Hubungan Tingkat Paparan Bau sampah Dengan Tingkat Keluhan Pernafasan Pada Petugas Sampah di TPA Supit Urang Kota malang

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Sampah adalah hasil sisa setiap kegiatan ataupun sisa sebuah proses

kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia pasti menghasilkan sampah, baik sampah
pabrik ataupun sampah rumah tangga. Sampah-sampah tersebut akan dikumpulkan
dalam sebuah tempat yang di sebut dengan TPA (Tempat Pembuangan Sampah
Akhir). Sampah adalah semua jenis bahan padat, termasuk cairan dalam container yang
dibuang sebagai bahan buangan yang tidak bermanfaat atau berbagai barang yang
dibuang karena berlebihan (Sarudji dan Keman, 2010). Tumpukan- tumpukan sampah
tersebut akan menimbulkan bau dan tempat berkembang biaknya jamur maupaun
bakteri.
Hidrogen sulfida (H2S) adalah gas yang dihasilkan oleh sampah, bau ini
merupakan suatu gas yang tidak berwarna ,sangat beracun, mudah terbakar dan
memiliki karakteristik bau telur busuk. Nama kimia lain ini adalah dihidrogen sulfida
dan dikenal juga sebutan sebagai gas rawa atau asam sulfida (ATSDR, 2000). Gas ini
dapat menyebabkan dampak yang buruk bagi kesehatan. Gas H2S dengan cepat
diserap oleh paru-paru. Pada konsentrasi rendah dapat menyebabkan iritasi mata,

hidung atau kerongkongan, bahkan dapat terjadi kesulitan pernafasan pada penderita
asma. Paparan H2S dengan konsentrasi rendah dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan efek permanen seperti gangguan saluran pernafasan, sakit kepala, dan
batuk kronis. Sebuah penelitan di luar negri menyatakan bahwa paparan ini mampu
mengakibatkan penyakit pernafasan yang sangat fatal, penelitian tersebut dilakukan
untuk menguji efek dari paparan bioaerosols pada kesehatan pernapasan pengumpul

1

2

sampah dan pekerja air limbah. Dalam 5 tahun penelitian prospektif kohort dengan
hasil gejala pernapasan, obstruksi penyakit saluran napas efektif dan pengukuran
serum paru-spesifik protein. Efek baik pada pekerja yang sehat tidak ditemukan
(Woong & Poole, 2013).
Perbandingkan antara subyek kurang terekspos dengan subyek yang tepajan
hasilnya adalah mengalami keluhan saluran nafas dengan durasi paparan bioaerosol
(> 5 tahun). Setidaknya telah dilaporkan dalam penelitian ini dengan paparan kronis
bioaerosols adalah peradangan saluran napas, keluhan peradangan saluran napas oleh
karena terpapar mikroorganisme dalam kisaran konsentrasi tinggi dalam udara juga

telah terjadi. Serupa dengan yang di ukur pada 200 m dari tempat penelitian ini,
selanjutnya keluhan iritasi pernapasan (peningkatan frekuensi batuk, sesak napas, dan
diagnosis bronkitis) telah dilaporkan dalam studi kesehatan mengenai pemaparan
mikroorganisme. Tempat kerja dengan penanganan sampah dan kompos,
meningkatkan frekuensi napas yang berhubungan iritasi membran pernafasan, batuk,
dan bronchitis, antara lain telah dilaporkan memiliki gejala yang sama dengan yang
dilaporkan dalam penghuni rumah berjamur atau lembab. Tingginya angka kejadian
ditemukan di kedua analisis ini, hal ini dapat menunjukkan bahwa bau yang dirasakan
mengganggu, menimbulkan pengaruh pada keluhan saluran napas. Bau busuk selalu
dikaitkan dengan bioaerosols yang menimbulkan tingkat keluhan kesehatan (Herr
CEW, 2014).
Bau sampah yang sangat mengganggu dan berbahaya terdapat juga
mikroorganisme yang hidup di tumpukkan sampah tersebut, yaitu jamur dan bakteri
bahkan virus. Mikroorganisme ini bisa ditemui di timpukan sampah, mikroorganisme
yang hidup di tumpukkan sampah tersebut, yaitu jamur Aspergillus fumigatus, jamur ini
bisa di temui di sampah organik, meskipun terdapat lebih dari 100 spesies, jenis yang

