Analisis Laporan Arus Kas Pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat

(1)

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA DINAS

KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Dalam menempuh jenjang S1

Program Studi Manajemen

Oleh :

Dian Fitriana

21210039

Mn-1

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

iii

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan………..i

Kata Pengantar ... iii

Daftar isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... viii

Daftar Lampiran………..….ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Kerja Praktek ... 3

1.3 Kegunaan Hasil Kerja Praktek ... 4

1.4 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ... 5

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 7

2.1.1 Visi dan Misi ... 11

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 12

2.3 Deskripsi Jabatan ... 14


(3)

iv

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ... 17

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ... 17

3.3 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ... 19

3.3.1 Pengertian Laporan Arus Kas ... 19

3.3.2 Kegunaan Laporan Arus Kas ... 20

3.4 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ... 20

3.4.1 Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Arus Kas ... 21

3.4.2 Pencatatan Laporan Arus Kas ... 24

3.5 Pembahasan Hasil Kerja Praktek ... 26

3.5.1 Analisis Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Arus Kas Kas ... 26

3.5.2 Analisis Pencatatan Laporan Arus Kas ... 27

3.5.3 Mengetahui Laporan Arus Kas Pada Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung...28

3.5.4 Hambatan Dalam Pelaporan arus Kas Pada Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung...29

3.5.5 Masalah Yang Timbul Dalam Pelaporan arus Kas Pada Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung...30

3.5.6 Cara Mengatasi Maslah Yang Terjadi Dalam Laporan Arus Kas Pada Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung...31


(4)

v

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ... 33 4.2 Saran ... 34

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL


(5)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.GambaranUmumStrukturOrganisasiKepalaDiskominfo,


(6)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat bukti kerja praktek dari perusahaan Lampiran 2 : Penilaian kerja praktek dan absensi kehadiran


(7)

(8)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek. Penulisan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun penampilannya. Itulah kemampuan yang dimiliki penulis atas laporan yang telah dibuat semaksimal mungkin ini untuk mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis agar pembuatan laporan berikutnya akan lebih baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Laporan Kerja Praktek terutama kepada Allah SWT, Ibunda dan Ayahanda tercinta atas do’a, dorongan dan bimbingan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof.Dr.Hj.Dwi Kartini,SE.,Spec.Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Dr. Raeni Dwi Santy,SE.,M.si, selaku Ketua Program Studi Manajemen serta selaku pembimbing kerja praktek yang telah banyak meluangkan waktu,


(9)

iii

kesabaran dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan Laporan Praktek yang selalu memberikan saran yang bermanfaat bagi penulis .

4. Ibu Isniar Budiarti,SE.,M.si, selaku Koordinator Kerja Praktek Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Ibu Prof.Dr.Hj.Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si, selaku Dosen Wali Program Studi Manajemen kelas Mn-1.

6. Seluruh Staf Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

7. Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Komputer Indonesia.

8. Bapak Mark Aditya,SE selaku pembimbing saya dalam melaksanakan kerja praktek di Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung yang telah memberi arahan dan motivasi.

9. Seluruh karyawan di Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Bandung yang telah membantu penulis selama pelaksanaan kerja praktek. 10. Seluruh teman – teman kelas Mn-1 angkatan 2010 yang telah membantu

dalam penulisan ini.

11. Seluruh sahabat – sahabat saya khususnya Zenal Ambari, Luqman Nur Hakim, Dian Fitriana, Rizal Samsul Anhar, Dhio dan Doni Nugraha beserta Elvira Violina yang selalu memberikan support dalam menyelesaikan laporan ini.


(10)

iv

Mohon maaf kepada pihak – pihak yang tidak tertulis dalam ucapan terima kasih ini, tidak ada maksud penulis untuk melupakan anda semua. Penulis berharap semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sebagai pengalaman dan bagi para pembaca sebagai bahan perbandingan dalam tugas laporannya, baik di lingkungan akademik maupun di lingkungan lembaga sebagai objek penelitian.

Akhir kata, sekali lagi penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran dari pembaca merupakan masukan yang sangat membantu bagi penyempurnaan laporan ini dimasa yang akan datang.

Semoga Allah SWT membalas budi baik kepada kita semua serta melimpahkan segala karunia- Nya. Amiin.

Bandung, Oktober 2012


(11)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae

Data Pribadi

Nama : Dian Fitriana

Jenis kelamin : Laki - laki

Tempat, tanggal lahir : Ciamis, 16 April 1991

Kewarganegaraan : Indonesia

Status perkawinan : Belum Menikah

Tinggi, berat badan : 173 cm, 52 kg

Kesehatan : Baik

Agama : Islam

Alamat lengkap : Kiara Condong,sekejati 3,kelurahan sukapura

Bandung 40285

Telepon, HP : 081222212050

E-mail : dian.anoy@yahoo.co.id

Pendidikan » Formal

1997 TK Budi Asih Lulus

1998-2004 SD SDN lumbung 3 Lulus

2004-2007 SMP Negeri 2 Kawali Lulus

2007-2009 SMU Negeri 1 Ciamis Lulus

2010 - ... Kuliah UNIKOM, Bandung Jurs Manajemen S1/ Semester VII

Hormat saya

Haryo Prayudhanto Photo


(12)

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Kerja Praktek

Sistem komunikasi dan informatika pemerintah secara umum dibawah naungan kementrian negara DISKOMINFO pada umumnya berperan penting dalam misi organisasi dalam operasional yang mencakup dan menjadi tolak ukur pegendali disegala bidang yang merupakan lembaga strategi dalam bidangnya.

