Uji Kerapatan Keranjang Peniris Pada Alat Peniris Minyak Tipe Sentrifugal

UJI KERAPATAN KERANJANG PENIRIS PADA ALAT PENIRIS MINYAK TIPE SENTRIFUGAL
SKRIPSI OLEH
RYANDY SANTOSO
PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

UJI KERAPATAN KERANJANG PENIRIS PADA ALAT PENIRIS MINYAK TIPE SENTRIFUGAL
SKRIPSI
Oleh: RYANDY SANTOSO 080308026/KETEKNIKAN PERTANIAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Achwil Putra Munir, STP, M.Si Ketua

Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si Anggota

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

ABSTRAK
RYANDY SANTOSO : Uji Kerapatan Keranjang Peniris pada Alat Peniris Tipe Sentrifugal, dibimbing oleh ACHWIL PUTRA MUNIR dan SYAIPUL BAHRI DAULAY.

Keripik buah adalah salah satu hasil pengolahan komoditi pertanian yang juga merupakan upaya untuk memperpanjang umur simpan komoditi tersebut. Oleh karena itu setiap proses dalam pengolahannya haruslah optimal, terutama dalam proses penirisannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji kerapatan keranjang peniris pada alat peniris tipe sentrifugal terhadap kualitas keripik buah yang dihasilkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2014 di Laboratorium Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, USU dengan menggunakan model rancangan acak lengkap non faktorial yaitu pada jenis kerapatan keranjang 4 mesh, 16 mesh, 25 mesh, 36 mesh, dan 49 mesh. Parameter yang diamati adalah kapasitas efektif alat, banyaknya minyak yang ditiriskan, dan persentase kerusakan hasil pada proses penirisan keripik pisang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji kerapatan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada pengamatan ke tiga parameter. Jenis kerapatan keranjang terbaik adalah KK3 (25 mesh) dengan kapasitas efektif alat sebesar 9,6333 kg/jam, banyaknya minyak yang ditiriskan sebesar 3,6667%, dan persentase kerusakan hasil sebesar 9,6667%. Kata Kunci : alat peniris keripik, kerapatan keranjang, kualitas keripik
ABSTRACT
RYANDY SANTOSO : Hole density Test of Basket of Centrifugal drainer, superrvised by ACHWIL PUTRA MUNIR and SAIPUL BAHRI DAULAY
Fruit chips is one of agricultural commodity processing results and also an attempt to extend the shelf-life of the commodity. Therefore, every process in the processing must be optimal, especially in the draining process. The purpose of this research was to test the hole density of basket on centrifugal drainer to see the quality of chips produced. The research was conducted from July to September 2014 in the Laboratory of Agricultural Engineering, Agricultural Faculty, USU using a non factorial completely randomized design on basket with density of 4 mesh, 16 mesh, 25 mesh, 36 mesh, and 49 mesh. Parameters measured were effective capacity of the drainer, the amount of oil that was drained, and the percentage of defects in draining banana chips. The results showed that the hole density had highly significant effect on the three parameters. The best type of basket density was KK3 ( 25 mesh ) with the effective capacity of 9.6333 kg/h, the amount of the drained oil was 3.6667 % , and the percentage of defects was 9.6667 %. Keywords : chips drainer, basket density, chips quality
i

RIWAYAT HIDUP
Ryandy Santoso, dilahirkan di desa Liberia atau lebih tepatnya di Afdeling V, PTPN III Tanah Raja, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai pada tanggal 31 Juli 1990 dari pasangan ayahanda Rianto dan ibunda Syahridawati sebagai putra pertama dari tiga bersaudara.
Tahun 2008 penulis lulus dari SMAN 1 Sei Rampah dan mengikuti Ujian Masuk Bersama (UMB) Universitas Sumatera Utara jalur Mitra PTPN III dan lulus di Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Badan Kenadziran Mushollah (BKM) Al-Mukhlisin, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Pada tanggal 27 Juni sampai dengan 23 Juli 2011, penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Afdeling V, PTPN III, Kebun Tanah Raja yang berjalan baik dari hari pertama hingga hari terakhir.
Pada awal bulan September 2014, penulis menyelesaikan penelitian yang berlokasi di Laboratorium Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
ii

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Uji Kerapatan Keranjang Peniris pada Alat Peniris Minyak Tipe Sentrifugal”. Usulan penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Achwil Putra Munir, STP, M.Si, selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir, Saipul Bahri Daulay, MSi, selaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan, saran, dan kritikan berharga kepada penulis sehingga usulan penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga tercinta atas segala dukungan baik materi, doa, maupun semangatnya. Dan tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan Yogi Khairi Hasibuan, ST., Rinaldi Simanjuntak, Ahmad Rifai Siregar, Zulhakki Lubis, STP., Imam Syaifullah Nasution, Muhammad Ginta Munte, adinda Tri Rizky Wahyuni, adinda Nurul Hidayah Novianty, adinda Nurul Machfudzha dan Abangda David selaku staf di Laboraturium Keteknikan Pertanian, atas bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan baik.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dalam penyelesaian skripsi ini karena penulis hanyalah manusia biasa yang tak pernah lepas dari kehilafan, oleh karenanya penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang
iii


iv
bersifat membangun untuk lebih menyempurnakannya. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kelanjutan kegiatan
perkuliahan di Universitas Sumatera Utara, khususnya bagi rekan-rekan mahasiswa/i di program studi Keteknikan Pertanian.
Terima kasih
Medan, November 2014 Penulis

