STUDI KOMPARATIF TINGKAT KEPUASAN PEMBACA RADAR LAMPUNG DAN TRIBUN LAMPUNG

(1)

A COMPARISON STUDY BETWEEN RADAR LAMPUNG AND TRIBUN LAMPUNG READERS’ SATISFACTION LEVELS

By:

I GEDE DHARMA YUDHA

Competition between newspapers in Bandar Lampung is increasingly strict. This comes along with public need of fast and accurate information. This competition occurs between Radar Lampung and Tribun Lampung newspaper. Both of them have almost similar segments; the low and middle class levels.

This was a survey explanation research. The objective of this research was to find out the readers’ satisfaction levels between Radar Lampung and Tribun Lampung newspapers. Data were collected with questionnaires and documentations. Samples were 100 respondents.

The results showed that: 1. Radar Lampung newspaper readers were more satisfied compared with Tribun Lampung readers viewed from information satisfaction aspect; 2. Radar Lampung newspaper readers were more satisfied compared with Tribun Lampung readers viewed from personal identity satisfaction aspect; 3. Tribun Lampung readers were more satisfied compared with Radar Lampung readers viewed from integration satisfaction aspect; 4. Radar Lampung newspaper readers were more satisfied compared with Tribun Lampung readers viewed from social interaction satisfaction aspect; and 5. Tribun Lampung readers were more satisfied compared with Radar Lampung readers viewed from entertainment satisfaction aspect. Overall, readers suggested more satisfaction at reading Radar Lampung newspaper than Tribun Lampung newspaper.


(2)

ABSTRAK

STUDI KOMPARATIF TINGKAT KEPUASAN PEMBACA RADAR LAMPUNG DAN TRIBUN LAMPUNG

Oleh:

I GEDE DHARMA YUDHA

Persaingan antara suarat kabar yang terbit di Kota Bandarlampung saat ini semakin ketat. Hal ini seiring dengan kebutuhan masyarakat terhadap informasi yang cepat dan akurat. Persaingan tersebut salah satunya antara surat kabar Radar Lampung dengan surat kabar Tribun Lampung. Surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun lampung memiliki segmentasi yang hampir sama yaitu kalangan menengah dan menengah ke bawah.

Tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey eksplanatif. Peneliti dalam hal ini berusaha untuk mengetahui tingkat kepuasan pembaca surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung. Metode pengumpulan data digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Sampel pada penelitian ini sebanyak 100 orang responden.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Pembaca surat kabar Radar Lampung lebih puas dibandingkan surat kabar Tribun Lampung ditinjau dari aspek kepuasan informasi; 2. Pembaca surat kabar Radar Lampung lebih puas dibandingkan dengan surat kabar Tribun Lampung ditinjau dari aspek kepuasan identitas personal; 3. Pembaca surat kabar Tribun Lampung lebih puas dibandingkan dengan surat kabar Radar Lampung ditinjau dari aspek kepuasan integrasi; 4. Pembaca surat kabar Radar Lampung lebih puas dibandingkan dengan surat kabar Tribun Lampung ditinjau dari aspek kepuasan interaksi sosial; dan 5. Pembaca surat kabar Tribun Lampung lebih puas dibandingkan surat kabar Radar Lampung ditinjau dari aspek kepuasan hiburan. Secara keseluruhan pembaca menyatakan lebih puas membaca surat kabar Radar Lampung dibandingkan dengan membaca surat kabar Tribun Lampung.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Penulis bernama I Gede Dharma Yudha, dilahirkan di Lampung Selatan pada tanggal 19 Desember 1991. Merupakan putra kelima dari lima bersaudara, buah hati Jro Mangku I Made Rai Suarta dan Wayan Riyanti.

Pendidikan Formal yang penulis tempuh diawali di SDN 4 Sumur, diselesaikan pada tahun 2004, kemudian SMPN 2 Penengahan, diselesaikan pada tahun 2007, serta melanjutkan pendidikan di SMA Stella Maris School yang diselesaikan pada tahun 2010.

Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada program strata satu (S1) Jurusan Ilmu Komunikasi pada Fakutlas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penulis juga sempat bergabung dalam berbagai organisasi antara lain, Pemuda Pancasila, Youth And Student for Society (YASS), Komunitas Motor dan Mobil Pemuda Pancasila (Kommpas), Tunas Indonesia Raya (Tidar), Toyota Yaris Club Indonesia (TYCI). Penulis juga bergabung dalam organisasi kemahasiswaan yaitu HMJ Ilmu Komunikasi dan UKM Hindu.


(8)

(9)

Dengan penuh rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cintaku kepada

Ayah dan Emme

Jro mangku I Made Rai Suarta dan Wayan Riayanti

Kakak Perempuanku Niluh Putu Sukmawati Niluh Made Kusuma Dewi

Niluh Nyoman Maitri Niluh Ketut Candra Kasih

Kakak Laki-Lakiku Nyoman Wiarta Agung Gede Asmarajaya

Made Supriyadi Ketut Windarmanta

Keponakanku


(10)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Agung, karena dengan anugerahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Study Komparatif Tingkat Kepuasan Pembaca Radar Lampung dan Tribun Lampung”, sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari doa, bantuan, bimbingan dan saran yang diberikan oleh semua pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan , M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

2. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

3. Ibu Dhanik Sulistyarini, S.Sos, M.Comm Med.St, selaku sekertaris jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

4. Bapak Drs. Andy Corry Wardhani, M.Si, selaku pembimbing yang dengan sabar memberikan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Dr. Abdul Firman Ashaf, M.Si, selaku dosen pembahas yang juga memberikan petunjuk dan masukan agar skripsi ini menjadi lebih baik.


(11)

7. Teman-teman seperjuangan di kampus, Adit, Ajul yang telah sangat banyak membantu tidak hanya dalam penyusunan skripsi ini, namun sedari semester awal, bahkan banyak membantu di luar kampus.

8. Teman-teman yang sama-sama berjuang di kampus, Atode, Shinta, Ardika, Pandu, Utum, Ahong, Obi, Obit, dan semua mahasiswa Ilmu Komunikasi khususnya angkatan 2010. Terimakasih telah menjadi teman dan bagian dari lingkungan saya dengan baik.

9. Teman-teman tidur bareng, Gusti Ngurah yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan serta pemikiran cendekianya, Ngakan yang agak males malesan tapi tetap ikhlas membantu. Dewok, Ijul, Juna, Yosan, Adam, Cenut, Lembo, Komang, Rendy, Ian, Get, Made, Uda, Lulu, Luna dan tudau ulala, terimakasih telah dengan sabar menghadapi tingkah polah sang maestro. 10.Sweetheart Hety Novita Sari, you are irreplaceable and irresistible.

Bandar Lampung, Okt 2014


(12)

DAFTAR ISI

Halaman I. PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah ... 1

1. 2 Rumusan Masalah ... 8

1. 3 Tujuan Penelitian ... 8

1. 4 Kegunaan Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Komunikasi Massa ... 10

2. 1. 1 Pengertian Komunikasi Massa ... 10

2. 1. 2 Karakteristik Komunikasi Massa ... 12

2. 1. 3 Efek Komunikasi Massa ... 13

2. 1. 4 Fungsi Komunikasi Massa... 14

2. 2 Pengertian Membaca ... 16

2. 3 Tinjauan Tentang Kepuasan Konsumen ... 16

2. 4 Teori Uses and Gratification ... 18

2. 5 Kerangka Pikir ... 26

2. 6 Hipotesis ... 31

III. METODE PENELITIAN 3. 1 Tipe Penelitian ... 33

3. 2 Definisi Konseptual... 34

3. 3 Definisi Operasional ... 35

3. 4 Lokasi Penelitian ... 36

3. 5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 36

3. 6 Metode Pengumpulan dan Pengukuran Data ... 37


(13)

4. 1 Gambaran Umum Surat Kabar Radar Lampung ... 39

4. 2 Gambaran Umum Surat Kabar Tribun Lampung ... 44

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5. 1 Karakteristik Responden ... 48

5. 2 Pengujian Instrumen Penelitian ... 51

5. 3 Hasil Penelitian Tingkat Kepuasan Pembaca Surat Kabar Radar Lampung Dan Surat Kabar Tribun Lampung ... 54

5. 3. 1 Kepuasan Informasi ... 54

5. 3. 2 Kepuasan Identitas Personal ... 72

5. 3. 3 Kepuasan Integrasi ... 84

5. 3. 4 Kepuasan Interaksi Sosial ... 95

5. 3. 5 Kepuasan Hiburan ... 106

5. 4 Pembahasan Mengenai Tingkat Kepuasan Pembaca Surat Kabar Radar Lampung Dan Surat Kabar Tribun Lampung ... 119

5. 4. 1 Kepuasan Informasi ... 120

5. 4. 2 Kepuasan Identitas Personal ... 123

5. 4. 3 Kepuasan Integrasi ... 126

5. 4. 4 Kepuasan Interaksi Sosial ... 128

5. 4. 5 Kepuasan Hiburan ... 130

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6. 1 Kesimpulan ... 143

6. 2 Saran... 146 DAFTAR PUSTAKA


(14)

I. PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Perdagangan bebas yang terjadi, menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi para produsen produk sejenis. Perubahan gaya hidup, kemajuan pemikiran, membuat konsumen lebih selektif dalam memilih. Sedangkan produk yang ditawarkan juga semakin beragam. Demikian juga yang terjadi pada bisnis media cetak di Indonesia. Adanya otonomi daerah mengakibatkan munculnya berbagai surat kabar lokal. Surat kabar lokal mampu bersaing dengan surat kabar nasional. Kejadian tersebut mengakibatkan timbulnya persaingan media.

Kebutuhan masyarakat terhadap media terus meningkat seiring dengan bertambah banyaknya kebutuhan masyarakat dalam mengonsumsi informasi. Berbagai informasi disajikan dengan baik oleh media sebagai jawaban rasa ingin tahu bagi masyarakat. Salah satu dampaknya adalah pertumbuhan surat kabar yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya surat kabar lokal yang bermunculan di daerah-daerah di Indonesia. Salah satunya di Bandarlampung, masyarakat disuguhi berbagai media cetak lokal yang bisa dijadikan pilihan.

