8
Gambar 9
ActiveActive Failover
dengan BMPNET
Down
Gambar 9 terdapat ISP SPEEDY dan BMPNET menghubungkan dua LAN yaitu Guru dan Siswa melalui PC
router.
Pada saat BMPNET mengalami kegagalan koneksi atau
down connection,
maka SPEEDY akan mem-
backup
akses ke
internet
mengambil alih beban kerja dari LAN Siswa dan Guru. SPEEDY hanya akan melayani akses
internet
di LAN Siswa pada saat kondisi BMPNET mengalami
down connection.
Dengan kondisi
down connection
digambarkan dengan garis putus-putus, sedangkan untuk kondisi
upactive
dengan garis tanpa putus-putus. Semua koneksi dari LAN Guru dan Siswa akan melalui SPEEDY sampai BMPNET sudah
upactive
kembali, maka akan kembali pada kondisi normal.
4. Hasil dan Analisis
Hasil implementasi pada
router
meliputi pengaturan
routing table
,
rules forward
, IP
address,
IP
tables
atau NAT
,
IP
routing, default gateway
dan pengaturan
failover
.
Router
terhubung dengan dua jalur jaringan
internet
yang berasal dari SPEEDY dan BMPNET. Untuk LAN
ada dua yaitu jaringan LAN Guru dan jaringan LAN Siswa yang masing-masing dengan IP
address
yang berbeda.
Gambar 10 terlihat kondisi jaringan pada jalur ISP 1 yaitu SPEEDY dengan kapasitas 53 KBs terpakai dari LAN Guru sebesar 9.42 KBs. Tabel 1
menunjukkan
traffic
pada jalur SPEEDY sebelum menggunkan
router
pada jaringan LAN Guru.
Traffic
yang ada pada LAN Guru bisa digunakan untuk
backup
pada LAN Siswa saat mengalami
down connection
. Pengambilan data dilakukan berulang kali untuk mengetahui kapasitas pemakaian
traffic internet
. Pada saat pengambilan data jumlah
user
yang sedang menggunakan sebanyak 10
user
. Dari Tabel 1 dapat merupakan hasil dari pengambilan data pada jalur SPEEDY sebelum menggunakan
backup link
dengan metode
failover
.
Top speed maximum received
pada kolom pertama kondisi
traffic bandwidth
tertinggi.
9
Gambar 10 Kondisi
Traffic
Pada ISP SPEEDY
Tabel 1
Traffic
pada ISP SPEEDY
Top
SPEEDY KBs
RX
Receive
KBs TX
Transmit
Packetss
53.25 9.42
28 13.89
4.75 15
24.77 1.0
3 59.16
16.98 51
64.98 2.39
4 64.98
2.43 3
64.98 2.22
2 7.55
2.90 5
7.55 2.94
2 64.98
1.5 8
13.89 3.49
5 53.25
9.24 28
53.25 33.91
20 59.22
16.98 12
59.22 59.22
171 59.22
19.06 81
59.22 19.14
60 9.67
7.20 13
9.60 6.96
10 9.60
5.53 7
Rata-rata TS : 39.91 KBs
Rata-rata RX : 11.36 KBs
Rata-rata TX : 17 Packetss
10
Sedangkan kondisi jalur ISP BMPNET dengan kapasitas 24.07 KBs hanya terdeteksi dari LAN Siswa sebesar 24.7 KBs yang dapat dilihat pada
Gambar 11. Dengan kapasitas
traffic
yang kecil maka pada jaringan LAN Siswa akan mendapatkan akses
internet
yang lambat. Tabel 2 data dari
traffic
yang ada menggunakan jalur BMPNET sebelum menggunakan
backup link
. Top Pengambilan data dilakukan berulang kali untuk mengetahui kapasitas pemakaian
traffic internet.
Pada saat pengambilan data jumlah
user
yang sedang menggunakan sebanyak 10
user
. Tabel 2 terlihat kolom
top speed maximum
received
merupakan
traffic bandwidth
tertinggi yang pada saat tertentu bisa berubah-ubah. Untuk kolom RX
received
atau penerimaan paket data dan TX
Transmit
atau pengiriman paket data.