Dengan pengoprasiannya semua sistem yang terlibat akan ada aturan secara hukum yang berlaku diterapkan dan diaturkan oleh lembaga yang berwenang dalam hal ini kementrian DISKOMINFO tertib teratur dan terprogram sesuai dengan penanggungjawab bidang tesebut mulai tingkat bawah sampai atas.

Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) adalah sebuah instansi yang bertanggung jawab atas pengolahan informasi dalam lingkungan Pemerintahan Jawa Barat. Instansi ini mencakup penyediaan sistem informasi daerah dan pemberian solusi untuk pengolahan data Pemerintahan Jawa Barat. Sistem informasi yang dibangun Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) digunakan oleh instansi-instansi daerah yang berada dalam teritorial Provinsi Jawa Barat. Seperti kabupaten atau kota dan instansi-instansi yang berkaitan dengan pemerintahan daerah.


(14)

2

Salah satu aktivitas yang perlu mendapatkan perhatiaan bagi manajemen adalah perencanaan pelaporan kas perusahaan, karena kas merupakan salah satu unsur modal kerja perusahaan yang paling tinggi tingkat likuiditasnya dan harus tercapai dalam jumlah yang memadai, dalam proses penyajian laporan kas yang tidak terencana sering kali akan menyebabkan ketidaksesuaian dalam proses kegiatan perusahaan seperti aktivitas yang dilakukan baik aktivitas operasional, investasi maupun pendanaan, selain itu juga kas merupakan asset yang paling sering perputaran kas 2 perusahaannya sehingga menimbulkan kendala dan hambatan penyusunan laporan yang memungkinkan terjadinya kekeliruan dalam pelaporan arus kas, seperti terdapatnya selisih angka yang tidak sesuai dengan laporan kasnya.

Maka dari itu kas juga merupakan assets yang sering menjadi objek kecurangan salah satu masalahnya akan menghambat proses dalam pelaporan kas perusahaan. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan kas yang baik dalam mengelola kas yang dapat sekaligus mencegah serta mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang menyimpang yang dapat merugikan perusahaan.

Analisa pelaporan arus kas dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan investasi. Dimana arus kas dapat memberikan informasi bagi investor, kreditor untuk memproyeksi return dari sumber kekayaan perusahaan. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan arus kas memenuhi kriteria kualitas laporan keuangan, sehingga layak untuk digunakan sebagai salah satu informasi didalam pengambilan keputusan.


(15)

3

Mengingat pentingnya pelaporan arus kas yang memadai sehingga dapat terlaksananya kegiatan perusahaan yang efektif dan efisien guna mencapai tujuan yang dilakukan oleh DISKOMINFO Bandung, maka penulis tertarik untuk melakukan pembahasan mengenai penyajian laporan arus kas serta pelaporannya pada DISKOMINFO Bandung dan menjadikan sebagai objek laporan kerja

praktek dengan judul “ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA DINAS

KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT”

Dalam analisis loaporan arus kas di DISKOMINFO ini sedikit mengalami penghambatan dalam laporan arus kas antara lain, pembayaran pokok cicilan oleh perusahaan,hasil penjualan aktiva tetap perusahaan, hasil penjualan saham perusahaan sendiri atau daam artian kurangnya informasi dalam pelaporan arus kas.

1.2Tujuan Kerja Praktek

Dari kerja praktek yang telah dilakukan, dalam makalah ini penulis mempunyai tujuan yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana laporan arus kas pada Dinas

Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.

2. Untuk mengetahui hambatan dalam pelaporan arus kas pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.

3. Untuk mengetahui masalah yang timbul dalam pelaporan arus kas pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.


(16)

4

4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi masalah yang terjadi dalam pelaporan arus kas pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.

1.3Kegunaan Kerja Praktek

Hasil kerja praktek ini diharapkan dapat membantu dan memberikan informasi bagi penulis. Instansi terkait serta untuk program studi manajemen fakultas ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan masyrakat pada umumnya , adapun kegunaan kerja praktek sebagai berikut:

1. Penulis

Bagi penulis dengan adanya kerja praktek ini dapat menambah wawasan dan mendapatkan pengalaman bekerja sebagai studi banding dari apa yang sudah dipelajari di perkuliahan. Dan khususnya penulis dapat mengetahui bagaimana cara pemerintahan melakukan pengeluaran dan pemasukan dana.

2. Instansi

Bagi instansi sendiri dengan adanya penulis sedikit merasa terbantu karena penulis sebelumnya sudah diajarkan perhitungan laporan arus kas akan tetapi para pegawai tidak melepas begitu saja. Penulis diberi tahu langkah langkah perhitungan dana sesuai prosedur yang berlaku.


(17)

5

3. Universitas Komputer Indonesia

Dengan adanya kerja praktek mempermudah universitas untuk mengenalkan mahasiswanya mempraktekan ilmu yang mereka dapat dalam dunia kerja, untuk UNIKOM sendiri ada dua kegunaan dari kerja praktek itu sendiri yaitu umumnya pada fakultas ekonomi dan khususnya untuk program studi manajemen, untuk fakultas ekonomi kegunaan kerja praktek ini untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan dunia kerja, untuk program studi manajemen kegunaan kerja praktek ini untuk merealisasikan apa yang sudah di pelajari mahasiswa prodi manajemen.

1.4Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Penulis melakukan praktek kerja lapangan untuk menganalisis pelaporan arus kas. Dinas ini berlokasikan di Jl.Tamansari No.55 Bandung Jawa Barat. Adapun waktu pelaksanaan kerja praktek yaitu selama satu bulan, terhitung dari tanggal 13 Agustus 2013 sampai dengan 13 September 2013. Adapun jadwal Kerja Praktek selama penyusunan Laporan ini adalah:


(18)

6

Tabel 1.1 Jadwal Kerja Praktek

No Aktifitas Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengumpulan data

2 Identifikasi pengalokasian dana

3 Membuat laporan

4 Menganalisis laporan


(19)

7

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat adalah kelanjutan dari organisasi sejenis yang semula sudah ada di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat

dengan nama Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah

Tingkat I Jawa Barat.

