Pengaruh Iklim terhadap tanaman serta ha

(1)

Pengaruh Iklim terhadap

Tanaman serta Hama dan

Penyakit Tanaman


(2)

Cuaca dan Iklim

Cuaca

 peristiwa fisik yang berlansung di atmosfer pada

suatu saat dan tempat /ruang tertentu, yang dinyatakan

dalam berbagai variabel disebut unsur – unsur cuaca.

Iklim

penyebaran cuaca dari waktu ke waktu(hari demi

hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun) dan

termasuk di dalamnya harga rata – rata dan harga –

harga ekstrim (yaitu maksimum dan minimum) atau

keadaan rata –rata cuaca pada suatu periode yang

cukup lama atau daerah yang cukup luas. Di Indonesia

dikenal ada 2 (dua) iklim atau pengertian umumnya


(3)

Pembagian Daerah Iklim

Daerah panas/tropis

Tinggi tempat : 0 – 600 m dari permukaan

laut.

Suhu : 26,3

o

 C – 22

o

 C.

Tanaman : padi, jagung, kopi, tembakau,

tebu, karet, kelapa, coklat.

Daerah sedang

Tinggi tempat : 600 m – 1500 m dari

permukaan laut.

Suhu : 22

o

 C – 17,1

o

 C.

Tanaman : padi, tembakau, teh, kopi, coklat,

kina, sayur-sayuran.

Daerah sejuk

Tinggi tempat : 1500 – 2500 m dari

permukaan laut.

Suhu : 17,1

o

 C – 11,1

o

 C.

Tanaman : kopi, teh, kina, sayur-sayuran.

Daerah dingin

Tinggi tempat : lebih dari 2500 m dari

permukaan laut.

Suhu : 11,1

o

 C – 6,2

C.


(4)

Iklim merupakan peubah utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Alasan utama yang melandasi pentingnya

mempelajari

Pengaruh iklim pada tanaman yaitu

:

Pengetahuan tentang iklim tersebut akan membantu pemuliaan

tanaman untuk memilih kultivar yang cocok terhadap kondisi tempat

tumbuh tanaman;

Dasar tersebut akan membantu ahli agronomi dan fisiologi untuk

menghitung efek iklim pada pertumbuhan, perkembangan, dan hasil

tanaman sehingga dapat memutuskan pengaruh perlakuan dalam

setiap percobaannya.

Iklim adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

produktivitas

dan

dapat

mengoptimalisasi

penggunaan

sumberdaya dalam system produksi (Koesmaryono et al. 1997).


(5)

Pengaruh komponen iklim terhadap tanaman :

1.Suhu

Suhu udara dan tanah mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman. Setiap jenis tanaman mempunyai batas suhu minimum, optimum dan maksimum yang berbeda-beda untuk setiap tingkat pertumbuhannya. Gandum dalam musim dingin tahan berada dalam kondisi suhu yg rendah dan dapat bertahan dalam suhu beku selama periode musim dingin. Tanaman tropis misalnya coklat memerlukan suhu tinggi sepanjang tahun. Batas atas suhu yang mematikan aktivitas sel-sel tanaman berkisar antara 1200 sampai 1400 F tetapi nilai ini beragam sesuai dengan jenis tanaman dan tingkat pertumbuhannya. Suhu tinggi tidak mengkhawatirkan dibandingkan suhu rendah dalam menahan pertumbuahan tanaman asal persediaan air memadai dan tanaman dapat menyesuaikan terhadap daerah iklim. Dalam kondisi suhu yang sangat tinggi, pertumbuhan terhambat bahkan terhenti tanpa menghiraukan persediaan air, dan kemungkinan keguguran daun atau buah sebelum waktunya

Ditinjau dari klimatologi pertanian, suhu udara di Indonesia dapat berperan

sebagai kendali pada usaha pengembangan tanaman padi di daerah-daerah yang mempunyai dataran tinggi. Sebagian besar padi unggul dapat berproduksi dengan baik sampai pada ketinggian 700 dpl, demikian juga tanaman kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau. Suhu udara rata-rata yang tinggi baik untuk tanaman seperti kacang tanah dan kapas. Sedangkan gandum, kentang dan tomat dapat ditanam di dataran tinggi dengan suhu yang lebih rendah. Jenis tanaman yang tahan kekeringan diantaranya ubi kayu, wijen, kacang tanah, kacang hijau dan semangka.


(6)

2. Air

Air adalah faktor yang lebih penting dalam produksi tanaman pangan

dibandingakan dengan faktor lingkungan lainnya. Tanaman pangan

memperoleh persediaan air dari akar, itu sebabnya pemeliharaan

kelembaban tanah merupakan faktor yang penting dalam pertanian.

Jumlah air yang berlebih dalam tanah akan mengubah berbagai proses

kimia dan biologis yang membatasi jumlah oksigen dan meningkatkan

pembentukan senyawa yang berbahaya bagi akar tanaman.