Masing-masing surat kabar memiliki ciri khas yang berbeda tergantung siapa target khalayaknya. Gatekeeper akan menyeleksi berita mana saja yang layak


(15)

dimuat yang sesuai dengan target khalayak. Hal ini bertujuan agar terjalin hubungan yang baik antara media dan masyarakat. Sesuai prinsip komunikasi dua arah, ada saling ketergantungan antara media, pemerintah, dan masyarakat. Karena hubungan antara pembaca dan dengan surat kabar ditentukan oleh berita yang dimunculkan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap Harian Pagi Surya oleh Mahasiswa UNAIR, Amelia Yulianti tahun 2003, menyatakan bahwa meskipun Harian Pagi Surya cukup popular, namun surat kabar harus tetap memperhatikan kualitas produk dan kualitas layanannya dalam menghadapi persaingan bisnis media cetak. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga loyalitas konsumen. Karena jika kepuasan konsumen tidak diperhatikan, mungkin saja konsumen akan beralih untuk memilih surat kabar yang lain. Dalam hal ini kepuasan konsumen bisa diartikan secara sederhana yaitu keadaan yang merupakan kebutuhan, keinginan, dan ekspektasi dari konsumen melalu siklus transaksi, yaitu memenuhi atau melebihi keinginanya tersebut.

Pada penelitian mengenai kepuasan pemirsa terhadap televisi lokal di Bandung tahun 2006, Setyo Widhi Restanto meneliti 2 (dua) stasiun televisi lokal di Bandung yaitu STV dan Bandung TV yang dianggap memiliki kekuatan relatif sama. Kemudian dicari apakah pelayanan kedua TV lokal tersebut sudah memenuhi keinginan dan harapan dari pemirsanya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode CSI, CSGI, Top Bottom Two Boxes, Analisis Kuadran dan CPI terhadap variabel-variabel layanan yang diberikan oleh pihak stasiun TV yang disesuaikan dengan dimensi kualitas pelayanan menurut


(16)

Parasuraman, Zeithaml dan Berry yang terdiri dari: bukti nyata (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance) dan empati (empathy). Dari penghitungan tersebut didapat bahwa secara umum pelayanan yang diberikan kedua TV lokal tersebut baik. STV tercatat sebagai TV lokal terbaik dibandingkan dengan Bandung TV (Setyo Widhi Restanto, 2006: 18).

Dalam perkembangannya, kini surat kabar telah merambah pada segmen lokal. Banyak surat kabar lokal bermunculan yang kemudian diminati dan diterima oleh masyarakat dengan berbagai alasan. Dengan didukung kemajuan teknologi dan sumber daya manusia, surat kabar lokal tidak kalah menarik minat pembaca. Sehingga surat kabar lokal mampu menyerap iklan dan kini bisa tetap bertahan meski dibayang-bayangi kemajuan media elektronik yang juga maju pesat. Group media besar seperti Jawa Post dan Kompas Gramedia juga melirik pangsa pasar lokal ini.

Di Lampung, Jawa Post menerbitkan surat kabar Radar Lampung tahun 2000, kemudian surat kabar Rakyat Lampung pada tahun 2002, yang kemudian disusul delapan surat kabar lainnya di tahun 2002, yaitu Radar Lamsel (Lampung Selatan), Radar Tuba (Tulang Bawang), Radar Tanggamus, Radar Lambar (Lampung Barat), Radar Lamteng (Lampung Tengah), Radar Kotabumi (Lampung Utara), Radar Metro (Kota Metro), dan Trans Lampung (Hasil prariset peneliti di Surat Kabar Radar Lampung 22 Maret 2014). Kompas Gramedia pun turut menerbitkan surat kabar Tribun lampung yang terbit di tahun 2008.


(17)

Dengan keberadaan surat kabar lokal khususnya Radar Lampung dan Tribun Lampung yang semakin berkembang, Melihat adanya perbedaan harga diantara kedua surat kabar tersebut dan perbedaan-perbedaan lain seperti isi berita. Peneliti ingin mengetahui perbandingan tingkat kepuasan membaca surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung di Bandarlampung.

Peneliti tertarik pada kedua surat kabar ini karena dari kajian peneliti, peneliti melihat ketatnya persaingan diantara keduanya dibandingkan dengan surat kabar lokal lain seperti surat kabar Radar Lampung yang sudah memiliki segmentasi sendiri. Hal ini dilihat dari gencarnya promosi dan saling klaim sebagai surat kabar terbaik di Lampung antara surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung. Sehingga dirasa jika diperbandingkan akan kurang identik. surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun lampung memiliki segmentasi yang hampir sama yaitu kalangan menengah dan menengah ke bawah.

Melihat hal lain, peneliti juga mempertimbangkan harga diantara keduanya. Radar Lampung dijual dengan harga Rp 3.000 dan Tribun Lampung dihargai Rp 1.000 (Hasil riset peneliti pada loker surat kabar Radar Lampung dan Tribun Lampung tanggal 20 Maret 2014). Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut peneliti memutuskan untuk membandingkan Radar Lampung dan Tribun Lampung karena tingkat keidentikannya tinggi. Sedangkan peneliti memilih studi tentang tingkat kepuasan karena peneliti melihat bahwa konsumen bersifat aktif dalam memilih menggunakan media mana yang dapat memenuhi kebutuhannya.


(18)

Kepuasan adalah hasil dari penilaian konsumen bahwa media massa telah memberikan apa yang menjadi kebutuhan konsumen. Kita bisa memahami interaksi orang dengan media melalui pemanfaatan media oleh orang itu (uses) dan kepuasan yang diperoleh (gratifications). Gratifikasi yang sifatnya umum antara lain pelarian dari rasa khawatir, peredaan rasa kesepian, dukungan emosional, perolehan informasi dan kontak sosial (Nurudin, 2004: 183).

Konsep pemuas kebutuhan konsumen dibagi menjadi dua yaitu, motif atau Gratifications Sought (GS) dan kepuasan yang diperoleh atau yang biasa disebut Gratifications Obtained (GO). Gratifications Sought adalah alasan yang timbul dari sejumlah kebutuhan yang ingin dicapai oleh individu. Dalam hal ini, individu menggunakan media untuk mencari kepuasan atau pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan tiap individu itu berbeda satu dan lainnya. Jadi gratifications sought bisa diartikan motif yang mendorong seseorang untuk mengkonsumsi media. Sedangkan Gratifications Obtained adalah kepuasan nyata yang diperoleh individu atas terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tertentu setelah menggunakan media. Kepuasan dalam penelitian ini adalah kebutuhan yang terpenuhi setelah membaca Radar Lampung dan atau Tribun Lampung. Kepuasan ini bisa diukur dengan terpenuhinya motif yang mendasari seseorang membaca Radar Lampung atau Tribun Lampung (Kriyantono, 2006: 206).

Pada penelitian ini peneliti melihat bagaimana tingkat kepuasan membaca Radar Lampung dan Tribun Lampung. Terdapat empat kepuasan, yaitu informasi, identitas personal, interaksi sosial dan hiburan. Sedangkan, konsumen surat kabar diartikan sebagai orang yang secara berlangganan membeli surat kabar,


(19)

memperoleh kiriman surat kabar atau membeli secara berkelanjutan. Konsumen surat kabar cenderung lebih sering membaca surat kabar. Konsumen surat kabar biasanya membayar tagihan surat kabar per bulan atau tergantung kesepakatan. Dalam konteks ini, konsumen dibedakan menjadi dua yaitu konsumen yang hanya berlangganan satu surat kabar saja dan konsumen yang berlangganan beberapa surat kabar sekaligus.

Mempertimbangkan hal di atas, peneliti menggunakan teori Uses and Gratification yang menjabarkan tentang efek yang dihasilkan sebagai akibat dari pesan media massa, yang dapat mempengaruhi sikap seseorang. Severin and Tankard dalam Kriyantono (2006: 207) mengatakan efek yang terjadi pada diri individu melihat pada perubahan yang terjadi pada diri konsumen komunikasi massa yaitu pada penerimaan informasi, kemudian setelah penerimaan informasi tersebut akan mengubah perasaan dan sikap seseorang berdasarkan tingkat kebutuhan individu terhadap media massa atau intensitas terpaan media terhadap individu.

Dalam penelitian ini, menekankan bahwa teori Uses and Gratification menunjukkan bahwa tingkat penggunaan sesuatu itu menunjukkan kepuasan. Artinya, apabila seseorang puas terhadap layanan dari suatu hal, tak menutup kemungkinan bahwa ia akan menggunakan layanan yang sama untuk melakukan pemenuhan atas kebutuhannya. Selanjutnya, peneliti memilih konsumen surat kabar di Bandarlampung karena peneliti berasumsi bahwa konsumen di Bandarlampung lebih melek media dan lebih selektif karena surat kabar yang beredar beranekaragam sehingga menimbulkan proses memilih sebelum membeli


(20)

atau membaca, pembaca atau konsumen di Bandarlampung tidak tergantung pada surat kabar tertentu yang hanya menjangkau daerah tertentu.

Penelitian ini mempertanyakan perbedaan kepuasan konsumen surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung dengan membandingkan harapan konsumen terhadap isi media (Gratification Sought) dan persepsi kepuasan yang diperoleh setelah membaca media (Gratification Obtained). Maka untuk penelitian ini dapat dirumuskan variabel penelitian: Gratification sought - media uses - persepsi mengenai Gratification Obtained. Gratification sought merupakan harapan yang menjadi motif penggunaan media. Harapan tersebut merupakan tingkat kepuasan yang ingin diperoleh dalam memenuhi kebutuhan. Dalam penelitian ini, motif diuraikan dengan menggunakan fungsi media bagi individu berdasarkan McQuail dalam Nurudin (2007: 194) yaitu motif gratifikasi informasi, gratifikasi identitas pribadi, gratifikasi integrasi dan interaksi sosial, gratifikasi hiburan.

Gratification Obtained diperoleh setelah mengkonsumsi media. Individu bisa mengetahui seberapa tinggi kebutuhannya terpenuhi dengan menggunakan media. Penggunaan media sebagai variabel antara dalam rumusan uses and gratification merupakan jumlah waktu yang digunakan dalam mengkonsumsi berbagai media, jenis media, berbagai hubungan antara konsumen dengan isi media atau media secara keseluruhan. Jenis media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media cetak dan online. Penggunaan media merupakan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi media massa, dalam hal ini membaca Surat Kabar Radar Lampung dan Tribun Lampung.


(21)

Gratifification Obtained merupakan persepsi kepuasan atas media pada tingkatan tertentu. GO merupakan perasaan atau kondisi psikologis seseorang dalam pengalamannya menikmati. Variabel ini sebagai GO akan dibandingkan dengan variabel independen sebagai GS untuk memperoleh tingkat kepuasan. Maka dalam operasionalisasinya GO diuraikan dalam pola yang sama dengan GS. Jadi, fokus penelitian ini adalah membandingkan nilai harapan (GS) dan nilai persepsi kepuasan (GO) pembaca Radar Lampung dan Tribun Lampung untuk memperoleh tingkat kepuasan. Kemudian, melihat perbandingan tingkat kepuasan kedua media tersebut.

