UJI AKTIVITAS FRAKSI n-HEKSANA, ETIL ASETAT, DAN ETANOL BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa Linn.) TERHADAP PERTUMBUHAN Lactobacillus acidophilus SECARA IN VITRO

(1)

i

SKRIPSI

BAYU PRASAJA

UJI AKTIVITAS FRAKSI n-HEKSANA, ETIL

ASETAT, DAN ETANOL BIJI JINTEN HITAM

(Nigella sativa Linn.) TERHADAP

PERTUMBUHAN Lactobacillus acidophilus

SECARA IN VITRO

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012


(2)

Lembar Pengesahan

UJI AKTIVITAS FRAKSI

n

-HEKSANA, ETIL

ASETAT, DAN ETANOL BIJI JINTEN HITAM (

Nigella

sativa

Linn.) TERHADAP PERTUMBUHAN

Lactobacillus acidophilus

SECARA

IN VITRO

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

2012

Oleh : BAYU PRASAJA

NIM : 08040018

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Herra Studiawan, M.S, Apt Ahmad Shobrun Jamil S.si, M.P. NIP 195703101986011001 NIP UMM 11309070469


(3)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan ridho dan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul, “ Uji Aktivitas

Fraksi n-Heksana, Etil Asetat, dan Etanol Biji Jinten Hitam (Nigella sativa Linn.) Terhadap Pertumbuhan Lactobacillus acidophilus Secara In Vitro.”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka tugas akhir ini tidak akan terwujud. Untuk itu pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Herra Studiawan M.S. Apt., sebagai dosen pembimbing. 2. Ahmad Shobrun Jamil S.Si, M.P., sebagai dosen pembimbing. 3. Siti Rofida S.Si, Apt., sebagai dosen penguji.

4. Engrid Juni A. S.Farm, Apt., sebagai dosen penguji.

5. Tri Lestari Handayani M.Kep. Sp Mat., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Dra. Uswatun Chasanah M.Kes. Apt., selaku Ketua Prodi Jurusan Farmasi FIKES Universitas Muhammadiyah Malang.

7. Dra. Lilik Yusetyani Apt. Sp. FRS selaku Kepala Laboratorium Kimia Terpadu II Universitas Muhammadiyah Malang.

8. dr. Hawin Nurdiana M.Kes. selaku Kepala Laboratorium Mikrobiologi Universitas Muhammadiyah Malang.

9. Staf Laboratorium Kimia Terpadu II UMM. 10.Staf Laboratorium Mikrobiologi UMM.

11.Ayahanda Muhammading, ibunda Emmy Sulistiani A. beserta keluarga tercinta.

12.Teman-teman seperjuangan kelompok skripsi bahan alam yang senasib sepenanggungan.

13.Sahabat, teman, dan seluruh keluarga besar Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

14.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.


(4)

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun bagi suksesnya penelitian berikutnya. Akhir kata, semoga tugas akhir penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 5 juli 2012


(5)

v

RINGKASAN

Nigella sativa L. telah banyak digunakan di Negara timur tengah untuk pengobatan alami selama lebih dari 2000 tahun. Tanaman ini dipercaya oleh masyarakat Asia, khususnya Timur Tengah dan Asia Tenggara memiliki khasiat pengobatan yang sangat banyak yang didasari oleh pengetahuan dan keyakinan

masyarakat terhadap sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa “ Habbatus

sauda’ (Nigella Sativa L.) adalah obat dari segala penyakit kecuali kematian”.

Salah satu kandungan dari Nigella sativa L. adalah minyak atsiri. Komponen utama minyak atsiri (timokuinon, timohidrokuinon, ditimokuinon, timol) dan tannin terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan fungi. Oleh karena itu, dikakukan penelitian mengenai aktivitas fraksi n-heksana-etil asetat-etanol biji Nigella sativa L. terhadap bakteri Lactobacillus acidophilus.

Metode yang digunakan adalah metode dilusi tabung yang kemudian diganti dengan metode difusi cakram karena beberapa faktor, metode ini digunakan untuk mengetahui aktivitasnya dengan penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM). Pada metode dilusi tabung, fraksi uji Nigella sativa dilarutkan dalam DMSO dan MRS Broth sedangkan pada metode difusi cakram fraksi uji Nigella sativa dilarutkan dalam tween dan aquadest steril. Media pertumbuhan yang digunakan untuk penentuan KHM pada metode dilusi tabung dan difusi cakram adalah MRS Broth dan MRSA. Pada difusi cakram digunakan Amoksisilin sebagai kontrol positif.

Hasil penelitian diperoleh bahwa dari ketiga fraksi uji (fraksi n-Heksana, etil asetat, dan etanol) biji Nigella sativa L., terdapat dua fraksi uji (fraksi n-heksana dan fraksi etil asetat) yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidophilus. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dari fraksi n-heksana biji Nigella sativa terhadap Lactobacillus acidophilus sebesar 15,625 mg/ml sedangkan dari fraksi etil asetatnya sebesar 250 mg/ml.