Gambar 11 Kondisi
Traffic
pada ISP BMPNET
Table 2
Traffic
pada ISP BMPNET
Top
BMPNET KBs
RX KBs
TX Packetss
21.23 1.0
3 4.40
1.31 16
7.31 1.41
7 24.07
24.07 29
16.85 1.08
10 21.23
2 21.23
1.3 16
4.40 1.3
1 7.31
6.44 7
32.81 7.10
21 127.72
101.62 253
129.48 81.55
203 109.16
21.18 36
109.16 23.97
45
11
17.86 4.56
10 17.86
5.06 13
108.12 4.02
7 108.12
7.22 5
108.10 76.22
30 10.15
5.64 2
Rata-rata TS : 40.52 KBs
Rata-rata RX : 15.34 KBs
Rata-rata TX : 34 Packetss
Kode Program 1 merupakan
setting
untuk IP
address
pada
file etcnetworkinterface
untuk menentukan masing-masing alamat pada NIC
Network Interface Card
secara
static
pada
router
sistem operasi Linux Ubuntu Server 9.10
.
Untuk
interface
eth0 adalah dengan IP
address
192.168.10.1 terhubung dengan LAN Guru,
interface
eth1 dengan IP
address
192.168.1.2 terhubung dengan
internet
SPEEDY, NIC dengan IP
address
192.168.2.2 terhubung dengan internet BMPNET dan NIC eth3 dengan IP
address
192.168.20.1 terhubung dengan LAN Siswa.
Kode Program 1
Network Interface
1. The loopback network interface
2. auto lo
3. iface lo inet loopback
4. Interface ke LAN Guru
5. auto eth0
6. iface eth0 inet static
7. address 192.168.10.1
8. netmask 255.255.255.0
9. network 192.168.10.0
10. Interface ke ISP - SPEEDY
11. auto eth1
12. iface eth1 inet static
13. address 192.168.1.2
14. netmask 255.255.255.0
15. network 192.168.1.0
16. Interface ke ISP - BMPNET
17. auto eth2
18. iface eth2 inet static
19. address 192.168.2.2
20. netmask 255.255.255.0
21. network 192.168.2.0
22. Interface ke LAN Siswa
23. auto eth3
24. iface eth3 inet static
25. address 192.168.20.1
26. netmask 255.255.255.0
27. network 192.168.20.0
Kode Program 2 berfungsi untuk mendefinisikan
routing table
baru yaitu SPEEDY dan BMPNET pada
file etciproute2rt_tables.
Dua
routing table
utama yang umum digunakan adalah
local
dan
main
. Nomor
routing tables
yang ditentukan dalam urutan yang bisa tetapkan dengan rute yang tepat. Kode
Program 2 ada penambahan
routing table
yaitu SPEEDY dengan nomor tabel
routing
201 dan BMPNET dengan nomor tabel
routing
202. Untuk pemakaian
12
angka pada
routing table
bebas, tetapi tidak memakai angka 0, 253, 254, dan 255, karena telah dipakai
routing tables
utama yaitu
local, main
dan
default
.
Kode Program 2
Routing Tables
1.
reserved values
2. 3.
255 local
4.
254 main
5.
253 default
6.
0 unspec
7.
local
8. 9.
1 inr.ruhep
10.
201 SPEEDY
11.
202 BMPNET
Kode Program 3 berguna untuk mengaktifkan
rules forward
IP
Forwarding
agar sistem Linux dapat berperan sebagai sebuah
router
atau
gateway
. IP
Forwarding
mengatur atau mengijinkan paket data yang melintasi
router
dari arah
local
ke
internet internet
ke
local. IP forward
banyak dipakai untuk mengatur koneksi
internet
berdasarkan
port
, mac
address
dan alamat IP. Mengaktifkan parameter
packet forwarding
pada
file etcsysctl.conf,
dengan mengubah
net.ipv4.ip_forward= 0
menjadi
net.ipv4.ip_forward= 1.
Kode Program 3
IP Forwarding
1.
Uncomment the next line to enable packet forwarding for IPv4
2.
net.ipv4.ip_forward=1
Kode Program 4 IP
Tables
1.
NAT ke SPEEDY - interface eth1
2.
iptables -A POSTROUTING -t nat -s 192.168.10.024 -o eth1 -j SNAT --to- source 192.168.1.2
3.
NAT ke BMPNET - Interface eth2
4.
iptables -A POSTROUTING -t nat -s 192.168.10.024 -o eth2 -j SNAT --to- source 192.168.2.2
5.
NAT ke SPEEDY - interface eth1
6.
iptables -A POSTROUTING -t nat -s 192.168.20.024 -o eth1 -j SNAT --to- source 192.168.1.2
7.
