ANALISIS PERTUMBUHAN DAN KOMODITAS ANDALAN SUB-SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2009-2012

(1)

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN KOMODITAS ANDALAN SUB-SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN MALANG

TAHUN 2009-2012

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Sarjana Ekonomi

Oleh:

Arris Tristaniar Laksana 09630105

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

iii

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN KOMODITAS ANDALAN SUB-SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN MALANG

TAHUN 2009-2012

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Sarjana Ekonomi

Oleh:

Arris Tristaniar Laksana 09630105

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(3)

(4)

(5)

vi

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, didalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah diteliti atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Malang, 10 Mei 2014 Mahasiswa

Arris Tristaniar Laksana 09630105


(6)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segalarasa puji syukur pribadi peneliti panjatkan, atas segala ridho dan berkah illahi, serta yang telah melimpahkan berkat rahmat dan hidayah-nya kemurahan Allah SWT, dimanadengan kesadaran pribadi peneliti. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pertumbuhan Dan Komoditas Andalan Sub-Sektor Pertanian Di Kabupaten Malang Tahun 2009-2012” disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, program Ilmu Studi Ekonomi Pembangunan pada Universitas Muhammadiyah Malangtepat pada waktunya.

Didalam penyusunan tulisan ini disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi pertumbuhan sub-sektor pertanian, klasifikasi masing-masingkomoditas andalan sub-sektor pertanian antar Kecamatan di Kabupaten Malang Wilayah Provinsi Jawa Timur. Sebagai wacana kontribusi saran dan masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Malang dan Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Timur untuk mereftifikasi dalam perencanaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah secara implisit dan sistematis dalam suatu mekanisme kinerja peran dan fungsi Pemerintahan, serta adanya partisipasi, aspirasi semua elemen yang fokus terhadap prioritas kebijakan dalam intensitas terjadinya kebutuhan Pembangunan perekonomian disemua sektor ekonomi.

Selama penyusunan skripsi, peneliti telah banyak mendapat

bimbingan,dorongan serta motivasi dari beberapa pihak. Maka dari

itupenelitidengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Bapak. Dr. Muhadjir Effendy, MAP, selaku Rektor UMM.

2. Bapak. Dr. H. Nazaruddin Malik, SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis UMM.

3. Ibu Ida Nuraini, SE., M.Si selaku Kepala Jurusan IESP Fakultas Ekonomi & Bisnis UMM yang telah banyak memberikan bimbingan,


(7)

viii

saran, motivasi sehingga penyusunan dan penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Ibu Dra. Sudarti, M.Si dan Bapak Zainal Arifin, SE., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikanbimbingan, saran, motivasi serta petunjuk dengan sabar sehingga penyusunan dan penulisan skripsi ini dapat cepat, tepat terselesaikan dengan baik.

5. Lembaga BPS Provinsi Kabupaten Malang yang telah bersedia dan bekerja sama dengan baik dalam membantu penyelesaian skripsi ini. 6. Kedua orang tuaku dan keluarga besar tercinta yang telah mencurahkan

kasih sayang, doa dan pengorbanan materi yang tiada batas untuk penulis. Terima kasih atas semua yang telah engkau berikan, semoga aku bisa membahagiakan dan dapat mewujudkan segala harapan kedua orang tuaku tercinta.

7. Selanjutnya kepada Teman-teman seperjuangan sejurusan IESP FEB

UMM. Terima kasih atas persahabatan kalian selama ini.

Akhir kata, peneliti menyadari bahwa tiada gading yang tak retak dan tiada sempurnanya manusia dalam kehidupan ini. Dimana dalam penyusunan skripsi ini yang masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan yang disebabkan keterbatasan ilmu pribadi peneliti, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati dari pribadi peneliti mengharapkan kritik &saran yang dapat membangunagar tulisan ini lebih bermanfaat bagi pribadi peneliti maupun bagi semua pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 10 Mei 2014


(8)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ...iv

KARTU KENDALI KONSULTASI ... v

BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI/COMPREHENSHIP SARJANA STRATA 1 ... vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... viii

ABSTRAK ...ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB IPENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Perumusan Masalah ... 5