Keberadaan PUSLAHTA di Jawa Barat dimulai pada tahun 1977, yaitu dengan adanya Proyek Pembangunan Komputer Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Proyek tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan sarana prasarana dalam rangka memasuki era komputer. Dalam perkembangan selanjutnya, pada tanggal 8 April 1978 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 294/Ok.200-Oka/SK/78 diresmikan pembentukan/pendirian Kantor Pusat

Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat

yang berkedudukan di jalan Tamansari No. 57 Bandung.

Sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Gubernur Nomor : 294/Ok.200-Oka/SK/78, maka pada tanggal 29 Juni 1981 pendirian Kantor PUSLAHTA dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 2 Tahun 1981 tentang Pembentukan Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi


(20)

8

Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Peraturan Daerah Nomor : 3 Tahun 1981 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Dengan kedua Peraturan Daerah tersebut keberadaan PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat semakin berperan, khususnya dalam melaksanakan kebijaksanaan Gubernur Kepala Daerah di bidang komputerisasi. Akan tetapi keberadaan kedua Peraturan Daerah tersebut tidak mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang dalam hal ini Menteri Dalam Negeri, sehingga keberadaan PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat kedudukan organisasi menjadi non structural. Akan tetapi dengan keberadaan Puslahta Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat pada masa itu telah banyak dirasakan manfaatnya selain oleh lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga oleh instansi lain dalam bentuk kerja sama penggunaan mesin komputer IBM S-370/125 seperti :

 IPTN

 PJKA

 ITB

 Dan pihak Swasta lainnya.

Dalam perjalanan waktu yang cukup panjang, yaitu lebih kurang 14 tahun sejak PUSLAHTA didirikan, pada tanggal 27 Juni 1992 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 21 Tahun 1992 Organisasi PUSLAHTA Provinsi Daerah Tingkat I Jawa


(21)

9

Barat dibubarkan. Di dalam salah satu pasal Surat Keputusan Gubernur No. 21 tahun 1992 dinyatakan bahwa tugas dan wewenang PUSLAHTA dialihkan ke Kantor Bappeda Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Pada tanggal yang sama dengan terbitnya Surat Keputusan Gubernur No. 21 tahun 1992 tentang Pembubaran PUSLAHTA Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat, keluar Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 22 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat sebagai pelaksana dari Instruksi Menteri Dalam negeri Nomor : 5 tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia.

Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 5 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik, pada tanggal 30 Juni 1993 keluar persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) dengan Nomor : B-606/I/93 perihal Persetujuan Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik untuk Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Sumatera Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dengan keluarnya Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) tersebut, maka untuk mengukuhkan Keputusan Gubernur Nomor 22 Tahun 1992 diajukan Rancangan Peraturan Daerahnya, dan akhirnya pada tanggal 21 Juni 1994 berhasil ditetapkan


(22)

10

Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 4 tahun 1994 tentang Pengukuhan Dasar Hukum Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Nomor 5 tahun 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data Elektronik Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Selanjutnya kedua Peraturan Daerah tersebut diajukan ke Menteri Dalam Negeri untuk mendapat pengesahan, dan pada tanggal 10 Juli 1995 keluar Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 59 Tahun 1995 tentang Pengesahan Peraturan Daerah Nomor : 4 dan Nomor : 5 Tahun 1994, dengan demikian KPDE Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat secara resmi menjadi salah satu Unit Pelaksana Daerah yang struktural.

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor : 16 Tahun 2000 tanggal 12 Desember 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat telah ditetapkan Badan Pengembangan Sistem

Informasi dan Telematika Daerah disingkat BAPESITELDA sebagai

pengembangan dari Kantor Pengolahan Data Elektronik yang dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor : 22 Tahun 1992 dan dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 5 Tahun 1994. Sedangkan Kantor Pengolahan Data Elektronik itu sendiri merupakan pengembangan dari Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Jawa Barat yang berdiri pada tanggal 8 April 1978 melalui Surat Gubernur KDH Tingkat I Jawa


(23)

11

Barat No. 294/OK.200-Oka/SK/78, dan keberadaannya dikukuhkan dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 1981 tanggal 29 Juni 1981.

2.1.1 Visi dan Misi

VISI :

Terwujudnya Efekiifitas dan Efisien Komunikasi dan Informatika penyelenggara pemerintahan dalam rangka mewujudkan Kota Bandung sebagai kota jasa bermartabat.

MISI :

1. Meningkatkan dan Mengembangkan kemitraan, pemberdayaan dan

pemdayagunaan prasarana dan sarana komunikasi dan

informatika.Meningkatkan layanan publik pemberdayaan

masyarakat dalam rangka meningkatkan komunikasi dialogis . 2. Menigkatkan pelayanan informasi dan pemberdayaan potensi

masyarakat dalam rangka mewujudkan budaya masyarakat berbasis teknologi dan informasi.

3. Menigkatkan kerjasama,kemitraan dan pemberdayan

lembagakomunikasi dan informatika.

4. Pemerintahan dan masyarakat mendorong peran media massa dalam rangka meningkatkan informasi yang beretika dan bertanggung jawab.


(24)

12

5. Meningkatkan sumber daya manusia bidang komunikasi dan informatika yang handal.

6. Mendorong peranan media massa dalam rangka meningkatkan informasi yang beretika dan bertanggung jawab serta memberikan nilai tambah pembangunan bangsa.

7. Meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan dalam rangka menciptakan kemandirian dan daya saing bidang komunikasi dan informatika.

