PENCEGAHAN PENGKAJIAN Askep Anak Gastritis | Karya Tulis Ilmiah

G. PENCEGAHAN

Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk dapat mengurangi resiko terkena Gastritis. 1 Makan secara benar Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam, gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan santai. 2 Hindari Alkohol Penggunaan Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapaisan mucosa lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan. 3 Jangan merokok Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membuat lambung lebih rentan terhadap Gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung. 4 Lakukan olah raga secara teratur Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung, juga dapat menstimulasi aktivitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat. 5 Kendalikan stres Stres meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stres juga dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat kecepatan pencernaan. Karena stres bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah dengan mengendalikannya secara efektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup. 6 Ganti obat penghilang nyeri Jika memungkinkan ahindari penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang mengandung Acetaminophen. 7 Ikuti rekomendasi dokter

H. PENATALAKSANAAN

Terapi Gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau dalam kasus yang jarang pembedahan untuk mengobatinya. 1 Jika penyebabnya adalah infeksi oleh Helicobacter Pylori, maka diberikan Bismuth, Antibiotik misalnya Amoxicillin Claritromycin dan obat anti-tukak misalnya Omeprazole. 2 Penderita Gastritis karena stres akut banyak mengalami penyembuhan penyakit berat, cedera atau perdarahan berhasil diatasi. Tetapi sekitar 2 penderita Gastritis karena stres akut mengalami perdarahan yang sering berakibat fatal. Karena itu dilakukan pencegahan dengan memberikan Antasid untuk menetralkan asam lambung dan obat anti-ulkus yang kuat untuk mengurangi atau menghentikan pembentukan asam lambung. Perdarahan hebat karena Gastritis akibat stres akut bisa diatasi dengan menutup sumber perdarahan dengan tindakan Endoskopi. Jika perdarahan masih berlanjut mungkin seluruh lambung harus diangkat. 3 Penderita Gastritis Erosif Kronis bisa diobati dengan Antasid. Penderita sebaikanya menghindari obat tertentu misalnya Aspirin atau obat anti peradangan non-steroid lainnya dan makanan yang menyebabkan iritasi lambung. Misoprostol mungkin bisa mengurangi resiko terbentuknya Ulkus karena obat anti peradangan non-steroid. 4 Untuk meringankan penyumbatan disaluran keluar lambung pada Gastritis Eosinofilik, bisa diberikan Kortikosteroid atau dilakukan pembedahan. 5 Gastritis Atrofik tidak dapat disembuhkan, sebagian besar penderita harus mendapatkan suntikan tambahan vitamin B12. 6 Penyakit Meiner bisa disembuhkan dengan mengangkat sebagian atau seluruh lambung. 7 Gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat anti Ulkus yang menghalangi pelepasan asam lambung. 8 Pengaturan diet yaitu pemberian makanan lunak dengan jumlah sedikit tapi sering. 9 Makanan yang perlu dihindari adalah yang merangsang dan berlemak seperti sambal, bumbu dapur dan gorengan. 10 Kedisiplinan dalam pemenuhan jam-jam makan juga sangat membantu pasien dengan gastritis.

I. KOMPLIKASI

Jika dibiarkan tidak terawat, Gastritis akan dapat mengakibatkan Peptic Ulcers dan perdarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus – menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel – sel dinding lambung. Kebanyakan kanker lambung adalah Adenocarcinomas, yang bermula pada sel – sel kelenjar dalam mucosa. Adenocarsinomas tipe 1 biasanya terjadi akibat infeksi H. Pylori. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. Pylori adalah MALT Mucosa associated Lymphoid Tissue Lymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan pada jaringan sistem kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal. ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GASTRITIS

