PENGARUH BONUS PLAN, DEBT COVENANT, POLITICAL COST, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA (Studi pada Perusahaan Manufaktur dalam Indeks LQ-45)

(1)

i

PENGARUH BONUS PLAN, DEBT COVENANT, POLITICAL COST, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA

(Studi pada Perusahaan Manufaktur dalam Indeks LQ-45)

SKRIPSI

Oleh : Ria Fatmala 201110170311227

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

(4)

i

KATA PENGANTAR

Asslamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-MU peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”PENGARUH BONUS PLAN, DEBT COVENANT, POLITICAL COST, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA ( Studi Pada Perusahaan Manufaktur dalam Indeks LQ-45 )”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua Orang tua saya, Bapak Dwi Priyanto dan Ibu Sri Utami serta kakak saya tercinta Maya Novianti yang telah memberikan doa, motifasi dan dukungan selama ini.

2. Kakek saya “Kakung Djasmo dan (Alm) Kakung Toha” yang selalu mendukung saya dalam segala hal.

3. Nenek saya “Uti Yasemi dan Uti Sanik” yang sudah berpulang ke Rahmatullah yang selalu membuat saya termotivasi untuk segera menyelesaikan studi saya, karena dahulu beliau ingin hadir dalam wisuda saya.


(5)

ii

4. Bapak Dr. Nazarudin Malik, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Ibu Dra. Siti Zubaidah, MM.,Ak.,CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Bapak A Waluya Jati, Drs. MM. dan Bapak Setu Setyawan, Drs. M.M. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan dalam membimbing dan membantu serta memberikan saran bagi penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

7. Ibu Dr. Masiyah Kholmi, M.M, Ak selaku Dosen wali Akuntansi “E” angkatan 2011.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen pengajar Program studi Akuntansi yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan, nasihat dan saran kepada penulis selama menimba ilmu.

9. Sahabat-sahabat terbaikku angakatan 2011 UMM : Alfian, Errynda, Nurma, Ninis, Ade, Alvin, Novan, Arif, Andri, Risky, Nia, Feby, Yudhistira, Dita, Anggra, Lutfi yang selalu membuat saya semangat untuk pergi ke kampus, canda tawa mereka selalu menghibur saya dikala saya mulai merasa letih dalam pengerjaan skripsi.

10. Sahabat-sahabat saya : Dewinta, Atika Mauludyah, Zilla, Ayu, Putri, Alrinda, Winda, Atika Safesiyani, Renda, Risky, Alm.Lana, Edy, Fahmi, Brian, Ayang, Agung, Aris, Luky, Dandi, , terima kasih karena selama ini telah menjadi teman terbaik dalam memberikan dorongan, semangat dan do’a serta perhatiannya.


(6)

iii

11. Semua pihak yang telah banyak membantu selama ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih semuanya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk dapat menyempurnakan skripsi ini.

Malang, 28 Januari 2016 Penulis


(7)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah diteliti atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Malang, 16 April 2015

Ria Fatmala 201110170311227


(8)

v DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ORISINALITAS SKRIPSI ... iv

ABSTRAKSI ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaan Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 9

B. Landasan Teori 1. Teori Keagenan ... 12

2. Teori Informasi Tidak Simetris ... 16

3. Manajemen Laba ... 17

4. Struktur Kepemilikan ... 28

5. Kerangka Pemikiran ... 30


(9)

vi III. METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian ... 36

B. Populasi dan Sampel ... 36

C. Jenis & Sumber Data ... 37

D. Teknik Perolehan Data ... 38

E. Defenisi Operasional Variabel ... 39

F. Teknik Analisis Data ... 44

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian ... 53

B. Data Penelitian ... 56

C. Analisis Data ... 64

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 64

2. Uji Asumsi Klasik... 68

3. Analisis Regresi ... 75

D. Pembahasan ... 81

V. KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 90

B. Keterbatasan ... 92

C. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.1 Daftar perusahan yang listing pada indeks LQ-45 periode Februari 2014 – Juli 2014

Lampiran A.2 Data Bonus Plan Lampiran A.3 Data Debt Covenant Lampiran A.4 Data Political Cost

Lampiran A.5 Data Struktur Kepemilikan Institusional Lampiran A.6 Data Struktur Kepemilikan Manajerial Lampiran A.7 Perhitungan Manajemen Laba


(11)

viii

DAFTAR PUSTAKA

Andariati, I.Z. 2009. Pengaruh Asimetri Informasi dan Motivasi Manajemen Laba terhadap Praktik Manajemen Laba. Skripsi tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang.