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah yaitu, Adakah perbedaan tingkat kepuasan pembaca antara Radar Lampung dan Tribun Lampung?

1. 3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kepuasan pembaca antara Radar Lampung dan Tribun Lampung.


(22)

1. 4 Kegunaan Penelitian

1. 4. 1 Kegunaan penelitian secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi kajian ilmu. Harapannya penelitian ini dapat menggembangkan atau menambah referensi bagi dunia ilmu komunikasi, dan dapat memberi pengetahuan tentang komunikasi media massa, dalam hal ini surat kabar atau surat kabar. Selain itu peneliti berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang tertarik pada teori Uses and Gratification. sehingga dapat menjadikan penelitian ini sebagai referensi.

1. 4. 2 Kegunaan Penelitian Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran Peneliti kepada insan media. dan menjadi tambahan referensi tentang bagaimana tingkat kepuasan pembaca.


(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Komunikasi Massa

2. 1. 1 Pengertian Komunikasi Massa

Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi massa. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi, media komunikasi massa pun semakin canggih dan kompleks serta memiliki kekuatan yang lebih dari maa-masa sebelumnya, terutama dalam hal menjangkau komunikan. Dengan adanya media modern memungkinkan berjuta-juta orang di seluruh dunia untuk berkomunikasi ke hampir seluruh pelosok dunia. Berikut akan dipaparkan beberapa pendapat mengenai komunikasi massa.

Pengertian proses komunikasi massa pada hakekatnya merupakan proses pengoperan lambang-lambang yang berarti, yang dilakukan melalui saluran, yang biasanya dikenal dengan media. Dalam hal ini yang dimaksud dengan media adalah alat yang digunakan untuk mencapai massa. Dari uraian tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa komunikasi massa merupakan suatu proses yang melukiskan bagaimana komunikator menggunakan teknologi media massa secara proporsional guna menyebarluaskan pesannya melampui jarak untuk mempengaruhi konsumen dalam jumlah yang banyak.


(24)

Elvinaro dan Lukiati (2007: 3) mengatakan bahwa “mass communication is messages communicated throught a mass medium to large number people” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang). Menurut Liliweri (2011: 3), komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara masal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan meninggalkan efek tertentu. Definisi lain mengenai komunikasi massa diungkapkan oleh Gebner (Elvinaro dan Lukiati 2007: 3), yang mengatakan bahwa:

mass communication is technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continous flow of messages in industrial societies” (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri).

Meletze juga mengungkapkan pendapatnya sebagaimana dikutip Elvinaro dan Lukiati (2007: 4), ia mengartikan komunikasi massa sebagai bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar. Media penyebaran tersebut dapat dilakukan melalui media surat kabar, baik melalui media cetak maupun media elektronik.

2. 1. 2 Karakteristik Komunikasi Massa

Setiap orang yang menggunakan komunikasi massa sebagai alat untuk melakukan kegiatan komunikasi, haruslah memahami karakteristik komunikasi massa itu


(25)

sendiri. Adapun karakteristik komunikasi massa menurut Liliweri (2011: 37-39) adalah:

1. Sifat Komunikator

Sesuai dengan hakekatnya dalam sifat penggunaan media atau saluran secara profesional dengan teknologi tinggi melalui usaha-usaha industri maka kepemilikan media massa bersifat lembaga, yayasan, organisasi usaha yang mempunyai struktur, fungsi dan misi tertentu.

2. Sifat pesan

Pesan komunikasi massa bersifat umum, dan universal tentang pelbagai hal dari berbagai tempat. Isi dari media massa itu sendiri tentang berbagai peristiwa apa saja yang patut diketahui oleh masyarakat umum.

3. Sifat media massa

Salah satu ciri yang khas dalam komunikasi massa adalah sifat media massa. Komunikasi massa tampaknya lebih bertumpu pada andalan teknologi pembagi pesan dengan menggunakan jasa industri untuk memperbanyak dan melipatgandakan. Dengan bantuan industri ini mengakibatkan berbagai pesan dapat menjangkau konsumen dengan cara yang tepat, cepat dan terus menerus.

4. Sifat Komunikan

Komunikan dalam komunikasi massa adalah konsumen. Konsumen merupakan masyarakat umum yang sangat beragam, heterogen dalam segi demografis, geografis, maupun psikografis. Jumlah komunikan itu sangat besar dan diantara mereka ada yang tidak saling kenal namun pada suatu


(26)

waktu dan tempat relatif sama mereka memperoleh jenis pesan yang sama dari media massa tertentu.

5. Sifat efek

Bagaimanapun juga komunikasi massa mempunyai efek tertentu. Secara umum terdapat tiga efek dari komunikasi massa, berdasarkan teori hierarki efek, yaitu efek kognitif (pesan komunikasi massa mengakibatkan konsumen berubah dalam hal pengetahuan, pandangan dan pendapat terhadap suatu yang diperolehnya), efek afektif (pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari konsumen), dan efek konatif (pesan komunikasi massa mengakibatkan orang mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu).

6. Sifat umpan balik

Umpan balik dari komunikasi massa biasanya lebih bersifat tertunda. Pengembalian reaksi terhadap suatu pesan kepada sumbernya tidak terjadi pada saat yang sama melainkan setelah suatu media itu beredar atau pesannya itu memasuki kehidupan suatu masyarakat tertentu.

2. 1. 3 Efek Komunikasi Massa

Komunikasi mempunyai efek tertentu menurut Liliweri (2011: 39), secara umum terdapat tiga efek komunikasi massa, yaitu:

1. Efek kognitif, pesan komunikasi massa mengakibatkan konsumen berubah dalam hal pengetahuan, pandangan, dan pendapat terhadap sesuatu yang diperolehnya. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi.


(27)

2. Efek afektif, pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari konsumen. Orang dapat menjadi lebih marah dan berkurang rasa tidak senangnya terhadap suatu akibat membaca surat kabar, mendengarkan radio atau menonton televisi. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai.

3. Efek konatif, pesan komunikasi massa mengakibatkan orang mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Efek ini merujuk pada prilaku nyata yang dapat diminati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berprilaku.

2. 1. 4 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi dari komunikasi massa secara garis besar adalah sebagai berikut:

1. Penafsiran (Interpretation), fungsi penafsiran ini berbentuk komentar dan opini yang ditujukan kepada konsumen, serta dilengkapi perspektif (sudut pandang) terhadap berita atau tayangan yang disajikan, sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

2. Penyebaran nilai-nilai (Transmission Of Values), dengan cara media massa itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa itu memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan oleh mereka.

3. Hiburan (Entertainment), berfungsi sebagai penghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran konsumen.


(28)

4. Fungsi Informasi, media massa berfungsi sebagai penyebar informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa.

5. Fungsi Pendidikan, salah satu cara media massa dalam memberikan pendidikan adalah dengan melalui pengajaran etika, nilai, serta aturan-aturan yang berlaku bagi pembaca atau pemirsa.

6. Fungsi Mempengaruhi, secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel dan sebagainya.

7. Fungsi Proses Pengembangan Mental. Media massa erat kaitannya dengan prilaku dan pengalaman kesadaran manusia.

8. Fungsi Adaptasi Lingkungan, yakni penyesuaian diri terhadap lingkungan konsumen dapat beradaptasi dengan lingkungannya dengan dibantu oleh media massa,dengan begitu seseorang dapat lebih mengenal lingkungannya.

9. Fungsi Memanipulasi Lingkungan, berusaha untuk mempengaruhi. Komunikasi yang digunakan sebagai alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan.

10.Fungsi Meyakinkan (To Persuade), yaitu mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang. Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang. Menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu (Effendi, 2003: 29).


(29)

2. 2 Pengertian Membaca

Membaca adalah melihat dan menghayati apa yang tertulis; melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dihati); mengeja atau melafalkan apa yang tertulis; mengucapkan; mengetahui, meramalkan; memahami”. Membaca adalah aktivitas memahami, menafsirkan, mengingat, lalu yang terakhir adalah menuliskannya kembali berdasarkan analisis pikiran kita sendiri. (http://tonggo.wordpress.com, diakses tanggal 12 Januari 2014 pukul 19.00 WIB).

Peneliti mengambil kesimpulan bahwa pengertian minat membaca adalah kekuatan yang menuntun kepada suatu suatu aktivitas melihat, mengetahui, menghayati, memahami, menafsirkan dan memperhitungkan isi dari apa yang tertulis serta menganggapnya berharga bagi individu sehingga dilakukan secara tekun dan terarah.

2. 3 Tinjauan Tentang Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen menurut Kotler (2005: 36) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkan. Atau sebagai respon konsumen terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian. Kepuasan adalah (1) keadaan senang dan sejahtera disebabkan karena orang telah memuaskan satu tujuan atau sasaran, (2) suatu perasaan yang menyertai seseorang setelah ia memuaskan rasa lapar atau satu motif. Menurut Philips L. Harriman dalam Kotler (2005: 36) mengatakan


(30)

kepuasan adalah sesuatu yang timbul dari suatu tanggapan, sehingga mendorong untuk mengulanginya. Jadi yang dimaksud kepuasan di sini adalah kepuasan yang berhubungan dengan media massa dalam memenuhi kebutuhan konsumen, yang di dalam hal ini lebih ditekankan kepada konsumen yang telah menerima hiburan tersebut.

Kepuasan konsumen adalah perasaan seseorang yang puas atau sebaliknya setelah membandingkan antara kenyataan dan harapan yang diterima dari sebuah produk atau jasa (Kotler 2005: 36). Kepuasan konsumen hanya dapat tercapai dengan memberikan pelayanan yang berkualitas kepada konsumennya. Pelayanan yang baik sering dinilai oleh konsumen secara langsung dari karyawan sebagai orang yang melayani atau disebut juga sebagai produsen jasa, karena itu diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas sistem pelayanan yang diberikan agar dapat memenuhi keinginan dan meningkatkan kepuasan konsumen. Jadi kualitas pelayanan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan agar dapat tercapai kepuasan konsumen.

