ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH MANDIRI PADA BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk PERIODE TAHUN 2010-2013

ABSTRAK
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Pada
Bank Muamalat Indonesia Tbk Periode 2010-2013
Oleh
Ichsan Pura
Penelitian ini adalah studi kasus antara Bank Syariah Mandiri dengan Bank
Muamalat Indonesia Tbk Periode 2010-2013. Terdapat beberapa
kesenjangan dalam data laba serta modal antara kedua bank tersebut.
Dimana terdapat perbedaan jumlah rata-rata pertumbuhan laba serta modal
yang signifikan antara Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat
Indonesia. Rumusan masalah penelitian tersebut adalah membandingkan
kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia
dalam aspek permodalan (CAR), kualitas aset (NPF) serta profitabilitas
(ROE) dengan menggunakan pendekatan analisis rasio keuangan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan bank
syariah sekaligus kesehatan kedua bank tersebut dengan metode
membandingkan kinerja bank untuk masing-masing rasio keuangan disetiap
bank tersebut. Hipotesis yang diambil adalah: “Nilai Rasio Keuangan yang
terdiri dari CAR (Capital Adequancy Ratio), NPF (Non Performance
Financing), dan ROE (Return On Equity) antara Bank Syariah Mandiri dan
Bank Muamalat Indonesia akan mempengaruhi kinerja keuangan kedua

bank tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam menilai tingkat kesehatan
kedua bank tersebut adalah dengan metode rasio keuangan, dimana dengan
membandingkan kinerja bank dalam aspek permodalan, kualitas aset, dan
profitabilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai CAR (aspek permodalan) Bank
Muamalat Indonesia lebih unggul dalam jumlah aspek permodalannya dari
Bank Syariah Mandiri yaitu 10,19% berbanding 9,26%. Nilai NPF
(pembiayaan) Bank Syariah Mandiri lebih baik dari Bank Muamalat
Indonesia yaitu sebesar 2,82% berbanding dengan 5,65%. Untuk nilai ROE
(profitabilitas) Bank Syariah Mandiri lebih banyak mendapatkan

keuntungan yang diberikan langsung kepada pemilik perusahaan
dibandingkan Bank Muamalat Indonesia yaitu sebesar 17,83% berbanding
dengan 16,46%. Secara keseluruhan dalam hal kinerja keuangan,
kesimpulannya adalah Bank Syariah Mandiri lebih baik kinerja
keuangannya dibandingkan Bank Muamalat Indonesia karena lebih baik
dalam jumlah pembiayaan dan jumlah keuntungan.
Kata Kunci: Capital, Asset, Earning.

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH

MANDIRI PADA BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk PERIODE
TAHUN 2010-2013

Oleh
ICHSAN PURA

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH
MANDIRI PADA BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk PERIODE

TAHUN 2010-2013
(Skripsi)

Oleh
ICHSAN PURA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

iii

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pemikiran ..............................................................

8

i


DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI..............................................................................................

i

DAFTAR TABEL.....................................................................................

ii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................

iii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................

iv

BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................


1

1.1 Latar Belakang............................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................
1.4 Kerangka Pemikiran.....................................................................
1.5 Hipotesis .....................................................................................

1
5
6
7
9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................

10

2.1 Bank...........................................................................................

2.1.1 Pengertian Bank................................................................

10
10

2.1.2 Jenis Bank.........................................................................

11

2.1.3 Pengertian Bank Syariah...................................................

12

2.1.4 Sumber Dana Bank Syariah..............................................

13

2.2 Profil Bank.................................................................................

15


2.2.1 Bank Muamalat Indonesia................................................

15

2.2.2 Bank Syariah Mandiri.......................................................

18

2.3 Laporan Keuangan.....................................................................

20

2.3.1 Tujuan Laporan Keuangan................................................

20

2.3.2 Komponen Laporan Keuangan..........................................

21


2.4 Kinerja Keuangan Bank..............................................................

26

2.4.1 Pengertian Rasio Keuangan..............................................

27

2.4.2 Analisis Rasio Kinerja Bank.............................................

31

2.5 Penelitian Terdahulu....................................................................

33

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.....................................................

35


3.1 Jenis Dan Objek Penelitian...........................................................

35

3.2 Jenis Dan Sumber Data.................................................................

35

3.3 Metode Analisis Data....................................................................

36

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................

37

4.1 Rasio Kinerja Keuangan Bank......................................................

37


4.1.1 Analisis Rasio Kinerja Solvabilitas (Capital).....................

37

4.1.2 Analisis Rasio Kinerja Aktivitas (Asset).............................

40

4.1.3 Anallisis Rasio Kinerja Rentabilitas (Earning)...................

43

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN........................................................

46

5.1 Kesimpulan....................................................................................

46


5.2 Saran..............................................................................................

47

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat
Indonesia Periode 2010-2013.
2. Perhitungan Capital Adequancy Ratio (CAR) Bank Syariah Mandiri
dan Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010-2013.
3. Perhitungan Non Performance Financing (NPF) Bank Syariah
Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010-2013.
4. Perhitungan Return On Equity (ROE) Bank Syariah Mandiri dan
Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010-2013.

iv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat
Indonesia Periode 2010-2013.
2. Perhitungan Capital Adequancy Ratio (CAR) Bank Syariah Mandiri
dan Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010-2013.
3. Perhitungan Non Performance Financing (NPF) Bank Syariah
Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010-2013.
4. Perhitungan Return On Equity (ROE) Bank Syariah Mandiri dan
Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010-2013.

ii

DAFTAR TABEL
Tabel

Hal.