Curah hujan yang lebat dapat menggangu pembungaan dan

penyerbukan. Curah hujan memegang peranan pertumbuhan dan

produksi tanaman pangan. Hal ini disebabkan air sebagai pengangkut

unsur hara dari tanah ke akar dan dilanjutkan ke bagian-bagian lainnya.

Fotosintesis akan menurun jika 30% kandungan air dalam daun hilang,

kemudian proses fotosintesis akan berhenti jika kehilangan air mencapai

60% (Griffiths, 1976)


(7)

3. Radiasi matahari

Radiasi matahari yang ditangkap klorofil pada tanaman yang menpunyai hijau daun

merupakan energi dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini menjadi bahan

utama dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pangan. Selain meningkatkan laju

fotosintesis, peningkatan cahaya matahari biasanya mempercepat proses

pembungaan dan pembuahan. Sebaliknya, penurunan intensitas radiasi matahari akan

memperpanjang masa pertumbuhan tanaman. Jika air cukup maka pertumbuhan dan

produksi padi hampir seluruhnya ditentukan oleh suhu dan radiasi matahari.

Tanaman yang dipanen buah atau bijinya akan tumbuh dengan baik pada intensitas

radiasi matahari yang tinggi. Pada tanaman kedelai penurunan intensitas radiasi

matahari akan menurunkan hasil polong dan biji kering. Intensitas radiasi yang rendah

sejak penanaman dapat menurunkan hasil yang sangat besar jika dibandingakan jika

hanya pada fase pengisian polong. Radiasi matahari merupakan faktor penting dalam

metabolisme tanaman yang berklorofil, karena itu produksi tanaman pangan

dipengaruhi oleh tersedianya cahaya matahari. Tapi umumnya fluktuasi hasil dari

tahun ke tahun tidak mempunyai korelasi dengan ketersediaan radiasi matahari,

karena produksi pangan ditentukan juga oleh faktor lain.


(8)

Pengaruh Iklim dan Cuaca Terhadap

Hama Tanaman

Perhatian terhadap hubungan antara cuaca dan iklim

dengan timbulnya serangan penyakit pada tanaman

mulai dirasakan sejak lama dan perhatian terbesar

diberikan ketika terjadi kegagalan panen kentang

akibat serangan penyakit

potato blight

(Phytopthora

infestan) di Irlandia pada tahun 1846. Meskipun

setelah itu telah banyak dilakukan percobaan dan

penelitian mengenai hubungan cuaca-iklirn dengan

perkembangan patogen, namun masih belum bisa

mengungkap semua aspek yang berkaitan dengan

interaksi iklim dan cuaca dengan perkembangan

penyakit. Oleh karenanya masih diperlukan banyak

penelitian mengenai pengaruh iklim dan cuaca

terhadap perkembangan dan pertumbuhan patogen

terutama dalam aspek yang berkaitan dengan

perlindungan tanaman dan peramalan serangan

(epidemi).


(9)

iklim sangat berpengaruh terhadap perkembangan

tanaman , hama dan penyakit . Khususnya pengaruh

iklim terhadap perkembangan penyakit sangat penting

sekali. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dapat

berkembang dengan baik dipengaruhi keaadaan

ekosistemnya. Dalam pengertian umum disebutkan

segi tiga penyakit yang artinya penyakit dapat

berkembang dipengaruhi : Virulensi atau keganasan

suatau penyakit, lingkungan , tanaman yang

dibudidaya dan manusia sebagai pelaku pertanian.

Ekosistem atau lingkungan yang cocok untuk

perkembangan penyakit tanaman pangan adanya

curah hujan yang tinggi,

kelembaban 70 – 100 %,

kecepatan angin pada kisaran 10 – 15 km per

jam, suhu udara 26 – 33 derajad celcius

,

merupakan kondisi yang sangat cocok untuk

perkembangan penyakit.


(10)

Kondisi Tanah dan Cara Pengolahan

yang Baik


(11)

Lahan adalah merupakan lingkungan

fisis dan biotik yang berkaitan dengan

daya

dukungnya

terhadap

perikehidupan dan kesejahteraan hidup

manusia. Lingkungan fisis meliputi relief

(topografi), iklim, tanah, dan air.

Sedangkan lingkungan biotik meliputi

hewan, tumbuhan, dan manusia.Setiap

kegiatan pertanian pasti membutuhkan

pengolahan lahan. Pengolahan lahan

bertujuan mengubah keadaan lahan

pertanian dengan alat tertentu hingga

memperoleh susunan lahan ( struktur

tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman.


