Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Selama Dan Setelah Krisis Ekonomi Global 2008 (Studi Pada Bank Muamalat Indonesia Dan Bank Syariah Mandiri Tbk)

(1)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN

BANK SYARIAH SELAMA DAN SETELAH

KRISIS EKONOMI GLOBAL 2008

(Studi Pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri Tbk)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh

ANGGI SABBINA

NIM : 109046100113

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(Studi Pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri Tbk)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh

ANGGI SABBINA NIM : 109046100113

Dibawah Bimbingan Pembimbing

Ir. Rr. Tini Anggraini, M.Si

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. skripsi ini adalah hasil karya Saya sendiri untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Univeristas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, termasuk pencabutan gelar akademik.

Jakarta, 17 Maret 2014 Penulis


(4)

Skripsi dengan judul PENGARUH RENTABILITAS, EFISIENSI DAN

LIKUIDITAS TERHADAP KECUKUPAN MODAL BANK UMUM

SYARIAH, telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 April 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 29 April 2014 Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

J.M.Muslimin, MA, Ph.D 196808121999031014

PANITIA UJIAN:

1. Ketua : Dr.Euis Amalia M.Ag. (..…………..…………)

NIP. 197107011998032002

2. Sekretaris : Mumin Rauf, M.A (……...………)

NIP. 197004161997031004

3. Pembimbing: Ir. Rr. Tini Anggraini, M.Si (……...………)

4. Penguji I : Maman Rahman Hakim, SE.I, MM (……...………)

5. Penguji II : Dr. KH.A. Juaini Syukri, Lcs., MA (…...……….)


(5)

v ABSTRAKSI

Anggi Sabbina. 109046100113. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank

Syariah Selama Dan Setelah Krisis Ekonomi Global 200. (Studi Pada Bank Muamalat Indonesia Dan Bank Syariah Mandiri Tbk). Perbankan Syariah, Muamalat, Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2014. XV + 94 halaman + lampiran

Periode 2007-2009 bisa dikatakan sebagai periode krisis ekonomi global dan periode 2010-2012 sebagai periode setelah krisis ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perbandingan kinerja keuangan BSM dan BMI selama periode 2007-2009 dan 2010-2012 dengan menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, dan FDR.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan kuartal periode 2007-2012 yang diperoleh melalui website BSM dan BMI.

Teknik analisis data yang digunakan adalah metode independent samples t-test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja BSM dan BMI selama periode 2007-2009 berdasarkan rasio CAR, ROA, NPF, BOPO, dan FDR. Sedangkan berdasarkan rasio ROE tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kinerja BSM dan BMI. Selama periode 2010-2012 hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang siginifikan antara BSM dan BMI berdasarkan rasio ROA, ROE, NPF, BOPO, dan FDR, sedangkan berdasarkan rasio CAR menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan.

Kata kunci: kinerja keuangan, BSM, BMI, independent samples t-test, krisis ekonomi

global 2008.

Pembimbing : Ir. Tini Anggraini, M.Si Daftar Pustaka : tahun 2002-2012.


(6)

vi

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puja dan puji syukur kehadirat Alah SWT atas limpahan rahmat, hidayah serta

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Selama dan Setelah Krisis Ekonomi Global 2008”.

Shalawat beriring salam penulis panjatkan kepada Rasulullah Muhammad

SAW. yang telah membawa ummat dari zaman jahiliyah sampai ke zaman yang

terang-benderang dan penuh dengan khazanah keilmuan saat sekarang ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini bisa terselesaikan berkat doa, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, Bapak J.M.Muslimin, MA, Ph.D

2. Ketua Program Studi Muamalat Ibu Dr. Euis Amalia M.Ag., yang telah

memberikan ilmunya. Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Bapak Mumin Rauf, M.A, yang telah memberikan ilmu, informasi dan membimbing penulis selama kuliah.

3. Dosen pembimbing Skripsi Ibu Ir. Rr. Tini Anggraeni, M.Si, yang telah

memberikan ilmu, motivasi, saran dan dengan sabar membimbing penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikan Ibu.


(7)

vii

4. Dosen penguji I Bapak Maman Rahman Hakim, SE.I, MM dan dosen penguji II

bapak Dr. KH.A. Juaini Syukri, Lcs., MA yang telah memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan civitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmunya selama ini.

6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Syariah dan Hukum,

Perpustakaan Ekonomi dan Bisnis, yang telah menyediakan buku-buku yang diperlukan penulis hingga selesainya skripsi ini.

7. Papa Zulkifli dan Mama Fetra Zaida yang tersayang. Untuk semua dukungan,

kasih sayang yang tak pernah terputus, serta semangat sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini terima kasih banyak. Semoga Allah membalas semua kebaikan mama dan papa, semoga mama dan papa selalu berada dalam lindungan Allah SWT.

8. Papa Adityawarman dan Mama Fatmyati yang telah penulis anggap sebagai

orang tua sendiri, terima kasih banyak untuk kasih sayang mama dan papa, dukungan serta semangat yang diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah membalas semua kebaikan mama dan papa.

9. Kakakku Nadia Dessarlin, terima kasih banyak untuk semua kebaikan, kasih

sayang, dukungan moril dan materil selama ini. Terima kasih sudah menjadi kakak terbaik di dunia. Semoga Allah membalas semua kebaikan Uni. Kepada adik-adikku fika dan nasha, terima kasih sudah menjadi adik-adik yang baik. Sari ramadani yang sudah menjadi teman dan adik sekaligus tempat curhat terbaik. Susanti annisa yang sudah memberikan semangat, dukungan dan omelan-omelan.

10. Sahabat-sahabat terbaikku Tika, Fani, Siti Mbeum, Vina, dan Ira yang telah

menjadi sahabat yang baik selama ini, terima kasih untuk semua kebaikan dan kasih sayang kalian semua. Semoga kita semua selalu berada dalam lindungan Allah, SWT. Untuk seluruh teman seperjuangan PSC 2009 dan


(8)

teman-viii

selama ini. Terima kasih banyak untuk semua canda tawa dan persahabatan yang indah. Semoga kita semua selalu berada dalam lindungan Allah, SWT.

12. Seluruh teman-teman Kosan Balans, Shovia Ncop, Nicup, serta Mbahell untuk

editing dan bantuan film-filmnya, dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.. Semoga Allah membalas semua kebaikan kalian.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, baik secara langsung

maupun tidak langsung atas doa dan bantuannya kepada penulis, saya ucapkan terima kasih banyak.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih atas semua pihak yang turut berperan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat dan para akademisi.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 15 Maret 2014


(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

G. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Krisis Keuangan Global ... 12


(10)

x

3. Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Perekonomian

Indonesia ... 15

B. Laporan Keuangan Bank ... 19

1. Pengertian Laporan Keuangan ... 19

2. Tujuan Laporan Keuangan ... 20

3. Pihak-pihak yang Berkepentingan terhadap Laporan Keuangan ... 21

C. Rasio Keuangan Bank ... 22

1. Pengertian Rasio Keuangan Bank ... 22

2. Manfaat Analisis Rasio Keuangan ... 23

3. Jenis-jenis Rasio Keuangan ... 24

D. Kinerja Keuangan Bank ... 35

1. Pengertian Kinerja Keuangan ... 35

2. Tahap-tahap dalam Menganalisis Kinerja Keuangan ... 36

E. Review Studi Terdahulu ... 38

F. Kerangka Pemikiran ... 41

G. Hipotesis Penelitian ... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 45


(11)

xi

1. Jenis Data ... 45

2. Sumber Data... 46

C. Teknik Pengumpulan Data ... 46

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 46

E. Objek Penelitian ... 46

F. Pengukuran Variabel ... 47

G. Teknik Pengolahan Data... 47

H. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 51

1. Gambaran Umum PT Bank Muamalat Indonesia ... 51

2. Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri ... 53

B. Kinerja Bank Muamalat Indonesia ... 55

1. Kinerja Bank Muamalat Indonesia Selama Krisis Ekonomi Global 2008... 55

2. Kinerja Bank Muamalat Indonesia Setelah Krisis Ekonomi Global 2008... 60

C. Kinerja Bank Syariah Mandiri ... 64

1. Kinerja Bank Syariah Mandiri Selama Krisis Ekonomi Global 2008... 64

2. Kinerja Bank Syariah Mandiri Setalah Krisis Ekonomi Global 2008... 69


(12)

xii

E. Analisis Deskriptif atau Comparing Means Variabel Penelitian

Setelah Krisis Keuangan Global 2008 ... 78

F. Pengujian Hipotesis Penelitian Selama Krisis Keuangan Global

2008 ... 82

G. Pengujian Hipotesis Penelitian Setelah Krisis Keuangan Global

2008 ... 87 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 92 B. Saran ... 95 DAFTAR PUSTAKA


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

4.1 Nilai rata-rata CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO dan FDR bank muamalat

Indonesia Periode 2007-2009 ... 56

4.2 Statistik Deskriptif Variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, FDR Bank

Muamalat Indonesia Selama Krisis Ekonomi Global 2008 ... 56

4.3 Nilai Rata-Rata CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO dan FDR Bank Muamalat

Indonesia Periode 2010-2012 ... 60

4.4 Statistik Deskriptif Variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, FDR Bank

Muamalat Indonesia Setelah Krisis Ekonomi Global 2008 ... 61

4.5 Nilai Rata-Rata CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO Dan FDR Bank Syariah

Mandiri Periode 2007-2009 ... 65

4.6 Statistik Deskriptif Variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, FDR Bank

Muamalat Indonesia Selama Krisis Ekonomi Global 2008 ... 65

4.7 Nilai Rata-Rata CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO Dan FDR Bank Syariah

Mandiri Periode 2010-2012 ... 69

4.8 Statistik Deskriptif Variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, FDR Bank

Syariah mandiri Setelah Krisis Ekonomi Global 2008 ... 70

4.9 Descriptive statistics rasio keuangan bank syariah selama krisis keuangan


(14)

xiv

4.11 Hasil Uji Statistic Independent Samples T-Test selama krisis ekonomi

Global 2008... 82

4.12 Hasil Uji Statistic Independent Samples T-Test setelah krisis ekonomi


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO dan FDR Bank Muamalat indonesia

