Soedjatmoko dan orde baru (1968-1989)

SOEDJATMOKO DAN ORnE BARU (1968-1989)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk
Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai
Gelar Saljana Humaniora

Oleh:

Olman Dahuri

102022024382

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
urn SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 HI 2007 M

SOEDJATMOKO DAN ORDE BARD (1968-1989)


SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk
Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai
Gelar Sarjal1a Humaniora

Oleh:

Olman Dahuri
NIM 102022024382

Di Bawah Bimbingan

|、AZC セ

NIP. 150240484

JURUSAN SEJARAH DAN PERADAlJAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA
1428 HI 2007 M

PENGESAHAN panitセ

UJ(AN

Skripsi yang beJjudul "SOEDJATMOKO DAN ORDE BARU (19681989)", telah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Syarif HidayatuJlah Jakarta pada tanggal 23 April 2007. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah-satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata I (S 1) pada
Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam.

Jakarta, 23 April 2007
Sidang Munaqasah
Ketua Merangkap Anggota,

Drs. H. M. Ma'rufMisbah, MA
NIP. ISO 247 010




Sekretaris Merangkap Anggota,

(\
Use" Abdul Matin, S. Ag., MA, MA
NIP. ISO 288 304

Penguji,

Pembiml>ing,

Drs. Imam Subchi, M. Hum
NIP. ISO 299 472

Dra. Hj. )'ati Hartimah, MA
NIP. ISO 240 484

KATAPENGANTAR

Luapan rasa syukur penulis panjatkan keharibaan I1ahi Rabbi yang telah

memberikan beragam nikmat, kesempatan serta kekuatan sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat teriring do' a semoga tercurah kepada penerang
semesta nabi agung Muhammad SAW yang telah membawa perubahan bagi
peradaban manusia, dari peradaban yang kelam dan sempit akan ilmu pengetahuan,
menjadi peradaban yang penuh dengan warna-warni ilmu pengetahuan seperti saat
1111.

Penulisan skripsi ini adalah syarat yang hams dipenuhi oleh penulis untuk
menyelesaikan program Smjana pada jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas
Adab dan Humanaiora, DIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan penuh khidmat
penulis berikhtiar semaksimal mungkin untuk menyusun sebuah skripsi yang terbaik.
Namun, keparipurnaan bukan lah hak manusia dan karyanya, dan begitulah pada
akhirnya skripsi ini dihasilkan, ia sarat dengan cacat dan kekurangan. Oleh
karenanya, ia sangat meminta hadirnya kritik, saran, maupun komentar dari berbagai
pihak untuk memperbaiki kekurangan dari karya ini.
Terselesaikannya skripsi ini tak bisa dilepaskan dari supportberbagai
pihak,oleh karena teramat mustahil bagi penulis mampu bekeIja seorang diri tanpa
bantuan pihak-pihak lain. Maka, sudah sepatutnya penulis memberikan penghargaan
tertinggi serta mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:


I. Dr. Abdul Chair MA, Selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah berupaya menunaikan perannya dengan baik
sebagai penghimpun utama semua aspirasi dan kebutuhan mahasiswanya,
termasuk penulis.
2. Drs. H. M. Ma'ruf Misbah, MA, selaku Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban
Islam yang telah re/a menghabiskan waktunya untuk menghadapi segala keluhankeluhan para mahasiswanya, tak terkecuali penulis, terkait dengan persoalan
akademik jurusan.
3. Bapak Drs. Usep Abdul Matin, MA, selaku Sekretaris Jurusan Sejarah Peradaban
Islam yang selalu berusaha memberikan kemudahan administratif kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ora. Hj. Tati Hartimah, M.A, sebagai pembimbingskripsisekaligus pula
merangkap sebagai Pudek I Fakultas Adab dan Humaniora yang dengan pcnuh
perhatian telah membimbing dan mendorong penulis untuk menyusun skripsi ini
semaksimal mungkin dan mengingatkan penulis supaya menghindarkan diri dari
godaan-godaan pragmatis yang dapat berakibat pada terkuranginya kesungguhan
dalam mengeIjakan karya ini.
5. Pimpinan dan seluruh staf pegawai Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaan Nasional
Jakarta, Perpustakaan LP3ES Jakarta, yang telah memberikan pelayanan dan
kemudahan bagi penulis dalam memperoleh data-data yang penulis butuhkan.


