Gambaran Umum Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur Data Fokus Penelitian 1.

Jurnal Administrasi Bisnis JAB|Vol. 45 No.1 April 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 31 56PERMEN-KP2014 dan PERMEN KP No. 57PERMEN-KP2014. b Peranan pemberantasan IUU fishing pada volume ekspor udang tangkap sebelum dan sesudah penerapan Permen KP No. 56PERMEN-KP2014 dan PERMEN KP No. 57PERMEN-KP2014.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jawa Timur, diskanlut.go.id, kkp.go.id, fao.org. Penelitian wawancara dilakukan di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur. Institusi tersebut sebagai pihak regulator yang menangani perizinan tangkap, pendataan produksi dan sumber daya kelautan dann perikanan, memberikan izin rekomendasi impor, pengawasan dan monitoring produksi peikanan tangkap, serta memiliki data ekspor perikanan tangkap.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah: a Sumber data primer dari Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur, data diperoleh dari wawancara dan dokumentasi. b Sumber data sekunder dari Kementerian Ke- lautan dan Perikanan KKP serta Food and Agriculture Organization FAO, data diperoleh dari dokumentasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara; observasi; doku- mentasi; dan triangulasi.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data di lapangan yaitu peneliti sendiri; pedoman wawancara; dan dokumentasi.

G. Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis deskriptif kualitatif. Langkah-langkah dalam analisis penelitian yaitu reduksi data; penyajian data; dan penarikan kesimpulanverifikasi. Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP merupakan regulator di bidang perikanan dan kelautan di Indonesia. Target yang dituju yaitu peningkatan PDB perikanan sebesar 12 dengan meningkatkan produksi, ekspor, konsumsi ikan dan pendapatan KKP, 2016.

B. Gambaran Umum Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur

Dinas Kelautan dan Perikanan DKP Jawa Timur bertugas untuk melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan otonomi dan tugas pembantu di bidang perikanan dan kelautan. Visi yang dituju yaitu “Jawa Timur penghasil produk perikanan dan kelautan berdaya saing dan berkelanjutan”. Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur memiliki wewenang untuk perizian dan pengawasan atas kapal-kapal berukuran kurang dari 30 GT dan Wilayah Pengelolaan Perairan WPP di bawah 12 mil, selebihnya dilakukan oleh pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan.