C.Batasan Masalah ... 6

D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 8

A.Landasan Penelitian Terdahulu ... 8

B.Landasan Teori ... 10

1. Pengertian Sektor Ekonomi ... 10

2. Perencanaan Ekonomi ... 10


(9)

x

4. Perencanaan Regional ... 13

5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 14

6. Teori Basis Ekonomi ... 17

7. Pembangunan Ekonomi Daerah ... 18

8. Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi ... 21

9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi ... 25

10. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi ... 28

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 30

A. Lokasi Penelitian ... 30

B. Jenis Penelitian ... 30

C. Jenis dan Sumber Data ... 30

D. Teknik Pengumpulan Data... 31

E. Definisi Operasional Variabel ... 32

1.Pertumbuhan Sektor Pertanian ... 32

2. Analisa Kontribusi ... 32

3.Location Quotient (Kuosien Lokasi) ... 32

4.Sektor-sektor Ekonomi... 33

F. Teknik Analisa Data dan Uji Hipotesis ... 33

1) Analisis Pertumbuhan Sub-Sektor Pertanian ... 33

2) Analisa Sumbangan (kontribusi) Sub-Sektor terhadap Sektor Pertanian ... 34

3) Location Quotient (Kuosien Lokasi) ... 35

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Gambaran Umum Kabupaten Malang ... 37

B. Analisa Pertumbuhan Sub-Sektor Pertanian Di Kabupaten Malang Tahun 2009-2012 ... 39

C. Analisa Kontribusi Komoditas Tanaman Pangan Terhadap Sub-Sektor Pertanian Di Kabupaten Malang Tahun 2009-2012 ... 42


(10)

xi

D.Analisa Location Quotient Komoditas Sub-Sektor

Tanaman Pangan Di Kabupaten Malang Tahun 2009-2012 ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... xviii


(11)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Pertumbuhan Sub-Sektor Pertanian Di Kabupaten Malang

Tahun 2009-2012 ... 40 Tabel 4.2 Kontribusi Komoditas Padi Pada Sub-Sektor Tanaman

Pangan Di Kabupaten Malang Tahun 2009-2012 ... 44 Tabel 4.3 Kontribusi Komoditas Jagung Pada Sub-Sektor Tanaman

Pangan Di Kabupaten Malang Tahun 2009-2012 ... 47 Tabel 4.4 Kontribusi Komoditas Ubi Kayu Pada Sub-Sektor Tanaman

Pangan Di Kabupaten Malang Tahun 2009-2012 ... 50 Tabel 4.5 Kontribusi Komoditas Ubi Jalar Pada Sub-Sektor Tanaman

Pangan Di Kabupaten Malang Tahun 2009-2012 ... 53 Tabel 4.6 Kontribusi Komoditas Kacang Tanah Pada Sub-Sektor

Tanaman Pangan Di Kabupaten Malang Tahun 2009-2012 ... 56 Tabel 4.7 LQ Komoditas Padi Pada Sub-Sektor Tanaman Pangan

Di Kabupaten Malang Tahun 2009-2012 ... 59

Tabel 4.8 LQ Komoditas Jagung Pada Sub-Sektor Tanaman Pangan

Di Kabupaten Malang Tahun 2009-2012 ... 61 Tabel 4.9 LQ Komoditas Ubi KayuPada Sub-Sektor Tanaman Pangan

Di Kabupaten Malang Tahun 2009-2012 ... 63 Tabel 4.10 LQ Komoditas Ubi Jalar Pada Sub-Sektor Tanaman Pangan

Di Kabupaten Malang Tahun 2009-2012 ... 65 Tabel 4.11 LQ Komoditas Kacang Tanah Pada Sub-Sektor


(12)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Peta Kabupaten Malang ... 39

