3
I. PENDAHULUAN
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab Depdiknas, 2003:3
Berkaitan dengan tujuan pendidikan nasional tersebut di atas, maka sangatlah diperlukan peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Hal ini dikarenakan
kualitas sumber daya manusia merupakan kekuatan utama dalam menggerakkan roda pembangunan. Sejalan dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan
menyiapkan peserta didik dalam sistem persekolahan, maka peserta didik perlu dibantu dalam memecahkan masalah belajar. Guru diharapkan dapat membantu siswa dalam memecahkan
masalah tersebut agar tujuan pendidikan nasional dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Perhatian guru hendaknya ditujukan kepada usaha menciptakan kondisi belajar yang kondusif, sehingga merangsang siswa melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar
mengajar, guru merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh terhadap siswa, karena guru merupakan ujung tombak tercapainya tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan akan
dapat tercapai dengan baik apabila metode mengajar yang dipilih dapat diterapkan dengan sungguh-sungguh dan siswa lebih mudah memahami pelajaran yang disajikan, siswa lebih
bergairah serta senang dalam belajar. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, diperoleh bahwa metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru IPS Inpres Matantimali sering menggunakan metode ceramah dan kurang bervariasi dalam menggunakan metode pembelajaran. Metode ini dianggap mudah tetapi
mempunyai kelemahan yaitu pembelajaran bersifat satu arah dimana hanya siswa yang mempunyai kemampuan tinggi yang dapat mengikutinya sedang yang lain semakin tertinggal.
Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang aktif mengikuti pelajaran jika diberikan kesempatan untuk bertanya, siswa merasa segan dan malu untuk menyampaikan pertanyaannya, namun
ketika guru bertanya atau memberikan soal, sebagian besar siswa tidak mampu menjawab dengan benar. Siswa pada umumnya menjadi lebih terbuka untuk mengemukakan masalah
yang dihadapi atau bertanya tentang ketidaktahuan mereka kepada teman sekelasnya. Kondisi ini tentunya berdampak pada hasil belajar siswa. Pertanyaan tersebut dapat dibuktikan dengan
nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Matantimali yang diperoleh dari hasil pra
4 tindakan masih tergolong rendah yaitu persentase tuntas klasikal adalah 33,3 dan belum
mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 75 untuk mata pelalajaran IPS kelas V. Keluhan tentang kekurangberhasilan ini memerlukan penangangan agar masalah tersebut
dapat ditanggulangi. Setidak-tidaknya guru mencari upaya untuk menanggulangi kelemahan- kelemahan yang terjadi dalam pembelajaran. Berbagai pihak harus berupaya untuk mau
memperbaiki keadaan yang kurang atau belum memuaskan ini. Guru merupakan pihak yang memegang peranan penting. Oleh karena itu, guru yang bertindak sebagai penulis tertarik untuk
mengkaji lebih jauh melalui penelitian dengan judul: Meningkatkan Hasil Belajar pada Pembelajaran IPS melalui Metode Penugasan di Kelas V SD Inpres Matantimali Kec.
Marawola Barat. Pemberian tugas arahnya memotivasi siswa untuk belajar terhadap materi yang sedang
dipelajari. Tugas diberikan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Dari uraian tersebut, maka perlu dicoba suatu upaya
pembelajaran agar aktivitas siswa dapat ditingkatkan dengan metode pemberian tugas.
II. METODOLOGI