TINJAUAN KELAYAKAN KREDIT DALAM PEMBERIAN KREDIT USAHA MIKRO PADA PT BPR LAMPUNG BINA SEJAHTERA

ABSTRAK
TINJAUAN KELAYAKAN KREDIT DALAM PEMBERIAN
KREDIT USAHA MIKRO PADA PT BPR LAMPUNG BINA
SEJAHTERA
Oleh :
ROSITA

Pemberian kredit yang tidak memperhatikan kebijaksanaan dan prosedur
analisis yang ada akan mengundang timbulnya penyimpanganpenyimpangan yang lain. Semakin jauh pemberian kredit dari pedoman
yang telah disusun maka akan semakin besar persentase kredit macet.
Salah satu hal yang paling penting dalam pemberian kredit yaitu dengan
melakukan analisis data calon debitur atas kredit yang akan diberikan,
sehingga kredit tersebut dapat terhindar dari kemacetan pembayaran kredit
di kemudian hari, oleh karena itu penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut: “Apakah pemberian kredit Usaha Mikro yang dilakukan
oleh pihak PT BPR Lampung Bina Sejahtera dengan menggunakan prinsip
6C kepada debiturnya layak?”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan pemberian
kredit yang dilakukan oleh pihak PT BPR Lampung Bina Sejahtera.
Penelitian ini menyatakan bahwa PT BPR Lampung Bina Sejahtera telah
melakukan analisis kelayakan kredit terlebih dahulu sebelum memberikan

kreditnya kepada debitur dengan menggunakan alat analisis prinsip 6C
(Character, capacity, capital, collateral, condition, compliance).
Hasil yang diperoleh dari 4 debitur yang ditinjau analisis kreditnya
dinyatakan memenuhi kelayakan 6C untuk mendapatkan kredit sebanyak 3
orang sedangkan yang dinyatakan tidak layak menerima kredit sebanyak 1
orang.

TINJAUAN KELAYAKAN KREDIT DALAM PEMBERIAN KREDIT USAHA MIKRO
PADA PT. BPR LAMPUNG BINA SEJAHTERA
Oleh
ROSITA

Laporan Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

AHLI MADYA ( A.M.d ) KEUANGAN dan PERBANKAN
Pada

Program Studi D III Keuangan dan Perbankan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Tanggerang pada tanggal 7 September 1992 sebagai anak ke
empat dari enam bersaudara pasangan Bapak Ruslan dan Ibu Hamidah. Peneliti
menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri II Karang-Serang Tangerang
pada tahun 2005. Peneliti melanjutkan studi di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Rajeg Tanggerang, dan selesai pada tahun 2008, dilanjutkan dengan Sekolah
Menengah Kejuruan Gajah Mada Bandar Lampung selama 3 tahun, dan selesai
pada tahun 2011. Tahun 2011, Peneliti diterima sebagai mahasiswi di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Pada tanggal 4 Februari 2014 sampai
dengan tanggal 3 April 2014 Peneliti melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
(PKL)/Magang di PT BPR Lampung Bina Sejahtera Bandar Lampung sebagai
kewajiban yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa Program Diploma III
Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Tanggerang pada tanggal 7 September 1992 sebagai anak ke
empat dari enam bersaudara pasangan Bapak Ruslan dan Ibu Hamidah. Peneliti
menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri II Karang-Serang Tangerang
pada tahun 2005. Peneliti melanjutkan studi di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Rajeg Tanggerang, dan selesai pada tahun 2008, dilanjutkan dengan Sekolah
Menengah Kejuruan Gajah Mada Bandar Lampung selama 3 tahun, dan selesai
pada tahun 2011. Tahun 2011, Peneliti diterima sebagai mahasiswi di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Pada tanggal 4 Februari 2014 sampai
dengan tanggal 3 April 2014 Peneliti melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
(PKL)/Magang di PT BPR Lampung Bina Sejahtera Bandar Lampung sebagai
kewajiban yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa Program Diploma III
Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

MOTO

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
pe uh kesaya ga da u apka ka lah: Wahai Tuha ku

kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
e didik aku waktu ke il Q“ AL- Isra: 24).

Hidup uka u tuk saat i i tapi untuk masa depan, maka
lakukankanlah sebaik-baiknya Rosita .

DAFTAR ISI

Abstrak
Daftar Isi

I PENDAHULUAN

1

1.1. Latar Belakang Masalah.

1

1.2. Perumusan Masalah


5

1.3. Tujuan Penelitian

5

1.4. Manfaat Penelitian

5

II LANDASAN TEORI

7

2.1 Pengertian Bank dan Jenis-jenis Bank

7

2.1.1.Pengertian Bank


7

2.1.2.Jenis-jenis Bank

8

2.2.Produk Bank

9

2.3 Pengertian Kredit

10

2.4.Fungsi Kredit

10

2.5.Unsur-unsur Kredit


11

2.6.Tujuan Kredit

12

2.7.Manfaat Kredit

13

2.8 Jenis-Jenis Kredit dan Pengertian Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah

16

2.8.1.Jenis-jenis Kredit

16

2.8.2 Pengertian Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah


17

2.9 Jaminan/Agunan Kredit

17

2.10.1 Prinsip Penilaian dan Analisa Kelayakan Kredit

18

2.10.1 Prinsip Penilaian Kelayakan Kredit

18

2.10.2 Analisa Kelayakan Kredit

21

III METODE PENELITIAN


23

3.1 Objek Penelitian

23

3.2. Metode pengumpulan Data

23

3.3.Sumber Data

24

3.4. Gambaran Umum Perusahaan

24

3.4.1 Sejarah Berdiri Perusahaan


24

3.4.2 Struktur Organisasi Bank Lampung Bina Sejahtera

27

3.4.3 Bisang Usaha dan Kegiatan Bank Lampung Bina Sejahtera

31

3.4.4 Produk-produk Bank Lampung Bina Sejahtera

31

IV. PEMBAHASAN

34

4.1. Target Kredit yang Akan diberikan PT BPR Lampung Bina Sejahtera


34

4.2 Realisasi yang diberikan PT BPR Lampung Bina Sejahtera

34

4.3 Prosedur Pemberian Kredit dan prinsip Analisis Kelayakan Kredit
PT BPR Lampung Bina Sejahtera
4.4 Analisis Kelayakan Kredit