2007-2012

2. Data CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO dan FDR Bank Syariah Mandiri periode

2007-2012

3. Hasil statistik deskriptif variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, dan FDR Bank

Muamalat Indonesia periode 2007-2009

4. Hasil statistik deskriptif variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, dan FDR bank

muamalat Indonesia periode 2010-2012

5. Hasil statistik deskriptif variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, dan FDR Bank

Syariah Mandiri periode 2007-2009

6. Hasil statistik deskriptif variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, dan FDR Bank

Syariah Mandiri periode 2010-2012

7. Hasil uji Descriptive statistics rasio keuangan bank syariah selama krisis

keuangan global 2008

8. Hasil uji Descriptive Statistics Rasio Keuangan Bank Syariah Setelah Krisis

Keuangan Global 2008

9. Hasil Uji Statistik Independent Samples T-Test selama krisis ekonomi Global

2008

10.Hasil Uji Statistik Independent Samples T-Test setelah krisis ekonomi Global


(16)

1 A. Latar Belakang Masalah

Berawal dari permasalahan kegagalan pembayaran kredit perumahan (subpreme mortgage default) di Amerika serikat (AS), krisis kemudian menggelembung merusak sistem perbankan bukan hanya di AS namun meluas hingga

ke Eropa lalu ke Asia. Secara beruntun menyebabkan efek domino terhadap

solvabilitas dan likuiditas lembaga-lembaga keuangan di negara-negara tersebut, yang antara lain menyebabkan kebangkrutan ratusan bank, perusahaan sekuritas, reksadana, dana pensiun dan asuransi. Krisis kemudian merambat ke belahan Asia terutama negara-negara seperti Jepang, Korea, China, Singapura, Hongkong, Malaysia, Thailand, termasuk Indonesia yang kebetulan sudah lama memiliki

surat-surat berharga perusahaan-perusahaan tersebut. 1

Indonesia merupakan negara small open economy sehingga imbas dari krisis

finansial global sangat mempengaruhi kondisi perekonomian dalam negeri. Salah satu dampak dari krisis finansial global adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2008. Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan

1

http://www.Indonesiarecovery.com/krisis-keuangan-global-20n08/krisis-2008-terparah-sejak-the-great-depression/7-krisis -global-2008.html diakses pada tanggal 28 agustus 2013, jam 10.27 wib.


(17)

2

tumbuh mencapai 6,1% pada tahun 2008 atau sedikit lebih rendah dibandingkan

dengan tahun 2007 sebesar 6,3%.2

Pada saat terjadi krisis global, Amerika Serikat mengalami resesi yang serius sehingga terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya mempengaruhi daya beli masyarakat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain, karena Amerika Serikat merupakan pangsa pasar bagi negara-negara lain termasuk Indonesia. Penurunan daya beli masyarakat di Amerika yang menyebabkan penurunan permintaan impor dari Indonesia. Karena nilai ekspor Indonesia yang menurun maka terjadilah defisit neraca pembayaran Indonesia (NPI).

Krisis ekonomi global juga mempunyai dampak yang buruk terhadap nilai tukar dan inflasi. Dampak krisis keuangan jelas terlihat pada nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS bahkan sempat mencapai Rp 10.000,-/ USD pada minggu

kedua Oktober 2008.3 Hal ini dikarenakan adanya aliran keluar modal asing akibat

kepanikan yang berlebihan terhadap krisis keuangan global.

Islamic Banking adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada dalam ajaran Islam, berfungsi sebagai badan usaha yang menyalurkan dana

dari dan kepada masyarakat atau sebagai lembaga perantara keuangan. Islamic

banking merupakan unit sistem ekonomi Islam yang beroperasi dengan doktrin dasar larangan terhadap praktik riba. Perbankan Islam memiliki peran strategis dalam

2

http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=3698&itemid =29 diakses pada tanggal 28 agustus 2013, jam 10. 30 wib

3

http://rutacs.wordpress.com/2008/10/30/dampak-krisis-keuangan-global-tahun-2008-ter-hadap-ekonomi-Indonesia/ diakses pada tanggal 28 agustus 2013, jam 11. 30 wib


(18)

meningkatkan kesejahteraan umat, melalui proses intermediasi kegiatan perhimpunan dan penyaluran dana maupun penyediaan jasa keuangan lainnya, berlandaskan prinsip-prinsip syariah. Ketika sistem perbankan konvensional sempoyongan karena sistem moneter dan memerlukan biaya yang begitu besar untuk mempertahankannya, perbankan Syariah justru mampu menyelamatkan sebagian ekonomi umat. Kemampuan survival perbankan Islam dalam era krisis, telah menarik banyak perhatian para banker konvensional yang kemudian membuka kantor-kantor cabang

bank Islam. 4

Perkembangan perbankan Syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi Syariah. Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 telah menenggelamkan bank-bank konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena kegagalan sistem bunganya. Sementara perbankan yang menerapkan sistem syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan.

Tidak hanya itu, di tengah-tengah krisis keuangan global yang melanda dunia pada penghujung akhir tahun 2008, lembaga keuangan Syariah kembali membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis. Lembaga-lembaga keuangan Syariah tetap stabil dan memberikan keuntungan, kenyamanan serta keamanan bagi para pemegang sahamnya, pemegang surat berharga, peminjam dan para penyimpan dana di bank-bank syariah.

4

Veith al Rifai dan Andria Permata Veith al, Islamic Financial Management ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2008), hlm 77-78


(19)

4

Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri sebagai dua bank syariah terbesar di Indonesia mampu memperlihatkan kemampuan mereka dalam menghadapi krisis ekonomi yang melanda Indonesia di tahun 2008. Kedua bank tersebut berturut-turut berhasil mendapatkan laba sebesar Rp 300 milliar dan Rp 279 milliar lebih ditahun 2008 dan masing-masing Rp 145 milliar dan Rp 115,5 milliar lebih pada tahun 2007. Laba bersih Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri jika dibandingkan dengan Bank Mandiri yang mendapatkan laba bersih Rp5,313 milliar di tahun 2008 dan Rp 4.346 di tahun 2007.

Sebagai lembaga intermediasi antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana, diperlukan bank dengan kinerja keuangan yang sehat, sehingga fungsi intermediasi dapat berjalan lancar dan memenuhi jasa perbankan yang diinginkan oleh masyarakat. Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha jasa, yang mana kepercayaan masyarakat akan menempati porsi yang sangat besar dalam menjaga kelangsungan hidup bank

karena kelangsungan hidup bank sangat ditentukan oleh kepercayaan masyarakat.5

Informasi yang disajikan dalam kinerja keuangan ini dapat digunakan oleh pihak-pihak yang terkait seperti investor, kreditor, dan pihak-pihak luar perbankan untuk memprediksi kinerja keuangan yang sebenarnya dan pengambilan keputusan pada setiap periode.

5

Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 11.


(20)

Untuk menilai kinerja suatu perusahaan diperlukan ukuran-ukuran. Salah satu cara untuk mempelajari dan mengukur keadaan keuangan perusahaan adalah dengan menganalisis laporan keuangan. Bahan untuk mengadakan analisis laporan keuangan secara periodik telah dikeluarkan oleh perusahaan, yakni berupa laporan bentuk neraca, laporan laba rugi, atau laporan aliran kas.

Penilaian kinerja keuangan mengacu pasa SK direksi Bank Indonesia No.30/KEP/DIR tanggal 30 april 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank umum, penilaian ini bertujuan untuk menetapkan apakah bank tersebut sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat sehingga Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan diberhentikan kegiatan operasinya. Penilaian tingkat kesehatan bank akan berpengaruh terhadap kemampuan manajemen bank dan loyalitas nasabah terhadap bank yang bersangkutan.

Tingkat kesehatan bank untuk menilai kinerja ini banyak menggunakan rasio keuangan sebagai alat hitungnya. Analisis rasio dapat membantu manajemen dalam memahami apa yang sebenarnya terjadi pada perbankan berdasarkan suatu informasi laporan keuangan baik dengan perbandingan rasio-rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang pada internal perbankan maupun perbandingan rasio perbankan dengan perbankan lainnya atau dengan rata-rata industri pada saat titik yang sama/

perbandingan eksternal. 6

6


(21)

6

Melalui rasio keuangan yang dihitung dari laporan keuangan bank secara berkala maka dapat menunjukkan kualitas suatu bank. Berbagai hal dapat disertakan pada laporan kinerja bank syariah tersebut. Hal-hal yang dianggap penting untuk dilaporkan adalah mengenai pendapatan dari pembiayaan, pendapatan yang dibagi

hasilkan, bagi hasil untuk nasabah, bagi hasil untuk bank, ekuivalent rate dari bagi

hasil, serta rasio-rasio keuangan seperti financing to deposit ratio (FDR), non

performing financing (NPF), capital adequancy ratio(CAR), return on asset (ROA), return on equity (ROE) dan penyisisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) dan

informasi lainnya. 7

Tujuan utama penyajian laporan keuangan bank adalah untuk memberikan gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam satu periode waktu yang telah berlalu. Selanjutnya laporan keuangan bank berfungsi pula sebagai alat pertanggung jawaban manajemen baik kepada pemilik maupun otoritas moneter serta

instansi-instansi lainnya yang berkepentingan. 8

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kinerja keuangan perbankan syariah sebelum krisis ekonomi global 2008 dan setelah krisis ekonomi global 2008. Untuk itu penulis tertarik untuk menuangkan masalah ini kedalam sebuah skripsi untuk memperoleh gelar kesarjanaan dengan

judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Selama dan

7

Nurul Huda Dan Mustafa Edwin Nasution, Current Issues Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana,2009), hlm 132-133

8

N. Lapoliwa dan Daniel S. Kuswandi, Akuntansi PerBankan, Akuntansi Transaksi Bank Dalam Valuta Rupiah (Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 2000) hlm. 374


(22)

Setelah Krisis Ekonomi Global 2008 (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, terlihat banyaknya masalah yang akan muncul terkait dengan kinerja keuangan perbankan syariah, antara lain:

1. Apa saja penyebab krisis ekonomi global 2008?

2. Apa pengaruh krisis ekonomi terhadap perekonomian Indonesia?

3. Apa saja variabel yang digunakan dalam meneliti kinerja keuangan?

4. Bagaimana kinerja keuangan perbankan syariah selama krisis ekonomi global

2008?