8. Meningkatkan kualitas pengawasan menuju terselanggaranya

kepemerintahan yang baik (good govermance).

2.2 Struktur Organisasi

Menurut Andri Kristanto (2003) Dalam organisasi, pengelompokan orang-orang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan dan dengan tujuan yang sama dinamakan departemen atau divisi. Bagan organisasi menunjukan bagaimana departemen-departemen yang ada akan dikoordinasi sesuai jalur wewenang yang dimiliki. Bagan organisasi adalah penggambaran struktur kerja dari sebuah organisasi, dimana didalamnya menunjukan hubungan wewenang dan tanggung jawab serta deskripsi pekerjaan yang harus dilakukan.

Struktur organisasi merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan begitu saja oleh suatu organisasi, terutama organisasi formal. Persoalan yang langsung mempengaruhi masalah struktur organisasi mau tidak mau pasti akan timbul pada waktu penentuan sasaran dan hasil patok, karena organisasi merupakan satu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian dan sub-sub bagian yang mempunyai


(25)

13

spesialisasi tertentu tersebut tidak ditertibkan, maka mereka tidak akan mendukung tujuan organisasi secara utuh, karena mereka akan menuju sasarannya masing-masing.

Melalui struktur organisasi yang baik dapat menunjukkan suatu pembagian tugas yang jelas dan tepat dalam menempatkan pegawai untuk menghindari tidak tepatnya dalam pelaksanaan pekerjaan. Sedangkan pembagian tugas dalam suatu organisasi perlu diadakan dan dilaksanakan dalam upaya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Sumber : website dinas komunikasi dan informatika

Gambar 2.1


(26)

14

2.3 Deskripsi Jabatan

a. Struktur Organisasi Jabatan Dinas Komunikasi Dan informatika Provinsi Jawa Barat

1. Kepala diskominfo Dr.H.Dudi sudrajatAbdurachim,MT

2. Sekretariat Drs. H. Asep Sukmana M.si membawahkan :

a. Kasubag Bagian Perencanaan dan Program Tiomaida

Seviana HH,SH,MH

b. Kasubag bagian Keuangan Dra Iis Rostiasih,MSi

c. Kasubag bagian Kepegawaian dan Umum Drs. Yaya Sudia

3. Bidang Pos Dan Telekomunikasi H. B. Subaedi,SH,M.Si

membawahkan :

a. Seksi Pos Dan Telekomunikasi Sri Wulan Nurnaningsih. SE.MM

b. Seksi Monitoring dan Penetiban Spektrum Frekuensi Ir. Aksan Kholic

c. Seksi Standarisasi Pos Dan Telekomunikasi Ir.

S.Lesmonondjati,MM

4. Bidang sarana Komunikasi Dan Diseminasi Informasi Drs. H. Karso S,MM membawahkan :

a. Seksi Komunikasi Sosial Dra. Yeni Sri Mulyati

b. Seksi Komunikasi Pemerintah Dan Pemerintah daerah Dra Lovita Adriana Rosa


(27)

15

5. Bidang Telematika Ir. Hj lativah ,MT membawahkan

a. Seksi Pengembangan Telematika Dadan Supyan,SE

b. Seksi Penerapan telematika Asep saepullah.ST.MT

c. Seksi Standarisasi dan Monitoring Evaluasi Telematika Purnomo yustianto,ST.MT

6. Bidang Pengolahan Data Elektronik Drs Kiagus Denni Sofian,M,Si membawahkan:

a. Seksi Kompilasi Data Rulianti,Se,Sos b. Seksi Integrasi Data Iwan Gunawan SE,Msi

c. Seksi Penyajian Data dan Informasi Dian Istanti,. S.Sos,M.AP

b. Stuktur Organisasi Jabatan Layanan Pengadaan Secara Elektronik Dinas Kominfo provinsi Jawa Barat

1. Kepala Balai LPSE Dra Ika Mardiah,m.Si Membawahi

a. Kasubag Tata usaha Nurlela,ST,MM

b. Kepala seksi layanan Tata Bina Udin,ST.M.SI

c. Kepala Seksi Dukungan dan Pendayagunaan TIK Fera Tri Hartanti,ST,MT

2.4 Aspek kegiatan perusahaan

Melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan Daerah di bidang komunikasi, informatika dan hubungan masyarakat berdasarkan azas otonomi dan pembantuan.


(28)

16

Ada pun 4 macam aspek yang harus diperhatikan di Dinas Komunikasi Informatika yaitu :

a. Aspek kebijaksanaan

b. Aspek kelembagaan.

c. Aspek aplikasi. d. Aspek perencanaan.


(29)

17 BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Dalam melaksanakan Kerja Praktek di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat penulis ditempatakan di bagian Biro keuangan khususnya pencatatan arus kas yang merupakan salah satu kegiatan perusahaan. Dalam melaksanakan Kerja Praktek ini penulis bisa mengetahui dan mempelajari kegiatan yang dilaksanakan oleh Bagian Keuangan dan Pelaporan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Selama pelaksanaan kerja praktek, penulis mendapatkan pengarahan dan penjelasan mengenai ruang lingkup keuangan daerah dan selama kerja praktek berlangsung kegiatan yang dilakukan penulis adalah :

a. Pengenalan lingkungan kerja

b. Pengenalan jenis – jenis belanja daerah

c. Pengenalan alur SPJ (Surat Pertanggungjawaban) Adapun alur SPJ sebagai berikut:

1. SPJ dibuat oleh Bendahara Pembantu Bid. / PA untuk diserahkan ke PPTK.

2. Setelah SPJ lengkap dan kebenarannya diteliti oleh PPTK dan ditandatangani.


(30)

18

3. Setelah SPJ ditandatangani kemudian diserahkan dan dicatat oleh SPJ. 4. Setelah dicatat SPJ kemudian divisum oleh Bendahara Pengeluaran

5. Setelah ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran, SPJ

dikembalikan kepada Bendahara Pengeluaran Bid./PA untuk divisum oleh KPA.