Hasil penelitian yang diperoleh ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas fraksi n-heksana, etil asetat, dan etanol biji Nigella sativa terhadap bakteri Lactobacillus acidophilus secara in vivo dan penentuan dosis maksimal pengkonsumsian biji Nigella sativa yang aman bagi pertumbuhan bakteri probiotik sehingga mampu mencegah ketidakseimbangan flora normal di dalam saluran pencernaan manusia. Dengan demikian, penelitian tersebut akan melengkapi informasi kesehatan dan ilmiah yang tepat tentang pengkonsumsian serbuk biji Nigella sativa yang aman kepada konsumen, yang selama ini secara teratur mengkonsumsi produk olahan serbuk biji Nigella sativa.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Hipotesis . ... ... 4

1.5. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Tinjauan Tentang Jintan Hitam ... 5

2.1.1. Klasifikasi ... 5

2.1.2. Nama Lain ... 5

2.1.3. Ekologi dan Penyebaran... 6

2.1.4. Morfologi Tumbuhan ... 6

2.1.5. Kandungan Tumbuhan ... 6

2.1.6. Khasiat Biji Jinten Hitam ... 9

2.1.7. Komponen Antimikroba Jinten Hitam ... 10

2.1.8. Mekanisme Kerja Zat Aktif Jinten Hitam ... 10

2.2. Tinjauan Tentang Ekstrak ... 11

2.2.1. Definisi Ekstrak ... 11

2.2.2. Proses Pembuatan Ekstrak ... 12


(7)

vii

2.3. Tinjauan Tentang Maserasi ... 14

2.4. Tinjauan Tentang Probiotik ... 14

2.5. Tinjauan Tentang Lactobacillus acidophilus ... 17

2.5.1. Klasifikasi ... 17

2.5.2. Morfologi ... 17

2.5.3. Karakterisitik ... 17

2.5.3. Manfaat Lactobacillus acidophilus ... 18

2.6. Uji Kepekaan Terhadap Antimikroba secara In Vitro ... 19

2.6.1. Metode Dilusi ... 19

2.6.2. Metode Difusi Cakram ... 19

2.6.3. Turbiditas Media Kaldu ... 20

2.6.4. Metode Bioautografik ... 20

2.7. Kromatografi Lapis Tipis ... 22

BAB III. KERANGKA KONSEPTUAL ... 24

BAB IV. METODE PENELITIAN ... 26

4.1. Rancangan Penelitian ... 26

4.2. Lokasi Penelitian ... 26

4.3. Waktu Penelitian ... 26

4.4. Instrumen Penelitian ... 26

4.5. Variabel Penelitian ... 27

4.5.1. Variabel Bebas ... 27

4.5.2. Variabel Tergantuing ... 27

4.6. Sterilisasi Alat ... 27

4.6.1. Sterilisasi Panas Kering ... 27

4.6.2. Sterilisasi Panas Basah ... 27

4.7. Definisi Operasional ... 28

4.8. Prosedur Penelitian ... 28

4.8.1. Persiapan Bakteri Uji ... 28

4.8.1.1. Kultur Pada Medium Selektif MRSA... 28

4.8.1.2. Preparasi Bakteri ... 28

4.8.2. Pembuatan Fraksi n-Heksana, Etil Asetat, dan Etanol Biji Jinten Hitam ... 29


(8)

4.8.3. Pembuatan Konsentrasi Fraksi n-Heksana, Etil Asetat, dan

Etanol Biji Jinten Hitam untuk Metode Dilusi Tabung ... 30

4.8.4. Pengujian Bahan Antimikroba untuk Metode Dilusi Tabung ... 30

4.8.5. Pembuatan Konsentrasi Fraksi n-Heksana, Etil Asetat, dan Etanol Biji Jinten Hitam untuk Metode Difusi Cakram ... 31

4.8.6. Pengujian Bahan Antimikroba untuk Metode Difusi Cakram ... 31

4.8.7. Pengamatan Hasil ... 32

4.9. Identifikasi Kandungan Kimia Ekstrak ... 32

4.9.1. Identifikasi Alkaloid ... 32

4.9.2. Identifikasi Terpenoid ... 33

4.9.3. Identifikasi Tanin dan Polifenol ... 34

4.9.4. Identifikasi Glikosida Saponin ... 34

4.9.5. Identifikasi Flavonoid ... 35

4.10. Bagan Alur Penelitian ... 36

4.11. Pengumpulan Data ... 40

4.12. Analisis Data ... 40

BAB V HASIL PENELITIAN ... 41

5.1. Hasil Penelitian ... 41

5.1.1. Hasil Pembuatan Ekstrak ... 41

5.1.2. Hasil Uji dengan Metode Dilusi Tabung Fraksi Biji Jinten Hitam . 42 5.1.3. Penentuan Konsentrasi Zona Hambat Fraksi Jinten Hitam dengan Metode Difusi Cakram ... 43

5.1.4. Hasil Identifikasi Kandungan Kimia Fraksi Uji dengan KLT ... 46

5.2. Analisis Data ... 47

5.2.1. One-Way ANOVA ... 47

5.2.2. Deskriptif ... 48

BAB VI PEMBAHASAN ... 50

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

7.1. Kesimpulan ... 56

7.2. Saran ... 56


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman II.1. Komposisi Asam Lemak yang Terkandung Dalam Nigella Sativa ... 7 II.2. Komposisi Kimia dari Struktur Volatile Oil (Minyak Atsiri) Nigella

sativa L. ... 8 V.1. Hasil Maserasi Serbuk Tanaman Jinten Hitam (Nigella sativa L.) ... 41 V.2. Hasil Uji Dilusi Tabung pada Perlakuan dengan Fraksi Etanol