3

dapat menimbulkan penyakit pada manusia ialah Aspergillus fumigatus dan Aspergillus

niger, kadang-kadang bisa juga akibat Aspergillus flavus dan Aspergillus clavatus yang
semuanya menular dengan transmisi inhalasi. Aspergillus fumigatus adalah jamur yang
ditemukan pada tanaman yang membusuk. Aspergillus yang terinhalasi oleh manusai
mempengaruhi orang-orang yang sehat tetapi dalam penyakit asma spora ini terjebak
dalam cairan lengket yang ditemukan di saluran pernafasan dan membentuk mukus
ini berbentuk sumbatan yang mengandung spora A. fumigatus dan eosinofil. Pada
lumen saluran napas akan terjadi presipitasi antibodi IgE dan IgG melalui reaksi
hipersensitivitas tipe I menyebabkan deposit kompleks imun dan sel-sel inflamasi di
mukosa bronkus. Saat inhalasi antigen Aspergillus memicu alergi reaksi pada individu
atopik, yang dapat bermanifestasi sebagai Aspergillus-induced asma, alergi
bronkopulmonalis aspergillosis (ABPA) dan alergi Aspergillus sinusitis (AAS).
Paparan bau sampah yang terindikasi Aspergillosis dapat menginfasi sistem
pernafasan manusia yang berada disekitarnya dalam waktu lama infasi ini akan
menimbulkan efek kronis seperti penyakit pernafasan seperti diatas.
Petugas sampah sangatlah rentan terhadap paparan bau sampah dan
mikroorganisme yang berkembang biak di tumpukkan sampah tersebut. Keadaan
lingkungan kerja yang sering penuh oleh debu, uap, kotoran dan yang lainnya yang di
satu pihak mengganggu produktifitas dan mengganggu kesehatan di pihak lain.
Keadaan ini semakin lama akan menyebabkan terjadinya ganguan pernafasan ataupun
dapat mengganggu fungsi paru. TPA Supit Urang merupakan salah satu TPA yang

berada di kota Malang, dengan produktifitas sampah yang besar, jumlah pekerja yang
berada di TPA tersebut sekitar 31 orang dengan berbagai kalangan yakni PNS, THL
(tenaga harian lepas), PTT (pekerja tidak tetap) dengan lama bekerja dalam sehari 8
jam. Dalam sehari truk-truk sampah yang mengangkut sampah datang ke TPA dari

4

pagi sampai dengan sore hari, mencapai lebih kurang ada 100 truk yang masuk ke
TPA. Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan kepala TPA dan para petugas
sampah tidak banyak yang mengalami keluhan pernafasan namun sebagian pekerja
juga mengeluhkan gangguan pernafasan seperti pilek, sesak nafas dan batuk dahak,
keluhan tersebut hanya di rasakan beberapa pekerja ditempat bekerja pada bagian
operator yakni dalam proses mengumpulkan sampah. Penggunaan Alat Pelindung
Diri pada petugas tidak intensif dan mereka hanya menggunakan ketika saat tertentu
seperti pada hari membersihkan lingkungan.
Sangat penting dilakukan penelitian tentang pengaruh paparan bau sampah
yang dialami oleh para petugas sampah di TPA tersebut yang kemungkinan besar
udara disekitar mengandung partikel zak kimia ataupun mikroorganisme yang
membahayakan dan masuk terhirup saat melakukan aktifitas kerja. Posisi kerja dalam
kegiatan para pekerja sehari- hari ini berbeda-beda, seperti contoh pekerja yang

berada di bagian kantor yang jaraknya jauh dengan lokasi pengumpulan sampah
mendapapt paparan bau sampah yang minimal, sedangkan pekerja yang berada di
bagian louding dan operator mendapat paparan bau sampah yang maksimal.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat di temukan rumusan

masalah “ Apakah ada pengaruh antara tingkat paparan bau sampah terhadap
tingkat keluhan pernafasan pada petugas sampah” ?
1.3

Tujuan Penelitian
1.3.1

Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat
paparan bau sampah dengan tingkat keluhan pernafasan pada petugas
sampah di TPA Supit Urang kota Malang.