1.1

Data Bank Umum Syariah di Indonesia sampai Tahun 2013......

1

1.2

Bank Devisa dan Total Aset........................................................

2

1.3

Bank Non Devisa dan Total Aset................................................

3

1.4

Laba Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia Pada
Tahun 2010-2013........................................................................ 4

1.5

Modal Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia Tahun
2010-2013 .................................................................................. 5

4.1

Perbandingan rata-rata CAR Bank Syariah Mandiri dan Bank
Muamalat Indonesia Tahun 2010-2013........................................ 39

4.2

Perbandingan rata-rata NPF Bank Syariah Mandiri dan Bank
Muamalat Indonesia Tahun 2010-2013........................................ 42

4.3

Perbandingan rata-rata ROE Bank Syariah Mandiri dan Bank
Muamalat Indonesia Tahun 2010-2013........................................

44

MOTO

“Maka Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Terdapat Kemudahan”
(QS: Al-Insyirah: 5)

“Kerendahan Hati Adalah Samudra Kesabaran Yang Mampu Membuat
Cita-Cita Yang Sulit Dapat Tercapai”

“Sebuah Proses Tidak Akan Mengubah Sebuah Hasil”

“Berjalanlah Kemanapun Sesuai Dengan Keinginan Langkah Kakimu,
Nikmatilah Apa Yang Telah Dilalui Setiap Langkahnya,
Baik Ataupun Buruk Pelajarilah Sebagai Motivasi Hidup Untuk Masa
Depan Yang Lebih Baik”

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT.
Kupersembahkan karya ilmiahku ini kepada:
Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu mendoakan, membimbing dan
mendukung setiap langkahku serta memberikan kasih sayang yang tulus
untukku.
Kakakku tersayang Ardhi Parambahan dan Agus Prasetyo serta Dessy
Shintya Efendi yang menjadi motivasi, memberikan semangat dan dorongan
dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Almamater tercinta, Universitas Lampung.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Solo pada tanggal 04 Oktober 1993, sebagai anak
ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Slamet Raharjo dan Ibu
Ngatini.

Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan di TK Dharma Wanita,
Ponowaren pada tahun 1999-2000, Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1
Pelita Bandar Lampung pada tahun 2000-2006, Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun 2006-2008, Sekolah
Menengah Atas (SMA) Perintis 1 Bandar Lampung tahun 2008-2011.

Tahun 2011 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Lampung melalui jalur PMPAP (Penerimaan Mahasiswa
Perluasan Akses Pendidikan).

Pada tahun 2014-2015 penulis dipercaya menjadi staff Bidang Kaderisasi
UKM FUTSAL UNILA. Semoga hasil dari prestasi akademis dan non
akademis tersebut dapat membuat bekal penulis untuk mengarungi
kehidupan setelah keluar dari Universitas Lampung.

SANWACANA

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Tak lupa shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW
beserta para sahabatnya.
Skripsi dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah
Mandiri Pada Bank Muamalat Indonesia Tbk Periode 2010-2013” adalah sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi, bimbingan, serta
petunjuk dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis ingin menyampaikan rasa
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Satria Bangsawan, S.E., M.Sc., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Irham Lihan, S.E., M.Si., selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai.
4. Ibu RA. Fiska Huzaimah, S.E., M.Si., selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai.
5. Ibu Keumala Hayati, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang
turut memberikan saran dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai.
6. Bapak Iban Sofyan, S.E., M.M., selaku Penguji Utama yang telah
memberikan saran dan kritikan hingga skripsi ini dapat selesai.

7. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmunya dengan penuh kesabaran
dan keikhlasan.
8. Seluruh staf, karyawan dan karyawati Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Lampung.
9. Orang tuaku tercinta yang selalu mendoakan, memberikan motivasi dan
percaya kepadaku sepenuhnya serta kedua kakakku atas kasih sayang dan
dukungan yang kalian berikan untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Terima kasih kepada insan tersayang Dessy Shintya Efendi yang telah
memberikan motivasi, semangat dan dorongan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
11. Terima kasih kepada keluarga UKM Futsal Universitas Lampung yang
telah menjadi bagian dalam perjalananku.
12. Terima kasih teman-teman seperjuanganku Manajemen ’11 Damar, Edo,
Pandu, Dany, Johan, Yosi, Tri, Ma’ruf, Aan, Arif, Sabar, Iwan, Yulius,
Faris, Baron, Jhony, Kabul, Aji Windu, Joshua, Ryan, Daus, Dimas, Diaz,
Gilas, Surya, Ujang, Vada, Winda, Ega, Ranis, Ayi, Kiki, Aulia, Fisca,
Novpia, Mentari, Tiara, Ela, Nita, Tika, Ria, Mega Nanda, Rina, Annisa,
Ira, Eci, Ester, Ade, Vina dan seluruh temen-temen manajemen ’11 yang
tidak bisa disebut satu-satu namanya, yang memotivasi, memberi warna
dan membantu dalam segala hal.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut
mendukung penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis
mengharapkan agar skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
kita semua. Amin.
Bandar Lampung, 11 Mei 2015
Penulis

Ichsan Pura

I.