Jinten Hitam ... 42 V.3. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Fraksi n-Heksana Jintan

hitam terhadap Pertumbuhan Lactobacillus acidophilus ... 43 V.4. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Fraksi Etil Asetat Jintan

hitam terhadap Pertumbuhan Lactobacillus acidophilus ... 44 V.5. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Fraksi Etanol Jintan

hitam terhadap Pertumbuhan Lactobacillus acidophilus ... 45 V.6. Hasil Skrining Fitokimia Fraksi n-Heksana, Etil Asetat, dan Etanol


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Nigella sativa Linn ... 5

2.2. Struktur Kimia Timokuinon ... 10

2.3. Struktur Kimia Timohidrokuinon ... 10

2.4. Lactobacillus acidophilus ... 17

3.1. Kerangka Konseptual ... 25

4.1. Proses Pembuatan Fraksi n-Heksana, Etil Asetat, dan Etanol Biji Jinten Hitam ... 36

4.2. Preparasi Bakteri Uji ... 37

4.3. Proses Pembuatan Berbagai Konsentrasi Fraksi Jinten Hitam(DT) ... 37

4.4. Prosedur Penelitian dengan Metode Dilusi Tabung ... 38

4.5. Proses Pembuatan Berbagai Konsentrasi Fraksi Jinten Hitam(DC) ... 38

4.6. Prosedur Penelitian dengan Metode Difusi Cakram ... 39

5.1. Dilusi Tabung pada Perlakuan dengan Fraksi Etanol Jinten Hitam (pada pengulangan ke-2) ... 42

5.2. Uji Difusi Cakram Fraksi n-Heksana Jinten Hitam (pada pengulangan ke-3) ... 44

5.3. Uji Difusi Cakram Fraksi Etil Asetat Jinten Hitam (pada pengulangan ke-1) ... 45

5.4. Uji Difusi Cakram Fraksi Etanol Jinten Hitam (pada pengulangan ke-2) ... 46

5.5. Grafik Nilai Luas Zona Hambat Fraksi n-Heksana, Etil Asetat, dan Etanol Jinten Hitam pada Berbagai konsentrasi ... 47


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Analisis Data ... 60

2. Gambar Hasil Penelitian ... 62

3. Surat Determinasi Bahan ... 68

4. Surat Pernyataan ... 69


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Abu-Zinadah, O.A., 2009. Using Nigella sativa to treat and heal chemical induced wound of rabbit skin. J. King Abdulaziz Univ. Sci., 21: 335-346.

Alam, M.M., Yasmin, M., Nessa, J. and Ahsan, C.R., 2010. Antibacterial Activity of Chloroform and ethanol Extracts of Black Cumin Seeds (Nigella sativa) against Multi-Drug Resistant Human Pathogens Under Laboratory Conditions.Journal of Medicinal Plants Research., Vol. 4(18), pp. 1901-1905.

Ali, O.,G. Basbulllbul, T. Aydin. 2007. Antimitotic and antibacterial effects of the Nigella Sativa L. Seed. Caryologia. 60(2): 270-272.

Al-Jabre, S., Al-Akloby, O.M., Al-Qurashi, A.R. 2003. Thymoquinone, an Active Principle of Nigella sativa, Inhibited Aspergillus niger. Pakistan J. Med.

Res.42(3).Abstrak.

Andromeda, Meda. 2010. Formulasi Tanlet Kunyah Ekstrak Biji Jinten Hitam (Nigella sativa L.) sebagai Anti-inflamasi dengan Kombinasi Bahan Pengisi Xilito-Laktosa. Surakarta: Skripsi Program Sarjana Farmasi.

Anonim, 2010. Spesies Bakteri Probiotik dan Manfaatnya. Majalah Kesehatan.

Jum’at, 12 November 2010. http://majalahkesehatan.com/spesies -bakteri-probiotik-dan-manfaatnya/. Diakses tanggal 28 Oktober 2011.

Anonim. 2011. Handbook TA Hayati. Bandung: Unpad. Hal 21-23

Ash-Shababithi Isham, Muh., Hazim, Amid Imar. 2005. Shahiih Muslim Bi Syarhin-Nawawi. In: Soffandi J. Wawan, M.A.,(Eds.). Terjemah Syarah Shahiih Muslim. Buku ke-9, Jakarta: Mustaqiim. Hal. 591.

Dalimartha, S, 2003, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I, Cetakan III, Trubus Ariwidya, Jakarta.

Ditjen POM. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 5, 9-11.

Dzen SM, Roekistiningsih, Santoso S, Winarsih S, Sumarno, Islam S, Noorhamdani AS, Murwani S, Santosaningsih D. 2003. Bakteriologi Medik, Bayumedia Publishing. Malang, hal. 189.

El-Tahir, Kamal El-Din, Backeet, Dana M. (2006). The Black Seed Nigella sativa Linnaeus-A Mine for multi Cures : A Plea For Urgent Clinical Evalution of Its Volatile Oil. J T U Med Sc. 1 (1): 1-19.

Fitri, Y., 2008. Efek Diuretik Ekstrak Etanol 70% Daun Gandarusa (Justicia gendarusa Burm. F) pada Tikus Putih Galur Wistar. Surakarta: Skripsi Program Sarjana Farmasi


(13)

xiii

Halawani, Eman. (2009). Antibacterial Activity of Thymoquinone and Thymohydroquinone of Nigella sativa L. and Their Interaction with Some Antibiotics. Advances in Biological Research : 3 (5-6) : 148-152.

