KONSTRUKSI BERITA EKONOMI PADA SURAT KABAR (Studi Komparatif Berita Ekonomi Bidang Pertanian pada Surat Kabar Harian Lampung Post dan Tribun Lampung Edisi Januari 2012)

(1)

KONSTRUKSI BERITA EKONOMI PADA SURAT KABAR

(Studi Komparatif Berita Ekonomi Bidang Pertanian Pada Surat Kabar

Harian Lampung Post Dan Tribun Lampung Edisi Januari 2012)

Oleh

HENDI AFRESIA REZA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

iii

(ABSTRACT)

(THE CONSTRUCTIONS OF ECONOMICS NEWS IN THE NEWSPAPER)

(Comparative Study of Agriculture Economics News in Lampung Post and Tribun Lampung Daily Newspapers of January 2012 Edition)

By

Hendi Afresia Reza

Newspaper is one of the print mass media that serves a variety of news, one of which is the economic news. Economic news is one of the most important news, because the economy became an integral part of human life. Economic news affecting the whole society as it presents issues of current economic developments. As the function of a newspaper as a mass media broadcast information, educate and entertain, then this study is to determine the content of the message on the agriculture economy news in Lampung Post and Tribun Lampung daily newspapers. The problem of this research is to investigate how the construction of agricultural economic news between Lampung Post and Tribun Lampung daily newspapers.

This study uses the descriptive type that using content analysis method. Content analysis is a research technique that is done in an objective, systematic and quantitative description of the manifest contents of the message. In this case, the message is agriculture economics news in Lampung Post and Tribun Lampung daily newspaper in January 2012 edition. The population is all agricultural


(3)

economic news in Lampung Post and Tribun Lampung daily newspapers in January 2012 edition, amounting to 99 items. Construction analysis of economic news based answering on the coding sheet consisting of 17 question variables with two coder.

Construction analysis of news is done by comparing the presentation of facts in a message marked by highlighting certain facts that produce different meaning to the reality of events. In this case, researchers analyzed the use of news values, trend of news content, news quality and the using of language in order to know comparative study between SKH Lampung Post and SKH Tribun Lampung.


(4)

i

ABSTRAK

KONSTRUKSI BERITA EKONOMI PADA SURAT KABAR (Studi Komparatif Berita Ekonomi Bidang Pertanian pada Surat Kabar

Harian Lampung Post dan Tribun Lampung Edisi Januari 2012)

Oleh

Hendi Afresia Reza

Surat kabar merupakan salah satu media massa cetak yang menyajikan berbagai macam berita, salah satunya adalah berita ekonomi. Berita ekonomi merupakan salah satu berita yang sangat penting karena masalah ekonomi menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Berita ekonomi mempengaruhi seluruh lapisan masyarakat karena menyajikan isu-isu perkembangan ekonomi terkini. Sebagaimana fungsi surat kabar sebagai media massa yang menyiarkan informasi, mendidik dan menghibur, maka penelitian ini adalah untuk mengetahui isi pesan dari berita ekonomi bidang pertanian pada surat kabar harian daerah Lampung Post dan Tribun Lampung. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konstruksi berita ekonomi bidang pertanian antara SKH Lampung Post dan Tribun Lampung.

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif yaitu menggunakan metode analisis isi. Analisis isi merupakan teknik penelitian yang dilakukan secara objektif, sistematis dan deskriptif kuantitatif dari isi komunikasi yang tampak. Dalam hal ini adalah isi pesan dari berita ekonomi bidang pertanian pada surat kabar harian daerah Lampung Post dan Tribun Lampung edisi Januari 2012.


(5)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh berita ekonomi bidang pertanian pada SKH Lampung Post dan Tribun Lampung edisi Januari 2012 yang berjumlah 99 berita. Analisis konstruksi berita ekonomi berdasarkan jawaban pada lembar koding yang terdiri dari 17 variabel pertanyaan dengan dua orang coder.

Dalam hal ini, peneliti menganalisis penggunaan nilai-nilai berita, kecenderungan isi berita, kualitas berita dan pemakaian bahasa berita sehingga dapat mengetahui perbandingan berita antara SKH Lampung Post dan SKH Tribun Lampung.


(6)

(7)

(8)

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... v

HALAMAN PERSETUJUAN ... vi

HALAMAN PENGESAHAN ... vii

HALAMAN PERNYATAAN ... viii

RIWAYAT HIDUP ... ix

MOTTO ... x

HALAMAN PERSEMBAHAN ... xi

SANWACANA ... xii

DAFTAR ISI ... xvi

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xx

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Komunikasi ... 11

2.1.1 Surat Kabar ... 11

2.1.2 Surat Kabar Daerah ... 13

2.1.3 Berita ... 13

2.1.4 Struktur Berita ... 14

2.1.5 Jenis Berita ... 15

2.1.7 Nilai Berita ... 16

2.1.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Isi Media ... 19

2.1.9 Teori Agenda Setting ... 21

2.1.10 Studi Komparatif ... 23

2.2 Tinjauan Ekonomi Bidang Pertanian ... 24

2.2.1 Tinjauan Ekonomi ... 24

2.2.2 Tinjauan Ekonomi Bidang Pertanian ... 25

2.3 Tinjauan Permasalahan ... 27

2.3.1 Masalah Berita Ekonomi ... 27


(10)

xvii

2.3.3 Karakteristik Berita Ekonomi Pertanian

pada Surat Kabar Harian ... 32

2.3.4 Konstruksi Berita ... 33

2.4 Kerangka Berpikir ... 34

III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 36

3.2 Definisi Konseptual ... 37

3.3 Definisi Operasional ... 39

3.4 Populasi ... 41

3.5 Data Penelitian ... 42

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.7 Reliabilitas Data ... 43

3.8 Teknik Analisis Data ... 44

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum SKH Lampung Post ... 46

4.2 Gambaran Umum SKH Tribun Lampung ... 56

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penyajian Hasil Penelitian ... 63

5.1.1 Hasil Analisis Berita Ekonomi Bidang Pertanian Berdasarkan Lembar Koding ... 63

5.1.2 Uji Reliabilitas ... 82

5.1.3 Rangkuman Hasil Penelitian ... 86

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 89

5.2.1 Pembahasan Hasil Penelitian ... 89

5.2.2 Pembahasan Berdasarkan Kegunaan Praktis ... 93

5.2.3 Pembahasan Berdasarkan Kegunaan Teoritis ... 94

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 95

6.2 Saran ... 97 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Judul Berita Ekonomi Bidang Pertanian pada SKH

Lampung Post Edisi Januari 2012 ... 50 Tabel 2. Analisis Lokasi Liputan Berita Ekonomi Bidang Pertanian

pada SKH Lampung Post Edisi Januari 2012 ... 52 Tabel 3. Perbandingan Format Penyajian Berita Ekonomi Bidang

Pertanian pada SKH Lampung Post Edisi Januari 2012 ... 53 Tabel 4. Penempatan Berita Ekonomi Bidang Pertanian pada SKH

Lampung Post Edisi Januari 2012 ... 54 Tabel 5. Frekuensi Berita Ekonomi Bidang Pertanian pada SKH

Lampung Post Edisi Januari 2012 ... 55 Tabel 6. Judul Berita Ekonomi Bidang Pertanian pada SKH Tribun

Lampung Edisi Januari 2012 ... 59 Tabel 7. Analisis Lokasi Liputan Berita Ekonomi Bidang Pertanian

pada SKH Tribun Lampung Edisi Januari 2012 ... 60 Tabel 8. Perbandingan Format Penyajian Berita Ekonomi Bidang

Pertanian pada SKH Tribun Lampung Edisi Januari 2012 ... 60 Tabel 9. Penempatan Berita Ekonomi Bidang Pertanian pada SKH

Tribun Lampung Edisi Januari 2012 ... 61 Tabel 10. Frekuensi Berita Ekonomi Bidang Pertanian pada SKH

Tribun Lampung Edisi Januari 2012 ... 62 Tabel 11. Frekuensi Nilai Aktualitas dalam Surat Kabar Harian

Daerah ... 64 Tabel 12. Frekuensi Nilai Kedekatan dalam Surat Kabar Harian

Daerah ... 65 Tabel 13. Frekuensi Nilai Human Interest dalam Surat Kabar Harian

Daerah ... 66 Tabel 14. Frekuensi Nilai Konflik dalam Surat Kabar Harian Daerah .. 68 Tabel 15. Frekuensi Nilai Dampak dalam Surat Kabar Harian Daerah . 69 Tabel 16. Frekuensi Nilai Keunikan dalam Surat Kabar Harian

Daerah ... 70 Tabel 17. Frekuensi Nilai Ketokohan dalam Surat Kabar Harian

Daerah ... 71 Tabel 18. Frekuensi Tema Berita dalam Surat Kabar Harian Daerah.... 73 Tabel 19. Frekuensi Narasumber Berita pada Surat Kabar Harian

Daerah ... 76 Tabel 20. Frekuensi Kecenderungan Isi Berita dalam Surat Kabar


(12)

xix

Tabel 21. Frekuensi Pencampuran Fakta dan Opini Berita dalam

Surat Kabar Harian Daerah ... 78 Tabel 22. Frekuensi Liputan Dua Sisi Berita dalam Surat Kabar

Harian Daerah ... 79 Tabel 23. Frekuensi Cek Ricek Berita dalam Surat Kabar Harian

Daerah ... 80 Tabel 24. Frekuensi Istilah Ekonomi dalam Surat Kabar Harian

Daerah ... 81 Tabel 25. Frekuensi Penggunaan Angka/ Statistika dalam Surat Kabar

Harian Daerah ... 82 Tabel 26. Uji Reliabilitas Kategori ... 84 Tabel 27. Tabel Perbandingan Kontruksi Berita Ekonomi BIdang

Pertanian Pada SKH Lampung Post dan Tribun Lampung


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir ... 35 Gambar 2. Desain Analisis Isi: Perbandingan pesan berdasarkan

perbedaan komunikator ... 44 Gambar 3. Sebaran Tema Berita pada Surat Kabar Daerah ... 74


(14)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Ekonomi adalah kegiatan manusia yang melibatkan banyak orang. Kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi menyentuh persoalan kesejahteraan umum dan keadilan. Seluruh proses produksi dan distribusi yang terjadi dalam masyarakat tidak semata-mata didorong oleh motif pemenuhan kebutuhan tiap orang. Bisnis memang dibangun oleh seseorang atau sekelompok orang, tetapi bisnis dibangun oleh motif bagaimana setiap orang sebagai anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk menyumbangkan pikiran dan tenaganya bagi kesejahteraan bersama dan kesejahteraan bisnis itu sendiri.

Substansi pembahasan ekonomi adalah masalah kelangkaan; bagaimana manusia sebagai individu yang rasional dan juga sebagai makhluk sosial mencoba mengatasi masalah kelangkaan. Dalam ilmu ekonomi mikro, fokus analisisnya adalah perilaku individu seperti perusahaan (produsen), tenaga kerja dan konsumen dalam konteks yang lebih terbatas (industri). Sementara dalam ekonomi makro, fokus pembahasannya adalah bagaimana perilaku para agen ekonomi dalam konteks agregat (keseluruhan).


