132
Kelas VIII SMPMTs Semester I
tingkat rendah yaitu adanya plankton sebagai indikator paling mudah bahwa air tersebut bisa digunakan
untuk budidaya ikan. Kualitas air dapat diukur dari: pH, suhu, salinitas, dan kecerahan. Kisaran pH6-8, suhu
25-32, salinitas 0-5 ppt air tawar, 6-29 ppt air payau dan 30-35ppt air laut, kecerahan terlihat dari jumlah
cahaya matahari yang dapat menembus badan air.
5. Kapur Kapur digunakan untuk mempertahankan kestabilan
keasaman pH tanah dan air sekaligus memberantas hama penyakit. Jenis kapur yang digunakan bermacam-
macam diantaranya kapur pertanian kalsit dan dolomite serta kapur aktif.
6. Obat obatan Kegiatan budidaya kadang mengalami kendala, salah
satunya kendala penting adalah serangan hama dan penyakit yang bisa menggangu proses pertumbuhan
dan perkembangan budidaya. Obat-obatan dapat diberikan untuk pencegahan dan penanggulangan
hama dan penyakit. Obat yang diberikan bisa jenis alami dan buatan, dimana obat alami berasal dari
ekstrak tumbuhan tembakau, akar tuba, kipait, dan daun papaya. Sedangkan obat buatan berasal dari
zat kimia yang harus larut dalam air, tidak mempunyai pengaruh besar terhadap kwalitas air kolam. Artinya
bahan kimia tersebut hanya mematikan sumber penyakit, bukan ikan serta mudah terurai.
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 3.25 Kapur
Sumber: Kemendikbud
Gambar 3.26 Obat-obatan Alami dan Buatan
Alat:
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 3.27 Alat budidaya
apenggaris bserokan dan lambit
calat sortir d Timbangan
eTudung saji
133
Prakarya
b. Teknik budidaya pembesaran ikan konsumsi
Pembesaran ikan konsumsi merupakan proses budidaya yang bertujuan untuk memperoleh ikan
ukuran konsumsi. Budidaya pembesaran ikan merupakan salah satu segmen usaha yang banyak dilakukan para
pembudidaya ikan. Pembesaran ikan relatif lebih mudah karena keterampilan yang dibutuhkan sangat
sederhana dibandingkan melakukan pembenihan. Teknik yang perlu diperhatikan adalah memilih wadah
budidaya, memilih benih, padat penebaran, pola pemberian pakan, pencegahan hama dan penyakit
ikan, pengontrolan pertumbuhan sampling, grading dan sortasi, pengelolaan kualitas air yang tepat serta,
panen dan pasca panen.
1. Wadah budidaya Siapkan wadah budidaya sesuai dengan jenis ikan
yang akan dibudidayakan dan lokasi budidaya. Wadah budidaya bisa berupa kolam, bak atau jaring apung
keramba jaring apung tancap. Lakukan persiapan wadah budidaya dengan cara pengeringan, pemupukan,
pengecekan saluran air, pemeriksaan kwalitas air dan sanitasi.
2. Pemilihan benih Pilihlah benih sesui ukuran untuk tujuan pembesaran.
Cari benih yang bergerak aktif tandanya benih tersebut berkualitas baik kondidi isik yang normal serta kulit
ikansisik tidak gugus.
3. Penebaran benih Hal yang perlu diperhatikan saat penebaran benih
adalah kepadatan pada tiap meter persegi wadah. Kepadatan ini ditentukan oleh jenis ikan dan sistem
budidaya pembesaran yang dilakukan ekstensif, semi intensif dan intensif. Penebaran benih harus dilakukan
dengan hati hati. Lakukan penebaran benih pada pagi atau sore hari. Hal ini dilakukan agar benih yang
ditebar tidak mengalami sress atau tingkat kematian
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 3.28 Pemilihan benih untuk pembesaran
134
Kelas VIII SMPMTs Semester I
3
4
1
2
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 3.29 Penebaran Benih 1,2,3,4
tinggi. Biarkan benih keluar dengan sendirinya atau dikeluarkan pelan-pelan dari kemasan benih plastik.
Sebelumnya masukan air kolam ke dalam plastik sedikt demi sedikit agar mudah beradaptasi dengan
kondisi kolam aklimatisasi
4. Pola pemberian pakan
Pakan menetukan keberhasilan budidaya pembesaran ikan konsumsi. Berdasarkan jenis pakan yang digunakan,
proses pembesar dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Pembesaran ikan secara ekstensif yaitu teknik pembesaran ikan yang hanya mengandalkan
pakan alami yang terdapat dalam kolam budidaya. Pada pola pembesaran ini kesuburan perairan
akan sangat menentukan tumbuhnya pakan alami. Pembesaran dapat dilakukan pada kolam
tergenang dan disawah.
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 3.30 Cara pemberian pakan
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 3.31 Pemberian pakan alami
135
Prakarya
b. Pembesaran ikan secara semiintensif yaitu pembesaran ikan yang lebih mengutamakan
pakan alami yang terdapat pada kolam dan dengan tambahan pakan tambahan yang tidak
lengkap dari kandungan gizinya seperti dedak. Pembesaran dilakukan di kolam air tenang
c. Pembesaran ikan secara intensif yaitu teknik pembesaran ikan yang dalam proses pemeliharaanya
mengandalkan pakan buatan
Pemberian pakan harus memperhatikan jumlah kebutuhan, waktu pemberian dan cara pemberian pakan.
Berikan pakan sedikit demi sedikit agar pakan dapat dimakan habis sebelum tenggelam ke dasar kolam.
Gunakan pakan yang aman, hindari pemberian pakan berupa bangkai karena kurang aman terhadap ikan dan
dikhawatirkan memberikan efek pada ikan yang akan dikonsumsi. Pakan diberikan sesuai perkembangan ikan
dimana ukuran pakan berupa pellet berbeda sesuai besarnya ikan. Banyaknya pakan ditentukan dari bobot
ikan secara keseluruhan atau pakan diberikan sesuai target panen yang diinginkan. Untuk pembesaran
kisaran 0.5-07 dari target panen.
5. Pencegahan hama dan penyakit Serangan penyakit dan gangguan hama dapat
menyebabkan pertumbuhan ikan mengalami hambatan. Gangguan yang terjadi yaitu pertumbuhan lambat
yang cenderung kerdil, kematian meningkat, dan menurunnya hasil panen. Ikan yang dipelihara dapat
terserang penyakit karena kualitas air yang buruk dan malnutrisi. Agar ikan yang dipeliharan tidak terserang
hama dan penyakit maka harus dilakukan pencegahan sehingga tindakan paling efektif dibandingkan dengan
pengobatan. Pencegahan dapat dilakukan mulai dari persiapan wadah dan media budidaya. Kenali hama
dan penyakit ikan agar penanganan ikan lebih tepat dan efektif. Ganti air secara berkala jika budidaya
Pengisian air
a
Pemberian daun sirih
b
Perendaman
c
Masukkan ke jaring baru
d
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 3.32 Pengobatan penyakit pada ikan kerapu