5. Bagaimana kinerja keuangan perbankan syariah setelah krisis ekonomi global

2008?

6. Adakah perbedaan yang signifikan kinerja keuangan selama dan sesudah krisis

2008?

C. Pembatasan Masalah

Agar tidak terjadi pembahasan yang meluas, maka dalam hal ini penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti, yaitu:

1. Variabel yang akan digunakan untuk meneliti adalah kinerja keuangan yang

diwakili oleh CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, dan FDR

2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuartal laporan keuangan


(23)

8

3. Objek penelitian ini adalah Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah

Mandiri.

D. Perumusan Masalah

Dalam rangka memfokuskan pembahasan, maka penulis merumuskan beberapa hal yang perlu dikemukakan dalam skripsi ini, di antaranya:

1. Bagaimana perbandingan kinerja antara Bank Muamalat Indonesia dan Bank

Syariah Mandiri berdasarkan rasio keuangan selama periode selama krisis dan setelah krisis ekonomi global tahun 2007-2012?

2. Apakah kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri

berdasarkan rasio keuangan selama periode selama krisis dan setelah krisis ekonomi tahun global 2007-2012 telah memenuhi tingkat standar Bank Indonesia?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Muamalat

Indonesia dan Bank Syariah Mandiri berdasarkan rasio keuangan selama periode selama krisis dan setelah krisis ekonomi global tahun 2007-2012?

E. Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan penelitian ini tidak lain untuk turut serta memberikan kontribusi terhadap wacana, pemikiran, kajian, dan praktik perbankan syariah yang sedang berlangsung. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk:

1. Membandingkan kinerja antara Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah


(24)

2. Mengukur kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri berdasarkan rasio keuangan dengan berpedoman pada tingkat standar Bank Indonesia.

3. Menganalisis perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Muamalat Indonesia

dan Bank Syariah Mandiri berdasarkan rasio keuangan.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbandingan kinerja antara Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri, maka manfaat yang diharapkan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah cakrawala wawasan dan ilmu

pengetahuan serta pengalaman dalam menganalisis kinerja laporan keuangan perbankan, dimana penulis dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh selama berada di bangku perkuliahan.

2. Bagi praktisi, penelitian ini dapat dijadikan catatan atau koreksi untuk

mempertahankan atau meningkatkan kinerja perbankan yang sudah bagus, dan memperbaiki kelemahan atau kekurangan yang ada, serta bisa dijadikan acuan untuk pengambilan keputusan dalam rangka persaingan yang semakin kompetitif.

3. Bagi pihak eksternal, penelitian ini dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk

menilai besarnya risiko yang ada pada suatu bank dalam rangka pengambilan keputusan untuk melakukan investasi atau bahkan menarik dananya dari bank.


(25)

10

4. Dapat memberikan informasi dan perbandingan-perbandingan sehingga dapat

merangsang timbulnya ide-ide yang lebih mampu dalam mengembangkan

teori-teori serta dapat menambah khaanah keilmuan dan kepustakaan, khususnya

mengenai perbandingan kinerja bank muamalat Indonesia dan bank syariah mandiri berdasarkan rasio keuangannya.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini dibagi dalam lima bab yang merupakan satu rangkaian pembahasan yang saling terintegrasi dan terkait. Untuk memudahkan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai skripsi ini dibuatlah sistematika penulisan skripsi sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN.

Dalam bab ini merupakan suatu pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub, yaitu latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang tinjauan pustaka yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini, yaitu kontruksi model teoritis (bank di Indonesia, laporan keuangan bank, rasio keuangan bank, dan kinerja keuangan bank). Selanjutnya, dilihat berbagai studi terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, dan setelah itu dibuat kerangka pemikiran serta hipotesis penelitian.


(26)

BAB III : METODE PENELITIAN.

Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini, yang secara terinci akan dijelaskan dengan jenis penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, objek penelitian, pengukuran variabel, teknik pengolahan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN.

Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai kinerja Bank Muamalat

Indonesia dan Bank Syariah Mandiri, analisis deskriptif atau comparing means

variabel penelitian, dan pengujian hipotesis. BAB V : PENUTUP.

Dalam bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan berupa jawaban-jawaban dari permasalahan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, dan juga memberikan saran-saran yang sifatnya membangun sebagai solusi dari permasalahan yang telah dikemukakan.


(27)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Krisis Keuangan Global

1. Latar Belakang Krisis Keuangan Global

Krisis yang bermula dari pemberian kredit perumahan kepada rakyat miskin.

Subprime mortgage merupakan istilah untuk kredit perumahan (mortgage) yang diberikan kepada debitur dengan sejarah kredit yang buruk atau belum memiliki sejarah kredit sama sekali, sehingga digolongkan sebagai kredit yang berisiko tinggi.

Penyaluran subprime mortgage di Amerika Serikat mengalami peningkatan pesat

yakni sebesar US$ 200 miliar pada tahun 2002 menjadi US$ 500 miliar pada tahun

2005. Meskipun subprime mortgage inilah yang menjadi awal terciptanya krisis,

namun sebenarnya jumlahnya relatif kecil dibandingkan keseluruhan kerugian yang pada akhirnya dialami oleh perekonomian secara keseluruhan.

Kredit perumahan ini kemudian disekuritisasi secara hibrid agar lebih menarik bagi investor yang terdiri dari bank, perusahaan sekuritas, reksadana, dana pensiun dan asuransi. Dikarenakan banyaknya kredit yang tidak terbayar dalam jumlah yang besar dan merata, mengakibatkan bank-bank kesulitan membayar dan investor dengan cepat menarik dananya dari produk-produk perbankan disaat harga masih tinggi sehingga hal ini memacetkan perputaran uang di pasar hipotik. Hal ini menyebabkan pula struktur pasar uang yang produknya saling terkait satu sama lain


(28)

menjai terganggu. Termasuk juga jaminan obligasi utang (collaterlaised debt obligation) sebagai bentuk investasi kolektif dari subprime mortgage.

Lehman Brothers mengumumkan kerugian bertahap sebelum akhirnya bankrut. Pada 16 Juni 2008, peusahaan itu mengumumkan kerugian senilai 2,8 miliar dolar AS untuk paruh kedua 2008. Dilanjutkan dengan kerugian sebesar 3,9 miliar dolar AS pada paruh ketiga 2008 (10 September) dan berujung pada pengumuman kepailitannya pada 15 September 2008. Keguncangan serupa juga dialami secara hampir bersamaan oleh Merryl Linch, Citigroup, AIG dan berbagai lembaga

keuangan besar lain.1

Kondisi buruknya perekonomian dunia diperjelas dengan rilis dari Lembaga Moneter Internasional (IMF) pada tanggal 6 November 2008 yang memprediksi pertumbuhan ekonomi negatif untuk Amerika Serikat 0,7), empat negara di Eropa (-0,5) dan Inggris (-1,3) untuk tahun 2009. Tampak pula tren penurunan pertumbuhan negara-negara tersebut sejak 2007 hingga 2009. Untuk negara Asia seperti China, Jepang, dan India sebagai ikon pertumbuhan ekonomi di Asia juga tidak luput dari hantaman krisis. Berdasarkan prediksi IMF pada 6 november 2008, Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi negatif (-0,2) pada 2009. Sementara China mengalami penurunan dari 11,9% pada 2007 menjad 9,7 pada 2008 dan diprediksi terus turun menjadi 8,5 pada 2009. Demikian juga dengan India yang berturut-turut

1

http://www.Indonesiarecovery.com/krisis-keuangan-global-20n08/krisis-2008-terparah-sejak-the-great-depression/7-krisis -global-2008.html diakses pada tanggal 28 agustus 2013, jam 10.27 wib.


(29)

14

mengalami tren penurunan pertumbuhan ekonomi yaitu 9,3% pada 2007 menjadi 7,8% pada 2008 dan diprediksi terus turun menjadi 6,3 pada 2009.

