BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS KABUPATEN GROBOGAN

(1)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

6.1. Kesimpulan

Salah satu hal penting dalam upaya pelestarian lingkungan hidup, sebagai mana tertuang dalam UU PPLH, adalah pengembangan instrumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS) atau Strategic Environment Assessment (SEA). KLHS pada prinsipnya merupakan rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melaksanakan KLHS dalam penyusunan dan evaluasi rencana program jangka menengah daerah (RPJMD) yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup.

Seluruh proses dalam penyusunan dokumen KLHS dilaksanakan secara partisipatif yang diawali dengan BimbinganTeknis yang diikuti oleh instansi daerah dan unsur-unsur seperti tim KLHS LSM, dan Tokoh Masyarakat. Proses inikemudian dilanjutkan dengan tahap-tahap berikutnya yang meliputi tahap pelibatan pemangku kepentingan, pelingkupan, pengumpulan dan analisis baseline data, pengkajian pengaruh program, perumusan mitigasi dan alternatif perbaikan program, penyusunan rekomendasi dan pengambilan keputusan. Tahap pelibatan pemangku kepentingan pada proses penyusunan dokumen KLHS Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Grobogan melibatkan berbagai elemen masyarakat, seperti pemerintah, LSM, perguruan tinggi atau akademisi, dunia usaha, dan tokoh masyarakat. Dengan demikian masyarakat ikut berperan aktif dalam proses penerapan KLHS. Berdasarkan hasil proses penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Grobogan yang telah dilakukan agar memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Visi dan Misi agar memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yaitu keterkaitan, keseimbangan, dan keadilan.

2. Arah kebijakan, strategi, dan program agar memperhatikan kajian pengaruh yang berdampak negatif terhadap isu strategis yang muncul untuk Kabupaten Grobogan.

3. Perlu komitmen dari pemerintah Kabupaten untuk memperhatikan hasil KLHS RPJMD sebagai instrumen yang mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam kebijakan dan program.


(2)

4. Dalam mengimplementasikan KLHS RPJMD sebagai instrumen perlu memperhatikan karakteristik wilayah kondisi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat sehingga berhasil guna dan berdaya guna.

5. Karakteristik wilayah yang harus mendapat perhatian adalah terkait dengan isu strategis berupa:

a. Kapasitas daya dukung & daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan; b. Perkiraan dampak & resiko lingkungan hidup;

c. Kinerja layanan/jasa ekosistem;

d. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;

e. Tingkat kerentanan & kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; f. Tingkat ketahanan & potensi keanekaragaman hayati.

6.2. Rekomendasi

Berdasarkan hasil proses penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Grobogan, diperoleh rekomendasi dalam upaya untuk meminimalkan dampak negatif terhadap isu strategis yang ada pada Kabupaten Grobogan. Rekomendasi untuk program-program yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Isu Strategis : Belum memasukan Isu mengenai aspek lingkungan mauoun alih fungsi lahan

Visi : Di dalam visi maupun penjelasan belum menyebutkan secara spesifik mengenai aspek lingkungan hidup, pada penjelasan dari SECARA UTUH dapat diartikan sebagai juga sebagai keutuhan kelestarian lingkungan alam atau MENYELURUH diartikan sebagai keseluruhan baik aspek sosial/budaluruhan baik aspek sosial/budaya, ekonomi, dan lingkungan.

Misi : Penjabaran Misi ke-3 mengenai pelaksanaan Pengembangan ekonomi kerakyatan bidang UMKM, industri, perdagangan, koperasi dan pariwisata dapat dilakukan dengan berwawasan lingkungan.

