Pancasila Pada Orde Lama Orde Baru Dan R

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Menurut Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad
Qodari, sekitar 40 persen responden lebih memilih era Orde
Baru, dibanding masyarakat yang menilai era reformasi lebih
baik hanya mendapatkan 22 persen responden. Hasil ini cukup
mengagetkan,

namun

jika

dilihat

dari

kinerja


Dewan

Perwakilan Rakyat yang buruk dan praktik korupsi, tidak
heran membuat sebagian masyarakat rendezvous pada Orde
Baru. Ditambah lagi Kondisi ekonomi, politik, dan konflik
yang terjadi saat ini membuat sebagian masyarakat lebih
menyukai era Orde Baru dari pada era Reformasi. 1
Selain itu, menurut ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU) Slamet Effendi mengatakan pemerintah Orde Baru
telah

merangsang

bangkitnya

Ideologi

negara

Islam.


“Di

Indonesia ini masih banyak pihak yang berpikir aneh-aneh.
Seperti kelompok kanan yang ingin mendirikan Negara Islam
Indonesia

(NII).

Itu

sebenarnya

bukan

ideology

baru”

tuturnya. Hal ini membuktikan bahwa negara Indonesia masih

bermainset Orde Baru sehingga mendengar kata demokrasi dan
krisis

1

moneter

mengakibatkan

munculnya

demonstran

dan

Tim
Redaksi
Liputan6,
“Orde
Baru

Lebih
Baik?”
dalam
http://news.liputan6.com/read/334497/orde-baru-lebih-baik Edisi 16 Mei 2011 at
06:00 AM WIB.

oposisi

yang

siap menegakkan

demokrasi

meskipun

harus

menjatuhkan presiden yang pada saat itu menjabat. 2
1.2


Rumusan Masalah
1. Apa

saja

karakteristik

Orde

Baru

sehingga

penduduk

Indonesia masih bermainset era Orde Baru?
2. Apa

saja


pencapaian

Orde

Baru

sehingga

penduduk

Indonesia masih bermainset era Orde Baru?

1.3

Tujuan
1. Untuk

mengetahui


menyebabkan

karakteristik

penduduk

Indonesia

Orde
memiliki

Baru
mainset

yang
era

Orde Baru
2. Untuk mengetahui pencapaian Orde Baru yang menyebabkan
penduduk Indonesia memiliki mainset era Orde Baru


1.4

Manfaat
1. Dapat

mengetahui

menyebabkan

karakteristik

penduduk

Indonesia

Orde
memiliki

Baru

mainset

yang
era

Orde Baru
2. Dapat mengetahui pencapaian Orde Baru yang menyebabkan
penduduk Indonesia memiliki mainset era Orde Baru

2

Rizki Gunawan, “Ketua PBNU: Orde Baru Rangsang Munculnya Ideologi Negara
Islam”
dalam
http://news.liputan6.com/read/2087068/ketua-pbnu-orde-barurangsang-munculnya-ideologi-negara-islam Edisi 06 Agustus 2014 at 07:17 AM
WIB.

BAB II
LANDASAN TEORI


2.1

Politik Luar Negeri

Politik

luar

negeri

pada

dasaranya

merupakan

“action

theory” atau kebijaksanaan suatu negara yang ditunjukkan ke
negara


lain

untuk

mencapai

kepentingan

nasional.

Secara

umum, politik luar negeri merupakan suatu perangkat formula
nilai,

sikap,

arah

serta

sasaran

untuk

mempertahankan,

mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional di dalam
percaturan dunia internasional. 3
Pemahaman di atas diperlukan agar dapat dibedakan antara
politik luar negeri dengan politik domestic. Namun demikian,
pembuatan

politik

luar

negeri

selalu

terkait

dengan

konsekuensi-konsekuensi yang ada di dalam negeri. Menurut
Henry Kissinger, seorang akademisi sekaligus praktisi politik
3

Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani, Pengantar Ilmu
Hubungan Internasional, cetakan I (Bandung: Rosdakarya, 2005), hlm. 47.

luar negeri Amerika Serikat, menyatakan bahwa

“foreign

policy begins when domestic policy ends”. 4

2.2

Kebijakan Luar Negeri

Menurut

Rosenau,

kebijakan

luar

negeri

adalah

upaya

suatu negara melalui keseluruhan sikap dan aktifitasnya untuk
mengatasi

dan

eksternalnya.
kebijakan

luar

memperoleh

Rosenau

juga

negeri

suatu

keuntungan

dari

menambahkan,
negara

maka

lingkungan

bila

mengkaji

akan

memasuki

fenomena yang luas dan kompleks, meliputi internal life dan
eksternal needs termasuk juga aspirasi, attribute nasional,
kebudayaan, konflik, kapabilitas, institusi, dan aktifitas rutin
yang ditunjukkan untuk mencapai dan memelihara identitas
sosial, hukum, dan geografi suatu negara. 5

4

Ibid., hlm. 47-48.