Namun, disaat krisis ini, lembaga keuangan syariah kembali membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis keuangan yang melanda dunia. Sementara bank-bank konvensional diseluruh dunia bank-bankrut atau merugi hingga lebih dari 400 milliar dollar akibat krisis di sektor kreditnya, industri perbankan syariah malah menunjukkan kebalikannya. Lembaga-lembaga keuangan syariah tetap memberikan keuntungan, kenyamanan, dan keamanan bagi para pemegang sahamnya, pemegang surat berharga, peminjam dan para penyimpan dana yang mempercayakan uangnya didepositkan di bank-bank syariah. Di tengah krisis keuangan global, industri keuangan syariah malah mengalami pertumbuhan sebesar 1 trilliun dolar dan

diperkirakan akan terus berkembang meliputi investor-investor non muslim.2

2. Pengertian Krisis Keuangan Global

Ekonomi global merupakan sebuah sistem yang dianut oleh dunia perekonomian internasional saat ini. Hal tersebut ditandai oleh adanya sistem pasar terbuka, arus modal yang mengalir tanpa batas, dan munculnya perusahaan-perusahaan multinasional. Globalisasi ekonomi ini bagi sebagian negara-negara sangat menguntungkan sebab mempermudah mereka dalam memperoleh modal sebagai bahan bakar pertumbuhan ekonomi mereka. Namun, disisi lain kekuatan

2

Industri keuangan syariah, tumbuh ditengah krisis global sistem kapitalis, artikel diakses pada 13 november 2013 dari http://www.eramuslim.com/berita/analisa/industri-keuangan-syariah-tumbuh-di-tengah-krisis-keuangan -global-sistem-kapitalis.htm


(30)

globalisasi ekonomi ini juga membuat ekonomi internasional mengalami ketergantungan satu sama lainnya, sehingga keadaan perekonomian suatu negara

menjadi berpengaruh kepada negara lainnya.3 Hal inilah yang menyebabkan

terjadinya krisis di Amerika serikat yang ikut mengguncang negara-negara lainnya termasuk Indonesia. Oleh sebab itu, para pengamat menyebut krisis keuangan ini dengan sebutan krisis keuangan global. Sedangkan secara sederhana, krisis keuangan dapat didefinisikan sebagai berbagai situasi dengan berbagai institusi atau aset keuangan kehilangan sebagian besar nilai mereka. Krisis keuangan berhubungan dengan kepanikan perbankan dan resesi ataupun krisis mata uang.

3. Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Perekonomian Indonesia.4

a. Dampak Terhadap Perbankan

Dalam konteks perbankan, pemerintah perlu berhati-hati, karena tidak ada yang dapat memperkirakan dalam dan luasnya krisis keuangan global ini. Menyikapi permasalahan ini, pemerintah dan otoritas moneter telah melakukan beberapa langkah yang sangat tepat untuk mengurangi kekhawatiran/ ketidakpercayaan publik terhadap kapabilitas dan likuiditas bank- bank nasional, yaitu antara lain:

- Peningkatan jumlah simpanan di bank dijamin oleh pemerintah dari Rp 100juta

menjadi Rp 2 milyar, untuk mengantisipasi rush akibat kekhawatiran masyarakat

3

Robert Golpin Dan Millis Gilpin, Tantangan Kapitalisme Global: Ekonomi Babak Ke-21, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. Xxii

4

http://rutacs.wordpress.com/2008/10/30/dampak-krisis-keuangan-global-tahun-2008-terhadap-ekonomi-Indonesia/ diakses pada tanggal 28 agustus 2013, jam 10.27 wib.


(31)

16

terhadap keamanan simpanannya di bank. hal ini dilakukan dengan mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu).

- Perluasan jenis asset milik bank yang boleh diagunkan kepada BI, yang tadinya

hanya meliputi asset kualitas tinggi (SBI dan SUN), namun melalui perpu, asset yang dapat dijaminkan diperluas dengan kredit lancar milik bank (ditujukan untuk mengantisipasi turunnya harga pasar SUN, yang terlihat dengan naiknya

yield). Hal ini ditujukan untuk mempermudah bank dalam mengatasi kesulitan likuiditas, sehingga dapat memperoleh jumlah dana yang cukup dari BI.

Kekhawatiran yang dialami oleh masyarakat terhadap dunia perbankan, sebenarnya lebih berdasarkan sentimen negatif yang berlebihan akibat krisis di Amerika Serikat dan negara Eropa. Apabila penanganan krisis di Negara-negara tersebut berhasil, maka otomatis kekhawatiran masyarakat terhadap perbankan nasional pun hilang. Namun, akan meningkat yang dapat mengakibatkan meningkatnya amino masyarakat untuk mengambil simpanannya di bank-bank nasional, sehingga akan membuat ambruknya sendi-sendi perbankan nasional. Untuk mengantisipasi hal ini, maka salah satu alternatif yang perlu dipikirkan oleh pemerintah adalah dengan menjamin 100% semua dana nasabah, termasuk dana kredit yang dikucurkan oleh bank. hal ini bertujuan agar masyarakat tidak khawatir terhadap simpanannya dan dunia perbankan bisa berjalan dengan normal sekaligus menjaga sektor riil bisa tetap bergerak dengan terjaminnya kebutuhan dana dari perbankan.


(32)

b. Dampak Terhadap Bursa Saham

Bursa saham Indonesia juga mengalami penurunan indeks yang signifikan, sampai melebihi 11%, sehingga memaksa otoritas bursa untuk melakukan penghentian perdagangan selama 3 hari untuk mencegah lebih terpuruknya bursa akibat sentimen negatif.

c. Dampak Terhadap Nilai Tukar Dan Inflasi

Dampak krisis keuangan jelas terlihat pada nilai tukar Rupiah yang melemah terhadap dolar AS bahkan sempat mencapai RP 10.000/USD pada minggu kedua Oktober 2008. Hal ini lebih dikarenakan adanya aliran keluar modal asing akibat kepanikan yang berlebihan terhadap krisis keuangan global.

Dampak sejenis juga akan terjadi pada inflasi. Karena melemahnya Rupiah terhadap USD, maka harga barang-barang juga akan terimbas untuk naik, karena Indonesia masih mengimpor banyak kebutuhan termasuk tepung dan kedelai.

d. Dampak Terhadap Ekspor Dan Impor

Krisis keuangan global ini sudah pasti akan sangat berdampak kepada ekspor Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor, bukan hanya ke AS. Selama 5 tahun terakhir ini, ekspor Indonesia ke Amerika menempati urutan ke-2 setelah Jepang dengan kisaran masing-masing 12% – 15%. Selain itu, negara-negara importir produk Indonesia pada urutan ke-3 s.d. 10 (Singapura, RRC, India, Malaysia, Korsel, Belanda, Thailand, Taiwan) menyumbang sekitar 45% dari total ekspor Indonesia. Dari informasi tersebut, hampir dapat dipastikan bahwa keseluruhan negara-negara


(33)

18

tersebut sedang mengalami dampak krisis keuangan global yang berakibat pada perlambatan ekonomi di setiap negara. Lebih lanjut hal ini akan mengakibatkan penurunan kemampuan membeli atau bahkan membayar produk ekspor yang dihasilkan Indonesia, sehingga pada akhirnya akan memukul industri yang berorientasi ekspor di Indonesia. Hal ini sudah terkemuka di publik melalui media massa, terutama untuk sektor garmen, kerajinan, mebel dan sepatu, banyak keluhan para pelaku bisnis yang mengatalami penurunan order dan kelambatan pembayaran dari rekanan bisnis yang mengimport barangnya. (Data statistik belum dapat diperoleh). Dampak yang tidak menguntungkan juga terjadi di sisi impor, karena dengan melemahnya Rupiah, maka nilai impor akan melonjak yang selanjutnya akan menyulitkan para importir untuk menyelesaikan transaksi impor. Dampak berikutnya adalah melonjaknya harga-harga bahan yang berasal dari impor di pasar sehingga inflasi meningkat dan daya beli masyarakat juga akan menurun.

e. Dampak Terhadap Sektor Riil Dan Pengangguran.

Dampak terhadap sektor riil dapat dilihat dari dua aspek, yaitu: Menurunnya order dari rekanan di luar negeri sehingga banyak perusahaan kesulitan memasarkan produknya yang pada akhirnya harus melakukan efisiensi atau rasionalisasi supaya dapat bertahan hidup. Melemahnya daya beli masyarakat Indonesia karena melemahnya mata uang Rupiah dan kenaikan inflasi serta kesulitan likuiditas atau modal kerja dari perbankan yang mengetatkan kebijakan pemberian kreditnya. Kedua hal tersebut mengakibatkan industri di sektor riil menjadi tertekan,


(34)

sehingga apabila hal ini berlarut-larut akan melemahkan daya tahan perusahaan yang akan berimbas pada kemungkinan melakukan PHK bagi para karyawannnya demi mengurangi beban perusahaan atau karena memang perusahaan sudah tidak mampu lagi beroperasi.

B. Laporan Keuangan Bank

Bank sebagai lembaga jasa keuangan dituntut untuk memberikan transparansi kondisi keuangan melalui laporan keuangannya dikarenakan keberlangsungan hidup usaha bank ditentukan oleh tingkat kepercayaan masyarakat. Laporan keuangan bank dimaksudkan untuk memberikan informasi secara berkala mengenai kondisi bank

secara menyeluruh, termasuk perkembangan usaha, dan kinerja bank.5

1. Pengertian Laporan Keuangan

Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode

tertentu.6 Lebih lanjut lagi menurut Munawir (2002), laporan keuangan merupakan

alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi

keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.7

Dengan demikian, laporan keuangan adalah informasi keuangan perusahaan yang memuat kondisi dan posisi keuangan yang sesungguhnya. Laporan keuangan juga harus dibuat sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga mudah untuk dibaca,

5

Taswan, Manajemen Perbankan: Konsep, Teknik, Dan Aplikasi, hlm. 151

6

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012),hlm. 7

7


(35)

20

dipahami, dan dimengerti. Dalam praktiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, laporan merubahan modal, laporan catatan atas laporan keuangan, dan laporan kas.

Suatu laporan keuangan (financial statement) akan semakin bermanfaat dalam

pengambilan keputusan jika dengan informasi yang terkandung di dalamnya dapat memprediksi yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dengan mengolah laporan keuangan sedemikian rupa, akan membentu dalam memberikan pertimbangan mengenai kondisi suatu perusahaan.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan dibuat pasti memiliki tujuan. Secara umum tujuan dibuatnya laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut dan juga dalam rangka transparansi keuangan dalam suatu periode tertentu.

