Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan perbankan di Indonesia : Periode 2011-2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
32 B. Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Judul dan Peneliti Variabel Alat Uji Hipotesis Hasil Penelitian 1. Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia
Carmelia Putri Purnamasari (2012)
Dependen: Audit Delay, Independen:
1. Ukuran Perusahaan 2. Laba/Rugi Operasi 3. Opini Auditor
4. Tingkat Profitabilitas 5. Reputasi Auditor.
Regresi linier berganda Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa ukuran perusahaan, laba/rugi operasi, dan opini auditor secara signifikan berpengaruh terhadap audit delay, sedangkan tingkat profitabilitas dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Pengembangan Model Audit Delay dengan Audit Report Lag Dan Total Lag Alvima Noor Aviva (2013)
Audit Delay dan Audit Report Lag
Regresi Linear Berganda Pada kedua model regresi seluruh variable independen berpengaruh secara signifikan baik terhadap audit report lag maupun total lag
Bersambung ke halaman selanjutnya Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
(49)
33 (Lanjutan)
Bersambung ke halaman selanjutnya
No Judul dan Peneliti Variabel Alat Uji Hipotesis Hasil Penelitian 3. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Audit Report Lag Perusahaan
Manufaktur Di Indonesia Dan Malaysia
Rosmawati Endang Indriyani dan
Supriyati (2012)
Dependen :Audit report lag, Independen :Ukuran KAP, Profitabilitas, Laba Perusahaan, debt to equity ratio.
Regresi linier berganda Hasil uji statistik menunjukkan bahwa Audit report lag di Indonesia dan Malaysia secara simultan dipengaruhi oleh Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Laba rugi perusahaan dan Debt to equity ratio.
4. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Estrini (2013)
Dependen: Audit delay, profitibilitas, ukuran perusahaan, gender auditor, reputasi KAP
Regresi Linear Berganda Hasil uji statistic menunjukkan hasil bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, gender auditor dan reputasi KAP berpengaruh secara simultan terhadap audit delay.
(50)
34 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
(Lanjutan)
Bersambung ke halaman selanjutnya
No Judul dan Peneliti Variabel Alat Uji Hipotesis Hasil Penelitian 5. Determinants of
Audit Delay in Nigerian
Companies: Empirical Evidence
Modugu,dkk (2012)
Dependen : audit delay, audit lag, Independen : annual reports, company characteristics
Least Square regression The results from the panel data which was estimated using Ordinary Least Square regression
showed that the major determinants of audit delay in Nigeria include multinationality connections of companies, company size and audit fees paid to auditors
6. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Kompleksitas
Operasi, Reputasi KAP Dan Komite Audit Pada
Audit Delay.
Angruningrum (2013)
Dependen: Audit delay, Independen: profitibilitas, leverage,kompleksitas
operasi, reputasi KAP dan komite audit
Regresi Linear Berganda Dan secara simultan
ukuran perusahaan (variabel kontrol), profitabilitas, leverage, kompleksitas operasi perusahaan, reputasi KAP dan komite audit berpengaruh terhadap audit delay.
(51)
35 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
(Lanjutan)
No Judul dan Peneliti Variabel Alat Uji Hipotesis Hasil Penelitian 7. Pengaruh Total Aset,
Tingkat Solvabilitas Dan Opini Audit Pada Audit Delay Aryaningsih,dkk (2012)
Dependen : audit delay, Independen: total aset, solvabilitas, opini auditor
Regresi Linear Berganda Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel solvabilitas dan opini auditor berpengaruh padaAudit Delay, sedangkan total aset tidak berpengaruh padaAudit Delay.
(52)
(53)
37 D. Hipotesis
1. Ukuran Perusahaan dan Audit Delay
Laporan audit perusahaan besar pada umumnya dapat diselesaikan dengan lebih cepat dibandingkan laporan audit pada perusahaan kecil karena beberapa alasan. Pertama, kontrol internal pada perusahaan besar lebih kuat dan terencana, sehingga membuat kemungkinan kesalahan pada laporan keuangan lebih sedikit dan memungkinkan auditor dapat mengandalkan informasi yang terdapat pada laporan keuangan (Carslaw dan Kaplan, 1991) dalam Ayoib (2008).Kedua, perusahaan besar mempunyai sumber daya yang dibayar lebih tinggi untuk melakukan audit secepatnya setelah tahun berakhir.Ketiga, perusahaan besar memiliki banyak sekali pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. 2. Profitabilitas dan Audit Delay
Menurut Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Rachmawati (2008), terdapat hubungan negatif antara profitabilitas dan audit delay. Hal itu dikarenakan, profitabilitas dapat dijadikan indikasi baik atau buruk dari aktivitas suatu perusahaan selama satu tahun (Ashton, Willingham, dan Elliott, 1987) dalam Modugu (2012). Jika perusahaan mengalami kerugian, manajemen akan menunda publikasi laporan keuangan untuk menghindari dalam mengkomunikasikan berita buruk tersebut.
(54)
38 Sebaliknnya, jika perusahaan memiliki keuntungan, manajemen akan mempercepat publikasi laporan keuangannya. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. 3. Ukuran KAP dan Audit Delay
Gilling (1997) dalam Modugu (2012) menemukan hubungan positif signifikan antara ukuran KAP dengan audit delay. Sementara Carslaw dan Kaplan (1991) menyimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara ukuran KAP yang mengaudit dengan audit delay. Kecenderungan yang lebih besar terdapatnya hubungan positif antara ukuran KAP yang mengaudit dengan audit delay, karena hal itu akan memberikan efek langsung pada kinerja KAP oleh klien. Penyelesaian kerja audit yang lama akan berdampak buruk tentang kinerja mereka di mata klien yang menyebabkan buruknya image dan hilangnya kesempatan kerja dengan klien tersebut di tahun-tahun yang mendatang. Sumber daya yang besar yang dimiliki KAP besar dan terkenal dapat mempengaruhi performa kinerja untuk mengerjakan audit lebih cepat dibandingkan KAP yang lebih kecil (Ayoib, 2008). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3: Ukuran KAP yang digunakan oleh perusahaan berpengaruh terhadap audit delay
(55)
39 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, dan ukuran KAP terhadap variabel dependen yaitu audit delay.Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak pada sektor perbankan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011 sampai dengan 2013.
B. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penetuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangannya, antara lain:
1. Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.