34
39

V. KESIMPULAN DAN SARAN

55

5.1 Kesimpulan

55

5.2 Saran

55

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.1. Data Jumlah Permohonan Kredit Usaha Mikro dan Realisasi
PT BPR Lampung Bina Sejahtera tahun 2013

3

3.1. Susunan Pemegang Saham

25

3.2. Susunan Pengalihan Pemegang Saham

26

4.1. Target kredit yang akan diberikan
PT BPR Lampung Bina Sejahtera

34

4.2. Data Realisasi Kredit Usaha Mikro tahun 2013
PT BPR Lampung Bina Sejahtera

34

4.3. Data beberapa calon debitur yang mengajukan kredit
pada PT BPR Lampung Bina Sejahtera tahun 2013

35

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pembangunan ekonomi di suatu negara termasuk Indonesia sangat bergantung
pada perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Pasca
krisis ekonomi dan moneter di Indonesia memberikan gambaran nyata betapa
peran strategi sektor perbankan sangat penting. Ketika sektor perbankan terpuruk,
perekonomian nasional juga ikut terpuruk. Demikian sebaliknya, ketika
perekonomian mengalami stagnasi, sektor perbankan dan juga terkena imbasnya
dimana fungsi intermediasi tidak berjalan normal (Ryan Kiryanto. Langkah
Terobosan Ekspansi Kredit 2007).
Peran perbankan dalam pembangunan ekonomi adalah mengalirkan dana bagi
kegiatan ekonomi yang salah satunya dalam bentuk kredit. Kredit tersebut
mempunyai kedudukan yang strategis di mana sebagai salah satu sumber yang
diperlukan dalam membiayai kegiatan setiap jenis usaha. Fasilitas kredit yang
diberikan oleh bank merupakan aset terbesar bagi bank. Dalam hal kegiatan bank
memberikan fasilitas kredit, resiko kerugian sebagian besar bersumber pada
kegiatan tersebut, sehingga bila tidak dikelola dengan baik dan disertai
pengawasan yang memadai akan mengancam kelangsungan usaha bank tersebut.
Penyaluran kredit merupakan faktor yang sangat penting bagi PT BPR Lampung
Bina Sejahtera maka perlu ditumbuhkembangkan dengan memberikan kredit
terutama untuk sektor-sektor usaha yang produktif untuk skala Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM). Karena tingkat penyerapan tenaga kerja yang relatif tinggi

2

dan kebutuhan modal investasinya yang kecil membuat usaha mikro, kecil dan
menengah tidak rentan terhadap berbagai perubahan eksternal, sehingga
pengembangan pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah dapat membantu
berperan dalam upaya mengurangi pengangguran di Indonesia.
Perbankan nasional guna meningkatkan kinerja yang baik dengan melakukan
perencanaan yang baik dalam menentukan strategi penyaluran kredit. Strategi
yang dilakukan mereka yaitu dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang
baik, selain itu dengan melakukan analisis kredit yang komprehensif dan
pengawasan kredit yang melekat serta sikap kehati-hatian. Hal yang sama juga
dilakukan

PT BPR Lampung Bina Sejahtera dalam pemberian kredit tetap

berdasarkan pada prinsip kehati-hatian (prudential banking) untuk menghindari
risiko kredit bermasalah dan kredit macet. Beberapa cara pencegahan resiko kredit
yaitu dengan dilakukannya penilaian kelayakan dalam pemberian kredit serta
melakukan penanganan atas permohonan kredit yang di terima dengan melakukan
survei ke tempat usaha dan survei jaminan setelah dilakukan wawancara
pendahuluan.
PT BPR Lampung Bina Sejahtera memberikan produk kredit usaha mikro dengan
besaran limit kredit minimum sebesar RP. 5.000.000,- hingga batas maksimum
sebesar Rp. 200.000.000, Sedangkan batasan waktu minimumyang diberikan
selama 12 bulan (1 tahun) hingga batasan maksimum selama 36 bulan (3 tahun).
Pihak bank dalam mengambil keputusan untuk memberikan kredit terlebih dahulu
harus diperoleh data yang memenuhi faktor kelayakan kredit 6C (Character,
Capacity, Capital, Collateral, Condition, dan Compliance) bahwa kredit yang
diberikan mampu dikembalikan oleh debitur sesuai dengan perjanjian yang telah

3

disepakati. Upaya yang dilakukan oleh bank untuk memperoleh data tersebut
antara lain dengan cara melakukan analisis terhadap debitur. Analisis ini sangat
perlu dilakukan karena hal ini merupakan sebagai suatu bahan pertimbangan
untuk mengambil keputusan pemberian kredit.
Pemberian kredit yang tidak memperhatikan kelayakan dan prosedur analisis yang
ada akan mengundang timbulnya penyimpangan-penyimpangan yang lain,
semakin jauh pemberian kredit dari pedoman yang telah disusun maka akan
semakin besar persentase kredit macet. Salah satu hal yang paling penting dalam
pemberian kredit yaitu dengan melakukan analisis data calon debitur atas kredit
yang akan diberikan, sehingga kredit tersebut dapat terhindar dari kemacetan
pembayaran kredit di kemudian hari.
Dibawah ini disajikan data jumlah calon debitur yang mengajukan Kredit Usaha
Mikro pada PT BPR Lampung Bina Sejahtera tahun 2013.
Tabel 1.1. Data Jumlah Permohonan Kredit Usaha Mikro dan Realisasinya PT
BPR Lampung Bina Sejahtera tahun 2013.
Periode