Berikut tujuan laporan keuangan menurut APB statement nomor 4:8

8


(36)

3. Pihak-Pihak Yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan

Terdapat beberapa pihak yang selama ini dianggap memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan. Masing-masing pihak memunyai kepentingan dan tujuannya tersendiri atas laporan keuangan yang dikeluarkan.

Berikut pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan:9

a. Kreditur

b. Investor

c. Akuntan publik

d. Karyawan perusahaan

e. Bapepam

f. Underwriter

g. Konsumen

h. Pemasok

i. Lembaga penilai

9

Irham Fahmi, Manajemen Kinerja: Teori dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 157-164.

Keuangan APB No. 4

Tujuan kualitatif

a. Relevance

b. Undestandability

c. Verifiability

d. Neutrality

e. Timeliness

f. Comparability

g. completeness

Tujuan umum Memberikan informasi:

a. Sumber ekonomi

b. Kewajiban

c. Kekayaan bersih

d. Proyeksi laba

e. Perubahan harta

dan kewajiban

f. Informasi relevan

Tujuan khusus Menyajikan laporan:

a. Posisi keuangan

b. Hasil usaha

c. Perubahan

posisi keuangan

secara wajar

sesuai dengan GGAAP


(37)

22

j. Asosiasi perdagangan

k. Pengadilan

l. Akademisi dan peneliti

m. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemerintah asing

n. Organisasi internasional.

C. Rasio Keuangan Bank

Informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan memberikan manfaat kepada pengguna apabila laporan keuangan tersebut dianalisa lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan. Analisa laporan keuangan meliputi perhitungan dan interprestasi rasio keuangan. Analisa rasio keuangan dapat membantu para pemakai laporan keuangan dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan atas kegiatan operasional yang dilakukan.

1. Pengertian Rasio Keuangan Bank

Rasio secara sederhana disebut sebagai perbandingan jumlah, dari satu jumlah dengan jumlah lainnya itulah dilihat perbandingan dengan harapan nantinya akan ditemukan jawaban yang selanjutnya itu dijadikan bahan kajian untuk dianalisis dan

diputuskan.10 Analisis rasio (ratio analysis) merupakan salah satu analisis paling

popular dan banyak digunakan karena sangat sederhana yang menggunakan operasi

aritmatika, namun interpretasinya sangat kompleks.11 Jadi, rasio keuangan adalah

perbandingan jumlah komponen yang terdapat dalam laporan keuangan.

10

Irham Fahmi, Manajemen Kinerja: Teori Dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta, 2010) hlm.170

11

Demawan Syahrial Dan Djahotman Purba, Analisa Laporan Keuangan- Cara Mudah Dan Praktis Memahami Laporan Keuangan, Edisi Pertama. (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), hlm. 36


(38)

Analisis rasio keuangan bank merupakan alternatif untuk menganalisa laporan keuangan bank dengan melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan dalam bentuk proporsi. Informasi dalam laporan keuangan dihitung dengan rasio-rasio keuangan yang sesuai dengan keinginan untuk menginterpretasikan atau memahami kondisi keuangan pada suatu periode tertentu.

Analisis rasio keuangan dimulai dengan laporan keuangan dasar yang terdiri dri neraca, laporan laba rugi, kualitas aktiva produktif, dan arus kas. Perhitungan rasio tersebut akan terlihat jelas jika dihubungkan dengan perhitungan antar waktu atau melakukan perbandingan dengan perusahaan lain yang sejenis. Penggunaan rasio keuangan ini tidak saja digunakan oleh pihak internal (manajemen), namun juga digunakan oleh pihak eksternal seperti akademisi dan investor. Secara umum penggunaan rasio ini oleh pihak yang telah disebutkan sebelumnya adalah untuk melihat atau mengevaluasi kondisi dan kinerja keuangan perusahaan dalam proses pengambilan keputusan.

2. Manfaat analisis rasio keuangan

Menurut Irham Fahmi (2010), manfaat yang bisa diambil dengan

dipergunakan rasio keuangan, yaitu:12

1) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai

kinerja dan prestasi perusahaan

12

Irham Fahmi, Manajemen Kinerja: Teori dan Aplikasi, Manajemen Kinerja: Teori Dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta, 2010)hlm. 173.


(39)

24

2) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai

rujukan untuk membuat perencanaan

3) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi

suatu perusahaan dari perspektif keuangan

4) Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor, dapat digunakan

untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi, dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman

5) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder

organisasi

3. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Setiap rasio keuangan yang dibentuk pasti memiliki tujuannya masing-masing. Hal ini menerangkan bahwa tidak ada batasan yang jelas dan tegas mengenai berapa rasio yang terdapat pada setiap aspek yang akan dianalisis. Namun, yang terpenting dalam penggunaan rasio keuangan adalah memahami tujuan penggunaan rasio keuangan tersebut. Berikut ini akan dijelaskan rasio keuangan yang sering digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank syariah, rasio-rasio tersebut yaitu: a. Rasio permodalan/ solvabilitas

Bank pada umumnya dan bank syariah khususnya adalah lembaga yang didirikan dengan orientasi laba. Kekuatan aspek permodalan ini memungkinkan terbangunnya kondisi bank yang dipercaya oleh masyarakat. Pengertian modal bank


(40)

berdasarkan ketentuan bank Indonesia dibedakan antara bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia dan kantor cabang bank asing yang beroperasi di Indonesia. Modal bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia terdiri atas

modal inti atau primary capital dan modal pelengkap atau secondary capital.

Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetor dan

cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak, dengan perincian sebagai berikut:13

1) Modal disetor

Modal disetor adalah modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. Bank yang berbadan hukum koperasi, modal disetor terdiri atas simpanan pokok dan simpanan wajib para anggotanya.

2) Agio saham

Agio saham adalah selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat dari harga saham yang melebihi nilai nominalnya.

3) Cadangan umum

Cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba ditahan atau laba bersih setelah dikurangi pajakk dan mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota sesuai anggaran dasar masing-masing.

4) Cadangan tujuan

Cadangan tujuan adalah bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota.

13


(41)

26

5) Laba ditahan

Laba ditahan adalah saldo laba bersih setelah dikurang pajak yang oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan

6) Laba tahun lalu

Laba tahun lalu adalah laba bersih setelah dikurangi pajak dan belum ditentukan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota. Jumlah laba tahun lalu yang diperhitungkan sebagai modal hanya sebesar 50%. Jika bank mempunyai saldo rugi pada tahun-tahun lalu, seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.

7) Laba tahun berjalan

Laba tahun berjalan adalah laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun berjalan yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%. Jika bank mengalami kerugian pada tahun berjalan, seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.

8) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya

dikonsolidasikan

Bagian kekayaan bersih tersebut adalah modal inti anak perusahaan setelah dikompensasikan nilai penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut. Anak perusahaan adalah bank dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB) lain yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh bank.

Dalam kerangka paket deregulasi tanggal 29 februari 1991, bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total


(42)

aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Persentase kebutuhan modal minimum ini disebut capital adequacy ratio (CAR)

Perhitungan penyediaan modal minimum atau kecukupan modal bank (Capital adequacy) didasarkan kepada rasio atau perbandingan antara modal yang dimiliki bank dan jumlah aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Aktiva dalam perhitungan ini mencakup aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin dalam kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan bagi pihak ketiga.

Langkah-langkah perhitungan penyediaan modal minimum bank adalah

sebagai berikut:14

a. ATMR aktiva neraca dihitung dengan cara mengalihkan nilai nominal

masing-masing aktiva yang bersangkutan dengan bobot risiko dari masing-masing-masing-masing pos aktiva neraca tersebut.

b. ATMR aktiva administratif dihitung dengan cara menglihkan nilai nominal

rekening administratif yang bersangkutan dengan bobot risiko dari masing-masing pos rekening tersebut

c. Total ATMR = ATMR aktiva neraca + ATMR aktiva administartif.

d. Rasio modal bank dihitung dengan cara menbandingkan antara modal bank

(modal inti + modal pelengkap) dan total ATMR. Rasio tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

14


(43)

28

e. CAR 100%

f. Hasil perhitungan rasio diatas, kemudian dibandingkan dengan kewajiban

penyediaan modal minimum (yakni sebesar 8%). Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui apakah bank yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan CAR (kecukupan modal) atau tidak. Jika hasil perbandingan antara perhitungan rasio modal dan kewajiban penyediaan modal minimum sama dengan 100% atau lebih, modal bank yang bersangkutan telah memenihu ketentuan CAR (kecukupan modal). Sebaliknya, bila hasilnya kurang dari 100%, modal bank tersebut tidak memenuhi ketentuan CAR.

b. Rasio Kualitas Aktiva Produktif15

Penilaian atas kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan dilakukan

berdasarkan faktor prospek usaha, kinerja (performnace) nasabah, dan kemampuan

membayar. Penilaian terhadap prospek usaha meliputi penilaian terhadap prospek usaha meliputi penilaiann terhadap potensi prtumbuhan usaha, kondisi pasar dan posisi nasabah dalam persaingan, kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja, dukungan dari grup atau afiliasi, dan upaya yang dilakukan nasabah dalam rangka memelihara lingkungan hidup. Penilaian terhadap kinerja nasabah meliputi penilaian terhadap perolehan laba, struktur permodalan, arus kas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar. Penilaian terhadap kemampuan membayar meliputi penilaian terhadap ketepatan pembayaran pokok dan marjin/ bagi hasil/ fee, ketersediaan dan keakuratan

15

Nida Ulfajriyah. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dan Unit Usaha Syariah. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012


(44)

informasi keuangan nasabah, kelengkapan dokumen pembiayaan, kepatuhan terhadap perjanjian pembiayaan, kesesuaian penggunaan dana, dan kewajaran sumber pembayaran kewajiban.

