BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakikat Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Analisis tentang motivasi harus memusatkan perhatian pada faktor-faktor yang mendorong dan mengarahkan kegiatan seseorang J.W.
Atkinson, An Introduction to Motivation. 1964. Motivasi berhubungan dengan bagaimana perilaku itu bermula, diberi tenaga, disokong,
diarahkan, dihentikan, dan reaksi subyektif yang ada dalam organisme ketika semua itu berlangsung Mr. Jones. ed., Nebraska Symposium on
Motivation. 1955. Motivasi orang tergantung pada kekuatan motifnya. Motif yang
dimaksud dalam uraian ini adalah kebutuhan, keinginan, dorongan atau gerak hati dalam diri individu Hersey, Blanchard dan Johnson. 1996,
dengan kata lain sesuatu yang menggerakkan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu, atau sekurang-kurangnya mengembangkan tertentu
Hodgetts. 1996. Motivasi merupakan daya dorong untuk menghadapi ketidakpas-
tian , kekhawatiran, perubahan, dan kegagalan. Oleh karena itu, motivasi, perasaan, dan kinerja atau fisik sangat berkaitan Prof. Dr. M. Nursalim
Shahib, dr., Pembinaan Kreativitas Menuju Era Global. 2003. Orang yang motivasinya kuat untuk sembuh dari suatu penyakit, akan lebih cepat
mengalami perbaikan. Demikian pula dalam proses pembelajaran, mahasiswa yang motivasinya tinggi, peluang atau kesempatan untuk
meraih sukses akan lebih terbuka. Proses motivasi diarahkan untuk mencapai tujuan goal direction.
Tujuan atau hasil yang telah dicapai dapat mengurangi kebutuhan yang
3
belum tercukupi James L. Gibson, et al., Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. 1993.
Walaupun sudah jelas tentang pentingnya motivasi, tetapi sukar mendefinisikan dan menganalisisnya. Namun, salah satu definisi meng-
ungkapkan bahwa motivasi berhubungan dengan arah perilaku, kekuatan respon yaitu usaha setelah seseorang memilih mengikuti tindakan
tertentu, dan kelangsungan perilaku, atau seberapa lama orang tersebut terus berperilaku John P. Campbell, et al., Managerial Behaviour,
Performance, and Effectivenes. 1970.
2. Pengertian Motivasi Belajar