Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani yang baik harus mampu meningkatkan pengetahuan anak tentang prinsip-prinsip gerak. Pengetahuan tersebut akan membuat anak mampu memahami bagaimana suatu keterampilan dipelajari hingga tingkatannya yang lebih tinggi. Dengan demikian, seluruh gerakannya bisa lebih bermakna. Sebagai contoh. anak harus mengerti mengapa kaki harus dibuka dan bahu direndahkan ketika anak sedang berusaha menjaga keseimbangannya. Pendidikan adalah rekonstruksi aneka pengalaman dari peristiwa yang dialami individu agar segala sesuatu yang baru menjadi lebih terarah dan bermakna. Tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai bagian integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha 2 yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik. neuromaskuler intelektual. dan sosial Abdul Kadir Ateng, 1992 : 4. Penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah dasar selama ini berorientasi pada pengajaran cabang-cabang olahraga yang sifatnya mengarah pada penguasaan teknik secara mendetail dari cabang olahraga yang diajarkan. Tuntutan yang demikian selalu mempengaruhi persepsi dari pola pikir guru pendidikan jasmani olahraga kesehatan. Kenyataan ini dapat dilihat di lapangan, dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan jasorkes di sekolah dasar belum dikelola dengan sebagaimana mestinya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa, baik dari segi kognitif, afektif, motorik, maupun fisik. Program pengajaran penjasorkes yang diselenggarakan di sekolah hendaknya dapat menciptakan berbagai bentuk keterampilan gerak dasar bagi gerak anak-anak di kelas-kelas permulaan sekolah dasar, melalui berbagai bentuk keterampilan gerak dasar. maka akan dapat meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan jasmani anak Aip Syarifudin dan Muhadi, 1992 : 20. Pengembangan Model pembelajaran Penjasorkes merupakan salah satu upaya menyelesaikan permasalahan terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di Sekolah. Dari hasil pengamatan selama ini, pengembangan model pembelajaran Penjasorkes yang dilakukan oleh para guru Penjasorkes dapat membawa suasana pembelajaran yang inovatif, dengan terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan dapat memotivasi peserta didik untuk lebih berpeluang untuk mengeksploitasi gerak secara luas dan bebas, sesuai tingkat kemampuan yang dimiliki 3 Lingkup fisik luar sekolah yang merupakan salah satu sumber belajar yang efektif dan efisien, selama ini belum dapat dioptimalkan oleh para guru Penjasorkes dalam pembelajarannya. Guru Penjasorkes masih berkutat dalam lingkungan fisik dalam sekolah, biarpun dengan berbagai persoalan dan keterbatasannya. Para guru lupa bahwa lingkunga fisik diluar sekolah ada situasi dan kondisi yang menarik dialam bebas berupa lahan kosong, persawahan, perkebunan, hutan, perbukitan, sungai, pantai, perumahan, dan lain lain, yang jika dimanfaatkan secara optimal melalui pengembangan model pembelajaran akan dapat membantu para guru dalam meningkatkan pembelajaran Penjasorkes yang inovatif. SD Negeri Tugu Lor 02 Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak terletak di anatara perumahan atau kampung dan areal persawahan serta masih aktif dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar. Tidak semua SD Negeri yang ada di wilayah Kecamatan Karanganyar memiliki lapangan atau halaman untuk berolahraga pada umumnya secara lengkap, termasuk SD Negeri Tugu Lor 02 yang hanya mempunyai halaman sekolah yang tidak luas dan biasanya hanya digunakan untuk kegiatan upacara. Halaman sekolah yang tersedia tidak dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan aktifitas pembelajaran olahraga terutama yang mebutuhkan lapangan yang luas. Sehingga guru penjas dalam kegiatan pembelajarannya harus pandai memanfaatkan areal persawahan yang ada disekitar sekolah guna pembelajaran penjasorkes. Sehingga waktu pembelajaran tidak efektif, karena kegiatan bermain bola dilakukan di areal persawahan yang bukan milik sekolah sehingga kadang mengganggu pelaksanaanya terutama kalau musim tanam atau penghujan. 4 Tanggal 22 April 2011 telah dilakukan survey awal di SD Negeri Tugu Lor 02 terhadap 20 siswa mengetahui proses belajar mengajar pendidikan jasmani khususnya proses pembelajaran bermain bola, dan mengetahui efektifitas bermain bola yang diajarkan pada siswa SD untuk meningkatkan denyut jantung siswa. Tabel 1 Pengukaran Denynt Nadi Survei Awal Frekwensi denyut nadi kalimenit Jumlah siswa sebelum aktifitas Jumlah siswa setelah aktifitas 61 – 70 3 - 71 - 80 5 - 81 - 90 10 - 91 - 100 2 7 101 - 110 - 5 111 - 120 - 6 121 - 130 - 2 Sumber : hasil penelitihan awal melalui survei awal Hasil survey tentang sarana dan prasarana olahraga yang ada di SD N Tugu Lor 02 terlihat pada tabel berikut : Tabel 2. Sarana prasarana olahraga di SD Negeri Tugu Lor 02 Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi Bendera 20 buah Baik - cukup Gawang Kid Atletik 1 set Baik Mistar lompat Tinggi 1 set Baik Bak lompat Jauh 1 Baik Stop Wacth 1 Baik Roll meter 1 Baik Bola sepak 2 Baik- cukup Bola voly 2 Baik–cukup Bola takraw 2 Baik Lap.Bola Voli 1 Baik Lap.Bulu Tangkis 1 Baik Lap. Sepakbola - - 5 Dari permasalahan-peremasalahan tersebut diatas, maka dipandang penting adanya pengembangan model pembelajaran Penjasorkes yang perlu dilakukan di SD Negeri Tugu Lor 02 bahwasannya lingkungan fisik diluar sekolah yaitu areal Persawahan. Didalam kaitannya dengan lingkungan persawahan, penulis akan mengembangkan model pembelajaran bermain bola dengan lima gawang, yang semua aktifitas geraknya sangat erat kaitannya dengan semua komponen-komponen ranah yang terkandung dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yaitu fisik, afektif, psikomotorik, dan kognitif. Ranah Fisik dimana didalam pembelajaran bermain bola dengan lima gawang siswa mampu melakukan aktifitas fisik yang mendukung kegiatan secara keseluruhan. Ranah Afektif selama pembelajaran bermain bola dengan lima gawang berlangsung setiap siswa mempunyai emosional yang berbeda beda yang harus seorang guru pahami, apakah dengan bermain bola seorang siswa mampu mengendalikan emosinya ataukah tidak. Ranah Psikomotorik seorang guru juga harus memahami psikologi seorang siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran bermain bola dengan lima gawang. Ranah Kognitif siswa mampu berfikir untuk mengtur strategi selama kegiatan pembelajaran bermain bola dengan lima gawang berlangsung. Selain itu, siswa diajarkan untuk mamapu bekerja sama dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Pembelajaran bermain bola dengan lima gawang yang dimaksud adalah dimana siswa bermain bola di areal persawahan dengan lima gawang, dimana setiap regu menjadi pemain bertahan juga menjadai pemain menyerang. Jadi 6 setiap pemain berusaha mempertahan gawang tersebut serta berusaha memasukan bola tersebut ke gawang dengan menggunakan seluruh anggota tubuh, dikarenakan pada bermain ini tidak ada penjaga gawang. Dengan demikian penulis selaku guru Penjasorkes secara langsung mengangkat judul pengembangan model pembelajaran bermain bola lima gawang dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan Bagi Siswa Kelas IV Dan V SD Negeri Tugu Lor 02 Kecamatan Karanganyar Kebupaten Demak Tahun 2011, sebagai wahana penciptaan pembelajaran Penjasorkes yang inovatif, untuk menjadikan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan, yang sekaligus bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan peserta didik. Dari latar belakang diatas peneliti dapat memberikan alasan mengapa tentang pengembangan model pembelajaran penjasorkes tersebut perlu untuk diteliti, yaitu : a. Paradigma pembelajaran penjas dahulu lebih menekankan anak harus bisa menguasai teknik yang diberikan dengan baik, namun paradigma pembelajaran penjas yang berkembang sekarang bahwa yang terpenting anak sudah mau bergerak dan gembira merupakan tujuan utama dari pendidikan jasmani yang baik. b. SD Negeri Tugu Lor 02 mempunyai sarana dan prasarana penjas yang terbatas. terutama lapangan bermain bola. Sehingga guru yang tidak kreatif akan kesulitan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bermain bola. 7 c. Agar siswa mampu mengenal lebih dahulu arti penting olahraga pada umumnya dan penjasorkes khususnya sehingga tujuan dari penjasorkes dan olahraga dapat tercapai. d. Usia anak Sekolah Dasar kelas atas merupakan usia yang sangat penting untuk meningkatkan gerak dasar sehingga mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat usia pertumbuhan dan perkembangan gerak dasarnya. e. Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan kualitas hidup.