Gambar 4.2 Pertumbuhan Rata-Rata Sub-Sektor Pertanian

Di Kabupaten Malang Tahun 2009-2012 ... 40

Gambar 4.3 Kontribusi Rata-rata Komoditas Padi Di Kabupaten

MalangTahun 2009-2012 ... 43

Gambar 4.4 Kontribusi Rata-rata Komoditas Jagung Di Kabupaten

MalangTahun 2009-2012 ... 46

Gambar 4.5 Kontribusi Rata-rata Komoditas Ubi Kayu Di Kabupaten

MalangTahun 2009-2012 ... 49

Gambar 4.6 Kontribusi Rata-rata Komoditas Ubi Jalar Di Kabupaten

MalangTahun 2009-2012 ... 52

Gambar 4.7 Kontribusi Rata-rata Komoditas Kacang Tanah


(13)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran

1. Data Sub-Sektor Pertanian Dalam PDRB ADHK 2000

di Kabupaten Malang Tahun 2008-2012 ... xxi

2. Data Sub-Sektor Tanaman Pangan Pada Masing-masing

Kecamatan Di Kabupaten Malang Tahun 2009-2012 ... xxi

1) Data Produksi Komoditas Sub-Sektor

Tanaman Pangan 2009 ... xxi

2) Data Produksi Komoditas Sub-Sektor

Tanaman Pangan 2010 ...xxii

3) Data Produksi Komoditas Sub-Sektor

Tanaman Pangan 2011 ... xxiii

4) Data Produksi Komoditas Sub-Sektor

Tanaman Pangan 2012 ... xxiv

3. Data Nilai Perhitungan LQ Sub-Sektor Tanaman Pangan

Pada Masing-masing Kecamatan Di Kabupaten Malang

Tahun 2009-2012 ... xxv

1) Data Nilai Perhitungan LQ Produksi Komoditas Sub-Sektor

Tanaman Pangan 2009 ... xxv

2) Data Nilai Perhitungan LQ Produksi Komoditas Sub-Sektor

Tanaman Pangan 2010 ... xxvi

3) Data Nilai Perhitungan LQ Produksi Komoditas Sub-Sektor

Tanaman Pangan 2011 ... xxvii

4) Data Nilai Perhitungan LQ Produksi Komoditas Sub-Sektor


(14)

xxi

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hakim, 2002, Ekonomi Pembangunan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama,

Penerbit, Ekonisia: Yogyakarta.

Arsyad,lincolin dan Soeratno. 1993. metodologi penelitian untuk ekonomi dan bisnis. Yogyakarta : unit penerbit dan percetakan akademi manaemen perusahaan YKPN

Arsyad, Lincolin, 1997. Ekonomi Mikro Ikhtisar Teori dan Soal Jawab, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta.

Arsyad, Lincolin. (1999). pengantar perencanaan dan pembangunan ekonomi daerah. BPEF Yogyakarta

Arsyad, Lincolin, 2004, Ekonomi Pembangunan; Edisi Keempat, Bagian

Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Arifin Zainal.2008.Penetapan Kawasan Andalan Dan ”Leading Sector” Sebagai Pusat Pertumbuhan Pada Empat Koridor Di Provinsi Jawa Timur.Naskah

Publikasi Penelitian Pengembangan Ipteks, Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Malang.

Aswandi, H dan Kuncoro, Mudrajad. 2002. Evaluasi Penetapan Kawasan Andalan: Studi Empiris Di Kalimantan Selatan 1993-1999. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 17, No. 1, 2002, 27 – 45.

_______. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta Blakely, E. J. 1989. Planning Local Economic Development: Theory and

Practice. California: SAGE.

Badan Pusat Statistik. 2014. Kabupaten Malang Dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik. Malang.

Firman Fandi Liswandana, 2010, Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Sektor Unggulan Antar Kecamatan di Kabupaten Jember Tahun 2005-2008, Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang, Tidak Dipublikasikan. Glasson, John. 1990. Pengantar Perencanaan Regional (An Introduction to

Regional Planing). terjemahan Paul Sitohang. Jakarta.FE-UI

Husaini Usman dan R. Purnomo Setiadi Akbar, 2003, Pengantar Statistika, Bumi Aksara, Jakarta.

Irawan dan Suparmoko, 1987, Ekonomi Pembangunan, Edisi Keempat, Cetakan Pertama, Penerbit: Liberty: Yogyakarta.

Kuncoro. Mudrajad, 2006. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, Penerbit Erlangga, Jakarta


(15)

xxii

Lincolin Arsyad, 1997, Ekonomi Pembangunan, Edisi Ketiga, Penerbit: STIE YKPN: Yogyakarta.