NAT ke BMPNET - Interface eth2
8.
iptables -A POSTROUTING -t nat -s 192.168.20.024 -o eth2 -j SNAT --to- source 192.168.2.2
Kode Program 4 berfungsi untuk melakukan perubahan alamat asal dari paket
Source Network Address Translation
. Perintah nomor kedua Kode Program 4 adalah setelah terjadi
routing,
paket yang akan dikirim melalui
antarmuka eth1 yang berasal dari jaringan 192.168.10.024 akan mengalami proses SNAT
Source Network Address Translation
menjadi alamat IP asal 192.168.1.2. Nomor keempat setelah terjadi proses
routing
, paket yang akan dikirim melalui antarmuka eth2 yang berasal dari jaringan 192.168.10.024 akan
mengalami proses SNAT menjadi alamat IP asal 192.168.2.2. Nomor keenam setelah terjadi proses
routing,
paket yang akan dikirim melalui antarmuka eth1 yang berasal dari jaringan 192.168.20.024 akan mengalami SNAT menjadi
13
alamat IP asal 192.168.1.2. Nomor terahir setelah terjadi proses
routing,
paket yang akan dikirim melalui antarmuka eth2 yang berasal dari jaringan
192.168.20.024 akan mengalami SNAT menjadi alamat IP asal 192.168.2.2. Kode Program 5 merupakan IP
routing
untuk menentukan jalan rute IP
address
dalam jaringan
internet
dan LAN
.
IP
routing
menggunakan
routing tables
untuk mengarahkan penyampaian paket data dari sumber ke tujuan dengan melalui perantara
router
.
Setting ip routing
untuk terdapat pada
file etcnetworkinterface
yang tersimpan dengan IP
address router.
Baris pertama Kode Program 5 adalah menambahkan route alamat jaringan 192.168.1.024 pada
interface
eth1 dengan alamat IP 192.168.1.2 ke tabel SPEEDY. Nomor kedua merupakan penambahan
routing default
pada
interface
eth1 dengan IP 192.168.1.1 ke tabel SPEEDY. Baris ketiga untuk menambahkan rule atau aturan
routing
ke tabel SPEEDY.
Kode Program 5 IP
Routing
1.
up ip route add 192.168.1.024 dev eth1 src 192.168.1.2 table SPEEDY
2.
up ip route add default via 192.168.1.1 table SPEEDY
3.
up ip rule add from 192.168.1.2 table SPEEDY
4.
============================================
5.
up ip route add 192.168.2.024 dev eth2 src 192.168.2.2 table BMPNET
6.
up ip route add default via 192.168.2.1 table BMPNET
7.
up ip rule add from 192.168.2.2 table BMPNET
Dalam jaringan komputer,
backup link
lebih mengarah kepada kombinasi beberapa antarmuka
ethernet
ke dalam satu jalur sehingga dapat dipasang secara bersamaan dengan menghasilkan koneksi yang lebih cepat. Kode Program 6
merupakan
route default gateway
untuk
backup link
dengan dua
gateway
. Jalur untuk
backup link
diatur dengan
menambahkan
script
pada
file etcnetworkinterface
yang berfungsi untuk menentukan
gateway
yang dipakai,
weight
dan NIC
Network Interface Card
yang dilalui jalur data LAN dengan IP
address
192.168.10.024 dan 192.168.20.024. Untuk
interface
eth1 dengan IP
address
192.168.1.2 dan eth2 dengan IP address 192.168.2.2
Kode Program 6
Default Gateway
1.
up ip route replace default scope global nexthop via 192.168.1.1 dev eth1 weight 4 nexthop via 192.168.2.1 dev eth2 weight 2
Domain Name System
DNS merupakan salah satu jenis
system
yang melayani permintaan pemetaan IP
address,
agar lebih mudah diingat oleh manusia dari pada mengingat sebuah IP
address.
Untuk mengantisipasi jika terjadi kegagalan pada DNS pada masing-masing ISP.
File etcresolv.conf
yang berfungsi untuk melakukan
resolv
ke sebuah DNS. DNS yang digunakan adalah IP OpenDNS DNS
Global
yaitu 208.67.222.222 dan 208.67.220.220, karena pada
server
tidak dipasang sebuah DNS
Server.