Ankarath, N., Gosh, T.P., Mehta, K.J. & Alkafaji, Y.A. 2010. Standar Pelaporan Keuangan Internasional. 2012. Jakarta: Indeks.

Atmaja, L.S. 2008. Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi. Beaver, W.H. 2002. Perspectives on Recent Capital Market Research. The

Accounting Review, 77 (2): 453 – 474.

Brealey, R.A., Myers, S.C. & Marcus, A.J. 2007. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Terjemahan oleh Yelui Andri Zaimur. 2008. Jakarta: Erlangga.

Brigham, E.F. & Houston, J.F. 2006. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan Edisi 10 Buku 1. Terjemahan oleh Ali Akbar Yulianto. 2009. Jakarta: Salemba Empat.

Cahan, S.F. 1992. The Effect of Antitrust Investigations on Discretionary Accruals: A Refined Test of the Political Cost Hypothesis. The Accounting Review, 67 (1): 77 – 95.

Cornett, M.M.J., Marcuss, S. & Tehranian, H. 2006. Earnings Management, Corporate Governance, and The True Financial Performance. Journal of Accounting & Economics, (7) 51 – 81.

Dechow, P.M., Patricia, M., Skinner, & Douglas, J. 1995. Earnings Management: Reconciling The Views of Accounting Academics, Practitioners, and Regulators. Accounting Horizons, 235 – 250.

Fong, A. 2006. Earnings Management in Corporate Accounting: An Overview. Cross – Sections, 2: 81 – 95.

Ghozali, I. 2005. Statistik Non Parametrik: Teori dan Aplikasi dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.

Halim, J., Meiden, C. & Tobing, R. L. 2005. Pengaruh Manajemen Laba pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Termasuk Dalam Indeks LQ – 45. Makalah disajikan dalam Simposium Nasional Akuntansi 8 Solo, 15 – 16 September.


(12)

ix

Hall, S.C. & Stammerjohan, W.W. 1997. Damage Award and Earnings Management in the Oil Industry. The Accounting Review. 72 (1): 47 – 65. Healy, P.M. 1985. The Effect of Bonus Schemes on Accounting Decisions. Journal

of Accounting & Economics, 85 – 107.

Herawati, N. & Baridwan, Z. 2007. Manajemen Laba pada Perusahaan yang Melanggar Perjanjian Utang. Makalah disajikan dalam Simposium Nasional Akuntansi 10 Makasar, Universitas Hasanudin Makasar AKPM 02, Makasar, 26 – 28 Juli.

Holthausen, R.W., Larcker, D.F. & Sloan, R.G. 1995. Annual Bonus Scheme and the Manipulation of Earnings. Journal of Accounting & Economics, (19) 29 – 74.

Janes, T.D. 2003. Accruals, Financial Distress, and Debt Covenants. Ann Arbor: University of Michigan Business School.

Januarti, I. 2004. Pendekatan dan Kritik Teori Akuntansi Positif. Jurnal Akuntansi & Auditing, 1 (1): 83 – 94.

Jensen, M.C. & Meckling, E.F. 1976. Separation of Ownership and Control. Journal of Law and Economics, 26 (2): 301 – 325.

Keown, A.J., Martin, J.D., Petty, J.W. & Scott, D.F. 2005. Manajemen Keuangan Prinsip dan Penerapan Edisi 10 Jilid 1. Terjemahan oleh Marcus Prihminto Widodo. 2008. Jakarta: Indeks.