6. Setelah SPJ ditandatangani oleh KPA, diserahkan kepada verifikator untuk diperiksa kebenaran, kelengkapan, dan keabsahannya. Apabila SPJ masih ada kekurangan akan dikembalikan kepada Bendahara Pengeluaran Pembantu Bid./PA untuk dilengkapi dan diperbaiki kemudian diparaf untuk diverifikasi.

7. Setelah SPJ sudah benar, lengkap dan sah, maka dibuat

suratnpengesahan SPJ yang ditandatangani oleh Bendahara

Pengeluaran dan Pengguna Anggaran.

8. Apabila sudah benar, lengkap dan sah, SPJ dikembalikan ke Bendahara Pengeluaran Pembantu Bid./PA dan aslinya diserahkan ke Verifikator.

9. SPJ sudah benar dan lengkap diserahkan kembali ke Bendahara Pembantu Bid./PA.

d. Mempelajari jenis – jenis dokumen, sistem dan prosedur e. Berpartisipasi dalam penyusunan laporan realisasi anggaran

f. Mencatat rekapitulasi penerimaan anggaran tahun 2013 untuk bulan Agustus sampai bulan September 2013


(31)

19

g. Mencatat rekapitulasi pengeluaran anggaran tahun 2013 untuk bulan Agustus sampai bulan Oktober 2013

3.3 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek 3.3.1 Pengertian Laporan Arus Kas

Menurut Ihyaul Ulum MD (2004), pengertian Laporan Arus Kas adalah menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikanberdasarkan aktivitas operasi, investasi, pembiayaan, dan non anggaran. Sedangkan menurut Indra Bastian (2003), pengertian laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan perubahan posisi kas dalam satu periode akuntansi.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas adalah memberikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang mengkalasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pembiyaan, dan nonanggaran.

Pengklasifikasian Laporan Arus Kas menurut Ihyaul Ulum MD (2004), adalah arus masuk dan keluar kas yang berasal dari : aktivitas operasi, investasi, penbiayaan, dan nonanggaran. Klasifikasi arus kas menurut aktivitas operasi, investasi, pembiayaan, dan nonanggaran memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh ari aktivitas tersebut terhadap posisi kas dan setara kas pemerintah. Informasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan antar aktivitas operasi, investasi, pembiayaan, dan nonanggaran.


(32)

20

3.3.2 Kegunaan Laporan Arus Kas

Kegunaan laporan arus kas menurut PSAK 02 (2009) :

“Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih entitas, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah.

Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai entitas. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Di samping itu, informasi arus kas historis juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.”

3.4 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Selama kerja praktek di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, Penulis ditempatkan di bagian Keuangan dan Pelaporan. Adapun kegiatan


(33)

21

yang penulis lakukan pada bagian Keuangan dan Pelaporan adalah sebagai berikut:

1. Membantu pekerjaan harian karyawan-karyawan pada bagian Keuangan dan Pelaporan.

2. Mengumpulkan kwitansi-kwitansi atas pengeluaran.

3. Memasukkan dan menghitung data Rencana Kerja Anggaran

4. Menginput data SP2D

3.4.1 Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Arus Kas Pada Bagian Keuangan dan Pelaporan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat

1. Berdasarkan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana), Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) kepada Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui PPK-SKPD (Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah).

Surat Permintaan Pembayaran (SPP), terdiri dari : a. SPP Uang Persediaan (SPP-UP)

b. SPP Ganti Uang (SPP-GU) c. SPP Tambahan Uang (SPP-TU) d. SPP Langsung (SPP-LS)


(34)

22

2. Pengajuan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) dilampiri dengan daftar rincian rencana penggunaan dana sampai dengan jenis belanja.

3. Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-UP (Surat Permintaan Pembayaran-Uang Persediaan) dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui PPK-SKPD (Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah) dalam rangka pengisian uang persediaan.

4. Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-GU (Surat Permintaan Pembayaran-Ganti Uang) dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui PPK-SKPD

(Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah) dalam rangka ganti uang persediaan.

Dokumen SPP-GU (Surat Permintaan Pembayaran-Ganti Uang) terdiri dari : a. Surat Pengantar SPP-GU

b. Ringkasan SPP-GU

c. Rincian SPP-GU

d. Surat pengesahan laporan pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran atas penggunaan dana SPP-UP/GU/TU ssebelumnya


(35)

23

e. Salinan SPD

f. Draft surat pernyataan untuk ditandatangani oleh Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain ganti uang persediaan saat pengajuan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) kepada Kuasa Bendahara Umum Daerah (KBUD)

g. Lampiran lain yang diperlukan. Ketentuan batas jumlah SPP-UP (Surat Permintaan Pembayaran-Uang Persediaan) dan SPP-GU (Surat Permintaan Pembayaran-Ganti Uang) ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah.

5. Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-TU (Surat Permintaan Pembayaran-Tambahan Uang) dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

melalui PPK-SKPD (Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah) dalam rangka tambahan uang persediaan.

Dokumen SPP-TU (Surat Permintaan Pembayaran-Tambahan Uang) terdiri dari : a. Surat Pengantar SPP-TU

b. Ringkasan SPP-TU

c. Rincian SPP-TU


(36)

24

e. Draft surat pernyataan untuk ditandatangani oleh Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain tambahan uang persediaan saat pengajuan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) kepada Kuasa Bendahara Umum Daerah (KBUD)

f. Surat keterangan yang memuat penjelasan keperluan pengisian tambahan uang persediaan .

g. Lampiran lainnya yang dibutuhkan.