Hendrik. 2007. Habbatus Sauda', Thibbun Nabawi Dalam Menangani Berbagai Penyakit dan Memelihara Kesehatan Tubuh. Jawa Tengah: Pustaka Al- Ummat: 94-7; 120-1

Indriati, Gusti & Khaerati. (2009). Peluang Budidaya dan Manfaat Jintan Hitam (Nigella sativa). Dalam Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Vol. 15 ; Hal : 23-25.

Julita, Nurma. Suyatno. 2012. Aktivitas Antibakteri Senyawa Flavonoid dari Tumbuhan Paku Perak (Pityrogramma calomelanos). UNESA Journal of Chemistry Vol. 1 No. 1.

List PH and Schmidt PC. 1989. Phytopharmaceutical Technology. Germany: CRC Press Inc., pp 107-112.

Mashhadian, N.V., Rakhshandeh, H. 2005. Antibacterial and antifungal effects of

nigella sativa extracts against S. aureus, P. aureginosa, and C. albicans. Pak J Med Sci 21(1): 47-52.

Mayang, Permata, K., 2009. Pengaruh Pemberian Ekstrak Jintan Hitam (Nigella sativa) Terhadap Perubahan Histopatologik Hepar Mencit BALB/C yang Diinfeksi Salmonella thyphirimum. Semarang: Skripsi Program Sarjana Farmasi

Meida, Khalsovia. 2011. Perbandingan Efektivitas Ekstrak Etanol Bawang Putih (Allium sativum) dengan Kloramfenikol sebagai Antimikroba Salmonella thypi Secara In Vitro . Malang: Skripsi Program Sarjana Farmasi.

Moretti, A., D’Antuono, L.F., and Elementi, S. (2004) Essential Oils of Nigella sativa L. and Nigella damascene L. Seed. Journal of Essential Oil Research.

Nickaver, Bahman., Mojab, Faraz., Javidnia, Katoyun., Amoli, Mohammad Ali Roodgar. (2003). Chemical Composition of The Fixed and Volatile Oils of Nigella sativa L. From Iran. Naturforsch. 58c, 629-631.

O.A. Abu-Zinadah. (2009). Using Nigella sativa oil to Treat and Heal Chemical Induced Wound of Rabbit Skin. J.K.A.U. 21(2) : 335-346.

Pratiwi,T . 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Randhawa, M.A., Al-Ghamdi, M.S. 2002. A review of pharmacotherapeutic effects of Nigella sativa. Pakistan Medical Research Journal.41: 2

Rios J.J., Recio M.C. and Villae, A., 1988. Screening Methods for Natural Products with Antimicrobial Activity : A Review of The Literature Journal


(14)

of Etnopharmacology. Vol. 23. Elsifier Scientific Publisher Ireland Ltd, pp. 127-149

Sa’ad, Muhammad. 2009. Uji Aktivitas Penangkap Radikal Isolat A dan B Fraksi

IV Ekstrak Etanol Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L) dengan Metode DPPH. Surakarta: Skripsi Program Sarjana Farmasi.

Salminen, S. and A. Wright. Lactic Acid Bacteria. Microbiology and Functional Aspects. 2nd Ed. Mercel Dekker, Inc. New York.

Shakkashiri. 2009. Chemical of the week: ethanol. www.scifun.org. Kamis, 5 Februari 2009. http://scifun.chem.wisc.edu/chemweek/chemweek.html. Diakses tanggal 1 Desember 2011.

Soeharsono, Adriani Lovita, Safitri Ratu, Sjofjan Osfar, Abdullah Sirajudin, Rostika Rita, Lengkey A.W. Hendronoto, Musawwir Andi. 2010.

Probiotik; Basis Ilmiah, Aplikasi, dan Aspek Praktis. Bandung: Widya Padjajaran. Hal 22, 47-54, 65, 70, 94, 123-124.

Stahl, Egon. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Spektroskopi. Bandung: ITB.

Suryo, Joko. (2010). Herbal Penyembuh Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta : Mizan Publika. Hal : 98-100.

Sugiarto Didik. Khasiat Jinten Hitam Untuk Menyembuhkan Penyakit Berat.

Kebahagiaan Terbesar. Senin, 11 Januari 2010.

http://www.didiksugiarto.com/2010/01/khasiat-jinten-hitam-untuk-mengobati.html. diakses tanggal 1 Desember 2011.

Wiryawan, Adam. 2011. Analisis Mikrobiologi. Situs Kimia Indonesia Chem-is-try.org. Minggu, 1 Januari 2011. http://www.chem-is- try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/analisis-mikrobiologi/analisis-mikrobiologi/ Diakses tanggal 17 Desember 2011

Yulianti, Sufrida & Junaedi, Edi. (2006). Sembuhkan Penyakit Dengan Habbatus Sauda’ (Jinten Hitam). Jakarta: Agromedia Pustaka.


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Dewasa ini, para pakar obat herbal sedang berlomba-lomba untuk mengembangkan formula obat tradisional dalam pengembangan penggunaan obat herbal khususnya di Indonesia. Berbagai riset dan penelitian banyak dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan di dunia untuk membuktikan potensi obat herbal yang lebih aman dan efektif digunakan bila dibandingkan dengan obat-obat kimia sintetik.