Penjabaran Misi ke-6 Penambahan usaha dan tindakan dalam menjaga dan melestarikan lingkungan dalam rangka mewujudkan iklim investasi yang kondusif dan peningatan penyerapan tenaga kerja


(3)

Program Prioritas

( 9 program – 2 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

1. Pembangunan Infrastruktur dilakukan secara merata dan proporsional di seluruh wilayah daerah atau difokuskan pada lokasi yang relatif tertinggal, dengan tetap memperhatikan aset dan nilai-nilai budaya lokal, tetap memperhatikan kelestarian lingkungan denan menggunakan bahan, material, dan alat/teknologi yang ramah lingkungan dan penyediaan jalur hijau maupun ruang terbuka hijau lainnya, memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh. dan menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

3. Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan perekonomian baru di pedesaan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dengan menggunakan bahan, material, dan alat/teknologi yang ramah lingkungan dan penyediaan ruang terbuka hijau lainnya, memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh. dan menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

Misi 1 “Membangun dan meningkatkan infrastruktur jalan'-jembatan, perhubungan,

perumahan-pemukiman, dan sumberdaya air”

( 6 program – 4 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

1. Peningkatan rehabilitasi / pemeliharaan jalan tetap memperhatikan kondisi pelengkap dan perlengakapan jalan tertutama peningkatan dan penyediaan drainase, dan dapat menambah kantung/celukan parkir, memaksimalkan lahan yang ada, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh, dan menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana. Menyiapkan lahan pertanian produktif pengganti. 2. Rehabilitasi/Pemeliharaan jalan dan jembatan dilakukan dilakukan secara merata diseluruh

wilayah dengan tetap memperhatikan kondisi pelengkap dan perlengakapan jalan tertutama peningkatan dan penyediaan drainase, dan dapat menambah kantung/celukan parkir.

5. Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ dilakukan secara proporsional diseluruh wilayah atau difokuskan pada lokasi yang memiliki pergerakan (LLAJ) yang tinggi. 6. Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan dilakukan secara proporsional atau


(4)

buang (uji emisi secara rutin) dan dapat dilakukan dengan pengembangan transportasi masal. Memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh, dan menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

Misi 2 “Meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan”

( 5 program – 2 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

1. Peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan dilakukan meningkatkan pemberdayaan dan perlindungan petani serta penguatan kelembagan petani, tetap menjaga dan mempertahankan nilai budaya dan kebiasaan dalam bertani berbasis kearifan lokal, serta menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.

2. Dalam peningkatan produksi pertanian/perkebunan, agar melibatkan seluruh stakeholders serta melakakuan penguatan terhadap kelembagaan pertanian, tetap menjaga dan mempertahankan nilai budaya dan kebiasaan dalam bertani berbasis kearifan lokal, penguatan kelembagaan petani, dan menggunakan pupuk berimbang spesifik lokasi dan penggunaan pestisida yang memperhatikan ambang pengendalian, meningkatkan pemakain pupuk dan pestisida organik, dan diversivikasi komoditas yang ditanam.

Misi 3 “Pengembangan ekonomi kerakyatan bidang UMKM, industri, perdagangan, koperasi dan pariwisata”

( 9 program – 4 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

1. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah dilakukan secara merata dengan pengikutsertaan masyarakat dalam penyusunan kebijakan serta pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi industri, pemanfaatan SDA agar dibatasi dan penetapan lokasi dilakukan dengan kajian yang dilandasi peraturan yang tegas serta menyediakan sistem pengolahan limbah yang baik, memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh. Memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan dan Menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana


(5)

2. Pengembangan sentra-sentra industri potensial dilakukan secara merata dengan pengikutsertaan masyarakat dalam penyusunan kebijakan serta pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi industri, pemanfaatan SDA agar dibatasi dan pentapan lokasi dengan kajian yang dilandasi peraturan yang tegas serta menyediakan sistem pengolahan limbah yang baik, memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan dan memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh. Menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana

8. Pengembangan Destinasi Pariwisata dilakukan dengan langkah awal penyiapan kelembagaan tata kelola yang baik, dengan Pelibatan pemangku kepentingan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar objek wisata dan Pelatihan dan edukasi kepada masyarakat terkait keahlian bidang pariwisata maupun Pembentukan komunitas sadar wisata dengan memberdayakan masyarakat lokal. Meningkatkan investasi masyarakat. Menjaga kelestarian alam dan membentuk regulasi yang menjaga keasrian lingkungan dan ekosistem di destinasi wisata yang baru. Memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan dan Memaksimalkan lahan yang ada, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh. Mengembangkan destinasi pariwisata berbasis alam seperti agrowisata dan lain sebagainya.

