Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016
Tria Saskia Dama 397
di keluarkan.
Kerangka Pemikiran +
+
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan data dan teori hasil penelitian sebelumnya maka peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut:
H1 : PAD berpengaruh terhadap Belanja Modal
H2 : DAU berpengaruh terhadap Belanja Modal
H3 : PAD dan DAU berpengaruh terhadap Belanja Modal
2. METODE PENELITIAN
Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekundertime series tahun 2003 –2013
yang bersumber dari Badan Pusat Statistik BPS Kota Bitung dan Provinsi Sulawesi Utara.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini di lakukan pada Kantor BPS Kota Bitung. Waktu penelitian selama dua bulan mulai dari bulan Februari sampai April, 2016.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yakni dengan cara mendatangi langsung instansi terkait untuk mengambil dan mengumpulkan data yang telah diolah dan yang telah tersedia di instansi
tersebut. Selain itu, dilakukan studi kepustakaan dan eksplorasi serta searching data melalui internet. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan data sekunder.
Definisi dan Pengukuran Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini didefinisikan dan diukur sebagai variabel independent bebas yaitu Pendapatan Asli Daerah PAD sebagai variabel X
1,
dan Dana AlokasiUmum DAU sebagai variabel X
2
. Variabel Dependent terikat adalah Belanja Modal sebagai variabel Y
1
.
Pendapatan Asli Daerah PAD
Menurut UU No. 33 Tahun 2004, PAD adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber- sumber di dalam daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. PAD merupakan sumber penerimaan daerah asli yang digali di daerah tersebut untuk digunakan sebagai modal dasar pemerintah daerah dalam
membiayai pembangunan dan usaha-usaha daerah untuk memperkecil ketergantungan dana dari
PAD DAU
Belanja Modal
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016
Tria Saskia Dama 398
pemerintah pusat. PAD Kota Bitung terdiri dari pajak daerah Kota Bitung, retribusi daerah Kota Bitung, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah
yang sah. PAD Kota Bitung diukur menggunakan nilai jutaanmiliaran Rp, kemudian dibuat persamaan dalam bentuk Ln .
Variabel Dana Alokasi Umum DAU
DAU adalah transfer yang bersifat umum dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah Kota Bitung untuk mengatasi ketimpangan horizontal dengan tujuan utama pemerataan kemampuan
keuangan antar daerah. DAU untuk masing-masing KabupatenKota dapat dilihat dari pos dana perimbangan dalam Laporan Realisasi APBD. DAU Kota Bitung diukur menggunakan nilai
jutaanmiliaran Rp, kemudian dibuat persamaan dalam bentuk Ln .
Variabel Belanja Modal
Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Belanja modal meliputi belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan aset tak berwujud, belanja modal Kota Bitung merupakan pengeluaran pemerintah untuk
meningkatkan fasilitas pelayanan publik. Belanja modal Kota Bitung diukur menggunakan nilai jutaanmiliaran Rp, kemudian dibuat persamaan dalam bentuk Ln .
Statistik Deskriptif
Penelitian ini merupakan penelitian dimana dalam menganalisis data menggunakan analasis statistik deskriptif sederhana. Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian
dalam benuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan intrepretasikan. Metode ini berupa metode analisa tabel yang bertujuan untuk mengkaji dan menganalisa perkembangan yang terjadi dalam
Keuangan Daerah di Kota Bitung secara umum dan PAD, DAU, serta Belanja Modal secara khusus.
Analisis Regresi Linier Berganda
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda bertujuan untuk memprediksi kekuatan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Hubungan antar variabel tersebut dapat digambarkan dengan persamaan sebagai berikut :
Y = α + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e
Dimana : Y = Belanja Modal Variabel Terikat; b
1
dan b
2
= Koefisien Regresi α
= Konstanta; X
1
= PAD Variabel Bebas 1 X
2
= DAU Variabel Bebas 2 e
= Kesalahan Pengganggu
Jadi persamaannya menjadi : Belanja Modal = α + b
1
PAD + b
2
DAU + e Koefisien Korelasi R
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain. Suatu variabel diakatakan memiliki hubungan dengan variabel lain jika
perubahan satu variabel diikuti dengan perubahan variabel lain. Jika arah perubahannya searah maka kedua variabel memilki korelasi positif. Sebaliknya, jika perubahannya berlawanan arah,
kedua variabel tersebut memiliki korelasi negatif. Jika perubahan variabel tidak diikuti variabel lainnya maka dikatakan tidak berkorelasi Suliyanto, 2011.