(15)

Menurut Amartya Sen, seorang penganut sistem ekonomi kesejahteraan, ilmu ekonomi berkaitan dengan penilaian tentang bagaimana sesuatu itu berkembang bagi anggota masyarakat. Ekonomi akan bersentuhan dengan masalah kemanusiaan, terutama yang berkaitan dengan persoalan yang dihadapi oleh lapisan masyarakat yang dimiskinkan oleh proses pembangunan yang berorientasi pasar dan bisnis. Dengan demikian, ekonomi tidak dapat dilepaskan begitu saja dari pertimbangan etika. Bahkan ekonomi yang paling produktif sekalipun selalu memberi perhatian yang lebih besar pada pertimbangan etis yang membentuk perilaku dan penilaian manusia, serta mengarahkan seluruh kegiatan ekonomi demi perkembangan kemanusiaan (dikutip dalam Mikhael Dua, 2008:10-11).

Dewasa ini, berbagai permasalahan seperti pertumbuhan ekonomi, peningkatan produksi, dan pendapatan penduduk menjadi permasalahan utama pemegang kebijakan. Masalah-masalah agregat yang dihadapi negara berkembang seperti Indonesia seperti tingkat produksi (Produk Domestik Bruto) yang rendah mempunyai keterkaitan dengan masalah-masalah di tingkat mikro, seperti rendahnya produktivitas pekerja dan ketidakefisienan pengelolaan perusahaan.

Di antara kegiatan ekonomi yang memberi perhatian utama pada kegiatan produksi yang melibatkan banyak orang, kaum fisiokratis1 memandang pertanian sebagai salah satu model bagi kegiatan produksi. Hal ini terutama karena tujuan dasar dari kegiatan pertanian adalah mengolah tanah, menanam benih, dan memetik hasil pertanian. Quesnay (dalam Mikhael Dua, 2008:21) menjelaskan

1

Kaum fisiokratis adalah penganut ajaran fisiokratisme, yaitu ajaran yang berpandangan ekonomi dan bisnis untuk kesejahteraan bersama.


(16)

3

bahwa pertanian bukanlah kegiatan yang semata-mata bertujuan mencukupi kebutuhan subsisten sehari-hari, melainkan usaha yang dapat menghasilkan surplus yang besar bagi petani. Kesejahteraan petani hanya terjadi ketika kegiatannya menjadi usaha bisnis yang menguntungkan. Selain itu, pertanian menurut pandangan fisiokratis, meliputi juga kegiatan penjualan hasil pertanian di pasar, karena hanya melalui pasar para petani mengetahui apakah hasil produksi pertanian menguntungkan atau tidak.

Tantangan baru yang dialami oleh negara yang sedang berkembang, berkenaan dengan pengangguran, kemiskinan, dan ketidakadilan. Angka pengangguran yang masih dapat ditolelir adalah sekitar 4-5% per tahun. Angka pengangguran yang lebih dari 5% akan membawa dampak politis yang besar berupa hilangnya kepercayaan kepada pemerintah dan krisis sosial.

Gregorius Sahdan (Jurnal Ekonomi Rakyat, Maret 2005) menyebut kemiskinan sebagai konsep yang sangat beragam, mulai dari sekadar ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan, kurangnya kesempatan berusaha, hingga pengertian lebih luas yang memasukkan aspek sosial dan moral. Ia menyitir pendapat yang mengatakan bahwa kemiskinan terkait dengan sikap, budaya hidup, dan lingkungan dalam suatu masyarakat. Ia juga menambahkan bahwa kemiskinan merupakan ketidakberdayaan sekelompok masyarakat terhadap sistem yang diterapkan oleh suatu pemerintahan sehingga mereka berada pada posisi yang sangat lemah dan tereksploitasi (kemiskinan struktural).


(17)

Fakta di lapangan menunjukkan, selama tiga dekade, upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia dilakukan dengan program-program pembangunan penyediaan kebutuhan dasar seperti pangan, pelayanan kesehatan, pendidikan, perluasan kesempatan kerja, pembangunan pertanian, pemberian dana bergulir melalui sistem kredit, pembangunan prasarana dan pendampingan, penyuluhan sanitasi, dan sebagainya. Dari serangkaian cara dan strategi penanggulangan kemiskinan tersebut, semuanya berorentasi pertumbuhan fisik (material), sehingga keberlanjutannya sangat tergantung pada ketersediaan anggaran dan komitmen pemerintah.

Di samping itu, tatanan pemerintahan yang tidak demokratis menyebabkan rendahnya akseptabilitas dan inisiatif masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan dengan cara mereka sendiri. Inilah kesalahan paradigma pembanguan di negara kita yang tidak berpusat pada rakyat (people centered development), padahal untuk mengentaskan masyarakat miskin, blue print yang bermuatan option of the poor menjadi sebuah keniscayaan.

Kemiskinan merupakan realitas yang umurnya setua peradaban manusia, tapi pemahaman terhadapnya dan upaya untuk mengatasinya belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Kemiskinan (dalam berbagai spektrum pemaknaan) sebagai masalah nasional, tidak dapat hanya diselesaikan oleh pemerintah melalui berbagai kebijaksanaan pembangunan, tetapi juga harus menjadi tanggung jawab bersama bagi semua pelaku pembangunan, termasuk media.

Media massa seperti pers, televisi, radio, koran, majalah memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Media massa merupakan sarana penghubung antara


(18)

5

suatu peristiwa dengan khalayak /audience. Media massa merupakan sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.2 Salah satu produk dari media massa adalah berita. Media massa yang mampu menyampaikan berita yang berkualitas maka dengan sendirinya akan bertahan dengan penjualan oplah3 semakin tinggi.

Reportase di bidang ekonomi yang dilakukan oleh seorang reporter disebut sebagai reportase berita ekonomi. Karena masalah ekonomi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri maka berita-berita mengenai pergerakan perkembangan perekonomian sangat penting dan menjadi bagian khusus di semua media cetak maupun elektronik. Bahkan ada media cetak yang mengkhususkan liputannya dalam berita-berita ekonomi dan perdagangan.

Pers menyadari bahwa berita ekonomi dan bisnis mempengaruhi seluruh lapisan masyarakat, dari bankir atau pun pejabat hingga masyarakat biasa. Ranah liputannya demikian luas, perbankan, kredit macet, pergerakan suku bunga dan kurs plus inflasi, regulasi pemerintah, perburuhan, pasar modal, indeks harga saham, obligasi dan surat berharga lainnya, real estate dan properti, bisnis sektor riil, perusahaan, merger dan akuisisi, privatisasi, anggaran dan defisit negara,

2

Dennis McQuail, Mass Communication Theory, Second Edition, terj. Agus Dharma (Jakarta: Erlangga, 1987) hal. 3.

3

Tiras atau oplah adalah jumlah cetakan surat kabar yang diedarkan. Satuan yang digunakan dalam penjualan oplah adalah eksemplar.


(19)

perdagangan dan ekspor-impor, prospek investasi, perpajakan, waralaba dan lisensi, peta persaingan usaha, serta profil pengusaha sukses.

Masyarakat/khalayak pembaca tentunya ingin mengetahui perkembangan ekonomi terkini, walaupun ada yang sekedar ingin mengetahui ataupun yang mempunyai kepentingan terhadap berita ekonomi. Keterabaian terhadap isu-isu ekonomi, apalagi yang menyangkut kepentingan hidup rakyat banyak, dapat memicu persoalan. Apalagi, ketika diseret ke ranah politik, seperti rencana kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) misalnya.

Informasi statistik di lapangan ekonomi, telah menjadi bagian penting dari kerangka pikir yang kita gunakan untuk melihat dan memahami dunia. Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, nilai tukar, cadangan devisa, volume investasi per tahun, angka kemiskinan, dsb. adalah contoh ukuran-ukuran itu.

Menurut Effendy, pers adalah sarana yang menyiarkan produk jurnalistik. Fungsi pers berarti fungsi jurnalistik. Pers bukan hanya sebagai sarana untuk menyiarkan atau menginformasikan produk jurnalistik saja. Pers juga memiliki fungsi-fungsi lain. Jurnalistik tidak hanya mengelola berita saja, tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar. Karena itu fungsinya bukan lagi menyiarkan informasi, tetapi juga mendidik, menghibur dan mempengaruhi agar khalayak melakukan kegiatan tertentu (seperti dikutip dalam Maoludin, Skripsi, 2007: 2)

Berita yang disajikan dalam surat kabar merupakan pemilihan berbagai fakta dari suatu peristiwa. Fakta/peristiwa yang akan diberitakan tentunya memiliki nilai berita. Fakta/peristiwa yang diliput telah dikonstruksi oleh wartawan/ media


(20)

7

massa sehingga berita yang ditampilkan bukan salinan dari realitas yang sesunguhnya, tetapi lebih merupakan konstruksi dari realitas yang sesungguhnya. Konstruksi yang dimaksud adalah penonjolan fakta tertentu dan penghilangan fakta lain, pemilihan narasumber, sudut pandang (angle), penggiringan opini tertentu untuk mempengaruhi pembaca sehingga tujuan media tercapai.

Nilai berita (News Value) merupakan acuan yang digunakan oleh para jurnalis, yakni para reporter dan editor, untuk memutuskan fakta yang pantas dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik. Kriteria mengenai nilai berita merupakan patokan berarti bagi reporter. Dengan kriteria tersebut, seorang reporter dapat dengan mudah mendeteksi mana peristiwa yang harus diliput dan dilaporkan, dan mana peristiwa yang tak perlu diliput dan harus dilupakan. Kriteria nilai berita juga sangat penting bagi para editor dalam mempertimbangkan dan memutuskan, mana berita terpenting dan terbaik untuk dimuat, disiarkan, atau ditayangkan melalui medianya kepada masyarakat luas.

Konstruksi berita adalah penyajian fakta yang dikonstruksi oleh media massa dengan tujuan kepentingan media massa yang ditandai dengan penonjolan fakta-fakta tertentu dan penghilangan sebagian fakta-fakta tertentu. Berbagai faktor mempengaruhi isi pesan dalam berita seperti wartawan, editor, rapat redaksi, pemilik media, faktor eksternal seperti pemerintah, dan ideologi media.


(21)

Peneliti tertarik untuk menganalisis gambaran berita ekonomi pada surat kabar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik pesan yang diproduksi oleh komunikator yang berbeda, yaitu bagaimana gambaran berita ekonomi bidang pertanian antara Surat Kabar Harian (SKH) Lampung Post dan SKH Tribun Lampung.

Alasan peneliti memilih SKH Tribun Lampung dan Lampung Post karena kedua surat kabar tersebut merupakan surat kabar daerah yang berpengaruh di daerah. Dilihat dari sisi bisnis, SKH Lampung Post dan Tribun Lampung merupakan surat kabar dengan kategori high business perfomance, yaitu surat kabar dengan prestasi bisnis yang baik. Tiras SKH Lampung Post mencapai 30.000 eksemplar setiap harinya, sedangkan SKH Tribun Lampung 85.000 eksemplar per hari.