9. Pengembangan Pemasaran Pariwisata dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan untuk berdiskusi dan ikut serta dalam penyusunan rencana pengelolan dan pemasaran pariwisata serta menggunakan teknologi yang mendukung pemasaran, meningkatkan kerjasama pemasaran dengan berbagai pihak pelaku pariwisata serta mengembangkan pariwisata berkonsep eco-tourism.


(6)

Misi 4 ”Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan pemberdayaan

masyarakat , keolahragaan kepemudaan, KB dan pelayanan sosial dasar lainnya” ( 17 program – 2 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

5. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya dilakukan menggunakan material yang ramah lingkungan serta menyediakan IPAL dan pengelolaan lingkungan dengan baik, memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta menyediakan ruang terbuka hijau di dalam maupun disekitar lokasi Puskesmas, dan menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

6. Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata dilakukan menggunakan material yang ramah lingkungan serta menyediakan IPAL dan pengelolaan lingkungan dengan baik, memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta menyediakan ruang terbuka hijau di dalam maupun disekitar lokasi Rumah Sakii, dan menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

Misi 5 “Mewujudkan iklim investasi yang kondusif dan peningkatan penyerapan tenaga kerja”

( 4 program – 3 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

1. Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi dilakukan dengan melibatkan masyarakat dalam merumuskan kesepakatan dan kebijakan dengan investor dan dilakukan berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku

2. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi dilakukan dengan melibatkan partisipasi masyarakat dalam merumuskan kesepakatan dan kebijakan dengan investor dan dilakukan berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku, pemilihan lokasi sesuai peruntukan dengan memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh, serta pembangunan dilakukan pada lokasi yang dipersyaratkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang terbatas. Pendirian industri baru yang memberikan dampak lingkungan signifikan perlu memperhatikan aspek rehabilitasi dan reklamasi lingkungan. Penggantian lahan pertanian yang terpakai serta pembangunan jalur


(7)

evakuasi bencana harus dimasukkan dalam perencanaan investasi dengan mempertimbangkan biaya pemulihan lingkungan dan sosial.

4. Peningkatan Kesempatan Kerja dilakukan dengan memberdayakan masyarakat sekitar lokasi usaha.

Misi 6 “Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur, tata kelola pemerintahan yang

akuntabel dan kualitas pelayanan publik”

( 9 program – 2 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

2. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur berupa kantor maupun bangunan dan sejenisnya dilakukan dengan memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh serta menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

5. Perencanaan pembangunan daerah dilakukan secara merata dan memperhatikan dampak terhadap kawasan sekitarnya serta mengikutsertakan masyarakat.

Misi 7 “Meningkatkan kelestarian sumberdaya alam, lingkungan hidup dan kualitas

penataan ruang”

( 9 program – 4 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

1. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam harus memperhatikan tindakan antisipasi dampak perubahan iklim serta aspek adaptasi dan mitigasi terhadap bencana. Program ini perlu memasukan teknologi tepat guna seperti pilot proyek panel surya untuk perkantoran pemerintah, biogas dan sumur resapan, rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan lahan kritis.

2. Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dilakukan secara merata dan menyeluruh disertai Menjaga dan mengawasi penggunaan akses informasi lingkungan hidup yang baik.Program ini juga perlu dijalankan dengan melaksanakan pemetaan potensi pencemaran yang akurat dan menyeluruh dengan menggunakan teknologi berbasis Sistem Informasi Geografis

3. Perencanaan Tata Ruang dilakukan secara merata dan memperhatikan dampak terhadap kawasan sekitarnya serta mengikutsertakan masyarakat dan kebijakan diambil dengan metode Buttom-Up.