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN SEPAK BOLA GAWANG SKOR DALAM PENJASORKES BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 5 TUBANAN KECAMATANKEMBANG KABUPATEN JEPARA 2012 2013

0 6 165

PEMBELAJARAN DRIBBLE DAN PASSING DALAM BOLA BASKET MELALUI MEDIA BERMAIN BOLA PANTUL GAWANG MINI BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PENGARASAN 02 KECAMATAN DUKUHTURI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

0 9 139

pengembangan Model Pembelajaran gerak dasar lompat jauh dalam Penjasorkes melalui pendekatan lingkungan Persawahan pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Karanganyar 03 di Kecamatan Kedungbanteng

0 22 107

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN BOLA EMPAT GAWANG DALAM PENJASORKES MELALUI KAJIAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN BAGI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BANDUNG REJO 02 KECAMATAN KARANGANYAR

1 14 130

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN BOLA ENAM GAWANG DALAM PENJASORKES MELALUI KAJIAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN BAGI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI UNDAAN LOR 01 KECAMATAN KARANGANYAR

0 8 135

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK TUBUH DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI CANGKRING REMBANG 1 KECAMATAN KARANGANYAR

5 49 131

(ABSTRAK) PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN BOLA LIMA GAWANG DALAM PENJASORKES MELALUI KAJIAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN BAGI SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI TUGU LOR 02 KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011.

0 0 2

(ABSTRAK) PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN BOLA ENAM GAWANG DALAM PENJASORKES MELALUI KAJIAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN BAGI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI UNDAAN LOR 01 KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011.

0 0 2

Pengembangan Model Pembelajaran Lompat Jauh Dalam Penjasorkes Melalui kajian Lingkungan Persawahan pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kotakan 1 di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak Tahun 2011 .

0 0 1

(ABSTRAK) PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN BOLA EMPAT GAWANG DALAM PENJASORKES MELALUI KAJIAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN BAGI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BANDUNG REJO 02 KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011.

0 0 2