2. Perusahaan bergerak pada sektor perbankan konvensional.
3. Perusahaan memiliki laporan keuangan telah diaudit selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.
4. Perusahaan tersebut telah mempublikasikan laporan keuangan telah diaudit selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.
(56)
40 C. Metode Pengumpulan Data
Burhan Bungin (ed) (2003: 42), menjelaskan metode pengumpulan data adalah “dengan cara apa dan bagaimana data yang diperlukan dapat dikumpulkan sehingga hasil akhir penelitian mampu menyajikan informasi yang valid dan reliable”. Suharsimi Arikunto (2002:136) berpendapat bahwa metode penelitian adalah berbagai cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Cara yang dimaksud adalah wawancara, dan studi dokumentasi.Menurut Sutopo (2006: 9), metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum dikelompokkan ke dalam dua jenis cara, yaitu teknik yang bersifat interaktif dan non-interaktif. Metode interaktif meliputi interview dan observasi berperan serta, sedangkan metode noninteraktif meliputi observasi takberperanserta, tehnik kuesioner, mencatat dokumen, dan partisipasi tidak berperan.
Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara penyalinan dan pengarsipan data-data dari sumber-sumber yang tersedia yaitu data sekunder yang dapat diperoleh dari situs www.idx.co.id, Pusat Referensi Pasar Modal. Data tersebut berupa laporan keuangan perusahaan yang bergerak pada sektor keuangan. Arikunto (2002:206) metode dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Hadari Nawawi (2005:133) menyatakan bahwa studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku mengenai pendapat, dalil
(57)
41 yang berhubungan dengan masalah penyelidikan. Selain itu, data sekunder lain yang digunakan berupa jurnal, artikel, dan literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
D. Metode Analisis Data
Menurut Patton dalam Moleong (2010:280), analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar” Definisi tersebut memberikan gambaran tentang betapa pentingnya. Menurut Sulistyo-basuki (2006:93) metode penelitian merupakan cara teknis tentang metode yang digunakan dalam penelitian. Metode analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Statistik deskriptif umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan data demografi responden (Indriantoro dan Supomo,2009: 170).
Metode analisis data yang digunakan adalah dengan cara analisis kuantitatif yang bersifat deskriptif yang menjabarkan data yang diperoleh dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data, yaitu dengan memberikan gambaran
(58)
42 tentang pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Metode analisis data akan dilakukan dengan bantuan program aplikasi komputer SPSS versi 21. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013:19).
2. Uji Asumsi Klasik
Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastianbahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi,tidak bias dan konsisten. Perlu diketahui, terdapat kemungkinan data aktual tidak memenuhi semua asumsi klasik ini. Beberapa perbaikan, baik pengecekan kembali data outlier maupun recollect error data dapat dilakukan. Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas dan uji heterokedastisitas.
a. Uji Multikolonieritas
Uji mulitikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Uji multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2013:91).Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolonieritas (multiko).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Suatu
(59)
43 model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar variabel independen tersebut lemah (dibawah 0,5). Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko (Santoso, 2004:203-206).
b. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Ghozali,2013). Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data normal. Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah (Ghozali,2013:30 ). Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.Uji normalitas juga dilakukan dengan menguji apakah di dalam model regresi data penelitian kita mempunyai distribusi normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi normal atau
(60)
44 mendekati normal.Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Suatu variabel dikatakan normal jika mempunyai pola seperti distribusi normal jika mempunyai probabilitas signifikansi > 0,05 (Ghozali, 2013:34).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ada korelasi antar anggota sampel. Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian dengan Run Test. Run test sebagai bagian dari non-parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian Run Test. Run Test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).
Jika asymp sig (2-tailed) pada output runs test lebih besar dari 0,05, maka data tidak mengalami atau mengandung autokorelasi dan sebaliknya (Ghozali, 2011: 110)..
Sig pada output run test lebih besar dari 5% maka data tidak mengalami Autokorelasi. ƒ Jika Asymp. Sig pada output run test lebih kecil dari 5% maka data mengalami Autokorelasi.
d. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi kesamaan variance dari residual satu
(61)
45 pengamatan ke pengamatan yang lain atau tidak.Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi Heteroskedastisitas karena ada data ini menghimpun data yang memiliki berbagai ukuran (kecil, sedang, besar).
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas:
1)Jika grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZFRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y-prediksi-Y yang sesungguhnya) yang telah di-studentized.
Dasar Analisisis:
1)Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
(62)
46 2)Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,maka tidak terjadi heteroskedatisitas (Ghazali, 2013:139).
3. Uji Hipotesis
Salah satu tujuan penelitian adalah menguji hipotesis.Berdasarkan paradigm penelitian kuantitaif, hipotesis merupakan jawaban atas masalah penelitian secara rasional di deduksi dan teori (Indriantoro dan Supomo, 2009:191). Proses tersebut bertujuan untuk menentukan apakah jawaban yang terkandung dalam pernyataan hipotesis didukung oleh fakta yang dikumpulkan dan dianalisis dalam proses pengujian data.
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai-nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui .Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2004:163).Model ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2002:211).
(63)
47
Y = a + b
1X
1+ b
2X
2+ b
3X
3+e
Untuk regresi yang variabel independennya terdiri atas dua atau lebih, regresinya disebut juga regresi berganda.Oleh karena variabel independen diatas mempunyai variabel yang lebih dari dua, maka regresi dalam penelitian ini disebut regresi berganda. Persamaan Regresi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen atau bebas yaitu ukuran perusahaan (X1), profitabilitas (X2), ukuran kantor akuntan publik (X3), terhadap audit delay (Y). Rumus matemastis dari regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut
Keterangan:
Y : Audit Delay
a : Konstanta (harga Y, bila X=0)
b1-3 : Koefisien regresi (menunjukkan angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada hubungan nilai variabel independen)
X1 : ukuran perusahaan
X2 : profitabilitas
X3 : ukuran KAP
e : error
a. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu).Nilai R2 yang kecil menggambarkan kemampuan
(64)
variabel-48 variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.Jika nilai mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2013:83).
b. Uji Statistik t
Uji Statistik t dapat menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Selain itu uji statistik t juga digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel secara individual terhadap variabel dependen yang di uji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2013:84). Menurut Santoso (2004:168), dasar pengambilan keputusan uji statistik t adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas sig lebih kecil dari probabilitas 0,05 atau
(sig ≤ 0,05), maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya variabel
independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2) Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari probabilitas 0,05 atau (sig ≥ 0,05), maka Ha ditolak dan Ho diterima. Artinya variabel
(65)
49 independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
c. Uji Statistik F
Uji statistik F dapat menunjukkan apakah semua variabel independen pada penelitian yang dimasukkan ke dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau tidak. Uji statistik F juga dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel independen yang di uji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2013:98). Menurut Santoso (2004:120), dasar pengambilan uji statistik F adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas sig lebih kecil dari probabilitas 0,05 atau
(sig ≤ 0,05), maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya semua
variabel independen pada penelitian tersebut mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
2) Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari probabilitas 0,05 atau (sig ≥ 0,05), maka Ha ditolak dan Ho diterima. Dengan demikian
variabel independen pada penelitian tersebut tidak mempunyai pengaruh yang hasilnya adalah sama terhadap variabel dependen.