______________, 1999, Ekonomi Pembangunan, Edisi Keempat, Bagian

Penerbitan STIE YKPN: Yogyakarta.

Majidi,N. 1997. Anggaran Pembangunan dan Ketimpangan Ekonomi antar

Daerah. Prisma, LP3S.

Michael, P. Todaro, 1998. Economic Development Pembangunan Ekonomidi Dunia Ketiga, Jakarta : Erlangga

Mudrajad Kuncoro, 1997, Ekonomi Pembangunan, Teori Masalah dan

Kebijakan, UPPAMP YKPN, Yogyakarta.

Mudrajad Kuncoro, 2002, Analisis Spasial dan Regional, Studi Aglomerasi dan Kluster Industri Indonesia, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Mudrajad Kuncoro, 2004, Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi,

Perencanaan, Strategi, dan Peluang, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Nugroho, T. 2004. Disparitas Pembangunan Wilayah Pesisir Utara dan Selatan Jawa Barat (Studi Kasus di Kabupaten Karawang, Subang, Garut dan Ciamis) [Tesis]. Institut Pertanian Bogor, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Sekolah Pasca Sarjana. Bogor.

Prasetyo Soepono, 2000, Model Gravitasi Sebagai Alat Pengukur Hinterland dari Central Place, Suatu Kajian Teoritik, JEBI Vol. 15 No. 4, Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Prasetyo Soepono, 2001, Teori Pertumbuhan Berbasis Ekonomi (Ekspor): Posisi dan sumbangannya Bagi Perbendaharaan Alat-Alat Analisis Regional, JEBI Vol.16 No. 1, Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Publication, Inc, Boediono, 1981, Teori Pertumbuhan Ekonomi, PB Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.

Richardson, Terry. L. 1997. Total Quality Management. New York: Delmar Publisher, a division of Thomson Publishing inc

Sjafrizal, 1997, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah Indonesia Bagian Barat, Prisma, LP3ES No.3 Tahun XXVI, Jakarta. Sjafrizal, Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, Baduose Media, 2008. Padang. Sukirno, sadono., 1985. Ekonomi Pembangunan. LPEF-UI Bima Grafika, Jakarta Sukirno, Sadono, 1985, Ekonomi Pembangunan, Proses, Masalah dan Dasar

Kebijaksanaan, LPFE UI, Bisma Grafika, Jakarta.

Sukirno, Sadono, 2006, Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan, Kencana, Jakarta.


(16)

xxiii

Suparmoko M, 2001, Ekonomi Publik Untuk Keuangan dan Pembangunan

Daerah; Edisi Pertama, Andi, Yogyakarta.

Suryana, 2000, Ekonomi Pembangunan Problematika Dan Pendekatan, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Tarigan, R. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi Edisi Revisi, Bumi Aksara, 2007. Jakarta.

Todaro, Michael, 2000, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi

Ketujuh, Penerbit Erlangga: Jakarta.

Todaro, M.P. 2000. Economic Development, Seventh Edition, New York,

Addition Wesley Longman, Inc.

Todaro, MP dan Smith, Stephen C, 2004, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Todaro. 2006. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Erlangga

https://www.google.com/#q=kabupaten+malang http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Malang


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANGMASALAH

Pertumbuhan ekonomi merupakan aspek indikasi dari pembangunan ekonomi dalam proses pertumbuhan ekonomi tersebut. Salah satu indikasi yang digerakkan oleh para ahli ekonomi guna melihat adanya gejala pertumbuhan ekonomi dalam suatu bangsa atau penduduk suatu daerah adalah Produk Domestik Bruto atau Produk Domestik Regional Bruto. Melalui proses pertumbuhan ekonomi akan tercermin kegiatan ekonomi yang dilaksanakan dan dicapai oleh suatu bangsa atau penduduk suatu daerah dalam periode tertentu.

Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap mental yang sudah terbiasa dan lembaga-lembaga nasional termasuk pula percepatan atau akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketimpangan dan pemberantasan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2006).