Kualitas pelayanan memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan konsumen serta kebutuhannya. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan konsumen dan pada gilirannya kepuasan tersebut dapat menciptakan kesetiaan/loyalitas konsumen. Dengan tercapainya kualitas layanan yang sempurna akan mendorong terciptanya kepuasan konsumen karena kualitas


(31)

layanan merupakan sarana untuk mewujudkan kepuasan konsumen. Kualitas layanan dapat diwujudkan dengan memberikan layanan kepada konsumen dengan sebaik mungkin sesuai dengan apa yang menjadi harapan konsumen. Ketidakpuasan pada salah satu atau lebih dari dimensi layanan tersebut tentunya akan memberikan kontribusi terhadap tingkat layanan secara keseluruhan, sehingga upaya untuk meningkatkan kualitas layanan untuk masing-masing dimensi layanan harus tetap menjadi perhatian (Kotler 2005: 37-38).

Pengukuran kepuasan konsumen merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efesien dan lebih efektif. Apabila konsumen merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efesien. Hal ini terutama sangat penting bagi pelayanan publik. Mencapai tingkat kepuasan konsumen tertinggi adalah tujuan utama pemasaran. Ketika konsumen merasa puas atas pelayanan yang didapatkan, maka besar kemungkinan mereka akan kembali lagi dan melakukan pembelian-pembelian yang lain dan mereka juga akan merekomendasikan pada teman-teman dan keluarganya tentang perusahaan tersebut. Pemasaran bukanlah semata-mata membuat penjualan, melainkan tentang bagaimana memuaskan konsumen terus-menerus (Kotler 2005: 39).

2. 4 Teori Uses and Gratification

Dalam buku Ensiklopedi Pers, surat kabar adalah sebutan bagi penerbitan pers yang masuk dalam media massa tercetak, berupa lembaran berisi berita-berita, karangan-karangan dan iklan, dan diterbitkan secara berkala, bisa harian, bulanan,


(32)

serta diedarkan secara umum. Isinya pun harus aktual, juga bersifat universal, maksudnya penerbitannya harus bersangkut paut dengan manusia dari berbagai golongan dan kalangan. Menurut jenisnya dibagi menjadi surat kabar harian dan surat kabar berkala (mingguan, dwi mingguan, bulanan dan seterusnya). Serta dapat digolongkan menjadi surat kabar khusus dan surat kabar umum. Surat kabar merupakan penerbitan yang berupa lembaran yang berisi berita-berita, karangan-karangan dan iklan yang dicetak dan terbit secara tetap atau periodik dan dijual untuk umum.

Surat kabar adalah media komunikasi massa yang memuat serba-serbi pemberitaan meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. Surat kabar merupakan surat yang paling raksasa yang isinya lengkap ditujukan kepada umum. Kehadiran media tidak dapat dilepaskan dari keberadaan khalayak. Media berupaya menarik minat khalayak dengan berbagai pemberitaan maupun tampilan yang menarik. Media sangat menjaga loyalitas khalayak apalagi di tengah persaingan media yang cukup ketat. Itu mengapa khalayak menempati posisi yang sangat penting. Penelitian ini melihat kepuasan khalayak terhadap halaman muka Surat Kabar Radar Lampung dan Surat Kabar Tribun Lampung. Melihat apakah media mampu memenuhi harapan khalayak. Jika mampu maka kepuasan akan muncul, jika tidak maka ketidakpuasan yang muncul.

Ada lima karakteristik khalayak (Nurudin, 2007: 105), yaitu:

1. Khalayak cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara mereka.


(33)

Individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran.

2. Khalayak cenderung besar. Besar di sini berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. Namun besar itu sifatnya relatif karena tak ada ukuran pasti tentang luasnya khalayak.

3. Khalayak cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. Walaupun beberapa yang memiliki sasaran namun heterogenitas tetap ada. Misalnya ada majalah yang dikhususkan untuk kalangan dokter, walaupun secara profesi mereka sama namun tetap berbeda secara status ekonomi social, agama, maupun umur.

4. Khalayak cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain.

5. Khalayak secara fisik dipisahkan dari komunikator. Bisa juga dikatakan khalayak dan komunikator dipisahkan oleh ruang dan waktu.

Khalayak cenderung heterogen dan anonym. Khalayak yang satu tidak mengenal khalayak yang lain. Begitupun komunikator tidak mengenal khalayaknya. Namun mereka terhubung oleh media yang dibacanya. Masing-masing khalayak berbeda satu sama lain, diantaranya dalam hal berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang diterimanya, pengalaman, dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masing-masing individu bisa mereaksi pesan yang diterimanya (Nurudin, 2007: 105).

Reaksi khalayak mencerminkan tingkat kepuasannya terhadap media yang dibacanya. Terdapat teori yang menggambarkan kepuasan khalayak terhadap media yaitu teori uses and gratification mengatakan bahwa pengguna media memainkan peranan aktif untuk memilih dan menggunakan media. Pengguna


(34)

media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya (Nurudin, 2007: 181).

Teori uses and gratification ini membahas apa yang dilakukan konsumen pada media, yakni menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Konsumen memiliki kuasa untuk menentukan media mana yang akan digunakan. Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peranan aktif untuk memilih dan menggunakan media. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya (Nurudin, 2007: 181).

Model ini digambarkan oleh Swalon dalam Jalaluddin Rakhmat (2012: 65) sebagai a dramatic break with effects tradition of the past, yaitu suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan oleh media pada diri orang, tetapi tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunkan media untuk memenuhi kebutuhannya. Istilah uses and gratification, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan dari sini. Dalam asumsi ini tersirat pengertian bahwa kominikasi berguna; bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif; bahwa prilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi; dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu (Blumber, dalam Jalaluddin Rakhmat, 2012: 65). Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.

Konsep dasar model ini diringkas oleh para pendirinya (Katz, Blumber, dan Gurevicth). Dengan model ini yang diteliti ialah sumber sosial dan psikologis dari kebutuhan, yang melahirkan harapan-harapan dari media massa atau


(35)

sumber-sumber yang lain, yang menyebabkan perbedaan pola terpaan media (atau keterlibatan dalam kegiatan lain), dan menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, bahkan seringkali akibat-akibat yang tidak dikehendaki (Jalaluddin Rakhmat, 2012: 65).

Ketika sampai pada operasionalisasi, model ini telah menimbulkan berbagai macam penjabaran. Di dalam uses and gratification grand theory, bermacam-macam teori berlindung dan berdebat satu sama lain (Blumber dalam Jalaluddin Rakhmat, 2012: 65). Empat model telah dibuat, yaitu model Linne dan van Feilitzen, model Windahl, model Rosengren, serta model Mcleod dan Becker (Jalaluddin Rakhmat, 2012: 65). Sesuai dengan bentuk model-model yang lain, model uses and gratification dilukiskan dalam bagan berikut.

Bagan 1. Model Uses and Gratification

Sumber: Jalaluddin Rakhmat, 2012: 66

Anteseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis seperti usia, jenis kelamin dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel lingkungan seperti organisasi, sistem sosial dan struktur sosial. Motif dapat dioperasionalisasikan dengan berbagai cara, yaitu unifungsional (hasrat melarikan diri, kontak sosial atau bermain), bifungsional (informasi-edukasi,

fanta-Anteseden Motif Penggunaan Media Efek - Variabel Individual - personal - hubungan - kepuasan - Variabel Lingkungan - diversi - macam isi - pengetahuan - personal identity - hubungan dengan isi - dependensi


(36)

sistescapist, atau gratifikasi segera-tertangguhkan), empat-fungsional (diversi, hubungan personal, identitas personal, surveillance, atau kolerasi, hiburan, transmisi budaya dan multifungsional (Jalaluddin Rakhmat, 2012: 66).

Penggunaan media menurut Rosengren dalam Jalaluddin Rakhmat (2012: 66) terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media jenis, isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Efek media dapat dioperasionalisasikan sebagai evaluasi media untuk memberikan kepuasan, misalnya sampai sejauhmana surat kabar membantu responden memperjelas suatu masalah, sebagai dependensi media, misalnya kepada media mana atau isi yang bagaimana responden amat tergantung untuk tujuan informasi dan sebagai pengetahuan, misalanya apa yang diketahui responden perihal persoalan tertentu (Jalaluddin Rakhmat, 2012: 66).

Frank Biocca mendiskusikan lima ciri konsumen aktif yang mengisyaratkan teori-teori aliran ini. Pertama adalah selektivitas, konsumen aktif adalah konsumen yang selektif terhadap media yang mereka gunakan. Kedua adalah utilitarianisme, konsumen aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan khusus. Ketiga adalah kesengajaan, yang mengisyaratkan penggunaan isi media memiliki tujuan tertentu. Yang keempat adalah keterlibatan, di sini konsumen secara aktif mengikuti, memikirkan, dan menggunakan media. Akhirnya konsumen aktif dipercaya tahan terhadap pengaruh.

Terdapat asumsi bahwa konsumen komunikasi massa itu aktif dan diarahkan oleh tujuan, tidak seperti sebagian besar teori pengaruh, teori ini mengasumsikan


(37)

bahwa konsumen proaktif dalam memutuskan bagaimana menggunakan media dalam kehidupan mereka, anggota konsumen pun bertanggung jawab terhadap pemilihan media untuk memenuhi kebutuhannya, para anggota konsumen mengetahui kebutuhan mereka dan berusaha dengan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan ini.

Setiap orang memiliki tujuan dalam melakukan kegiatan. Salah satunya adalah tujuan dalam mengkonsumsi media. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka mereka harus memenuhi kebutuhannya, salah satu tujuan mengonsumsi media adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dapat diperoleh dari membaca media. Konsumen yang aktif tidak akan begitu saja menerima semua informasi yang mereka peroleh. Disinilah konsumen dituntut untuk aktif berpikir dan menganalisis setiap informasi yang mereka peroleh. Konsumen yang aktif dianggap mampu untuk menyaring setiap informasi yang didapat dan tahan terhadap pengaruh. Penggunaan teori ini dapat dilihat dalam kasus selektivitas musik personal (Nurudin, 2007: 193).

Selain faktor pribadi, faktor lingkungan juga turut mempengaruhi pilihan konsumen untuk menentuka media apa yang akan mereka manfaatkan dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan, sehingga konsumen cenderung hanya membaca informasi yang mereka butuhkan. Tidak semua rubrik di sebuah surat kabar dibaca oleh pembaca. Mereka hanya membaca topik-topik yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam pemilihan media pun, konsumen cenderung memilih media dengan pertimbangan latar belakang pendidikan, SES, dan faktor


(38)

lainnya. Elihu Katz, Jay G. Blumer, dan Michael Gurevitch, merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori ini:

1. Konsumen dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuas kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota konsumen.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku konsumen yang bersangkutan.

4. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota konsumen, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan

sebelum diteliti lebih dahulu orientasi konsumen (Rakhmat, 2012: 205).