Koyuimirsa. 2011. Dampak Manajemen Laba Akrual dan Manajemen Laba Riil Terhadap Kinerja Pasar. Skripsi tidak Diterbitkan. Semarang: Program Studi Akuntansi Universitas Diponegoro.

Kusuma, H. 2006. Dampak Manajemen Laba terhadap Relevansi Informasi Akuntansi: Bukti Empiris dari Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 8 (1): 1 – 12.

Lestari, N.M.D. 2011. Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan yang Melanggar Perjanjian Utang. Tesis tidak diterbitkan. Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Lind, D.A., Marchal, W.G. & Wathen, S.A. 2007. Teknik – Teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi Menggunakan Kelompok Data Global Edisi 13 Buku 1. Terjemahan oleh Chriswan Sungkono. 2007. Jakarta: Salemba Empat.


(13)

x

Luayyi, S. 2009. Teori Keagenan dan Manajemen Laba dari Sudut Pandang Etika Manajer, (Online), (http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/el-muhasaba/article/view/1871, diakses 10 September 2012).

Makaombohe, Y.Y., Pangemanan, S.S. & Tirayoh, V.Z. 2014. Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2011. Jurnal EMBA, 2 (1): 656 – 665.

Prasetyo, W.S. 2011. Pengaruh Good Corporate Governance, Bonus Plan, Debt Covenant, dan Firm Size Terhadap Manajemen Laba. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Putra, I.N.W.A. 2009. Manajemen Laba: Perilaku Manajemen Opportunistic Atau Realistic, (Online), (http://ojs.unud.ac.id/index.php/jiab/article/view/2636, diakses 10 September 2012).

Rahmawati. 2008. Motivasi, Batasan, dan Peluang Manajemen Laba (Studi Empiris pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 23 (4): 385 – 403.

Riahi, A. & Belkaoui. 2004. Teori Akuntansi Edisi 5 Buku 2. Terjemahan oleh Ali Akbar Yulian. 2007. Jakarta: Salemba Empat.

Ross, A., Westerfield, R.W. & Jordan, B.D. 2008. Pengantar Keuangan Perusahaan 1 ed. 8. Terjemahan oleh Ali Akbar Yulianto, Rafika Yuniasih, dan Christine. 2009. Jakarta: Salemba Empat.

Safitri, E. 2014. Analisis Pengaruh Leverage dan Siklus Hidup terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, 3 (1): 72 – 89.

Santosa, B. 2007. Data Mining: Teknik Pemanfaatan Data Untuk Keperluan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Saputro, J.A. & Setiawati, L. 2004. Kesempatan Bertumbuh dan Manajemen Laba: Uji Hipotesis Political Cost. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 7 (2): 251 – 263.

Scott, W.R. 2003. Financial Accounting Theory Third Edition. Canada: Prentice Hall International Inc.

Sulistyanto, S. 2008. Manajemen Laba Teori dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo.

Sun, L. & Rath, S. 2008. Fundamental Determinant, Opportunistic Behavior and Signaling Mechanism: An Integration of Earnings Management


(14)

xi

Perspectives. International Review of Business Research Papers, 4 (4): 406 – 420.

Sunarto. 2008. Peran Persistensi Laba Memperlemah Hubungan Antara Earnings Opacity dengan Cost of Equity dan Trading Volume Equity. Disertasi tidak Diterbitkan. Semarang: Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro. 2009. Teori Keagenan dan Manajemen Laba. Kajian Akuntansi ISSN : 1979 – 4886, 1 (1): 13 – 28.

Utami, W. 2005. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas (Studi pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur). Makalah disajikan dalam Simposium Nasional Akuntansi 8, Solo, 15 – 16 September.

Wahyuningsih, D.R. 2007. Hubungan Praktik Manajemen Laba dengan Reaksi Pasar Atas Pengumuman Informasi Laba Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Tesis tidak diterbitkan. Semarang: Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro.

Watts, R.L. & Zimmerman, J.L. 1990. Positive Accounting Theory: A Ten Year Perspective. The Accounting Review, 65 (1): 131 – 156. 1986. Positive Accounting Theory. Prentice Hall Inc.

