Bagianku
1. Pelapukan fisik dan mekanik.
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan
penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi
tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar
matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celah batu.
Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
a. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi.
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental
atau beriklim Gurun di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat
mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan
menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin,
batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat
mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak dan batuan tersebut pecah
menjadi bagian yang lebih kecil. Proses tersebut merupakan proses alam.
b. Adapun pembekuan air di dalam batuan
Jika air membeku maka volumenya akan mengembang.
Pengembangan ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batubatuan
menjadi rusak atau pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang
beriklim sedang dengan pembekuan hebat.Ex:Air hidroskopis.yaitu air
dalam pori-pori yang tidak akan menguap pada musim dingin beku.
c. Berubahnya air garam menjadi kristal.
Prinsipnya yaitu Air hidroskopis.Tetapi faktor lain yaitu menghasilkan
pelapukan karena unsur kimia garam mempunyai kekuatan untuk
penghancur atau perusak.
Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya
menguapdan garam akan mengkristal. Kristal garam garam ini tajam
sekali dan dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama
batuan karang di daerah pantai.
d. Makhluk Hidup.
Karena manusia akan menghancurkan muka bumi ini dengan
kecanggihan teknologi sekarang ini (IPTEK) memadai ehingga keinginan
manusia mulai memuncak dan harus terpenuhi.
2. Pelapukan organik
Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan
danmanusia, binatang yang dapat melakukan pelapukan antara lain
cacing tanah, serangga. Dibatu-batu karang daerah pantai sering terdapat
lubang-lubang yang dibuat oleh binatang. Pengaruh yang disebabkan oleh
tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat
mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah
yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu
berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akarakar serat makanan
menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga
garam-garaman mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam
pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun
penambangan.
3. Pelapukan kimiawi
Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang
umumnya berupa pengelupasan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi
pada pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan
batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat
asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO2).
Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Di
Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal
ini karena di Indonasia banyak turun hujan. Air hujan inilah yang
memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.
Gejala atau bentuk – bentuk alam yang terjadi di daerah karst
diantaranya:
a. Dolina
Dolina adalah lubang lubang yang berbanuk corong. Dolina dapat
terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat
hampir di semua bagian pegununga kapur di jawa bagian selatan, yaitu di
pegunungan seribu.
b. Gua dan sungai di dalam Tanah
Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah atau retakan.
Retakan akan semakin besar dan membentuk gua-gua atau lubanglubang, karena pengaruh larutan.Jika lubang-lubang itu berhubungan,
akan terbentuklah sungai-sungai di dalam tanah.
c. Stalaktit
adalah kerucut kerucut kapur yang bergantungan pada atap gua.
Terbentuk dari kapur yang tebal akibat udara masuk dalam gua. Stalakmit
adalah kerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua. Contohnnya
stalaktit dan stalakmit di Gua tabuhan dan gua Gong di Pacitan, jawa
Timur serta Gua jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah.
Ada 5 proses alami pelapukan mekanik, yaitu:
1. Aksi Air Beku
Aksi air beku adalah efek mekanik dari air beku yang terdapat pada
celah-celah batuan. Aksi ini ada dua macam: irisan air beku (frost
wedging) dan dorongan air beku (frost heaving).
Kebanyakan batuan memiliki celah (retakan) di dalamnya, disebut
joint. Retakan ini disebabkan oleh lenturan perlahan dari batuan rapuh
akibat gaya-gaya tektonik bumi di tempat yang dalam. Air hujan masuk
dan memenuhi celah ini. Ketika suhu turun di bawah 0 derajat Celcius, air
membeku menjadi es. Air yang membeku menjadi es memuai sehingga
volumenya dapat menjadi 109%. Volume es yang memuai menghasilkan
gaya keluar yang sangat besar.
Pemuaian es beku mula-mula memperbesar retakan. Ketika siang hari,
sebagian es dalam retakan mencair, menambah air baru ke dalam
retakan. Pada malam hari, air baru ini membeku dan pemuaian es beku ini
terus memperbesar retakan. Setelah beberapa kali siklus pembekuan dan
pencairan ini terjadi, batuan pecah menjadi beberapa potong. Proses ini
disebut irisan air beku. Bagian-bagian batuan diiris lepas dan jatuh
terguling-guling ke bawah karena gaya gravitasi membentuk tumpukan
besar disebut lereng talus yang sering terbentuk pada dasar bukit.