6. Batas jumlah pengajuan SPP-TU (Surat Permintaan Pembayaran-Tambahan Uang) harus mendapat persetujuan dari PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah) dengan memperhatikan rincian kebutuhan dan waktu penggunaan ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah. Dalam hal tambahan uang tidak habis digunakan dalam 1 (satu) bulan, maka sisa tambahan uang disetor ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD). Pengajuan dokumen SPP-UP (Surat Permintaan Pembayaran-Uang Persediaan), SPP-GU (Surat Permintaan Pembayaran-Ganti Uang) dan SPP TU (Surat Permintaan Pembayaran-Tambahan Uang) digunakan

dalam rangka pelaksanaan pengeluaran SKPD yang harus


(37)

25

3.4.2 Pencatatan Laporan Arus Kas Pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat

Entitas pelaporan melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto pada aktivitas operasi, investasi, asset nonkeuangan, pembiayaan dan nonanggaran. Entitas pelaporan dapat menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan cara metode langsung, ini mengungkapkan pengelompokan utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto. Entitas pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Menggunakan metode langsung dalam melaporkan arus kas dari aktivitas operasi.

Arus kas dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu, yaitu penerimaan dan pengeluaran arus kas. Metode langsung pada dasarnya merupakan rugi laba, berbasis tunai dan kas. Penyajian laporan arus kas dengan metode langsung dimulai dengan melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari aktivitas investasi dan pendanaan.

Metode langsung dapat menghsilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Dengan menggunakan metode langsung informasi mengenai penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh. Hal ini sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan karena dapat menjelaskan aliran kas masuk dan kas keluar secara jelas.


(38)

26

3.5 Pembahasan Hasil Kerja Praktek

3.5.1 Analisis Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Arus Kas Pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat

Prosedur penerimaan dan pengeluaran arus kas pada bagian keuangan dan pelaporan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat sudah tepat karena terdapat beberapa tahapan verifikasi bukti yang kuat sebelum akhirnya

pencairan dana dilakukan, sehingga pengeluaran tersebut dapat

dipertanggungjawabkan.

Hal ini terlihat dari adanya prosedur-prosedur sebagai berikut: Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) kepada Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui PPK-SKPD (Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah), pengajuan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) dilampiri dengan daftar rincian rencana penggunaan dana sampai dengan jenis belanja, penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-UP (Surat Permintaan Pembayaran-Uang Persediaan) dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui PPK-SKPD (Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah) dalam rangka pengisian uang persediaan, penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-GU (Surat Permintaan


(39)

Pembayaran-27

Ganti Uang) dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui PPK-SKPD (Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah) dalam rangka ganti uang persediaan, batas jumlah pengajuan SPP-TU (Surat Permintaan Pembayaran-Tambahan Uang) harus mendapatkan persetujuan dari PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah) dengan memperhatikan rincian kebutuhan dan waktu penggunaan ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah, pengajuan dokumen pengajuan dokumen SPP-UP (Surat Permintaan Pembayaran-Uang Persediaan), SPP-GU (Surat Permintaan Pembayaran-Ganti Pembayaran-Uang) dan SPP TU (Surat Permintaan Pembayaran- Tambahan Uang. Namun, prosedur tersebut belum dijalankan dengan baik oleh para karyawan karena masih adanya keterlambatan –keterlambatan penyusunan data. Sebaiknya bagian Keuangan dan Pelaporan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat melakukan evaluasi terhadap kinerja para karyawannya agar prosedur yang sudah baik dibuat dapat dilaksanakan dengan lebih disiplin oleh para karyawannya sehingga keterlambatan penyusunan laporan dapat diatasi.

3.5.2 Analisis Pencatatan Laporan Arus Kas Pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat

Pencatatan arus kas pada Bagian Keuangan dan Pelaporan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat sudah terlaksana tepat dengan menggunakan pencatatan metode langsung dimana penerimaan pendapatan dapat


(40)

28

diakui pada saat diterimanya kas, sehingga benar-benar mencerminkan posisi yang sebenarnya. Hal ini terlihat dari pencatatan Laporan Arus Kas dilakukan dengan cara menyajikan kelompok-kelompok penerimaan dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi, investasi, asset nonkeuangan, pembiayaan dan nonanggaran.

Entitas pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Menggunakan metode langsung dalam melaporkan arus kas dari aktivitas operasi. Keuntungan menggunakan metode langsung adalah sebagai berikut: Menyediakan informasi yang lebih baik untuk mengestimasikan arus kas dimasa yang akan datang, lebih mudah dipahami oleh pengguna laporan, data tentang kelompok penerimaan dan pengeluaran kas bruto dapat langsung diperoleh dari catatan akuntansi. Dengan menggunakan metode langsung berarti arus kas yang berasal dari aktivitas operasi harus disusun dengan menyajikan seluruh pendapatan dan seluruh pengeluaran kasnya serta tidak perlu dilakukan penyesuaian (adjustment) terhadap pendapatan dan belanja tersebut karena semua pencatatan didasarkan atas asas kas (cash basis). Namun agar pelaporan tidak terjadi keterlambatan, setiap data ataupun transaksi harus segera di flow up agar laporan cepat selesai.

3.5.3 Mengetahui laporann arus kas pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat

Laporan arus kas merupakan laporan yang melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang utama dari suatu perusahaan selama satu periode.laporan ini menyediakan informasi yang berguna mengenai kemampuan perusahaan dalam


(41)

29

menghasilkan kas dan operasi,mempertahankan dan memperluas kapasitas operasinya, memenuhi kewajiban keuangan dan membayar deviden.