Kode Program 7
Resolv.conf
1.
nameserver 208.67.222.222
2.
nameserver 208.67.220.220
14 Failover
dibuat atau dikonfigurasi agar secara otomatis mengecek apakah ada koneksi
internet
SPEEDY yang mati atau
down connection
, jika
down
akan diganti ke BMPNET, dan jika BMPNET
down
akan dialihkan ke SPEEDY. Untuk ini memerlukan
script
yang dijalankan saat
startup
atau
booting
. Untuk
mengeksekusi
script failover
digunakan perintah
nohup sbinfailover
yang diletakkan pada file
rc.local
agar pada saat booting dapat langsung dieksekusi. Kode Program 8 pada nomor dua terlihat
interval
pengecekan
SLEEPTIME
sebesar 100 detik dengan tujuan
ping www.google.com
. Untuk nomor empat dan lima merupakan inialisasi terhadap
network interface card
NIC eth1 dan eth2. Kemudian pada nomor enam dan sembilan merupakan inialisasi IP
address
dan IP
gateway
dari SPEEDY dan BMPNET. Pada kondisi nilai dari
LLS1
–
eq 1 LLS2
–
eq 0
menunjukkan kondisi bahwa
gateway
dari SPEEDY NAME1 dalam kondisi
down
dan dialihkan ke
routing gateway
kedua yaitu ke gateway BMPNET NAME2. Untuk yang berikutnya
gateway
dari BMPNET
down
dan dialihkan ke
routing gateway
SPEEDY kondisi seperti kode program
LLS1
–
eq 0 LLS2
–
eq 1
. Untuk kondisi yang terakhir
bahwa LLS1
–
eq 0 LLS2
–
eq 0
berarti kedua gateway sama-sama aktif jadi
routing
diarahkan ke dua
gateway
. Pada saat kondisi bernilai 1 berarti
gateway
sedang
down
dan kondisi bernilai 0 berarti
gateway
sedang
up
.
Kode Program 8
Failover
1. SLEEPTIME=100
2. TESTIP=www.google.com
3. TIMEOUT=2
4. EXTIF1=eth1
5. EXTIF2=eth2
6. GW1=192.168.1.1
7. GW2=192.168.2.1
8. ISP1=SPEEDY
9. ISP2=BMPNET
10. . . .
11. if [[ LLS1 -eq 1 LLS2 -eq 0 ]]; then
12. echo Switching to ISP2
13. ip route replace default scope global via GW2 dev EXTIF2
14. elif [[ LLS1 -eq 0 LLS2 -eq 1 ]]; then
15. echo Switching to ISP1
16. ip route replace default scope global via GW1 dev EXTIF1
17. elif [[ LLS1 -eq 0 LLS2 -eq 0 ]]; then
18. echo Restoring default gateway
19. ip route replace default scope global nexthop via GW1 dev EXTIF1 weight
W1 nexthop via GW2 dev EXTIF2 weight W2 20.
fi 21.
fi 22.
sleep SLEEPTIME 23.
done
Gambar 12 dan Gambar 13 merupakan pengujian yang dilakukan dengan menggunakan
website
yang dapat mendeteksi alamat IP
Public
untuk mengetahui IP Public yang di pakai masing-masing LAN
.
Website yang dipakai adalah
http:www.ipchicken.com
, menggunakan
website
ini akan terlihat alamat IP dari kedua ISP. Dari Gambar 12 dan 13 terlihat bahwa IP
Public-
nya adalah 125.163.135.240 SPEEDY dan 114.30.80.165 BMPNET.
15
Gambar 12 Cek IP
Public
di LAN Guru
Gambar 13 Cek IP
Public
di LAN Siswa
Pengujian selanjutnya dengan memasang kedua
internet
untuk melihat masing-masing
default gateway
aktif atau
down
. Gambar 14 menampilkan
routing table
dengan perintah
ip route show
terlihat
default gateway
dalam kondisi aktif yaitu 192.168.1.1 SPEEDY
via
eth1 dan 192.168.2.1 BMPNET
via
eth2, yang berarti kedua
gateway
kondisi aktif. Dalam kondisi
failover activeactive
masing- masing gateway akan melayani LAN Guru dan LAN Siswa, SPEEDY melayani
akses internet ke LAN Guru dan BMPNET ke LAN Siswa.
Output
tersebut memberikan informasi tentang informasi IP jaringan yang terhubung dengan
router.
Gambar 14 IP
Route
Saat Dua
Gateway
Aktif Pengujian dilakukan dengan melepas kabel
internet
SPEEDY untuk membuat
down connection.
Gambar 15 menampilkan
table routing
dengan perintah
ip route show
terlihat
default gateway
dalam kondisi aktif adalah IP
16 gateway
192.168.2.1 BMPNET pada eth2, hanya pada kondisi tersebut BMPNET akan melayani LAN Guru. IP
gateway
192.168.2.1 mengambil alih beban kerja
workload
dari eth1 karena
gateway
192.168.1.1 mengalami gangguan atau sedang
down.