A. PENGKAJIAN

Metode yang dapat digunakan dalam pengkajian berupa wawancara, pemeriksaan fisik, observasi umum, catatan tertulis dari pelayanan kesehatan profesional lain, hasil pemeriksaan diagnostik, catat pada waktu masuk RS dan interaksi dengan perawat, dokter, atau ahli yang lain Long, 1996. Pengkajian kesehatan meliputi waktu terjadinya masalah, durasi, faktor pencetus dan manifestasi – manifestasi yang dirasakannya. Mulai dengan menanyakan mengapa ia mencari bantuan kesehatan, kapan merasakan gejala, tanyakan pasien mengenai keluhan utama dan penyakit saat ini berdasarkan: kapan masalah pertama kali dirasakan? Apakah bertahap atau tiba – tiba? Apa yang dilakukan pasien bila masalah pertama kali dihadapi? Apakah ini berhubungan dengan masukan makanan? 1. Durasi a. Apakah masalah terjadi kadang – kadang atau menetap? b. Bila masalah nyeri, perhatikan apakah masalah nyeri kontinyu atau intermitten? 2. Kualitas dan Karakteristik Minta pasien untuk menggambarkan masalah 3. Tingkat Keparahan Apakah ini mempengaruhi kemampuannya melakukan aktivitas kehidupan sehari – hari seperti biasanya. 4. Lokasi a. Dimana pasien merasakan terjadinya masalah? b. Apakah nyeri menyebar pada bagian tubuh yang lain? c. Apa yang terjadi pada pasien bila terjadi manifestasi? 5. Faktor Pencertus a. Adakah sesuatu yang tampaknya menimbulkan masalah? b. Apakah hal itu membuat makin buruk makin baik? c. Kapan ini terjadi? d. Apakah berhubungan dengan makanan, minuman atau aktivitas? e. Apakah makanan mencetuskan meningkatkan nyeri? 6. Faktor Penghilang a. Adakah sesuatu yang dilakukan pasien untuk mengurangi masalah? b. Sudahkah ia mencoba obat – obatan ? c. Mengubah posisi atau hal lain yang dapat menghilangkan nyerinya? 7. Manifestasi yang berhubungan dengan gastritis a. Adakah manifestasi lain yang menggganggu pasien bila masalahnya ada? b. Apakah pasien kehilangan nafsu makan, mual, muntah atau diare? Dibawah ini adalah sumber data yang berupa biodata pasien, keluhan utama, keluhan tambahan, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga dan pemeriksaan fisik pada pasien dengan Gastritis: 1. Biodata Pasien Biodata pasien secara lengkap diperlukan untuk memulai hubungan yang harmonis dan serasi antara perawat dan pasien. Adanya hubungan awal yang baik dapat memperlancar dalam mengembangkan hubungan atau komunikasi Terapeutik. Terjalinnya komunikasi terapeutik yang baik dapat membantu menurunkan sters pasien akibat Hospitalisasi dan meningkatkan peras serta pasien dalam perawatan dan pengobatan. 2. Keluhan Utama Keluhan utama yang dirasakan pasien adalah nyeri didaerah Epigastrium. Nyeri yang dialami dipengaruhi oleh penglaman, persepsi, toleransi dan reaksi orang terhadap nyeri itu sendiri. Individu memberi respon yang berbeda terhadap nyeri, ada yang disertai rasa takut, gelisah, dan cemas sedangkan yang lain penuh dengan toleransi dan optimis. Long, 1996 . Beberapa mekanisme nyeri yang bersumber dari abdomen yaitu inflamasi peritoneum parietal, obstruksi visera rongga, gangguan vaskular dan dinding abdominal. Nyeri inflamasi peritoneum parietal bersifat tetap, sakit dan terletak langsung pada daerah meradang. Intensitas nyeri tergantung pada tipe dan jumlah substansi benda asing pada peritoneum parietal yang terpapar dalam periode waktu tertentu. Pelepasan mendadak sejumlah kecil cairan asam lambung kerongga peritoneum menyebabkan nyeri yang hebat dibandingkan dengan bahan yang sangat tercemar dalam jumlah yang sama. Karakteristik lain iritasi peritoneal adalah spasme reflek tonik otot abdomen. Intensitas spasme otot tonik yang menyertai inflamasi peritoneal bergantung pada lokasi proses peradangan atau kecepatan berkembang dan integritas sistem nervosa. Nyeri obstruksi visera abdominal berongga secara klasik dilukiskan sebagai intermiten, abdomen mulas atau kolik. Nyeri karena gangguan vaskuler disebabkan karena adanya embolisme atau trombosis arteri mesentererika superior. Nyeri yang timbul dari dinding abdomen biasanya konstan dan sakit. Pergerakan, berdiri lama dan adanya tekanan pada abdomen akan menambah perasaan nyeri dan spasme otot. Keterlibatan otot secara serentak pada bagian lain dari tubuh biasanya bermanfaat untuk membedakan miositis dinding abdomen dari suatu proses intraabdominal yang dapat menyebabkan nyeri pada daerah yang sama. 3. Keluhan Tambahan Keluhan tambahan yang terdapat pada pasien gastritis biasanya berupa mual dan muntah. Mual dan muntah dikendalikan oleh pusat muntah pada dasar ventrikel otak keempat. Pusat muntah dibagian dorsal lateral dari formasio retikularis medula oblongata, yaitu pada tingkat