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang
Perbankan syariah di Indonesia muncul pada tanggal 1 Mei 1992, yaitu sejak
berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI). Pada awalnya bank
yang menggunakan prinsip syariah masih belum mendapat perhatian yang
optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang
No.10 Tahun 1998, perbankan syariah mengalami perkembangan pesat.
Perkembangan pertumbuhan bank umum syariah dapat dilihat dari tabel di
bawah ini.
Tabel 1.1 Data Bank Umum Syariah di Indonesia sampai Tahun 2013
Tahun
1992
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2013
Sumber : Statistik BI

Bank Umum Syariah (BUS)
1
2
2
2
2
2
3
3
3
3
4
5
10

2

Tabel 1.1 menunjukkan Perbankan Syariah di Indonesia mengalami
perkembangan yang signifikan. Pada tahun 2008, 2009, dan 2013 jumlah Bank
Umum Syariah di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan
karena dari tahun 2008 hingga 2013 jumlah Bank Umum Syariah terus
mengalami peningkatan, bahkan di tahun 2013 dua kali lipat meningkatnnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Indonesia, jumlah Bank Umum
Syariah di Indonesia sebanyak 10 bank dibagi dua jenis yaitu Bank Devisa dan
Bank Non Devisa. Bank devisa memiliki empat jenis bank, yaitu:
Tabel 1.2 Bank Devisa dan Total Aset
(Per September 2010 dalam jutaan rupiah)
Bank Devisa
Nomor
Nama Bank
1
Bank Muamalat Indonesia
2
Bank Syariah Mandiri
3
Bank Mega Syariah
4
Bank Negara Indonesia Syariah
Sumber : BI, data di olah

Total Aset
17.725.347
28.053.984
4.455.914
6.008.008

Tabel 1.2 memperlihatkan bahwa Bank Muamalat Indonesia dan Bank
Syariah Mandiri adalah dua jenis bank yang memiliki aset tertinggi dalam
Bank Devisa, yakni masing-masing Rp 17.725.347 dan Rp 28.053.984.
Sedangkan Bank Non Devisa memiliki enam jenis bank. Data yang
ditampilkan di Tabel 1.3 merupakan beberapa jenis Bank Non Devisa dan
total asetnya, terdapat enam jenis Bank Syariah dalam Bank Non Devisa.
Berdasarkan Tabel 1.3 menjelaskan bahwa Bank Syariah Bukopin dan Bank
Rakyat Indonesia yang memiliki total aset tertinggi dalam jenis Bank Non
Devisa, yakni Rp 2.163.300 dan Rp 6.073.535.

3

Tabel 1.3 Bank Non Devisa dan Total Aset
Bank Non Devisa
Nomor
Nama Bank
1
Bank Syariah Bukopin
2
Bank Jabar Banten Syariah
3
Bank Rakyat Indonesia Syariah
4
Bank Panin Syariah
5
Bank Central Asia Syariah
6
Bank Victoria Syariah
Sumber : BI, data di olah

Total Aset
2.163.300
1.644.620
6.073.535
342.945
806.872
281.366

Tabel 1.2 dan Tabel 1.3 menunjukkan bahwa bank yang memiliki total aset
tertinggi akan dijadikan sebuah objek dalam penelitian. Bank Syariah Mandiri
dengan total aset Rp 28.053.984 dan Bank Muamalat Indonesia dengan total
aset Rp 17.725.347.
Namun apabila kita hanya merujuk pada jumlah aset yang diperoleh bank itu
saja maka akan sangat tidak relevan bila kita mengatakan bahwa bank yang
dimaksud sudah berkinerja dengan baik. Total aset tersebut hanya bisa
dijadikan acuan untuk menentukan seberapa besar perusahaan tersebut
memiliki harta untuk beroperasional. Banyak instrumen yang dapat dijadikan
alat untuk mengukur kinerja perusahaan perbankan yang salah satunya adalah
melalui rasio keuangan.
Sucipto (2003) kinerja keuangan adalah suatu usaha formal yang di
laksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari
aktivitas perusahaan atau bank yang telah dilaksanakan pada periode waktu
tertentu. Pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran

4

tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan
dalam menghasilkan laba.
Berdasarkan uraian tersebut, berikut data laba dari Bank Syariah Mandiri dan
Bank Muamalat Indonesia selama 4 tahun terakhir.
Tabel 1.4 Laba Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia Pada
Tahun 2010-2013.
(dalam jutaan rupiah)
Tahun

Bank Syariah

Rata-rata

Bank Muamalat

Rata-rata

Mandiri

pertumbuhan BSM

Indonesia

pertumbuhan BMI

2010

Rp 418.519

Rp 103.432

Rp 443.684

Rp 40.583

2011

Rp 551.070

Rp 132.551

Rp 325.735

(Rp 117.949)

2012

Rp 807.425

Rp 256.355

Rp 329.748

Rp 4.013

2013

Rp 650.530

(Rp 243.105)