6. Bapak dan Ibu ku (Adri dan Darus Mawati), yang telah membesarkan dan
mendidik penuIis dengan kedua kaki dan tangannya, peluh dan darah, pikiran dan
j iwanya, hanya sekadar tuk melihat tangis bahagia anaknya; Kak Yanti dan suarili
yang tanpa parnrih telah bergandeng tangan membantu bapak dan ibu dalarn
menyelesaikan pendidikanku; Kak Sisti dan suarni serta adikku (Emmy) yang
selalu memberikan spirit dan motivasi; ketiga ponakanku (Ghita, Nola, dan Dian)
yang lucu-lucu, terimakasih untuk semuanya. Bahagiaku sungguh tak terperikan
telah lahir dan dewasa dalarn cinta kalian.
7. Istri tercinta, yang dengan penuh kelembutan dan kasih sayang telah menjadi
pendarnping setia penulis dalarn menyelesaikan skripsi ini. Engkau adalah
anugerah yang teramat berharga, obat dalarn kegetiran, pemberi makna dalarn
keharnpaan, penegar jiwa dalarn menggapai cita-cita. Ku takkan pemah sanggup
beIjarak denganmu, wahai bidadariku.
8. Seluruh kawan-kawan SPI angkatan 2002,

Inshums dan Basis, Dakocan dan

Simatupang groups, dan seluruh kawan-kawan lain yang tak sempat tertulis di
lembaran sempit ini, kebersarnaan kalian sungguh telah mencipta memori

terindah yang tak bisa terlupa. Utarna sekaJi untuk Adi, Test dan Bulux,
terimakasih karena telah memberi ruang yang bebas bagi penulis untuk berdikusi,
bertukar ide dan pengetahuan. Kalian bukan hanya teman dalarn rasa tapi juga
rekan sesarna pendaki gunung kearifan.
9. Muthahhari, Khomeini, Rumi dan Bergson, merupakan guru-guru besar yang
telah membimbingku bahwa dasar filsafat hidup ini bukanlah materi semata

melainkan juga cinta pada yang Satu sebagai nilai tertinggi; yang mengajarkan
kepada penulis untuk selalu mengejar puncak spritualnya tetapi tidak melupakan
tanggungjawab sosial di dunia. Mereka tak sekadar menjadi inspirator-inspirator
bagi munculnya ide-ide cemerlang, tapi juga merupakan penuntun-penuntun yang
baik dalarn mengarungi lautan kehidupan.
10. Soedjarnoko, Sartre dan Nietsche, yang telah menebar benderang kebebasan
dalarn laju pribadiku. Mereka adalah teman dalarn keheningan yang merigajarkan
pada penulis bahwa hidup yang bermakna adalah hidup dengan penuh
kemerdekaan dan kebebasan, bukan penghanlbaan.
II. Alunan simphoni kehidupan yang tersembur dari hati seorang Ebiet G. Ade, Iwan

Fals, Doel Sumbang dan Opick yang sanggup melancarkan edarandarah,
menormalkan detak jantung, mengurai urat yangbergelung kakudan

menggerakkan tubuh yang terkulai. Anda semua lIIerupakanpericipta nada-riada
indah yang dapat memacu gairah hidupku.
Pada

akhirnya,

hanya

ucapan

terima

kasih

inilah

yang

dapat


kupersembahkan, semoga arnal dan jasa baik kalian menjadi pahala dan kemuliaan di
sisi Allah SWT. Juga, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan
pihak yang membutuhkannya. Amin.

Ciputat, 13 April 2007

Penulis

DAFTAR lSI

KATA PENGANTAR

1

DAFTAR lSI

V

BAB


BAB

I PENDAHULUAN

.

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perwnusan masaIah

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

7

D. Metode Penelitian


8

E. Kerangka Konseptual

10

F. Survey Kepustakaan

16

G. Sistematika Penulisan................................................

18

II KONDISI SOSIAL POLITIK ORDE BARU (1966-1989)

A. Latar Belakang Lahirnya Orde Barn...............................

19

B. Menciptakan Orde Barn (1966-1975): Konsep dan Kebijakan
Pembangunan Nasional

24

C. Periode Keemasan Orde Barn (1975-1989): Beberapa
35

Keberhasilan dan Kekurangan dalam Pembangunan
BAB III BIOGRAFI SINGKAT SOEDJATMOKO

.

A. Latar Belakang Keluarga

46

B. Pendidikan dan Tradisi Intelektual

48

C. Perjalanan Karir

58

BAB IV PERAN SOEDJATMOKO PADA MASA ORDE BARU..
A. Membangun Citra Orde Baru di Dunia Internasional

64

B. Mengembangkan dan Menyumbangkan Pemikiran tentang
Pembangunan

bagi

Indonesia...

