PENDAHULUAN PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL DI KOTA BITUNG 2003-2013 | Dama | JURNAL BERKALA ILMIAH EFISIENSI 13424 26799 1 SM

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016 Tria Saskia Dama 395

1. PENDAHULUAN

Latarbelakang Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pelayanan publik. Di Indonesia, dokumen anggaran daerah disebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, baik untuk propinsi maupun kabupatenkota. Proses penyusunan anggaran pasca Undang-Undang UU 221999 dan direvisi menjadi UU 322004 melibatkan dua pihak yakni eksekutif dan legislatif, masing-masing melalui sebuah tim panitia anggaran. Adapun eksekutif sebagai pelaksana operasionalisasi daerah, dan berkewajiban membuat draftrancangan APBD. Rancangan tersebut hanya bisa diimplementasikan kalau sudah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat DPRD dalam proses ratifikasi anggaran oleh legislatif. Peranan akuntansi tentunya sangat diperlukan untuk membangun transparasi serta sebagai kontroler terhadap Penggunaan danah APBD. Dalam APBD terdapat sisi penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan sendiri dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil pengelolaan sumber daya yang ada di daerah Pendapatan Asli Daerah PAD dan dana yang di berikan oleh pusat ke daerah yang di sebut Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum DAU, Dana Alokasi Khusus DAK, Dana Bagi Hasil DBH serta Pendapatan Lain- lain yang Sah.Secara khusus UU No. 32 Tahun 2004 mengatakan salah satu sumber pendapatan daerah adalah PAD yang terdiri dari hasil Pajak Daerah, hasil Retribusi Daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Belanja modal merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelianpengadaan asset tetap dan asset lainnya yang mempunyai masa manfaat selama 12 bulan digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti berbentuk tanah, peralatan, mesin, gedung, bangunan, buku perpustakan, hewan dan lain- lain. Alokasi belanja modal ini didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan maupun untuk fasilitas publik. Rendahnya belanja modal merupakan suatu permasalahan karena belanja modal merupakan unsur penting dalam pelayanan publik, administarsi pemerintahan, terlebihhnya terhadap suatu perekonomian. Dalam rangka meningkatkan perekonomian belanja modal merupakan aspek penting dalam hal pengeluaran. Pemerintah Daerah yang berhasil menjalankan pembangunan daerah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan mengelola APBD secara efektif dan efisien. Sebaliknya, pengelolaan APBD yang buruk dapat menghambat kinerja pemda dalam peningkatan pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat. persoalan yang muncul adalah saat pemda dihadapkan pada jumlah belanja daerah yang kecil tetapi harus menanggung kebutuhan besar. Sementara pada saat bersamaan pemda kurang memiliki kreativitas mengelola APBD, sehingga pemerintah pada jenjang di atasnya pemprov atau pusat tidak optimal dalam mengelola APBD. Peningkatan PAD dari hasil pengelolaan keuangan daerah diharapkan meningkatkan investasi belanja modal pemerintah daerah sehingga kualitas pelayanan publik semakin baik. Situasi yang terjadi tidak berbanding, peningkatan pendapatan asli daerah tidak diikuti dengan kenaikan anggaran belanja modal yang, hal ini disebabkan karena pendapatan asli daerah tersebut banyak tersedot untuk membiayai belanja lainnya.Pentingnya pemerataan Pendapatan Asli Daerah serta Dana Alokasi Umum diambil dari Dana Transfer Daerah pada hakikinya merupakan bantuan dari pemerintah pusat untuk membiayai proses penambahan stok modal berupa infrastruktur, kesehatan, pendidikan dll atau sekalipun pelayanan publik haruslah sesuai dengan pengalokasian belanja modal. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016 Tria Saskia Dama 396 Tujuan Penelitian 1. Untuk Mengetahui Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Alokasi Belanja Modal pada Pemerintahan Kota Bitung. 2. Untuk Mengetahui Pengaruh Pendapatan Dana Alokasi Umum terhadap Alokasi Belanja Modal pada Pemerintahan Kota Bitung. 3. Untuk Mengetahui Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Alokasi Belanja Modal pada Pemerintahan Kota Bitung Tinjauan Pustaka Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD adalah suatu rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD. Dalam UU RI No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, pasal 1 menyebutkan bahwa “Anggaran pendapatan dan belanja daerah selanjutnya disebut APBD, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah”. APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui oleh DPRD, Pemerintah Daerah serta ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah. Pendapatan Asli Daerah Sesuai UU No.33 Tahun 2004 Pasal 1 PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-perundangan. PAD adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. PAD adalah sumber pendapatan yang harus selalu terus dipacu pertumbuhannya. Dalam otonomi daerah kemandirian pemerintaan daerah sangat dituntut dalam pembiayaan pembangunan daerah dan pelayanan kepada masyarakat. PAD bagi pemerintah sangatlah penting karena PAD menunjukan kemampuan daerah dalam menggali sumber keuangannya sendiri yang kemudian menjadi sebuah ukuran kinerja bagi pemerintah daerah dalam proses pengembangan ekonomi daerah Taufik, 2012. Dana Alokasi Umum Menurut Peraturan Pemerintah PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan atau DAU dan UU No. 33 pasal 1 Tahun 2004, DAU merupakan salah satu transfer dana Pemerintah kepada pemerintah daerah yang bersumber dari pendapatan APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Belanja Modal Menurut Halim, 2009 Belanja Modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Sedangkan menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah 2006 pasal 53, Belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelianpengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya Asiri, 2016. Menurut Asiri 2016 Belanja modal ini diharapkan dapat menambah keuntungan di masa yang akan datang. Sehingga setiap pengeluaran belanja modal harus diperhitungkan kegunaan manfaat yang akan diperoleh dibandingkan dengan dana belanja yang Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016 Tria Saskia Dama 397 di keluarkan. Kerangka Pemikiran + + Gambar 1. Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian Berdasarkan data dan teori hasil penelitian sebelumnya maka peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut: H1 : PAD berpengaruh terhadap Belanja Modal H2 : DAU berpengaruh terhadap Belanja Modal H3 : PAD dan DAU berpengaruh terhadap Belanja Modal

2. METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS, DAN BELANJA MODAL Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi(Studi Empiris di Kabupaten/Kota Eks Karesid

1 2 16

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS, DAN BELANJA MODAL Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi(Studi Empiris di Kabupaten/Kota Eks Karesid

0 4 18

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA MODAL Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal Dengan Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Variabel Pemoderasi

0 2 17

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Dana Alokasi Umum (Dau) Terhadap Alokasi Belanja Modal (Study Empiris Kabupaten/ Kota Jawa Tengah.

0 1 15

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP ALOKASI BELANJA MODAL Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Dana Alokasi Umum (Dau) Terhadap Alokasi Belanja Modal (Study Empiris Kabupaten/ Kota Jawa Tengah.

0 1 14

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH , DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA MODAL (STUDI PADA KOTA BITUNG) | Tolu | JURNAL BERKALA ILMIAH EFISIENSI 12760 25451 1 SM

0 1 10

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL DI KOTA MANADO | Ndede | JURNAL BERKALA ILMIAH EFISIENSI 13522 26999 1 SM

0 0 10

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA DAERAH KOTA BITUNG TAHUN 2003-2015 | Tumiwa | JURNAL BERKALA ILMIAH EFISIENSI 13572 27100 1 SM

0 0 7

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL DI KOTA TOMOHON | Lontoh | JURNAL BERKALA ILMIAH EFISIENSI 13569 27094 1 SM

0 0 9

TINJAUAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL DI PROPINSI SULAWESI UTARA | Duwila | JURNAL BERKALA ILMIAH EFISIENSI 18199 36729 1 SM

0 0 12