Akuntansi keuangan daerah

AKUNTANSI KEUANGAN
DAERAH
ALLAN M.Z.K (111040101)
ANITA MULIA PUTRI(111040107)
EPI LINAH
(111040109)
TURINI
(111040131)

AKUNTANSI
3D

Akuntansi Keuangan Daerah?
Akuntansi keuangan daerah merupakan
suatu proses pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi
(keuangan) dari entitas pemerintah daerah –
Pemda (kabupaten, kota, atau provinsi) yang
dijadikan sebagai informasi dalam ranka
pengambilan
keputusan

ekonomi
yang
diperlukan oleh pihak-pihak eksternal entitas
pemda.

Pihak yang melaksanakan sistem
akuntansi keuangan daerah?
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah 

(PPKD) pada Satuan Kerja Pengelolaan
Keuangan Daerah (SKPKD)
Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) dilaksanakan oleh Pejabat
Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (PPK-SKPD)

Pihak – Pihak yang memerlukan?
Pihak-pihak eksternal entitas pemda yang
memerlukan informasi yang dihasilkan oleh
akuntansi keuangan daerah tersebut antara lain

adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD);
badan pengawas keuangan;
investor, kreditur, dan donatur;
analisis ekonomi dan pemerhati pemda;
rakyat;
pemda lain;
dan pemerintah pusat yang seluruhnya berada
dalam lingkungan akuntansi keuangan daerah.

Komponen Laporan Keuangan Daerah?
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Neraca
Laporan Arus Kas
Catatan Atas Laporan Keuangan

Sistem Pencatatan ?
Single Entry
Double Entry
Triple Entry


Cat : Pembukuan hanya menggunakan sistem

pencataan single entry, sedangkan akuntansi dapat
menggunakan ketiga sistem pencatatan tersebut.

Single Entry?
Dalam sistem ini, pencatatan transaksi
ekonomi dilakukan dengan mencatatnya satu
kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya
kas akan dicatat pada sisi Penerimaan dan
transaksi yang berakibat berkurangnya kas
akan dicatat pada sisi Pengeluaran.
kelebihan  sederhana dan mudah dipahami.
Kelemahan  dalam menemukan/mencari
apabila terdapat kesalahan pembukuan yang
terjadi, dan sulit dikontrol.

Double Entry?
Menurut sistem ini, pada dasarnya suatu

transaksi ekonomi akan dicatat dua kali.
Pencatatan dengan sistem ini disebut dengan
istilah menjurnal. Dalam pencatatan tersebut,
sisi Debit berada di sebelah kiri sedangkan sisi
Kredit berada di sebelah kanan. Setiap
pencatatan harus menjaga keseimbangan
persamaan dasar akuntansi. Persamaan dasar
akuntansi merupakan
alat bantu
untuk
memahami sistem pencatatan ini. Persamaan
dasar akuntansi tersebut berbentuk sebagai
berikut:

Triple Entry?
Sistem pencatatan triple entry adalah
pelaksanaan pencatatan dengan
menggunakan sistem pencatatan double
entry, ditambah dengan pencatatan pada
buku anggaran. Jadi sementara sistem

pencatatan double entry dijalankan, PPK SKPD
maupun bagian keuangan atau SKPKD juga
mencatat transaksi tersebut pada buku
anggaran, sehingga pencatatan tersebut akan
berefek pada sisa anggaran.

Dasar Akuntansinya?
Basis kas

Basis kas ( cash basis ) menetapkan pengukuran atau pencatatan  transaksi
ekonomi HANYA dilakukan apabila transaksi tersebut menimbulkan
perubahan pada kas.
Basis akrual
Basis akrual ( acrual basis ) adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi
dan peristiwa lainnya pada SAAT transaksi dan peristiwa tersebut TERJADI (
dan bukan hanya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar ).
Basis kas modifikasian
Menurut butir 12 dan 13 lampiran XXIX ( Tentang  Kebijakan  Akuntansi )
Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 disebutkan bahwa: Basis atau dasar kas
modifikasian merupakan kombinasi dasar kas dengan dasar akrual.

Mencatat transaksi dengan basis kas selama tahun anggaran dan
melakukan penyesuaian pada akhir tahun anggaran  berdasarkan
basis akrual.
Basis Akrual Modifikasian
Basis akrual modifikasian (modified accrual basis) mencatat transaksi
dengan menggunakan basis kas untuk transaksi-transaksi tertentu dan
menggunakan basis akrual untuk sebagian besar transaksi.

Siklus Akuntansi Keuangan Daerah?
Input berupa bukti memorial, surat tanda setoran, dan

surat perintah pencairan dana.
Proses system akuntansi keuangan daerah dilakukan
dilakukan dengan menggunakan catatan seperti buku
jurnal umum, buku jurnal penerimaan kas, buku jurnal
pengeluaran kas, buku besar, dan buku besar
pembantu.
Output system akuntansi keuangan daerah berupa
laporan keuangan yang meliputi laporan realisasi
anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas

laporan keuangan
Sumber : (Permendagri Nomor 13 tahun 2006 pasal 232)