DAFTAR ISI
Hal ABSTRAK ............................................................................................................. i RIWAYAT HIDUP............................................................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR TABEL................................................................................................ vi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... viii PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 4 Kegunaan Penelitian.............................................................................................. 4 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 6 Keripik Buah ......................................................................................................... 6
Taksonomi pisang .......................................................................................... 6 Manfaat buah pisang ...................................................................................... 7 Keripik pisang................................................................................................ 8 Pengolahan makanan ..................................................................................... 9 Alat Peniris Minyak ............................................................................................ 10 Manfaat penggunaan alat peniris minyak tipe sentrifugal ........................... 10 Prinsip kerja alat peniris minyak tipe sentrifugal ........................................ 11 Motor listrik ................................................................................................. 12 Poros ............................................................................................................ 12 Bantalan ....................................................................................................... 13 Puli ............................................................................................................... 14 V-Belt ........................................................................................................... 15 Keranjang peniris ......................................................................................... 15 Kapasitas Efektif Alat ......................................................................................... 16 Banyaknya Minyak yang Ditiriskan.................................................................... 16 Presentase Kerusakan Hasil ................................................................................ 17 BAHAN DAN METODE ................................................................................... 18 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................. 20 Bahan dan Alat Penelitian.................................................................................. 20 Metodologi Penelitian ......................................................................................... 20 Komponen alat ............................................................................................. 21 Persiapan alat ............................................................................................... 22 Persiapan bahan ........................................................................................... 22 Prosedur penelitian....................................................................................... 23 Parameter penelitian..................................................................................... 23 HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................... 25 Kapasitas Efektif Alat ......................................................................................... 26 Banyaknya Minyak yang Ditiriskan.................................................................... 27 Persentase Kerusakan Hasil ................................................................................ 29 Hal-Hal yang Mempengaruhi Pengamatan Parameter........................................ 31 KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................... 34 Kesimpulan ......................................................................................................... 34 Saran.................................................................................................................... 35 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 36
v

DAFTAR TABEL
No Hal Pengaruh kerapatan keranjang peniris terhadap parameter ........................... 23 Pengujian kerapatan keranjang terhadap kapasitas efektif alat ..................... 24 Pengujian kerapatan keranjang terhadap banyaknya minyak yang ditiriskan ........................................................................................................ 25 Pengujian kerapatan keranjang terhadap persentase kerusakan hasil ............ 27
vi

DAFTAR GAMBAR
No Hal Hubungan antara uji kerapatan keranjang terhadap kapasitas efektif
alat .................................................................................................................. 27 Hubungan antara uji kerapatan terhadap banyaknya minyak yang
ditiriskan......................................................................................................... 29 Hubungan antara uji kerapatan terhadap kerusakan bahan

hasil penirisan................................................................................................. 30
vii

DAFTAR LAMPIRAN
No Hal Tabel syarat mutu keripik pisang ........................................................................ 37 Gambar alat tampak atas ..................................................................................... 38 Gambar alat tampak samping.............................................................................. 39 Flowchart Penelitian ........................................................................................... 40 Tabel data penelitian ........................................................................................... 41 Perhitungan data penelitian ................................................................................. 42 Daftar biaya penelitian ........................................................................................ 48 Dokumentasi ....................................................................................................... 49
viii

ABSTRAK
RYANDY SANTOSO : Uji Kerapatan Keranjang Peniris pada Alat Peniris Tipe Sentrifugal, dibimbing oleh ACHWIL PUTRA MUNIR dan SYAIPUL BAHRI DAULAY.
Keripik buah adalah salah satu hasil pengolahan komoditi pertanian yang juga merupakan upaya untuk memperpanjang umur simpan komoditi tersebut. Oleh karena itu setiap proses dalam pengolahannya haruslah optimal, terutama dalam proses penirisannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji kerapatan keranjang peniris pada alat peniris tipe sentrifugal terhadap kualitas keripik buah yang dihasilkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2014 di Laboratorium Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, USU dengan menggunakan model rancangan acak lengkap non faktorial yaitu pada jenis kerapatan keranjang 4 mesh, 16 mesh, 25 mesh, 36 mesh, dan 49 mesh. Parameter yang diamati adalah kapasitas efektif alat, banyaknya minyak yang ditiriskan, dan persentase kerusakan hasil pada proses penirisan keripik pisang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji kerapatan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada pengamatan ke tiga parameter. Jenis kerapatan keranjang terbaik adalah KK3 (25 mesh) dengan kapasitas efektif alat sebesar 9,6333 kg/jam, banyaknya minyak yang ditiriskan sebesar 3,6667%, dan persentase kerusakan hasil sebesar 9,6667%. Kata Kunci : alat peniris keripik, kerapatan keranjang, kualitas keripik
ABSTRACT
RYANDY SANTOSO : Hole density Test of Basket of Centrifugal drainer, superrvised by ACHWIL PUTRA MUNIR and SAIPUL BAHRI DAULAY
Fruit chips is one of agricultural commodity processing results and also an attempt to extend the shelf-life of the commodity. Therefore, every process in the processing must be optimal, especially in the draining process. The purpose of this research was to test the hole density of basket on centrifugal drainer to see the quality of chips produced. The research was conducted from July to September 2014 in the Laboratory of Agricultural Engineering, Agricultural Faculty, USU using a non factorial completely randomized design on basket with density of 4 mesh, 16 mesh, 25 mesh, 36 mesh, and 49 mesh. Parameters measured were effective capacity of the drainer, the amount of oil that was drained, and the percentage of defects in draining banana chips. The results showed that the hole density had highly significant effect on the three parameters. The best type of basket density was KK3 ( 25 mesh ) with the effective capacity of 9.6333 kg/h, the amount of the drained oil was 3.6667 % , and the percentage of defects was 9.6667 %. Keywords : chips drainer, basket density, chips quality
i