Di Indonesia, sudah menjadi budaya bangsa bahwa keanekaragaman hayati dan hewani dimanfaatkan guna memelihara kesehatan dan mengobati penyakit. Namun, bahan baku obat yang berasal dari binatang dan batu-batuan mineral, jarang digunakan. Tumbuhan obat yang dinilai aman untuk digunakan tetap dilestarikan, sedangkan tumbuhan yang menyembuhkan tetapi dapat menimbulkan gangguan pada tubuh (efek samping) pada umumnya tidak digunakan (Dalimartha, 2003)

Penggunaan obat tradisional di Indonesia pada hakekatnya merupakan bagian kebudayaan bangsa Indonesia. Keuntungan nyata dari penggunaan obat tradisional adalah efek samping yang relatif kecil dibandingkan obat modern, juga dapat digunakan sebagai senyawa penuntun untuk penemuan obat-obat baru. (Fitri, 2008) Meskipun secara empiris obat tradisional mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, tetapi khasiat dan keamanannya belum terbukti secara klinis, selain itu belum banyak diketahui senyawa-senyawa yang bertanggung jawab terhadap khasiat obat tradisional tersebut.

Salah satu tanaman yang secara empiris banyak digunakan sebagai obat tradisional di daerah Timur Tengah dan Asia Tenggara khususnya di Indonesia adalah tanaman jinten hitam dan yang biasa digunakan dalam pengobatan adalah bagian bijinya.

Jinten hitam dengan nama latin Nigella sativa Linn. ini memiliki banyak manfaat yang sangat baik untuk kesehatan. Di seluruh dunia, atau di daerah Asia


(16)

2

Tenggara dan Timur Tengah khususnya, serbuk biji tanaman jinten hitam banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Hal ini diperkuat dengan keyakinan masyarakat muslim terhadap sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa “ Habbatus sauda’

adalah obat dari segala penyakit kecuali kematian.” (H.R. Muslim)

Perkembangan teknologi kesehatan yang pesat diikuti dengan eksperimen, riset, dan penelitian telah membuktikan khasiat dari tanaman jinten hitam tersebut. Berdasarkan penelitian, jinten hitam bermanfaat sebagai antioksidan, antikanker, antikolesterol, antihistamin, analgesik, antibiotik, imunomodulator, dan sebagainya (Rhandawa & Al-Ghamdi, 2002). Para ilmuwan di Eropa baru-baru ini menyatakan bahwa jinten hitam (The Black Seed) bekerja sebagai antimikroba dan antimikotik (Hendrik, 2007). Salah satu kandungan jinten hitam adalah minyak atsiri. Komponen utama yaitu minyak atsiri (terdiri dari timokuinon, timohidrokuinon, ditimokuinon, timol) dan tanin terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan fungi, meskipun mekanisme aksi antimikroba dari senyawa-senyawa ini belum sepenuhnya bisa dijelaskan. (Mashhadian & Rakhshandeh, 2005; Al-Jabre et al., 2003).

Jinten hitam yang awalnya dikonsumsi hanya untuk terapi suatu penyakit mulai berubah pola konsumsinya menjadi suplemen makanan yang saat ini bahkan diminum setiap hari dengan dosis yang tinggi. Mengingat berbagai penelitian membuktikan bahwa jinten hitam memiliki aktivitas antibakteri dan memiliki efek letal yang lebih tinggi jika dikombinasikan dengan antibiotik (Halawani, 2009, Abu-Zinadah, 2009). Hal tersebut menyebabkan terjadinya ancaman pada pertumbuhan mikroflora normal di saluran pencernaan manusia. Maka, direkomendasikan adanya penentuan kadar atau dosis standar dari jinten hitam yang tidak mengganggu pertumbuhan mikroflora normal khususnya bakteri probiotik seperti Lactobacillus acidophilus di dalam saluran pencernaan manusia. Sebagaimana telah diketahui bersama, bakteri-bakteri probiotik seperti jenis bifidobacterium dan lactobacillus merupakan bakteri yang bertempat di saluran pencernaan. Usus besar yang sehat harus mengandung probiotik (bakteri bersahabat) minimal 85% untuk mencegah kolonisasi mikroba buruk seperti E.


(17)

3

coli dan Salmonella sp yang menyebabkan diare, mual, sembelit, kembung, penyerapan makanan buruk dan masalah kesehatan lainnya. (Lovita, 2010)

Lactobacillus acidophilus membantu pencernaan laktosa susu, merangsang respon kekebalan tubuh terhadap mikroorganisme yang tidak diinginkan dan membantu mengendalikan kadar kolesterol darah. Banyak publikasi yang menunjukkan bahwa Lactobacillus acidophilus menghasilkan zat seperti lactocidine atau acidophiline yang meningkatkan stamina dan kekebalan (Anonim, 2010). Oleh karena manfaat bakteri probiotik yang begitu besar dalam saluran pencernaan manusia dan ancaman yang timbul akibat perubahan pola konsumsi jinten hitam terhadap bakteri probiotik tersebut, maka perlu diteliti KHM (Kadar Hambat Minimum) dari biji tanaman jinten hitam sehingga didapatkan kadar yang aman dalam mengkonsumsinya.

Pada penelitian ini digunakan fraksi n-heksana, etil asetat, dan etanol yang berfungsi untuk melarutkan zat antimikroba (timokuinon, timohidrokuinon) jinten hitam. Seperti diketahui bahwa fraksi pelarut yang digunakan memiliki tingkat kepolaran yang berbeda, n-heksana bersifat nonpolar, etil asetat bersifat semipolar dan etanol yang bersifat polar. Dengan adanya tingkat kepolaran yang berbeda-beda pada tiap pelarut ini maka diharapkan zat-zat aktif yang terkandung pada biji jinten hitam lebih banyak yang terlarut. Zat yang bersifat nonpolar akan terlarut dalam n-heksana, zat yang semipolar akan terlarut dalam etil asetat, dan zat dengan sifat polar akan lebih banyak yang terlarut dalam etanol (Shakkashiri, 2009).