Weygandt, J.J., Kieso, D.E. & Kimmel, P.D. 2005. Pengantar Akuntansi Edisi 7 Buku 1. Terjemahan oleh Ali Akbar Yulianto, Wasilah, dan Rangga Handikad. 2007. Jakarta: Salemba Empat.

Widyastuti, T. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kinerja Keuangan Terhadap Manajemen Laba: Studi Pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Maksi, 9 (1): 30 – 41.

Yamin, S., Rachmach, L.A. & Kurniawan, H. 2011. Regresi dan Korelasi dalam Genggaman Anda. Jakarta: Salemba Empat.

Yendrawati, R. & Nugroho, W.A.S. 2012. Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahan, dan Praktik Corporate Governance terhadap Manajemen Laba. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 16 (2): 188 – 195.

Yushita, A.N. 2010. Earnings Management dalam Hubungan Keagenan. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 8 (1): 53 – 62.


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dan kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan (agency problem). Agency problem adalah sebuah konflik kepentingan antara pemegang saham (principal) dan manajemen (agent) sebuah perusahaan (Ross, at al., 2008: 15). Hubungan ini muncul ketika

principal mempekerjakan agent untuk memberikan jasa dan mendelegasikan wewenang dalam pengambilan keputusan kepada agent. Konflik ini terjadi saat

agent dan principal menginginkan return yang tinggi terhadap proyek investasi tapi dengan risiko yang berbeda.

Secara normatif, agent bekerja untuk memaksimalkan kekayaan principal, sehingga kepadanya akan diberikan insentif berupa beragam fasilitas. Namun pada praktiknya agent sebagai pengelola sering menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan kondisi sesungguhnya (asimetri informasi) (Luayyi, 2009: 200). Hal tersebut merupakan bentuk proteksi bagi manajer untuk melindungi dirinya. Masalah tersebut timbul saat kedua pihak memiliki persepsi yang berbeda dalam hal informasi dan menanggung risiko (Yushita, 2010: 58). Maka, mekanisme terbaik sebagai upaya menyelaraskan tujuan antara agent dan

principal adalah melalui pelaporan keuangan.

Agar laporan keuangan dapat bermanfaat bagi para stakeholder, maka kualitas dari laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen juga harus dijaga. Menurut Ankarath, at al., (2011: 17) terdapat empat karakteristik kualitatif pokok


(16)

2

agar laporan keuangan berkualitas, yaitu: dapat dipahami, relevan, dapat dipercaya, dan dapat diperbandingkan. Namun, adanya agency problem

mengakibatkan manajemen tidak sepenuhnya menyampaikan informasi

perusahaan kepada para investor, sehingga informasi menjadi tidak berkualitas dan menyesatkan pengguna laporan keuangan.

Agency problem ini memicu praktik earnings management yang berujung

pada asimetri informasi. Menurut Riahi dan Belkaoui (2007: 201) “earnings

management adalah potensi penggunaan manajemen akrual dengan tujuan

memperoleh keuntungan pribadi”. Definisi tersebut menjelaskan bahwa earnings

management merupakan fenomena sebagai dampak dari penggunaan dasar akrual dalam penyusunan laporan keuangan. Namun Standar Akuntansi Keuangan (SAK) tetap mewajibkan penggunaan dasar akuntansi accrual basis karena mampu mengukur dan menyajikan laba perusahaan secara lebih akurat.

Menurut Utami (2005: 102) total akrual terdiri atas bagian akrual yang sewajarnya ada dalam laporan keuangan (non discretionary accruals) dan akrual yang merupakan manipulasi data akuntansi (discretionary accruals). Manajer akan memanfaatkan wewenang yang dimiliki khususnya melalui discretionary accruals untuk membentuk laba yang diharapkan. Menurut Sunarto (2008: 2) dalam manajemen akrual, kebijakan yang diambil meliputi: overstate earnings,

loss avoidance, dan income smoothing dengan dilandasi oleh motivasi dan tujuan tertentu.