PENDAHULUAN
Latar Belakang Secara teori, Indonesia adalah sebuah negara agraris yang berarti negara
yang pendapatannya banyak bersumber dari pertanian. Tetapi pada faktanya, kata agraris tidaklah cocok diberikan kepada negara yang masih mengalami krisis bahan pangan ini. Pemerintah yang menetapkan kebijakan yang terkadang merugikan petani, kurangnya pengembangan teknologi dikalangan petani, dan luas areal pertanian yang semakin berkurang tiap tahunnya, seperti menjadi makanan pokok yang selalu dihidangkan untuk negara ini.
Terlepas dari kebijakan pemerintah, penerapan teknologi tepat guna dapat mengatasi masalah petani di Indonesia. Pada dasarnya teknologi ada dua jenis, yakni teknologi produksi dan teknologi pasca panen. Kedua masalah ini semakin melonjak di kalangan petani Indonesia, semakin berkurangnya lahan pertanian menjadi penyebab terbesar dari masalah teknologi produksi, dimana pengolahan dan perawatan lahan menjadi lebih rumit. Sedangkan untuk teknologi pasca panen, lebih mengarah pada pengolahan hasil pertanian itu sendiri.
Persoalan yang sering dihadapi oleh indonesia adalah teknologi pasca panen yang sebenarnya adalah teknologi pengolahan hasil-hasil pertanian, antara lain teknologi penyimpanan hasil pertanian, teknologi pelindung mutu produk pertanian, dan sebagainya. Penerapan teknologi pasca panen dirasa sangat perlu dilakukan di Indonesia melihat timbunan hasil-hasil pertanian yang terjadi disaat panen raya (panen besar). Kebanyakan petani akan melakukan persaingan harga disaat panen guna mengembalikan modal dan mendapat keuntungan besar. Setelah beberapa hari pasca panen, petani akan tetap melakukan persaingan harga,

1

2
tetapi bukan untuk memperoleh keuntungan melainkan untuk menjual produk pertaniannya yang hampir rusak agar tidak rugi. Oleh karena itu, petani Indonesia membutuhkan teknologi yang dapat menambah masa simpan sekaligus menjaga nilai produknya.
Petani Indonesia termasuk petani yang minim ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh karena itu penyuluhan berkelanjutan oleh badan yang bersangkutan sangat penting dilakukan. Pengenalan teknologi pertanian biasanya akan mengalami sedikit hambatan pada awalnya karena petani cendrung menyontek, dengan kata lain petani akan mengikuti perkembangan bila sudah ada pihak yang berhasil terlebih dahulu. Peran dinas pertanian setempat sangat dibutuhkan dalam pemberian contoh kepada para petani.
Buah-buahan adalah produk pertanian yang paling rawan, dalam artian mudah sekali rusak dan akan menimbulkan kerugian besar bagi petani bila tidak dilakukan pengolahan lebih lanjut. Setiap panen raya berlangsung selalu diwarnai dengan timbunan produk buah-buahan, harga jual buah yang merosot, dan kerugian besar bagi petani. Oleh karena itu pemerintah telah menginstruksikan kepada para teknisi agar mampu mengeluarkan alat yang dapat mengatasi masalah panen raya tersebut. Sejalan dengan itu, alat-alat inovatif pun telah banyak dihasilkan dari karya seni para teknisi Indonesia.
Vacum frying adalah salah satu alat hasil karya seni teknisi indonesia yang dibuat dengan memanfaatkan teori ruang hampa udara (vacum). Alat ini dapat menggoreng buah-buahan tanpa menghilangkan nutrisinya, selain itu pemakaian alat ini juga menghilangkan apa yang kita sebut dengan hangus. Buah akan terjaga keasliannya, dari mulai warna, rasa, juga kandungan nutrisinya sehingga buah

3
tetap bisa ditawarkan kepada konsumen dengan mutu dan rasa yang lebih baik dan menarik. Pasangan alat ini adalah alat peniris tipe sentrifugal (sentrifuse) yang dirancang khusus untuk menyempurnakannya. Keripik buah yang telah digoreng biasanya akan ditiriskan dan dapat menurunkan kualitasnya karena disangsikan strukturnya akan berubah bila terlalu lama terkena udara. Oleh karena itu, penggunaan alat peniris tipe sentrifugal ini akan sangat membantu, tidak perlu menunngu lama untuk menghilangkan kandungan minyak dalam keripik, cukup 5 menit, keripik sudah bebas minyak dan dapat dikemas.
Alat peniris sentrifuse ini telah banyak dijual di pasaran dengan model, spesifikasi, dan kapasitas yang beraneka ragam. Berbagai keunggulan yang ditambahkan pada beragam jenis alat ini juga menjadi senjata para produsen untuk memikat hati konsumen. Keunggulan-keunggulan tersebut antara lain adalah daya listrik kecil, waktu penirisan yang singkat (hanya 20 detik/proses), dan kapasitas alat yg relatif besar (sampai 3 kg/proses). Tapi jarang sekali produsen yang mencantumkan kelemahan alatnya pada brosur pemasaran, mungkin dikarenakan memang tidak ada kelemahan pada alatnya atau malah untuk menutupi kelemahan-kelemahan tersebut.
Salah satu kelemahan yang paling signifikan dari alat ini adalah persentase kerusakan bahan akibat putaran yang terlalu cepat dan pengeluaran bahan dari keranjang peniris yang terkadang malah memakan waktu. Untuk keripik dengan ukuran ketebalan tinggi mungkin saja semua jenis alat dapat digunakan, tapi bagaimana dengan keripik yang terbilang tipis ditambah dengan tekstur renyah seperti keripik nanas, keripik talas, keripik nangka, dan keripik wortel. Penciptaan

4
alat/mesin yang inovatif tidak hanya dilihat dari efisiensi, tetapi juga efektivitas alat tersebut.
Masalah selanjutnya terletak pada sistem kerja alat, dimana semua komponen harus sinergis guna meningkatkan efektivitas alat. Contohnya saja pada pemakaian jenis keranjang peniris yang terkadang tidak sesuai dengan kecepatan putaran (rpm) yang malah akan menjadi penyebab meningkatnya persentase bahan rusak. Penggunaan pulley yang lebih kecil akan menghasilkan putaran yang lebih cepat dan secara otomatis dapat mempercepat waktu proses, tapi mungkin tidak sinergis dengan kerapatan keranjang peniris yang digunakan bila nilai kerapatannya terlalu besar atau terlalu kecil. Maka dari itu, perlu dilakukan pengujian lebih lanjut tentang kerapatan keranjang peniris pada alat peniris tipe sentrifugal (sentrifuse) ini. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kerapatan keranjang peniris pada alat peniris tipe sentrifugal terhadap kualitas keripik buah yang dihasilkan. Hipotesis Penelitian
Diduga terdapat pengaruh kerapatan keranjang peniris terhadap kualitas keripik buah yang dihasilkan dan kapasitas efektif alat peniris minyak tipe sentrifugal. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan bagi penulis untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan S1 di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.