Dengan penelitian ini diharapkan akan diketahui kadar hambat minimal dari fraksi n-hekana, etil asetat, dan etanol biji jinten hitam terhadap bakteri probiotik khususnya Lactobacillus acidophilus. Hal ini tentu sangat penting, mengingat masih sedikit penelitian yang menunjukkan tingkat keamanan mengkonsumsi jinten hitam dengan kadar yang digunakan dalam beberapa produk tersebut saat ini.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut diatas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :


(18)

4

1. Apakah Fraksi n-heksana, etil asetat, dan etanol dari biji jinten hitam (Nigella sativa) mempunyai aktivitas tertentu terhadap pertumbuhan Lactobacillus acidophilus secara in vitro ?

1.3

Tujuan Penelitian.

Berdasarkan uraian dalam rumusan masalah tersebut diatas, dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui adanya aktivitas tertentu dari fraksi n-heksana, etil asetat, dan etanol biji jinten hitam (Nigella sativa) terhadap pertumbuhan Lactobacillus acidophilus secara in vitro.

1.4

Hipotesis

Fraksi n-heksana, etil asetat dan etanol biji jinten hitam mempunyai aktivitas yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidophilus.

1.5

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini secara tidak langsung diharapkan dapat memberikan informasi yang tepat tentang dosis konsumsi serbuk jinten hitam kepada konsumen yang selama ini secara teratur mengkonsumsi produk olahan serbuk biji jinten hitam. Hal ini dapat diketahui hanya dengan menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum)-nya. Dengan demikian, penelitian ini akan memberikan informasi di bidang kesehatan yang bermanfaat untuk lebih mengoptimalkan manfaat jinten hitam bagi tubuh dan mencegah ketidakseimbangan flora normal di dalam saluran pencernaan manusia yang diakibatkan pola konsumsi jinten hitam yang tidak tepat. Secara khusus hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dan standar bagi produsen produk jinten hitam maupun masyarakat umumnya untuk menentukan dosis pemakaian produk jinten hitam. Akhirnya dengan hasil penelitian nanti, dapat direkomendasikan jenis penggunaan produk jinten hitam yang tepat.


(1)

xiii

Halawani, Eman. (2009). Antibacterial Activity of Thymoquinone and Thymohydroquinone of Nigella sativa L. and Their Interaction with Some Antibiotics. Advances in Biological Research : 3 (5-6) : 148-152.

Hendrik. 2007. Habbatus Sauda', Thibbun Nabawi Dalam Menangani Berbagai Penyakit dan Memelihara Kesehatan Tubuh. Jawa Tengah: Pustaka Al- Ummat: 94-7; 120-1

Indriati, Gusti & Khaerati. (2009). Peluang Budidaya dan Manfaat Jintan Hitam (Nigella sativa). Dalam Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Vol. 15 ; Hal : 23-25.

Julita, Nurma. Suyatno. 2012. Aktivitas Antibakteri Senyawa Flavonoid dari Tumbuhan Paku Perak (Pityrogramma calomelanos). UNESA Journal of Chemistry Vol. 1 No. 1.

List PH and Schmidt PC. 1989. Phytopharmaceutical Technology. Germany: CRC Press Inc., pp 107-112.

Mashhadian, N.V., Rakhshandeh, H. 2005. Antibacterial and antifungal effects of nigella sativa extracts against S. aureus, P. aureginosa, and C. albicans. Pak J Med Sci 21(1): 47-52.

Mayang, Permata, K., 2009. Pengaruh Pemberian Ekstrak Jintan Hitam (Nigella sativa) Terhadap Perubahan Histopatologik Hepar Mencit BALB/C yang Diinfeksi Salmonella thyphirimum. Semarang: Skripsi Program Sarjana Farmasi

Meida, Khalsovia. 2011. Perbandingan Efektivitas Ekstrak Etanol Bawang Putih (Allium sativum) dengan Kloramfenikol sebagai Antimikroba Salmonella thypi Secara In Vitro . Malang: Skripsi Program Sarjana Farmasi.

Moretti, A., D’Antuono, L.F., and Elementi, S. (2004) Essential Oils of Nigella sativa L. and Nigella damascene L. Seed. Journal of Essential Oil Research.

Nickaver, Bahman., Mojab, Faraz., Javidnia, Katoyun., Amoli, Mohammad Ali Roodgar. (2003). Chemical Composition of The Fixed and Volatile Oils of Nigella sativa L. From Iran. Naturforsch. 58c, 629-631.

O.A. Abu-Zinadah. (2009). Using Nigella sativa oil to Treat and Heal Chemical Induced Wound of Rabbit Skin. J.K.A.U. 21(2) : 335-346.