E.Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada subbab ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel, baik variabel dependen maupun variabel independen, yang digunakan pada
(66)
50 penelitian ini dan juga elemen pengukuran dari masing-masing variabel tersebut yang biasa disebut indikator atau instrumen penelitian. Kemudian, indikator atau instrumen tersebut dioperasionalisasikan.
1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay. Variabel ini dilihat berdasarkan perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan yang mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Jadi, audit delay diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari dengan menggunakan selisih antara
tanggal penerbitan laporan keuangan dengan tanggal penerbitan laporan audit dalam laporan keuangan.
2. Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari beberapa faktor, antara lain ukuran perusahaan, profitabilitas, dan ukuran KAP.
a. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan biasanya dilihat dengan total aset untuk menunjukkan besar atau kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan yang besar memiliki total aset, penjualan, maupun ekuitas yang besar pula. Sebaliknya, perusahaan yang kecil memiliki total aset, penjualan, dan ekuitas yang kecil (Riyanto, 2008:313). Sehingga, perusahaan yang besar memiiliki kecenderungan yang besar pula untuk mengungkapkan laporan keuangan dan laporan auditnya. Pengukuran pada variabel ukuran perusahaan ini menggunakan logaritma natural
(67)
51 dari total aset perusahaan dan skala pengukurannya menggunakan skala rasio.
b. Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba baik dalam hubungannya dengan total aset, investasi, maupun ekuitas (Sartono, 2010: 122). Semakin tinggi tingkat profitabilitas, suatu perusahaan akan cenderung mengungkapkannya dalam laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan return on assets dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan.
ROA: Laba Bersih Total Aset d. Ukuran KAP
Ukuran KAP diharapkan dapat mempengaruhi audit delay. KAP besar memiliki kecenderungan yang besar untuk menyelesaikan audit dengan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil. Di Indonesia, KAP besar diklasifikasikan dalam afiliasi firma big four yaitu PWC, Ernst&Young, Deloitte, dan KPMG. Lee (1993) dalam Permana (2011) berpendapat bahwa ukuran kantor akuntan publik akan berpengaruh positif pada kualitas audit. Dalam penelitiannya, Lee menyatakan apabila auditor dan klien sama-sama memiliki ukuran yang relatif kecil, maka terdapat probabilitas yang besar bahwa penghasilan auditor akan tergantung pada fee audit yang diberikan kliennya. Oleh karena itu, kantor akuntan kecil cenderung
(68)
52 tidak independen di dalam melakukan audit atas laporan keuangan kliennya. Ukuran KAP diukur menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang menggunakan jasa KAP dengan afiliasi big four diberi nilai 1 dan perusahaan yang menggunakan jasa KAP lainnya diberi nilai 0.
(69)
53 Tabel 3.1
Tabel Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Deskripsi Pengukuran
Audit Delay Wirakusuma (2013)
Lamanya waktu yang dibutuhkan auditor untuk menghasilkan laporan audit atas kinerja
keuangan suatu
perusahaan
Selisih hari antara tanggal penerbitan laporan keuangan dengan laporan audit
Ukuran Perusahaan Yogiyanto (2007:282)
Dilihat dari total aset perusahaan
Natural log dari total asset
Profitabilitas Angruningrum (2013)
Return on asset (ROA) Laba bersih/Total Aset
Ukuran KAP Angruningrum (2013)
KAP dengan afiliasi big four dan KAP non big four
Nilai 1 untuk KAP dengan afiliasi big four dan nilai 0 untuk KAP non big four
(70)
54 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas tentang Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011 sampai dengan 2013.Perusahaan dalam industri keuangan perbankan (banking). Industri perbankan merupakan salah satu industri yang sangat vital dan strategis dalam perekonomian karena perusahaan dalam industri keuangan memiliki fungsi menghimpun dana masyarakat baik untuk ditabung maupun diinvestasikan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit maupun investasi.
Kasmir (2012:12) menyatakan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan Bank umum menurut Darmawi (2006:46) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Menurut Undang No. 10 Tahun 1998 (Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan) pengertian Bank adalah
(71)
55 badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit serta bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank adalah salah satu jenis usaha yang berhubungan dengan menabung, perputaran uang, deposito dan lainnya.Menurut Sigit dan Totok (2006:5) bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun dan menyalurkan dan. Penghimpunan dana secara langsung berupa simpanan dana masyarakat yaitu tabungan, giro dan deposito dan secara tidak langsung berupa pinjaman. Penyaluran dana dilakukan dengan tujuan modal kerja, investasi dan deposito dan untuk jangka panjang dan jangka menengah. Kegiatan usaha dari bank meliputi tiga kegiatan utama yaitu.
Hasibuan (2007:36) menambahkan bahwa pengertian bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, dimana dalam pelaksanaan kegiatan usahanya dapat secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.Sebagaimana halnya fungsi dan tugas perbankan Indonesia, bank umum juga merupakan agent of development yang bertujuan meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.Apabila disederhanakan, fungsi bank dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
(72)
56 Gambar 4.1
Fungsi Bank
Penelitian ini menggunakan beberapa sampel perusahaan dalam industri perbankan yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling, Menurut Sugiyono (2006:61) mengemukakan Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.Jenis data sampel yang digunakan pada penelitian tersebut didasarkan pada pertimbangan (judgment sample).Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan auditan tahun 2011, 2012 dan 2013.Data tersebut diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id.Tabel 4.1 berikut ini adalah rincian perolehan sampel perusahaan dalam industri keuangan dengan kriteria-kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis data. Kriteria bank yang dijadikan sampel dalam penelitian tersebut antara lain:
1.Perusahaan perbankan umum yang telah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu 2011-2013.