5
2. Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
3. Sebagai sumber informasi bagi mahasiswa dan masyarakat.

TINJAUAN PUSTAKA
Keripik Buah Indonesia memiliki aneka jenis tanaman buah tropis. Pada musim panen,
produksi buah-buahan melimpah sehingga tidak terserap pasar dan harganya turun. Buah-buahan memiliki kandungan air yang tinggi sehingga mudah rusak dan umur simpannya pendek. Untuk meningkatkan umur simpan dan nilai tambah, buah-buahan dapat diolah menjadi keripik.
Salah satu produk olahan buah yang dapat dikembangkan dan mempunyai pasar yang cukup baik adalah keripik. Keripik buah lebih tahan disimpan dibandingkan buah segarnya karena kadar airnya rendah dan tidak lagi terjadi proses fisiologis seperti buah segarnya. Salah satu upaya mempertahankan mutu dan daya simpan buah adalah mengolahnya menjadi makanan kering (keripik buah). Pengolahan buah menjadi keripik perlu dukungan teknologi sehingga kualitas keripik yang dihasilkan dapat diterima konsumen (Kamsiati,2010). Taksonomi pisang
Pisang merupakan tumbuhan terna raksasa, batang merupakan batang semu, permukaan batang terihat bekas pelepah daun. tumbuhan ini tidak bercabang, batangnya basah dan tidak mengandung lignin. pelepah daun pada tumbuhan ini menyelubungi batang. Daun pisang memiliki bentuk daun yang memanjang, yaitu bentuk memanjang namun juga agak lebar dibanding dengan bentuk lanset yaitu dengan perbandingan panjang dan lebarnya adalah 2,5-3 : 1. Pada pohon pisang untuk ujung daunnya biasanya berbentuk rompang. Daging daunnya tipis seperti kertas dengan pertulangan daun menyirip serta permukaan atas dan bawah daun yang licin berlapis lilin. daun pada tumbuhan ini merupakan
6

7

daun lengkap, karena memiliki pelepah daun, tangkai daun, dan helaian

daun. Tangkai daun bila dipotong melintang bentuknya seperti bulan sabit. Dan

berikut ini adalah klasifikasi tanaman pisang;

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo

: Zingiberales

Famili


: Musaceae (suku pisang-pisangan)

Genus

: Musa

Spesies

: Musa paradisiaca

(Pranitasari, 2011).

Manfaat buah pisang

Buah merupakan hasil utama pisang, yang dapat dimakan langsung atau

dimasak terlebih dahulu sebelum dimakan. Seringkali pisang juga diproses untuk

tepung, keripik, bir, cuka. Bunga jantan beberapa kultivar sering digunakan


sebagai sayuran. Daunnya sering dipakai sebagai pembungkus makanan. Serat

yang diperoleh dari pelepah daun digunakan untuk membuat baju, sandal, tas.

Bagian tanaman seperti daun dan buahnya seringkali dipakai dalam upacara

tradisional misalnya dalam perkawinan, membuat bangunan baru. Daunnya yang

muda dan masih menggulung dipergunakan untuk obat dalam mengobati sakit

dada. Cairan yang dihasilkan dari potongan batangnya digunakan untuk

8
mengobati infeksi saluran kencing, disentri dan diare, selain itu juga digunakan untuk mengobati kebotakan karena gugurnya rambut. Bila dalam bentuk bubuk, digunakan juga untuk mengobati anemia dan kekurangan gizi. Buahnya yang belum masak digunakan untuk makanan orang yang menderita haemoptisi dan diabetes. Tepung yand dibuat dari pisang digunakan untuk mengobati dispepsia (Pranitasari, 2011). Keripik pisang
Keripik pisang biasanya dibuat dari pisang mentah karena pisang masak tidak dapat dibuat keripik dengan menggunakan penggoreng biasa. Namun dengan menggunakan mesin penggoreng vakum, pisang masak dapat diolah menjadi keripik. Bahan yang digunakan adalah pisang yang masak 100%, yaitu pisang yang daging buahnya sudah berwarna kuning, tekstur buah cukup lunak, dan rasanya enak/manis. Pisang kepok, pisang kapas, dan pisang awa dapat diolah menjadi keripik pisang dengan menggunakan mesin penggoreng vakum. Buah pisang dikupas, diiris dengan ketebalan−32 mm, lalu digoreng dengan mesin penggoreng vakum pada suhu 100ºC dengan tekanan -640 sampai -680 mmHg. Keripik pisang yang dihasilkan memiliki rasa enak dan manis, bertekstur cukup renyah dan warnanya kuning menarik meskipun tanpa tambahan bumbu dan pewarna. Keripik pisang yang disukai panelis adalah keripik pisang kepok dan kapas. Rendemen keripik pisang kapok sebesar 45,94%, pisang awa 39,29%, dan pisang kapas 39,09% (Kamsiati, 2010). Pengolahan makanan
Ilmu mekanisasi pertanian di Indonesia telah dipraktekkan atau dilaksanakan untuk mendukung berbagai usaha pembangunan pertanian terutama

9
di bidang usaha swasembada pangan. Dengan mempertimbangkan aspek kepadatan penduduk, nilai sosial ekonomi, dan teknis, maka pengembangan mekanisasi pertanian di Indonesia dilaksanakn melalui sistem pengembangan selektif. Yang dimaksud dengan sistem mekanisasi pertanian selektif adalah usaha memperkenalkan, mengembangkan, dan membina pemakaian jenis atau kelompok jenis alat dan mesin pertanian yang serasi atau yang sesuai dengan keadaan wilayah setempat. Oleh karena itu, ditinjau dari segi tingkat teknologinya, mekanisasi pertanian dibedakan atas: mekanisasi pertanian sederhana, mekanisasi pertanian madya, dan mekanisasi pertanian mutakhir. Wilayah pengembangan mekanisasi pertanian dibagi atas: wilayah tipe I-A atau wilayah lancar, wilayah tipe I-B atau wilayah siap, wilayah tipe II atau wilayah setengah siap atau secara ekonomi kurang menguntungkan, dan wilayah tipe III atau wilayah mekanisasi pertanian terbatas (Hardjosentono, dkk., 1996).

Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu yang membuat perubahan tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima. Diharapkan perubahan suatu sistem akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum, tujuan mekanisasi pertanian adalah :
a. Meningkatkan efisiensi tenaga manusia. b. Mengurangi kerusakan produksi pertanian. c. Menurunkan ongkos produksi. d. Menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi. e. Meningkatkan taraf hidup petani.

10
f. Memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsisten (tipe pertanian kebutuhan keluarga) menjadi tipe pertanian komersil. Tujuan tersebut di atas dapat dicapai apabila penggunaan dan pemilihan
alat mesin pertanian tepat dan benar, tetapi apabila pemilihan dan penggunaannya tidak tepat hal sebaliknya yang akan terjadi (Rizaldi, 2006). Alat Peniris Minyak
Dahulu, sebelum ada inovasi untuk menciptakan alat peniris minyak mekanis, manusia menggunakan kawat berbentuk jaring untuk meniriskan minyak. Bahan yang akan ditiris diletakkan di atas kawat jaring tersebut agar minyak pada bahan turun dengan adanya gaya gravitasi. Alat peniris sederhana inilah yang terus dipakai dalam proses penirisan minyak pada bahan makanan.
Proses penirisan merupakan proses pemisahan antara bahan padat dengan bahan cair yang umumnya keduanya mempunyai gaya adesi yang cukup kuat sehingga sulit dipisahkan. Proses pemisahan minyak dari bahan yang digoreng dikenal dengan penirisan. Penirisan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan absorsi, pengepresan, sentrifugasi. Pengepresan hanya dapat dilakukan pada produk-produk yang elastis atau lembut sehingga kerusakan yang terjadi bukan merupakan masalah. Pengepresan tidak dapat dilakukan pada produk-produk yang mudah rusak seperti lempeng, krupuk, dll. Pengepresan pada abon dapat dilakukan mengingat sifatnya yang elastik. Penggunaan sistem penirisan dengan sentrifugasi dapat mengurangi tingkat kerusakan bahan. Penirisan sistem sentrifugal pada abon dipandang sangat tepat karena struktur abon yang elastik dan hasilnya akan lebih baik dari pada cara pengepresan. Tahap penirisan sangat menentukan umur simpan karena sangat dipengaruhi kadar

11
minyak pada abon tersebut. Kandungan minyak yang terlalu banyak akan menyebabkan bau tengik. Proses penirisan secara tradisional sulit untuk meminimalkan kandungan minyak pada abon tersebut. Sentrifugasi merupakan salah satu cara pemisahan campuran menjadi dua fraksi atau lebih berdasarkan gaya sentrifugal yang diberikan dan perbedaan besarnya massa. Sentrifugasi merupakan cara pemisahan yang modern dan efisien serta banyak digunakan jika dibandingkan cara pemisahan lain seperti pengendapan yang efisiensinya relatif rendah dan perlu waktu lama. Gaya yang besar dapat diperoleh dengan cara memberikan gaya sentrifugal pada alat sentrifugasi. Gaya gravitasi masih tetap masih berperan dalam sentrifugasi sehingga gaya total yang bekerja merupakan gabungan antara gaya sentrifugal dengan gravitasi seperti pada siklon. Pada peralatan sentrifugasi skala industri, gaya sentrifugal akan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada gaya gravitasi sehingga pengaruh gravitasi pada umumnya dapat diabaikan pada analisis pemisahan cara sentrifugasi ini (Purwantana, dkk, 2004).
Seiring berkembangnya teknologi, diciptakan alat peniris minyak yang bekerja secara mekanis. Alat ini menggunakan prinsip putaran, dengan mesin penggerak elektromotor. Mesin peniris minyak, atau mesin pengaktus minyak berfungsi untuk mengurangi kadar minyak pada bahan yang biasanya adalah gorengan. Mesin ini telah teruji dan sudah banyak dipakai ratusan pengusaha makanan gorengan di berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara. Mesin ini juga berfungsi mengurangi kadar air pada produk. Misalnya sayuran yang dicuci, dan ingin cepat dikeringkan. maka dengan mesin spiner ini, kandungan air bisa cepat kering (Agrowindo, 2010).

12
Manfaat penggunaan alat peniris minyak tipe sentrifugal Salah satu mesin yang sangat berguna di bisnis kuliner adalah mesin
pengering minyak (spinner). Mesin ini bisa mengurangi kadar minyak di produk setelah digoreng. Banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan setelah menggunakan mesin ini, antara lain : 1. Menghemat minyak goreng
Penggunaan mesin ini bisa menghemat banyak minyak dalam proses memasak. Setelah produk Anda goreng, kandungan minyak goreng yang melekat padanya masih banyak. Dengan menggunakan mesin spinner, minyak goreng akan keluar dalam jumlah yang signifikan. Apalagi untuk produkproduk seperti abon, kacang goreng, dll. 2. Produk lebih sehat
Mengurangi kadar minyak goreng pada produk akan menjadikan makanan lebih sehat dan natural. Ini sudah banyak disadari oleh banyak kalangan. 3. Produk lebih renyah
Kandungan minyak goreng yang ada pada produk bisa menjadikan produk kurang renyah dan lembek. Dengan menggunakan mesin pengering minyak, produk akan menjadi lebih renyah dan crispy. 4. Disukai konsumen
Konsumen pasti menyukai produk yang lebih renyah, lebih sehat, dan tidak menimbulkan perasaan “eneg”. Nah, dengan manfaat mesin spinner sebelumnya, konsumen akan lebih menyukai produk. (Maksindo, 2013).