nukleus motorik dorsal lateral dari syaraf vagus. Pusat ini terletak dekat dengan pusat salivasi, vasomotor dan pernafasan. Alat keseimbangan dapat terserang akibat proses – proses sentral atau perifer. Peranan dari pusat muntah adalah mengkoordinir semua komponen komplek yang terlibat dalam proses muntah. Long, 1996. Terjadinya muntah didahului oleh salivasi dan inspirasi dalam sfinter esophagus akan relaksasi, laring dan palatum mole tingkat dan glotis menutup. Selanjutnya diafragma akan berkontraksi dan menurun serta dinding perut juga berkontraksi mengakibatkan suatu tekanan pada lambung dan sebagian isinya dimuntahkan. Peristiwa ini didahului oleh statis lambung, kontraksi duodenum, dan antrum lambung. Mual dirasakan sebagai sensasi tidak enak diepigastrium, dibelakang tenggorokan dan perut. Sensasi mual biasanya disertai dengan berkurangnya motilitas lambung dan meningkatnya kontraksi duodenum. Terdapat lima penyebab muntah yang utama diantaranya adalah penyakit psikogenik, proses – proses sentral, proses sentral tidak langsung, penyakit perifer dan iritasi lambung atau usus. Konsekuensi dari muntah yang berat dan lama akan meningkatkan dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit serta gangguan asam basa. 4. Riwayat Kesehatan Dahulu Perawat menanyakan kepada pasien tentang masalah masa lalu pada sistem Gastrointestinal. Pernahkan pasien dirawat dirumah sakit? Untuk melanjutkan pengkajian keperawatan riwayat pasien, perawata mencatat status kesehatan umum pasien serta gangguan dan perbedaan gastrointestinal sebelumnya. Obat – obatan, dapatkan informasi lengkap tentang obat yang diresepkan dan yang dijual bebas, baik saat ini dan yang digunakan sebelumnya. Tanyakan tentang penggunaan Aspirin, dan obat antiinflamasi nonsteroid NSAID yang dapat memperberat gastritis. 5. Riwayat Kesehatan Keluarga Riwayat kesehatan keluarga tentang penyakit Gastrointestinal yang dapat mempengaruhi masalah kesehatan saat ini dan masa lalu pasien. 6. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik kemudian dilakukan untuk memastikan data subjektif yang didapat dari pasien. Abdomen diinspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Pasien ditempatkan dalam posisi terlentang. Kontur dan simetrisitas abdomen diperhatikan dengan identifikasi benjolan lokal, distensi atau gerakan peristaltik. Auskultasi dilaksanakan sebelum perkusi dan palpasi dapat meningkatkan motilitas usus, mengubah bising usus. Palpasi digunakan untuk mengidentifikasi masa abdomen atau area nyeri tekan sebelum perkusi dan palpasi. Timpani atau pekak dicatat selama perkusi. Ester, 2000 Nyeri tekan pada regio epigastrik merupakan salah satu dari manifesrasi klinis pada gastritis. Long, 1996. Nyeri pada regio epigastrik terjadi karena destruksi mucosa lambung. Destruksi tersebut terjadi karena susana asam yang terdapat pada lumen lambung yang akan mempercepat kerusakan mukosa barier oleh cairan usus yang menyebabkan efek nyeri epigastrik, karena terjadi vasokontriksi pembuluh darah yang disebabkan karena stress terjadi penurunan perfusi mucosa. Iskemia mucosa menyebabkan permeabilitas meningkat sehingga difus balik H+ meningkat dan terjadi pengeluaran histamin mucosa dan pertukaran yang dapat mengakibatkan gejala distensi abdomen dan konsistensi agak keras.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman Nyeri Akut berhubungan dengan Cedera Biologi Iritasi Lambung 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan makanan tidak adekuat dan rangsangan muntah. 3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi pada mukosa lambung 4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan Muntah, Haematoemesis, Melena. 5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas menurun dan proses penyakit. 6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, pengobatan, perawatan serta hospitalisasi berhubungan dengan Kurang informasi.

C. INTERVENSI DX. I

: Gangguan rasa nyaman Nyeri Akut b.d Cedera Biologi Iritasi Lambung Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang NOC I : Kontrol Nyeri Kriteria Hasil : 1. Mengetahui faktor penyebab nyeri 2. Mengetahui permulaan terjadinya nyeri 3. Menggunakan tindakan pencegahan 4. Melaporkan gejala 5. Melaporkan kontrol nyeri NOC II : Tingkat Nyeri Kriteria Hasil : 1. Melaporkan nyeri berkurang atau hilang 2. Frekuensi nyeri berkurang 3. Lamanya nyeri berlangsung 4. Ekspresi wajah saat nyeri 5. Posisi tubuh melindungi Skala Penilaian NOC : 1. Tidak pernah dilakukan 2. Jarang dilakukan 3. Kadang dilakukan 4. Sering dilakukan 5. Selalu dilakukan NIC I : Manajemen Nyeri Aktivitas