Penggolongan kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan dilakukan dengan mempertimbangkan signifikansi dan materialitas dari setiap faktor penilaian dan komponen, serta relevansi dari faktor penilaian dan komponen, serta relevansi dari faktor penilaian dan komponen terhadap nasabah yang bersangkutan. Rasio kualitas aktiva produktif merupakan rasio antara total pembiayaan yang diberikan

dengan kategori non lancar dengan total pembiayaan yang diberikan (non performing

financing)

NPF pembiayaan KL, D, M total pembiayaan

Pembiayaan yang diberikan dengan kategori non lancar terdiri dari pembiayaan kurang lancar, diragukan, dan macet. Sedangkan total pembiayaan yang diberikan adalah pembiayaan dengan kategori lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Standar terbaik NPF yang ditentukan oleh bank Indonesia adalah dibawah 5% (<5%).

c. Rasio Rentabilitas/ Profitabilitas/ Earning

Rasio rentabilitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Terdapat banyak sekali rasio rentabilitas


(45)

30

yang digunakan, namun dalam penelitian ini menggunakan rasio return on asset

(ROA) untuk menghitung rentabilitas bank. Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menggunakan aset-aset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan/ laba. Return on asset (ROA) merupakan rasio antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total asset/ aktiva.

ROA laba sebelum pajak rata rata total asset

Laba sebelum pajak dihitung dengan menyetahunkan data pada periode laporan, contoh: posisi juni = (akumulasi laba per juni dibagi 6) x 12. Sedangkan rata-rata total asset/ aktiva dihitung dengan menggunakan rata-rata-rata-rata 12 bulan terakhir dari bulan laporan. Rasio ini banyak diamati oleh pemegang saham atau investor di pasar modal dikarenakan rasio ini mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba yang dikaitkan dengan pembayaran deviden (untuk bank yang go public). Semakin kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya kemampuan menajemen bank dalam hal mengelola asset/ aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya. Standar terbaik ROA yang ditentukan oleh bank Indonesia adalah 1,5%.

d. Rasio Efisiensi Usaha

Untuk mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan hasil guna, maka melalui rasio-rasio keuangan disini juga dapat diukur secara kuantitatif tingkat efisien yang telah dicapai oleh manajemen bank yang bersangkutan. Rasio efisiensi usaha yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio biaya operasional dibagi pendapatan operasional.


(46)

Rasio biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional yang bertujuan untuk mengukur efisiensi kegiatan operasikonal bank syariah.

Biaya operasional yang digunakan adalah biaya/ beban operasional termasuk kekurangan penyisihan penghapusan aktiva produktif per periode laporan. Sedangkan pendapatan operasional yang digunakan adalah pendapatan setelah distribusi bagi hasil per periode laporan. Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan biaya operasional atau biaya intermediasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh oleh bank. Semakin tinggi angka ini, mengindikasikan semakin tidak efisien bank syariah dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dan begitu pula sebaliknya. Standar terbaik BOPO yang ditentukan oleh bank Indonesia adalah di bawah atau sama dengan 92% (≤92%)

e. Rasio Likuiditas

Suatu bank dikatakan likuid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Terdapat banyak sekali rasio likuiditas yang digunakan, namun dalam penelitian ini menggunakan rasio likuiditas bank. Rasio ini merupakan rasio antara pembiayaan yang diberikan dengan total dana pihak ketiga (DPK).


(47)

32

Total pembiayaan yang diberikan terdiri atas total pembiayaan (mudharabah dan musyarakah), piutang (murabahah, salam, istishna, qardh, dan ijarah), pembiayaan lainnya dan piutang multijasa (khusus untuk BPRS). Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) terdiri dari total dana simpanan wadiah dan dana investasi tidak terikat. Jenis rasio likuiditas ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Standar terbaik FDR yang ditentukan oleh bank Indonesia adalah antara 85%-110%

f. Kinerja Bank Secara Keseluruhan

Untuk mengetahui kenerja bank secara keseluruhan adalah dengan cara menjumlahkan seluruh rasio keuangan, yaitu CAR, ROA, ROE, BOPO, dan FDR yang sebelumnya diberi bobot nilai tertentu. Perhitunga persentase dan bobot nilai tertentu. Perhitungan persentase dan bobot rasio-rasio tersebut adalah:

a) CAR

Menurut ketentuan bank Indonesia (PBI No: 15/12/PBI/2013 tentang penyediaan modal minimum bank umum), suatu bank umum harus memiliki CAR minimum 8%, sementara rata-rata perbankan sebesar 12% hingga 29%. Variabel ini mempunyai bobot nilai CAR ditentukan sebagai berikut:

(1) kurang dari 8%, skor nilai = 0 (2) antara 8%-12%, skor nilai = 80 (3) antara 8%-12%, skor nilai = 90 (4) lebih dari 20%, skor nilai = 100


(48)

Misalnya suatu bank memiliki nilai CAR 27,16%, maka skor akhir CAR adalah 20%*100 = 20

b) NPF

Standar terbaik NPF menurut bank Indonesia (PBI No:10/24/PBI/2008 tentang penilaian kualitas aktiva bank umum yang melakasanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah) mengharuskan nilai NPF di bawah 5%, sementara juga NPF bank di atas 8% dianggap buruk (karena ini merupakan rata-rata NPF industri). Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%, maka skor nilai NPF ditentukan sebagai berikut:

(1) Lebih dari 8%, skor nilai = 0 (2) Antara 5% - 8%, skor nilai = 80 (3) Antara 3% - 5%, skor nilai = 90 (4) Kurang dari 3%, skor nilai = 100

Misalnya, suatu bank memiliki nilai NPF 4,26, maka skor akhir NPF adalah 20%*90 = 18

c) ROA

Menurut ketentuan bank Indonesia, standar terbaik ROA adalah 1,5. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%, maka skor nilai ROA ditentukan sebagai berikut:

(1) Kurang dari 0%, skor nilai = 0 (2) Antara 0% - 1%, skor nilai = 80% (3) Antara 1% - 2%, skor nilai = 90 (4) Lebih dari 2%, skor nilai = 100


(49)

34

Misalnya, suatu bank memiliki ROA 1,34%, maka skor akhir ROA adalah 20%*90 = 18

d) BOPO

Standar terbaik BOPO menurut bank Indonesia adalah di bawah atau sama dengan 92%. Semakin rendah rasio ini, maka semakin efisien bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%, maka skor nilai BOPO ditentukan sebagai berikut:

(1) Lebih dari 125%, skor nilai = 0 (2) Antara 92 – 125%, skor nilai = 80 (3) Antara 85%-92%, skor nilai = 90 (4) Kurang dari 85%, skor nilai = 100

Misalnya, suatu bank memiliki nilai BOPO 93,21%, maka skor akhir BOPO adalah 20%*80=16

e) FDR

Standar terbaik FDR menurut bank Indonesia (PBI No:14/20/PBI/2012 tentang pendanaan jangka pendek bagi bank umum syariah) adalah 85%-110%. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%, maka skor nilai FDR ditentukan sebagai berikut:

(1) Kurang dari 50%, skor nilai = 0 (2) Antara 50%-85%, skor nilai = 80 (3) Lebih dari 110%, skor nilai = 90 (4) Antara 85%-110%, skor nilai = 100

Misalnya suatu bank memiliki nilai FDR 90,22%, maka skor nilai akhir FDR adalah 20%*100= 20


(50)

Selanjutnya, skor nilai masing-masing variabel dijumlahkan. Berdasarkan contoh di atas, maka bernilai 20+18+18+16+20=92. Perhitungan tersebut berlaku untuk semua bank, sehingga diperoleh kinerja bank secara keseluruhan yang pada akhirnya akan dibuatkan ranking sesuai jumlah skor.

D. Kinerja Keuangan Bank

Dalam menilai suatu perusahaan memiliki kualitas yang baik atau tidak, dapat

dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan (financial performance) dan kinerja

non keuangan (non financial performance). Namun, penilaian kinerja keuangan

paling sering digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan karena kemudahan dalam mengakses data yang dibutuhkan. Penilaian kinerja keuangan dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan dengan data dari laporan keuangan.

1. Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi

tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu

periode waktu. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh begitu saja, namun haruslah dengan kerja keras serta komitmen dan kedisiplinan yang tinggi dari semua pihak, baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek


(51)

36

penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas bank.

Penilaian kinerja keuangan setiap perusahaan adalah berbeda-beda, misalnya pada sektor keuangan seperti perbankan memiliki ruang lingkup penilaian yang berbeda dengan ruang lingkup bisnis lainnya. Penilaian ini berbeda karena disebabkan perbankan sebagai lembaga intermediasi yang bertugas untuk menjembatani pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana.

Dibawah ini merupakan ayat yang menjelaskan tentang kinerja: surah at-taubah ayat 105:

دﺎﮭﺸﻟاو ﺐﯿﻐﻟا ﻢﻟﺎﻋﻰﻟإ نودﺮﺘﺳو نﻮﻨﻣﺆﻤﻟاو ﮫﻟﻮﺳرو ﻢﻜﻠﻤﻋ ﮫﻠﻟاىﺮﯿﺴﻓاﻮﻠﻤ ﻋا ﻞ ﻗ و

َ َ ﱠ َ ِ ْ َ ْ ِ ِ َ َ ِ َ ﱡ َ ُ َ َ َ ُ ِ ْ ُ ْ َ ُ ُ ُ َ َ ْ ُ َ َ َ ُ ﱠ َ َ َ َ ُ َ ْ ِ ُ َ

نﻮﻠﻤﻌﺗ ﻢﺘﻨﻛﺎﻤﺑ ﻢﻜﺌﺒﻨﯿﻓ ة

َ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ َ ِ ْ ُ ُ ﱢ َ ُ َ ِ

Dan, katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka, Allah dan Rasul-Nya, serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu

diberitakan-Nya kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. Kata “i’malû”

berarti beramallah. Kata ini juga bisa berarti “bekerjalah”.