...

C. Kritik

Soedjatmoko

Pelaksanaan
.....

.. ..... .. ...... ..

terhadap

di

Pembangunan

Konsep

..... ..
dan

..

73

Kebijakan
88

Pembangunan Orde Barn
BAB V PENUTUP

.

Kesimpulan

96

DAFTAR PUSTAKA

99

BABt
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu prinsip mendasar yang hams diperhatikan ketika menganalisa
pemikiran seseorang adalah bahwa tidak ada pemikiran seseorang yang berkembang
dari suatu vakum (kekosongan) tanpa sama sekali mendapat pengarub dari rangkaian
pemikiran lain yang telah berkembang sebelumnya.
Prinsip lain yang tidak bisa diingkari keabsahannya adalah, tidak ada satu
gagasan atau pemikiran pun di muka bumi ini yang kemunculannya lepas sama sekali
dari fakta sosial yang melingkupinya dan yang menyebabkan lahirnya suatu ide.
Durkheim, seorang sosiolog kenamaan dari Perancis, mengatakan bahwa fakta atau
gejala sosial yang melahirkan pemikiran itu sebagai sesuatu yang riil, ia
mempengarubi kesadaran individu serta prilakunya yang berbeda dari karakteristik
psikologis, biologis, atau karakteristik individu lainnya. 1 Lebih lanjut Hegel,
menyebut fakta sosial itu sebagai jiwa zaman (zeitgeist) yang membentuk pribadi dan
pemikiran seseorang.2
Satu di antara berbagai persoalan penting yang menjadi kebutuhan yang
sangat mendasar bagi bangsa Indonesia dari setelah merdeka hingga sekarang adalah

I

Doyle Paul Johnson, Teori Sosiotogi Klasik dan Modern, (Ierj), Jakarta: PT Gramedia, 1986,

hal. 174
2 Kuntowijoyo, "Mencari Soedatmoko", dalam,
M. Nursam, Pergumulan Seorang
lntelektual, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Vlama, 2002, hal. xviii

2

persoalan "pembangunan", yaitu bagaimana membangun bangsa Indonesia yang
tercinta ini, dengan berbagai dimensi kehidupan yang terdapat di dalamnya, menuju
ke arah yang progressif dan terus maju serta keadaan yang terus membaik. Sebagai
sebuah kebutuhan, pembangunan merupakan kegiatan dengan prioritas yang tidak
sama pada setiap waktu dan zaman, ia dipengaruhi oleh dinamika dan situasi sosial
yang teIjadi di dalamnya.
Pada masa setelah kemerdekaan, khususnya masa Orde lama, para elite dan
pemimpin dalam pemerintahan memiliki suatu pola pemikiran sosio-politik yang
terlalu bersifat ideologis dan politis. Sementara itu persoalan-persoalan praktis, tetapi
secara langsung bisa mengatasi masalah-masalah kebutuhan dasar rakyat banyak,
tidak diprioritaskan. Dalam pengertian sederhana, para pemimpin Orde Lama
memiliki

pola

pemikiran

yang

menjadikan

"politik

sebagai

panglima".

Konsekuensinya, semua aspek non-politis, seperti pembangunan ekonomi dan
industrialisasi, harus ditundukkan kepada politik dan ideologi. 3 Pada masa ini,
pembangunan politik lebih diutamakan daripada pembangunan ekonomi.
Tahun 1968 merupakan sebuah masa transisi dari Soekarno ke Soeharto, dari
Orde Lama ke Orde Baru.4 Untuk menyongsong peralihan kekuasaan tersebut, Orde
Baru, pada masa awal dan hingga sekarang, menerapkan suatu format politik yang
memusatkan kekuasaan pada lembaga eksekutif. Hal ini dilakukan untuk mengatasi
) Fachry Ali dan Bahtiar Effendy, Merambah Jalan Baru Islam, Bandung: Mizan, 1992, hal.
94
·1