Jumlah

Persentase

Jumlah

Persentase

Jumlah

Persentase

Pemohon

perkembangan/

Kredit

perkembangan

Kredit

perkembangan

kredit

penurunan

yang

/ penurunan

yang

/ penurunan

jumlah

disetujui

jumlah Kredit

ditolak

Jumlah Kredit

pemohon setiap

yang disetujui

yang ditolak

periode

1

53

26,19%

48

14,28%

5

150%

2

43

-18,87%

40

-16,67%

3

40%

3

74

74,1%

68

70%

6

100%

4

Pertumbuhan nasabah ditunjukkan dari perkembangan jumlah nasabah periode
sekarang dibandingkan dengan jumlah nasabah periode sebelumnya yang
dinyatakan dalam presentase. Rumus untuk menghitung pertumbuhan jumlah
nasabah diadopsi dari rumus pertumbuhan ekonomi menurut (Muana, 2001),
maka untuk menghitung pertumbuhan jumlah nasabah digunakan rumus, sebagai
berikut:

PN = JNt - JNt-1 x 100%
JNt-1
Keterangan:
PN

= Pertumbuhan Nasabah

JNt

= Jumlah Nasabah periode sekarang

JNt-1

= Jumlah Nasabah perioe sebelumnya

Dapat diketahui pada periode ketiga tahun 2012 jumlah nasabah yang mengajukan
kredit adalah sebanyak 42 orang nasabah, di antaranya 40 orang jumlah nasabah
yang disetujui dan 2 orang jumlah nasabah yang ditolak. Dengan adanya latar
belakang

yang

telah

dijelaskan,

maka

penulis

menarik

untuk

meninjau/mengamati kelayakan pemberian kredit yang disalurkan oleh bank
dengan judul.
” Tinjauan Kelayakan Kredit Dalam Pemberian kredit Usaha Mikro Pada
PT BPR Lampung Bina Sejahtera”.

5

1 .2

Rumusan Masalah

Latar belakang yang dilengkapi tabel pertumbuhan nasabah dengan jumlah
nasabah yang ditolak mengalami peningkatan pada periode ketiga tahun 2013
sebesar 100% atau meningkat menjadi 6 orang dengan jumlah pemohon kredit 74
orang, oleh karena itu penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
“Apakah pemberian kredit Usaha Mikro yang dilakukan oleh pihak PT BPR
Lampung Bina Sejahtera dengan menggunakan prinsip 6C kepada debiturnya
layak?”.

1.3 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kelayakan pemberian kredit Usaha Mikro
yang dilakukan oleh pihak PT BPR Lampung Bina Sejahtera kepada debitur untuk
menilai benar-benar layak atau tidak kredit tersebut diberikan.

1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Manajemen PT BPR Lampung Bina Sejahtera.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana sumbangan pikiran
dalam menentukan kebijaksanaan kredit yang diberikan kepada nasabah.
b. Bagi Pemegang Saham.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan untuk masa yang akan
datang.

6

c. Bagi Debitur dan Calon Debitur.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai partisipasi wawasan dalam
mengambil pinjaman kredit.
d. Bagi peneliti selanjutnya.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk
penelitian selanjutnya.

7

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Bank
2.1.1 Pengertian Bank
Bank berasal dari bahasa itali yaitu“banca” yang berarti suatu bangku tempat
duduk. Sebab pada zaman pertengahan, pihak banker yang memberikan pinjamanpinjaman melakukan usahanya tersebut dengan duduk di bangku-bangku
dihalaman pasar.(Abdurrachman, 1991:80).
Bank sebagai suatu institusi yang mempunyai peran besar dalam dunia komersil
yang mempunyai wewenang untuk menerima deposito, memberi pinjaman,
menerbitkan promissory notes yang sering disebut dengan bank bills atau bank
notes. Namun demikian, fungsi bank yang original adalah hanya menerima
deposito berupa uang logam, plate, emas, dan lain-lain.(Hermansyah, 2008 :30).
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menyebutkan bahwa:” bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

8

2.1.2 Jenis-Jenis Bank :
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menjelaskan jenis bank terbagi dua
yaitu:
1. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Usaha Bank Perkreditan Rakyat meliputi :
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu ;
b. memberikan kredit ;
c. menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan
Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia ;
d. menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan
pada bank lain.
Bank Perkreditan Rakyat dilarang :

9

a. menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran ;
b. melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing ;
c. melakukan penyertaan modal;
d. melakukan usaha perasuransian.

2.2 Produk Bank
1. Deposito adalah :“Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada
waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank”.
2. Tabungan adalah simpanan uang di Bank yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu. Umumnya bank akan memberikan buku
tabungan yang berisi informasi seluruh transaksi yang Anda lakukan dan kartu
ATM lengkap dengan nomor pribadi (PIN).
3. Giro menurut Undang-undang

perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah

simpanan/dana pihak ketiga, dimana penarikannya dapt dilakukan setiap saat
dengan menggunakan media yaitu cek, bilyet giro dan sarana perintah
pembayaran lainnya.
4. Kredit merupakan pemberian pinjaman oleh bank kepada nasabahnya untuk
pembiayaan kegiatan usahanya dalam jumlah tertentu dalam jangka waktu
yang disepakati bersama antara bank sebagai kreditor dan nasabah sebagai
debitur dengan ketentuan yang disepakati bersama, untuk kesediaan debitur
membayar kembali kreditnya, termasuk beban bunganya.