Laporan arus kas merupakan laporan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu entitas selama periode tertentu.laporan ini berguna bagi manajer dalam mengevaluasi operasi masa lalu dan dalam merencanakan aktivitas investasi serta pendanaandimasa yang akan datang yang berguna untuk para investor,kreditor dan pihak-pihak yang lainya dalam menilai potensi perusahaan.

Selain itu tuntutan yang semakin besar terhadap akuntabilitas publik, menimbulkan implikasi bagi manajemen sektor publik untuk memberikan informasi kepada publik,laporan keuangan ini adalah untuk mengetahui salah satu informasi mengenai pengelolaan keuangan yang dibutuhkan yang salah satunya adalah laporan arus kas.

3.5.4 Hambatan dalam pelaporan arus kas pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat

Proses Arus kas pada Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah kota Bandung sudah terlaksana dengan baik namun hambatan masih tetap ada. Hambatan yang ditemui adalah sebagai berikut.

1. Adanya keterlambatan dalam proses pendataan arus kas yang disebabkan karena pihak bendahara melakukan keterlambatan


(42)

30

dalam proses pendataan. Hal ini terbilang wajar karena data arus kas penerimaan dan pengeluaran yang tidak terduga atau sewaktu- waktu dapat berubah, sehingga bendahara harus melakukan pendataan ulang .

2. Adanya kekeliruan pihak bendahara pada proses perhitungan arus kas yang disebabkan karena data yang dihitung sangat banyak dan terperinci.

3.5.5 Masalah yang timbul dalam pelaporan arus kas Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat

Masalah ini yang paling banyak terjadi adalah kekeliruan dalam pelaporan arus kas, seperti terdapatnya selisih angka yang tidak sesuai dengan pelaporan kasnya,maka dari itu juga merupakan aset yang sering terjadi yang sering menjadi objek kecurangan salah satu masalahnya akan menjadi masalah dalam pelaporan arus kas perusahaan ini,untuk itu harus diperlukan suatu perencanaan kas yang baik dalam mengelola kas yang dapat sekaligus mencegah serta mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang menyimpang yang dapat merugikan perusahaan.

Analisa pelaporan arus kas dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan investasi.Dimana arus kas dapat memberikan informasi bagi investor,kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan.Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan arus kas memenuhi kriteria kualitas laporan keuangan,sehingga layak untuk digunakan sebagai salah


(43)

31

satu informasi didalam pengambilan keputusan,mengingat pentingnya pelaporan arus kas yang memadai sehingga dapat terlaksananya kegiatan perusahaan yang efektip dan efisien guna mencapai tujuan yang dilakukan perusahaan.

3.5.6 Cara mengatasi masalah yang terjadi dalam pelaporan arus kas pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat

Untuk mengatasi masalah dalam pelaporan arus kas ini antara lain adalah melakukan program-program dengan cara meningkatkan kualitas SDM yang lebih produktif lagi sehingga itu bisa meminimalisir kekeliruan yang terjadi dalam pelaporan arus kas pada DISKOMINFO,yang paling utama antara lain penganalisisan kembali pelaporan-pelaporan dalam arus kas agar dapat memberikan informasi yang baik dan relevan.

Dalam menganalisi laporan harus dengan penuh pertimbangan terutama dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa lalu dan masa yang akan datang dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.Rekomendasi seorang manajer pun bisa mengatasi masalah laporan keuangan perusahaan dengan memberikan saran ataupun perbaikan yang disampaikan kepada entitas atau para pegawai,sehingga pengelolaan pelaporan arus kas perusahaan dapat terorganisir dengan baik dan ttanggung jawab keuangan perusahaan dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,transparan dan akuntable.


(44)

33

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan pelaksanaan kerja praktek tersebut dan setelah penulis menganalisa, memahami dan mempelajari serta menguraikan masalah tentang analisis pelaporan arus kas, maka penulis mencoba menyimpulkan beberapa hasil dari kerja praktek yang dilakukan pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat (DISKOMINFO) yaitu :

1. Pelaporan arus kas sudah cukup baik,selain itu memudahkan bagi Pemerintah Daerah untuk mengawasi setiap kegunaan dan pemanfaatan dana dari laporan keuangan.

2. Hambatan pelaporan arus kas kurangnya informasi yang tidak memenuhi materialitas.

3. Masalah yang timbul dalam pelaporan arus kas kurang relevan dan kurang dapat dipahami dalam penggunaan dananya.

4. Cara mengatasinya yaitu dengan dengan meyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan lebih mempelajari informasi yang dimaksud.


(45)

34

4.2 Saran

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengajukan beberapa saran untuk peningkatan serta kelancaran dalam pelaporan arus kas, diantaranya adalah :

1. Dalam pelaksanaan pelaporannya lebih meningkatkan kerja sama dan komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat .

2. Dalam hambatan yg terjadi di DISKOMINFO perlu adanya

komunikasi yang baik antar pihak yang bersangkutan.

3. Lebih dapat dipahami dan selalu menyajikan fakta secara jujur serta dapat diverifikasi.


(46)

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK

Judul : ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA DINAS KOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT

Nama : Dian Fitriana

NIM : 21210039

Jenjang : Strata 1/ s1

Program Studi : Manajemen

Fakultas : Ekonomi

Bandung , Januari 2014

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Perusahaan

Dr.Raeny Dwi Santi SE.,M.Si Mark Aditiya, SE NIP. 4127.34.02.006 NIP.19820318.201101.1001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen

Dr.Raeny Dwi Santi SE.,M.Si NIP.4127.34.02.006


(47)

ii

SURAT KETERANGAN

PENYERAHAN HAK EKSKLUSIF

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, bersedia :

“Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku, untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, Januari 2014

Penulis, Dinas Komunikasi dan

Informatika Pemerintah Provinsi Bandung

Dian Fitriana Mark Aditya,SE

NIM.21210039 NIP.19820318.201101.1001

Catatan :

Bila keberatan dengan di-online-kan data perusahaan di BAB III/di Bab yang mencantum data perusahaan (pengecualian khusus data perusahaan, boleh untuk tidak dionlinekan), ketikan pada lembar catatan ini,

contoh :

Kecuali Bab III Data perusahaan tidak untuk dionlinekan, dengan alasan………..