M. Nursam , Pergumulan Seorang.... , hal. 158

3

situasi krisis setelah pecahnya G 30S/PKI yang harnpir melurnpuhkan sistem
pemerintahan dan membawa Indonesia ke arnbang perpecahan dan konflik berdarah.
Di sarnping itu, Indonesia juga menghadapi krisis ekonomi dengan inflasi
yang mencapai lebih dari 600%. Hal ini terutarna disebabkan oleh kurangnya
perhatian

pemerintah

Orde

Lama

terhadap

pembangunan

ekonomi

serta

keterlibatannya dalarn berbagai petualangan luar negeri, seperti konfrontasi dengan
Malaysia.
Untuk mengatasi situasi darurat tersebut para pemimpin Orde Baru
menciptakan suatu format politik yang memberikan penekanan pada stabilitas politik
dan pembangunan ekonomi. Stabilitas politik danpembanguan ekonomi dilihat
sebagai dua sisi dari mata uang yang sarna, karena tanpa stabilitas politik
pembangunan ekonomi tidak akan dapat dijalankan, sedangkan tanpa adanya
pembangunan ekonomi, stabilitas akan suiit dicapai. 5
Rezim Orde Baru telah mengarnbil legitimasinya dari "developmentalisme",
yakni ideologi yang memberikan prioritas pada pembangunan ekonomi yang diukur
sebagai perturnbuhan ekonomi dan stabilitas politik, bukannya kebebasan politik dan
hak azazi manusia. Penindasan terhadap aktivitas politik dipertahankan melalui
doktrin "masa mengarnbang" yang diperkenalkan pada 1971. Menurut prinsip ini,
aktivitas politik pada tingkat masyarakat dilarang. Penduduk harus menjadi "massa
mengambang" yang berkonsentrasi pada pembangunan ekonomi dan tidak boleh

5 Dewi Fortuna Anwar, "Format Politik Orde Barn dan Agenda Pengembangan Demokrasi
Politik", dalam, Demilologisasi Polilik Indonesia, Jakarta: PT Pustaka CIDESINDO, 1998, hal. 3-4

4

ambil bagian dalam politik. 6 Orde Bam menerapkan semboyan, "politik no,
pembangunan yes".7

Rezim Orde Bam, pada masa awal pemerintahannya, telah berusaha
melakukan restrukturisasi umum, terutama yang menyangkut bidang pembangunan
ekonomi dan sosial politik. Pergolakan-pergolakan ideologi politik Orde Lama yang
pada

akhirnya

seringkali

menciptakan

ketidakstabilan

kehidupan

nasional,

diusahakan benar oleh Orde Bam agar tidak terulang kembali.
Untuk itu, trilogi pembangunan yang dicanangkannya berkisar tentang
stabilitas nasional, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan. Langkah-Iangkah yang
diambil Orde Bam sehuboogan dengan kebijaksanaan umum yang terangkum dalam
trilogi pembangunan segera nampak. Mooculnya gagasan rencana pem.bangunan
nasional yang kemudian dikenal sebagai pem.bangunan lima taboo (PELlTA), yang
dimulai

sejak

1969, merupakan

langkah

besar yang dimaksudkan

ootuk

merealisasikan program pembangunan nasional secara bertahap. 8
Kondisi sosial politik yang tercipta pada masa Orde Bam telah mempengaruhi
pemikiran ekonomi sosial-politik dari para tokoh yang hidup dan berkiprah dari masa
ini, terutama dari kalangan menengah. Salah seorang tokoh tersebut adalah

6 Anders Uhlin, Oposisi Berserak Arus Deras Demokratisasi Ge/ombang Ketiga di Indonesia,
(terj), Bandung: Mizan, 1998, hal. 58

7 Dewi Fortuna Anwar, "'Ponnat Politik Orde Barn dan Agenda pengembangan Demokrasi
Politik", dalam, Demilologisosi Politik.. .., hal. 3-4
8

Fachry Ali dan Bahtiar Effendy, Merambah Jalan ...., hal. 106

5

Soedjatmoko. Soedjatmoko adalah sosok intelelektual besar yang mempunyai
gagasan yang besar. Soedjatmoko, meminjam ungkapan Aswab Mahasin, merupakan
anak sejati dari perubahan. 9 Ia lahir, tumbuh dan berkembang dalam perubahan dari
masa pra kemerdekaan ke masa pasca kemerdekaan, dari periode Orde Lama hingga
Orde Barn. Suatu perubahan, dengan semua kenyataan struktural dan dinamika yang
melingkupinya, diandaikan oIeh M. Nursam sebagai situasi (jiwa zaman) yang teIah
memberi pengaruh pada perspektif pemikiran yang dilahirkannya. 1O
Salah satu gagasan yang telah membawanya pada kebesaran itu adalah
pemikirannya tentang pembangunan, suatu konsep yang sangat berkembang dan
menjadi kebutuhan utama bangsa Indonesia pada masa Orde Barn. Pemikirannya
tentang pembangunan itu, meski sudah mendapatkan benihnya sejak sebelum Orde
Lama, namun lebih berkembang dan memuncak pada masa ORBA.
Hal inilah yang telah melatarbelakangi penulis untuk menulis sejarah
kehidupan intelektual Soedjatmoko pada masa Orde Barn. Penulis ingin mengkaji
bagaimana peranan Soedjatmoko pada masa ini, terutama sekali terkait dengan
kapasitasnya sebagai seorang intelektual besar yang mempunyai pemikiran brilian
dalam bidang pembangunan dan sebagai tokoh yang dengan gagasan dan idenya itu
teIah turut merespon program pembangunan yang dijalankan oleh Orde Barn.

