5
3. Perancangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam merancang dan membangun aplikasi pemetaan persebaran UKM yang memproduksi makanan dan
minuman di Salatiga, menggunakan
heatmap
adalah
Modified Waterfall
Model
. Metode ini tidak jauh beda dari
waterfall model
karena masih menggunakan tahapan-tahapan dari
waterfall model
. Kebutuhan untuk proses yang dibentuk di dalam pengembangan
Web
menggunakan model air terjun yang dimodifikasi
modified waterfall
dengan “pusaran air”
whirlpools
bagi pemula dalam menggembangkan
web
[6]. Bagan
modified waterfall
model bisa dilihat pada gambar 3.
Gambar 3 Modified Waterfall Model[6]
Tahapan pertama yang dilakukan adalah
requirments definition
analisis dan definisi persyaratan, yaitu mengumpulkan kebutuhan yang harus dipenuhi
oleh program yang akan dibangun. Pada tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang akan dijadikan referensi untuk menerapkan
heatmap
pada aplikasi pemetaan. Pengumpulan kebutuhan dilakukan dengan metode
kepustakaan untuk mencari referensi terkait dan difokuskan pada penerapan
heatmap
. Data yang digunakan sebagai contoh kasus adalah data UKM yang memproduksi makanan dan minuman di Salatiga yang berjumlah 1747 usaha.
Data-data tersebut bisa dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Daftar Data UKM yang digunakan Kecamatan
Kelurahan Makanan
Minuman Total
Agromulya Cebongan
27 9
36 Kumpulrejo
34 43
77 Ledok
94 10
104 Noborejo
41 2
43 Randuacir
46 20
66 Tegalrejo
34 6
40 Sidomukti
Dukuh 45
45 Kalicacing
39 4
43
6
Kecamatan Kelurahan
Makanan Minuman
Total
Kecandran 20
20 Mangunsari
113 11
124 Sidorejo
Bugel 68
6 74
Blotongan 20
1 21
Kauman Kidul 23
23 Pulutan
35 2
37 Salatiga
282 61
343 Sidorejo Lor
47 3
50 Tingkir
Gedongan 28
2 30
Kalibening 54
8 62
Kutowinanngun 278
46 324
Sidorejo Kidul 50
3 53
Tingkir Lor 29
2 31
Tingkir Tengah 96
5 101
Total 1503
244 1747
Langkah kedua adalah
system and
software design
perancangan sistem dan perangkat lunak, yaitu merancang sistem dan
user interface
. Perancangan sistem menggunakan DFD
Data Flow
Diagram
yang digunakan untuk menggambarkan informasi yang mengalir pada sistem atau aplikasi. DFD
Data Flow
Diagram
menggambarkan proses aliran data atau informasi yang digunakan pada sistem atau aplikasi. Pada DFD
level
0 menunjukkan rancangan proses dasar sistem. Proses keseluruhan aliran data atau informasi digambarkan secara garis
besar dalam DFD
level
0 seperti yang terlihat pada Gambar 4.
Gambar 4 DFD Level 0 aplikasi pemetaan persebaran UKM yang memproduksi makanan dan
minuman di Salatiga
Pada DFD
level
0 terdapat entitas
user
.
User
dapat meminta informasi yang tersedia dengan memilih
filter
yang ada pada aplikasi pemetaan presebaran UKM yang memproduksi makanan dan minuman di Salatiga. Pada aplikasi ini
user
hanya bisa meminta data dan memberi respon pada aplikasi. Respon yang dilakukan
user
adalah memilih
filter
berdasarkan kecamatan atau kelurahan melalui
form filter
. Informasi yang didapat
user
adalah pemetaan persebaran UKM yang memproduksi makanan dan minuman di Salatiga sesuai
filter
yang diberikan oleh
user
. Data UKM yang memproduksi makanan dan minuman divisualisasikan menggunakan
heatmap
. Dari DFD
level
0 akan dijabarkan menjadi DFD
level
1 seperti yang terlihat pada Gambar 5. DFD
level
1 digunakan untuk memperjelas proses-proses yang terjadi pada sistem..
7
Gambar 5 DFD Level 1 aplikasi pemetaan persebaran UKM yang memproduksi makanan dan
minuman di Salatiga
Pada DFD
level
1
user
dapat melihat data UKM yang memproduksi makanan dan minuman di Salatiga yang divisualisasikan menggunakan
heatmap
. Tahap
selanjutnya membuat
sebuah
flowchart
yang menggambarkan
langkah-langkah yang dilakukan, dalam membangun sebuah aplikasi pemetaan menggunakan
heatmap
.
Flowchart
yang dibangun bisa dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Flowchart proses program
Program dimulai dengan melakukan pengecekan apakah
filter
ditemukan atau tidak, jika
filter
ditemukan maka sistem akan meminta memilih kecamatan. Setelah mendapat masukan kode kecamatan sistem akan melakukan pengecekan
apakah
user
memilih kelurahan atau tidak, jika memilih kelurahan maka sistem akan melakukan pengelompokan berdasakan kelurahan, jika tidak maka sistem
akan melakukan pengelompokan berdasarkan kecamatan. Setelah melakukan pengelompokan maka sistem mengambil data dan memproses menggunakan
heatmap
untuk divisualisasikan. Jika sistem tidak menemukan
filter
maka sistem akan mengambil semua data yang cocok kemudian diproses menggunakan
heatmap
untuk divisualisasikan.
8
Perancangan
user interface
, dilakukan agar pembuatan aplikasi lebih mudah dan terarah. Desain utama adalah halaman beranda atau halaman awal.
Pada halaman awal ada delapan komponen yaitu tombol beranda, tombol tentang, tombol kontak,
combobox
pilih kecamatan,
combobox
pilih kelurahan, tombol lihat, area peta dan area keterangan. Seperti yang terlihat pada gambar 7.
Gambar 7 Form user interface halaman utama
Tahapan selanjutnya adalah
implementation and
unit testing
implementasi dan pengujian unit. Pada tahap ini dilakukan implementasi dari rancangan yang
telah dibuat. Implementasi dilakukan melalui proses pengkodean. Proses pengkodean menggunakan PHP dan pemanfaatan
Google Maps
API
untuk mendapatkan data peta dan mengambil
library visualization
untuk penerapan
heatmap
. Tahap berikutnya adalah
system testing
pengujian sistem pada tahap ini dilakukan pengujian sistem yang telah dibuat. Pengujian sistem ini menggunakan
black box
testing
. Tahapan terakhir adalah
operation and
maintenance
penerapan dan pemeliharaan sistem. Pada tahap ini dilakukan pemeliharaan terhadap
aplikasi. Bentuk pemeliharaan bisa dalam bentuk penambahan fitur dan perubahan
layout
.
4. Hasil dan pembahasan