Peneliti memilih edisi Januari sebagai populasi penelitian karena mulai mengumpulkan data primer berupa koran sejak Januari 2012. Peneliti telah melakukan prariset intensitas pemberitaan berita ekonomi di bidang pertanian pada bulan Januari. Adapun range waktu 30 hari karena telah cukup untuk mewakili populasi berita ekonomi yang terbit setiap hari.

Peneliti memilih topik penelitian berita ekonomi di bidang pertanian atau biasanya dikenal dengan agribisnis karena belum terdapat penelitian tentang konstruksi berita ekonomi khususnya bidang pertanian sebelumnya. Selain itu, Lampung merupakan daerah dengan lahan pertanian luas. Sebagian besar penduduknya— sekitar tujuh puluh persen—bermata pencaharian sebagai petani. Oleh karena itu peneliti menganggap relevan antara subjek penelitian dengan lokasi pertanian dimana surat kabar terbit.


(22)

9

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah :

“Bagaimanakah konstruksi berita ekonomi bidang pertanian pada SKH Lampung

Post dan Tribun Lampung?”

Konstruksi berita ini dianalisis dengan menggunakan beberapa kategori, yaitu dengan melihat struktur yang membangun suatu berita sehingga menghasilkan sebuah gambaran utuh. Berikut ini rumusan masalah sub konstruksi berita ekonomi bidang pertanian pada SKH Lampung Post dan Tribun Lampung Edisi Januari 2012.

 Bagaimanakah penggunaan nilai berita pada berita ekonomi bidang pertanian pada SKH Lampung Post dan Tribun Lampung?

 Bagaimanakah kecenderungan isi berita ekonomi bidang pertanian pada SKH Lampung Post dan Tribun Lampung?

 Bagaimanakah kualitas berita ekonomi bidang pertanian pada SKH Lampung Post dan SKH Tribun Lampung?

 Bagaimanakah penggunaan istilah ekonomi dan statistika dalam berita ekonomi bidang pertanian antara SKH Lampung Post dan Tribun Lampung?

1.3Tujuan Penelitian

a) Mengidentifikasi nilai berita (news value) dalam berita ekonomi bidang pertanian pada SKH Lampung Post dan Tribun Lampung.

b) Menganalisis kecenderungan isi berita ekonomi bidang pertanian pada SKH Lampung Post dan Tribun Lampung.


(23)

c) Mengidentifikasi kualitas berita ekonomi bidang pertanian pada SKH Lampung Post dan SKH Tribun Lampung.

d) Menganalisis penggunaan istilah ekonomi dan statistika dalam berita ekonomi bidang pertanian antara SKH Lampung Post dan Tribun Lampung

e) Membandingkan konstruksi berita ekonomi bidang pertanian antara SKH Lampung Post dan Tribun Lampung.

1.4Manfaat Penelitian Manfaat praktis:

1. Penelitian ini dapat menjadi referensi penulisan berita ekonomi pertanian pada surat kabar harian.

2. Penelitian ini dapat menjadi bahan pembanding konstruksi berita ekonomi pertanian antara SKH Lampung Post dan Tribun Lampung.

3. Penelitian ini dapat menjadi representasi surat kabar lokal dalam memberitakan perekonomian daerah khususnya ekonomi pertanian.

Manfaat teoritis:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan yang berkenaan dengan konsep komunikasi ekonomi, khususnya yang berkenaan dengan pemberitaan surat kabar tentang ekonomi di bidang pertanian.


(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Komunikasi 2.1.1 Surat Kabar

Assegaf (1985:140) memberi definisi surat kabar sebagai penerbitan yang berupa lembaran berisi berita-berita, karangan-karangan dan iklan yang dicetak dan terbit secara tetap atau periodik dan dijual untuk umum. Menurut Effendi surat kabar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Publisitas

Penyebaran kepada publik atau khalayak. 2. Periodisitas

Suatu keteraturan terbitnya surat kabar. Keteraturan itu bisa terbit setiap hari, minggu, sebulan ataupun sebagainya.

3. Universalitas

Mencakup keberagaman isi, mencakup berita ekonomi, politik, sosial, budaya, olahraga, kriminal, dan sebagainya.

4. Aktualitas

Berkaitan dengan termasanya (baru) suatu berita. Berita yang diangkat bisa baru dalam arti kejadian tersebut baru terjadi atau sedang hangat dibicarakan


(25)

ataupun baru dalam artian kejadian tersebut baru pertama kali dimuat dan belum pernah disiarkan oleh media massa lain (Effendi, 1992:62).

Effendi merumuskan sifat surat kabar sebagai berikut:

1. Terekam, yang berarti bahwa berita-berita yang disiarkan oleh surat kabar tersusun dalam alinea, kalimat dan kata-kata yang terdiri atas huruf yang dicetak pada kertas. Dengan demikian, setiap peristiwa atau hal-hal yang diberitakan terekam sedemikian rupa sehingga dapat dibaca setiap saat dan dapat dikaji ulang, dijadikan bahan dokumen, dan dapat dipakai sebagi bukti untuk keperluan tertentu.

2. Menimbulkan perangkat moral secara aktif, karena berita surat kabar yang dikomunikasikan pada khalayak menggunakan bahasa yang tercetak “mati” di atas kertas. Oleh karena itu untuk memahaminya pembaca harus menggunakan perangkat mentalnya secara aktif. Wartawan yang menyusun harus menggunakan bahasa yang umum dan lazim sehingga para pembaca surat kabar yang sangat heterogen akan mudah memahami maksud berita (Effendi, 1999:56).

Fungsi surat kabar adalah sebagai berikut : 1. Menyiarkan informasi

2. Mendidik


(26)

13

2.1.2 Surat Kabar Daerah

Menurut wilayah atau cakupan distribusinya, surat kabar dapat dibedakan menjadi surat kabar daerah dan surat kabar nasional. Perbedaan utama dari dua jenis surat kabar ini adalah pada surat kabar daerah lebih mengedepankan identitas kedaerahan dan segmentasi pembacanya diprioritaskan pada daerah di mana surat kabar tersebut berada, hal ini terlihat dari isi berita yang mengutamakan porsi berita daerah lebih besar dari pada berita nasional maupun internasional. (Djuroto, 1999:45-46).

Menurut Indrawati Tamin (dalam Flournoy: 1986), yang menjadi karakteristik utama dalam surat kabar daerah dan sekaligus membedakannya dengan surat kabar nasional adalah dengan lebih banyaknya porsi halaman untuk berita-berita daerah atau tempat peredaran terbitan. Contoh dari surat kabar daerah antara lain Lampung Post, Tribun Lampung, Radar Lampung, Sumatera Ekspres, dsb.

Berdasarkan definisi di atas, surat kabar daerah adalah surat kabar lokal yang memiliki warna daerahnya, tetapi tidak hanya sekedar menempel pada identitas daerah. Sesuai dengan namanya, surat kabar lokal lebih fokus terhadap permasalahan yang terjadi di daerahnya, dibandingkan dengan surat kabar nasional. Perkembangan surat kabar lokal juga mendukung pelaksanaan otonomi daerah.

2.1.3 Berita

Secara Etimologi istilah berita dalam bahasa Indonesia mendekati istilah “bericht”, dalam bahasa Belanda istilah “bericht (en)” dijelaskan sebagai


(27)

“mededelif” (pengumuman) yang berakar kata dari “made (delen)” dengan sinonim pada “bekerd maker” (memberitahukan, mengumumkan, membuat terkenal) dan “vertelen” (memberitakan atau memberitahukan).

Menurut Nancy Nasution, berita adalah laporan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi, yang ingin diketahui oleh umum, dengan sifat-sifat aktual, terjadi di lingkungan pembaca, mengenai tokoh terkemuka, akibat peristiwa tersebut berpengaruh terhadap pembaca ( Basuki 1983:1 dalam Skripsi Erie Khafif Mufti: 2009). Berita dapat dikaitkan dengan laporan kejadian atau peristiwa yang terjadi. Berita adalah kabar keseharian, laporan kejadian yang menarik; berita adalah realitas-tangan-kedua (second-hand-reality); berita tidak hanya kejadian yang kebetulan, berita ternyata bisa dibuat dan direkayasa.Dari pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan berita adalah representasi dari kejadian/ peristiwa penting dan menarik yang benar-benar terjadi, yang ditampilkan oleh media massa.

2.1.4 Struktur Berita

Sebuah kisah berita seperti sebuah bangunan, maka tampaklah bahwa cerita itu merupakan sebuah struktur bangunan kisah dengan bagian-bagiannya. Sebuah berita secara sederhana terdiri dari : judul, lead/intro, tubuh berita, dan penutup. Struktur berita yang selalu ada pada sebuah berita terdiri dari:

1. Headline atau kepala berita

Kepala biasa disebut judul. Sering juga dilengkapi dengan anak judul. 2. Deadline


(28)

15

Ada yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukkan tempat kejadian dan inisial media.

3. Lead

Lazim disebut teras berita. Ia merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan seluruh berita secara singkat. Dalam penulisan lead untuk media, ada beberapa macam lead yang juga bergantung pada kandungan isi, cara penyajian atau media yang digunakan.

4. Body

Adalah tubuh berita. Isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita (Basuki 1983:22-25 dalam Skripsi Erie Khafif Mufti: 2009).

2.1.5 Jenis Berita Berdasarkan Bentuk Penyajian

Menurut Idiwan (2003:43 dalam Suci Minatiasih, Skripsi), dalam “Dasar-Dasar Jurnalistik”,ada jenis-jenis berita yang dikenal dalam dunia jurnalistik antara lain : 1. Berita lempang atau straight news adalah berita yang langsung pada sasaran (news with strong claim of public attention). Diberitakan tanpa mencampur-baurkan dengan opini penulis, dan disiarkan secara cepat dengan batas penyiaran biasanya 24 jam.

2. Berita bertafsir, adalah berita yang tidak sekedar menyampaikan fakta sebagaimana adanya tetapi juga memberikan latar belakang (sebab akibat


(29)

peristiwa terjadi) keadaan yang mungkin berkembang atau yang mungkin terjadi.

3. Berita investigasif, adalah berita yang dihasilkan lewat sebuah proses penyelidikan atau investigasi yang biasanya berangkat dari keresahan atau kasus penting yang perlu diketahui oleh masyarakat luas. Seringkali wartawan mendapatkan berita berdasarkan pendapat dari sumber berita yang ingin jati dirinya dirahasiakan.

4. Berita kedalaman, adalah nyaris sama dengan berita investigatif. Bedanya berita ini tidak ditulis berdasarkan pengungkapan sesuatu yang dirahasiakan, tapi lebih jauh mencari tali temali sesuatu sehingga pembaca memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang duduk perkara sesuatu.

5. Analisis berita, adalah berita yang berkedalaman namun menyajikan juga kemungkinan yang akan dan bisa terjadi sehubungan dengan peristiwa yang menjadi topik penulisan.

2.1.6 Nilai Berita

Sebuah berita layak diangkat sebagai berita karena ia dipandang memiliki nilai berita (news value). Semakin tinggi nilai beritanya semakin layak ia diangkat sebagai berita. Peristiwa-peristiwa dan situasi-situasi tertentu bisa dipandang sebagai layak berita (newsworthy) karena umumnya hal tersebut memiliki karakteristik.

