2. Sistem activity based costing lebih jauh mengakui hubungan sebab akibatantara penggerak biaya dengan kegiatan.
3. Sistem activity based costing menghasilkan banyak informasi mengenaikegiatan sumber yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan tersebut. 4. Sistem activity based costing menawarkan bantuan dalam
memperbaikiproses kinerja dan menyediakan informasi yang lebih baik untukmengidentifikasi kegiatan yang banyak pekerjaan.
5. Sistem activity based costing menawarkan bantuan dalam memperbaikiproses kinerja dan memperbaiki informasi yang lebih
baik untukmengidentifikasi kegiatan yang banyak pekerjaan. 6. Sistem activity based costing menyediakan data yang relevan hanya
jikabiaya setiap kegiatan adalah sejenis dan benar-benar proporsional.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan tinjauan pustaka yaitu beberapa penelitaian berikut ini
1. Penelitian dilakukan oleh I Nyoman Norman 2009. Penelitian dilakukan pada UTP PSKTP Bali untuk produk relief brahmana menghasilkan
kesimpulan bahwa perhitungan harga pokok produksi menggunakan sistem ABC lebih rendah dibandingkan dengan sistem konvensional,
sehingga persediaan akhir yang ada pada UTP PSTKP Bali lebih besar daripada yang seharusnya atau terjadi undervalue dalamlaporan
keuangannya.
2. Penelitian lain yang sejenis dilakukan oleh Rini Martusa, Stephanus Ryan Darma dan Verani Carolina pada perusahaan pembuatan kain grey di
Bandung 2009. Hasil penelitiannya memberikan kesimpulan bahwa perhitungan harga pokok produksi menggunakan sistem konvensional
untuk produk kain grey polos menghasilkan harga pokok produksi lebih besar atau overcosted dibandingkan dengan sistem ABC. Sedangkan
perhitungan harga pokok produksi untuk kain grey corak dengan sistem konvensional menghasilkan harga pokok produk lebih kecil atau
undercosted dibandingkan dengan sistem ABC. Meskipun sistem ABCmenghasilkan harga pokok produkyang rendah untuk kain grey
polos dan menghasilkan harga pokok produk yang lebih tinggi untuk kain grey corak, tetapi perhitungan sistem ABC benar-benar mencerminkan
konsumsi sumberdaya yang digunakan dalam proses produksi. 3. Penelitian lain dilakukan oleh Anang Fachroji 2005 pada PT TMG
Surabaya dalam memproduksi majalah. Hasil penelitiannya menunjukkan pembebanan biaya overhead pabrik ke produk dengan menggunakan
sistem konvensional terjadi penyimpangan biaya baik undercosting maupun overcosting terhadap penentuan harga produksi tiap produk.
Penyimpangan biaya ini ditunjukkan sistem activity based costing. Untuk majalah Hidayatullah terjadi kenaikan harga sebesar Rp 4.204,50 atau
0,58 dari Rp 25.012,26 menjadi Rp 25.227,05. Sedangkan untuk majalah Al Falah mengalami penurunan harga sebesar Rp 2.646,44 atau
2,91 dari harga Rp 16.341,34 menjadi Rp 15.878,68.
2.3 Kerangka Berfikir