Berdasarkan asumsi di atas, menunjukan bahwa konsumenlah yang aktif dalam menggunakan media. Mereka memililih apa yang ingin mereka konsumsi tentu saja berdasarkan motif-motif yang melatarbelakanginya. Secara keseluruhan asas uses and gratifications yang mempersoalkan bagaimana seseorang memanfaatkan media untuk suatu kegunaan tertentu dan kepuasan tertentu dapat menjadikan isi-isi pesan bermanfaat bagi dirinya terutama dalam jangka panjang. Di sini berbagai media dengan caranya sendiri dapat menjadi agen sosialisasi nilai-nilai, serta


(39)

norma yang kelak dapat mempengaruhi perubahan yang mendasar dari suatu masyarakat tertentu (Liliweri, 1991: 166).

2. 5 Kerangka Pikir

Penggunaan media membentuk pola konsumsi yang mendukung tujuan seseorang dalam mencapai kepuasan. Pengalaman konsumsi yang menyenangkan akan dipertinggi frekuensinya untuk memperdalam pemahaman terhadap isi berita. Penggunaan media diukur dengan frekuensi dan intensitas membaca Radar Lmpung dan Tribun Lampung. Frekuensi merupakan seberapa sering konsumen membaca Radar Lampung dan Tribun Lampung. Intensitas merupakan energi yang dikeluarkan dalam konsumsi media meliputi emosi, pikiran, dan aktivitas konsumen di Bandarlampung dalam membaca Radar Lampung dan Tribun Lampung.

Kepuasan merupakan tingkat perasaan atau kondisi psikologis seseorang setelah mengkonsumsi media massa. Kepuasan lebih banyak didefinisikan dari perspektif pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi atau menggunakan media. Kepuasan pembaca Radar Lampung dan Tribun Lampung merupakan persepsi terhadap isi berita dalam media tersebut yang telah memenuhi harapannya. Oleh sebab itu, konsumen tidak akan merasa puas apabila konsumen memiliki persepsi bahwa harapannya belum terpenuhi, konsumen akan merasa puas jika persepsinya sama atau lebih dari yang diharapkannya. Dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen adalah berkaitan dengan perasaan. Apabila perasaan yang dirasakannya


(40)

telah sesuai dengan harapan, serta dapat memenuhi kebutuhannya, maka kepuasan konsumen tersebut telah terpenuhi.

Dalam teori expectancy values terdapat dua macam kepuasan yakni Gratification sought dan gratification obtained. Gratification sought adalah kepuasan yang dicari atau yang dinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu. Gratification sought adalah motif yang mendorong sesorang mengonsumsi media. Sedangkan gratification obtaine adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah mengonsumsi suatu jenis media tertentu (Kotler, 2005: 76).

Pertama, periset mengukur GS dan GO. Kepuasan konsumen dapat diketahui berdasarkan kesenjangan antara GS dan GO. Kesenjangan kepuasan (discrepancy gratifications) adalah perbedaan perolehan kepuasan yang terjadi antara skor GS dan GO dalam mengkonsumsi media tertentu. Semakin kecil kesenjangannya, semakin memuaskan media tersebut. Indikator kesenjangan kepuasan adalah sebagai berikut:

1. Jika mean skor GS lebih besar dari mean skor GO (mean skor GS > mean skor GO), maka terjadi kesenjangan kepuasan karena kebutuhan yang didapat lebih sedikit daripada yang diharapkan. Media tidak memuaskan konsumennya.

2. Jika mean skor GS sama dengan mean skor GO (mean skor GS = mean skor GO), maka tidak terjadi kesenjangan kepuasan, karena jumlah kebutuhan yang diharapkan terpenuhi.


(41)

3. Jika mean skor GS lebih kecil dari mean skor GO (mean skor GS < mean skor GO), maka terjadi kesenjangan kepuasan karena kebutuhan yang didapat lebih banyak daripada yang diharapkan berarti media memuaskan konsumennya.

Kepuasan konsumen adalah perasaan seseorang yang puas atau sebaliknya setelah membandingkan antara kenyataan dan harapan yang diterima dari sebuah produk atau jasa (Kotler, 2005: 36). Kepuasan konsumen hanya dapat tercapai dengan memberikan pelayanan yang berkualitas kepada konsumennya. Pelayanan yang baik sering dinilai oleh konsumen secara langsung dari karyawan sebagai orang yang melayani atau disebut juga sebagai produsen jasa, karena itu diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas sistem pelayanan yang diberikan agar dapat memenuhi keinginan dan meningkatkan kepuasan konsumen.

Konsep kepuasan dalam penelitian ini adalah kepuasan konsumen terhadap fungsi media sebagai alat pemuas kebutuhan. Oleh sebab itu kepuasan yang akan dicari adalah kepuasan berdasarkan kemampuan media dalam menjalankan fungsinya yang disampaikan Dennis McQuail sebagai motif informasi, interaksi dan integrasi sosial, identitas pribadi dan hiburan. Menurut McQuail dalam Nurudin (2007: 194) fungsi media bagi individu adalah:

1. Motif informasi.

Motif yang berhubungan dengan keinginan individu mendapatkan informasi, pengetahuan dan pemahaman yang didapat setelah membaca surat kabar.


(42)

2. Motif identitas pribadi.

Motif yang berhubungan dengan keinginan setiap individu menemukan media yang dapat menguatkan nilai atau menambah keyakinan, pemahaman diri, eksplorasi realitas, dan sebagainya.

3. Motif integrasi

Motif yang berhubungan dengan kredibilitas, keyakinan atau kepercayaan, stabilitas dan status suatu individu yang diperoleh dari hasrat akan harga diri.

4. Motif interaksi sosial.

Motif yang berhubungan dengan individu dapat berempati dengan memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, mengidentifikasikan diri dengan orang lain, memiliki bahan percakapan dalam berinteraksi, memperoleh teman, mendapat pengetahuan bagaimana menjalankan peran sosialnya, serta memungkinkan seseorang berhubungan dengan keluarga, teman, dan masyarakat.

5. Motif hiburan.

Motif yang berhubungan dengan keinginan untuk menghindarkan diri dari tekanan, menghibur hati, menghilangkan kesedihan, mengisi waktu luang, meredakan ketegangan dan keinginan untuk mengalihkan perhatian, juga merupakan pelarian dari rutinitas dan masalah, serta pelepasan emosi terpenuhi.

Efek penggunaan media adalah terpenuhinya kebutuhan yang menjadi motivasi konsumsi media. Masing-masing jenis media dapat memenuhi kebutuhan khalayak dalam tingkat kepuasan tertentu. Tingkat kepuasan tersebut kemudian


(43)

diperbandingkan dalam berbagai aspek, sehingga terlihat perbandingan kemampuan media dalam memenuhi kebutuhan pembacanya. Dalam penelitian ini, peneliti melihat tingkat kepuasan audience surat kabar Radar Lampung dan Tribun Lampung.

1. Kepuasan konsumen Radar Lampung a. Kepuasan informasi

b. Kepuasan identitas personal c. Kepuasan integrasi

d. Kepuasan interaksi sosial e. Kepuasan hiburan

2. Kepuasan konsumen Tribun Lampung a. Kepuasan informasi

b. Kepuasan identitas personal c. Kepuasan integrasi

d. Kepuasan interaksi sosial e. Kepuasan hiburan


(44)

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pikir tersebut dapat diilustrasikan dalam bagan di bawah ini:

Bagan 2.

Perbandingan Tingkat Kepuasan Membaca Radar Lampung danTribun Lampung.

2. 6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari perumusan masalah. Berdasarkan perumusan masalah kerangka teori di atas maka yang menjadi hipotesis adalah: H1 : Terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca ditinjau dari aspek informasi antara Surat kabar Radar Lampung dan Tribun Lampung.

H0 : Tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca ditinjau dari aspek informasi antara Surat kabar Radar Lampung dan Tribun Lampung.

Kepuasan Membaca

Radar Lampung Tribun Lampung

a. Kepuasan informasi;

b. Kepuasan identitas

personal;

c. Kepuasan integrasi; d. Kepuasan interaksi sosial;

dan

e. Kepuasan hiburan.

a. Kepuasan informasi;

b. Kepuasan identitas

personal;

c. Kepuasan integrasi; d. Kepuasan interaksi sosial;

dan

e. Kepuasan hiburan.

Tingkat Kepuasan membaca Radar Lampung

Tingkat Kepuasan membaca Tribun Lampung


(45)

H2 : Terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca ditinjau dari aspek identitas personal antara Surat kabar Radar Lampung dan Tribun Lampung.

H0 : Tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca ditinjau dari aspek identitas personal antara Surat kabar Radar Lampung dan Tribun Lampung.

H3 : Terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca ditinjau dari aspek integrasi antara Surat kabar Radar Lampung dan Tribun Lampung.

H0 : Tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca ditinjau dari aspek integrasi antara Surat kabar Radar Lampung dan Tribun Lampung.

H4 : Terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca ditinjau dari aspek interaksi sosial antara Surat kabar Radar Lampung dan Tribun Lampung.

H0 : Tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca ditinjau dari aspek interaksi sosial antara Surat kabar Radar Lampung dan Tribun Lampung.

H5 : Terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca ditinjau dari aspek hiburan antara Surat kabar Radar Lampung dan Tribun Lampung.

H0 : Tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca ditinjau dari aspek hiburan antara Surat kabar Radar Lampung dan Tribun Lampung.

H6 : Terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca antara surat kabar Radar Lampung dan Tribun Lampung.

H0 : Tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca antara surat kabar Radar Lampung dan Tribun Lampung.


(46)

III. METODE PENELITIAN

3. 1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang akan dilakukan adalah survei eksplanatif. Jenis survey ekaplanatif dipilih karena peneliti ingin mengetahui mengapa situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu (Kriyantono, 2003: 61). Peneliti ingin menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. Pada penelitian ini, peneliti ingin menjelaskan hubungan antara motif membaca dengan kepuasan yang diperoleh oleh konsumen di Bandarlampung pada Radar Lampung dan Tribun Lampung. Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah membuat hipotesis awal sebagai acuan untuk menjelaskan hubungan antar dua variabel.

Analisis data yang digunakan adalah uji statistik inferensial untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antar dua variabel. Sifat penelitian ini adalah komparatif yaitu membandingkan variabel satu dengan variabel lainnya yang sejenis. Pada penelitian ini, peneliti ingin membandingkan tingkat kepuasan pembaca surat kabar Radar Lampung dan Tribun Lampung.