Di Amerika Serikat, seperti kata Doris A. Graber, nilai berita yang banyak dianut media massa adalah: luar biasa, menghibur, tidak asing, dekat, konflik, dan


(30)

17

kekerasan (Graber 1993: 131). Di Indonesia, nilai berita yang memasyarakat adalah penting, terkenal, luar biasa, dekat, aktual, dan manusiawi. Meskipun demikian, tidak ada satu kekuatan pun yang bisa memaksa media massa, baik di Amerika Serikat maupun di Indonesia, untuk memenuhi nilai berita yang umum tersebut. Semua media massa bebas menentukan nilai berita yang akan dianut. Sejumlah faktor yang membuat sebuah kejadian memiliki nilai berita (news value), adalah :

1. Keluarbiasaan (unusualness)

Dalam pandangan jurnalistik, berita bukanlah suatu peristiwa biasa. Berita adalah suatu peristiwa luar biasa (news is unusual). Untuk menunjukkan berita bukanlah suatu peristiwa biasa, Lord Northchliffe menegaskan (Mot, 1958 dalam Sumadiria, 2005:81), apabila ada orang digigit anjing maka itu bukanlah berita, tetapi sebaliknya apabila orang menggigit anjing maka itulah berita.

2. Akibat (impact)

Berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas. Suatu peristiwa tidak jarang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan masyarakat. Semakin besar dampak sosial, budaya, ekonomi atau politik yang ditimbulkannya, maka semakin besar nilai berita yang dikandungnya. Dampak suatu pemberitaan bergantung pada beberapa hal, yakni seberapa banyak khalayak yang terpengaruh, pemberitaan itu langsung mengena kepada khalayak atau tidak, dan segera tidaknya efek berita itu menyentuh khalayak media surat kabar, radio, atau televisi yang melaporkannya. 3. Aktual (timeliness)

Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru terjadi. Secara sederhana aktual berarti menunjuk pada peristiwa yang baru atau yang sedang terjadi. Sesuai


(31)

dengan definisi jurnalistik, media massa haruslah memuat atau menyiarkan berita-berita aktual yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Kebaruan atau aktualitas itu terbagi dalam tiga kategori, yaitu : aktualitas kalender, aktualitas waktu dan aktualitas masalah.

4. Kedekatan (proximity)

Berita adalah kedekatan, yang mengandung dua arti yaitu kedekatan geografis dan kedekatan psikologis. Kedekatan geografis menunjuk pada suatu peristiwa atau berita yang terjadi di sekitar tempat tinggal kita. Sedangkan kedekatan psikologis lebih banyak ditentukan oleh tingkat keterikatan pikiran, perasaan, atau kejiwaan seseorang dengan suatu objek peristiwa atau berita.

5. Konflik (conflict)

Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat dengan dimensi pertentangan. Berita konflik adalah berita tentang pertentangan dua belah pihak atau lebih, menimbulkan dua sisi reaksi dan akibat yang berlawanan. Ada pihak yang setuju (pro) dan ada juga pihak yang kontra.

6. Orang Penting (news maker, prominence)

Berita adalah tentang orang-orang penting, orang-orang ternama, pesohor, selebriti, publik figur. Jangankan ucapan dan tingkah lakunya, namanya saja sudah membuat berita. Teori jurnalistik menegaskan, nama menciptakan berita (names makes news). Kehidupan para publik figur memang dijadikan ladang emas bagi pers dan media massa terutama televisi.

7. Ketertarikan Manusiawi (human interest)

Kadang-kadang suatu peristiwa tak menimbulkan efek berarti pada seseorang, sekelompok orang, atau bahkan lebih jauh lagi pada suatu masyarakat tetapi telah


(32)

19

menimbulkan getaran pada suasana hati, suasana kejiwaan, dan alam perasaannya. Hanya karena naluri, nurani dan suasana hati kita merasa terusik, maka peristiwa itu tetap mengandung nilai berita. Para praktisi jurnalistik mengelompokkan kisah-kisah human interest ke dalam berita ringan, berita lunak (soft news).

2.1.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Isi Media

Media merupakan lapangan tempat pembentukan makna. Lebih jauh, media dipandang memiliki peran untuk membentuk “production of concent”, bukannya “reflection of consensus” yang sudah ada di masyarakat (Griffin, Em, 2000: 338-340). Organisasi media dan individu yang bekerja di dalam media berperan besar dalam proses konstruksi realitas ini.

Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Resse (1996) mengatakan isi media dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terkandung dalam beberapa level :

1. Level individual

Level individu penting karena adanya kecenderungan bahwa latar belakang berpengaruh terhadap cara kita memandang dunia. Dalam produksi isi media, para pekerja media membantu mendefinisikan perilaku apakah yang dapat diterima atau tidak dalam masyarakat. Oleh karena itulah, dibutuhkan individu yang mampu berfikir kritis dalam menanggapi berbagai isu dan peristiwa.

2. Level rutinitas media (media routine)

Rutinitas media berhubungan dengan mekanisme dan proses penentuan artikel berita. Struktur berutinitas tinggi ini sering kali kurang fleksibel karena setiap


(33)

pekerja hanya menguasai bidang yang bisa ditanganinya (Shoemaker dan Resse, 1996:48-49). Rutinitas ini mengarahkan pekerja media untuk selalu bekerja sesuai dengan cerita apa yang tersedia, dapat menarik perhatian audiens, dan mampu memenuhi kebutuhan organisasi (ruang, persyaratan, dll). Media tidak akan mampu menanggulangi kejadian-kejadian tak terduga dan tak terbatas yang terjadi setiap hari tanpa sistem. Organisasi media harus mengatur rutinitas kerja untuk mengontrolnya.

3. Level oganisasi

Level organisasi menekankan perbedaaan-perbedaan pada peran organisasional, struktur internal, tujuan, teknologi dan pasar yang terbentuk dari faktor kepemilikan, tujuan dan kebijakan organisasi. McQuail (1996:167) mengatakan bahwa sebab-sebab organisatoris/teknik dapat menimbulkan konsekuensi ideologis yang tampak pada gambaran dunia yang ditampilkan oleh media.

Organisasi dapat didefinisikan sebagai kesatuan ekonomi secara sosial, formal, dengan memanfaatkan pekerja media untuk memproduksi isi media. Organisasi diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, dibentuk oleh bagian-bagian yang saling terikat, dan tersusun secara birokratis agar anggotanya menjalankan fungsi yang terspesialisasi, dalam aturan standar.

4. Level ekstramedia/ di luar organisasi media

Level ekstramedia berhubungan dengan kepentingan organisasi lain di luar media yang bersangkutan termasuk di dalamnya adalah pengiklan yang mempertimbangkan rating dan market share audiens, kebijakan/ kontrol


(34)

21

pemerintah, lingkungan bisnis yang berhubungan dengan kompetisi, karakteristik pasar, afiliasi institusi dan teknologi.

5. Level ideologi

Ideologi di sini diartikan sebagai kerangka berpikir atau kerangka referensi tertentu yang digunakan individu untuk melihat realitas dan bagaimana mereka menghadapinya. Ideologi adalah mekanisme simbolik yang berfungsi sebagai kekuatan kohesif dan integratif dalam masyarakat. Raymond Williams (1977) mendefinisikan ideologi sebagai sebuah sistem makna, nilai dan kepercayaan secara relatif formal dan terartikulasi, yang dapat dianggap sebagai sebuah world view atau cara pandang kelas tertentu terhadap dunia luar. Ideologi bukanlah sistem kepercayaan pribadi, melainkan mewakili fenomena di level sosial (Shoemaker & Resse, 1996:222)

2.1.9 Teori Agenda Setting

Teori Penentuan Agenda (bahasa Inggris: Agenda Setting Theory) adalah teori yang menyatakan bahwa media massa merupakan pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan media massa untuk mentransfer dua elemen yaitu kesadaran dan informasi ke dalam agenda publik dengan mengarahkan kesadaran publik serta perhatiannya kepada isu-isu yang dianggap penting oleh media massa. (McComb dan Reynolds, 2002 dalam Mulyadi; internet) menjelaskan bahwa peran agenda-setting adalah kemampuan media massa untuk mempengaruhi topik yang dianggap penting dalam agenda publik. Atau, dalam bahasa Severin & Tankard (1988: 264 dalam Mulyadi; internet), agenda-setting merupakan gagasan


(35)

bahwa media, melalui berita yang disampaikan, akan menentukan isu apa yang dianggap penting oleh publik.

Teori Agenda Setting pertama dikemukakan oleh Walter Lippman (1965) pada konsep “The World Outside and the Picture in our head”, penelitian empiris teori ini dilakukan Mc Combs dan Shaw ketika mereka meneliti pemilihan presiden tahun 1972. Mereka mengatakan antara lain walaupun para ilmuwan yang meneliti perilaku manusia belum menemukan kekuatan media seperti yang disinyalir oleh pandangan masyarakat yang konvensional, belakangan ini mereka menemukan cukup bukti bahwa para penyunting dan penyiar memainkan peranan yang penting dalam membentuk realitas sosial kita, ketika mereka melaksanakan tugas keseharian mereka dalam menonjolkan berita. Khalayak bukan saja belajar tentang isu-isu masyarakat dan hal-hal lain melalui media, mereka juga belajar sejauh mana pentingnya suatu isu atau topik dari penegasan yang diberikan oleh media massa.

Dampak media massa, kemampuan untuk menimbulkan perubahan kognitif di antara individu-individu, telah dijuluki sebagai fungsi agenda setting dari komunikasi massa. Disinilah terletak efek komunikasi massa yang terpenting, kemampuan media untuk menstruktur dunia untuk khalayak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ada tidaknya agenda setting adalah framing; priming; frekuensi dan intensitas pemberitaan/penayangan; dan kredibilitas media di kalangan audiens. Framing adalah sebuah proses yang mana jurnalis, reporter, editor mengemas isu/kejadian menjadi sajian yang lebih menyentuh dan lebih menarik. Bagaimana isu/kejadian dikemas merupakan faktor


(36)

23

penentu terhadap derajad pentingnya isu di kalangan audiens. Framing yang dilakukan media membuat suatu berita terus menerus ditayangkan di media sehingga muncul agenda publik. Framing adalah proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain. Masyarakat akan menjadikan topik utama yang diangkat oleh media sebagai bahan perbincangan sehari-hari. Pengaruh dari teori agenda setting terhadap masyarakat dan budaya sangat besar, bahkan hingga menyentuh lapisan masyarakat menengah ke bawah. Sedangkan priming mengacu pada sebuah metafora, yaitu kemampuan program pemberitaan untuk mempengaruhi kriteria yang dapat digunakan oleh para individu untuk menilai performance pemimpin politik mereka.

2.1.10 Studi Komparatif

Dalam kamus besar bahasa indonesia yang dimaksud dengan studi adalah penelitian ilmiah, kajian, telaahan. Sedangkan pengertian komparatif adalah berdasarkan perbandingan. Van Dalen dalam Suharsimi Arikunto (1993: 23) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan dua atau tiga kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya.

Perbandingan berasal dari kata banding, yang artinya timbang, yaitu menentukan bobot dari sesuatu objek atau beberapa objek. Dengan demikian, kata perbandingan dapat disamakan dengan pertimbangan, yaitu perbuatan


(37)

menentukan bobot sesuatu atau beberapa objek, di mana untuk keperluan tersebut objek atau objek-objek disejajarkan dengan alat pembandingnya.