13
Prinsip kerja alat peniris minyak tipe sentrifugal Alat peniris minyak tipe sentrifugal ini bekerja berdasarkan prinsip
putaran sentrifugal. Setelah alat dipastikan dalam keadaan siap pakai, kripik hasil penggorengan di masukkan ke dalam keranjang peniris. Terdapat tiga buah keranjang peniris yang berbentuk setengah lingkaran, dimana bentuk dan dimensinya didesain agar bahan yang akan ditiriskan tidak rusak dan penirisan dapat dilakukan secara optimal. Keranjang peniris dikaitkan dengan poros 10 putaran, lalu keranjang peniris diputar dengan tenaga motor listrik. Minyak sisa penggorengan yang melekat pada kripik akan terlempar keluar dan ditahan oleh wadah penahan minyak. Sisa minyak yang tertahan di wadah penahan akan sendirinya ke bawah lalu akan keluar melalui saluran pembuangan minyak. Motor listrik
Motor listrik dapat digolongkan menjadi dua golongan sesuai dengan sumber arus listrik, yaitu motor listrik arus searah atau DC dan motor listrik arus bolak-balik atau AC. Motor listrik AC yang kecil banyak dipakai pada peralatan rumah tangga misalnya alat cukur, alat kecantikan, alat dapur, dan sebagainya. Sedangkan motor listrik yang besar banyak digunakan pada kompresor, penggiling jagung, dan alat-alat bengkel atau pabrik. Dasar utama yang menyebabkan motor berputar ialah reaksi antar kutub magnet. Kutub yang senama tolak-menolak dan kutub yang tak senama tarik-menarik. Reaksi medan magnet listrik pada stator dan medan magnet penghantar yang dialiri arus listrik (Hartanto, 1997).

14
Poros Poros adalah salah satu elemen yang sangat penting dalam konstruksi
mesin. Poros biasanya berfungsi untuk mentransmisikan daya. Poros ada yang berpenampang bujur sangkar (disebut poros bujur sangkar) dan ada yang berpenampang lingkaran (disebut poros lingkaran), akan tetapi kebanyakan poros adalah berpenampang lingkaran karena fungsinya digunakan untuk mentransmisikan daya. Sedangkan poros berpenampang bujur sangkar biasanya hanya digunakan untuk menumpu beban saja (Jamal dan Asnawi, 2008).
Poros dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: 1. Poros dukung; poros yang khusus diperuntukkan mendukung elemen mesin
yang berputar. 2. Poros transmisi/poros perpindahan, poros yang terutama dipergunakan untuk
memindahkan momen puntir. Poros dukung dapat dibagi menjadi poros tetap atau poros terhenti dan
poros berputar. Pada umumnya poros dukung itu pada kedua atau salah satu ujungnya ditimpa atau sering ditahan terhadap putaran. Poros dukung pada umumnya dibuat dari baja bukan paduan (Stolk dan Kros, 1981). Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang mempunyai poros berbeban sehingga gerakan bolak-balik dapat berlangsung dengan halus, aman, dan tahan lama. Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan poros dan elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja dengan semestinya. Jadi

15
bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung (Stolk dan Kross, 1986).
Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros, bantalan terdiri atas bantalan luncur dan bantalan gelinding. Pada bantalan luncur terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan, karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara lapisan pelumas. Pada bantalan gelinding terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru). Berdasarkan arah beban terhadap poros, bantalan terdiri atas bantalan radial yang arah bebannya tegak lurus sumbu poros, bantalan aksial yang arah bebannya searah sumbu poros, dan bantalan gelinding khusus yang arah bebannya sejajar dan tegak lurus sumbu poros (Sularso dan Suga, 2002). Puli
Jarak yang jauh antara dua poros sering tidak memungkinkan transmisi langsung dengan pasangan roda gigi. Dalam demikian, cara transmisi putaran dan daya lain yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan sebuah sabuk atau rantai yang dibelitkan di sekeliling puli atau sproket pada poros. Jika pada suatu konstruksi mesin putaran puli penggerak dinyatakan N1 dengan diameter dp dan puli yang digerakkan n2 dan diameternya Dp, maka perbandingan putaran dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
N1 = d p ………………………………………………………………(1) n2 Dp ( Roth,dkk., 1982 ). Pemasangan puli antara lain dapat dilakukan dengan cara:


16
- Horizontal, pemasangan puli dapat dilakukan dengan cara mendatar dimana pasangan puli terletak pada sumbu mendatar.
- Vertikal, pemasangan puli dilakukan secara tegak di mana letak pasangan puli adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran pada bagian mekanisme serta penurunan umur sabuk
( Mabie and Ocvirrk, 1967 ). V-belt
Sabuk bentuk trapesium atau bentuk V dinamakan demikian karena sabuk dibuat serong, supaya cocok dengan alur roda transmisi yang berbentuk V. Kontak gesekan yang terjadi antara sabuk V dengan dinding alur menyebabkan berkurangnya kemungkinan slipnya sabuk penggerak dengan tegangan yang lebih kecil dari pada sabuk yang pipih. Dalam kerjanya sabuk V mengalami pembengkokan ketika melingkar melalui roda transmisi. Bagian sebelah luar akan mengalami tegangan, sedangkan bagian dalam akan mengalami tekanan.
Adapun faktor yang menentukan kemampuan sabuk untuk meyalurkan tenaga tergantung dari: 1. Regangan sabuk pada pulley 2. Gesekan antara sabuk dan pulley 3. Lengkung persinggungan antara sabuk dan pulley 4. Kecepatan sabuk (makin cepat sabuk berputar makin kurang terjadi regangan
dan singgungan) (Pratomo dan Irwanto, 1983).