Pratiwi,T . 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Randhawa, M.A., Al-Ghamdi, M.S. 2002. A review of pharmacotherapeutic effects of Nigella sativa. Pakistan Medical Research Journal. 41: 2

Rios J.J., Recio M.C. and Villae, A., 1988. Screening Methods for Natural Products with Antimicrobial Activity : A Review of The Literature Journal


(2)

xiv

of Etnopharmacology. Vol. 23. Elsifier Scientific Publisher Ireland Ltd, pp. 127-149

Sa’ad, Muhammad. 2009. Uji Aktivitas Penangkap Radikal Isolat A dan B Fraksi IV Ekstrak Etanol Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L) dengan Metode DPPH. Surakarta: Skripsi Program Sarjana Farmasi.

Salminen, S. and A. Wright. Lactic Acid Bacteria. Microbiology and Functional Aspects. 2nd Ed. Mercel Dekker, Inc. New York.

Shakkashiri. 2009. Chemical of the week: ethanol. www.scifun.org. Kamis, 5 Februari 2009. http://scifun.chem.wisc.edu/chemweek/chemweek.html. Diakses tanggal 1 Desember 2011.

Soeharsono, Adriani Lovita, Safitri Ratu, Sjofjan Osfar, Abdullah Sirajudin, Rostika Rita, Lengkey A.W. Hendronoto, Musawwir Andi. 2010. Probiotik; Basis Ilmiah, Aplikasi, dan Aspek Praktis. Bandung: Widya Padjajaran. Hal 22, 47-54, 65, 70, 94, 123-124.

Stahl, Egon. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Spektroskopi. Bandung: ITB.

Suryo, Joko. (2010). Herbal Penyembuh Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta : Mizan Publika. Hal : 98-100.

Sugiarto Didik. Khasiat Jinten Hitam Untuk Menyembuhkan Penyakit Berat. Kebahagiaan Terbesar. Senin, 11 Januari 2010.

http://www.didiksugiarto.com/2010/01/khasiat-jinten-hitam-untuk-mengobati.html. diakses tanggal 1 Desember 2011.

Wiryawan, Adam. 2011. Analisis Mikrobiologi. Situs Kimia Indonesia Chem-is-try.org. Minggu, 1 Januari 2011. http://www.chem-is- try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/analisis-mikrobiologi/analisis-mikrobiologi/ Diakses tanggal 17 Desember 2011

Yulianti, Sufrida & Junaedi, Edi. (2006). Sembuhkan Penyakit Dengan Habbatus Sauda’ (Jinten Hitam). Jakarta: Agromedia Pustaka.


(3)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Dewasa ini, para pakar obat herbal sedang berlomba-lomba untuk mengembangkan formula obat tradisional dalam pengembangan penggunaan obat herbal khususnya di Indonesia. Berbagai riset dan penelitian banyak dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan di dunia untuk membuktikan potensi obat herbal yang lebih aman dan efektif digunakan bila dibandingkan dengan obat-obat kimia sintetik.

Di Indonesia, sudah menjadi budaya bangsa bahwa keanekaragaman hayati dan hewani dimanfaatkan guna memelihara kesehatan dan mengobati penyakit. Namun, bahan baku obat yang berasal dari binatang dan batu-batuan mineral, jarang digunakan. Tumbuhan obat yang dinilai aman untuk digunakan tetap dilestarikan, sedangkan tumbuhan yang menyembuhkan tetapi dapat menimbulkan gangguan pada tubuh (efek samping) pada umumnya tidak digunakan (Dalimartha, 2003)

Penggunaan obat tradisional di Indonesia pada hakekatnya merupakan bagian kebudayaan bangsa Indonesia. Keuntungan nyata dari penggunaan obat tradisional adalah efek samping yang relatif kecil dibandingkan obat modern, juga dapat digunakan sebagai senyawa penuntun untuk penemuan obat-obat baru. (Fitri, 2008) Meskipun secara empiris obat tradisional mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, tetapi khasiat dan keamanannya belum terbukti secara klinis, selain itu belum banyak diketahui senyawa-senyawa yang bertanggung jawab terhadap khasiat obat tradisional tersebut.

Salah satu tanaman yang secara empiris banyak digunakan sebagai obat tradisional di daerah Timur Tengah dan Asia Tenggara khususnya di Indonesia adalah tanaman jinten hitam dan yang biasa digunakan dalam pengobatan adalah bagian bijinya.

Jinten hitam dengan nama latin Nigella sativa Linn. ini memiliki banyak manfaat yang sangat baik untuk kesehatan. Di seluruh dunia, atau di daerah Asia


(4)

2

Tenggara dan Timur Tengah khususnya, serbuk biji tanaman jinten hitam banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Hal ini diperkuat dengan keyakinan masyarakat muslim terhadap sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa “ Habbatus sauda’

adalah obat dari segala penyakit kecuali kematian.” (H.R. Muslim)

Perkembangan teknologi kesehatan yang pesat diikuti dengan eksperimen, riset, dan penelitian telah membuktikan khasiat dari tanaman jinten hitam tersebut. Berdasarkan penelitian, jinten hitam bermanfaat sebagai antioksidan, antikanker, antikolesterol, antihistamin, analgesik, antibiotik, imunomodulator, dan sebagainya (Rhandawa & Al-Ghamdi, 2002). Para ilmuwan di Eropa baru-baru ini menyatakan bahwa jinten hitam (The Black Seed) bekerja sebagai antimikroba dan antimikotik (Hendrik, 2007). Salah satu kandungan jinten hitam adalah minyak atsiri. Komponen utama yaitu minyak atsiri (terdiri dari timokuinon, timohidrokuinon, ditimokuinon, timol) dan tanin terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan fungi, meskipun mekanisme aksi antimikroba dari senyawa-senyawa ini belum sepenuhnya bisa dijelaskan. (Mashhadian & Rakhshandeh, 2005; Al-Jabre et al., 2003).