Dorongan air beku adalah proses mengangkut batuan dan tanah secara
vertikal. Batuan padat mengantarkan kalor lebih baik daripada tanah,
sehingga pada suatu hari dingin di musim dingin, tanah di bawah batuan
yang terkubur dalam tanah jauh lebih dingin daripada tanah di sekitarnya.
Begitu tanah mendingin, es terbentuk lebih dahulu pada bagian dasar
batuan. Lapisan-lapisan es pada bagian dasar batuan memuai dan
mendorong batuan besar muncul ke permukaan tanah.
2. Tekanan dari Kristal Garam
Pada daerah iklim kering, pelapukan mekanis sering disebabkan oleh
pertumbuhan kristal garam. Pada siang hari, panas matahari akan
menguapkan air yang mengandung garam, sehingga garamnya
mengkristal. Oleh karena kristal garam sangat tajam maka pertumbuhan
kristal garam menghasilkan tegangan kuat. Sebagai hasilnya, batuan
yang sangat keras pun dapat hancur dan menjadi pasir. Relung-relung dan
gua dangkal di dekat alas batu karang pasir dihasilkan oleh proses ini.
3. Kegiatan Biologi
Pelapukan mekanik akibat kegiatan biologi (tumbuhan, hewan,
manusia) sering disebut sebagai pelapukan organik. Contoh pelapukan
organik yang mudah dijumpai: retaknya sebuah batuan di dekat pohon
besar akibat perpanjangan akar-akar pohon yang menghasilkan tekanan
pada batuan. Pelapukan organik juga dapat disebabkan oleh bakteri atau
binatang kecil, seperti cacing tanah, semut dan tikus.
4. Pemuaian Akibat Pembebasan Tekanan
Batuan besar seperti batolitgranit mungkin awalnya dibentuk oleh
tekanan besar dari berat batuan yang terletak beberapa kilometer di
atasnya. Kemudian lapisan batuan atas dierosi menjauh dari batolit granit.
Proses berpindahnya lapisan batuan besar di atas batolit granit diberi
istilah pembebasan tekanan. Disertai oleh pembebasan tekanan ini,
lapisan luar batuan memuai lebih besar daripada batuan di bawahnya.
Karena itu, lapisan luar batuan terpisah dari badan batuan. Berlanjutnya
pelapukan akhirnya menyebabkan lapisan batuan terkelupas. Disebut
demikian karena proses ini mirip dengan terkelupasnya kulit bawang.
Pengelupasan batuan besar dengan bentuk bola sering disebut kubah
pengelupasan. Contoh yang paling terkenal adalah: Stone Mountain,
Georgia dan Halfdome.
5. Pemuaian Termal
Siklus harian perubahan suhu diduga dapat memecahkan batuan,
terutama di daerah padang pasir di mana variasi suhunya bisa melebihi
30 derajat Celcius. Umumnya, batuan disusun oleh beberapa mineral
dengan koefisien muai berbeda. Memanasi sebuah batuan (siang hari)
menyebabkannya
memuai
dan
mendinginkannya
(malam
hari)
menyebabkannya menyusut. Proses berulang memuai dan menyusutnya
mineral yang memiliki laju pemuaian dan penyusutan berbeda tersebut
akan memberikan tegangan pada lapisan luar batuan. Akibatnya,
terjadilah retak-retak pada bidang perbatasan mineral-mineral yang
berbeda tersebut.
Karren
Di daerah kapur biasanya terdapat celah-celah atau alur-alur sebagai
akibat pelarutan oleh air hujan. Gejala ini terdapat di daerah kapur yang
tanahnya dangkal. Pada perpotongan celah-celah ini biasanya terdapat
lubang kecil yang disebut karren.
Ponor
Ponor adalah lubang masuknya aliran air ke dalam tanah pada daerah
kapur yang relatif dalam. Ponor dapat dapat dibedakan menjadi 2 macam
yaitu dolin dan pipa karst. Dolin adalah lubang di daerah karst yang
bentuknya seperti corong. Dolin ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu dolin
korosi dan dolin terban. Dolin korosi terjadi karena proses pelarutan
batuan yang disebabkan oleh air. Di dasar dolin diendapkan tanah
berwarna merah (terra rossa). Sedangkan dolin terban terjadi karena
runtuhnya atap gua kapur (perhatikan gambar).