Rp 486.318

Rp 156.570

Rata-rata

Rp 62.308

Macam-macam rasio keuangan perbankan adalah:
1) Rasio solvabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi
likuidasi bank. Yang termasuk dalam rasio ini adalah: Capital Adequancy
Ratio (CAR), Debt to equity ratio, Long term debt to assets ratio.
2) Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukkan tingkat efektivitas
penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan. Rasio-rasio yang termasuk

Rp 20.804

5

dalam kategori ini adalah: Rasio perputaran piutang, Rasio perputaran
persediaan, Rasio perputaran aktiva tetap.
3) Rasio profitabilitas atau rentabilitas yang menunjukkan tingkat imbalan
atau perolehan (keuntungan) di banding penjualan dan aktiva. Rasio-rasio
yang termasuk dalam kategori ini adalah: Laba operasi bersih terhadap
total aktiva, Marjin laba bersih terhadap penjualan.
4) Rasio likuiditas adalah rasio yang dilakukan terhadap kemampuan
perusahaan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau
kewajiban yang sudah jatuh tempo (Lukman: 2003). Rasio-rasio yang
termasuk dalam ketegori ini adalah: Cash ratio, Reserve requiment, Loan
to deposit ratio, Loan to asset ratio, Rasio kewajiban bersih call money.
Adapun data kepemilikan modal pada Bank Syariah Mandiri dan Bank
Muamalat Indonesia Tahun 2010-2013.
Tabel 1.5 Modal Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia Tahun
2010-2013
(dalam jutaan rupiah)
Tahun

Bank Syariah

Rata-rata

Bank Muamalat

Rata-rata

Mandiri

pertumbuhan BSM

Indonesia

pertumbuhan BMI

2010

Rp 2.020.615

Rp 863.286

Rp 1.749.156

Rp 302.358

2011

Rp 3.073.264

Rp 1.052.649

Rp 2.067.101

Rp 317.945

2012

Rp 4.180.690

Rp 1.107.426

Rp 2.457.990

Rp 390.889

2013

Rp 4.861.998

Rp 681.308

Rp 4.293.095

Rp 1.835.105

Rata-rata

Rp 926.167

Rp 711.574

6

1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang dapat diambil mengenai uraian latar belakang
tersebut adalah :
1. Membandingan kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank
Muamalat Indonesia dalam aspek permodalan, kualitas aktiva,
profitabilitas serta likuiditas dengan menggunakan pendekatan analisis
rasio keuangan.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat
Indonesia jika di bandingkan dengan metode membandingkan kinerja
bank untuk masing-masing rasio keuangan di setiap bank tersebut.
2. Membandingkan modal (capital) Bank Syariah Mandiri dan Bank
Muamalat Indonesia dalam analisis rasio solvabilitas.
3. Membandingkan harta (assets) Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat
Indonesia dalam analisis rasio rentabilitas.
4. Membandingkan keuntungan (earning) Bank Syariah Mandiri dan Bank
Muamalat Indonesia dalam analisis rasio likuiditas.
5. Membandingkan likuiditas (liquidity) Bank Syariah Mandiri dan Bank
Muamalat Indonesia dalam analisis rasio kualitas aktiva produktif.
6. Menyimpulkan adakah perbedaan dalam kinerja keuangannya.

7

1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat di peroleh bagi beberapa pihak dari penelitian mengenai
perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan
konvensional antara lain :
1. Untuk Penulis, dengan melakukan penelitian ini maka penulis dapat
memperoleh pengalaman dan ilmu pengetahuan baru mengenai bank serta
membantu membuat rujukan terhadap kedua bank dengan mengamati hasil
penelitian.
2. Untuk Nasabah, dapat di jadikan acuan untuk memilih mana Bank yang
lebih bermanfaat dan aman sehingga dapat menginvestasikan hartanya
dengan aman sesuai dengan keinginan.
3. Untuk Perusahaan, penelitian ini dapat di jadikan masukan kebijakan yang
dapat di tempuh oleh perusahaan yang menggunakan metode rasio
keuangan dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja keuangannya.

1.4 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yang diperoleh adalah menghitung dan membandingkan
kinerja keuangan antara Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia
dengan menggunakan perhitungan rasio keuangan. Dari hasil perhitungan
tersebut akan mendapatkan suatu hasil yang dapat membandingkan kinerja
keuangan kedua bank syariah tersebut, apakah lebih baik kinerja keuangan
Bank Syariah Mandiri atau Bank Muamalat Indonesia dalam menghasilkan
laba serta mengoperasikan modal bank tersebut.

8

KINERJA KEUANGAN

RASIO KEUANGAN

BANK SYARIAH MANDIRI

BANK MUAMALAT INDONESIA

ANALISIS RASIO

Analisis

Analisis Rasio

Analisis Rasio

Analisis Rasio

Rasio

aktiva (NPF)

Rentabilitas (ROE)

Likuiditas

Solvabilitas

(Current Ratio)

(CAR)

Gambar 1.1 Kerangka Pikir

9

1.5 Hipotesis
Latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian serta kerangka
pemikiran yang telah diuraikan, maka hipotesis yang diambil oleh penulis adalah:
“Nilai Rasio Keuangan yang terdiri dari CAR (Capital Adequancy Ratio),
NPF (Non Performance Financing), dan ROE (Return On Equity) antara
Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia akan mempengaruhi
kinerja keuangan kedua bank tersebut.”