10

2.3 Pengertian Kredit
Kredit berasal dari bahasa latin credere, yang berarti kepercayaan atau credo yang
berarti saya percaya. Oleh karana itu, dasar dari kredit adalah kepercayaan dari
seseorang kepada orang lain bahwa yang bersangkutan akan memenuhi segala
kewajiban yang telah diperjanjkan dimasa yang akan datang.
Perkembangan selanjutnya dapat dikemukakan bahwa kredit dewasa ini
merupakan suatu benda yang intangible yang pada dewasa ini sangat dibutuhkan
oleh masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan perdagangan,
produksi, jasa-jasa dan bahkan konsumsi yang kesemuanya itu untuk
meningkatkan taraf hidup manusia.
Pengertian kredit menurut UU No.10 1998 tentang perubahan UU No. 7 tahun
1992 : “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank
dengan peminjam, dimana pihak peminjam berkewajiban mengembalikan setelah
jangka waktu tertentu dengan bunga, imbalan, atau bagi hasil”.
Sedangkan menurut Mucdarsyah Sinungan, mengatakan bahwa : “Kredit adalah
suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan
dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan disertai dengan suatu
kontraprestasi berupa bunga”. (Sinungan, 1989:3).
2.4 Fungsi Kredit
Menurut Rachmat Firdaus ( 2003:13 ) Fungsi pokok kredit pada dasarnya ialah
pemenuhan jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam rangka mendorong

11

dan melancarkan produksi, jasa-jasa dan bahkan konsumen yang semuanya itu
ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup manusia.
Fungsi dari suatu kredit bagi masyarakat yaitu (Kasmir, 2002: 106-108):
a. Menjadi motivator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian.
b. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.
c. Memperlancar arus barang dan arus uang.
d. Meningkatkan produktivitas yang ada.
e. Meningkatkan kegairahan berusaha mesyarakat.
f. Memperbesar modal kerja perusahaan.

2.5 Unsur-unsur Kredit
Unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah
sebagai berikut (Kasmir, 2004: 103-105):
a. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang
diberikan akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa yang
akan datang.
b. Kesepakatan
Kesepakatan merupakan suatu kesepakatan yang dituangkan dalam suatu
perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban
masing-masing.

12

c. Jangka waktu
Jangka waktu merupakan masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
d. Risiko
Risiko merupakan suatu kemungkinan tidak tertagihnya pinjaman atau
macetnya pengembalian kredit.
e. Balas jasa
Balas jasa merupakan suatu keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa,
yang kita kenal dengan nama bunga.

2.6 Tujuan Kredit
Thomas Suyatno ( 2004:15 ) pemberian kredit dimaksudkan untuk memperoleh
keuntungan, oleh karena itu Bank memberikan pinjaman kepada nasabahnya
dalam bentuk kredit, jika merasa yakin nasabah yang akan menerima kredit itu
mampu dalam memberikan kredit yang telah diterimanya. Dalam kaitannya
dengan pemberian kredit, kredit memiliki tujuan pokok yang saling berhubungan :
a. Profitabilitas yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa
keuntungan yang dapat dari bunga pinjaman.
b. Safety yaitu keamanan dari prestasi atau fasilatas yang diberikan harus benarbenar terjamin sehingga tujuan profitabilitas dapat tercapai.
Kasmir ( 2001:96 ) tujuan pemberian kredit adalah

13

1. Mencari Keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut, hasil
tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh Bank sebagai balas jasa
dan biaya admistrasi kredit yang diberikan kepada nasabah.
2. Membantu Usaha Nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana,
baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.
3. Membantu Pemerintah
Bagi Pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan
maka makin baik, berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

2.7 Manfaat Kredit
Manfaat kredit bank apabila dilihat dari berbagai pihak yang berkepentingan
(stakeholder) sebagai berikut;
1. Manfaat kredit bank bagi debitur
a. Untuk meningkatkan usahanya maka debitur dapat menggunakan dana kredit
untuk pengadaan atau peningkaan berbagai faktor produksi, baik berupa
tambahan modal kerja, mesin, bahan baku, maupun peningkatan sumber daya
manusia, metode, pasar , sumber daya alam dan teknologi.
b. Kredit bank relatif mudah diperoleh apabila usaha debitur layak untuk
dibiayai.

14

c. Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh kredit bank (antara lain provisi dan
bunga) relative murah.
d. Terdapat berbagai macam/jenis/tipe kredit yang disediakan oleh perbankan,
sehingga calon debitur dapat memilih jenis yang paling sesuai.
e. Dengan memperoleh kredit dari bank, biasanya debitur tersebut sekaligus
terbuka kesempatannya untuk menikmati produk/jasa bank lainnya seperti
transfer, bank garansi, pembukaan letter of credit dan lain sebagainya.
f. Rahasia keuangan debitur terlindungi.
g.

2.

Jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan calon debitur.

Manfaat kredit bagi bank

Bank memperoleh pendapatan berupa bunga yang diterima dari debitur.
Disamping bunga, walaupun jumlahnya tidak signifikan diperoleh pula
pendapatan dari provisi/biaya administrasi dan denda ( penalty ) & Fee Base
Income ( biaya transfer, L/C iuran credit card/ATM) dan sebagainya. Dengan
diperolehnya pendapatan bunga kredit, maka diharapkan rentabilitas bank akan
membaik yang tercermin dalam perolehan laba yang meningkat.
Dengan pemberian kreditnya, bank sekaligus dapat memasarkan produkproduk/jasa-jasa bank lainnya seperti giro, tabungan, deposito, sertifikat deposito,
transfer, jaminan bank, dan lain sebagainya. Produk atau jasa-jasa tersebut dijual
melalui salah satu persyaratan yang tertuang dalam perjanjian kredit dimana
debitur harus menyalurkan semua kegiatan usahanya melalui bank yang
bersangkutan. Dengan adanya kegiatan pemberian kredit, maka bank dapat
mendidik dan meningkatkan kemampuan para personilnya untuk lebih mengenal