Jadi studi komparatif adalah suatu penelitian ilmiah yang membandingkan dua atau lebih (variabel atau gejala) untuk mengungkapkan persamaan dan perbedaannya. Studi komparatif hanya akan terjadi jika terdapat dua variabel atau lebih sebagai alat pembandingnya. Dalam penelitian ini, studi komparatif berarti perbandingan konstruksi berita ekonomi yang terdapat pada SKH Lampung Post dan Tribun Lampung untuk mengetahui gambaran berita pada kedua surat kabar. Sebagai dasar perbandingan adalah desain analisis isi uji beda, yaitu perbandingan antar-komunikator dengan tujuan untuk melakukan perbandingan isi pesan berdasarkan komunikator yang berbeda.

2.2Tinjauan Ekonomi Bidang Pertanian 2.2.1 Tinjauan Ekonomi

Secara umum, ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber daya material individu, masyarakat dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan atau distribusi.

Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶ κος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan ό ος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum,"


(38)

25

dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.

Ekonomi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan); pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dsb. yang berharga; tata kehidupan perekonomian (suatu negara); urusan keuangan rumah tangga (organisasi, negara).

Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikro ekonomi versus makro ekonomi. Tindakan ekonomi adalah setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling baik dan paling menguntungkan. Motif ekonomi adalah alasan ataupun tujuan seseorang sehingga seseorang itu melakukan tindakan ekonomi. Prinsip ekonomi merupakan pedoman untuk melakukan tindakan ekonomi yang di dalamnya terkandung asas dengan pengorbanan tertentu diperoleh hasil yang maksimal.

2.2.2 Tinjauan Ekonomi Bidang Pertanian

Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Objek agribisnis dapat berupa tumbuhan, hewan, ataupun organisme lainnya. Kegiatan budidaya merupakan inti agribisnis, meskipun suatu perusahaan agribisnis tidak harus melakukan sendiri kegiatan ini.


(39)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud ekonomi pertanian adalah ekonomi yang berdasarkan produksi hasil aktivitas bercocok tanam. Jadi, yang dimaksud ekonomi bidang pertanian adalah kegiatan ekonomi berupa produksi, distribusi, dan atau konsumsi barang-barang pertanian yang mencakup sumber daya hewan dan tumbuhan ataupun bahan pangan, ternak, dan produk-produk industri pertanian.

Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya. Ekonomi dalam bidang pertanian dibagi menjadi beberapa subsektor, yaitu sebagai berikut:

1. Bercocok tanam dan hortikultura

Adalah kegiatan ekonomi di bidang pertanian yang inti usahanya membudidayakan tanaman seperti padi dan sayur-sayuran/ hortikultura.

2. Peternakan

Adalah kegiatan ekonomi bidang pertanian yang inti kegiatannya adalah budidaya hewan ternak. Berdasarkan golongan hewan, peternakan dibagi menjadi ternak besar seperti sapi dan kerbau, ternak kecil seperti kambing dan biri-biri, dan ternak unggas seperti ayam, bebek dan kalkun.

3. Perkebunan

Adalah kegiatan ekonomi dalam bidang pertanian yang usaha budidayanya dilakukan pada lahan kering seperti lahan darat, tegalan, huma, dan ladang. Sebagai contoh adalah usaha perkebunan sawit, karet, dan kopi.


(40)

27

Merupakan kegiatan ekonomi dalam bidang pertanian untuk membudidayakan ikan, belut, udang, dsb. Usaha perikanan ini bedakan menjadi usaha generatif, yaitu melalui proses pemeliharaan/ budidaya; dan usaha ekstraktif, yaitu hanya mengumpulkan hasil tanpa membudidayakannya, contoh penangkapan ikan di laut.

5. Kehutanan

Adalah kegiatan ekonomi di bidang pertanian yang berwujud usaha eksploitasi hutan yang bukan termasuk agroforestri. Contohnya adalah pengambilan rotan di hutan, pengambilan gubal gaharu dihutan, penebangan kayu hutan, dll. Umumnya pertanian ini merupakan pertanian ekstraktif.

Usaha pertanian memiliki dua ciri penting, yaitu selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki resiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi.


(41)

2.3 Tinjauan Permasalahan` 2.3.1 Masalah Berita Ekonomi

Berita ekonomi merupakan berita yang penting bagi hampir semua orang, baik masyarakat golongan atas maupun golongan bawah. Oleh karena beragamnya khalayak pembaca, penggunaan bahasa berita yang sederhana dan mudah dipahami menjadi salah satu syarat utama dalam penulisan berita ekonomi. Dalam membuat berita ekonomi, setiap wartawan ataupun editor hendaknya memperhatikan siapa khalayak pembacanya. Beberapa istilah ekonomi seperti pasar valuta asing lapis kedua, pasar otonom, suku bunga antar bank, Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, nilai tukar, cadangan devisa, volume investasi per tahun, angka kemiskinan, deflasi dsb. tidak semua orang mengerti dalam memahami arti istilah tersebut. Hal ini tentunya mengakibatkan informasi yang terdapat dalam berita tersebut tidak sampai kepada khalayak pembaca.

Wartawan berita ekonomi dan bisnis sering menuliskan jargon1 dari ekonom, bankir, dan pejabat pemerintah daripada menggunakan bahasa yang lazim digunakan banyak orang dalam percakapan sehari-hari. Sebagai contoh kutipan adalah “Pejabat menyeru produsen barang-barang industri, konsumsi, dan produk-produk lain di dalam negeri agar terlibat dalam „kampanye‟ pengunaan bahan-bahan dasar dari dalam negeri”. Gaya kalimat tersebut sangat akrab, tetapi banyak pembaca tidak memahaminya. Dalam bahasa sederhananya, pejabat itu mendesak agar industriwan dalam negeri hanya menggunakan bahan-bahan mentah dari dalam negeri. Bagi ekonom, jargon-jargon itu bukan masalah; mereka

1

Jargon adalah kosakata khusus yang digunakan dalam bidang kehidupan (lingkungan) tertentu.


(42)

29

saling memahaminya. Sebaliknya, bagi sebagian besar pembaca, jargon ekonomi membingungkan.

Ranah liputan berita ekonomi demikian luas. Perbankan, kredit macet, pergerakan suku bunga dan kurs plus inflasi, regulasi pemerintah, perburuhan, pasar modal, indeks harga saham, obligasi dan surat berharga lainnya, real estate dan properti, bisnis sektor riil, perusahaan, merger dan akuisisi, privatisasi, anggaran dan defisit negara, perdagangan ekspor-impor, prospek investasi, perpajakan, waralaba dan lisensi, peta persaingan usaha, serta profil pengusaha sukses. Meski beragam tema liputan, tetapi yang dihadapi adalah angka dan statistika. Berapa besar pertumbuhan, kenaikan, penurunan, dan sejumlah rupiah atau dolar. Meski angka menjadikan berita lebih berwibawa dan akurat, wartawan harus berusaha meninggalkan angka-angka yang tak penting.

Beberapa wartawan biasanya langsung menuliskan kata-kata ataupun keterangan resmi dari narasumber ataupun lembaga, sehingga berita yang ditulis berupa data mentah tanpa keterangan seperti arti penting dari berita tersebut ataupun akibat langsung bagi masyarakat. Selain itu, banyak pembaca yang memandang angka terlalu kering dan sulit dicerna. Sebuah berita dengan banyak angka akan menjadi membosankan dan sulit dipahami.

Prinsip utama dalam jurnalistik adalah meliput dari dua sisi (cover both side). Tetapi sering seorang reporter menerima pemberitaan rutin dari sebuah perusahaan dan menuliskan beritanya tanpa melakukan liputan dua sisi seperti wawancara dengan narasumber lain terkait pemberitaan tersebut. Ataupun reporter mendapatkan informasi rahasia tentang rencana sebuah perusahaan dan segera


(43)

menuliskannya. Meski seluruh informasi yang dibutuhkan seorang reporter tampaknya sudah siap, bila hanya terdapat satu sumber informasi, jarang diperoleh gambaran yang lengkap terhadap suatu hal/peristiwa.

Berita bisnis berhubungan dengan angka. Namun lebih dari itu, ia sekaligus juga menyangkut manusia. Wartawan sering melupakan sisi-sisi kemanusiaannya dan lebih terfokus pada angka-angka. Padahal tujuan penyajian berita ekonomi adalah mudah dipahami, kemudian membuatnya menjadi menarik. Dan, memanusiakan berita ekonomi dan binis seperti kisah human interest lebih menarik bagi pembaca.

Seorang wartawan bisnis dituntut untuk tidak hanya melaporkan apa yang terjadi atau apa yang dikatakan seseorang, tapi juga menjelaskan maknanya. Sebuah tulisan berita harus menjelaskan kepada pembaca apa akibat sebuah peristiwa, mengapa peristiwa itu penting bagi perusahaan, bagi angkatan kerja, bagi,industri, bagi negara. Mengapa pula ia penting bagi pembaca. Beberapa penerbitan dan kantor berita cenderung menjauhkan diri dari analisis karena wartawan akan berhadapan dengan kendala politis.

2.3.2 Karakteristik Berita Ekonomi

Dalam liputan di lapangan ekonomi dan bisnis yang terbiasa berhadapan dengan kerangka statistik dan akuntansi dalam beritanya, informasi dari wartawan ataupun media massa telah mempengaruhi keputusan-keputusan ekonomi dan politik, termasuk kehidupan masyarakat. Berita ekonomi menempatkan diri sebagai salah satu berita penting yang harus ada dalam media massa, apakah itu


(44)

31

media massa elektronik seperti televisi ataupun media massa cetak seperti surat kabar. Masalah-masalah ekonomi terutama yang menyangkut kehidupan masyarakat luas seperti kenaikan bahan bakar minyak (BBM), kenaikan bahan pangan pokok serta isu-isu ekonomi menjadi berita utama dalam media massa. Berita ekonomi mempengaruhi seluruh lapisan masyarakat, baik masyarakat kalangan atas ataupun masyarakat kalangan bawah.

Ruang lingkup berita ekonomi sangat luas, topiknya antara lain perbankan, kredit macet, pergerakan suku bunga dan kurs, inflasi, regulasi pemerintah, perburuhan, pasar modal, indeks harga saham, obligasi dan surat berharga lainnya, real estate dan properti, bisnis sektor riil, perusahaan, merger dan akuisisi, privatisasi, anggaran dan defisit negara, perdagangan ekspor-impor, prospek investasi, perpajakan, waralaba dan lisensi, peta persaingan usaha, serta profil pengusaha sukses. Meski beragam tema liputan, tetapi pada intinya yang dihadapi adalah angka dan statistika. Berapa besar pertumbuhan, kenaikan, penurunan, dan sejumlah rupiah atau dolar.