Gejala karst berikutnya adalah pipa karst yang bentuknya seperti pipa.
Gejala ini terjadi karena larutnya batuan kapur oleh air. Karena terjadi
proses pelarutan batuan, maka disebut pipa karst koros. Namun jika
terjadi karena tanah terban, pipa karst itu disebut pipa karst terban .
Gua kapur
Jika Anda berkunjung ke daerah kapur, biasanya di daerah ini banyak
terdapat gua. Pada gua ini sering dijumpai stalaktit dan stalakmit.
Stalaktit adalah endapan kapur yang menggantung pada langit-langit gua
(atas). Bentuknya biasanya panjang, runcing dan tengahnya mempunyai
lubang rambut. Sedangkan stalakmit adalah endapan kapur yang terdapat
pada lantai gua (bawah). Bentuknya tidak berlubang, berlapis-lapis, dan
agak tumpul. Jika stalaktit dan stalakmit bisa bersambung, maka akan
menjadi tiang kapur (pillar).
Gua dan sungai di dalam Tanah.
Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah atau retakan.
Retakan akan semakin besar dan membentuk gua-gua atau lubanglubang, karena pengaruh larutan.Jika lubang-lubang itu berhubungan,
akan terbentuklah sungai-sungai di dalam tanah.
Dolina
Adalah lubang lubang yang berbentuk corong. Dolina dapat terjadi
karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat hampir di
semua bagian pegunungan kapur di Jawa bagian selatan, yaitu di
pegunungan seribu.Puncak-puncak pada dolina adalah sisa pelarutan
sedangkan lembah diantaranya adalah dolina yang melebur.
Stalaktit dan Stalakmit
Stalaktit adalah kerucut-kerucut kapur yang bergantungan pada atap
gua.Terbentuk tetesan air kapur dari atas gua.Terbentuk dari kapur yang
tebal akibat udara yang masuk ke dalam goa.Sedangkan stalakmit adalah
kerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua. Contohnnya stalaktit
dan stalakmit di Gua tabuhan dan gua Gong di Pacitan, jawa Timur serta
Gua jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah serta gua Tabuhan dan Gua Gong di
Pacitan,Jawa Timur.
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan
penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi
tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar
matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celah batu.
Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
a. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi.
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental
atau beriklim Gurun di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat
mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan
menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin,
batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat
mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak dan batuan tersebut pecah
menjadi bagian yang lebih kecil. Proses tersebut merupakan proses alam.
b. Adapun pembekuan air di dalam batuan
Jika air membeku maka volumenya akan mengembang.
Pengembangan ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batubatuan
menjadi rusak atau pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang
beriklim sedang dengan pembekuan hebat.Ex:Air hidroskopis.yaitu air
dalam pori-pori yang tidak akan menguap pada musim dingin beku.
c. Berubahnya air garam menjadi kristal.
Prinsipnya yaitu Air hidroskopis.Tetapi faktor lain yaitu menghasilkan
pelapukan karena unsur kimia garam mempunyai kekuatan untuk
penghancur atau perusak.
Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya
menguapdan garam akan mengkristal. Kristal garam garam ini tajam
sekali dan dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama
batuan karang di daerah pantai.
d. Makhluk Hidup.
Karena manusia akan menghancurkan muka bumi ini dengan
kecanggihan teknologi sekarang ini (IPTEK) memadai ehingga keinginan
manusia mulai memuncak dan harus terpenuhi.
2. Pelapukan organik
Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan
danmanusia, binatang yang dapat melakukan pelapukan antara lain
cacing tanah, serangga. Dibatu-batu karang daerah pantai sering terdapat
lubang-lubang yang dibuat oleh binatang. Pengaruh yang disebabkan oleh
tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat
mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah
yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu
berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akarakar serat makanan
menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga
garam-garaman mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam
pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun
penambangan.
3. Pelapukan kimiawi
Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang
umumnya berupa pengelupasan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi
pada pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan
batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat
asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO2).
Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Di
Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal
ini karena di Indonasia banyak turun hujan. Air hujan inilah yang
memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.
Gejala atau bentuk – bentuk alam yang terjadi di daerah karst
diantaranya:
a. Dolina
Dolina adalah lubang lubang yang berbanuk corong. Dolina dapat
terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat
hampir di semua bagian pegununga kapur di jawa bagian selatan, yaitu di
pegunungan seribu.
b. Gua dan sungai di dalam Tanah
Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah atau retakan.