Dalam pengertian secara tradisional, pembangunan semata-mata dipandang sebagai fenomena ekonomi saja. Tinggi rendahnya pembangunan disuatu negara hanya diukur berdasarkan tingkat pertumbuhan Produk Nasional Bruto (PNB), baik secara keseluruhan maupun per kapita, yang dipercaya dapat menetes dengan sendirinya (trickle down effect) sehingga menimbulkan munculnya lapangan pekerjaan dan peluang ekonomi lainnya dan pada akhirnya akan menumbuhkan berbagai kondisi yang diperlukan demi


(18)

2

tercapainya distribusi hasil-hasil pertumbuhan ekonomi dan sosial secara lebih merata (Todaro, 2006).

Sedangkan menurut Sadono Sukirno (1985) pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Sehingga baik pertumbuhan maupun pendapatan per kapita merupakan dua unsur yang paling

diutamakan tanpa memperhatikan aspek lain seperti diskriminasi,

pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan distribusi pendapatan yang sering diabaikan.

Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana Pemerintah Daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada, dengan menjalin pola-pola kemitraan antara Pemerintah Daerah dan pihak swasta guna penciptaan lapangan kerja, serta dapat merangsang pertumbuhan ekonomi di Daerah bersangkutan (Soeparmoko, 2001). Keberhasilan pembangunan ekonomi Daerah, sangat ditentukan oleh kebijakan-kebijakan pembangunan yang berlandaskan pada upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja secara optimal dari segi jumlah, produktivitas dan efisien. Dalam penentuan kebijakan, haruslah

memperhitungkan kondisi internal maupun perkembangan eksternal.

Perbedaan kondisi internal dan eksternal hanyalah pada jangkauan wilayah, dimana kondisi internal meliputi wilayah daerah/regional, sedangkan kondisi eksternal meliputi wilayah nasional.


(19)

3

Menurut Todaro (2006) di Negara sedang berkembang perhatian utama terfokus pada dilema antara pertumbuhan dan pemerataan. Pembangunan ekonomi mensyaratkan Produk Nasional Bruto (PNB) yang lebih tinggi dan juga pertumbuhan yang lebih tinggi merupakan suatu pilihan yang harus diambil. Namun yang menjadi masalah adalah bukan hanya kondisi bagaimana caranya memacu pertumbuhan, tetapi juga siapa yang melaksanakan dan berhak menikmati hasilnya. Dengan demikian pembangunan ekonomi tidak semata-semata diukur berdasarkan peningkatan PNB secara keseluruhan, tetapi harus memperhatikan distribusi pendapatan telah menyebar ke segenap penduduk atau lapisan masyarakat, serta siapa yang telah menikmati hasil-hasilnya. Tolak ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, dan semakin kecilnya kesenjangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Isu kesenjangan ekonomi telah banyak menjadi bahan penelitian para ahli ekonomi.

Menurut Mudrajad Kuncoro (2006) ketimpangan ekonomi dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu: berdasarkan tingkat kemodernan, regional, dan etnis. Pertama, kesenjangan dari tingkat kemodernan, yaitu kesenjangan antara sektor modern dan sektor tradisional. Kedua, kesenjangan regional adalah kesenjangan antara Katimin (Kawasan Timur Indonesia) dan Kabarin (Kawasan Barat Indonesia). Ketiga, kesenjangan menurut etnis yaitu antara pribumi dan non pribumi.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya


(20)

4

yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut (Lincolin Arsyad, 1999; Blakely E. J, 1989). Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Disini, proses mendapat penekanan karena mengandung unsur dinamis. Para teoretikus ilmu ekonomi pembangunan masa kini masih terus menyempurnakan makna, hakikat dan konsep pertumbuhan ekonomi. Para teoretikus menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya diukur dengan pertambahan (Produk Domestik Bruto) PDB dan PDRB saja, akan tetapi juga diberi bobot yang bersifat immaterial seperti kenikmatan, kepuasan dan kebahagiaan dengan rasa aman dan tentram yang dirasakan oleh masyakat luas (Lincolin Arsyad, 1999).

Dimana Sektor pertanian merupakan salah satu yang sangat dominan

terhadap perekonomian Kabupaten Malang. Kontribusi pertanian

perekonomian Kabupaten Malang sebesar 28,59%. Sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 26,68%; industri pengolahan 18,86%; jasa-jasa 12,91% serta 5 sektor lainnya sebesar 12,96%. Karena itu, salah satu fokus pembangunan di Kabupaten Malang adalah peningkatan pertumbuhan sektor pertanian, menjaga stabilitas ketahanan pangan serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani/nelayan.