Berita ekonomi sering mengambil sudut pandang atau angle konflik kepentingan antara ekonomi besar versus ekonomi kecil. Kebijakan pemerintah yang membolehkan pedagang besar, bermodal besar dengan layanan yang memuaskan versus pedagang kecil, modal kecil dan layanan apa adanya biasanya menjadi sudut pandang berita ekonomi yang menarik. Dalam pemberitaan-pemberitaan di media massa cetak, berita ekonomi sering mengkritisi kebijakan pemerintah yang cenderung lebih menguntungkan pemodal besar daripada berpihak kepada rakyat kecil. Teknik penyampaian pesan yang digunakan biasanya dengan mengisahkan


(45)

human interest seperti kehidupan pedagang kecil, yang berpenghasilan pas-pasan. Selain itu juga dengan membentuk opini publik dengan memberitakan dampak adanya monopoli perdagangan oleh pedagang bermodal besar.

Tetapi ada juga media yang secara tidak langsung mendukung kebijakan pemerintah dengan menampilkan sudut pandang yang berbeda seperti dengan adanya pedagang dengan modal besar yang mendirikan mal, supermarket, toserba maka akan meningkatkan arus perputaran uang dan ekonomi, sehingga menggiring khalayak pembaca untuk mendukung kebijakan pembangunan pasar modern tersebut.

Berita ekonomi juga selalu menyajikan perkembangan indeks harga saham, indeks komoditas, ataupun indeks valuta asing. Berita mengenai nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat selalu menjadi berita utama dalam berita mengenai indeks harga saham gabungan. Bahasa yang digunakan banyak berasal dari istilah ekonomi, sehingga berita-berita seperti ini khusus diperuntukan untuk ekonomi kelas menengah ke atas.

2.3.3 Karakteristik Berita Ekonomi pada Surat Kabar Harian

Surat kabar harian merupakan media massa cetak yang terbit setiap hari. Karena sifatnya itu, berita-berita yang ditampilkan adalah berita aktual dan menarik. Berita ekonomi bidang pertanian pada surat kabar memberikan porsi yang lebih banyak untuk berita-berita lokal terutama yang menyangkut berita ekonomi politik seperti regulasi pemerintah ataupun program yang diberikan pemerintah untuk masyarakat.


(46)

33

Surat kabar lebih banyak menggunakan liputan satu sisi, misalkan berita hanya bersumber dari pemerintah seperti Badan Pusat Statistik (BPS) sehingga berita yang ditampilkan secara tidak langsung didominasi pemberitaan tentang kemajuan daerah secara agregat. Kedalaman konteks dan keluasan perspektif adalah nalar dan keterampilan yang justru banyak hilang dari dapur jurnalisme sekarang ini, digerus oleh jadwal berita yang makin pendek dan cepat, dipengaruhi oleh kepemilikan media dan ideologi media yang makin menggilai benda-benda.

2.3.4 Konstruksi Berita

Realitas-realitas peristiwa yang terjadi dalam semua aspek kehidupan yang meliputi : aspek sosial, hukum, ekonomi, poitik, agama dll semuanya merupakan bahan-bahan utama proses terjadinya suatu berita yang akan disajikan pada masyarakat. Para pemangku kepentingan dalam produk berita suatu media massa (Aceng Abdullah: 2000) seperti Pemimpin Redaksi, Dewan Redaksi, Redaktur pelaksana, Sekretaris Redaksi, Staf Redaksi, Redaktur Desk hingga wartawan mempunyai peran penting bagaimana suatu berita dapat di ekpose dengan kadar kualitas jurnalisme yang baik. Diantara semua pemangku kepentingan diatas, peran ujung tombak terdepan dan strategis adalah wartawan, karena wartawan adalah insan jurnalis yang pertama kali meliput suatu pemberitaan dilapangan, dalam peran ini pulalah suatu kualitas berita dengan bobot baik sangat menentukan. Prinsip-prinsip jurnalisme yang senantiasa mengutamakan aspek Aktualitas, faktualitas, Impartialitas senantiasa menjadi rujukan utama semua wartawan selain itu pula rambu-rambu regulasi ( UU Pers no 40 tahun


(47)

1999 ) maupun kode etik jurnalistik menjadi batasan gerak profesional para wartawan akan senantiasa dijadikan sebagai pegangan.

Namun demikian pada tataran dilapangan, apabila kita cermat meneliti dan menelaah suatu berita, tidak jarang pula suatu berita dikonstruksi oleh para pemangku kepentingan dalam media massa berdasarkan sudut pandang yang dimilikinya, sudut pandang ini bisa berasal dari ideologi, visi, misi, pengetahuan, wawasan maupun pengalaman, sehingga realitas peristiwa yang dijadikan berita oleh suatu media cenderung bias. Sehingga realitas obyektif suatu peristiwa akan menjadi realitas media. yaitu suatu realitas peristiwa dilapangan dibangun unsur penambahan atau pengurangan berdasarkan kepentingan tertentu, dalam konteks tersebut terdapat suatu makna dibalik realitas. Stuart Hall dalam Ahmad Mulyana ( 2011) mempertegas bahwa realitas adalah tidaklah secara sederhana dapat dilihat sebagai satu set fakta, tetapi hasil dari ideologi atau pandangan tertentu. Hal ini dapat kita amati dari suatu pemberitaan, framing media akan terlihat seperti penonjolan kata-kata tertentu, berita dengan foto-foto gambar tertentu, pengurangan unsur-unsur penting menjadi tidak penting, penonjolan ataupun pengurangan narasumber yang tidak sesuai dengan ideologi media, pengulangan gambar-gambar yang sama secara selintas secara berulang-ulang, penggiringan opini tertentu dalam suatu forum dialog dll, sehingga prinsip-prinsip jurnalistik yang berlaku tipis pelaksanaannya dalam tingkat realisasi.

Dalam penelitian ini dianalisis bagaimana suatu peristiwa ekonomi bidang pertanian dikonstruksi menjadi sebuah berita ekonomi bidang pertanian. Bagaimana berita menggambarkan keadaan ekonomi bidang pertanian, apakah


(48)

35

media lebih banyak memberitakan kemajuan-kemajuan perekonomian di bidang pertanian atau lebih banyak memberitakan buruknya keadaan ekonomi bidang pertanian.

2.4 Kerangka Berfikir

Kerangka pikir merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan yang dapat mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan teoritis.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin membandingkan konstruksi berita ekonomi bidang pertanian antara Surat Kabar Harian Lampung Post dan Surat Kabar Harian Tribun Lampung. Sampel penelitian adalah semua berita ekonmi bidang pertanian pada edisi bulan Januari 2012. Adapun analisis yang digunakan adalah analisis isi kuantitatif dilihat dari agenda media berdasarkan teori agenda setting.

Perbandingan Konstruksi Berita Ekonomi Bidang Pertanian


(49)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.1 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi kuantitatif.

Menurut Barelson, analisis isi adalah suatu teknik penelitian yang dilakukan secara objektif, sistematis dan deskripsi kuantitatif dari isi komunikasi yang tampak (manifest). Holsti mengatakan, analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi yang dilakukan secara objektif dan identifikasi sistematis dari karakteristik pesan. Sedangkan menurut Krippendorf, analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi yang dapat direplikasi (ditiru) dan sahih datanya dengan memperhatikan konteksnya (seperti dikutip Eriyanto, 2011: 15).

Analisis isi kuantitatif adalah suatu teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan menarik inferensi dari isi. Analisis isi ditujukan untuk mengidentifikasi secara sistematis isi komunikasi yang tampak

1

Metode Penelitian, Jenis Penelitian, dan Data Penelitian,” http://merahitam.com/-metode-penelitian- jenis-dan-data.html (akses 09 Juli 2012)


(50)

37

(manifest), dan dilakukan secara objektif, valid, reliabel, dan dan dapat direplikasi.2 Prosedurnya ialah dengan jalan mengukur atau menghitung aspek dari berita itu dan menyajikannya secara kuantitatif. Analisis isi kuantitatif yang dipakai hanya memfokuskan pada bahan tersurat saja. Peneliti hanya meng-coding (memberi tanda) apa yang dilihat.

3.2 Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan batasan terhadap variabel yang dijadikan pedoman dalam penelitian ini sehingga tujuan atau awal arahnya tidak menyimpang. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Surat kabar adalah media massa cetak yang digunakan untuk menyebarkan informasi kepada khalayak pembaca yang bersifat heterogen. Dalam penelitian ini, surat kabar yang dimaksud adalah SKH Lampung Post dan SKH Tribun Lampung.

2. Berita ekonomi pertanian adalah berita yang berhubungan dengan masalah pemenuhan kebutuhan manusia di bidang ekonomi pertanian seperti produksi, distribusi, dan konsumsi barang pertanian. Berita ekonomi selalu berkaitan dengan kenaikan, penurunan, pertumbuhan, dan jumlah uang dan barang. Sektor pertanian meliputi pertanian bercocok tanam dan holtikultura, peternakan, perikanan dan kelautan, perkebunan, hasil hutan, dan produk-produk industri pertanian. Penelitian ini hanya akan meneliti berita ekonomi

2 Eriyanto, Analisis Isi:Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Prenada Media, 2011) hal. 15.


(51)

pertanian, bukan iklan ataupun advertorial (iklan yang dikemas dalam bentuk berita).

3. Konstruksi berita, adalah penyusunan berita dalam surat kabar berdasarkan pemilihan berbagai fakta dan sudut pandang tertentu. Penulisan berita merupakan pekerjaan merekonstruksikan realitas sosial, bukan merupakan gambaran dari realitas sosial itu sendiri. Tidak ada seorangpun yang sanggup merekonstruksikan realitas sosial secara lengkap sehingga penulisan berita merupakan pemilihan fakta yang sesuai dengan kepentingan media. Selain itu, suatu peristiwa tidak dapat diberitakan secara lengkap karena keterbatasan waktu (deadline) dan tempat pada kolom/halaman surat kabar.

Konstruksi berita positif adalah bagaimana berita menggambarkan perekonomian secara positif. Berita melaporkan perekonomian masyarakat secara positif. Hal ini dapat diketahui dengan memperhatikan berita menyebutkan kemajuan yang dicapai, ekonomi meningkat, keberhasilan pemerintah dalam mengatasi masalah ekonomi, dll.

Konstruksi berita negatif adalah bagaimana media menggambarkan perekonomian secara negatif. Berita melaporkan perekonomian masyarakat secara negatif, yaitu dengan memperhatikan kalimat bernada negatif seperti perekonomian memburuk, banyaknya masyarakat miskin, ketidakmampuan dalam mengatasi masalah ekonomi, ketidakpedulian pemerintah terhadap petani, dll.


(52)

39

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur (Masri Singaribun dan Sofian Effendi, 1989:23). Operasionalisasi pada dasarnya adalah menurunkan konsep sehingga dapat menjadi operasional, dapat diukur (diteliti). Penelitian ini mengoperasionalisasikan konsep yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai berita adalah acuan yang digunakan oleh para jurnalis, yakni para reporter dan editor, untuk memutuskan fakta yang pantas dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik. Kriteria mengenai nilai berita merupakan patokan berarti bagi reporter. Dengan kriteria tersebut, seorang reporter dapat dengan mudah mendeteksi mana peristiwa yang harus diliput dan dilaporkan, dan mana peristiwa yang tak perlu diliput dan harus dilupakan.