5

1.3.2

Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi paparan bau sampah kepada petugas sampah
2. Mengidentifikasi keluhan pernafasan pada petugas sampah akibat
paparan bau sampah
3. Mengetahui apakah ada hubungan tingkat paparan bau sampah
dengan tingkat keluhan pernafasan.

1.4

Manfaat Penelitian
1.4.1

Manfaat bagi Peneliti
Sebagai ilmu baru dan pengetahuan baru tentang hubungan antara
tingkat paparan bau sampah terhadap tingkat keluhan pernafasan
pada masyarakat khususnya petugas sampah dan dapat melakukan

upaya preventif pada masyarakat agar mengetahui tanda gejala
keluhan pernafasan sehingga menurunkan angka kejadian penyakit
pernafasan.

1.4.2

Manfaat bagi Masyarakat
Setelah dilakukan penelitian dapat meningkatkan wawasan dan
pengetahuan yang berguna untuk masyarakat pada umumnya
terutama pada pekerja sampah agar dapat mencegah dan mengenali
tanda gejala penyakit pernafasan.

1.4.3

Manfaat Bagi Institusi
Memberi masukan terhadap pencegahan dan pendeteksian terhadap
penyakit pernafasan yang terjadi pada masyarakat sehingga di peroleh
implementasi yang sesuai dan dapat di gunakan untuk mengetahui
seberapa besar hubungan tingkat paparan bau sampah ini dapat
berpengaruh terhadap tingkat keluhan pernafasan.


6

1.4.4

Manfaat bagi perawat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perawat dalam
meningkatkan

status

kesehatan

masyarakat

khusunya

yang

berhadapan secara langsung dengan agen penyakit.

1.5

Keaslian Penelitian
1. Penelitian yang di lakukan oleh Yudhita (2012) mahasiswa S2
Universitas

Indonesia

mengenai

Pengaruh

keberadaan

tempat

penampungan sementara (TPS) terhadap kualitas udara mikrobiologi di
sekitarnya, populasi dalam penelitian ini adalah mikroorganisme yang
berada di udara yitu fungi dan bakteri, sedangkan sampelnya diambil
menggunakan obyek sebagai tempat tumbuh fungi dan bakteri,

dengan hasil bahwa kualitas udara di sekitar TPA tersebut memiliki
kualitas udara yang buruk, terdapat jamur,virus dan partikel-partikel
lain di dalam udara,
2. Penelitian yang di lakukan oleh Nisak (2014) tentang Hubungan masa
kerja tenaga pembuat mebel denan terjadinya gangguan saluran pernafasan pada
pekerja home industri mebel di kecamatn turen kabupaten malang , dengan
hasil bahwa para pekerja mengalami gangguan saluran pernafasan
dengan gejala asma ringan sampai sedang.
3. Sebuah jurnal internasional oleh Herr dan Nieden (2014) Effects of
bioaerosol polluted outdoor air on airways of residents , dengan jumlah
populasi 356 orang dengan metode cross sectional, hasil penelitian
Untuk pertama kalinya warga terkena polusi bioaerosol ditunjukkan
untuk melaporkan keluhan pernapasan iritasi mirip dengan iritasi
membran mucous secara independen dari yang dirasakan.

7

4. Dalam jurnal internasional dengan judul Assessment of Respiratory Symptoms and
Lung Functional Impairments among a Group of Garbage Collectors oleh Neghab
dkk (2013), dengan hasil penelitian data menunjukkan bahwa beberapa


gejala penyakit pernafasan secara signifikan lebih umum di kalangan
kolektor sampah. Demikian juga yang diamati pada beberapa
parameter fungsi paru. Gangguan ventilasi ditemukan di spirometri
kolektor sampah adalah konsisten dengan penyakit paru obstruktif..
Penelitian ini menggunakan t-test pelajar, Chi-square atau uji Fisher.
Perbedaan penelitian yang di lakukan dengan penelitian yang sebelumnya
adalah tingkan paparan bau sampah sebagai variabel independen dan tingkat keluhan
pernafasan sebagai variabel dependen dan tempat penelitianpun yang berbeda.