Adapun kebijakan Pemerintah Kabupaten Malang di sektor pertanian, masih kata Rendra Kresna, adalah dengan penguatan agribisnis melalui urusan pertanian dalam arti luas. Beberapa komoditas yang sangat berpengaruh


(21)

5

terhadap perekonomian masyarakat yang terus didorong pertumbuhannya antara lain, tanaman pangan (seperti padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan sayur-sayuran), kemudian komoditas perkebunan seperti tebu, kelapa dan kopi. Selain itu komoditas peternakan, seperti sapi, kambing, ayam dan susu juga merupakan kebutuhan pokok yang handal terhadap pengaruh resesi ekonomi global.

Bertitik tolak dari subtansi latar belakang diatas, maka secara spesifik akan dibahas dan ditinjau secara empiris mengenai kondisi pertumbuhan dan ketimpangan pembangunan ekonomi tersebut melalui penelitian ini dengan

judul “Analisis Pertumbuhan Dan Komoditas Andalan Sub-Sektor

Pertanian Di Kabupaten Malang Tahun 2009-2012”.

B. PERUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah penelitian merupakan pernyataan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan kajian masalah. Terkait dengan hal ini, maka masalah dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut: Dengan memperhatikan latar belakang diatas tentang pentingnya pertumbuhan dan komoditas andalan sub-sektor pertanian di Kabupaten Malang, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam Penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar pertumbuhan sub-sektor pertanian pada Kabupaten Malang?

2. Seberapa besar peran kontribusi komoditas tanaman panganpada masing-masing Kecamatan di Kabupaten Malang terhadap sub-sektor tanaman pangan?


(22)

6

3. Bagaimana penentuan prioritas sektor basis untuk pengembangan

pembangunan komoditas sub-sektor tanaman pangan pada masing-masing Kecamatan di Kabupaten Malang?

C. BATASAN MASALAH

Penelitian ini terdapat benchmark (tolak ukur) yang menjadi indikator tujuan dalam penelitian. Berdasarkan perumusan masalah penelitian ini, maka ruang lingkup pembahasan difokuskan pada orientasi dalam pertumbuhan sub-sektor pertanian dan penentuan prioritas sub-sektor basis untuk pengembangan pembangunan komoditas sub-sektor tanaman pangan.

D. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengimplikasikan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilakukannya orientasi penelitian terhadap suatu masalah yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Tujuan dalam penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Bertolak dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengidentifikasi besarnya pertumbuhan sub-sektor pertanian pada Kabupaten Malang.

2. Menganalisa besarnya peran kontribusi komoditas tanaman pangan pada

masing-masing Kecamatan di Kabupaten Malang terhadap sub-sektor tanaman pangan.


(23)

7

3. Menentukan prioritassektor basis untuk pengembangan

pembangunankomoditas sub-sektor tanaman pangan pada masing-masing Kecamatan di Kabupaten Malang.

2. Kegunaan Penelitian

Setiap penelitian tentu mempunyai kegunaan (manfaat) penelitian yang berguna bagi lembaga pendidikan, bagi perusahaan yang dijadikan objek penelitian dan juga dapat berguna bagi peneliti itu sendiri. Adapun kegunaan (manfaat) penelitian ini adalah:

a. Bagi Pemerintah Kabupaten

1. Sebagai kontribusi pemikiran dan saran untuk bahan evaluasi yang bermanfaat dalam melakukan reftifikasi perencanaan pembangunan perekonomian dan dalam hal penentuan formulasi kebijakan alternatif dalam mengembangkan sasaran pembangunan, serta meningkatkan koordinasi urgensi perencanaan pembangunan sektor pertanian dalam mewujudkan prinsip good governance birokrasi secara inklusif.

2. Memberikan manfaat informasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten

dan Pemerintah Daerah Provinsi serta Instansi terkait dalam strategi penyusunan perencanaan dan kebijakan pembangunan perekonomian Daerah khusunya pada sektor pertanian untuk mengembangkan komoditas pangan.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat menjadi referensi untuk peneliti selanjutnya, sehingga dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai kontribusi acuan dan bahan referensi untuk pengembangan penelitian berikutnya.