Motivasi manajer dalam manajemen laba menurut Sun dan Rath (2008: 409) menggambarkan sebuah perspektif opportunistic. Opportunistic adalah


(17)

3

perilaku senantiasa hendak mengambil keuntungan dari kesempatan yang ada tanpa berpegang teguh pada prinsip yang berlaku (Putra, 2009: 10).

Menurut Watts dan Zimmerman (1990: 138) perilaku oportunis manajer berkaitan dengan tiga hipotesis yaitu: bonus plan, debt covenant, dan political cost. Pada motivasi bonus plan, manajer dengan rencana bonus kemungkinan akan meningkatkan laba periode berjalan. Manajemen dapat mengelola laba dengan menggunakan diskresi yang dimiliki agar bonus yang akan diterimanya dapat meningkat. Namun demikian bonus plan akan tetap ada dalam perusahaan karena rencana tersebut merupakan bentuk sarana efficient contract sebagai apresiasi atas kinerja manajemen. Healy (1985: 106) melakukan penelitian empiris untuk pertama kali terkait dengan masalah bonus plan dan menemukan bukti bahwa keputusan manajer untuk memilih prosedur akuntansi dan akrual berhubungan dengan seberapa sensitif bonus yang akan diperolehnya.

Motivasi debt covenant menyatakan bahwa semakin dekat perusahaan dengan pelanggaran perjanjian utang berbasis akuntansi, maka manajer akan memindahkan laba periode mendatang pada periode sekarang (Herawati dan Baridwan, 2007: 4). Menurut Januarti (2004: 88) dalam kondisi ceteris paribus, perusahaan dengan leverage yang besar lebih cenderung untuk mentransfer

earnings periode mendatang ke periode sekarang. Upaya tersebut dilakukan manajemen untuk mempertahankan perjanjian utang demi menghindari adanya pinalti seperti kendala dalam dividen atau pinjaman tambahan.

Riahi dan Belkaoui (2007: 189) berpendapat bahwa “terkait dengan


(18)

4

Biaya politik mencakup biaya yang ditanggung perusahaan atas tindakan politik seperti antitrust, tuntutan pengadilan, buruh, subsidi pemerintah, pajak, tarif, dan lainnya (Saputro dan Setiawati, 2004: 252). Watt dan Zimmerman menggunakan ukuran perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan sebagai proksi biaya politik dan temuannya menunjukkan hubungan positif dengan metode akuntansi menurunkan laba, yang diinterpretasi sebagai pendukung biaya politik (Rahmawati, 2008: 389).

Mengacu pada agency theory, maka dapat dijelaskan bahwa pengelolaan perusahaan yang tidak dapat ditangani langsung oleh pemiliknya akan menimbulkan konflik dalam pengendalian. Pemisahan kepemilikan dan pengendalian akan menyebabkan manajer bertindak tidak sesuai dengan keinginan pemilik. Konflik ini tidak terlepas dari kecenderungan manajer untuk mencari keuntungan sendiri dengan mengorbankan pihak lain, manajer mempunyai kesempatan untuk mengambil tindakan yang menurunkan nilai dan pemegang saham yang akan menanggung biaya tindakan disfungsional ini. Berdasarkan

grand theory (agency theory) dalam penelitian ini maka peneliti tertarik untuk menguji variabel struktur kepemilikan. Struktur kepemilikan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu: Struktur Kepemilikan Institusional (SKI) dan Struktur Kepemilikan Manajerial (SKM). Struktur Kepemilikan Institusional (SKI) akan membuat manajemen bertindak lebih berhati – hati karena merasa pekerjaan diawasi secara kolektif. Kepemilikan institusional berpengaruh negated terhadap

discretionary accrual karena investor institusional tidak mudah melikuidasi sahamnya hanya karena penurunan laba sekarang. Sementara Kepemilikan


(19)

5

manajerial yang tinggi akan memaksa manajemen untuk meminimumkan pengeluaran yang tidak produktif, karena ikut menanggung konsekuensi tindakannya (Widyastuti, 2007: 40).