(73)
57 2.Perusahaan perbankan umum yang mempublikasikan laporan
keuangannya secara lengkap pada periode 2011-2013.
3. Perusahaan perbankan umum yang tidak mengalami suspend pada periode 2011-2013 di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah
1. Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2013 32 2. Perusahaan Perbankan merupakan Bank
Syariah 1
3. Perusahaan Perbankan yang tidak Menampilkan Laporan Keuangannya Secara
Lengkap 2
Perusahaan yang Menjadi Sampel dalam
Penelitian 29
Sumber: Data sekunder yang diolah
Seluruh perusahaan perbankan yang telah mengalami listing pada Bursa Efek Jakarta sebanyak 32 namun terdapat satu perusahaan tidak dijadikan sebagai sampel dalam penelitian dikarenakan merupakan Bank Syariah yakni Bank Panin Syariah serta perusahaan yang tidak melampirkan laporan keuangan secara lengkap yakni Bank Jawa Barat dan Banten serta Bank Mutiara. Dengan demikian sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 29 perusahaan perbankan.Sampel tersebut digunakan karena telah
(74)
58 memenuhi semua kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis penelitian.
B. Hasil Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel-variabel dalam penelitian ini telah diuji menggunakan uji statistik deskriptif.Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sumber : Data sekunder yang diolah
Tabel 4.2 menjelaskan bahwa variabel ukuran perusahaan nilai minimum 22.73 dan maksimum sebesar 34.23 dengan rata-rata total 30.9826 dan standar deviasi 2.06163.Pada variabel tingkat profitabilitas nilai minimum responden sebesar -2.46 dan maksimum sebesar 3.41, dengan rata-rata total 1.3553 dan standar deviasi 1.05887. Variabel ukuran Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Lnta 87 22.73 34.23 30.982
6
2.06163
Roa
87 -2.46 3.41 1.3553 1.05887
Size 87 .00 1.00 .6897 .46532
Delay 87 16.00 88.00 66.678
2
17.17928
Valid N
(listwise)
(75)
59 kantor akuntan publik nilai minimum 0 dan maksimum sebesar 1, dengan rata-rata total 0.6897 dan standar deviasi 0.46532. Dan yang terakhir adalah variabel audit delay dengan jawaban minimum responden 16 dan maksimum 88, dengan rata-rata total 66.6782 dan standar deviasi 17.17928.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa
Model Collinearity Statistics Tolerance VIF
1
Lnta .643 1.554
Roa .757 1.321
Size .784 1.276
a. Dependent Variable: Delay
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.3 diatas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance 0.643; 0.757; dan 0.784 serta VIF sebesar 1.554; 1.321; dan 1.276 untuk variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan ukuran kantor akuntan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
(76)
60 Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keudanya mempunyai distribusi normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.Untuk mendeteksi normalitas data adalah dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik.Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi mormalitas.Hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Uji Normalitas
Sumber : Data sekunder yang diolah
Data yang baik adalah data yang memenuhi asumsi normalitas, yaitu data yang memiliki nilai signifikansi > 0,05 (Ghozali, 2013:110). Untuk menguji terjadi atau tidaknya normalitas dapat dideteksi dengan
(77)
61 menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov, Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 87
Normal Parametersa,b
Mean .0000000 Std.
Deviation
13.82217457
Most Extreme
Differences
Absolute .065 Positive .061 Negative -.065
Kolmogorov-Smirnov Z .605
Asymp. Sig. (2-tailed) .858 a. Test distribution is Normal.
Tabel 4.4 memperlihatkan nilai signifikansi data tersebut sebesar 0.858 jauh lebih besar dari >0,05. Ini menunjukkan bahwa model regresi layak untuk dipakai karena telah memenuhi asumsi normalitas. c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan Run Test, sebagai bagian dari statistik untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random atau dengan kata lain tidak ada autokorelasi dalam model. Hasil selengkapnya pada tabel 4.4 output dari SPSS berikut ini
(78)
62 Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi Coefficientsa Runs Test
Unstandardized Residual Test Valuea .54924 Cases < Test Value 43 Cases >= Test Value
44 Total Cases 87 Number of Runs 39
Z -1.185
Asymp. Sig. (2-tailed)
.236 a. Median
Dari tabel 4.5 di atas diketahui bahwa nilai Asymp. Sig sebesar 0,236 > 0,05 yang berarti tidak ada korelasi antar residual sehingga dapat disimpulkan bahwa residual bersifat random atau acak atau dengan kata lain tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi.
3. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain atau tidak. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang diperlihatkan pada gambar 4.3.
(79)
63 Gambar 4.3
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan.
(80)
64 Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model regresi berganda (multiple regression analysis), yang terdiri dari:
a. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen.
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Data sekunder yang diolah
Tabel 4.6 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0.329 atau 32.9%. Hal ini variabel audit delay dapat dijelaskan oleh variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan ukuran kantor akuntan publik sebesar 32.9%. Sedangkan sisanya 67.1% (100%-32.9%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini seperti leverage, komite audit, kompleksitas perusahaan dan strukter pengendalian internal perusahaan.
b. Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .594a .353 .329 14.06945
a. Predictors: (Constant), Size, Roa, Lnta b. Dependent Variable: Delay
(81)
65 variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.7, jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai
probability t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha.
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik t
Sumber: Data sekunder yang diolah
Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay.
Pada tabel 4.7 variabel ukuran perusahaan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.004. Hal ini berarti menerima Ha1 sehingga dapat
dikatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel ukuran perusahaan lebih kecil dari 0,05.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kartika (2009) serta penelitian yang dilakukan oleh Indriyani dan Supriyati (2012).Namun hasil penilitian ini berbeda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 161.261 26.654 6.050 .000
Lnta -2.733 .917 -.328 -2.978 .004
Roa -1.371 1.647 -.084 -.832 .408
Size -11.691 3.683 -.317 -3.175 .002 a. Dependent Variable: Delay
(82)
66 dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari (2012).Audit delay tidak lepas dari kinerja KAP sebagai agen yang menghasilkan laporan audit. Cepat atau lambatnya hasil laporan audit bergantung pada kinerja KAP, walaupun perusahaan memiliki aset yang besar atau kecil tetapi pihak KAP tetap menyelesaikan laporan audit secara profesional. Selain itu, perusahaan besar memiliki sistem informasi dan teknologi yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan kecil sehingga auditor tidak memerlukan waktu yang berlebih dalam mengaudit karena sistem informasi dan teknologi perusahaan besar dapat diandalkan (Ayoib, 2008).
Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap audit delay.
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.7, dimana variabel profitabilitas perusahaan 0,408. Hal ini berarti menerima Ha2 sehingga
dapat dikatakan profitabilitas perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel tingkat pemahaman lebih besar dari 0,408 (≥0,05). Hubungan antara profitabilitas perusahaan dan audit delay bersifat negatif. Hasil dalam penelitian ini mendukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari (2012) dan penelitian yang dilakukan oleh Ayoib (2008), hal tersebut dapat dikarenakan proses audit perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan kecil tidak berbeda dengan proses audit yang dilakukan oleh perusahaan dengan tingkat keuntungan yang besar,
(83)
67 dimana baik perusahaan yang mengalami tingkat keuntungan besar ataupun kecil akan cenderung mempercepat proses audit.
Profitabilitas dalam investasi dan tindakan keuangan lainnya merupakan hal yang sangat penting untuk memperoleh return yang diinginkan bahkan melampaui ekspektasi para pengguna laporan keuangan. Profitabilitas pada penelitian ini menggunakan ROA, perusahaan dengan ROA yang tinggi berarti perusahaan telah menggunakan aset-asetnya secara efisien sehingga dapat menghasilkan laba yang tinggi bagi perusahaan maupun pemegang saham.
Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh ukuran kantor akuntan publik terhadap audit delay.
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.7, dimana variabel ukuran kantor akuntan publik mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.002. Hal ini berarti mendukung Ha3 sehingga dapat dikatakan bahwa
ukuran kantor akuntan publik berpengaruh secara signifikan terhadap auditdelay karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel tersebut lebih kecil dari 0,002 ( ≥ 0,05).
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulthoni (2012) dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifa (2013) . Perusahaan yang menggunakan jasa auditor independen yang masuk dalam kelompok 5 besar mempunyai delay audit yang lebih cepat dibandingkan perusahaan yang menggunakan jasa auditor independen di luar kelompok 5 besar. Penggunaan KAP besar bertujuan
(84)
68 untuk tidak menghilangkan sifat relevansi atas laporan keuangan tersebut di mana laporan keuangan tersebut akan bermanfaat apabila mempengaruhi pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Jadi dapat disimpulkan bahwa KAP big four akan memberikan kualitas pekerjaan audit yang lebih efektif dan efisien yang dapat mempersingkat waktu lamanya total lag.
b. Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.20, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak
H0, sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima dan menolak Ha.
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik F
U j i H H H i p o
tesis 4: Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran kantor akuntan publik dan opini auditor terhadap audit delay.
Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.8 dimana nilai F diperoleh sebesar 15.073 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 ( ≤ 0,05) maka Ha5 diterima,
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 8951.191 3 2983.730 15.073 .000b Residual 16429.798 83 197.949
Total 25380.989 86 a. Dependent Variable: Audit Delay b. Predictors: (Constant), Size, Roa, Lnta Sumber: Data sekunder yang diolah
(85)
69 sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, dan ukuran KAP signifikan berpengaruh terhadap audit delay.Besarnya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, profitabilitas dan ukuran KAP yang masuk kategori empat besar, kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya, dan kemampan perusahaan untuk menghasilkan laba, dari komponen tersebut mampu mempersingkat Audit Delay. Auditor mestinya memperhatikan besarnya aktiva atau asset yang dimiliki oleh perusahaan dan jenis KAP yang melakukan audit untuk menentukan rentang waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan laporan audit atas laporan keuangan perusahaan
(86)
70 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran kantor akuntan publik dan opini auditor terhadap audit delay. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay, dimana pada penelitian khusus variable tersebut mempunyai signifikansi sebesar 0.004 atau lebih kecil dari 0.05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kartika (2009) serta penelitian yang dilakukan oleh Indriyani dan Supriyati (2012). Kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan ternyata mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap rentang waktu penyampaian laporan audit atas laporan keuangan. Hal ini dikarenakan semakin besar perusahaan, maka perusahaan itu memiliki sistem pengendalian internal yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan sehingga memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan atas laporan keuangan.
2. Profitabilitas perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay, dimana nilai signifikansi khusus variable tersebut sebesar
(87)
71 0.408 atau lebih besar dari 0.05.Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari (2012) dan mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ayoib (2008).Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan aktiva yang dimiliki ternyata tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap jangka waktu penyampaian laporan keuangan auditan. Banyak perusahaan yang mengalami kenaikan profit namun kenaikan itu tidak begitu besar, apalagi ada yang mengalami kerugian. Selain itu mungkin tuntutan pihak-pihak yang berkepentingan tidak begitu besar sehingga tidak memacu perusahaan untuk mengkomunikasikan laporan keuangan yang diaudit lebih cepat.
3. Ukuran kantor akuntan publik berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Dikarenakan memiliki signifikansi sebesar 0.002 atau lebih kecil dari 0.05 Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulthoni (2012) dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifa (2013). KAP yang masuk dalam the big four ternyata mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap jangka waktu penyampaian laporan audit. Hal ini dikarenakan KAP yang masuk the big four dengan yang non the big four memiliki karakteristik yang berbeda. KAP yang masuk the big four akan bekerja lebih profesional dari pada yang non the big four. KAP the big four akan bekerja lebih efektif dan efisien sehingga akan lebih cepat dalam penyampaian laporan auditan.
(88)
72 Ukuran Perusahaan, profitabilitas perusahaan, ukuran kantor akuntan publik mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Ukuran aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, Opini Auditor terhadap laporan keuangan, ukuran KAP yang masuk kategori empat besar, kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya, dan kemampan perusahaan untuk menghasilkan laba, dari komponen tersebut mampu mempersingkat Audit Delay. Auditor dengan profesionalisme yang ia miliki sudah seharusnya memperhatikan besarnya aktiva atau asset yang dimiliki oleh perusahaan dan jenis KAP yang melakukan audit untuk menentukan rentang waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan laporan audit atas laporan keuangan perusahaan.
B. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya, adalah sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah populasi penelitian tidak hanya perusahaan yang bergerak disektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia namun dapat dilakukan pada perusahaan-perusahaan lain yang bergerak dibidang keuangan lainnya.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan time series yang lebih lama dibandingkan penelitian ini yang hanya menggunakan time series selama 3 (tiga) tahun. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan time series selama 5 (lima) tahun.
(89)
73 3. Pengukuran variabel ukuran perusahaan pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan alternatif proksi lain, seperti komite audit, struktur pengendalian internal dan leverage.
(90)
74 DAFTAR PUSTAKA
Agnes, Sawir. “Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan”. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2005.
Agus, Sartono, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi” Edisi Empat, Yogyakarta.BPFE.Yogyakarta, 2008.
Agoes, Sukrisno. “Auditing : Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik”, Edisi Ketiga, LP FEUI, Depok, 2007.
Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi.“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”.Simposium Nasional Manajemen, 2007.
Aliminsyah dan Padji, “Kamus Istilah Akuntansi”, Penerbit CV Yrama Widya, Bandung, 2002.
Ang, Robert. “Buku Pintar Pasar Modal Indonesia”; Edisi 1. Jakarta. Medisoft, 1997.
Arens, Alvin A, Randa J. Elder. Mark S.Beasley. “Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach”, 13 th Edition, Pearson Prentice Hall Inc, 2010.
Arikunto, Suharsimi. “Prosedur Penelitian”. Edisi Revisi V, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002.
Ariva, Alfina Noor.” Pengembangan Model Audit Delay Dengan Audit Report Lag dan Total Lag”.Journal Accounting Unnes, 2013.
Aryaningsih,Ni Nengah Devi dan I Ketut Budiartha. “Pengaruh TotalAset,Tingkat Solvabilitas dan Opini Audit Pada Audit Delay”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.3 (2014): 747-647, 2014.
Ayoib, Che-Ahmad dan Shamharir Abidin. 2008. “ Audit Delay of Listed
Companies: A Case of Malaysia”. International Business Research Vol.1
No.4 October 2008.
Budisantoso Totok, Triandaru Sigit. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.Jakarta : Salemba Empat, 2006.
(91)
75 Bungin, Burhan. “Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke
Arah Ragam Varian Kontemporer”, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2003.
Darmawi, Herman. “Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial”. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006.
Emirzon, Joni. “Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance: Paradigma Baru
dalam Praktik Bisnis Indonesia”.Yogyakarta : Genta Press.
Estrini, Dwi Hayu dan Herry Laksito. “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011)”, Diponegoro Journal of Accounting Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 1, 2013.
Hadari, Nawawi. 2005. “Metode Penelitian Bidang Sosial”. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”, FEB UIN Press, Jakarta, 2012. Hasibuan, Malayu S.P. “Dasar-Dasar Perbankan”. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.
Helfert, Erich A. “Technique of Financial Analysis, a Guide to Value Creation”, 11th edition, Mc Graw. Hill-Irwin, North America, 2003.
H. Greuning, ”Standar Pelaporan Keuangan Internasional : Pedoman Praktis”, Jakarta : Salemba Empat, (Penerjemah: Edward Tanujaya), 2005.
Ikhsan, Arfan dan Ghozali. “Metodologi Penelitian untuk Akuntansi dan
Manajemen”, PT. Madju Makssar Cipta, Makassar, 2006.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.”Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi Pertama”, BPFE, Yogyakarta, 2009. Indriyani, Rosmawati Endang dan Supriyati.“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Audit Report Lag Perusahaan Manufaktur di Indonesia dan Malaysia”, The Indonesian Accounting Review.Volume 2.No. 2. 2011.
J. Moelong, Lexy, Drs, MA, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2010.
Jogiyanto, “Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan
(92)
76 Kaplan, Robert S dan David P. Norton, “Balanced Scorecard : Menerapkan
Strategi Menjadi Aksi”, Erlangga, Jakarta,2000.
Kartika, Andi, “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian Lingkungan dalam Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dengan Senjangan Anggaran (Studi Empirik Pada Rumah Sakit Swasta di Kota Semarang)”, Jurnal Akuntansi, Februari Hal, 39-60 ISSN 1979-4886, 2010.
Kasmir.“Manajemen Perbankan”., Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2007. Analisis Laporan Keuangan.. 2012.
Kieso, D. E., Weygrandt, dan Warfield, T. D. “Intermediate Accounting” Vol.1 :IFRS Edition. Hoboken, USA: John Wiley & Sons, 2011.
Mardiyanto, Handono. “Intisari Manajemen Keuangan”. Jakarta : Grasindo, 2009.
Modugu, et al.. “Determinants of Audit Delay in Nigerian Companies : Empirical Evidence”, Research Journal of Finance and Accounting Vol.3 No.6 2012. Mulyadi. ” Auditing”,Edisi Ke 6 Buku 1, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Munawir.”Akuntansi Biaya”, Aditya Media, Yogyakarta, 2004.
Panjaitan, Bastian. “Analisis Pengaruh Total Aktiva, Jenis Opini Auditor, Ukuran KAP, dan Rasio Profitabilitas terhadap Audit Delay”.Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2010.
Permana, Kludia Xary, “Pengaruh Masa Perikatan Audit dan Ukuran KAP
terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Universitas Diponegoro, 2011.
Purnamasari, Carmelia Putri. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaa LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Universitas Tarumanegara, 2012.
Puspitasari, Elen dan Anggraeni Nurmala Sari. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian (Audit Delay) Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 9/No.1/November 2012: 1-96,2012. Rachmawati, Sistya.”Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap
Audit Delay dan Timeliness”.Jurnal Akuntansi dan Keuangan Th.2008/vol.10/No.1, 2008.
(93)
77 Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, Amir Abadi Jusuf. “Jasa Audit
dan Assurance”, Jakarta : Salemba Empat, 2011.
Riyanto, Bambang, “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”. Yogyakarta: Penerbit GPFE, 2008.
Ross, S. A., Westerfield, R. W., dan Jaffe, J. “Corporate Finance”, 7th edition, The McGraw-Hill Companies, Inc., USA, 2005.
Scott, William R. “Financial Accounting Theory”, Sixth Edition. Pearson Canada Inc. Toronto, 2010.
Sugiyono, “Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D”. Ganesha.Bandung, 2006.
Sutopo, HB. “Metode Penelitian Kualitatif” UNS Press. Surakarta, 2006
Sutrisno.”Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi”.Edisi pertama.Ekonisia.Yogyakarta. 2008.