2. Tahap-Tahap Dalam Menganalisis Kinerja Keuangan

Terdapat 5 (lima) tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu suatu perusahaan secara umum, yaitu:

1) Melakukan review terhadap data laporan keuangan.

Review di sini dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah dibuat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.


(52)

2) Melakukan perhitungan

Penerapan metode perhitungan disini adalah disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang sedang di lakukan sehingga hasil dari perhitungan tersebut akan memberikan sutau kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.

3) Melakukan perbandingan terhadap hasil yang telah diperoleh

Dari hasil hitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Metode yang paling umum dipergunakan untuk melakukan perbandingan ini ada dua, yaitu:

a. Time series analysis, yaitu membandingkan secara antar waktu atau antar periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihat grafik.

b. Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap hasil hitunga rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan secara bersamaan.

4) Melakukan penafsiran (interprettion) terhadap berbagai permasalahan yang

ditemukan.

Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan adalah setelah dilakukan ketiga tahap tersebut, selanjutnya dilakukan penafsiran untuk melihat apa-apa saja permasalahan dan kendala-kendala yang dialami oleh perbankan tersebut.

5) Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap berbagai


(53)

38

Pada tahap terakhir ini, setelah ditemukan berbagai permaslahan yang dihadapi, maka dicarikan solusi guna memberikan suatu input atau masukan agar apa yang menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan.

E. Review Study Terdahulu

1. Nida Ulfajriyah. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, 2012. Dengan

judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dan Unit Usaha Syariah. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja keuangan suatu Bank. Penelitian ini menggunakan data 8 Bank umum Syariah dan 21 unit usaha Syariah. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian menyebutkan bahwa rasio CAR, NPL, ROE, BOPO, LDR, Bank Umum Syariah tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, sedangkan rasio ROA menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dari data tersebut dapat dilihat perbedaan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang akan diteliti. Perbedaan tersebut terdapat ada jenis lembaga yang akan di teliti, serta rentang waktu yang lebih panjang dalam pengambilan data, yakni dari tahun 2007-2012.

2. Dedy Maulana. Jurusan manajemen fakultas ekonomi dan bisnis, 2009. Dengan

judul Analisis kinerja keuangan (camels) terhadap kepercayaan investor. Periode penelitian ini adalah tahun 2003- 2008 Bank Syariah Mandiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh CAR, PPAP, APB, NPM, ROA, ROE, LDR dan NIM (rasio CAMELS) terhadap kepercayaan investor secara simultan dan parsial. Serta menganalisis variabel independen (rasio CAMELS) manakah


(54)

yang paling dominan mempengaruhi variabel dependen (kepercayaan investor). Metode yang digunakan adalah metode regresi linier berganda. Dari hasil penelitian berdasarkan uji simultan (uji F) menunjukkan bahwa delapan variabel independen (CAR, PPAP, APB, NPM, ROA, ROE, LDR, dan NIM) berpengaruh signifikan terhadap keprcayaan investor. Sedangkan berdasarkan uji parsial (uji T) menunjukkan bahwa dari 8 variabel independen hanya 4 yang berpengaruh signifiksn terhadap kepercayaan investor yaitu CAR, PPAP, APB, dan LDR, sedangkan NPM, ROA, ROE, dan NIM tidak berpengaruh secara signifikan. Berdasarkan hasil uji regresi variabel independen yang paling dominan mempengaruhi variabel dependen dalah APB.

3. Riky Amalia. Program studi muamalat (perbankan syariah), 2012. Analisis

terhadap kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank mandiri Syariah (BSM) dari tahun 2006-2010. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana kesehatan kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank Syariah Mandiri (BSM). Periode penelitian ini adalah tahun 2006-2010. Metode yang digunakan adalah kuantititatif deskriptif. Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa pada bank syariah mandiri (BSM) mempunyai kemampuan rentabilitas yang tinggi yang diwakili dari ROA, kinerja laba (ROE) yang meningkat jauh dari 2009 ke 2010, tingkat efisiensi (BOPO) pada tahun 2007dan 2010 juga sangat tinggi dan pada tahun 2006 dan tahun 2009 cukup tinggi. Dari segi modal tahun 2006-2009 berada pada peringkat 1 dan CAR BSM pada tahun 2010 berada pada tingkat 2. Kemampuan likuiditas BSM dari tahun 2006-2008


(55)

40

berada pada peringkat 3 dan tahun 2009 dan 2010 berada pada peringkat 2. Untuk Bank muamalat Indonesia (BMI) mempunyai kemampuan rentabilitas yang sangat tinggi dari tahun 2006-2008. Pada tahun 2009 sangat rendah dan pada tahun 2010 kemampuan rentabilitas tinggi tingkat kinerja laba (ROE) dari tahun 2006-2010 memperoleh laba yang sangat tinggi kecuali pada tahun 2009 perolehan laba menurun akan tetapi masih dalam kriteria cukup tinggi. Tingkat efisiensi (BOPO) pada tahun 2006 pada peringkat 2, rentabilitas tinggi. BOPO pada tahun 2007 dan 2008 sangat tinggi sedangkan untuk tahun 2009-2010 tingkat efisiensi BMI sangat rendah. Dari data diatas dapat dilihat perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan diteliti. Perbedaan tersebut terdapat pada cara pengolahan data dan tujuan penelitian sekarang untuk mengetahui apakag terdapat perbedaan yang signifikan antara bank syariah mandiri dan bank muamalat Indonesia.

4. Erhansyah. Program studi muamalat (perbankan syariah), 2012. Analisis shock

macro ekonomi terhadap dana pihak ketiga dan pembiayaan perbankan Syariah

saat krisis keuangan global 2007-2009 : pendekatan vektor auto regression.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah/US$ dan pertumbuhan ekonomi terhadap dana pihak ketiga saat krisis keuangan global 2007-2009. Alat uji yang

dipakai dalam penelitian ini adalah Vector autoregression (VAR). dari hasil

penelitian tersebut dapat diketahui bahwa pergerakan atau shock nilai tukar rupiah/ US$ yang fluktuatif ternyata tidak direspon oleh dana pihak ketiga,


(56)

namun jumlah dana pihak ketiga terus bertambah selama periode penelitian. Shock yang terjadi pada indeks produksi industri yang naik turun tidak mendapat respon dari DPK. Besaran suku bunga BI yang fluktuatif tidak direspon oleh dana pihak ketiga. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan diteliti adalah dari variabel penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang dipakai adalah solvabilitas, rentabilitas, kualitas aktiva produktif, efisiensi usaha, dan likuiditas bank yang bersangkutan. Perbedaan lainnya adalah periode penelitian yang lebih lama yaitu penelitian ini akan menggunakan data dari tahun 2007-2012.

F. Kerangka Penelitian

Bank Syariah

Bank Syariah Mandiri Bank Muamalat

Indonesia

CAR

Analisis Laporan Keuangan

ROA ROE NPF BOPO FDR

Uji Kesamaan Variansi Independent Samples

t-test

Perbandingan Kinerja Keuangan Bank


(57)

42

G. Hipotesis Penelitian

Ada dua hipotesis yang digunakan dalam t-test untuk mencapai tujuan penelitian, yakni hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha). Dalam hipotesis nol

dinyatakan bahwa nilai rata-rata (mean)dari berbagai populasi tersebut adalah sama

(H0:12). Sedangkan pada hipotesis alternatif dinyatakan bahwa nilai rata-rata (mean)

untuk berbagai populasi tersebut adalah berbeda (Ha:12). Adapun hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Capital adequacy ratio (CAR)

H0 1: tidak terdapat perbedaan kinerja bank syariah dalam periode selama dan

setelah krisis ekonomi global 2008 berdasarkan capital adequacy ratio

(CAR)

Ha 1: terdapat perbedaan kinerja bank syariah dalam periode selama, dan

setelah krisis ekonomi 2008 global berdasarkan capital adequacy ratio

(CAR)

b. Return On Asset (ROA)

H0 2: tidak terdapat perbedaan kinerja bank syariah dalam periode selama, dan

setelah krisis ekonomi global 2008 berdasarkan return on asset (ROA)

Ha 2: terdapat perbedaan kinerja bank syariah dalam periode selama, dan


(58)

c. Return On Equity (ROE)

H0 3: tidak terdapat perbedaan kinerja bank syariah dalam periode selama, dan

setelah krisis ekonomi global 2008 berdasarkan return on asset (ROA)

Ha 3: terdapat perbedaan kinerja bank syariah dalam periode selama, dan

setelah krisis ekonomi global 2008 berdasarkan return on asset (ROA)

d. Non Performing Financing (NPF)

H0 4: tidak terdapat perbedaan kinerja bank syariah dalam periode selama, dan

setelah krisis ekonomi global 2008 berdasarkan non performing financing

(NPF)

Ha 4: terdapat perbedaan kinerja bank syariah dalam periode selama, dan

setelah krisis ekonomi global 2008 berdasarkan non performing financing

(NPF)

e. Biaya Operasional Dibagi Pendapatan Operasional (BOPO)

H0 5: tidak terdapat perbedaan kinerja bank syariah dalam periode selama, dan setelah krisis ekonomi global 2008 berdasarkan biaya operasional dibagi pendapatan operasional (BOPO)

Ha 5: terdapat perbedaan kinerja bank syariah dalam periode selama, dan setelah krisis ekonomi global 2008 berdasarkan biaya operasional dibagi pendapatan operasional (BOPO).