C. Data Fokus Penelitian 1.

Gambaran Peranan Pemberantasan IUU Fishing pada Volume Ekspor Ikan Tuna Tangkap Sebelum dan Sesudah Penerapan Permen KP No. 56PERMEN-KP2014 dan PERMEN KP No. 57PERMEN-KP2014 Penerapan Permen KP No. 56PERMEN- KP2014 dan PERMEN KP No. 57PERMEN- KP2014 merupakan upaya kontrol penangkapan dan pemanfaatan sumber daya perikanan di Indonesia. Terdapat 12.000 unit kapal yang beroperasi di Jawa Timur dan berukuran 5 – 30 GT, yang berizin hanya 50-nya saja. Kondisi tersebut menunjukkan masih sedikitnya pelaku usaha yang memiliki kesadaran untuk melakukan penangkapan ikan secara legal. Selain pelanggaran yang berkaitan dengan perizinan dan alat tangkap yang digunakan, para pelaku usaha perikanan juga tidak tertib untuk melaporkan hasil tangkapannya. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa kontrol untuk memonitor dan melindungi sumber daya kelautan dan perikanan di Jawa Timur masih lemah dan Jurnal Administrasi Bisnis JAB|Vol. 45 No.1 April 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 32 Unregulated Fishing . Sulitnya untuk melakukan kontrol dan pengawasan terhadap aktivitas penangkapan ikan di laut menjadi kesempatan untuk melakukan tindakan illegal fishing yaitu transshipment atau pindah kapal di tengah laut, namun hingga kini transshipment masih sulit untuk dikendalikan. Semenjak diberlakukan moratorium pada tanggal 3 November 2014, hingga triwulan III tahun 2015, produksi perikanan Indonesia meningkat sebesar 2,36 dibanding tahun 2014, namun produksi perikanan tangkap sendiri menurun sebesar 0,94. Berlawanan dengan produksi perikanan budidaya, produksinya telah mengalami peningkatan sebesar 3,98. Analisis Data Pokok Kelautan dan Perikanan tahun 2014 dan 2015 KKP, 2015, produksi perikanan tangkap menurun semenjak diberlakukan moratorium. Dampak sementara dari moratorium menyebabkan proses produksi UPI Unit Penangkapan Ikan pada bulan November dan Desember 2014 menurun, sehingga mengakibatkan menurunnya nilai ekspor sekitar USD 60 juta. Pada 2015 pun produksi penangkapan ikan masih menurun, namun dikatakan bahwa dampak tersebut hanya bersifat sementara sampai kebijakan transshipment tertata, khususnya yang terkait dengan penangkapan tuna. Penerapan kebijakan tersebut berdampak pada ekpsor di Jawa Timur sebagai berikut: Gambar 1. Ekspor Tuna 2013-2015 di Jawa Timur Sumber: Diolah Peneliti, Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur, 2016 Pada Gambar 1. menunjukkan volume ekspor tuna meningkat di tahun 2014, yaitu dari 91.461.546 kg menjadi 92.090.801 kg. Pada tahun 2015 setelah diberlakukan moratorium hingga Serikat merupakan salah satu negara tujuan ekspor utama produk perikanan Indonesia. Negara tersebut kini memperketat seleksi produk yang akan memasuki negaranya, untuk memasuki pasar Amerika Serikat harus jelas mengenai sertifikasi dan transparansi rantai pasok produknya serta lulus uji laboratorium bahwa produk bebas dari bakteri berbahaya Kontan.co.id, 2016. Terdapat kendala pula untuk ekspor tuna segar beku ke Jepang yang juga menjadi negara tujuan ekspor utama. Kendala tersebut karena kapal Indonesia tidak memiliki teknologi pembekuan sampai -60ºC, sehingga diperlukan teknologi untuk menunjang ekspor perikanan. Berkurangnya hasil ikan tangkap ini menyebabkan industri mengimpor ikan dari luar untuk diolah kemudian diekspor kembali. 2. Gambaran Peranan Pemberantasan IUU Fishing pada Volume Ekspor Udang Sebelum dan Sesudah Penerapan Permen KP No. 56PERMEN-KP2014 dan PERMEN KP No. 57PERMEN-KP2014 Udang merupakan penyumbang ekspor perikanan Indonesia yang bernilai ekonomi tinggi. Selama tahun 2009-2014, volume produksi dan ekspor udang berfluktuatif namun cenderung naik KKP, 2014. Jenis udang andalan ekspor Indonesia adalah udang vaname dan udang windu. Produksi udang tersebut dapat dilakukan dengan cara tangkap di laut dan budidaya untuk meningkatkan hasil produksi. Pada tahun 2012, 86 produksi udang windu diperoleh dari hasil budidaya WFF Indonesia, 2015. Tahun 2015 volume ekspor udang Jawa Timur meningkat namun tidak disertai dengan peningkatan nilai ekspornya. Data volume dan nilai ekspor pada tahun 2013-2015 di Jawa Timur ditunjukkan sebagai berikut: 50000000 100000000 150000000 200000000 250000000 2013 2014 2015 Volume kg Nilai US Jurnal Administrasi Bisnis JAB|Vol. 45 No.1 April 2017| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 33 Gambar 2. Ekspor Udang 2013-2015 di Jawa Timur Sumber: Diolah Peneliti, Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur, 2016 Peningkatan volume ekspor udang berbanding terbalik dengan volume ekspor tuna yang mengalami penurunan. Hal tersebut merupakan peluang untuk produksi udang di tengah turunnya produksi ikan tangkap akibat moratorium, namun peluang tersebut tidak diikuti pemahaman terhadap ketentuan impor yang ditetapkan oleh negara-negara tujuan ekspor. Hal tersebut menyebabkan banyaknya kasus penolakan oleh negara tujuan sehingga banyak terjadi re- ekspor di Jawa Timur Jawa Pos, 2016. Penyebab terjadinya penolakan hingga re-ekspor oleh negara tujuan yaitu karena standar pengemasan rendah, dokumen ekspor lemah label negara, nomor eksporter, satu approval numbe r untuk banyak negara, health certificate tidak valid dan pengolahan ikan tidak sesuai dengan standar negara importir.

D. Pembahasan