Retakan akan semakin besar dan membentuk gua-gua atau lubanglubang, karena pengaruh larutan.Jika lubang-lubang itu berhubungan,
akan terbentuklah sungai-sungai di dalam tanah.
c. Stalaktit
adalah kerucut kerucut kapur yang bergantungan pada atap gua.
Terbentuk dari kapur yang tebal akibat udara masuk dalam gua. Stalakmit
adalah kerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua. Contohnnya
stalaktit dan stalakmit di Gua tabuhan dan gua Gong di Pacitan, jawa
Timur serta Gua jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah.
Ada 5 proses alami pelapukan mekanik, yaitu:
1. Aksi Air Beku
Aksi air beku adalah efek mekanik dari air beku yang terdapat pada
celah-celah batuan. Aksi ini ada dua macam: irisan air beku (frost
wedging) dan dorongan air beku (frost heaving).
Kebanyakan batuan memiliki celah (retakan) di dalamnya, disebut
joint. Retakan ini disebabkan oleh lenturan perlahan dari batuan rapuh
akibat gaya-gaya tektonik bumi di tempat yang dalam. Air hujan masuk
dan memenuhi celah ini. Ketika suhu turun di bawah 0 derajat Celcius, air
membeku menjadi es. Air yang membeku menjadi es memuai sehingga
volumenya dapat menjadi 109%. Volume es yang memuai menghasilkan
gaya keluar yang sangat besar.
Pemuaian es beku mula-mula memperbesar retakan. Ketika siang hari,
sebagian es dalam retakan mencair, menambah air baru ke dalam
retakan. Pada malam hari, air baru ini membeku dan pemuaian es beku ini
terus memperbesar retakan. Setelah beberapa kali siklus pembekuan dan
pencairan ini terjadi, batuan pecah menjadi beberapa potong. Proses ini
disebut irisan air beku. Bagian-bagian batuan diiris lepas dan jatuh
terguling-guling ke bawah karena gaya gravitasi membentuk tumpukan
besar disebut lereng talus yang sering terbentuk pada dasar bukit.
Dorongan air beku adalah proses mengangkut batuan dan tanah secara
vertikal. Batuan padat mengantarkan kalor lebih baik daripada tanah,
sehingga pada suatu hari dingin di musim dingin, tanah di bawah batuan
yang terkubur dalam tanah jauh lebih dingin daripada tanah di sekitarnya.
Begitu tanah mendingin, es terbentuk lebih dahulu pada bagian dasar
batuan. Lapisan-lapisan es pada bagian dasar batuan memuai dan
mendorong batuan besar muncul ke permukaan tanah.
2. Tekanan dari Kristal Garam
Pada daerah iklim kering, pelapukan mekanis sering disebabkan oleh
pertumbuhan kristal garam. Pada siang hari, panas matahari akan
menguapkan air yang mengandung garam, sehingga garamnya
mengkristal. Oleh karena kristal garam sangat tajam maka pertumbuhan
kristal garam menghasilkan tegangan kuat. Sebagai hasilnya, batuan
yang sangat keras pun dapat hancur dan menjadi pasir. Relung-relung dan
gua dangkal di dekat alas batu karang pasir dihasilkan oleh proses ini.
3. Kegiatan Biologi
Pelapukan mekanik akibat kegiatan biologi (tumbuhan, hewan,
manusia) sering disebut sebagai pelapukan organik. Contoh pelapukan
organik yang mudah dijumpai: retaknya sebuah batuan di dekat pohon
besar akibat perpanjangan akar-akar pohon yang menghasilkan tekanan
pada batuan. Pelapukan organik juga dapat disebabkan oleh bakteri atau
binatang kecil, seperti cacing tanah, semut dan tikus.
4. Pemuaian Akibat Pembebasan Tekanan
Batuan besar seperti batolitgranit mungkin awalnya dibentuk oleh
tekanan besar dari berat batuan yang terletak beberapa kilometer di
atasnya. Kemudian lapisan batuan atas dierosi menjauh dari batolit granit.
Proses berpindahnya lapisan batuan besar di atas batolit granit diberi
istilah pembebasan tekanan. Disertai oleh pembebasan tekanan ini,
lapisan luar batuan memuai lebih besar daripada batuan di bawahnya.