15

secara rinci kegiatan usaha secara riil di berbagai sektor ekonomi. Personil/tenaga
kerja yang terdidik dan terlatih sehingga mempunyai keahlian khusus merupakan
asset yang sangat berharga bagi bank.
3. Manfaat kredit bagi Pemerintah atau Negara
Kredit bank dapat dipergunakan sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi baik secara umum maupun untuk sektor tertentu saja. Kredit bank dapat
dijadikan alat/ pengendalian moneter. manakala uang yang besar dianggap terlalu
banyak sehingga berdampak inflatoir (dimana harga barang dan jasa pada
umumnya meningkat), maka kredit bank harus dikurangi antara lain melalui
kenaikan suku bunga atau pembatasan jumlah kredit, sehingga masyarakat enggan
untuk meminjam atau kesempatan meminjam menjadi berkurang. Begitu pula
sebaliknya dengan cara seperti itu arus tukar menukar barang dan jasa menjadi
lancar.
Kredit bank dapat menciptakan dan menigkatkan lapangan usaha dan lapangan
kerja. Kredit bank dapat menciptakan dan meningkatkan pemerataan pendapatan
masyarakat. Secara tidak langsung pemberian kredit bank akan meningkatkan
pendapatan Negara yang berasal dari pajak perusahaan yang tumbuh dan
berkembang volume usahanya.
Pemberian kredit bank yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah/Negara/daerah
yang

berhasil

meningkatkan

pemerintahan/negara/daerah

yang

labanya,

akan

berupa

setoran

menambah
bagian

pendapatan

deviden

yang

bersangkutan. Pemberian kredit bank dapat menciptakan dan memperluas pasar.
Dengan adanya kredit bank maka volume produksi dan konsumsi akan meningkat

16

dan hal itu akan mendorong terciptanya pasar baru serta peningkatan pasar yang
telah ada.
4.

Manfaat kredit bagi masyarakat

Kredit bank yang mendorong pertumbuhan dan perluasan ekonomi, maka akan
mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan tingkat pendapatan
masyarakat. Untuk kelompok masyarakat yang memiliki keahlian dan profesi
tertentu dapat terlibat dalam proses pemberian kredit, misalnya seorang konsultan
proyek dapat turut serta dalam pembuatan project proposal atau studi kelayakan
proyek (project feasibility study). Bagi notaris dapat terlibat dalam pembuatan
perjanjian kredit dan pengikatan jaminan dan lain sebagainya. Para pemilik dana
yang menyimpan di bank berharap agar kredit bank berjalan lancar, sehingga dana
mereka yang digunakan/disalurkan oleh bank dapat diterima kembali secara utuh
beserta sejumlah bunganya sesuai kesepakatan.

2.8 Jenis-Jenis Kredit dan Pengertian Kredit Usaha Mikro Kecil dan
Menengah.
2.8.1 Jenis-jenis Kredit
1. Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang digunakan oleh nasabah untuk
memenuhi kebutuhan pribadinya.
2. Kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan oleh nasabah untuk
meningkatkan aktivitas perudahaan (menghasilkan sesuatu). Kredit ini
dibagi dua, yaitu :

17

1) Kredit Investasi yaitu kredit yang digunakan untuk
membeli barang-barang modal.
2) Kredit Modal Kerja yaitu kredit yang digunakan untuk
membeli bahan baku.

2.8.2 Pengertian kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang UMKM adalah
Usaha produktif milik orang perorang dan atau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria usaha mikro, memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling
banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

2.9 Jaminan/Agunan Kredit
Berikut adalah jenis-jenis jaminan kredit dilihat dari beberapa sudut pandang,
yaitu:
Jaminan dilihat dari obyek yang dibiayai:

Jaminan pokok, yaitu barang atau obyek yang dibiayai oleh kredit.
Jaminan Tambahan, adalah aset yang dijadikan jaminan untuk menambah
jaminan pokok. Biasanya jaminan tambahan ini dikarenakan bank menganggap
jaminan pokok Anda bernilai rendah.

Dilihat dari wujud barang:

18

Jaminan berwujud, yaitu aset yang dapat dilihat dan disentuh. Misalnya rumah,
mesin produksi, dan kendaraan.
Jaminan tak berwujud, yaitu jaminan yang bentuk berupa komitmen atau janji,
namun tetap didokumentasikan ke dalam tulisan. Misalnya garansi perorangan
dan garansi perusahaan.

Dilihat dari pergerakannya:

Barang bergerak, yaitu dapat berpindah tempat. Misalnya persediaan barang
dagangan, mesin pabrik, kendaraan bermotor.
Barang tidak bergerak, yaitu barang tidak dapat dipindahkan ke tempat lain.
Contohnya tanah dan bangunan.

Dilihat dari pengawasan barang:

Barang mudah dikontrol, yaitu jaminan yang mudah diawasi karena tidak dapat
bergerak, misalnya tanah dan bangunan.
Barang tidak mudah dikontrol, adalah barang jaminan yang sulit diawasi karena
pergerakannya cepat. Seperti, persediaan barang dan piutang.

2.10

Prinsip Penilaian dan Analisis Kelayakan Kredit

2.10.1 Prinsip penilaian kelayakan kredit
Pemberian kredit membutuhkan suatu analisis terhadap usaha yang dilakukan
debitur untuk menentukan suatu keputusan dalam pemberian kredit. Salah satu
cara menilai kegiatan usaha debitur adalah dengan menggunakan prinsip-prinsip

19

kredit pada aspek-aspek usaha debitur. Adapun prinsip-prinsip yang digunakan di
PT BPR Lampung Bina Sejahtera disamping menggunakan 6C, dalam penilaian
suatu kredit guna menilai layak atau tidak untuk diberikan kredit dapat dilakukan
juga dengan menggunakan azas 7P yaitu:
a. Character, sifat dan watak dari nasabah (kejujuran, tanggung jawab, integritas
dan konsisten). Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit
benar-benar dapat dipercaya, tercermin dari latar belakang debitur baik yang
bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi.
b. Capacity, kemampuan seseorang untuk menjalankan bisnis. Debitur perlu
dianalisis apakah dia mampu memimpin dengan baik dan benar usahanya. Jika
dia mampu memimpin usahanya, maka dia juga akan mampu untuk
mengembalikan pinjamam sesuai dengan perjanjian dan perusahaannya tetap
berjalan.
c. Capital, kondisi keuangan dari nasabah (pendapatan bersihnya). Modal yang
besar maka menunjukkan besarnya kemampuan debitur untuk melunasi
kewajiban-kewajibannya.
d. Collateral, anggunan/kekayaan yang dijanjikan untuk keamanan dalam
transaksi kredit. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
Jika terjadi kredit macet, maka agunan inilah yang digunakan untuk
membayar kredit tersebut.
e. Condition, faktor luar (kondisi ekonomi) yang mengontrol perusahaan.
Menilai kredit hendakya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan dimasa
yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari
sektor yang ia (peminjam) jalankan.