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bank
2.1.1 Pengertian Bank
Perbankan adalah sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya. Banyak terdapat literatur yang memberikan pengertian atau definisi
tentang Bank, antara lain :
Kasmir (2002), “Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke
masayarakat serta memberikan jasa Bank lainnya.”
Sedangkan pengertian Bank berdasarkan UU No. 10 tahun 1998 yang
menyempurnakan UU No. 7 tahun 1992, adalah :
“Bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup
orang banyak.”

11

2.1.2 Jenis Bank
Jenis bank dapat berbentuk bermacam-macam, hal ini terkait dari cara
penggolongan Bank tersebut yaitu :
Pasal 5 Undang Undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang Undang
No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, yaitu terdapat dua jenis bank, yaitu :
1. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.
Jenis bank berdasarkan Kepemilikannya, dibagi menjadi :
a. Bank Milik Negara (Badan Usaha Milik Negara atau BUMN)
b. Bank Milik Pemerintah Daerah (Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD)
c. Bank Milik Swasta Nasional
d. Bank Milik Swasta Asing
e. Bank Milik Swasta Campuran (Nasional dan Asing)
Jenis Bank Berdasarkan Penekanan Kegiatannya, yaitu:
a. Bank Retail (Retail Bank)
b. Bank Korporasi (Corporate Bank)
c. Bank Komersial (Commercial Bank)
d. Bank Pedesaan (Rural Bank)

12

Jenis Bank Berdasarkan Pembayaran Bunga atau Pembagian Hasil Usaha, yaitu :
a. Bank Konvensional
b. Bank Berdasarkan Prinsip Syariah
2.1.3 Pengertian Bank Syariah
Bank Syariah yaitu bank yang dalam aktivitasnya bank penghimpunan dana
maupun penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar
prinsip syariah, yaitu jual beli dan bagi hasil.
Undang Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan Undang Undang No. 7
tahun 1992 tentang Perbankan. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalulintas
pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsipprinsip syariah, atau dengan kata lain bank syariah adalah bank umum yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.
Kegiatan usaha bank syariah antara lain:
1. Mudharabah, pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
2. Murababah, jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
3. Musyarakah, pembiayaan berdasarkan prinsip usaha patungan
4. Ijarah, pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa

13

2.1.4 Sumber Dana Bank Syariah
Dana Bank atau Lounable Fund adalah sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai
suatu bank dalam kegiatan operasionalnya (Hasibuan 2005). Sedangkan menurut
Zainal (2002), dana bank adalah uang tunai yang dimiliki atau yang dikuasai oleh
bank dalam bentuk tunai, atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang
tunai. Uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari
para pemilik bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana
orang lain atau pihak lain yang sewaktu-waktu atau suatu saat tertentu akan ditarik
kembali, baik sekaligus ataupun secara berangsur-angsur.
Sinungan (1993) menyebutkan bahwa dana-dana bank yang digunakan sebagai
alat bagi operasional suatu bank bersumber dari dana-dana sebagai berikut :
1. Dana pihak kesatu, yaitu dana dari modal sendiri yang berasal dari para
pemegang saham.
2. Dana pihak kedua, yaitu dana pinjaman dari pihak luar.
3. Dana pihak ketiga, yaitu dana berupa simpanan dari pihak masyarakat.
Zainal (2002) menjelaskan bahwa bank syariah dapat menarik dana pihak ketiga
atau masyarakat dalam bentuk :
1. Titipan (wadi’ah), yaitu simpanan yang dijamin keamanan dan
pengembaliannya (guaranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh imbalan
atau keuntungan.
2. Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko (non guaranteed
account) untuk investasi umum dimana bank akan membayar bagian

14

keuntungan secara proporsional dengan portofolio yang didanai dengan
modal tersebut.
3. Investasi khusus (special investment account) dimana bank bertindak
sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee, jadi bank tidak ikut
berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil risiko atas
investasi itu.
Sumber dana bank syariah terdiri dari :
1. Modal Inti (core capital)
Modal inti adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari
pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada umumnya dana modal
inti terdiri dari :
a. Modal yang disetor oleh para pemegang saham
b. Dana Cadangan
c. Laba di tahan
2. Kuasi Ekuitas (mudharabah account)
Bank menghimpun dana dari bagi hasil atas dasar prinsip mudharabah,
yaitu akad kerja sama antara pemilik dana dengan pengusaha untuk
melakukan suatu usaha bersama, dan pemilik dana tidak boleh
mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Berdasarkan prinsip ini, dalam
kedudukannya sebagai pengusaha, bank menyediakan jasa bagi para
investor berupa :
a. Rekening Investasi Umum
b. Rekening Investasi Khusus
c. Rekening Tabungan Mudharabah

15

3. Titipan (wadi’ah) atau simpanan tanpa imbalan (non remunerated deposit)
Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang
umumnya berupa giro atau tabungan.
2.2 Profil Bank
2.2.1 Bank Muamalat Indonesia
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau
1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan
Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412H
atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan
Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank
Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen
pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta
pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian
tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa
Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat
berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin
memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di
Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Pada
akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporak-porandakan
sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional
tergulung oleh kredit macet disegmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas

16

dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari
60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik
terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.

Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial untuk memperkuat
permodalannya, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank
(IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni
1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat.
Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa
yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun
waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi
laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh
kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan
terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.

Bank Muamalat bangkit dari masa-masa sulit yang membuatnya terpuruk. Diawali
dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat
dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar
rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada (i) tidak mengandalkan setoran
modal tambahan dari para pemegang saham, (ii) tidak melakukan PHK satu pun
terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak
memotong hak Kru Muamalat sedikitpun, (iii) pemulihan kepercayaan dan rasa
percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama
kepengurusan Direksi baru, (iv) peletakan landasan usaha baru dengan

17

menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua, dan
(v) pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta
menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada tahun ketiga
dan seterusnya, yang akhirnya membawa Bank kita, dengan rahmat Allah Rabbul
Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya. Saat ini
Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta nasabah melalui 275
gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh
aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia,
32.000 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satusatunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala
Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia,
kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System
(MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di
Malaysia. Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen
untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap
syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok
nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga
nasional dan internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70 award
bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir. Penghargaan yang
diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh Islamic
Finance News (Kuala Lumpur), sebagai Best Islamic Financial Institution in
Indonesia 2009 oleh Global Finance (New York) serta sebagai The Best Islamic
Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia (Hong Kong).

18

2.2.2 Bank Syariah Mandiri
Bank Syariah Mandiri adalah lembaga perbankan di Indonesia. Bank ini berdiri
pada tahun 1955 dengan nama Bank Industri Nasional. Bank ini beberapa kali
berganti nama dan terakhir kali berganti nama menjadi Bank Syariah Mandiri
pada tahun 1999 setelah sebelumnya bernama Bank Susila Bhakti yang di miliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai Bank Dagang Negara dan PT Mahkota
Prestasi.
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus
berkah paska krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui,
krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multidimensi termasuk dipanggung politik nasional, telah menimbulkan beragam
dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat,
tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional
yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.
Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan
merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh
Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT
Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi
tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing.
Pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang
Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru

19

bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan
penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan
Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan
layanan perbankan syariah dikelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon
atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum
untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU
tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank
Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim
Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional
menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23
tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh
Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25
Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi
PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut,
PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25
Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

20

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu
memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan
operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang
menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di
perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju
Indonesia yang lebih baik.
2.3 Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada
suatu periode tertentu yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan
keuangan.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis Laporan Keuangan
(2002), Laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi
informasi mengenai perusahaan dan digabungkan dengan informasi yang lain,
seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik
mengenai prospek dan risiko perusahaan.
2.3.1 Tujuan Laporan Keuangan
Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006),
salah satu tugas penting setelah akhir tahun adalah menganalisa laporan keuangan
perusahan. Analisa ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah disusun.
Tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

21

1. Screening
Analisa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi
perusahaan dari laporan keuangan taanpa pergi langsung ke lapangan.
2.

Understanding
Memahami perusahan, kondisi keuangan dan hasil usahanya

3. Forecasting
Analisa dilakukan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan
dimasa yang akan datang
4. Diagnosis
Analisa dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalahmasalah yang terjadi, baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau
masalah-masalah lain dalam perusahaan.
5. Evaluation
Analisa dilakukan utnuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola
perusahaan
2.3.2 Komponen Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan berbagai macam laporan
keuangan yang terdiri atas bagian tertentu mengenai suatu informasi yang penting.
Sebenarnya laporan keuangan banyak macamnya,
1) Laporan Neraca
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis
Laporan Keuangan (2002), Neraca adalah laporan yang meringkas posisi
keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca menampilkan

22

sumber daya ekonomis (asset), kewajiban ekonomis (hutang), modal
saham, dan hubungan antar item tersebut.

Neraca itu sendiri mempunyai elemen-elemen antara lain sebagai berikut:
a. Aktiva (Asset, Harta)
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatu
perusahaan. Aktiva biasanya terdiri dari :
1. Aktiva Lancar
Meliputi kas dan aktiva lain yang dapat diharapkan untuk dicairkan
atau ditukarkan dengan uang tunai. Aktiva lancar disajikan di
neraca berdasarkan urutan likuiditasnya, dimulai dari akun yang
paling likuid. Yang termasuk dalam aktiva lancar, yaitu kas, surat
berharga, piutang usaha, persediaan barang dagangan, dan lainnya.
2. Aktiva Tetap
Merupakan aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat
dinyatakan dan biasanya memiliki tingkat ketidakpastian yang
tinggi mengenai manfaatnya dimasa yang akan dating. Aktiva tetap
antara lain : peralatan, mesin, bangungan, dan lainnya.
b. Pasiva
1. Hutang ( Liabilities )
Hutang adalah kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi oleh suatu
perusahaan. Hutang biasanya terbagi menjadi :
a. Hutang Lancar
adalah kewajiban-kewajiban yang harus segera dilunasi oleh

23

perusahaan dengan penggunaan aktiva lancar atau dengan
pembentukan kewajiban lancar lainnya dalam jangka waktu
tidak lebih dari satu tahun.
b. Hutang Jangka Panjang
Adalah kewajiban-kewajiban yang tidak diharapkan untuk
segera dilunasi dalam siklus operasi normal perusahaan, tetapi
pengembaliannya dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu
tahun.
2. Modal
Modal pada hakikatnya adalah hak pemilik perusahaan atas
kekayaan perusahaan. Yang termasuk elemen dalam modal antara
lain modal saham, laba ditahan, dan elemen modal lainnya.