HUBUNGAN TINGKAT PAPARAN BAU SAMPAH DENGAN
TINGKAT KELUHAN PERNAFASAN PADA PETUGAS
SAMPAH DI TPA SUPIT URANG KOTA MALANG

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
UniversitasMuhammadiyah Malang

Oleh:
MILA QHOLISSATIN NIKMAH
NIM. 201010420311130

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

i

ii

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Mila Qholissatin Nikmah

NIM

: 201010420311130

Program Studi

: Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi

: Pengaruh Tingkat Paparan Bau Sampah Dengan Tingkat
Keluhan Pernafasan Pada Petugas Sampah

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang
saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, Januari 2015
Yang Membuat Pernyataan,

Mila Qholissatin Nikmah
NIM. 201010420311130

iv

PERSEMBAHAN
assalamualaikum wr, wb
Puji syukur alhamdulillah atas segala limpahan rejeki dan kemudahan
yang telah allah swt berikan ke[padaku, hamnya yang berkekurangan ini,
sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi besar
Muhammad saw yang telah membimbing kita dari jaman jahiliyah ke
jaman yang islam yang indah ini.

Skripsi ini ak peruntukkan untuk kedua orang tua yang telah bekerja
keras mencari nafkah dan membimbing demi keperluan kuliah di
keperawatan ini, untuk bude dan pak poh yang tak henti-henti
memotivasi dan mengarahkanku dalam berkarir dan menjalankan
pendidikan ini, semoga beliau slalu dalam limpahan rejeki, kesehatan dan
kebarokahan,
Kepada keluarga kakakku mas dirham, mbak meri, kak azka dan dek
raisa yang sangat baik dan menyanyangiku selama menuntut ilmu, dan
yang telah bersedia menjagaku di kota asing ini
Untuk sahabatku diana, dira, dan tika yang dari awal slalu mendukung
dan menghiburku
Sahabtku dari tanah blambangan astri eka arisandi, alhamdulillah kita
lulus bareng :D
Untuk keluarga cantika meri dan cece semoga dipermudah dan di
perlancar skripsinya
Teman-teman psik c 2010 yang sangat sangat ak sayangi semoga kalian
diberi kemudahan untuk lulus :*
v

Untuk teman-teman kkn yang baik hato trimakasih banyak, be happy
geng 
Untuk teman-teman PIK Sehati dan Danar, dan juga staf BNN kota
malang trimakasih atas bimbingan dan pengalam yang telah di berikan
padaku dalam berorganosasi
Terimakasih sebanyak-banyaknya untuk pembimbingku ibu henik dan
prof jono yang slalu memotivasi dan memberikan kemudahan dalam
penyusunan skripsi ini,, semoga dilimpahkan rejeki dan kesehatan yaa ibu
 prof jon 
Kepada DKP kota malang dan staf TPA supit urang terimakasih telah
memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian di sana :D
Dan kepada orang-orang yang tak bisa ak sebutkan satu persatu
trimakasih banyak kalian adalah yang terbaik 
Wassalamualaikum

Mila Qholissatin Nikmah S.Kep

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Tingkat Paparan Bau Sampah
Dengan Tingkat Keluhan Pernafasan Pada Petugas Sampah ". Skripsi ini merupakan salah satu
syarat guna memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan
proposal skripsi ini. Bersamaan dengan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep., Sp. Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu NurulAini, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Prof. Dr. Ir. SujonoM.Kes selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing
penulis dengan sabar dan penuh motivasi.
4. Henik Tri RahayuS.Kep., Ns., MS selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing penulis dengan sabar dan penuh motivasi.
5. Dinas Kebersihan Dan pertamanan yang telah memberikan ijin dan remomendasi
tempat penelitian.
6. Kepala UPT TPA Supit Urang yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian
di tempat.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian proposal skripsi ini.