20

f. Compliance, kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang yang berlaku itu
sangatlah penting. Hal ini menyangkut atas kepatuhan kreditur dan debitur
dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.
Penilaian dengan menggunakan analisis 7P adalah sebagai berikut menurut
(SOP PT. BPR Lampung Bina Sejahtera, 2005):
a. Personality, menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari-hari maupun masa lalunya. Sifat,

kepribadian calon

debitur

dipergunakan sebagai dasar pertimbangan pemberian kredit. Hal ini bisa
dengan

mengumpulkan

informasi

tentang

pekerjaan,

pendidikan,

keluarga/keturunan dan pergaulan sehari-hari.
b. Party, mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongangolongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakter.
c. Purpose, untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk
jenis kredit yang diinginkan nasabah.
d. Prospect, untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau
sebaliknya.
e. Payment, merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit
yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian
kredit.
f. Profitability, untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam
mendapatkan laba dari usahanya.

21

g. Protection, tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan
mendapatkan perlindunngan. Perlindungan dapat berupa barang atau orang
atau jaminan asuransi.

2.10.2 Analisis Kelayakan Kredit
Analisis Kelayakan Kredit disamping menggunakan 6C dan 7P dalam penilaian
suatu kredit guna menilai layak atau tidak untuk diberikan kredit dapat dilakukan
juga dengan menggunakan beberapa analisis aspek, yaitu (Siamat, 2004 :107110):
a. Aspek yuridis/hukum
Aspek ini menyangkut masalah legalitas badan usaha serta ijin-ijin yang
dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit.
b. Aspek pemasaran
Analisis aspek ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi tentang peluang
pasar yang dapat diraih bagi produk dan jasa yang dikelola dan dibiayai oleh
bank.
c. Aspek keuangan
Analisis aspek keuangan bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan
pengelolaan keuangan dari debitur yang akan dibiayai.
d. Aspek teknis/operasi
Aspek ini menyangkut kelancaran produksi, kapasitas produksi, mesin-mesin
dan peralatan, ketersediaan dan kontinuitas bahan baku, lokasi, layout
ruangan.

22

e. Aspek manajemen
Aspek ini menyangkut struktur organisasi, sumber daya manusia yang dimiliki
serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya dan keterampilan
manajemen pengelola usaha dalam menjalankan bisnisnya.
f. Aspek sosial ekonomi
Penilaian terhadap pada aspek ini pada dasarnya untuk menilai apakah usaha
yang akan dibiayai dapat diterima atau memberi dampak positif atau negatif
terhadap lingkungan masyarakat setempat.

23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian dilakukan di PT BPR Lampung Bina Sejahtera yang terletak di
Jl.Wolter Monginsidi No. 105 Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung.

3.2 Metode Pengumpulan Data
a.

Wawancara

Wawancara adalah penelitian yang dilakukan secara langsung dengan proses
tanya jawab yang berkaitan dengan topik yang dibahas oleh penulis kepada
karyawan/karyawati PT.BPR Lampung Bina Sejahtera (pada tanggal 12 Maret
2014).
b.

Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara untuk memperoleh data dengan mengumpulkan
dokumen-dokumen kredit yang berkaitan dengan objek penelitian serta
mengumpulkan data dengan cara mempelajari dan mencari referensi atau literatur
dari buku.

24

3.3 Sumber Data
Di dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder.
Sumber data sekunder yang diperoleh dari bank berupa dokumentasi yaitu data
kredit nasabah, proposal kredit yang diajukan nasabah dan laporan yang
mendukung penulisan laporan.

3.4 Gambaran Umum Perusahaan
3.4.1 Sejarah Berdiri Perusahaan
Bank Lampung Bina Sejahtera mulai beroperasi pada tanggal 19 Oktober 1993,
yang berdasarkan pada Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia
No. C2 1507 HT.01.01, Tanggal 9 Maret 1993 mengenai persetujuan atas Akta
Pendirian Perseroan Terbatas dan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. Kep–191/KM.171/1993 Tanggal 21 September 1993 tentang
Pemberian izin Usaha.
Bank Lampung Bina Sejahtera didirikan berdasarkan :
1. Akta Pendirian No. 104 Tanggal 17 Maret 1992 oleh Notaris Ny. SP. Henny
Shidiki, SH.
2. Akta Perubahan No. 229 Tanggal 29 Oktober 1993 oleh Notaris Ny. SP.
Henny Shidiki, SH.
3. Akta Perubahan No. 300 Tanggal 29 Oktober 1993 oleh Notaris Ny. SP.
Henny Shidiki, SH.
4. Akta Perubahan No. 068 Tanggal 7 Desember 1994 oleh Notaris Ny. SP.
Henny Shidiki, SH.