2. Tema berita adalah topik utama yang menjadi bahan berita dan isu sentral dari suatu berita. Berita ekonomi pertanian biasanya didominasi berita mengenai produksi dan distribusi barang. Selain itu, penelitian ini meneliti topik berita ekonomi pertanian yang meliputi produksi dan distribusi barang, regulasi/ kebijakan, harga barang, kelangkaan barang, kemiskinan, analisis ekonomi, kisah sukses, ekonomi politik, ekonomi budaya, kritik terhadap pemerintah, dan masalah ekonomi bidang pertanian.

3. Sumber berita adalah pihak yang menjadi referensi/ sumber informasi dalam suatu berita. Sumber berita dalam berita ekonomi pertanian biasanya didominasi pejabat pemerintah/ pejabat pertanian, ahli ekonomi, dan kelompok petani.


(53)

4. Kecenderungan isi berita adalah gambaran umum dari berita yang ditampilkan. Kecenderungan isi berita dalam melaporkan berita ekonomi pertanian yang terjadi pada masyarakat terbagi menjadi 2 macam yaitu berita yang menggambarkan keadaan ekonomi positif dan berita yang menggambarkan keadaan ekonomi negatif. Berita menggambarkan perekonomian secara positif dapat diketahui dengan memperhatikan berita menyebutkan kemajuan yang dicapai, ekonomi meningkat, keberhasilan pemerintah dalam mengatasi masalah ekonomi, dll. Berita menggambarkan perekonomian secara negatif yaitu berita dengan kalimat bernada negatif seperti perekonomian memburuk, banyaknya masyarakat miskin, ketidakmampuan dalam mengatasi masalah ekonomi, ketidakpedulian pemerintah terhadap petani, dll.

5. Cek dan ricek berita adalah apakah berita yang diliput dengan cek dan ricek informasi. Cek ricek di sini merujuk kepada apakah suatu peristiwa telah dicek kebenarannya oleh wartawan atau media. Apakah pernyataan seseorang telah dikonfirmasi untuk mengecek kebenarannya, ataukah dimuat apa adanya oleh media. Ini mekanisme bagaimana media memastikan bahwa informasi yang dimuat dalam berita adalah benar.

6. Liputan dua sisi adalah apakah berita yang menampilkan semua sisi, tidak menghilangkan (omission) dan menyeleksi sisi tertentu untuk diberitakan. Liputan dua sisi merujuk kepada apakah berita berimbang, berita menyajikan informasi secara fair dengan mengetengahkan versi atau pandangan dari pihak yang terlibat. Berita memuat dua sisi, dua pandangan dari


(54)

pihak-41

pihak yang ada. Media memberikan kesempatan kepada versi atau pihak yang beragam untuk dimuat dalam berita. Berita disebut satu sisi (tidak cover both side) jikalau menampilkan berita hanya menampilkan satu pandangan. Sebaliknya disebut dua sisi (cover both story) jikalau berita menampilkan aneka pandangan dari pihak yang berbeda.

7. Pencampuran fakta dan opini adalah pemisahan fakta dari opini, komentar, interpretasi media. Pencampuran fakta dan opini merujuk kepada apakah peristiwa atau komentar diberitakan secara objektif, ataukan didramatisasi, diberikan kata-kata yang memancing emosi, dan memasukan pandangan personal dari wartawan

8. Bahasa berita adalah bagaimana media menggunakan istilah ekonomi dan statistika yang mudah dipahami. Berita ekonomi banyak menampilkan angka-angka dan statistika. Berita ekonomi menampilkan istilah ekonomi yang tidak setiap khalayak mengerti maknanya. Wartawan sering tidak menuliskan pengertian ataupun penjelasan dari istilah ekonomi secara sederhana dan mudah dipahami. Berita lebih banyak didominasi istilah ekonomi yang berasal dari sumbernya tanpa menuliskan makna berita yang mudah dipahami khalayak.

3.4 Populasi dan Sampel

Menurut Eriyanto (2011), populasi adalah semua anggota dari objek yang ingin kita ketahui isinya. Populasi harus didefinmisikan secara jelas agar anggota dari


(55)

populasi dapat ditentukan secara cermat. Populasi yang telah ditentukan dan didefinisikan ini disebut sebagai populasi sasaran (target population). Dalam hal ini yang disebut populasi adalah seluruh berita ekonomi pada surat kabar daerah.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh berita ekonomi bidang pertanian pada SKH Lampung Post dan Tribun Lampung edisi Januari 2012 yang berjumlah 99 berita. Penelitian ini bersifat studi komparatif. Oleh karena itu, peneliti membandingkan antara populasi pada SKH Lampung Post dan Tribun Lampung dengan periode waktu selama Bulan Januari 2012. Jumlah populasi pada SKH Lampung Post adalah 69 berita, sedangkan pada SKH Tribun Lampung sejumlah 30 berita.

3.5 Data Penelitian

Jenis data dalam penelitian ini meliputi: a. Data Primer

Adalah data yang langsung diperoleh dari sumber penelitian, yang berupa teks berita ekonomi pertanian pada SKH Lampung Post dan Tribun Lampung edisi Januari 2012.

b. Data Sekunder

Adalah data tambahan yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti profil organisasi SKH Lampung Post dan Tribun Lampung dan situs internet.


(56)

43

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah dokumentasi. Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data berupa berita ekonomi bidang pertanian pada SKH lampung Post dan SKH Tribun Lampung edisi Januari 2012. Semua berita ekonomi bidang pertanian di Surat Kabar Lampung Post Dan Tribun Lampung Edisi Januari 2012 dikliping, dan kliping berita ini yang kemudian dianalisis.

3.8 Reliabilitas Data

Unit analisis dalam penelitian ini adalah berita ekonomi bidang pertanian pada SKH Lampung Post dan SKH Tribun Lampung. Analisis dilakukan dengan mengisi lembar koding dari berita yang sudah dikumpulkan menjadi kliping. Untuk memenuhi syarat obyektivitas, hasil penghitungan dari proses pengukuran unit analisis perlu diuji kembali. Adapun rumus yang dipakai dalam penghitungan tingkat keterpercayaan intercoder pada penelitian ini menggunakan intercoder reliability dari Holsti (Bulaeng, 2004) sebagai berikut :

�� = 2M

N1 + N2 x100%

Keterangan:

CR : Coefisien Reliability

M : hasil koding yang sama dari dua orang koder N : jumlah objek yang dikategori


(57)

Menurut Lasswell dalam Flournoy (1989), pemberian angka yang menunjukkan kesamaan antara pelaksana koding sebaiknya berkisar antara 70 - 80 persen, dengan demikian proses koding dapat diterima sebagai keterpercayaan.

3.9 Teknik Analisis Data

Hasil dari penelitian ini akan diuji dengan menggunakan uji beda. Uji beda ini dimaksudkan untuk melihat perbedaan isi berita ekonomi bidang pertanian dari sumber (media) yang berbeda, dalam hal ini antara SKH Lampung Post dan Tribun Lampung. Apakah ada perbedaan konstruksi berita antara berita ekonomi bidang pertanian pada SKH Lampung Post dan Tribun Lampung. Umumnya, penelitian ini ingin melihat kasus yang sama dan bagaimana komunikator yang berbeda menghasilkan isi (content) yang berbeda.

Gambar 2. Desain Analisis Isi: Perbandingan Pesan berdasarkan Perbedaan Komunikator

Sumber A (Lampung Post)

Sumber B (Tribun Lampung)

Variabel Isi (berita ekonomi bidang pertanian)

Berita ekonomi bidang pertanian pada

Lampung Post

Berita ekonomi bidang pertanian pada Tribun Lampung


(58)

45

Teknik statistik yang dipakai adalah chi square/ chi kuadrat. Teknik statistik ini dipakai karena menguji perbedaan dalam skala nominal, yakni berupa penghitungan frekuensi pemunculan tertentu. Lewat uji ini akan dibuktikan, apakah jika ada perbedaan isi antara isi SKH Lampung Post dan Tribun Lampung, maka perbedaan itu adalah perbedaan yang signifikan? Artinya, perbedaan itu mencerminkan keadaan yang sesungguhnya ataukah hanya kebetulan yang disebabkan oleh kesalahan sampling. Chi kuadrat adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji probabilitas seperti ini, yang dilakukan dengan cara mempertentangkan antara frekuensi yang benar-benar terjadi, frekuensi yang dapat diobservasi (obseeved frequencies atau O) dengan frekuensi yang diharapkan (Expected Frequencies atau E). Rumus untuk menghitung nilai chi square sebagai berikut :

² =

Σ

O−E ²

� Dimana, x2

adalah chi kuadrat, O adalah frekuensi observasi dan E adalah frekuensi harapan. Teknik statistik chi kuadrat dimaksudkan untuk menguji perbedaan frekuensi pemunculan suatu kasus. Untuk mengetahui apakah besarnya nilai chi kuadrat itu signifikan atau tidak signifikan, dilakukan konsultasi tabel. Nilai taraf signifikansi yang dipakai dalam penelitian ini adalah 1%.


(59)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis data mengenai konstruksi berita ekonomi bidang pertanian pada surat kabar daerah Lampung Post dan Tribun Lampung edisi Januari 2012, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan dalam pembagian berita dimana SKH Lampung Post lebih fokus dengan berita-berita yang berasal dari Ibukota Provinsi, sedangkan SKH Tribun Lampung lebih berimbang dalam menyajikan berita yang berasal dari daerah-daerah kabupaten dengan Ibukota Provinsi. 2. Berita ekonomi bidang pertanian pada SKH Lampung Post lebih beragam dibandingkan SKH Tribun Lampung. Hal ini dapat diketahui dari penggunaan nilai berita pada Lampung Post lebih banyak dibanding pada Tribun Lampung.

3. Kecenderungan isu yang ditampilkan pada Lampung Post lebih banyak bernada positif, dalam arti lebih banyak menggambarkan keberhasilan ekonomi bidang pertanian; seperti panen raya, peluang usaha di bidang pertanian, dsb. Sedangkan SKH Tribun Lampung cenderung menampilkan berita negatif seperti kemiskinan, kelangkaan barang, gagal panen, dll.


(60)

96

4. Kualitas berita ekonomi bidang pertanian pada SKH Lampung Post dan Tribun Lampung, jika dilihat dari ada tidaknya pencampuran fakta dan opini media, liputan dua sisi dan cek ricek berita sudah baik. Akan tetapi secara persentase, Tribun Lampung lebih berkualitas dibandingkan dengan Lampung Post.

5. Berita-berita ekonomi bidang pertanian pada SKH Lampung Post lebih banyak menggunakan istilah ekonomi dan statistika/ perhitungan angka-angka dibandingkan dengan SKH Tribun Lampung.