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016
Tria Saskia Dama 399
Koefisien Determinasi R
2
Koefisien Determinasi R
2
digunakan untuk mengetahui sampai seberapa besar presentsase variasi variabel bebas pada model dapat di terangkan oleh variabel terikat. Koefesien
determinasi R
2
dinyatakan dalam presentase yang nilainya berkisar antara 0 R
2
1. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel independen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel
– variabel independen memberikan hampir semua informasi yang di butuhkan untuk memprediksi variasi variabel
independen. Secara umum koefisien determinasi untuk data saling crossection relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing masing pengamatan, sedangkan untuk data rutin
waktu time series biasanya mempunyai koefisien determinasi yang lebih tinggi. Koefiesien Determinasi Berganda R
2
dalam penelitian ini yakni besarnya proporsi atau sumbangan PAD dan DAU terhadap variasi naik turunnya proporsi Belanja Modal Nilai koefesien
determinasi diperoleh dengan menggunakan formula Suliyanto, 2011: R² = 1 -
² ²
Dimana : R
2
= Koefesien Determinasi = Kuadrat selisih nilai Y rill dan Y prediksi
= Kuadrat selisih nilai Y rill dan Y rata-rata Nilai R
2
terletak antara 0 dan 1. Jika R
2
= 1 berarti 100 persen total variasi veriabel terikat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya dan menunjukkan ketepatan terbaik. Bila R
2
= 0 berarti tak ada total variasi variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebasnya.
Uji t Uji t Statistik
Nilai t
hitung
digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap variabel tergantung atau tidak. Suatu variabel akan memiliki pengaruh yang
berarti jika nilai t
hitung
variabel tersebut lebih besar dibandingkan nilai t
tabel
Suliyanto, 2011:45. Untuk menghitung ttabel digunakan rumus :
t
hitung
= t
tabel
= n,k,1 Dimana :
β
j
= Koefesien regresi variabel independen ke-i Se β
j
= Standar error dari variabel independen ke-i n = Jumlah data;
k = Jumlah variabel Dengan menentukan de
rajat keyakinan 95 α = 0,05 Dimana : Jika t-hitung
≤ t-tabel α 2 n-k maka Ho di terima Jika t-hitung
≥ t-tabel α 2 n-k maka Ho di tolak Pengujian Hipotesis tersebut sebagai berikut :
H0 : β 1 = 0 Artinya Variabel PAD tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal. H1 : β 1 ≠ 0 Artinya Variabel PAD berpengaruh terhadap Belanja Modal.
H0 : β 2 = 0 Artinya Variabel DAU tidak berpengaruh terhadap BelanjaModal. H2 : β 2 ≠ 0 Artinya Variabel DAU berpengaruh terhadap Belanja Modal.
Uji F Uji F
Nilai F
hitung
digunakan untuk menguji ketepatan model goodness of fit. Uji F ini juga sering disebut sebagai uji simultan uji serempak, untuk menguji apakah variabel bebas yang digunakan
mampu menjelaskan perubahan nilai variabel terikattergantung atau tidak. untuk menyimpulkan model masuk dalam kategori cocok fit atau tidak, kita harus membandingkan nilai F
hitung
dengan nilai F
tabel
dengan derajat kebebasan: df degree of freedom α , k-1, n-k Suliyanto, 2011:62.
Untuk memahami lebih sederhana, Uji signifikansi serempak Uji F bertujuan untuk menguji apakah koefisien regresi parsial secara serempak atau bersama-sama berbeda secara signifikan
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016
Tria Saskia Dama 400
dari 0 atau apakah ada pengaruh yang signifikan variabel bebas X
1
dan X
2
secara serempak terhadap variabel terikat Y. hipotesis yang digunakan adalah :
H : β
1
= β
2
= 0, artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
H
1
: β
1
≠ β
2
≠ 0, artinya secara bersama-samaa ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Pengujian ini dilakukan untuk membandingkn nilai F
hitung
dengan , jika F
hitung
F
hitung
, maka H ditolak. Artinya variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen, dan
jika F
hitung
F
hitung
, maka H diterima. Artinya variabel independen ecara bersama-sama tidak
mempengaruhi variabel dependen. Nilai F
hitung
dapat diperoleh dengan rumus: F
hitung
=
²
Dimana : R² = Koefesien determinasi
n = Jumlah sampel k = Jumlah variabel independen ditambah intercept dari model estimasi
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN