahaan, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat dan organisasi politik[7]. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek daya tarik wisata [8]. Sinematografi adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa latin yang artinya gambar. Sinematografi merupakan sebuah ilmu terapan yang membahas teknik menangkap gambar dan menggabung gabungkan gambar tersebut sehingga gambar tersebut memiliki kemampuan menyampaikan sebuah ide dan cerita [9]. Beberapa hal yang penting dalam sinematografi dalam proses produksi film dokumenter, antara lain : A. Shot bisa diartikan sebagai bagian dari adegan, misalnya dalam produksi film dokumenter yang hendak menceritakan kesedihan, maka dapat diambil gambar suasana muka yang murung. B. Scene adalah hasil dari shot yang digabungkan satu dengan yang lain. Dalam perangkaian dikenal istilah transisi yang digunakan untuk menggabungkan shot – shot menjadi scene. C. Sequence merupakan sebuah kesatuan scene yang ditata sehingga peristiwa yang terjadi dapat dipahami. 12 D. Camera angle adalah sudut pandang dari audience, mata audience akan diwakili oleh mata kamera. Penempatan sudut pandang kamera akan mempengaruhi sudut pandang audience [6]. Masyarakat Kampung Tas Tanggulangin hampir seluruh penduduknya berprofesi sebagai pengrajin tas kulit, dan merupakan kampung mandiri yang hidup dari kerajinan tas kulitnya. Sehingga timbullahgagasan untuk membentuk wadah bagi para pengrajin tas yang terwujud pada tanggal 7 April 1976, dengan nama koperasi INTAKO. Koperasi INTAKO berkembang dengan pesat, namun sejak tragedi lumpur Lapindo dan kesalahan informasi yang diterima, popularitas dan perekonomian Kampung taspun menurun drastis,mengalami penurunan jumlah pengunjung dan kehilangan pamornya dalam dunia pariwisata.

3. Metode Penelitian