(12)

Metode Pengolahan Lahan

Pengolahan Lahan Secara Konvensional,

Pengolahan lahan dengan metode

konvensional biasanya dilakukan untuk lahan lahan yang sempit dan memiliki

kemiringan tertentu. Metode ini biasanya banyak dilakukan di lingkungan

pedesaan yang sebagian masyarakat banyak menggunakan lahannya sebagai

lahan persawahan dan tanaman sayuran. Kelebihan dari metode ini yaitu tidak

dibutuhkan modal yang cukup besar, karena dilakukan oleh tenaga manual dan

biasannya dilakukan secara gotong royong. Tetapi pengolahan lahan dengan

system ini banyak menagalami kekurangan, diantaranya membutuhkan waktu

yang lama dalam pengerjaannya

Pengolahan Lahan Secara Modern,

Pengolahan lahan dengan cara modern

biasanya banyak dilakukan untuk tanaman tanaman perkebunan dan memiliki

lahan yang luas. Pengolahan lahan dengan cara ini biasannya menggunakan

mesin. Pengolahan lahan dengan sistem ini memiliki kelebihan diantaranya

lebih cepat dalam proses pengerjaan, serta dapat menghemat waktu

penanaman. Kekurangan dari


(13)

Sistem-sistem Pengolahan Lahan

1. Pengolahan Lahan Sempurna Pengolahan lahan secara sempurna

yaitu pengolahan lahan yang meliputi seluruh kegiatan pengolahan

lahan. Dimulai dari awal pembukaan lahan hingga lahan siap untuk

ditanami, meliputi pembajakan, pemupukan dan rotary.

2. Olah Lahan Minimum. Pegolahan lahan dengan olah tanah

minimum hanya meliputi pembajakan( tanah diolah, dibalik,

kemudian tanah diratakan). Pada pengolahan tanah ini biasanya

banyak dilakukan untuk lahan persawahan.

3. Tanpa Olah Tanah(TOT) Pengolahan lahan pada system ini hanya

meliputi penye,protan guna membunuh atau menghilangkan

gulma pada lahan, kemudian ditungg hingga gulma mati dan lahan

siap untuk ditanami. Pada pengolahan lahan ini biasanya

digunakan sisti tajuk dalam proses penanamannya.


(14)

Pengolahan lahan juga harus memperhatikan

topografi dan kontur keadaan lahan. Semakin

curam keadaan maka akan semakin besar tingkat

erosi yang terjadi. Jika tingkat erosi semakin besar

maka humus dan zat hara dalam tanah akan

semakain banyak hilang.


(15)

(1)

Kondisi Tanah dan Cara Pengolahan

yang Baik


(2)

Lahan adalah merupakan lingkungan

fisis dan biotik yang berkaitan dengan

daya

dukungnya

terhadap

perikehidupan dan kesejahteraan hidup

manusia. Lingkungan fisis meliputi relief

(topografi), iklim, tanah, dan air.

Sedangkan lingkungan biotik meliputi

hewan, tumbuhan, dan manusia.Setiap

kegiatan pertanian pasti membutuhkan

pengolahan lahan. Pengolahan lahan

bertujuan mengubah keadaan lahan

pertanian dengan alat tertentu hingga

memperoleh susunan lahan ( struktur

tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman.


(3)

Metode Pengolahan Lahan

Pengolahan Lahan Secara Konvensional, Pengolahan lahan dengan metode

konvensional biasanya dilakukan untuk lahan lahan yang sempit dan memiliki kemiringan tertentu. Metode ini biasanya banyak dilakukan di lingkungan pedesaan yang sebagian masyarakat banyak menggunakan lahannya sebagai lahan persawahan dan tanaman sayuran. Kelebihan dari metode ini yaitu tidak dibutuhkan modal yang cukup besar, karena dilakukan oleh tenaga manual dan biasannya dilakukan secara gotong royong. Tetapi pengolahan lahan dengan system ini banyak menagalami kekurangan, diantaranya membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya

Pengolahan Lahan Secara Modern, Pengolahan lahan dengan cara modern

biasanya banyak dilakukan untuk tanaman tanaman perkebunan dan memiliki lahan yang luas. Pengolahan lahan dengan cara ini biasannya menggunakan mesin. Pengolahan lahan dengan sistem ini memiliki kelebihan diantaranya lebih cepat dalam proses pengerjaan, serta dapat menghemat waktu penanaman. Kekurangan dari


(4)

Sistem-sistem Pengolahan Lahan

1. Pengolahan Lahan Sempurna Pengolahan lahan secara sempurna

yaitu pengolahan lahan yang meliputi seluruh kegiatan pengolahan

lahan. Dimulai dari awal pembukaan lahan hingga lahan siap untuk

ditanami, meliputi pembajakan, pemupukan dan rotary.

2. Olah Lahan Minimum. Pegolahan lahan dengan olah tanah

minimum hanya meliputi pembajakan( tanah diolah, dibalik,

kemudian tanah diratakan). Pada pengolahan tanah ini biasanya

banyak dilakukan untuk lahan persawahan.

3. Tanpa Olah Tanah(TOT) Pengolahan lahan pada system ini hanya

meliputi penye,protan guna membunuh atau menghilangkan

gulma pada lahan, kemudian ditungg hingga gulma mati dan lahan

siap untuk ditanami. Pada pengolahan lahan ini biasanya

digunakan sisti tajuk dalam proses penanamannya.


(5)

Pengolahan lahan juga harus memperhatikan

topografi dan kontur keadaan lahan. Semakin

curam keadaan maka akan semakin besar tingkat

erosi yang terjadi. Jika tingkat erosi semakin besar

maka humus dan zat hara dalam tanah akan

semakain banyak hilang.


(6)