9 Aswab Mahasin, "Soedjatmoko dan Dimensi Manusia: Sekapur Sirih", dalam, Soedjatmoko,
Dimensi Manllsia dalam Pembangllnan, Jakarta: PT Pusataka LP3ES, 1983, hal. ix

10

M. Nursam, Pergllmllian Soerang.. .., hal. 172

6

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

Pennasalahan pokok yang ingin dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah
kehidupan intelektual Soedjatrnoko berupa peranannya pada masa Orde Barn,
terutama dalam kapasitasnya sebagai seorang cendikiawan dan intelektual yang
mempunyai pemikiran yang spektakuler dalam bidang pernbangunan.
Untuk mengkaji pennasalahan tersebut, ada beberapa hal yangdapat
diidentitkasi, yaitu:
I. Pemikiran Soedjatrnoko pada masa Orde Barn dalam berbagai bidang seperti
politik, pendidikan, pembangunan, kebebasan, sejarah dan ekonomi.
2. Tokoh-tokoh yang telah mempengaruhi pemikiran Soedjatrnoko
3. Aktivitas Soedjatrnoko baik dalam bidang politik maupun jJemikiran(intelektual)
pada masa Orde Barn.
4. Kondisi sosial politik sebagai fakta sosial yang telah membentukpribadi dan
pemikiran Soedjatrnoko
5. Pandangan dan pemikiran Soedjatmoko mengenai kebijakan pernbangunan
pemerintah pada masa Orde Barn.
Agar penelitian dan penulisan ini tidak meluas, maka penulis akan rnembatasi
pennasalahan skripsi sebagai berikut:
I. Peranan Soedjatmoko pada masa rezim Orde Barn berupa aktivitas danpemikiran
yang telah disumbangkannya untuk pembangunan Orde Baru.
2. Pandangan dan kritik Soedjatmoko terhadap kebijakan pembangunan Orde Baru.

7

Dari pembatasan tersebut, maka penulis merumuskan permasalaban dalam
penelitian ini dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
I. Apa dan bagaimana peranan Soedjatmoko pada masa rezim Orde Bam berupa
aktivitas dan pemikiran yang telab disumbangkannya untuk pembangunan Orde
Baru?
2. Bagaimana pandangan dan kritik soedjatmoko terhadap kebijakan pembangunan
Orde bam?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara keseluruhan penelitian ini bertujuan untuk:
I. Mengetabui peranan Soedjatmoko pada masa Orde Baru berupa aktivitas dan
pemikiran yang telab disumbangkannya untuk pembangunan Orde Bam?
2. Mengetabui pandangan dan kritik Soedjatmoko terhadap pembangunan Orde
Bam?
Adapun manfaat dari penelitian ini adalab:
I. MengenaJ lebih jauh sosok Soedjatmoko sebagai seorang intelektual besar yang
dimiliki bangsa Indonesia tercinta.
2. Menambab wawasan intelektual khususnya wawasan kesejaraban, terutama yang
berkenaan dengan sejarah Indonesia pada masa Ordc Baru
3. Menyumbang hasil karya penelitian bagi UIN Syarif Hidayatullah pada umumnya
dan Fakutas Adab dan Humaniora pada khususnya, terutama padajurusan Sejarab
Peradaban Islam

8

4. Memberi kontribusi pengetahuan tentang sosok Soedjatmoko pada kampus secara
khusus dan masyarakat secara urnurn
D. Metode Penelitian