17

Keranjang peniris

Keranjang peniris adalah bagian dari mesin peniris minyak dan merupakan

tempat peletakan bahan yang akan ditiriskan. Keranjang peniris ini berbentuk

tabung silinder dan terdapat lubang-lubang pada permukaannya. Prinsip kerja dari

tabung peniris adalah untuk meniriskan minyak dengan menggunakan gaya

sentrifugal. Gaya sentrifugal ini akan mampu mengeluarkan minyak dari bahan

karena adanya gaya yang keluar dari pusat lingkaran. Dan gaya sentrifugal itu

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :



=



²

............................................................................................(2)

Keterangan :

F : Gaya sentrifugal (N)

m : Massa bahan (kg)

v : Kecepatan putar (m/s)

r : Jari-jari keranjang peniris (mm)

Dan akibat dari gaya sentrifugal yang terjadi maka didapatkan tekanan

(preasure) yang menuju kesegala arah sehingga rumus tekanan yaitu :



=



................................................................................................(3)

Keterangan :

P : Tekanan yang menuju kesegala arah (N/m²)

F : Gaya sentrifugal (N)

A : Luasan bangunan (m²)

Dengan adanya gaya sentrifugal dan tekanan maka mempengaruhi

tegangan yang terjadi pada permukaan dinding keranjang peniris, maka rumus

tegangan yaitu :

18



=

2

.................................................................................(4)

Keterangan :

: Tegangan (Mpa)

P : Tekanan segala arah (N/m²)

T : Tinggi keranjang (mm)

(Romadloni, 2012).

Bahan yang dipakai untuk keranjang peniris ini adalah stainless. Berikut

ini beberapa kelebihan dari bahan stainless yaitu:

1. Memiliki daya tahan tinggi terhadap korosi.

2. Memberikan penampilan menarik dengan kualitas tinggi dalam berbagai

aplikasi.

3. Kemampuan stainless untuk dapat dengan mudah dibersihkan memberikan

keuntungan higienis yang besar.

(Romadloni, 2012)

Kapasitas Efektif Alat

Kapasitas efektif alat adalah nisbah antara berat bahan yang berhasil

ditiriskan dengan lama waktu penirisan. Untuk pengujian kapasitas efektif alat ini

dapat dilakukan dengan menghitung lamanya waktu proses penirisan

menggunakan stop watch. Setelah peoses penirisan selesai, bahan yang telah

berkurang kadar minyaknya ditimbang beratnya. Kemudian dilakukan

perhitungan dengan mengkonversikan waktu yang tercatat dalam menit kedalam

jam terlebih dahulu. Misalnya saja pada mesin peniris buatan Agrowindo, selama

10 menit waktu penirisan dihasulkan berat bahan 1,2 kg. Sementara itu satuan

19
yang dipakai adalah kg/jam, maka kapasitas efektif alatnya menjadi 7,2 kg/jam (Hamimi, 2011). Banyaknya Minyak yang Ditiriskan
Pengukuran minyak yang berhasil ditiriskan dapat dilakukan dengan cara berat sampel awal sebelum penirisan dikurang berat sampel setelah penirisan, kemudian dibagi dengan berat sampel sebelum penirisan. Atau dapat menggunakan rumus :
= �1−12� 100% ......................................................................(5) Dimana : Km = Minyak yang berhasil ditiriskan (%) P1 = Berat sampel sebelum penirisan (gr) P2 = Berat sampel setelah penirisan (gr) (Hamimi, dkk, 2011). Persentase Kerusakan Hasil
Persentase kerusakan keripik berupa keripik yang pecah merupakan nilai yang mengindikasikan kinerja mesin peniris pada sampel keripik yang diujikan dan biasanya nilainya dinyatakan dalam persen (%). Persentase kerusakan bahan merupakan nisbah antara berat sampel yang rusak/pecah dengan berat awal sampel tersebut sebelum proses penirisan (Hamimi, 2011).

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-September 2014 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah buah pisang yang telah diiris tipis, minyak goreng, keranjang peniris, dan air secukupnya.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah alat penggorengan, alat peniris tipe sentrifugal, kawat stainless alat tulis, kalkulator, komputer, ember/wadah penampung, dan stopwatch. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode perancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari satu faktor yaitu Kerapatan Keranjang (KK) alat peniris. Dengan tiga ulangan pada tiap perlakuan. Faktor kerapatan keranjang alat pencetak :
KK1 = 4 mesh KK2 = 16 mesh KK3 = 25 mesh KK4 = 36 mesh KK5 = 49 mesh
20

21
Komponen alat Alat peniris minyak tipe sentrifugal ini, mempunyai beberapa bagian
penting, yaitu: 1. Kerangka alat
Kerangka alat ini berfungsi sebagai pendukung komponen lainnya, yang terbuat dari besi plat. Alat ini mempunyai panjang 90 cm, lebar 60 cm dan tinggi 33 cm. 2. Motor listrik Motor listrik adalah sumber penggerak untuk menggerakkan setiap komponen alat peniris minyak tipe sentrifugal. Pada alat ini digunakan motor listrik dengan tenaga 0,5 HP dan kecepatan putaran sebesar 1400 rpm. 3. Poros Terletak ditengah yang terbuat dari besi as dengan diameter 3 cm.
4. Bearing / bantalan Berfungsi sebagai penumpu poros terletak di kerangka alat.
5. Pulley Pulley yang digunakan mempunyai ukuran 7 inchi untuk kecepatan 400 rpm diletakkan pada motor dan pulley 2 inchi terdapat pada poros.
6. Keranjang peniris Keranjang peniris merupakan keranjang tempat meletakkan bahan yang akan ditiriskan, berbentuk tabung dengan ukuran panjang 20 cm, berdiameter 20 cm, dan tinggi 20 cm. Keranjang ini berjumlah tiga buah yang dikaitkan