Suradi, “Akuntansi : Pengantar 1”, Edisi ke-1 Cetakan ke-1 Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2009.
Sulthoni, Mochamad. “Determinan Audit Delay dan Pengaruhnya terhadap
Reaksi Investor”.Jurnal Akuntansi dan Ekonomi Bisnis Vol.1 No.1 Tahun 2012.
Weston, J. Fred and Brigham, Eugene F. “Managemen Keuangan (Managerial
Finance)”, edisi 7 Jilid 1, Erlangga, 1993.
Young Lee, Ho., Geum Joo Jahng. “Determinants of Audit Report Lag: Evidendce From Korea- An Examination of Auditor-Related Faktors”. Journal of Applied Business Research-Second Quarter.Vol. 24, No. 2. 2008.
Young Lee, Ho., Geum Joo Jahng. “Determinants of Audit Report Lag: Evidendce From Korea- An Examination of Auditor-Related Faktors”. Journal of Applied Business Research-Second Quarter.Vol. 24, No. 2. 2008.
(94)
78
(95)
79 Data Perusahaan Sample Penelitian
No Nama Perusahaan Tahun Lnta ROA
Big Four
Audit Delay 1 Bank ICB Bumi Putra Tbk 2011
29.61887
(1.31) 1 81 2 Bank Capital Indonesia 2011
29.05252
0.59 0 75 3 Bank Ekonomi Raharja Tbk 2011
30.81558
0.87 1 72
4 Bank Central Asia 2011
33.57620
2.83 1 86
5 Bank Bukopin Tbk 2011
31.67729
1.30 1 79 6 Bank Negara Indonesia Tbk 2011
33.33166
1.94 1 48 7 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 2011
29.51394
1.04 0 68 8 Bank Rakyat Indonesia 2011
33.78354
3.21 1 58 9 Bank Danamon Indonesia Tbk 2011
32.58639
2.43 1 38
10 Bank Kesawan Tbk 2011
28.91024
0.14 0 88
11 Bank Mandiri Tbk 2011
33.94437
2.30 1 66
12 Bank Bumi Arta Tbk 2011
28.71727
1.44 1 87
13 Bank CIMB Niaga Tbk 2011
32.74788
1.90 1 47 14 Bank Internasional Indonesia Tbk 2011
32.18405
0.71 1 52
15 Bank Permata Tbk 2011
32.24934
1.14 1 51 16 Bank of India Indonesia Tbk 2011
28.36359
2.29 0 75 17 Bank Victoria International Tbk 2011
30.09934
1.59 0 85 18 Bank Artha Graha International 2011
30.58517
0.52 0 66 19 Bank Mayapada Internatioanal Tbk 2011
30.19221
1.32 0 88 20
Bank Windu Kentjana Internasional
Tbk 2011
29.49553
(96)
80 Data Perusahaan Sampel Penelitian (Lanjutan)
No Nama Perusahaan Tahun Lnta ROA
Big Four
Audit Delay
21 Bank Mega Tbk 2011
31.75669
1.73 1 71
22 Bank NISP OCBC Tbk 2011
31.72260
1.26 1 30 23 Bank Pan Indonesia Tbk 2011
32.45737
1.63 1 74 24 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 2011
29.25747
1.95 1 64
25 Bank BRI Agroniaga 2011
28.87838
0.94 1 88
26 Bank BTN 2011
32.12102
1.19 1 58
27 Bank BTPN 2011
31.47371
3.00 1 58
28 Bank Sinarmas 2011
30.43853
0.68 0 52
29 Bank Pundi 2011
29.42161
(2.46) 0 79 30 Bank ICB Bumi Putra Tbk 2012
22.72930
0.01 1 88 31 Bank Capital Indonesia 2012
29.17750
0.84 0 87 32 Bank Ekonomi Raharja Tbk 2012
30.86440
0.76 1 67
33 Bank Central Asia 2012
33.72458
2.65 1 65
34 Bank Bukopin Tbk 2012
31.81597
1.28 1 71 35 Bank Negara Indonesia Tbk 2012
33.44008
2.11 1 61 36 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 2012
29.73664
1.04 0 75 37 Bank Rakyat Indonesia 2012
33.94337
3.39 1 83 38 Bank Danamon Indonesia Tbk 2012
32.67954
2.64 1 37
39 Bank Kesawan Tbk 2012
29.16674
(0.64) 1 68
40 Bank Mandiri Tbk 2012
34.08562
2.52 1 56 41 Bank Bumi Arta Tbk 2012
28.87906
(97)
81 Data Perusahaan Sampel Penelitian (Lanjutan)
No Nama Perusahaan Tahun Lnta ROA
Big Four
Audit Delay
42 Bank CIMB Niaga Tbk 2012
32.91632
2.15 1 45 43 Bank Internasional Indonesia Tbk 2012
32.38265
1.05 1 50
44 Bank Permata Tbk 2012
32.51229
1.04 1 50 45 Bank of India Indonesia Tbk 2012
28.56348
2.16 0 81 46 Bank Victoria International Tbk 2012
23.38721
1.43 0 85 47 Bank Artha Graha International 2012
30.65430
0.31 0 65 48 Bank Mayapada Internatioanal Tbk 2012
30.47398
1.53 0 80 49
Bank Windu Kentjana Internasional
Tbk 2012
29.50209
1.45 0 80
50 Bank Mega Tbk 2012
31.80877
2.11 1 66
51 Bank NISP OCBC Tbk 2012
32.00226
1.16 1 72 52 Bank Pan Indonesia Tbk 2012
32.63357
1.53 1 85 53 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 2012
29.66196
1.56 1 59
54 Bank BRI Agroniaga 2012
29.02730
0.82 1 53
55 Bank BTN 2012
32.34727
1.22 1 58
56 Bank BTPN 2012
31.54484
3.35 1 51
57 Bank Sinarmas 2012
30.34914
1.50 0 78
58 Bank Pundi 2012
29.67002
0.61 0 77 59 Bank ICB Bumi Putra Tbk 2013
29.73098
(2.13) 1 80 60 Bank Capital Indonesia 2013
29.59660
0.87 0 87 61 Bank Ekonomi Raharja Tbk 2013
30.98966
(98)
82 Data Perusahaan Sampel Penelitian (Lanjutan)
No Nama Perusahaan Tahun Lnta ROA
Big Four
Audit Delay
62 Bank Central Asia 2013
33.83831
2.87 1 78
63 Bank Bukopin Tbk 2013
31.87173
1.27 1 74 64 Bank Negara Indonesia Tbk 2013
33.58855
2.34 1 48 65 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 2013
29.93218