Gambar 15 IP
Route
Saat SPEEDY
Down
Pengujian dilakukan dengan melepas kabel
internet
BMPNET untuk membuat
down connection
untuk melihat
gateway
yang aktif. Gambar 16 menampilkan
table routing
dengan perintah
ip route
terlihat
default gateway
yang sedang dalam kondisi aktif adalah IP
gateway
192.168.1.1 SPEEDY melalui eth1, hanya pada kondisi tersebut SPEEDY akan melayani LAN Siswa
yang mengambil alih beban kerja dari eth2 karena
gateway
192.168.2.1 melalui eth2 yaitu IP
gateway
dari BMPNET mengalami gangguan atau sedang
down.
Gambar 16 Gambar IP
Route
Saat BMPNET
Down
Gambar 17 merupakan pengujian dengan
download
sebuah
file
dengan ekstensi iso dengan menggunkan
internet download manager.
Pengujian dilakukan dengan memutuskan koneksi
internet
dari BMPNET ke LAN Siswa saat
download file
tersebut. Saat koneksi
internet
terputus maka proses
download
akan terhenti, terlihat pada Gambar 17 terjadi
disconnect
yang tidak ada respon dari
server file tersebut.
Gambar 17 Memutus
Internet
BMPNET Saat
Download File
17
Gambar 18 terlihat bahwa proses
download
kembali berlangsung karena telah di
backup
oleh SPEEDY.
File
yang telah di
download
dengan menggunakan
internet download manager
walaupun koneksi
internet
terputus proses
download
akan berlangsung kembali, karena memiliki fitur segmentasi yang membagi
file
yang di
donwload
menjadi beberapa bagian terpisah untuk disatukan kembali saat proses
download
selesai.
Gambar 18
Download File
Saat di
Backup
SPEEDY
Gambar 19 merupakan pengujian dengan
download
sebuah
file
dengan ekstensi iso dengan menggunkan dengan menggunakan fitur
download
pada
browser
Mozilla Firefox
.
Pengujian dilakukan dengan memutuskan koneksi
internet
dari SPEEDY ke LAN Guru saat proses
download file
tersebut. Saat koneksi
internet
terputus maka proses
download
akan terhenti, terlihat pada Gambar 17 terjadi kesalahan
download
yang tidak ada respon dari
server file tersebut.
Berbeda dengan
internet download manager
yang memiliki fitur segmentasi, yang memungkin memisah
file download
ke beberapa bagian.
Gambar 19 Memutus
Internet
SPEEDY Saat
Download File
Gambar 20 menunjukkan eth0 terlihat dengan IP
address
192.168.10.1 mendapatkan
top speed
109.53 KBs. Dalam kondisi
top speed
tersebut, eth0 LAN Guru menerima RX
traffic internet
sebesar 90.45 KBs. Pada eth3 dengan IP address 192.168.20.1
top speed
sebesar 91.19 KBs
menerima
traffic
sebesar 88.88 KBs.
18
Gambar 20
Traffic
Dengan Dua Jalur aktif
Tabel 3
Traffic
eth0 192.168.10.1 dan
Traffic
eth3 192.168.20.1
Traffic
eth0 192.168.10.1
Traffic
eth3 192.168.20.1 Top Speed
RX TX
Top Speed RX
TX
109.53 90.45
372 91.19
88.88 387
109.53 64.11
279 129.83
66.10 285
109.53 62.36
281 129.83
61.67 279
140.81 59.33
256 129.83
62.30 278
140.81 51.65
257 129.83
6.21 10
56.11 40.17
181 30.24
10.31 20
90.76 80.51
383 90.76
80.51 383
54.26 40.28
258 11.83
4.50 6
50.90 42.30
203 16.33
3.27 113
94.84 35.84
170 170.85
85.41 395
86.45 84.22
384 84.83
77.77 378
86.91 45.52
219 180.62
82.81 384
94.84 35.84
170 16.33
3.27 13
54.26 40.28
189 170.85
85.41 295
67.57 47.87
233 85.75
77.56 376
107.24 34.14
165 164.26
8.62 382
19
189.51 105.49
451 164.26
88.80 411
50.90 42.30
203 84.83
77.77 378
86.91 45.32
219 180.60
82.81 384
67.57 47.87
233 81.23
81.23 378
Rata-rata TS : 92.46
Rat-rata RX: 54.79
Rata-rata TX : 250
Rata-rata TS: 107.20
Rata-rata TX : 56.76
Rata-rata TX : 276
5. Simpulan