25

5. Akta Perubahan No. 7 Tanggal 15 Juli 2004 oleh Notaris Cahaya Hairani
Djausal Z, SH.

Bank Lampung Bina Sejahtera pada mulanya tergabung dalam Grup PT Tanjung
Arta Makmur yang berkedudukan di Jakarta Pusat. Bank Lampung Bina Sejahtera
pada awalnya berdomisili jalan Raya Simbar Waringin No. 67 Trimurjo
Kotamadya Metro. Bank Lampung Bina sejahtera didirikan dengan maksud ingin
turut serta membantu dan mengembangkan program pemerintah, terutama
aktivitas usaha yang langsung menyentuh rakyat banyak khususnya perusahaan
kecil di daerah pedesaan.
Terhitung sejak tanggal 15 Juli 2004 Bank Lampung Bina Sejahtera diakuisisi
berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan Terbatas PT. Bank
Perkreditan Rakyat Lampung Bina Sejahtera yang dibuat dihadapan Notaris
Cahaya Hairani Djausal Zubaidi, SH. Yang bertempat di Bandar Lampung No. 07
Tanggal 15 Juli 2004. Berdasarkan Akta Notaris tersebut komposisi kepemilikan
Bank Lampung Bina Sejahtera menjadi :
Tabel 3.1. Susunan Pemegang Saham sebagai berikut :
No

Nama Pemegang Saham

Kepemilikan

1

DR. Hi. Muchktar Sany F. Badrie, Bsc

86,5%

2

Syamsu Rizal, S.E

13,3%

3

Drs. Tumpak Mangara Monang Rajaguguk

0,50%

Sedangkan sesuai dengan Akta Notaris Tubagus Lukman Suheru. S.H, No. 02
tanggal 9 April 2010 kepemilikan terbaru menjadi :

26

Tabel 3.2. Susunan Pengalihan Pemegang Saham Sebagai Berikut
No

Nama Pemegang Saham

Jumlah Saham

1

DR. Hi. Muchktar Sany F. Badrie, Bsc

Lbr-Rp. 2.797.500.000,-

2

Drs. M. Said Syariffudin

Lbr-Rp.

200.000.000,-

3

Robert Falintino. S.E

Lbr-Rp.

2.500.000,-

Sedangkan Dewan Komisaris dan direksi Bank Lampung Bina Sejahtera adalah :
1.

2.

Dewan komisaris.
a.

Komisaris Utama

: Ir. Bambang Sutrisno

b.

Komisaris

: Abdul Azis Saleh, S.E

Direksi.
a. Direktur Utama

: Robert Falintino. S.E

b. Kepala Bidang Kredit

: Firdaus, S.E

c. Kepala Bidang Operasional : Jajat Sudrajat Nur

Berdasarkan akuisisi tersebut, pemilik baru membuat kebijakan untuk lebih
memperluas pasar dan jangkauan pelayanan terhadap masyarakat dengan
mengalihkan lokasi kantor BPR Lampung Bina Sejahtera ke Kota Bandar
Lampung tepatnya di jalan Wolter Monginsidi No. 105 Teluk Betung Bandar
Lampung.
3.4.2 Struktur Organisasi Bank Lampung Bina sejahtera
Struktur organisasi sangat dibutuhkan pada setiap perusahaan. Tujuannya adalah
sebagai alat bantu pimpinan dalam mengkoordinasikan aktivitas perusahaan untuk

27

mencapai tujuan perusahaan. Dengan disusunnya struktur organisasi maka akan
terlihat

jelas

mengenau

gambaran

umum

dari

wewenang

dan

garis

pertanggungjawaban dari suatu tugas yang dibebankan perusahaan.
Adapun struktur organisasi Bank Lampung Bina Sejahtera sebagai berikut :

1.

Rapat Umum Pemegang Saham

Merupakan kekuasaan tertinggi pada BPR Lampung Bina Sejahtera, tempat para
pemegang saham mengambil keputusan tentang berbagai hal sesuai dengan
ketentuan yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
yang mengacu pada ketentuan dalam UU No.10 tahun 1998 tentang Perbankan
dan UU No.1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

2.

Komisaris

Terdiri dari seorang Komisaris Utama dan juga Komisaris dibawah Komisari
Utama ,mereka diangkat berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
dengan tugas untuk mengawasi jalannya kegiatan usaha dan kebijakan-kebijakan
yang dibuat oleh direksi.

3.

Direksi

Direksi merupakan bagian kerja yang diangkat berdasarkan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) dan bertanggung jawab langsung kepada Pemegang
Saham. BPR Lampung Bina Sejahtera mempunyai seorang Direktur Utama dan
seorang Direktur. Lebih lanjut tugas dan tanggung jawab Direksi adalah sebagai
berikut :

28

a. Memimpin, mengkordinasikan dan mengawasi pelaksana tugas para
karyawan.
b. Membawahi seluruh bagian dari sub bagian operasional perusahaan.
c. Membuat kebijakan-kebijakan, memberikan keputusan terakhir dalam
pelaksanaan kegiatan perusahaan dengan memperhatikan usul, saran dan
pertimbangan dari staf karyawannya.
d. Memelihara hubungan baik dengan nasabah, debitur dan pihak-pihak terkait.
e. Membuat laporan pertanggung jawaban pada Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).

4.

Kepala Bagian Operasional

Kabag Operasional merupakan orang yang bertanggung jawab langsung atas
segala hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan kantor, dan juga bertanggung jawab
atas segala pemenuhan dan ketersediaan sarana dan prasarana kantor.

5.

Kepala Bagian Kredit

Kepala bagian Kredit merupakan orang yang bertanggung jawab atas segala hal
yang berhubungan dengan kredit, mulai dari pelakasanaannya hingga segala hal
yang meliputi semua kegiatan kredit.

6.

Account Officer (AO)

Account Officer adalah karyawan/ti yang diangkat sebagai pegawai yang
mempunyai tugas utama untuk mencari dan membina nasabah baik dana maupun
kredit. AO bertanggung jawab penuh kepada Kepala Bagian masing-masing.

29

Tugas-tugas dan tanggung jawab Account Officer adalah sebagai berikut :
a. Melakukan fungsi pemasaran baik untuk produk pendanaan (Funding)
maupun produk pembiayaan (Lending).
b. Melakukan survey, penilaian jaminan dan menganalisis setiap pengajuan
permohonan kredit.
c. Menjaga kelancaran kolektibilitas rekening pinjaman.
d. Menjaga hubungan baik dengan nasabah dan debitur.
e. Menyelesaikan permasalahan yang berhubungan baik dengan nasabah dan
debitur.