(47)

3. 2 Definisi Konseptual

Menurut Sugiono (2012: 78), definisi konseptual adalah pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan peneliti untuk mengoperasikan konsep di lapangan. Berdasarkan definisi tersebut maka definisi konsep penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepuasan

Kepuasan adalah perasaan seseorang yang puas atau sebaliknya setelah membandingkan antara kenyataan dan harapan yang diterima dari sebuah produk atau jasa. Indikator kepuasan konsumen meliputi 5 (lima) prinsip, sebagai berikut:

a. Kepuasan informasi;

b. Kepuasan identitas personal; c. Kepuasan integrasi;

d. Kepuasan interaksi sosial; dan e. Kepuasan hiburan.

2. Membaca

Membaca adalah kekuatan yang menuntun kepada suatu suatu aktivitas melihat, mengetahui, menghayati, memahami, menafsirkan dan memperhitungkan isi dari apa yang tertulis serta menganggapnya berharga bagi individu sehingga dilakukan secara tekun dan terarah.


(48)

3. 3 Definisi Operasional

Menurut Sugiono (2012: 81) menyatakan bahwa definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu opersional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional digunakan sebagai petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Oleh karena itu, dengan membaca definisi operasional dalam suatu penelitian, maka akan mengetahui indikator-indikator variabel tersebut. indikator yang dapat dijadikan ukuran, antara lain adalah:

1. Kepuasan Informasi, yaitu kepuasan yang berhubungan dengan kepuasan informasi, pengetahuan dan pemahaman yang didapat setelah membaca surat kabar.

2. Kepuasan Identitas Pribadi, yaitu kepuasan yang berhubungan penguatan nilai atau penambah keyakinan, pemahaman diri, eksplorasi realitas, dan sebagainya.

3. Kepuasan Integrasi, yaitu kepuasan yang berhubungan dengan kredibilitas, keyakinan atau kepercayaan, stabilitas dan status suatu individu yang diperoleh dari hasrat akan harga diri.

4. Kepuasan Interaksi Sosial, yaitu kepuasan yang didapat karena individu dapat berempati dengan memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, mengidentifikasikan diri dengan orang lain, memiliki bahan percakapan dalam berinteraksi, memperoleh teman, mendapat pengetahuan bagaimana menjalankan peran sosialnya, serta


(49)

memungkinkan seseorang berhubungan dengan keluarga, teman, dan masyarakat.

5. Kepuasan Hiburan, yaitu kepuasan yang didapat karena keinginan untuk menghindarkan diri dari tekanan, menghibur hati, menghilangkan kesedihan, mengisi waktu luang, meredakan ketegangan dan keinginan untuk mengalihkan perhatian, juga merupakan pelarian dari rutinitas dan masalah, serta pelepasan emosi terpenuhi.

3. 4 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Kota Bandarlampung, dengan mempertimbangkan bahwa lokasi tersebut merupakan lokasi penjualan Surat kabar Radar Lampung dan Tribun Lampung, sehingga mempermudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.

3. 5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3. 5. 1 Populasi

Menurut Sugiono (2012: 98), populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi adalah keseluruhan individu atau obyek yang akan diamati. Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan individu atau obyek yang akan diamati, dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah konsumen Surat Kabar Harian Radar Lampung dan Surat Kabar Harian Tribun Lampung.


(50)

3. 5. 2 Sampel

Menurut Sugiono (2012: 90), sampel adalah sebagian dari populasi yang ditetapkan sebagai unit analisis dalam suatu penelitian. Untuk memudahkan pengolahan data maka jumlah sampel pada penelitian ini, Peneliti menetapkan 100 orang responden yang pernah membaca Surat Kabar Radar Lampung dan Surat Kabar Tribun Lampung.

3. 5. 3 Teknik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi populasi yang dapat mewakili populasi yang ada. Menurut Sugiyono (2012: 91), total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Metode penentuan sampel menggunakan motode sampling insidental (accidental sampling), yaitu cara pengambilan sampel dilakukan secara kebetulan atau insidental. Sampel adalah siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti, apabila orang yang ditemui oleh peneliti dapat digunakan sebagai sampel (Sugiono, 2012: 96). Pada penelitian ini pengambilan besar sampel ditentukan dengan total sampling ditetapkan 100 orang.

3. 6 Metode Pengumpulan dan Pengukuran Data

Pada penelitian ini, Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara instrumen kuesioner. Peneliti dalam hal ini menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data primer dalam bentuk pertanyaan terbuka, yaitu pertanyaan yang memberi kebebasan kepada responden untuk memberi jawaban, sebuah pertanyaan hanya bisa diberikan diantara pilihan yang sudah tersedia. Sedangkan pengukuran data


(51)

yang dilakukan oleh Peneliti yaitu menggunakan skala likert dengan kriteria skor sebagai berikut:

1. Sangat Puas (SP) = 5

2. Puas (P) = 4

3. Cukup Puas (CP) = 3

4. Kurang Puas (KP) = 2

5. Tidak Puas (TP) = 1

Hasil dari pengumpulan dan pengukuran data tersebut kemudian diolah sebagai bahan untuk melakukan analisis data.

3. 7 Metode Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan. Untuk mengolah dan mendeskripsikan data agar lebih bermakna dan mudah dipahami, maka digunakan proses analisisi data yang dikembangkan oleh Milles dan Huberman. Adapun proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif, data yang telah terkumpul kemudian akan dianalisis dengan menggunakan tabel analisis data.


(52)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4. 1 Gambaran Umum Surat Kabar Radar Lampung

Radar Lampung adalah sebuah surat kabar harian yang terbit di Lampung, Indonesia. Surat kabar ini termasuk dalam grup Jawa Pos. Kantor pusatnya terletak di kota Bandar Lampung. Koran ini pertama kali terbit 2 Februari 2000. Hanya dalam waktu 3 tahun, harian ini menjadi market leader koran-koran di

Lampung. Sebarannya menyentuh pelosok-pelosok kabupaten

(http://ns2.radarlampung.co.id/read/radar/about, diakses tanggal 2 Maret 2014).

Radar Lampung pertama kali terbit pada 2 Februari 2000. Kini Radar Lampung berhasil menjadi harian umum dengan oplah terbesar, yang menjangkau seluruh daerah di Provinsi Lampung. Lahir dari semangat pentingnya ketersebaran informasi hingga ke pelosok-pelosok Lampung, Radar Lampung Group menjadi pelopor koran lokal di kabupaten. Menggunakan sistem cetak jarak jauh yang terintegrasi antar Kota dengan mesin-mesin cetak modern, Radar Lampung Group

juga memfasilitasi bertumbuhannya media-media komunitas

(http://ns2.radarlampung.co.id/read/radar/about, diakses tanggal 2 Maret 2014).

Dengan jaringan tersebut Radar Lampung Group memiliki database dan direktori lengkap segala jenis berita, realtime news yaitu peristiwa-peristiwa terkini, serta


(53)

beragam rubrik dan informasi menarik lainnya yang dikelola melalui teknologi sindikasi berita yang saling terhubung dari seluruh penjuru kota dan daerah, setiap saat (http://ns2.radarlampung.co.id/read/radar/about, diakses tanggal 2 Maret 2014).

Penerbitan dalam jaringan Radar Lampung Group beredar luas hingga ke kota-kota di Lampung, menjangkau masyarakat pelosok dan daerah-daerah baru yang terus tumbuh. Radar Lampung Group adalah jaringan media terbesar di Lampung yang merupakan bagian dari Jawa Pos National Network (JPNN). Saat ini, Radar Lampung Group sudah memiliki 11 koran harian dan 1 stasiun televisi. Selain Radar Lampung, terdapat juga Rakyat Lampung, Lampung News Paper, Trans Lampung, Radar Tuba, Radar Kotabumi, Radar Lambar, Radar Lamteng, Radar

Metro, Radar Tanggamus, dan Radar Lamsel

(http://ns2.radarlampung.co.id/read/radar/about, diakses tanggal 2 Maret 2014).

Tahun 2013 ini, kami tengah menyiapkan perizinan untuk 3 stasiun radio. Bahkan 1 stasiun radio, yakni Radar FM yang berlokasi di Bandarjaya, Lampung Tengah, sudah uji coba siaran. Selain itu, juga tengah diproses perizinan 1 stasiun televisi lagi. Yakni Saburai TV yang nantinya berlokasi di wilayah Lampung Selatan. Radar Lampung Group juga hadir dalam bisnis multimedia: televisi berjaringan yakni Radar TV Lampung dan portal berita online www.radarlampung.co.id lengkap dengan koran digitalnya atau yang lebih sering disebut ePaper (http://ns2.radarlampung.co.id/read/radar/about, diakses tanggal 2 Maret 2014).

Pada tanggal 2 Februari 2012 atau ulang tahunnya ke 12, moto Radar Lampung berubah dari "Selalu Ada yang Baru" menjadi "Satu untuk Semua". Terbitnya


(54)

harian Rakyat Lampung pada tanggal 18 November 2002 merupakan cikal bakal Radar Lampung Group. Kemudian berturut-turut terbit Radar Lamsel (Lampung Selatan), Radar Tuba (Tulang Bawang), Radar Tanggamus, Radar Lambar (Lampung Barat), Radar Lamteng (Lampung Tengah), Radar Kotabumi (Lampung Utara), Radar Metro (Kota Metro), dan Trans Lampung kemudian Lampung Newspaper dan Senator. Keberadaan 12 harian itu menjadikan Radar Lampung Group sebagai jaringan media terbesar di Lampung, diperkuat lagi dengan keberadaan Radar Lampung TV dan Radar FM Radio portal berita online www.radarlampung.co.id lengkap dengan koran digitalnya atau yang lebih sering disebut e-paper (http://ns2.radarlampung.co.id/read/radar/about, diakses tanggal 2 Maret 2014).