(8)

4. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dilakukan dengan meningkatkan kapasitas laboratorium pengujian menjadi laboratorium lingkungan yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN)

Misi 9 “Meningkatkan pemerataan pendapatan, pembangunan antar wilayah, kesetaraan

gender, perlindungan anak dan penanggulangan kemiskinan” ( 7 program – 2 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

1. Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh dilakukan sesuai dengan kerifan lokal memperhatikan dampak terhadap kawasan sekitarnya serta mengikutsertakan masyarakat dengan dilakukan dengan memperhatikan nilai-nilai budaya dan adat setempat dengan tanpa menghilangkan aset budaya dan penyediaan ketentuan yang dapat menghindari konflik budaya dalam bentuk CSR dan sebagainya.

2. Perencanaan pembangunan ekonomi dilakukan secara merata dan memperhatikan dampak terhadap kawasan sekitarnya serta mengikutsertakan masyarakat.

6.3. Rekomendasi Bagi Penyusun Kebijakan Perencana Pembangunan

Agar hasil rekomendasi KLHS diintegrasikan pada substansi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang termuat batang tubuh dan/atau penjelasan rancangan peraturan daerah yang akan di tetapkan dan dilaksanakan dalam Penyusunan Rancangan RPJMD.


(9)

6.4. Saran Tindak

Saran tindak ini merupakan saran-saran yang perlu dilakukan Pemerintah Kabupaten Grobogan berdasarkan hasil KLHS RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun 2016 - 2021. Adapun saran tindak yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah Kabupaten Grobogan hendaknya konsisten terhadap hasil-hasil yang sudah diperoleh dengan cara memanfaatkan hasil pelaksanaan Penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun 2016 - 2021 sebagai masukan.

2. Dalam melakukan Proses Penyusunan KLHS, Pemerintah Kabupaten Grobogan perlu mendorong partisipasi para pemangku kepentingan, termasuk masyarakat dalam upaya untuk mengembangkan kapasitasnya.

3. Penyusunan KLHS Renstra bagi SKPD yang memiliki prorgram dengan dampak negatif terkait Isu Strategis yang ada di Kabupaten Grobogan.

4. Pemerintah Kabupaten Grobogan perlu mengembangkan kapasitas secara terus menerus, baik di dalam lingkungan birokrasi maupun di luar lingkungan birokrasi, melalui pelatihan dan fasilitasi serta bantuan teknis terkait KLHS.

5. Pelaksanaan KLHS berikutnya perlu peningkatan tata laksana KLHS untuk mengatasi kendala-kendala dalam tahapan-tahapan KLHS seperti hubungan kerja antar komponen yang terlibat yang menjamin pembagian tugas, peran, dan tanggung jawab masing-masing, penyediaan baseline data dan analisa GIS, penyederhanaan proses KLHS tanpa mengurangi substansi agar KLHS tidak dianggap sebagai memberatkan dan menghambat perencanaan pembangunan.


(1)

Laporan Akhir KLHS RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun 2016 - 2021 VI - 4

buang (uji emisi secara rutin) dan dapat dilakukan dengan pengembangan transportasi masal. Memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh, dan menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

Misi 2 “Meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan” ( 5 program – 2 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

1. Peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan dilakukan meningkatkan pemberdayaan dan perlindungan petani serta penguatan kelembagan petani, tetap menjaga dan mempertahankan nilai budaya dan kebiasaan dalam bertani berbasis kearifan lokal, serta menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.

2. Dalam peningkatan produksi pertanian/perkebunan, agar melibatkan seluruh stakeholders serta melakakuan penguatan terhadap kelembagaan pertanian, tetap menjaga dan mempertahankan nilai budaya dan kebiasaan dalam bertani berbasis kearifan lokal, penguatan kelembagaan petani, dan menggunakan pupuk berimbang spesifik lokasi dan penggunaan pestisida yang memperhatikan ambang pengendalian, meningkatkan pemakain pupuk dan pestisida organik, dan diversivikasi komoditas yang ditanam.