1.05 0 79 66 Bank Rakyat Indonesia 2013
34.07066
3.41 1 16 67 Bank Danamon Indonesia Tbk 2013
32.84725
2.26 1 36
68 Bank Kesawan Tbk 2013
30.03323
0.03 1 48
69 Bank Mandiri Tbk 2013
34.22830
2.57 1 41
70 Bank Bumi Arta Tbk 2013
29.02867
1.39 1 79
71 Bank CIMB Niaga Tbk 2013
32.89360
1.96 1 45 72 Bank Internasional Indonesia Tbk 2013
32.57656
1.12 1 49
73 Bank Permata Tbk 2013
32.74200
1.04 1 51 74 Bank of India Indonesia Tbk 2013 28.91233 2.25 0 73 75 Bank Victoria International Tbk 2013
30.58444
0.90 0 85 76 Bank Artha Graha International 2013
30.68448
0.01 0 85 77 Bank Mayapada Internatioanal Tbk 2013
30.80972
1.52 0 87 78
Bank Windu Kentjana Internasional
Tbk 2013
29.70006
0.98 1 79
79 Bank Mega Tbk 2013
29.52529
0.79 1 59
80 Bank NISP OCBC Tbk 2013
32.21112
1.17 1 29 81 Bank Pan Indonesia Tbk 2013
32.73122
(99)
83 Data Perusahaan Sampel Penelitian (Lanjutan)
No Nama Perusahaan Tahun Lnta ROA
Big Four
Audit Delay 82 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 2013
29.73890
1.50 1 59
83 Bank BRI Agroniaga 2013
29.26497
1.02 1 55
84 Bank BTN 2013
32.50751
1.19 1 41
85 Bank BTPN 2013
31.87471
3.06 1 49
86 Bank Sinarmas 2013
30.49021
1.27 0 85
87 Bank Pundi 2013
(100)
84 Uji Statistik Deskriptif
Uji Multikolonieritas Coefficientsa
Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Lnta Roa Size .643 .757 .784 1.554 1.321 1.276 Descriptive Statistics
N Minimu
m
Maximu m
Mean Std. Deviation
Lnta 87 22.73 34.23 30.9826 2.06163
Roa 87 -2.46 3.41 1.3553 1.05887
Size 87 .00 1.00 .6897 .46532
Delay 87 16.00 88.00 66.6782 17.17928
Valid N
(listwise)
(1)
Data Perusahaan Sampel Penelitian (Lanjutan)
No Nama Perusahaan Tahun Lnta ROA
Big Four
Audit Delay
62 Bank Central Asia 2013
33.83831
2.87 1 78
63 Bank Bukopin Tbk 2013
31.87173
1.27 1 74 64 Bank Negara Indonesia Tbk 2013
33.58855
2.34 1 48 65 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 2013
29.93218
1.05 0 79 66 Bank Rakyat Indonesia 2013
34.07066
3.41 1 16 67 Bank Danamon Indonesia Tbk 2013
32.84725
2.26 1 36
68 Bank Kesawan Tbk 2013
30.03323
0.03 1 48
69 Bank Mandiri Tbk 2013
34.22830
2.57 1 41 70 Bank Bumi Arta Tbk 2013
29.02867
1.39 1 79 71 Bank CIMB Niaga Tbk 2013
32.89360
1.96 1 45 72 Bank Internasional Indonesia Tbk 2013
32.57656
1.12 1 49
73 Bank Permata Tbk 2013
32.74200
1.04 1 51 74 Bank of India Indonesia Tbk 2013 28.91233 2.25 0 73 75 Bank Victoria International Tbk 2013
30.58444
0.90 0 85 76 Bank Artha Graha International 2013
30.68448
0.01 0 85 77 Bank Mayapada Internatioanal Tbk 2013
30.80972
1.52 0 87 78
Bank Windu Kentjana Internasional
Tbk 2013
29.70006
0.98 1 79
(2)
83 Data Perusahaan Sampel Penelitian (Lanjutan)
No Nama Perusahaan Tahun Lnta ROA
Big Four
Audit Delay 82 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 2013
29.73890
1.50 1 59
83 Bank BRI Agroniaga 2013
29.26497
1.02 1 55
84 Bank BTN 2013
32.50751
1.19 1 41
85 Bank BTPN 2013
31.87471
3.06 1 49
86 Bank Sinarmas 2013
30.49021
1.27 0 85
87 Bank Pundi 2013
(3)
Uji Statistik Deskriptif
Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics Tolerance VIF
1 Lnta Roa Size
.643 .757 .784
1.554 1.321 1.276 Descriptive Statistics
N Minimu
m
Maximu m
Mean Std. Deviation
Lnta 87 22.73 34.23 30.9826 2.06163
Roa 87 -2.46 3.41 1.3553 1.05887
Size 87 .00 1.00 .6897 .46532
Delay 87 16.00 88.00 66.6782 17.17928
Valid N
(listwise)
(4)
85 Hasil Uji Normalitas dengan grafik P Plots
Hasil Uji Normailitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 87
Normal Parametersa,b
Mean .0000000 Std.
Deviation
13.82217457
Most Extreme
Differences
Absolute .065 Positive .061 Negative -.065 Kolmogorov-Smirnov Z .605 Asymp. Sig. (2-tailed) .858 a. Test distribution is Normal.
(5)
Hasil Uji Autokorelasi
Hasil Uji Heterokedastisitas Runs Test
Unstandardiz ed Residual Test Valuea .54924 Cases < Test Value 43 Cases >= Test Value
44
Total Cases 87 Number of Runs 39
Z -1.185
Asymp. Sig. (2-tailed)
.236
(6)
87 Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Mo del
R R
Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1 .594a .353 .329 14.06945 a. Predictors: (Constant), Size, Roa, Lnta b. Dependent Variable: Delay
Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Consta nt)
161.261 26.654 6.050 .000
Lnta -2.733 .917 -.328 -2.978 .004 Roa -1.371 1.647 -.084 -.832 .408 Size -11.691 3.683 -.317 -3.175 .002 a. Dependent Variable: Delay
Uji F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 8951.191 3 2983.730 15.073 .000b Residual 16429.798 83 197.949
Total 25380.989 86 a. Dependent Variable: Delay