22
dengan poros putaran dan dapat dilepaskan untuk mempermudah saat pengisian dan pengeluaran bahan. 7. Wadah penahan minyak Wadah penahan minyak ini merupakan bagian komponen alat yang berfungsi sebagai penahan minyak sisa penggorengan yang terlempar dari keranjang peniris akibat putaran. 8. Sabuk V (v-belt) V-belt berfungsi sebagai penerus tenaga dari elektromotor diteruskan ke poros putaran yang kemudian akan memutar keranjang peniris. Pelaksanaan penelitian Persiapan alat 1. Dibersihkan alat dari kotoran yang menempel. 2. Diperiksa alat pada bagian mur dan baut yang mengalami pengenduran
untuk meningkatkan keselamatan kerja. 3. Dibersihkan keranjang peniris hingga lubang peniris tidak ada yang
tersumbat. 4. Dipersiapkan Keranjang peniris 4 mesh, 16 mesh, 25 mesh, 36 mesh, dan 49
mesh. 5. Dinyalakan alat, hal ini dilakukan untuk mempersiapkan alat dalam keadaan
dapat dioperasikan dengan baik Persiapan bahan
1. Disiapkan keripik buah yang telah digoreng. 2. Ditimbang keripik buah yang akan ditiriskan. 3. Dimasukkan semua bahan ke dalam wadah peniris.

4. Keripik buah siap untuk ditiriskan.

23

Prosedur penelitian 1. Dipasang keranjang peniris sesuai dengan KK yang diinginkan 2. Ditimbang bahan yang akan ditiriskan. 3. Dimasukkan bahan kedalam keranjang peniris 4. Dihidupkan motor listrik dengan menghubungkan steker motor listrik pada sumber arus listrik. 5. Ditentukan dan dicatat lama waktu penirisan, yakni 3 menit. 6. Diangkat bahan yang telah selesai ditiriskan. 7. Ditimbang bahan setelah penirisan. 8. Dipisahkan bahan hasil tirisan, antara bahan yang utuh dan bahan yang rusak akibat penirisan. 9. Ditimbang bahan yang rusak akibat penirisan. 10. Diamati parameter yang diinginkan.
Parameter penelitian Beberapa parameter yang akan diamati pada penelitian kali ini mencakup
tiga hal utama, antara lain: 1. Kapasitas efektif alat
Perhitungan kapasitas efektif alat adalah nisbah antara bahan yang berhasil ditiriskan dengan lamanya waktu penirisan. Bahan yang berhasil ditiriskan (kg) adalah keripik yang tidak mengalami kerusakan (kerusakan struktur akibat patahan ≤ 10%). Sedangkan lama waktu (jam) penirisan adalah rentang

24

waktu yang dibutuhkan untuk satu kali penirisan. Secara matematis dapat

dihitung menggunakan rumus :



=





()

()

.................(6)

2. Banyaknya minyak yang ditiriskan

Perhitungan minyak yang dapat ditiriskan (liter) dilakukan dengan

menimbang minyak goreng yang terdapat dalam wadah penampung

minyak setiap satu kali proses penggorengan, atau dapat dengan

menggunakan rumus (5).

3. Presentase kerusakan hasil

Pengukuran persentase kerusakan hasil dapat ditentukan dengan membagi

berat bahan yang rusak dengan berat bahan awal (sebelum ditiriskan)

dikali dengan 100%. Yang dimaksud dengan berat bahan yang rusak

adalah bahan yang telah ditiriskan mengalami kerusakan struktur atau

patahan lebih dari 10% dari keutuhan struktur keripik buah tersebut.

Secara matematis dapat dituliskan dengan rumus:

% Kerusakan hasil = Berat bahan yang rusak x100 % ....................(7) Berat bahan awal

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa uji kerapatan keranjang peniris pada

proses penirisan keripik dengan menggunakan alat peniris tipe sentrifugal

memberikan pengaruh terhadap kualitas keripik hasil penirisan. Hal tersebut dapat

dilihat dari Tabel 1 dibawah.

Tabel 1. Pengaruh kerapatan keranjang peniris terhadap parameter

KK KE KM

(Mesh)

(kg/jam)

(%)

4

9,8667

1,3333

16

9,7333

2,6667

25

9,6333

3,6667

36

9,6000

4,0000

49

9,4333

5,6667

Keterangan :

KH : Kerusakan hasil

KM : Banyak minyak yg ditiriskan

KE : Kapasitas efektif alat

KK : Kerapatan keranjang

KH (%) 2,3333 5,3333 9,6667 12,3333 16,6667

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai kapasitas olah tertinggi terdapat

pada jenis kerapatan keranjang 4 mesh sebesar 9,8667 kg/jam dan yang terendah

terdapat pada jenis kerapatan keranjang 49 mesh sebesar 9,4333kg/jam.

Sedangkan nilai tertinggi dari banyaknya minyak yang ditiriskan terdapat pada

jenis kerapatan 49 mesh sebesar 5,6667% dan yang terendah terdapat pada jenis

kerapatan 4 mesh sebesar 1,3333%. Dan untuk persentase kerusakan hasil

tertinggi terdapat pada jenis kerapatan 49 mesh sebesar 16,6667% dan yang

terendah terdapat pada jenis kerapatan 4 mesh sebesar 2,3333%.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih spesifik, perlu dilakukan pengamatan

untuk setiap parameter guna membandingkan setiap datanya untuk menentukan

jenis kerapatan keranjang yang paling efektif diantara ke lima jenis kerapatan

keranjang yang ada.

25

26

Kapasitas Efektif Alat

Nilai kapasitas efektif alat ini diperoleh dengan cara membandingkan

antara berat bahan yang berhasil ditiriskan yang dinyatakan dalam satuan

kilogram (kg) dan lamanya waktu penirisan yang dinyatakan dalam satuan jam.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hamimi (2011) yang menyatakan bahwa

Kapasitas efektif alat adalah nisbah antara berat bahan yang berhasil ditiriskan

dengan lama waktu penirisan. Untuk pengujian kapasitas efektif alat ini dapat

dilakukan dengan menghitung lamanya waktu proses penirisan mengg