7.

Administrasi Kredit

Administrasi Kredit dipegang oleh dua orang karyawan yang bertugas mengelola
rekening-rekening pinjaman. Adapun tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab
Administrasi Kredit adalah sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab terhadap Kepala Bagian Operasional atas setiap
pekerjaannya.
b. Membuat laporan-laporan yang berhubungan dengan pinjaman.
c. Melakukan pengikatan kredit.
d. Memberikan informasi kepada Account Officer mengenai kolektibilitas
pinjaman.
e. Membuat daftar tagihan kepada debitur.
f. Mengelola file-file dokumen debitur.
g. Memeriksa kelengkapan administrasi Debitur.

30

8.

Umum

Bagian umum adalah bagian kerja yang bertanggung jawab kepada Kepala Bagian
Operasional dan bertugas sebagai Koordinator dan Pengawas yang membidangi
bagian-bagian kerja lainnya, seperti satpam, office boy, dan juga petugas jaga
malam. Bagian umum juga bertanggung jawab atas keamanan dan kelengkapan
harta-harta perusahaan dan alat tulis kantor guna kelancaran operasional
perusahaan.

9.

Akuntansi

Pada PT BPR Lampung Bina Sejahtera terdapat seorang yang bertugas pada
bagian Akuntansi dengan tugas-tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bagian Operasional.
b. Melakukan pencatatan terhadap setiap transaksi yang terjadi.
c. Membuat dan menyajikan laporan keuangan harian.
d. Membuat laporan-laporan kepada Direksi.
e. Memberikan masukan-masukan kepada Direksi dalam menentukan kebijakan.

10.

Teller

Ada satu orang yang bertugas sebagai teller pada BPR Lampung Bina Sejahtera
dengan tugas-tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Operasional.
b. Melayani setiap transaksi kas dengan Nasabah.
c. Mendistribusikan setiap dokumen transaksi kepada bagian-bagian yang
terkait.

31

d. Memastikan semua transaksi telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
e. Menjaga dan menyimpan kunci ruangan khasanah (strong room)

3.4.3. Usaha dan Kegiatan PT BPR Lampung Bina Sejahtera
Sesuai dengan ketentuan UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, PT BPR
Lampung Bina Sejahtera mengelola usaha-usaha sebagai berikut :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpan pinjam berupa
deposito berjangka, tabungan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia, deposito
berjangka dan/atau tabungan bank lain.

3.4.4 Produk-produk PT BPR Lampung Bina Sejahtera
Produk-produk PT BPR Lampung Bina Sejahtera terdiri dari dua jenis produk
yang terdiri dari :
1. Produk Pendanaan (Funding)
BPR Lampung Bina Sejahtera mempunyai beberapa produk pendanaan (funding)
yaitu :
1. Deposito berjangka :
a. Deposito berjangka 1 bulan
b.Deposito berjangka 3 bulan
c. Deposito berjangka 6 bulan
d.Deposito berjanngka 12 bulan

32

2. Tabungan
Bank Lampung Bina Sejahtera mempunyai tabungan yang diberi nama tabungan
tamura, dengan bunga harian yang cukup bersaing dan dapat diambil setiap saat.
2. Produk Pembiayaan (Lending)
Bank Lampung Bina Sejahtera mempunyai tiga produk pembiayaan yaitu :
1.Kredit Kemitraan kepada Petani
2.Kredit Mikro (UMKM)
3.Kredit kepada Karyawan
3.1 Karyawan Umum
3.2 Karyawan Swasta.

55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Hasil pembahasan menunjukan bahwa debitur yang dinyatakan layak diberikan
kredit lebih banyak dibandingkan dengan yang dinyatakan tidak layak
mendapatkan kredit, yang mendapat kredit sebanyak 3 orang sedangkan yang
tidak mendapat kredit sebanyak 1 orang.
Penelitian ini menyatakan bahwa PT BPR Lampung Bina Sejahtera telah
melakukan analisis kelayakan kredit terlebih dahulu sebelum memberikan
kreditnya kepada debitur dengan menggunakan prinsip 6C (Character, capacity,
capital, collateral, condition, compliance) sesuai dengan SOP PT BPR Lampung
Bina Sejahtera yang telah ditetapkan tahun 2005.

5.2 Saran
Dari pembahasan di bab sebelumnya penulis memberikan beberapa saran yaitu
sebagai berikut:
1. PT BPR Lampung Bina Sejahtera hendaknya selalu memperhatikan aspek
kelayakan dalam pemberian kredit khususnya prinsip 6C sesuai yang

56

menjamin keamanan kredit yang akan diberikan sehingga resiko kredit
dapat dikendalikan.
2. Bagi debitur agar dalam pengajuan kredit terhadap kreditur disesuaikan
dengan kemampuan membayar kembali pinjamannya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, A. 1991, Ensiklopedia, Ekonomi, Keuangan, Perdagangan, Pradya
Paramita, Jakarta.
Firdaus, Rachmat, (2003), Manajemen Perkreditan Bank Umum, ALFABETA,
Bandung.
Hermansyah, 2008, Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Prenada Media Group.
Kiryanto, Ryan. 2007. Langkah Terobosan Mendorong Ekspansi Kredit.
Economic Review No. 208. Juni 2007
Kasmir. 2002. Dasar-dasar Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Kasmir, 2001, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Enam, Divisi Buku
Perguruan Tinggi PT Raja GrafindoPersada , Jakarta.
Muana, Nanga. 2001. Makro Ekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada
Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Suyatno, Thomas, 2003 Kelembagaan Perbankan, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama,
Taswan, SE. 1997. Akuntansi Perbankan. Akademi Manajemen Perusahaan
YKPN. Semarang.
Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang UMKM
____. 2005. Standar Prosedur Kredit. PT BPR Lampung Bina Sejahtera. Bandar
Lampung.
____. 1997. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Tentang Perbankan. Jakarta