(61)

6.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan beberapa saran yang mungkin dapat dipertimbangkan, antara lain:

1. Kepada khalayak pembaca surat kabar harian, khususnya SKH Lampung Post dan Tribun Lampung hendaknya lebih aktif dalam memperoleh informasi tentang berita ekonomi bidang pertanian sehingga dapat memperoleh pengalaman yang lebih banyak dan lebih beragam. Sebab informasi dan berita ekonomi bidang pertanian merupakan salah satu pedoman bagi pengambilan keputusan di bidang ekonomi pertanian. 2. Surat kabar harian daerah, dalam hal ini adalah SKH Lampung Post dan

Tribun Lampung hendaknya dapat memaksimalkan informasi-informasi perekonomian khususnya di bidang pertanian sehingga masyarakat semakin terbantu dalam mengambil keputusan ekonomi mengingat bahwa surat kabar sebagai media massa cetak yang berpengaruh bagi khalayak dan menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan masyarakat. Surat kabar hendaknya memberitakan informasi yang penting bagi khalayak dan mendidik agar masyarakat dapat mengambil makna dari suatu peristiwa ekonomi yang terjadi.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Assegaff,D.H.1996. Jurnalistik Masa Kini: Pengantar ke Praktek Kewartawanan Indonesia.Ghalia Indonesia,Jakarta.

Dua, Mikhael. 2008. Filsafat Ekonomi; Upaya Mencari Kesejahteraan Bersama. Yogyakarta: Kanisius

Eriyanto. 2011. Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Kencana. Jakarta

Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi realitas politik dalam media massa; sebuah studi critical discourse analysis terhadap berita-berita politik. Granit. Jakarta McQuail, Denis.,1989. Teori Komunikasi Massa. Erlangga,Jakarta.

McQuail, Dennis. Mass Communication Theory, Second Edition, terj. Agus Dharma Jakarta: Erlangga, 1987

Rakhmat, Jalaluddin.,1991. Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Tom E. et.al. 2008. Pengantar Dasar Jurnalisme (Scholastic Journalism). Jakarta: Kencana


(63)

Minatiasih, Suci, 2009, Konstruksi Berita pada Pemberitaan Insiden Monas 1 Juni 2008 (Analisis Framing Pemberitaan Tentang Insiden Monas 1 Juni 2008 Pada SKH Republika, Media Indonesia, dan Kompas Periode Juni 2008), Skripsi Ilmu Komunikasi Fisip, Unila. Tidak Diterbitkan.

Mukti, Erie Khafif, 2009, Penggambaran Calon Kepala Daerah pada Surat Kabar Daerah (Analisis Framing Pemberitaan Kampanye Calon Kepala Daerah Lampung pada Harian Lampung Post Edisi Juli-Agustus 2008), Skripsi Ilmu Komunikasi Fisip, Unila. Tidak Diterbitkan.

Novianti, Mellia, 2008, Analisis Isi Pemberitaan Media Surat Kabar Daerah Tentang Kecelakaan Pesawat Terbang (Studi pada Pemberitaan SKH Lampung Post Tentang Jatuhnya Pesawat Adam Air Edisi Bulan Januari Tahun 2007), Skripsi Ilmu Komunikasi Fisip, Unila. Tidak Diterbitkan.

Sumber Internet

“Agribisnis.” http://id.wikipedia.org/wiki/Agribisnis (akses pada 11 april 2012). Andre Yuris.“Analisis isi (contentanalysis).”

http://andreyuris.wordpress.com/2009/09/02/analisis-isi-content-analysis/ (akses 03 April 2012).

“Definisi Pengertian Pertanian / Agrikultur.”

http://www.keperawatan.web.id/2008/11/pertanian.html (akses 18 April 2012)

Nirwan Kholid.“Definisiekonomi.”

http://nirwankholid.wordpress.com/2010/10/13/definisi-ekonomi/ (akses 18 april 2012).

“Ekonomi.” http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi (akses 18 April 2012). Yearry Panji.“Komunikasi dan Konstruksi Sosial atasRealitas.”

http://yearrypanji.wordpress.com/2008/06/04/komunikasi-dan-konstruksi-sosial-atas-realitas/ (akses 12 april 2012).

“Konsep DasarBerita.” http://aliefnews.wordpress.com/2008/01/11/konsep-dasar-berita/#comment-183 ( akses 24 april 2012).

Konsep Dasar Pemberitaan.”

http://aliefnews.wordpress.com/2008/01/11/konsep-dasar-pemberitaan/ ( akses 24 april 2012 ).


(64)

Landasan Teori, Kerangka Pikir, Dan Hipotesis Penelitian.”

http://blogbahrul.wordpress.com/2007/11/28/landasan-teori-kerangka-pikir-dan-hipotesis-penelitian/ (akses 20 April 2012).

“Menulis Berita Ekonomi Bisnis.” http://thesocratesmedia.com/menulis-berita-ekonomi-bisnis/ (akses 21 maret 2012).

“Pengertian Agribisnis Yang Banyak Dicari.”

http://www.abdulsidik.com/2011/02/pengertian-agribisnis-yang-banyak.html (akses 11 april 2012).

“Pengertian Agribisnis Yang Banyak Dicari.”

http://www.abdulsidik.com/2011/02/pengertian-agribisnis-yang-banyak.html (akses 20 maret 2012).

“Pengertian dan Definisi Ekonomi Menurut Para Ahli.”

http://carapedia.com/pengertian_definisi_ekonomi_menurut_para_ahli_inf o501.html (akses 18 april 2012).

“Pengertian Pertanian.” http://ghitanatalia.blogspot.com/2011/04/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-di-bidang.html (akses 11 april 2012).

“Pertanian.” http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian (akses 11 april 2012). “Teknik Analisis Data.”


(1)

3= Tidak Jelas. Tidak dapat diidentifikasi secara jelas.

Q13: Ada Tidaknya Liputan Dua Sisi (Cover Both Story) dalam Berita

Liputan dua sisi merujuk kepada apakah berita berimbang, berita menyajikan informasi secara fair dengan mengetengahkan versi atau pandangan dari pihak-pihak yang terlibat. Berita memuat dua sisi, dua pandangan dari pihak-pihak-pihak-pihak yang ada. Media memberikan kesempatan kepada versi atau pihak yang beragam untuk dimuat dalam berita. Berita disebut satu sisi (tidak cover both side) jikalau menampilkan berita hanya menampilkan satu pandangan. Sebaliknya disebut dua sisi (cover both story) jikalau berita menampilkan aneka pandangan dari pihak yang berbeda.

1= Ada. Berita memberi tempat, memuat komentar dari pihak yang

berseberangan. Berita menampilkan bersi yang beragam dari pihak-pihak yang terlibat.

2= Tidak Ada. Berita hanya menampilkan satu pandangan atau satu pihak. Tidak ada upaya dari media untuk menampilkan pandangan atau bersi lain dari peristiwa.

3= Tidak Jelas. Tidak dapat diidentifikasi secara jelas. Q14: Ada Tidaknya Cek Ricek dalam Berita

Cek ricek di sini merujuk kepada apakah suatu peristiwa telah dicek kebenarannya oleh wartawan atau media. Apakah pernyataan seseorang telah dikonfirmasi untuk mengecek kebenarannya, ataukah dimuat apa adanya oleh media. Ini mekanisme bagaimana media memastikan bahwa informasi yang dimuat dalam berita adalah benar.

1= Ada. Di dalam berita terdapat upaya mengecek informasi atau peristiwa. Bentuknya bermacam-macam, misalnya melakukan konfimasi, mendatangi lokasi. Ini dapat diketahui di dalam berita, karena umumnya ditulis secara eksplisit dalam berita. Misalnya “penelusuran yang dilakukan oleh...”, “pihak yang dikonfirmasi mengatakan...”

2= Tidak Ada. Di dalam berita tidak terdapat upaya untuk mengecek informasi atau peristiwa. Media hanya memuat apa adanya komentar atau informasi sebelum dilakukan konfirmasi.


(2)

BAHASA BERITA

Q15: Ada Tidaknya Istilah Ekonomi Pertanian dalam Berita

Merujuk pada penggunaan istilah ekonomi yang tidak populer di kalangan masyarakat umumnya.

1= Ada. Terdapat istilah ekonomi yang tidak populer di kalangan masyarakat di dalam berita

2= Tidak Ada. Tidak terdapat istilah ekonomi yang tidak populer di kalangan masyarakat di dalam berita

3= Tidak Jelas. Tidak dapat diidentifikasi secara jelas.

**) Bila jawaban Q15 adalah (2) atau (3), maka langsung ke pertanyaan Q17. Q16: Ada Tidaknya Penjelasan Istilah Ekonomi Pertanian dalam Berita Merujuk pada istilah ekonomi di bidang pertanian seperti pada Q15 apakah dijelaskan dengan bahasa sederhana. Penjelasan ini bisa jadi dijelaskan langsung sesudah istilah ekonomi atau pada paragraf yang lain.

1= Ada. Terdapat penjelasan/ penjabaran istilah ekonomi dengan bahasa sederhana.

2= Tidak Ada. Tidak terdapat penjelasan/ penjabaran istilah ekonomi dengan bahasa sederhana.

3= Tidak Jelas. Tidak dapat diidentifikasi secara jelas.

17. Ada Tidaknya Penggunaan Angka/Statistika dalam Berita

Merujuk pada berita menggunakan angka/ statistika yang rumit, yang tidak terlalu penting bagi khalayak pembaca.

1= Ada. Terdapat angka/ statistika yang rumit, yang tidak terlalu penting bagi khalayak pembaca.

2= Tidak Ada. Tidak terdapat angka/ statistika yang rumit, yang tidak terlalu penting bagi khalayak pembaca.


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Peningkatan Kualitas Surat Kabar Waspada Berdasarkan Penilaian Terhadap Atributnya

0 17 136

Penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam Surat Kabar (Studi Analisis Isi Penerapan Pasal 4 dan Pasal 5 Kode Etik Jurnalistik di Rubrik Siantar Raya dalam Surat Kabar Siantar 24 Jam Edisi Januari 2013)

15 131 91

Proporsi Berita-berita Pertanian pada Surat Kabar Harian Kompas (Edisi Maret 2010 sampai Februari 2011)

0 4 205

ANALISIS EUFEMISME PADA BERITA UTAMA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI BULAN JANUARI 2015 Analisis Eufemisme Pada Berita Utama Surat Kabar Solopos Edisi Bulan Januari 2015.

1 3 14

ANALISIS EUFEMISME PADA BERITA UTAMA SURAT KABAR Analisis Eufemisme Pada Berita Utama Surat Kabar Solopos Edisi Bulan Januari 2015.

0 3 12

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA SURAT KABAR HARIAN JATENG POS EDISI JANUARI 2013 Analisis Kesalahan Berbahasa Bidang Morfologi Pada Surat Kabar Harian Jateng Pos Edisi Januari 2013.

0 1 11

ANALISIS BENTUK PASIF PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI MEI 2013 Analisis Bentuk Pasif Pada Judul Berita Surat Kabar Harian SOLOPOS Edisi Mei 2013.

0 1 13

ANALISIS BENTUK PASIF PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI MEI 2013 Analisis Bentuk Pasif Pada Judul Berita Surat Kabar Harian SOLOPOS Edisi Mei 2013.

0 1 14

ANALISIS KATEGORIAL CAMPUR KODE PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI DESEMBER 2012 Analisis Kategorial Campur Kode Pada Judul Berita Surat Kabar Harian SOLOPOS Edisi Desember 2012.

0 5 14

ANALISIS KATEGORIAL CAMPUR KODE JUDUL BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI DESEMBER 2012 Analisis Kategorial Campur Kode Pada Judul Berita Surat Kabar Harian SOLOPOS Edisi Desember 2012.

0 2 14