2) Laporan Laba Rugi
Sofyan S.Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan
(2006), Laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh
perusahan selama satu periode tertentu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk mendapatkan hasil tersebut. Hasil dikurangi biaya-biaya merupakan
laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya berarti laba,sebaliknya,
kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya, berarti rugi.
Laporan Laba/Rugi sendiri punya elemen-elemen antara lain sebagai
berikut :
1. Pendapatan
Adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu perusahan atau

24

penyelesaian kewajiban (kompensasi keduanya) selama periode tertentu,
yang timbul dari penjualan barang-barang, penyerahan jasa, dan elemen
pendapatan lainnya.
2. Biaya
Adalah kenaikan dalam ekuitas atau penggunaan selama periode tertentu
yang timbulnya dari penjualan barang, penyerahan jas, dan lainnya.
3. Keuntungan
Adalah kenaikan dalam aktiva bersih yang timbul dari transaksi-transaksi
atau kejadian lain dank arena kondisi-kondisi yang mempengaruhi aktiva
bersih.
4. Kerugian
Adalah penurunan dari aktiva bersih yang timbul dari trnsaksi-transaksi
atau kegiatan lain dan kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih.

3) Laporan perubahan modal
Laporan perubahan modal atau Statement Of Owners Capital merupakan
salah satu bentuk laporan keungan yang memberikan informasi tentang
penyebab bertambah atau berkurangnya modal selama dalam masa periode
tertentu. Di dalam laporan perubahan modal terdapat beberapa komponen
diataranya :
a. Modal awal : Keseluruhan dana yang di investasikan kedalam
perusahan yang digunakan untuk menunjang pengoperasian perusahan
pada saat awal perusahan tersebut baru berdiri atau posisi modal awal
perusahan pada awal bulan pada tahun yang bersangkutan.

25

b. Laba / rugi : Selisih dari bersih antara total pendapatan dengan total
biaya.
c. Prive : Penarikan sejumlah dana oleh pemilik perusahan yang
digunakan untuk keperluan di luar kegiatan / operasional perusahaan
atau yang digunakan untuk keperluan pribadi.
d. Modal akhir : Keseluruhan dana yang merupakan hasil akhir dari
penambahan modal awal ditambah dengan laba (jika mengalami
keuntungan) atau pengurangan modal awal dikurangi rugi usaha (jika
mengalami kerugian) kemudian dikurangi dengan total prive dan hasil
merupakan modal akhir.

4) Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas menyajikan arus kas selama periode tertentu dan
dikelompokkan menurut klasifikasi aktivitas sebagai berikut:
a. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Arus Kas dari Aktivitas Operasi merupakan indikator yang menentukan
apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang
cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi
perusahaan, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Arus Kas dari Aktivitas
Operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari
transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba (rugi)
bersih.

26

b. ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Arus Kas dari Aktivitas Investasi mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.

c. ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah arus kas yang timbul dari
penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan transaksi pendanaan
jangka panjang dengan kreditur dan pemegang saham perusahaan. Catatan
Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian
jumlah yang tertera dalam laporan keuangan utama.
2.4 Kinerja Keuangan Bank
Janes C. Horne (1998) dalam bukunya Finance management policy mengatakan
bahwa kinerja kuangan adalah merupakan ukuran prestasi perusahaan maka
keuntungan adalah merupakan salah satu alat yang digunakan oleh para manajer.
Kinerja keunagan juga akan memberikan gambaran efisiensi atas pengunaan dana
mengenai hasil akan memperoleh keuntungan dapat dilihat setelah
membandingkan pendapatan bersih setelah pajak.
Alex S. Nitisemito (1995) dalam bukunya pembelanjaan peruasahaan mengatakan
bahwa kinerja keuangan merupakan kegiatan perusahaan yang ditujukan untuk
mendapatkan dan mengunakan modal dengan cara yang efektif dan efisien.
Adapun tujuan dari analisis kinerja keuangan bank adalah sebagai berikut :

27

1) Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank
terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas
yang di capai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.
2) Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan
semua harta yang di miliki dalam menghasilkan profit secara
efisien.
2.4.1 Pengertian Rasio Keuangan
Rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antar suatu unsur dengan
unsur lainnya dalam laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan media yang
paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan.
Menurut Harahap (2002) bahwa: ”Laporan keuangan menggambarkan kondisi
keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu
tertentu”. Sedangkan menurut Harahap (2002), memberikan batasan sebagai
berikut: “Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan
yang relevan dan signifikan (berarti)”.
Pengertian rasio keuangan seperti yang dijelaskan oleh Horne (1997)
adalah: “untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan, analis
keuangan harus melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan keuangan
perusahaan”. Alat yang bisa digunakan dalam pemerikasaan ini adalah rasio
keuangan atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan dengan jalan
membagi suatu data dengan data lainnya.