vii

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun.
Penulis berharap semogaskripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan instansi
kesehatan terutama bidang keperawatan khususnya keperawatan komunitas dan KMB.
Semoga Allah senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan
selalu mengingatkan kasih sayang-Nya untuk kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, Januari 2014

Penulis

viii

ABSTRAK
Hubungan Tingkat Paparan Bau sampah Dengan Tingkat Keluhan Pernafasan
Pada Petugas Sampah di TPA Supit Urang Kota malang
Mila Qholissatin Nikmah1, Sujono,2
Henik Tri Rahayu,3
LatarBelakang: Bau sampah adalah bau busuk yang di timbulkan oleh tumpukan
sampah dari sisa kegiatan manusia sehari- hari, Bau sampah ini jika terhirup oleh sustem
pernafasan kita dalam jangka waktu yang lama dan sering maka akan menimbulkan efek
gangguan pernafasan. Petugas sampah yang setiap hari bekerja di tumpukan sampah
memiliki resiko tinggi mengalami gangguan pernafasan dengan terlihatnya tingkat
keluhan pernafasan yang mereka alami. Dari keluhan tersebut bisa diketahui bahwa
mereka terinflamasi oleh bau sampah tersebut. Keluhan pernafasan yang sering dialami
oleh petugas sampah seperti batuk, nyeri dada, sesak nafas, batuk berdahak, bahkan
batuk berdarah.
MetodePenelitian:Desain penelitian yang digunakan adalah case control.Penelitian ini
dilakukan pada bulan Desember 2014 di TPA Supit Urang Kota Malang. Subjek
penelitian ini adalah pekerja yang bekerja di TPA tersebut sejumlah 26 responden
.Analisa data menggunakan ujiChi-Square.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan dari 26 responden yang telah diteliti didapatkan
hasil 14 responden dengan keluhan pernafasan berat, 7 dengan keluhan pernafasan
sedang dan 5 dengan keluhan pernafasan ringan. Keluhan utama yang dirasakan oleh
responden adalah (1) nyeri dada (2) batuk, (3) sesak nafas, (4) bunyi mengi, (5) sputum,
dan terakhir (6) hemoptisis. Hasil uji chi-Square didapatkan hasil dengan nilai signifikan
0,000 < 0,05 yang berarti H0 di tolak sehingga terdapat pengaruh tingkat paparan bau
sampah dengan tingkat keluhan pernafasan pada petugas sampah.
Kesimpulan: Ada pengaruh tingkat paparan bau sampah dengan tingkat keuhan
pernafasan pada petugas sampah
Kata Kunci: Tingkat paparan bau sampah, tingkat keluhan pernafasan .
1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
3. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

ix

ABSTRACT
Effect of Exposure to SmellGarbageWithLevel ofRespiratoryComplaints
of GarbageWorker
Mila Qholissatin Nikmah1, Sujono,2
Henik Tri Rahayu3
Background: The smell of garbage was a stench that caused by stacks of garbage from
human activities, this garbage smell if inhaled by our system respiratory for a long time
and often it will becausing respiratory disturbance effects. Officer’s garbage who work
everyday in a stacks of garbage have high risk of experiencing respiratory problems with
visibility of levels their experienced respiratory complaints. From the complaint can be
known the influance between level of exposure smell of garbage with level of respiratory
ccomplaints on garbage worker, that they were inflamed by the smell of garbage.
Respiratory symptoms often experienced by officer’s garbage such as cough, chest pain,
asphyxia, cough phlegm, and even coughing up blood.
Research Method: Reseach design that used case control. This research consisted on
december 2014 at TPA Supit Urang Kota Malang. Subject of this researc is workers at
TPA a number of 26 respondent. Data analysis used Chi-Square test.
Results: The results showed of the 26 respondents who had studied showed 14 (53,8 %)
respondents with severe respiratory complaints, 7 (26,9 %) with moderate respiratory
complaints and 5 (19,2%) with mild respiratory symptoms. The main complaints are
perceived by the respondents are(1) chest pain(2) cough, (3) asphyxia, (4) wheezing, (5)
sputum, and finally (6) hemoptysis. The results of the chi-square test showed significant
value 0.000