(1)

tercapainya distribusi hasil-hasil pertumbuhan ekonomi dan sosial secara lebih merata (Todaro, 2006).

Sedangkan menurut Sadono Sukirno (1985) pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Sehingga baik pertumbuhan maupun pendapatan per kapita merupakan dua unsur yang paling diutamakan tanpa memperhatikan aspek lain seperti diskriminasi, pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan distribusi pendapatan yang sering diabaikan.

Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana Pemerintah Daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada, dengan menjalin pola-pola kemitraan antara Pemerintah Daerah dan pihak swasta guna penciptaan lapangan kerja, serta dapat merangsang pertumbuhan ekonomi di Daerah bersangkutan (Soeparmoko, 2001). Keberhasilan pembangunan ekonomi Daerah, sangat ditentukan oleh kebijakan-kebijakan pembangunan yang berlandaskan pada upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja secara optimal dari segi jumlah, produktivitas dan efisien. Dalam penentuan kebijakan, haruslah memperhitungkan kondisi internal maupun perkembangan eksternal. Perbedaan kondisi internal dan eksternal hanyalah pada jangkauan wilayah, dimana kondisi internal meliputi wilayah daerah/regional, sedangkan kondisi eksternal meliputi wilayah nasional.


(2)

Menurut Todaro (2006) di Negara sedang berkembang perhatian utama terfokus pada dilema antara pertumbuhan dan pemerataan. Pembangunan ekonomi mensyaratkan Produk Nasional Bruto (PNB) yang lebih tinggi dan juga pertumbuhan yang lebih tinggi merupakan suatu pilihan yang harus diambil. Namun yang menjadi masalah adalah bukan hanya kondisi bagaimana caranya memacu pertumbuhan, tetapi juga siapa yang melaksanakan dan berhak menikmati hasilnya. Dengan demikian pembangunan ekonomi tidak semata-semata diukur berdasarkan peningkatan PNB secara keseluruhan, tetapi harus memperhatikan distribusi pendapatan telah menyebar ke segenap penduduk atau lapisan masyarakat, serta siapa yang telah menikmati hasil-hasilnya. Tolak ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, dan semakin kecilnya kesenjangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Isu kesenjangan ekonomi telah banyak menjadi bahan penelitian para ahli ekonomi.

Menurut Mudrajad Kuncoro (2006) ketimpangan ekonomi dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu: berdasarkan tingkat kemodernan, regional, dan etnis. Pertama, kesenjangan dari tingkat kemodernan, yaitu kesenjangan antara sektor modern dan sektor tradisional. Kedua, kesenjangan regional adalah kesenjangan antara Katimin (Kawasan Timur Indonesia) dan Kabarin (Kawasan Barat Indonesia). Ketiga, kesenjangan menurut etnis yaitu antara pribumi dan non pribumi.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya


(3)

yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut (Lincolin Arsyad, 1999; Blakely E. J, 1989). Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Disini, proses mendapat penekanan karena mengandung unsur dinamis. Para teoretikus ilmu ekonomi pembangunan masa kini masih terus menyempurnakan makna, hakikat dan konsep pertumbuhan ekonomi. Para teoretikus menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya diukur dengan pertambahan (Produk Domestik Bruto) PDB dan PDRB saja, akan tetapi juga diberi bobot yang bersifat immaterial seperti kenikmatan, kepuasan dan kebahagiaan dengan rasa aman dan tentram yang dirasakan oleh masyakat luas (Lincolin Arsyad, 1999).

Dimana Sektor pertanian merupakan salah satu yang sangat dominan terhadap perekonomian Kabupaten Malang. Kontribusi pertanian perekonomian Kabupaten Malang sebesar 28,59%. Sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 26,68%; industri pengolahan 18,86%; jasa-jasa 12,91% serta 5 sektor lainnya sebesar 12,96%. Karena itu, salah satu fokus pembangunan di Kabupaten Malang adalah peningkatan pertumbuhan sektor pertanian, menjaga stabilitas ketahanan pangan serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani/nelayan.