(59)

44

f. FDR

H0 6: tidak terdapat perbedaan kinerja bank syariah dalam periode selama, dan

setelah krisis ekonomi global 2008 berdasarkan financing to deposit ratio

(FDR)

Ha 6: terdapat perbedaan kinerja bank syariah dalam periode selama, dan

setelah krisis ekonomi global 2008 berdasarkan financing to deposit ratio


(60)

45 A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk kedalam penelitian komparatif. Penelitian komparatif adalah penelitian yang dilakukan untuk membandingkan nilai satu variabel dengan variabel lainnya dalam waktu yang berbeda, penelitian ini menggunakan lebih dari

satu sampel.1 Penelitian ini untuk membandingkan dan menganalisa kinerja bank

syariah mandiri dan bank muamalat indonesia selama periode waktu selama krisis dan setelah krisis ekonomi global 2008 (2007-2012) berdasarkan rasio keuangan yang diwakili oleh CAR, ROA, ROE, NPF, FDR, dan BOPO.

B. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif (quantitative data), khususnya data diskrit (descrete data) yaitu data yang diperoleh

dari perhitungan.2

1

Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Cet. Ke-4, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm.7

2


(1)

Hasil statistik deskriptif variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, dan FDR Bank Muamalat Indonesia periode 2007-2009

CAR ROA ROE NPF BOPO FDR

mean 11.18000 2.128000 27.31300 5.082000 83.19600 97.89600 median 11.28000 2.505000 30.94000 4.775000 80.51500 98.80000 maximum 12.29000 3.040000 42.13000 8.860000 95.71000 106.3900 minimum 9.640000 0.450000 8.030000 2.960000 75.76000 85.82000 std. dev 0.686035 0.922916 11.52557 1.772298 7.188231 6.666624 probability 0.460949 0.363277 0.614190 0.521880 0.442769 0.700656 Sumber: data eViews 7 yang telah diolah

Lampiran 4

Hasil statistik deskriptif variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, dan FDR bank muamalat Indonesia periode 2010-2012

CAR ROA ROE NPF BOPO FDR

mean 12.15083 1.432500 22.65167 3.797500 87.15000 95.85167 median 12.09000 1.515000 21.86000 4.260000 85.59000 96.45000 maximum 14.62000 1.740000 29.16000 6.590000 99.68000 103.7100 minimum 10.12000 0.810000 11.54000 1.810000 84.00000 85.52000 std. dev 1.234279 0.257510 5.223929 1.372000 4.342906 5.260834 probability 0.928662 0.121156 0.725426 0.851775 0.000143 0.77389 Sumber: data eViews 7 yang telah diolah


(2)

Hasil statistik deskriptif variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, dan FDR Bank Syariah Mandiri periode 2007-2009

CAR ROA ROE NPF BOPO FDR

mean 12.90700 1.519000 23.19900 2.422000 76.87800 88.74400 median 12.54500 1.485000 15.24000 2.190000 77.95000 89.16500 maximum 14.73000 2.230000 44.20000 3.890000 81.34000 99.11000 minimum 11.54000 0.490000 5.390000 1.340000 72.05000 73.88000 std. dev 0.994653 0.590620 15.11688 0.731677 3.228666 6.818364 probability 0.75285 0.703480 0.50886 0.599895 0.688771 0.562608 Sumber: data eViews 7 yang telah diolah

Lampiran 6

Hasil statistik deskriptif variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, dan FDR Bank Syariah Mandiri periode 2010-2012

CAR ROA ROE NPF BOPO FDR

mean 12.52583 2.165000 65.63917 1.137500 73.06000 87.84750 median 14.46500 2.215000 66.79500 1.140000 73.11000 86.78000 maximum 14.59000 2.300000 74.43000 1.550000 76.44000 94.40000 minimum 10.60000 1.950000 53.10000 0.660000 70.11000 82.54000 std. dev 1.299654 0.106983 5.247781 0.273699 1.901564 3.979610 probability 0.653613 0.492722 0.305560 0.760513 0.847093 0.609506 Sumber: data eViews 7 yang telah diolah


(3)

Hasil uji Descriptive statistics rasio keuangan bank syariah selama krisis keuangan global 2008

Group Statistics

BSMbmi N Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

CAR BSM 10 12.9070 .99465 .31454

BMI 10 11.1800 .68604 .21694

ROA BSM 10 1.5190 .59062 .18677

BMI 10 2.1280 .92292 .29185

ROE BSM 10 23.1990 15.11688 4.78038

BMI 10 27.3130 11.52557 3.64470

NPF BSM 10 2.4220 .73168 .23138

BMI 10 5.0820 1.77230 .56045

BOPO BSM 10 76.8780 3.22867 1.02099

BMI 10 83.1960 7.18823 2.27312

FDR BSM 10 88.7440 6.81836 2.15616

BMI 10 97.8960 6.66662 2.10817


(4)

Hasil uji Descriptive Statistics Rasio Keuangan Bank Syariah Setelah Krisis Keuangan Global 2008

Group Statistics

BSMbmi N Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

CAR BSM 12 12.5258 1.29965 .37518

BMI 12 12.1508 1.23428 .35631

ROA BSM 12 2.1650 .10698 .03088

BMI 12 1.4325 .25751 .07434

ROE BSM 12 65.6392 5.24778 1.51490

BMI 12 22.6517 5.22393 1.50802

NPF BSM 12 1.1375 .27370 .07901

BMI 12 3.7975 1.37200 .39606

BOPO BSM 12 73.0600 1.90156 .54893

BMI 12 87.1500 4.34291 1.25369

FDR BSM 12 87.8475 3.97961 1.14881

BMI 12 95.8517 5.26083 1.51867


(5)

Hasil Uji Statistik Independent Samples T-Test selama krisis ekonomi 2008 Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig.

(2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

CAR Equal variances assumed

2.793 .112 4.520 18 .000 1.72700 .38210 .92424 2.52976

Equal variances not assumed

4.520 15.983 .000 1.72700 .38210 .91692 2.53708

ROA Equal variances assumed

1.323 .265 -1.758 18 .096 -.60900 .34650 -1.33696 .11896

Equal variances not assumed

-1.758 15.313 .099 -.60900 .34650 -1.34623 .12823

ROE Equal

variances assumed

3.537 .076 -.684 18 .502 -4.11400 6.01131 -16.74330 8.51530

Equal variances not assumed

-.684 16.821 .503 -4.11400 6.01131 -16.80707 8.57907

NPF Equal

variances assumed

4.435 .050 -4.387 18 .000 -2.66000 .60633 -3.93386 -1.38614

Equal variances not assumed

-4.387 11.981 .001 -2.66000 .60633 -3.98131 -1.33869

BOPO Equal variances assumed

4.246 .054 -2.535 18 .021 -6.31800 2.49189 -11.55326 -1.08274

Equal variances not assumed

-2.535 12.489 .025 -6.31800 2.49189 -11.72385 -.91215

FDR Equal

variances assumed

.149 .704 -3.035 18 .007 -9.15200 3.01553 -15.48738 -2.81662

Equal variances not assumed

-3.035 17.991 .007 -9.15200 3.01553 -15.48761 -2.81639


(6)

Hasil Uji Statistik Independent Samples T-Test setelah krisis ekonomi 2008 Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t Df Sig.

(2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

CAR Equal variances assumed

.342 .564 .725 22 .476 .37500 .51741 -.69804 1.44804

Equal

variances not assumed

.725 21.942 .476 .37500 .51741 -.69821 1.44821

ROA Equal variances assumed

3.601 .071 9.100 22 .000 .73250 .08050 .56556 .89944

Equal

variances not assumed

9.100 14.687 .000 .73250 .08050 .56061 .90439

ROE Equal variances assumed

.167 .686 20.111 22 .000 42.98750 2.13753 38.55452 47.42048

Equal

variances not assumed

20.111 22.000 .000 42.98750 2.13753 38.55452 47.42048

NPF Equal variances assumed

20.244 .000 -6.586 22 .000 -2.66000 .40387 -3.49757 -1.82243

Equal

variances not assumed

-6.586 11.874 .000 -2.66000 .40387 -3.54098 -1.77902

BOPO Equal variances assumed

1.720 .203 -10.295 22 .000 -14.09000 1.36860 -16.92830 -11.25170

Equal

variances not assumed

-10.295 15.068 .000 -14.09000 1.36860 -17.00595 -11.17405

FDR Equal variances assumed

.657 .426 -4.203 22 .000 -8.00417 1.90424 -11.95332 -4.05501

Equal

variances not assumed


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BANK SYARIAH MANDIRI DAN BANK MUAMALAT INDONESIA DENGAN RASIO EAGLES

12 50 22

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS EKONOMI GLOBAL STUDI KASUS BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, BANK MEGA SYARIAH PERIODE 2006-2010

0 9 67

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Sebelum dan Sesudah Krisis Ekonomi Global Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah Periode 2006-2010 (Comparative Analysis Of Islamic Banking Financial Performanc

0 6 6

Analisis Tingkat kesehatan bank syariah di indonesia pada saat krisis keuangan global dan setelah krisis keuangan global (2008-2013)

0 8 134

Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Berdasarkan RGEC dan Islamicity Performance Index (Studi Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri)

19 71 125

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH MANDIRI PADA BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk PERIODE TAHUN 2010-2013

0 3 59

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pt Bank Muamalat Indonesia Tbk Dan Pt Bank Syariah Mandiri COVER

0 0 11

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Pada Bank Muamalat Indonesia Tbk Periode Tahun 2010 20131

0 0 2

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH BERDASARKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN (Studi pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk dan PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk Periode 2009-2012)

0 0 12

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri)

0 11 22