Oleh para talenta muda yang bekerja di Radar Lampung, mereka menorehkan tiga penghargaan bergengsi sampul muka (cover) terbaik media cetak se-Indonesia, dari Indonesia Print Media Award. Pada 2013, Radar Lampung meraih predikat Surat Kabar Harian Terbaik Se-Sumatera dan ada juga yang merupakan lulusan terbaik dari SJI (Sekolah Jurnaslistik Indonesia) Lampung. Radar Lampung juga sampai 2014 ini mencatat rekor sebagai koran harian yang terbit 140 halaman dengan edisi spesial. Radar Lampung juga mengadakan beberapa kegiatan seperti pengenalan jurnaslistik kepada pelajar melalui X-Presi Road to School dan secara

periodik membuka Klinik Jurnalistik Radar Lampung


(55)

Surat Kabar Radar Lampung: Jenis : Surat kabar harian

Format : Koran

Pemilik : Jawa Pos

Redaktur : Ary Mistanto Didirikan : 2000

Kantor pusat : Bandar Lampung, Lampung Situs web resmi : www.radarlampung.co.id

(http://ns2.radarlampung.co.id/read/radar/about, diakses tanggal 2 Maret 2014)

Data Teknis

Penerbit : PT. Wahana Semesta Lampung

Nama Koran : Radar Lampung

Bahasa : Bahasa Indonesia

Waktu Terbit : Pagi hari

Periode Terbit : Setiap hari kecuali hari libur nasional Jumlah Halaman : 32 halaman

Ukuran Kolom : 7 kolom x 540 mm

Percetakan : PT. Lampung Intermedia

Terbitan Perdana : 2 Februari 2000

Kantor Pusat : Graha Pena Lampung, Jl. Sultan Agung No.18 Kedaton Bandar Lampung Telp. 0721 782306, 787987, 789750 Fax. 0721 773930, 789752


(56)

Bagiansurat kabar Radar Lampung, yaitu sebagai berikut:

1. Halaman Utama, menampilkan berita terhangat skala nasional maupun daerah.

2. Komunikasi Bisnis, menampilkan berita bisnis lokal dan kurs Rupiah terhadap mata uang USD

3. Berita Utama, menampilkan berita nasional terbaru.

4. Society, menampilkan kegiatan dari suatu organisasi tertentu.

5. Pilkada/Politik, menampilkan berita tentang politik dan pilkada jika sedang diadakan.

6. Metropolis, menampilkan berita dan peristiwa di Bandar Lampung. 7. Lampung Raya, menampilkan berita dari luar Bandar Lampung. 8. Pendidikan, berita seputra pendidikan.

9. X-presi, rubrik untuk anak muda. Serupa Deteksi di Jawa Pos.

10.Opini, menampilkan opini dari dikirim warga, tajuk rencana, dan podium rakyat yang berisi keluhan masyarakat terhadap pihak yang berwenang. 11.Radar Lampung For Her, berisi masalah-masalah seputar wanita.

12.Olahraga/Total Football/Total Sport, berisi tentang berita olahraga seperti sepak bola dan olahraga lain yang sedang mengadakan even misalnya basket dengan even Development Basket League yang juga disponsori oleh Jawa Pos (http://ns2.radarlampung.co.id/read/radar/about, diakses tanggal 2 Maret 2014).


(57)

4. 2 Gambaran Umum Surat Kabar Tribun Lampung

Harian pagi Tribun Lampung merupakan Media surat kabar lokal yang berdiri di bawah naungan PT. Lampung Media Grafika. Tribun Lampung merupakan salah satu koran daerah yang tergabung dalam group Kompas Gramedia yang dikelola PT Indopersda Primamedia (Persda Network) di bawah Divisi Koran Daerah Kompas Gramedia. Tribun Lampung resmi berdiri sejak tanggal 8 Februari 2009. Tribun Lampung merupakan Tribun generasi ke-8 setelah Tribun Timur dan koran

daerah ke-13 dalam Kelompok Koran Kompas Gramedia.

(http://pepyteknokra.wordpress.com/2010/03/02/proses-jurnalistik-harian-pagitribun-lampung/, diakses pada 20 Juli 2014).

Tribun Lampung muncul membawa semangat baru bagi masyarakat Lampung dengan motto ”Spirit Baru Bumi Ruwa Jurai”. Tribun Lampung menawarkan konsep baru dalam pemberitaan dengan konsep pemberitaan multi angle (banyak angle pemberitaan) dan friendly newspaper (koran yang bersahabat). Hal ini tertuang pada penyajian berita-berita yang ekslusif, dapat dibaca dengan cepat, tata wajah tampilan yang fleksibel dan menarik serta lebih menekankan pada

penyelesaian masalah bukan memperbesar masalah

(http://pepyteknokra.wordpress.com/2010/03/02/proses-jurnalistik-harian-pagitribun-lampung/, diakses pada 20 Juli 2014).

Selain itu Tribun Lampung juga memanjakan pembaca dengan tampilan grafis info, kartun dan gambar yang menarik. Ini bertujuan selain untuk memudahkan pembaca dalam memahami inti/kronologis pemberitaan juga untuk memikat perhatian pembaca.


(58)

Segmentasi pembaca Tribun Lampung adalah kelompok menengah ke atas dengan wilayah pemasaran di seluruh kabupaten dan kota di provinsi Lampung meliputi Kota Bandarlampung (75%), Kota Metro (4%), Kabupaten Lampung Tengah (3%), Kabupaten Lampung Selatan (8%), Kabupaten Lampung Utara (2%), Kabupaten Lampung Timur (2%), Kabupaten Pesawaran (2%), Kabupaten

Tanggamus (1%), dan Kabupaten Pringsewu (3%).

(http://pepyteknokra.wordpress.com/2010/03/02/proses-jurnalistik-harian-pagitribun-lampung/, diakses pada 20 Juli 2014).

Sementara oplah Tribun Lampung telah mencapai 65.000 ekslemplar per hari. Selain menerbitkan koran pagi, Tribun Lampung juga memiliki media online www.tribunlampung.co.id dan epaper Tribun Lampung yang dapat diakses langsung oleh pembaca (http://pepyteknokra.wordpress.com/2010/03/02/proses-jurnalistik-harian-pagitribun-lampung/, diakses pada 20 Juli 2014).

1. Struktur Redaksi

Direktur Utama: H Herman Darmo, Direktur: Sentrijanto, Komisaris Utama: Agung Adi Prasetyo, Komisaris: Asih Winanti, Pemimpin Umum: H Herman Darmo, Pemimpin Redaksi: Uki M Kurdi, Pjs Redaktur Pelaksana: Safruddin, Manajer Produksi: Safruddin, Koordinator Liputan: Juwendra Asdiansyah, IT: Vincentius Bayu Septian, Yoga Dwi CN, Redaktur Online: Taryono, Yaspen Martinus, Redaktur: Daniel Tri Hardanto, Gustina Asmara, Juang Naibaho, Soniyuntavia, Taryono, Muhamad Azhim, Pemimpin Perusahaan: Ellys Rahmayani, Manajer Iklan: Ellys Rahmayani, Manajer Sirkulasi: Eko Wahyudi, Manajer Percetakan: Ifmandry, Manajer Psdm & Umum: Berta A Kifli, Reporter:


(59)

Heribertus Sulis Setyanto, Martin L Tobing, Perdiansyah, Reny Fitriani, Reza Gunadha, Ridwan Hardiansyah, Romi Rinando, Wakos Reza Gautama, Eka Ahmad Solichin, Ferika Okwa Romanto, Heru Prasetyo, Bayu Saputra, Hanafi Sampurna, Beni Yulianto, Noval Andriansyah, Metro: Leo david, Gunung Sugih : Indra Swandi Simanjuntak, Kotabumi: Anung Bayuardi, Kota Agung: Tri Yulianto, Pringsewu: Robertus Didik Budiawan, Kalianda: Dedi Sutomo, Menggala: Endra Zulkarnain, Liwa: Sulis Setia Markhamah, Perwajahan: Adriyadi, Ari Wibowo Prakoso, Hendra Gunawan, Sukaryanto, Tri Prayugo, Waris Saputra, Fathoni Warganegara, Artistik: Setiawan sapto Apriviantoro, Dodi Rahmad Kurniawan, IT: Vincentius Bayu Septian, Yoga Dwi CN, Staf Sekretariat: Olika Josi (Surat kabar Tribun Lampung edisi Tanggal 14 Januari 2014).

Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi: Jl ZA Pagar Alam No.83, Gedong Meneng, Rajabasa Bandar Lampung. Tlp: 0721-704777 (hunting). Fax: Bisnis: 0721- 786291. Iklan: 0721-707657. Redaksi: 0721-788276. Email Redaksi: tribunl4mpung@yahoo.com. Email Iklan: iklantribunlampung@yahoo.com, iklantribunlampung@gmail.com.

2. Gambaran Umum Redaksi

Pimpinan tertinggi di bidang redaksi dipegang oleh satu orang pemimpin redaksi yang memiliki kewenangan dalam penentuan kebijakan redaksi serta bertanggungjawab penuh terhadap kerja-kerja di bidang keredaksian. Dalam melaksanakan kerjanya, pemimpin redaksi dibantu oleh seorang redaktur pelaksana yang membawahi satu orang koordinator liputan. Koordinator liputan


(60)

bertugas mengkoordinir peliputan reporter di lapangan. Koordinator liputan membawahi delapan orang redaktur yang bertugas menyunting tulisan/ berita dari reporter. Kedelapan redaktur membawahi 26 orang reporter dan dua orang fotografer (http://pepyteknokra.wordpress.com/2010/03/02/proses-jurnalistik-harian-pagitribun-lampung/, diakses pada 20 Juli 2014).


(61)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6. 1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil perhitungan nilai kepuasan informasi dari surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung, surat kabar Radar Lampung mengumpulkan nilai 1.991 sedangkan surat kabar Tribun Lampung mengumpulkan nilai 1.877, sehingga dapat diketahui bahwa pembaca surat kabar Radar Lampung lebih puas dengan informasi yang disajikan dibandingkan dengan informasi yang disajikan dalam surat kabar Tribun Lampung. Maka dapat dinyatakan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, karena hipotesis H1 yang menyatakan terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca ditinjau dari aspek informasi antara surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung terbukti.

2. Berdasarkan hasil perhitungan nilai kepuasan identitas personal dari surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung, surat kabar Radar Lampung mengumpulkan nilai 941 sedangkan surat kabar Tribun Lampung mengumpulkan nilai 910, sehingga dapat diketahui bahwa pembaca surat kabar Radar Lampung lebih puas dibandingkan dengan surat kabar Tribun


(62)

Lampung. Maka dapat dinyatakan bahwa H2 diterima dan H0 ditolak, karena hipotesis H2 yang menyatakan terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca ditinjau dari aspek identitas personal antara surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung terbukti.

3. Berdasarkan hasil perhitungan nilai kepuasan Integrasi dari surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung, surat kabar Radar Lampung mengumpulkan nilai 1.013 sedangkan surat kabar Tribun Lampung mengumpulkan nilai 1.018, sehingga dapat diketahui bahwa pembaca surat kabar Tribun Lampung lebih puas dibandingkan dengan surat kabar Radar Lampung. Maka dapat dinyatakan bahwa H3 diterima dan H0 ditolak, karena hipotesis H3 yang menyatakan terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca ditinjau dari aspek integrasi antara surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung terbukti.