Adapun kebijakan Pemerintah Kabupaten Malang di sektor pertanian, masih kata Rendra Kresna, adalah dengan penguatan agribisnis melalui urusan pertanian dalam arti luas. Beberapa komoditas yang sangat berpengaruh


(4)

terhadap perekonomian masyarakat yang terus didorong pertumbuhannya antara lain, tanaman pangan (seperti padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan sayur-sayuran), kemudian komoditas perkebunan seperti tebu, kelapa dan kopi. Selain itu komoditas peternakan, seperti sapi, kambing, ayam dan susu juga merupakan kebutuhan pokok yang handal terhadap pengaruh resesi ekonomi global.

Bertitik tolak dari subtansi latar belakang diatas, maka secara spesifik akan dibahas dan ditinjau secara empiris mengenai kondisi pertumbuhan dan ketimpangan pembangunan ekonomi tersebut melalui penelitian ini dengan judul “Analisis Pertumbuhan Dan Komoditas Andalan Sub-Sektor Pertanian Di Kabupaten Malang Tahun 2009-2012”.

B. PERUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah penelitian merupakan pernyataan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan kajian masalah. Terkait dengan hal ini, maka masalah dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut: Dengan memperhatikan latar belakang diatas tentang pentingnya pertumbuhan dan komoditas andalan sub-sektor pertanian di Kabupaten Malang, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam Penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar pertumbuhan sub-sektor pertanian pada Kabupaten Malang? 2. Seberapa besar peran kontribusi komoditas tanaman panganpada masing-masing Kecamatan di Kabupaten Malang terhadap sub-sektor tanaman pangan?


(5)

3. Bagaimana penentuan prioritas sektor basis untuk pengembangan pembangunan komoditas sub-sektor tanaman pangan pada masing-masing Kecamatan di Kabupaten Malang?

C. BATASAN MASALAH

Penelitian ini terdapat benchmark (tolak ukur) yang menjadi indikator tujuan dalam penelitian. Berdasarkan perumusan masalah penelitian ini, maka ruang lingkup pembahasan difokuskan pada orientasi dalam pertumbuhan sub-sektor pertanian dan penentuan prioritas sub-sektor basis untuk pengembangan pembangunan komoditas sub-sektor tanaman pangan.

D. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengimplikasikan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilakukannya orientasi penelitian terhadap suatu masalah yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Tujuan dalam penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Bertolak dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengidentifikasi besarnya pertumbuhan sub-sektor pertanian pada Kabupaten Malang.

2. Menganalisa besarnya peran kontribusi komoditas tanaman pangan pada masing-masing Kecamatan di Kabupaten Malang terhadap sub-sektor tanaman pangan.


(6)

3. Menentukan prioritassektor basis untuk pengembangan pembangunankomoditas sub-sektor tanaman pangan pada masing-masing Kecamatan di Kabupaten Malang.

2. Kegunaan Penelitian

Setiap penelitian tentu mempunyai kegunaan (manfaat) penelitian yang berguna bagi lembaga pendidikan, bagi perusahaan yang dijadikan objek penelitian dan juga dapat berguna bagi peneliti itu sendiri. Adapun kegunaan (manfaat) penelitian ini adalah:

a. Bagi Pemerintah Kabupaten

1. Sebagai kontribusi pemikiran dan saran untuk bahan evaluasi yang bermanfaat dalam melakukan reftifikasi perencanaan pembangunan perekonomian dan dalam hal penentuan formulasi kebijakan alternatif dalam mengembangkan sasaran pembangunan, serta meningkatkan koordinasi urgensi perencanaan pembangunan sektor pertanian dalam mewujudkan prinsip good governance birokrasi secara inklusif.

2. Memberikan manfaat informasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten dan Pemerintah Daerah Provinsi serta Instansi terkait dalam strategi penyusunan perencanaan dan kebijakan pembangunan perekonomian Daerah khusunya pada sektor pertanian untuk mengembangkan komoditas pangan.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat menjadi referensi untuk peneliti selanjutnya, sehingga dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai kontribusi acuan dan bahan referensi untuk pengembangan penelitian berikutnya.