(1)

dalam proses pendataan. Hal ini terbilang wajar karena data arus kas penerimaan dan pengeluaran yang tidak terduga atau sewaktu- waktu dapat berubah, sehingga bendahara harus melakukan pendataan ulang .

2. Adanya kekeliruan pihak bendahara pada proses perhitungan arus kas yang disebabkan karena data yang dihitung sangat banyak dan terperinci.

3.5.5 Masalah yang timbul dalam pelaporan arus kas Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat

Masalah ini yang paling banyak terjadi adalah kekeliruan dalam pelaporan arus kas, seperti terdapatnya selisih angka yang tidak sesuai dengan pelaporan kasnya,maka dari itu juga merupakan aset yang sering terjadi yang sering menjadi objek kecurangan salah satu masalahnya akan menjadi masalah dalam pelaporan arus kas perusahaan ini,untuk itu harus diperlukan suatu perencanaan kas yang baik dalam mengelola kas yang dapat sekaligus mencegah serta mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang menyimpang yang dapat merugikan perusahaan. Analisa pelaporan arus kas dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan investasi.Dimana arus kas dapat memberikan informasi bagi investor,kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan.Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan arus kas memenuhi kriteria kualitas laporan keuangan,sehingga layak untuk digunakan sebagai salah


(2)

31

satu informasi didalam pengambilan keputusan,mengingat pentingnya pelaporan arus kas yang memadai sehingga dapat terlaksananya kegiatan perusahaan yang efektip dan efisien guna mencapai tujuan yang dilakukan perusahaan.

3.5.6 Cara mengatasi masalah yang terjadi dalam pelaporan arus kas pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat

Untuk mengatasi masalah dalam pelaporan arus kas ini antara lain adalah melakukan program-program dengan cara meningkatkan kualitas SDM yang lebih produktif lagi sehingga itu bisa meminimalisir kekeliruan yang terjadi dalam pelaporan arus kas pada DISKOMINFO,yang paling utama antara lain penganalisisan kembali pelaporan-pelaporan dalam arus kas agar dapat memberikan informasi yang baik dan relevan.

Dalam menganalisi laporan harus dengan penuh pertimbangan terutama dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa lalu dan masa yang akan datang dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.Rekomendasi seorang manajer pun bisa mengatasi masalah laporan keuangan perusahaan dengan memberikan saran ataupun perbaikan yang disampaikan kepada entitas atau para pegawai,sehingga pengelolaan pelaporan arus kas perusahaan dapat terorganisir dengan baik dan ttanggung jawab keuangan perusahaan dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,transparan dan akuntable.


(3)

33

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan pelaksanaan kerja praktek tersebut dan setelah penulis menganalisa, memahami dan mempelajari serta menguraikan masalah tentang analisis pelaporan arus kas, maka penulis mencoba menyimpulkan beberapa hasil dari kerja praktek yang dilakukan pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat (DISKOMINFO) yaitu :

1. Pelaporan arus kas sudah cukup baik,selain itu memudahkan bagi Pemerintah Daerah untuk mengawasi setiap kegunaan dan pemanfaatan dana dari laporan keuangan.

2. Hambatan pelaporan arus kas kurangnya informasi yang tidak memenuhi materialitas.

3. Masalah yang timbul dalam pelaporan arus kas kurang relevan dan kurang dapat dipahami dalam penggunaan dananya.

4. Cara mengatasinya yaitu dengan dengan meyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan lebih mempelajari informasi yang dimaksud.


(4)

34

4.2 Saran

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengajukan beberapa saran untuk peningkatan serta kelancaran dalam pelaporan arus kas, diantaranya adalah :

1. Dalam pelaksanaan pelaporannya lebih meningkatkan kerja sama dan komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat .

2. Dalam hambatan yg terjadi di DISKOMINFO perlu adanya komunikasi yang baik antar pihak yang bersangkutan.

3. Lebih dapat dipahami dan selalu menyajikan fakta secara jujur serta dapat diverifikasi.


(5)

Judul : ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT

Nama : Dian Fitriana NIM : 21210039 Jenjang : Strata 1/ s1 Program Studi : Manajemen Fakultas : Ekonomi

Bandung , Januari 2014

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Perusahaan

Dr.Raeny Dwi Santi SE.,M.Si Mark Aditiya, SE NIP. 4127.34.02.006 NIP.19820318.201101.1001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen

Dr.Raeny Dwi Santi SE.,M.Si NIP.4127.34.02.006


(6)

ii

SURAT KETERANGAN

PENYERAHAN HAK EKSKLUSIF

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, bersedia :

“Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku,

untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, Januari 2014

Penulis, Dinas Komunikasi dan

Informatika Pemerintah Provinsi Bandung

Dian Fitriana Mark Aditya,SE

NIM.21210039 NIP.19820318.201101.1001

Catatan :

Bila keberatan dengan di-online-kan data perusahaan di BAB III/di Bab yang mencantum data perusahaan (pengecualian khusus data perusahaan, boleh untuk tidak dionlinekan), ketikan pada lembar catatan ini,

contoh :

Kecuali Bab III Data perusahaan tidak untuk dionlinekan, dengan alasan………..