28

Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan adalah alat yang digunakan
untuk mengukur kelemahan dan kekuatan yang dihadapi oleh perusahaan di
bidang keuangan, dengan membandingkan angka-agka yang satu dengan angka
yang lainnya dari suatu laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan
laba/rugi.
Penilaian tingkat kesehatan bank dimaksudkan untuk menilai keberhasilan
perbankan dalam perekonomian Indonesia dan industri perbankan serta dalam
menjaga fungsi intermediasi. Pada masa krisis ekonomi global, berdampak negatif
terhadap perbankan konvensional Indonesia karena bank konvensional Indonesia
memiliki tingkat integritas yang tinggi dengan sistem keuangan global.
Bank Indonesia menilai tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan
kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi suatu bank.
Metode atau cara peniaian tersebut kemudian dikenal dengan metode CAMELS.
CAMEL pertama kali diperkenalkan di Indonesia sejak dikeluarkannya Paket
Februari 1991 mengenai sifat kehati-hatian bank. Paket tersebut dikeluarkan
sebagai dampak kebijakan Paket Kebijakan 27 Oktober 1988 (Pakto 1988).
CAMEL berkembang menjadi CAMELS pertama kali pada tanggal 1 Januari
1997 di Amerika. CAMELS berkembang di Indonesia pada akhir tahun 1997
sebaai dampak dari krisis ekonomi dan moneter (Abidin, 2008).
Analisis CAMELS digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja
keuangan bank umum di Indonesia. CAMELS merupakan kepanjangan dari
Capital (C), Asset Quality (A), Management (M), Earning (E), Liquidity atau
Liability (L), dan Sensitivity to Market Risk (S). Analisis CAMELS diatur dalam

29

Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 perihal sistem penilaian Tigkat
Kesehatan Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007
Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip
Syariah.
Penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan ketentuan Bank Indonesia
mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang terdiri dari:
a. Permodalan (Capital)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan dilakukan
melalui penilaian terhadap kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum (KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku. Melalui rasio ini akan
diketahui kemampuan menyanggah aktiva bank terutama kredit yang disalurkan
dengan sejumlah modal bank (Abdullah, 2003).
b. Kualitas Aset (Asset Quality)
Penilaian pendekatan kuantitaif dan kualitatif faktor aset bank dilakukan melalui
penilaian terhadap komponen aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan
total aktiva aktiva produktif dan tingkat kecukupan pembentukan penyisihan
penghapusan aktiva produktif.
Rasio kualitas aktiva produktif merupakan rasio yang mengukur kemampuan
kualitas aktiva produktif yang dimiliki bank untuk menutup aktiva produktif yang
diklasifikasikan berupa kredit yang diberikan oleh bank. Rasio ini
mengindikasikan bahwa semakin besar rasio ini menunjukkan semakin menurun
kualitas aktiva produktif (Taswan, 2010).

30

c. Manajemen (Management)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor manajemen digunakan untuk
menilai kualitas manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan. Penilaian
terhadap faktor manajemen meliputi penilaian terhadap komponen seperti kualitas
manajemen umum, penerapan manajemen resiko, kepatuhan Bank terhadap
ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia atau pihak
lainnya.
d. Keuntungan (Earning)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor keuntungan yaitu melalui
rasio-rasio rentabilitas bank. Penilaian terhadap faktor keuntungan yang diperoleh
perusahaan atau rentabilitas meliputi penilaian terhadap komponen seperti
pencapaian Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin
(NIM), dan tingkat efisiensi Bank serta perkembangan laba operasional,
diversifikasi pendapatan, penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan
pendapatan dan biaya, dan prospek laba.
e. Likuiditas (Liquidity)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor hutang yaitu melalui rasiorasio likuiditas bank. Penilaian terhadap faktor hutang yang harus dilunasi oleh
bank meliputi penilaian penilaian terhadap komponen kecukupan kebijakan,
pengelolaan likuiditas dan manajemen liabiilitas serta akses kepada sumber
pendanaan dan stabilitas pendanaan.

31

f. Sensitifit

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Kinerja Antara Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia dengan Rasio CAMELS

3 76 122

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BANK SYARIAH MANDIRI DAN BANK MUAMALAT INDONESIA DENGAN RASIO EAGLES

12 50 22

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS EKONOMI GLOBAL STUDI KASUS BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, BANK MEGA SYARIAH PERIODE 2006-2010

0 9 67

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Selama Dan Setelah Krisis Ekonomi Global 2008 (Studi Pada Bank Muamalat Indonesia Dan Bank Syariah Mandiri Tbk)

0 3 116

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dan Bank Konvensional Di Indonesia Periode 2010-2015.

0 2 16

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dan Bank Konvensional Di Indonesia Periode 2010-2015.

0 2 18

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional Periode 2010-2012.

0 4 16

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pt Bank Muamalat Indonesia Tbk Dan Pt Bank Syariah Mandiri COVER

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia dengan Bank Syariah Mandiri Tahun 2009 – 2010

0 0 12

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Pada Bank Muamalat Indonesia Tbk Periode Tahun 2010 20131

0 0 2