4. Berdasarkan hasil perhitungan nilai kepuasan Interaksi Sosial dari surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung, surat kabar Radar Lampung mengumpulkan nilai 1.437 sedangkan surat kabar Tribun Lampung mengumpulkan nilai 1.425, sehingga dapat diketahui bahwa pembaca surat kabar Radar Lampung lebih puas dibandingkan dengan surat kabar Tribun Lampung. Maka dapat dinyatakan bahwa H4 diterima dan H0 ditolak, karena hipotesis H4 yang menyatakan terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca ditinjau dari aspek interaksi sosial antara surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung terbukti.

5. Berdasarkan hasil perhitungan nilai kepuasan Hiburan dari surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung, surat kabar Radar Lampung


(1)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6. 1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil perhitungan nilai kepuasan informasi dari surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung, surat kabar Radar Lampung mengumpulkan nilai 1.991 sedangkan surat kabar Tribun Lampung mengumpulkan nilai 1.877, sehingga dapat diketahui bahwa pembaca surat kabar Radar Lampung lebih puas dengan informasi yang disajikan dibandingkan dengan informasi yang disajikan dalam surat kabar Tribun Lampung. Maka dapat dinyatakan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, karena hipotesis H1 yang menyatakan terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca ditinjau dari aspek informasi antara surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung terbukti.

2. Berdasarkan hasil perhitungan nilai kepuasan identitas personal dari surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung, surat kabar Radar Lampung mengumpulkan nilai 941 sedangkan surat kabar Tribun Lampung mengumpulkan nilai 910, sehingga dapat diketahui bahwa pembaca surat kabar Radar Lampung lebih puas dibandingkan dengan surat kabar Tribun


(2)

Lampung. Maka dapat dinyatakan bahwa H2 diterima dan H0 ditolak, karena hipotesis H2 yang menyatakan terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca ditinjau dari aspek identitas personal antara surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung terbukti.

3. Berdasarkan hasil perhitungan nilai kepuasan Integrasi dari surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung, surat kabar Radar Lampung mengumpulkan nilai 1.013 sedangkan surat kabar Tribun Lampung mengumpulkan nilai 1.018, sehingga dapat diketahui bahwa pembaca surat kabar Tribun Lampung lebih puas dibandingkan dengan surat kabar Radar Lampung. Maka dapat dinyatakan bahwa H3 diterima dan H0 ditolak, karena hipotesis H3 yang menyatakan terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca ditinjau dari aspek integrasi antara surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung terbukti.

4. Berdasarkan hasil perhitungan nilai kepuasan Interaksi Sosial dari surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung, surat kabar Radar Lampung mengumpulkan nilai 1.437 sedangkan surat kabar Tribun Lampung mengumpulkan nilai 1.425, sehingga dapat diketahui bahwa pembaca surat kabar Radar Lampung lebih puas dibandingkan dengan surat kabar Tribun Lampung. Maka dapat dinyatakan bahwa H4 diterima dan H0 ditolak, karena hipotesis H4 yang menyatakan terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca ditinjau dari aspek interaksi sosial antara surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung terbukti.

5. Berdasarkan hasil perhitungan nilai kepuasan Hiburan dari surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung, surat kabar Radar Lampung


(3)

mengumpulkan nilai 1.793 sedangkan surat kabar Tribun Lampung mengumpulkan nilai 1.818, sehingga dapat diketahui bahwa pembaca surat kabar Tribun Lampung lebih puas dengan hiburan yang disajikan dibandingkan dengan hiburan yang disajikan dalam surat kabar Radar Lampung. Maka dapat dinyatakan bahwa H5 diterima dan H0 ditolak, karena hipotesis H5 yang menyatakan terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca ditinjau dari aspek hiburan antara surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung terbukti.

6. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kepuasan pembaca antara surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung, surat kabar Radar Lampung mengumpulkan nilai 7.175 sedangkan surat kabar Tribun Lampung mengumpulkan nilai 7.048, sehingga dapat diketahui bahwa secara keseluruhan pembaca menyatakan lebih puas membaca surat kabar Radar Lampung dibandingkan dengan membaca surat kabar Tribun Lampung. Maka dapat dinyatakan bahwa H6 diterima dan H0 ditolak, karena hipotesis H6 yang menyatakan terdapat perbedaan tingkat kepuasan pembaca antara surat kabar Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung terbukti.

Berdasarkan 5 (lima) indikator yang diuji, yaitu kepuasan informasi, kepuasan identitas personal, kepuasan integrasi, kepuasan interaksi sosial dan kepuasan hiburan, surat kabar Radar Lampung mendapatkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi dari surat kabar Tribun Lampung pada 3 (tiga) indikator kepuasan, yaitu kepuasan informasi, kepuasan identitas personal dan kepuasan interaksi sosial. Sedangkan surat kabar Tribun Lampung mendapatkan tingkat kepuasan yang


(4)

lebih tinggi dari surat kabar Radar Lampung pada 2 (dua) indikator kepuasan, yaitu kepuasan integrasi dan kepuasan hiburan.

Kepuasan merupakan tingkat perasaan atau kondisi psikologis seseorang setelah mengkonsumsi media massa. Kepuasan lebih banyak didefinisikan dari perspektif pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi atau menggunakan media. Kepuasan pembaca Radar Lampung dan Tribun Lampung merupakan persepsi terhadap isi berita dalam media tersebut yang telah memenuhi harapannya. Oleh sebab itu, konsumen tidak akan merasa puas apabila konsumen memiliki persepsi bahwa harapannya belum terpenuhi, konsumen akan merasa puas jika persepsinya sama atau lebih dari yang diharapkannya. Dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen adalah berkaitan dengan perasaan. Apabila perasaan yang dirasakannya telah sesuai dengan harapan, serta dapat memenuhi kebutuhannya, maka kepuasan konsumen tersebut telah terpenuhi.

6. 2 Saran

Saran dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk lebih meningkatkan kepuasaan pembaca baik pembaca surat kabar Radar Lampung maupun surat kabar Tribun Lampung yang perlu diperhatikan adalah kualitas pemberitaan dan peningkatan kualitas rubrik sosial dan hiburan, serta desain layout dari masing-masing surat kabar.

b. Untuk surat kabar Radar Lampung sebaiknya melakukan perbaikkan dan inovasi dalam rangka untuk meningkatkan kepuasan integrasi dan kepuasan hiburan para pembaca. Ragam hiburan pada surat kabar Radar Lampung perlu


(5)

disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan para pembaca. Sedangkan untuk surat kabar Tribun Lampung melakukan perbaikkan dan inovasi dalam rangka untuk meningkatkan kepuasan informasi, kepuasan identitas personal dan kepuasan interaksi sosial pembaca. Kualitas berita yang disajikan harus disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pembaca akan berita yang lengkap, akurat dan beragam sesuai dengan perkembangan pemberitaan. c. Bagi peneliti selanjutnya yang perlu meneliti lebih lanjut lagi mengenai

faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat kepuasaan antara membaca surat kabar Tribun Lampung dengan surat kabar Tribun Lampung.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku:

Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala. 2007. Komunikasi Massa. Simbiosa Rekatama Media. Yogyakarta.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Jasa. PT. Indeks. Jakarta.

Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Komunikasi (2). Kencana Prenada Media. Jakarta.

Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Kencana. Jakarta. Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa, Raja Grafindo Persada. Jakarta Rakhmat, Jalaluddin. 2012. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosda Karya. Bandung. Winarso, Heru Puji. 2005. Sosiologi Komunikasi Massa. Prestasi Pustaka Publisher.

Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta. Bandung.

B. Internet:

(http://ns2.radarlampung.co.id/read/radar/about, diakses tanggal 2 Maret 2014)

(http://pepyteknokra.wordpress.com/2010/03/02/proses-jurnalistik-harian-pagitribun-lampung/, diakses pada 20 Juli 2014)


Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI BERITA EKONOMI PADA SURAT KABAR (Studi Komparatif Berita Ekonomi Bidang Pertanian pada Surat Kabar Harian Lampung Post dan Tribun Lampung Edisi Januari 2012)

0 7 91

Studi Komparatif Tingkat Kepuasan Pembaca Radar Lampung Dan Tribun Lampung

3 22 66

KEPUASAN PEMBACA TERHADAP LAYOUT KORAN TRIBUN JOGJA (Penelitian Komparatif Tingkat Kepuasan Pembaca Terhadap Layout Koran Tribun Jogja di Kota Yogyakarta Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Usia).

0 2 14

TINGKAT KEPUASAN PEMBACA PADA KUALITAS MAJALAH MyMAGZ (Studi Deskriptif Pembaca Majalah MyMAGZ di Yogyakarta).

0 5 13

KEPUASAN PEMBACA TERHADAP LAYOUT KORAN TRIBUN JOGJA KEPUASAN PEMBACA TERHADAP LAYOUT KORAN TRIBUN JOGJA (Penelitian Komparatif Tingkat Kepuasan Pembaca Terhadap Layout Koran Tribun di Kota Yogyakarta Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Usia).

0 3 16

PENDAHULUAN KEPUASAN PEMBACA TERHADAP LAYOUT KORAN TRIBUN JOGJA (Penelitian Komparatif Tingkat Kepuasan Pembaca Terhadap Layout Koran Tribun di Kota Yogyakarta Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Usia).

0 7 34

KESIMPULAN DAN SARAN KEPUASAN PEMBACA TERHADAP LAYOUT KORAN TRIBUN JOGJA (Penelitian Komparatif Tingkat Kepuasan Pembaca Terhadap Layout Koran Tribun di Kota Yogyakarta Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Usia).

0 5 89

TINGKAT KEPUASAN PEMBACA PADA KUALITAS MAJALAH MyMAGZ TINGKAT KEPUASAN PEMBACA PADA KUALITAS MAJALAH MyMAGZ (Studi Perspektif Pembaca Majalah MyMAGZ di Yogyakarta).

2 10 13

TINGKAT KEPUASAN PEMBACA DI KOTA YOGYAKARTA TERHADAP BERITA OLAHRAGA TINGKAT KEPUASAN PEMBACA DI KOTA YOGYAKARTA TERHADAP BERITA OLAHRAGA SURAT KABAR HARIAN JOGJA (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Tingkat Kepuasan Pembaca di Kota Yogyakarta terhadap

0 4 18

Kapolda Lampung dan Wakapolda Lampung Melayani penukaran kupon warga di Pasar Mu

0 0 2