5

Ibid., hlm. 48-49.

BAB III
PEMBAHASAN

Setelah

menjabat

menjadi

presiden,

Jenderal

Suharto

melakukan pembersihan terhadap seluruh kekuatan PKI setelah
peristiwa G 30 S. Orang-orang atau kelompok yang terkait
dengan organisasi tersebut pun tidak luput dari pembasmian.
Pada periode awal pembunuhan itu, jumlah korban tewas
mencapai

sekira

1

juta

orang,

dengan

perincian

800.000

korban di Jawa, dan 100.000 korban di Bali dan Sumatera.
Namun ada juga yang mengatakan jumlahnya mencapai 2 juta
orang.6
6

Hasan Kurniawan, “Jejak Berdarah Rezim Militerisme Orde Baru” dalam
http://nasional.sindonews.com/read/751867/15/jejak-berdarah-rezim-militerismeorde-baru-1369231381 Edisi 22 Mei 2013 at 09:03 PM WIB.

Peristiwa pembunuhan massal di Purwodadi tahun 19671968. Korban tewas dalam peristiwa ini mencapai 100.000
orang lebih. Pembunuhan dilakukan oleh Kodim Purwodadi
atas perintah Kodam Diponegoro, dengan sandi Operasi Kikis
I pada periode 4 Juli–Desember 1967, dan Kikis II pada
periode 27 Juni–7 Juli 1968. Dalam dua gelombang operasi
itu, ribuan orang ditangkap dan disekap dibeberapa kamp
penahanan yang tersebar di wilayah kabupaten Grobogan. 7

Kemudian dilanjutkan di Timor Timur, pada 17 Juli 1976
sampai 19 Oktober 1999. Pembantaian itu dilakukan dengan
sandi Operasi Seroja, pada 7 Desember 1975. Tujuan operasi
itu, adalah untuk menarik Timor Timur ke pangkuan ibu
pertiwi dari tangan Fretilin yang berpaham komunis atas
desakan Amerika Serikat dan Australia, serta sejumlah rakyat
Timor Timur yang ingin bersatu dengan republik. Selama 24
tahun pendudukan Indonesia di Timor Timur, tercatat sekira
200.000

orang

meninggal

dunia.

Sebanyak

60.000

orang

dinyatakan tewas di tangan Fretilin, menurut laporan resmi
PBB. Sisanya di tangan tentara republik. Peristiwa dramatis
terjadi ketika pasukan Indonesia mendarat di Timor Leste,
pada 7 Desember 1975. Fretilin dengan ribuan rakyat Timor
mengungsi

ke

daerah

pegunungan

untuk

melawan

tentara

Indonesia. Lebih dari 200.000 orang penduduk yang ikut
7

Ibid..

longmarch dengan Fretilin, tewas terkena serangan bom udara
militer Indonesia. Namun ada juga yang kelaparan dan sakit. 8
Pembunuhan dilanjutkan dengan memburu para sekutu awal
militerisme Soeharto. Sekutu Orde Baru ini, adalah salah satu
kelompok

yang

membantu

tentara

dalam

menumpas

dan

membersihkan kaum komunis, pada 1965-1966, dan 19671968.

Mereka

adalah

kaum

Muslim

radikal. Pembunuhan

terhadap kaum putih itu, dimulai pada 12 September 1984.
Peristiwa ini dikenal dengan tragedi Tanjung Priok. Ratusan
orang jamaah Mushala as-Sa’adah tewas dibantai oleh tentara.

Pembunuhan terhadap kaum putih berlanjut, di Desa Way
Jepara, Lampung, pada 1989. Ratusan tentara dari Korem
Garuda Hitam 043 Lampung, menyerbu Desa Way Jepara, saat
warga tengah tertidur lelap. Mereka menembak dan membakar
rumah warga yang sedang tertidur. 9
Akhir 1980, sasaran pembantaian banyak diarahkan kepada
kelompok-kelompok

yang

anggap

berseberangan

dengan

pemerintah. Seperti yang terjadi di Aceh misalnya. Sejak
diberlakukan Daerah Operasi Militer (DOM), pada 1989-1998,

8

Ibid..