Penelitian dalam penulisan ini menggunakan metode penelitian sejarah yang
menurut Louis Gottschalk berturnpu kepada kegiatan pokok, yaitu: (I) pengumpulan
objek yang berasal dari zaman itu dan pengwripilianbahancbahan tercetak, tertulis
dan lisan yang boleh jadi relevan, (2) menyingkirkan bahancbahan (ataubagiaIlbagian daripadanya) yang tidak autentik, (3) menyimpulkan kesaksian YaIlg dapat
dipercaya mengenai bahan-bahan yang autentik, (4) penyusunan kesaksian yang
dapat dipercaya itu menjadi sesuatu kisah atau penyajian yang berarti. ll
Mengacu kepada definisi Gottschalk tentangempat kegiatan dalam l11etode
sejarah tersebut, maka penelitian dalam penulisan skripsi ini akan dilakllkari dengan
tabap-tahap sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Pada tahap ini penulis mencari dan mengurnpulkan data atau pun sumbersumber yang terkait dengan materi pembahasan penulisan ini, baik sumber primer
maupun sekunder. Sumber primer berupa buku-bllku yang berisikan klll11pulan
tulisan-tulisan yang ditulis oleh Soedjatmoko sendiri. Sedangkan sumber sekunder
berupa buku-buku maupun artikel yang ditulis orang lain tentang Soedjatmoko.

II

24

Louis Golischalk, Mengerli Sejarah, Jakarta: Penerbil Universitas Indonesia, 2006, hal. 23-

9

Sebagai pelengkap akan digunakan juga buku-buku, artikel maupun jurnal mengenai
sejarah Indonesia pasca kemerdekaan khususnya pada masa Orde Baru.
Proses pencarian dan pengumpulan data dilakukan dengan menggllilakan
metode library research (studi kepustakaan), yaitu kUl1jungan ke beberapa
perpustakaan seperti Perpustakaan Umum UIN Syarif HidayatIJllahJaklU1a,
Perpustakaan Adab dan Humaniora Jakarta, LP3ES,Perpustakaan Nasional, dan
Arsip Nasional. Baru setelah itu data-data dihimpun dan diseleksi guna dijadikan
rujukan utama dalam menulis tema yang diangkat
2. Pengolahan dan Klasifikasi Data
Setelah data diperoleh maka tahap selanjutnya adalah tnengklasifikaSikan
data-data berdasarkan permasalahan yang dibahas dalam pel1elitian ini sete1ah
sebelumnya dilakukan pembacaan awal terhadap sumber tersebut. Data-data seperti
buku, jurnal maupun artikel yang telah didapatkan kemudian dimasukkan sebagai
data penunjang untuk tema yang dibahas.
3. Analisa Data dan Kritik Sumber
Setelah klasifikasi data dilakukan, tahap selanjutnya adalah melakukan kritik
sumber yakni melalui pembacaan secara kritis terhadap sumber untuk kel1lUdian
dilakukan interpretasi terhadapnya. Sedangkan analisa data dilakukan secara
deskriftif historis Metode deskriptif berguna untuk memberikan gambaran obyektif
dari materi yang dibahas. Deskripsi merupakan suatu proses untuk mengurigkapkan
fakta-fakta tentang apa, siapa, kapan, dimana dan siapa. Sedangkan metode al1alitis

10

berguna untuk mendapatkan implikasi pemikiran dan tindakan sang tokoh terhadap
peristiwa yang menjadi objek kajian. Suatu proses analisis tersebut akan
membutuhkan teori dan dan konsep-konsep ilmusosial sebagai alat ana.lisisnya. 12
4. Menyusun Data Menjadi Sebuah Tulisan
Setelah data-data yang tersedia diproses sedemikian rupa, Iuelalui tahap-tahap
di atas, maka tahap terakhir adalah menyusun data-data tersebut kedalam sebuah
kisah atau atau tulisan yang utuh.
E. Kerangka Konseptual

Secara keseluruhan, pembahasan dalam penulisan skripsi iniberporosjJada
satu tema penting yaitu pembangunan. Oleh karena itu,'pembangtlhan'akan l11enjadi
konsep utama yang akan dipergunakan sebagai kerangkajJem.ikiran dan teori >atatl
sebagai model dan pendekatan di dalam mengkaji permasaiaiJan dalam tulisan ini.
Umunmya orang beranggapan bahwa 'pelllbangtlnan' adalaiJ kata benda netral
yang maksudnya adalah suatu kata yang diguriakan tlhtuk menjelaskan proses dan
usaha untuk meningkatkan kehidupan ekonomi, politik, budaya, ·infrastnJktru
masyarakat, dan sebagainya. Dengan pemahaman Seperli itu, 'pem.bangun