Misi 3 “Pengembangan ekonomi kerakyatan bidang UMKM, industri, perdagangan, koperasi dan pariwisata”

( 9 program – 4 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

1. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah dilakukan secara merata dengan pengikutsertaan masyarakat dalam penyusunan kebijakan serta pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi industri, pemanfaatan SDA agar dibatasi dan penetapan lokasi dilakukan dengan kajian yang dilandasi peraturan yang tegas serta menyediakan sistem pengolahan limbah yang baik, memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh. Memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan dan Menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana


(2)

pengikutsertaan masyarakat dalam penyusunan kebijakan serta pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi industri, pemanfaatan SDA agar dibatasi dan pentapan lokasi dengan kajian yang dilandasi peraturan yang tegas serta menyediakan sistem pengolahan limbah yang baik, memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan dan memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh. Menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana

8. Pengembangan Destinasi Pariwisata dilakukan dengan langkah awal penyiapan kelembagaan tata kelola yang baik, dengan Pelibatan pemangku kepentingan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar objek wisata dan Pelatihan dan edukasi kepada masyarakat terkait keahlian bidang pariwisata maupun Pembentukan komunitas sadar wisata dengan memberdayakan masyarakat lokal. Meningkatkan investasi masyarakat. Menjaga kelestarian alam dan membentuk regulasi yang menjaga keasrian lingkungan dan ekosistem di destinasi wisata yang baru. Memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan dan Memaksimalkan lahan yang ada, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh. Mengembangkan destinasi pariwisata berbasis alam seperti agrowisata dan lain sebagainya.

9. Pengembangan Pemasaran Pariwisata dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan untuk berdiskusi dan ikut serta dalam penyusunan rencana pengelolan dan pemasaran pariwisata serta menggunakan teknologi yang mendukung pemasaran, meningkatkan kerjasama pemasaran dengan berbagai pihak pelaku pariwisata serta mengembangkan pariwisata berkonsep eco-tourism.


(3)

Laporan Akhir KLHS RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun 2016 - 2021 VI - 6

Misi 4 ”Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan pemberdayaan masyarakat , keolahragaan kepemudaan, KB dan pelayanan sosial dasar lainnya”

( 17 program – 2 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

5. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya dilakukan menggunakan material yang ramah lingkungan serta menyediakan IPAL dan pengelolaan lingkungan dengan baik, memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta menyediakan ruang terbuka hijau di dalam maupun disekitar lokasi Puskesmas, dan menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

6. Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata dilakukan menggunakan material yang ramah lingkungan serta menyediakan IPAL dan pengelolaan lingkungan dengan baik, memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta menyediakan ruang terbuka hijau di dalam maupun disekitar lokasi Rumah Sakii, dan menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

Misi 5 “Mewujudkan iklim investasi yang kondusif dan peningkatan penyerapan tenaga kerja”

( 4 program – 3 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

1. Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi dilakukan dengan melibatkan masyarakat dalam merumuskan kesepakatan dan kebijakan dengan investor dan dilakukan berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku

2. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi dilakukan dengan melibatkan partisipasi masyarakat dalam merumuskan kesepakatan dan kebijakan dengan investor dan dilakukan berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku, pemilihan lokasi sesuai peruntukan dengan memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh, serta pembangunan dilakukan pada lokasi yang dipersyaratkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang terbatas. Pendirian industri baru yang memberikan dampak lingkungan signifikan perlu memperhatikan aspek rehabilitasi dan reklamasi lingkungan. Penggantian lahan pertanian yang terpakai serta pembangunan jalur


(4)

mempertimbangkan biaya pemulihan lingkungan dan sosial.

4. Peningkatan Kesempatan Kerja dilakukan dengan memberdayakan masyarakat sekitar lokasi usaha.

Misi 6 “Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur, tata kelola pemerintahan yang akuntabel dan kualitas pelayanan publik”

( 9 program – 2 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

2. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur berupa kantor maupun bangunan dan sejenisnya dilakukan dengan memaksimalkan lahan yang ada dengan tetap memperhatikan KDB (Koefisien dasar Bangunan) maksimal dan KDH (Koefisien dasar Hijau) minimal, serta meningkatkan fungsi sebaran vegetasi dan peneduh serta menghindari pembangunan pada lahan produktif, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana.

5. Perencanaan pembangunan daerah dilakukan secara merata dan memperhatikan dampak terhadap kawasan sekitarnya serta mengikutsertakan masyarakat.