9

Ibid..

tercatat

ribuan

warga

tewas,

dan

ratusan

lainnya

hilang

diculik.10
Memasuki

tahun

1990-an,

sasaran

pembunuhan

lebih

kepada kelompok kecil yang dianggap berbahaya. Kelompok
ini,

banyak

terdiri

dari

kaum

intelektual,

aktivis

buruh,

mahasiswa, dan pemuda. Hal itu terjadi seiring dengan geliat
gerakan

massa

yang

sedang

tumbuh

dan

membawa

ekses

negatif terhadap rezim. 11
Dengan

demikian,

Tindakan

presiden

Suharto

di

atas

mencerminkan karakteristik politik luar negeri Indonesia yang
pro-Barat

dan

mengakibatkan

anti-Timur.
Amerika

Terjadinya

Serikat

dan

perang

Australia

dingin

mendukung

Indonesia dalam membasmi kaum komunis, dimana komunis
dinilai musuh Barat yang harus dibasmi bersama.
Pencapaian politik luar negeri Indonesia era Orde Baru,
meliputi:
a. Indonesia kembali menjadi anggota PBB
b. Penghentian konfrontasi dengan Malaysia
c. Pembentukan organisasi ASEAN
d. Keikutsertaan Indonesia dalam organisasi internasional
seperti Consultative Group on Indonesia (CGI) dan Asia
Pasific Economic Cooperation (APEC)
10

Ibid..

11

Ibid..

Indonesia kembali menjadi anggota PBB dan penghentian
konfrontasi

dengan

prinsip politik

Malaysia

adalah

bentuk

luar negeri Indonesia Bebas

realisasi

dari

Aktif. Bebas

berarti bebas tidak mendukung, sedangkan aktif berarti aktif
dalam perdamaian dunia. 12
Pembentukan ASEAN dan keikutsertaan Indonesia dalam
organisasi

internasional

merupakan

bukti selain

Indonesia

berfokus pada pembangunan nasional, Indonesia juga berfokus
pada diplomasi dan hubungan internasional. Keikutsertaan
dalam

CGI

memberikan

dua

dampak

terhadap

Indonesia.

Dampak pertama Kedaulatan Indonesia diakui. Dampak kedua
negara

Indonesia

pembangunan

menerima

nasional

bantuan

namun

perekonomian

dan

berdampak

pada

juga

bertambahnya hutang negara.13

BAB IV
PENUTUP

4.1

Kesimpulan
Karakteristik politik luar negeri Indonesia era Orde Baru
cenderung pro-Barat. Terbukti dari adanya pembersihan kaum
komunis

12

di

Indonesia.

Hal

ini

bertolak

belakang

dengan

A.W. Widjaja, Indonesia Asia Afrika Non Blok Politik Bebas Aktif (Jakarta: Bina
Aksara, 1986), hlm. 67.
13

Ibid., hlm. 15.

prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, dimana
Indonesia mendukung salah satu blok.
Pencapaian politik luar negeri Indonesia era Orde Baru
merupakan

dasar

yang

menjadikan

Indonesia

menjadi

Indonesia yang sekarang. Terbukti masih berdirinya ASEAN
hingga sekarang.
Kesulitan penduduk Indonesia untuk bisa melupakan era
Orde Baru merupakan dampak dari kerasnya karakteristik
politik luar negeri Indonesia era Orde Baru. Terbukti dari
hasil jajak pendapat oleh lembaga survey Indo Barometer
tentang kepuasan terhadap era reformasi sejak 1998 hingga
kini.14

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Rizki (2014). “Ketua PBNU: Orde Baru Rangsang
Munculnya

Ideologi

Negara

Islam”

dalam

http://news

.liputan6.com/read/2087068/ketua-pbnu-orde-baru-rangsang

14

Tim Redaksi Liputan6, loc.cit..

-munculnya-ideologi-negara-islam. Diunduh pada tanggal
22 April 2015 at 11:00 PM WIB.
Kurniawan, Hasan (2013). “Jejak Berdarah Rezim Militerisme
Orde

Baru”

dalam

http://nasional.sindonews.com/read/

751867/15/jejak-berdarah-rezim-militerisme-orde-baru
-1369231381. Diunduh pada tanggal 22 April 2015 at 11:00
PM WIB.
Perwita, Anak Agung Banyu dan Yani, yanyan Mochamad (2005).
Pengantar

Ilmu

Hubungan

Internasional,

cetakan

I.

Bandung: Rosda Karya.
Tim Redaksi Liputan6 (2011). “Orde Baru Lebih Baik?” dalam
http://news.liputan6.com/read/334497/orde-baru-lebih-baik.
Diunduh pada tanggal 22 April 2015 at 11:00 PM WIB.
Widjaja, A.W. (1986). Indonesia Asia Afrika Non Blok Politik
Bebas Aktif. Jakarta: Bina Aksara.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65