Jinten hitam yang awalnya dikonsumsi hanya untuk terapi suatu penyakit mulai berubah pola konsumsinya menjadi suplemen makanan yang saat ini bahkan diminum setiap hari dengan dosis yang tinggi. Mengingat berbagai penelitian membuktikan bahwa jinten hitam memiliki aktivitas antibakteri dan memiliki efek letal yang lebih tinggi jika dikombinasikan dengan antibiotik (Halawani, 2009, Abu-Zinadah, 2009). Hal tersebut menyebabkan terjadinya ancaman pada pertumbuhan mikroflora normal di saluran pencernaan manusia. Maka, direkomendasikan adanya penentuan kadar atau dosis standar dari jinten hitam yang tidak mengganggu pertumbuhan mikroflora normal khususnya bakteri probiotik seperti Lactobacillus acidophilus di dalam saluran pencernaan manusia. Sebagaimana telah diketahui bersama, bakteri-bakteri probiotik seperti jenis bifidobacterium dan lactobacillus merupakan bakteri yang bertempat di saluran pencernaan. Usus besar yang sehat harus mengandung probiotik (bakteri bersahabat) minimal 85% untuk mencegah kolonisasi mikroba buruk seperti E.


(5)

3

coli dan Salmonella sp yang menyebabkan diare, mual, sembelit, kembung, penyerapan makanan buruk dan masalah kesehatan lainnya. (Lovita, 2010)

Lactobacillus acidophilus membantu pencernaan laktosa susu, merangsang respon kekebalan tubuh terhadap mikroorganisme yang tidak diinginkan dan membantu mengendalikan kadar kolesterol darah. Banyak publikasi yang menunjukkan bahwa Lactobacillus acidophilus menghasilkan zat seperti lactocidine atau acidophiline yang meningkatkan stamina dan kekebalan (Anonim, 2010). Oleh karena manfaat bakteri probiotik yang begitu besar dalam saluran pencernaan manusia dan ancaman yang timbul akibat perubahan pola konsumsi jinten hitam terhadap bakteri probiotik tersebut, maka perlu diteliti KHM (Kadar Hambat Minimum) dari biji tanaman jinten hitam sehingga didapatkan kadar yang aman dalam mengkonsumsinya.

Pada penelitian ini digunakan fraksi n-heksana, etil asetat, dan etanol yang berfungsi untuk melarutkan zat antimikroba (timokuinon, timohidrokuinon) jinten hitam. Seperti diketahui bahwa fraksi pelarut yang digunakan memiliki tingkat kepolaran yang berbeda, n-heksana bersifat nonpolar, etil asetat bersifat semipolar dan etanol yang bersifat polar. Dengan adanya tingkat kepolaran yang berbeda-beda pada tiap pelarut ini maka diharapkan zat-zat aktif yang terkandung pada biji jinten hitam lebih banyak yang terlarut. Zat yang bersifat nonpolar akan terlarut dalam n-heksana, zat yang semipolar akan terlarut dalam etil asetat, dan zat dengan sifat polar akan lebih banyak yang terlarut dalam etanol (Shakkashiri, 2009).

Dengan penelitian ini diharapkan akan diketahui kadar hambat minimal dari fraksi n-hekana, etil asetat, dan etanol biji jinten hitam terhadap bakteri probiotik khususnya Lactobacillus acidophilus. Hal ini tentu sangat penting, mengingat masih sedikit penelitian yang menunjukkan tingkat keamanan mengkonsumsi jinten hitam dengan kadar yang digunakan dalam beberapa produk tersebut saat ini.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut diatas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :


(6)

4

1. Apakah Fraksi n-heksana, etil asetat, dan etanol dari biji jinten hitam (Nigella sativa) mempunyai aktivitas tertentu terhadap pertumbuhan Lactobacillus acidophilus secara in vitro ?

1.3

Tujuan Penelitian.

Berdasarkan uraian dalam rumusan masalah tersebut diatas, dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui adanya aktivitas tertentu dari fraksi n-heksana, etil asetat, dan etanol biji jinten hitam (Nigella sativa) terhadap pertumbuhan Lactobacillus acidophilus secara in vitro.

1.4

Hipotesis

Fraksi n-heksana, etil asetat dan etanol biji jinten hitam mempunyai aktivitas yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidophilus.

1.5

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini secara tidak langsung diharapkan dapat memberikan informasi yang tepat tentang dosis konsumsi serbuk jinten hitam kepada konsumen yang selama ini secara teratur mengkonsumsi produk olahan serbuk biji jinten hitam. Hal ini dapat diketahui hanya dengan menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum)-nya. Dengan demikian, penelitian ini akan memberikan informasi di bidang kesehatan yang bermanfaat untuk lebih mengoptimalkan manfaat jinten hitam bagi tubuh dan mencegah ketidakseimbangan flora normal di dalam saluran pencernaan manusia yang diakibatkan pola konsumsi jinten hitam yang tidak tepat. Secara khusus hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dan standar bagi produsen produk jinten hitam maupun masyarakat umumnya untuk menentukan dosis pemakaian produk jinten hitam. Akhirnya dengan hasil penelitian nanti, dapat direkomendasikan jenis penggunaan produk jinten hitam yang tepat.