Misi 7 “Meningkatkan kelestarian sumberdaya alam, lingkungan hidup dan kualitas

penataan ruang”

( 9 program – 4 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

1. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam harus memperhatikan tindakan antisipasi dampak perubahan iklim serta aspek adaptasi dan mitigasi terhadap bencana. Program ini perlu memasukan teknologi tepat guna seperti pilot proyek panel surya untuk perkantoran pemerintah, biogas dan sumur resapan, rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan lahan kritis.

2. Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dilakukan secara merata dan menyeluruh disertai Menjaga dan mengawasi penggunaan akses informasi lingkungan hidup yang baik.Program ini juga perlu dijalankan dengan melaksanakan pemetaan potensi pencemaran yang akurat dan menyeluruh dengan menggunakan teknologi berbasis Sistem Informasi Geografis

3. Perencanaan Tata Ruang dilakukan secara merata dan memperhatikan dampak terhadap kawasan sekitarnya serta mengikutsertakan masyarakat dan kebijakan diambil dengan metode Buttom-Up.


(5)

Laporan Akhir KLHS RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun 2016 - 2021 VI - 8

4. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dilakukan dengan meningkatkan kapasitas laboratorium pengujian menjadi laboratorium lingkungan yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN)

Misi 9 “Meningkatkan pemerataan pendapatan, pembangunan antar wilayah, kesetaraan gender, perlindungan anak dan penanggulangan kemiskinan”

( 7 program – 2 program terindikasi dapat berpengaruh negatif)

1. Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh dilakukan sesuai dengan kerifan lokal memperhatikan dampak terhadap kawasan sekitarnya serta mengikutsertakan masyarakat dengan dilakukan dengan memperhatikan nilai-nilai budaya dan adat setempat dengan tanpa menghilangkan aset budaya dan penyediaan ketentuan yang dapat menghindari konflik budaya dalam bentuk CSR dan sebagainya.

2. Perencanaan pembangunan ekonomi dilakukan secara merata dan memperhatikan dampak terhadap kawasan sekitarnya serta mengikutsertakan masyarakat.

6.3. Rekomendasi Bagi Penyusun Kebijakan Perencana Pembangunan

Agar hasil rekomendasi KLHS diintegrasikan pada substansi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang termuat batang tubuh dan/atau penjelasan rancangan peraturan daerah yang akan di tetapkan dan dilaksanakan dalam Penyusunan Rancangan RPJMD.


(6)

6.4. Saran Tindak

Saran tindak ini merupakan saran-saran yang perlu dilakukan Pemerintah Kabupaten Grobogan berdasarkan hasil KLHS RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun 2016 - 2021. Adapun saran tindak yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah Kabupaten Grobogan hendaknya konsisten terhadap hasil-hasil yang sudah diperoleh dengan cara memanfaatkan hasil pelaksanaan Penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun 2016 - 2021 sebagai masukan.

2. Dalam melakukan Proses Penyusunan KLHS, Pemerintah Kabupaten Grobogan perlu mendorong partisipasi para pemangku kepentingan, termasuk masyarakat dalam upaya untuk mengembangkan kapasitasnya.

3. Penyusunan KLHS Renstra bagi SKPD yang memiliki prorgram dengan dampak negatif terkait Isu Strategis yang ada di Kabupaten Grobogan.

4. Pemerintah Kabupaten Grobogan perlu mengembangkan kapasitas secara terus menerus, baik di dalam lingkungan birokrasi maupun di luar lingkungan birokrasi, melalui pelatihan dan fasilitasi serta bantuan teknis terkait KLHS.

5. Pelaksanaan KLHS berikutnya perlu peningkatan tata laksana KLHS untuk mengatasi kendala-kendala dalam tahapan-tahapan KLHS seperti hubungan kerja antar komponen yang terlibat yang menjamin pembagian tugas, peran, dan tanggung jawab masing-masing, penyediaan baseline data dan analisa GIS, penyederhanaan proses KLHS tanpa mengurangi substansi agar KLHS tidak dianggap sebagai memberatkan dan menghambat perencanaan pembangunan.