Karena itu, lapisan luar batuan terpisah dari badan batuan. Berlanjutnya
pelapukan akhirnya menyebabkan lapisan batuan terkelupas. Disebut
demikian karena proses ini mirip dengan terkelupasnya kulit bawang.
Pengelupasan batuan besar dengan bentuk bola sering disebut kubah
pengelupasan. Contoh yang paling terkenal adalah: Stone Mountain,
Georgia dan Halfdome.
5. Pemuaian Termal
Siklus harian perubahan suhu diduga dapat memecahkan batuan,
terutama di daerah padang pasir di mana variasi suhunya bisa melebihi
30 derajat Celcius. Umumnya, batuan disusun oleh beberapa mineral
dengan koefisien muai berbeda. Memanasi sebuah batuan (siang hari)
menyebabkannya
memuai
dan
mendinginkannya
(malam
hari)
menyebabkannya menyusut. Proses berulang memuai dan menyusutnya
mineral yang memiliki laju pemuaian dan penyusutan berbeda tersebut
akan memberikan tegangan pada lapisan luar batuan. Akibatnya,
terjadilah retak-retak pada bidang perbatasan mineral-mineral yang
berbeda tersebut.
Karren
Di daerah kapur biasanya terdapat celah-celah atau alur-alur sebagai
akibat pelarutan oleh air hujan. Gejala ini terdapat di daerah kapur yang
tanahnya dangkal. Pada perpotongan celah-celah ini biasanya terdapat
lubang kecil yang disebut karren.
Ponor
Ponor adalah lubang masuknya aliran air ke dalam tanah pada daerah
kapur yang relatif dalam. Ponor dapat dapat dibedakan menjadi 2 macam
yaitu dolin dan pipa karst. Dolin adalah lubang di daerah karst yang
bentuknya seperti corong. Dolin ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu dolin
korosi dan dolin terban. Dolin korosi terjadi karena proses pelarutan
batuan yang disebabkan oleh air. Di dasar dolin diendapkan tanah
berwarna merah (terra rossa). Sedangkan dolin terban terjadi karena
runtuhnya atap gua kapur (perhatikan gambar).
Gejala karst berikutnya adalah pipa karst yang bentuknya seperti pipa.
Gejala ini terjadi karena larutnya batuan kapur oleh air. Karena terjadi
proses pelarutan batuan, maka disebut pipa karst koros. Namun jika
terjadi karena tanah terban, pipa karst itu disebut pipa karst terban .
Gua kapur
Jika Anda berkunjung ke daerah kapur, biasanya di daerah ini banyak
terdapat gua. Pada gua ini sering dijumpai stalaktit dan stalakmit.
Stalaktit adalah endapan kapur yang menggantung pada langit-langit gua
(atas). Bentuknya biasanya panjang, runcing dan tengahnya mempunyai
lubang rambut. Sedangkan stalakmit adalah endapan kapur yang terdapat
pada lantai gua (bawah). Bentuknya tidak berlubang, berlapis-lapis, dan
agak tumpul. Jika stalaktit dan stalakmit bisa bersambung, maka akan
menjadi tiang kapur (pillar).
Gua dan sungai di dalam Tanah.
Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah atau retakan.
Retakan akan semakin besar dan membentuk gua-gua atau lubanglubang, karena pengaruh larutan.Jika lubang-lubang itu berhubungan,
akan terbentuklah sungai-sungai di dalam tanah.
Dolina
Adalah lubang lubang yang berbentuk corong. Dolina dapat terjadi
karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat hampir di
semua bagian pegunungan kapur di Jawa bagian selatan, yaitu di
pegunungan seribu.Puncak-puncak pada dolina adalah sisa pelarutan
sedangkan lembah diantaranya adalah dolina yang melebur.
Stalaktit dan Stalakmit
Stalaktit adalah kerucut-kerucut kapur yang bergantungan pada atap
gua.Terbentuk tetesan air kapur dari atas gua.Terbentuk dari kapur yang
tebal akibat udara yang masuk ke dalam goa.Sedangkan stalakmit adalah
kerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua. Contohnnya stalaktit
dan stalakmit di Gua tabuhan dan gua Gong di Pacitan, jawa Timur serta
Gua jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah serta gua Tabuhan dan Gua Gong di
Pacitan,Jawa Timur.