Uraian diatas menjelaskan bahwa manajemen dengan wewenang yang dimilikinya akan termotivasi untuk merekayasa laba dengan tujuan tertentu. Sementara untuk menegetahui adanya praktik manajemen laba dapat dilakukan deteksi terhadap transaksi akrual melalui beberapa metode yang ada. Fong (2006: 91) menyatakan bahwa model empiris yang paling banyak digunakan untuk mendeteksi adanya manajemen laba adalah discretionary accruals. Akrual ini mencerminkan informasi privat untuk menunjukkan kondisi perusahaan yang memungkinkan manajer terlibat dalam pelaporan yang opportunistic untuk memaksimalkan kemakmuran mereka (Subramanyam dalam Wahyuningsih, 2007: 19).

Model deteksi manajemen laba terbaik menurut Dechow, at al. adalah model Jones modifikasian. Semula model Jones mengasumsikan bahwa perubahan pendapatan dan aset tetap bruto merupakan akrual yang ditimbulkan dari transaksi ekonomi perusahaan dan bersifat tidak dapat dikelola (unmanaged). Dalam hal ini, perubahan pendapatan dan aset tetap bruto mencerminkan perubahan modal kerja dan biaya penyusutan. Model Jones meregresikan total accruals sebagai fungsi dari perubahan pendapatan dan aset tetap. Koefisien regresi ini digunakan untuk mengestimasi non discretionary accruals. Residual regresi dianggap sebagai discretionary accruals dengan asumsi bahwa perubahan penjualan kredit merupakan peluang manajemen laba. Dechow, at al. (1995)


(20)

6

memodifikasi model Jones dan membuat penyesuaian bahwa perubahan pendapatan harus dikurangi perubahan piutang.

Penelitian penelitian mengenai manajemen laba telah dilakukan sebelumnya. Widyastuti (2009) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh

bonus plan, debt covenant, dan political cost terhadap manajemen laba. Hasilnya memberikan kebenaran atas hipotesis tersebut bahwa profitabilitas, leverage, dan

size perusahaan baik secara parsial maupun simultan berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. Penelitian oleh Herawati dan Baridwan (2007) dilakukan terhadap 13 perusahaan yang melanggar perjanjian utang pada periode tahun 2000 – 2004 dan membuktikan kebenaran hipotesis debt covenant. Pengujian dengan menggunakan regresi menunjukkan bahwa perusahaan yang melanggar perjanjian utang melakukan manajemen laba income increasing pada periode sebelum terjadi pelanggaran yaitu t – 1.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik mengangkat penelitian dengan judul “Pengaruh Bonus Plan, Debt Covenant, Political Cost, dan

Struktur Kepemilikan terhadap Praktik Manajemen Laba (Studi pada

Perusahaan dalam Indeks LQ – 45).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah bonus plan, debt covenant, political cost, dan struktur kepemilikan secara parsial memiliki pengaruh terhadap praktik manajemen laba?


(21)

7

2. Apakah bonus plan, debt covenant, political cost, dan struktur kepemilikan secara simultan memiliki pengaruh terhadap praktik manajemen laba?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menguji adanya pengaruh bonus plan, debt covenant, political cost, dan struktur kepemilikansecara parsial terhadap praktik manajemen laba.

2. Menguji adanya pengaruh bonus plan, debt covenant, political cost, dan struktur kepemilikansecara simultan terhadap praktik manajemen laba.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini berusaha memperjelas penggunaan teori akuntansi positif dan teori keagenan. Hasil penelitian ini memberikan dukungan secara empiris terhadap analisis teori yang dilakukan oleh Widyastuti (2009), Herawati dan Baridwan (2007), dan Halim, at al (2005) tentang pengujian hipotesis teori akuntansi positif atas bonus plan, debt covenant, political cost, dan dan struktur kepemilikansebagai faktor yang melandasi praktik manajemen laba.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan petunjuk dalam menetapkan kebijakan berkenaan dengan kondisi laba, target laba yang


(22)

8

akan datang, manajemen aset, manajemen likuiditas, manajemen permodalan, dan manajemen risiko. Sehingga melalui beberapa aspek tersebut diharapkan reputasi dan kinerja perusahaan dapat ditingkatkan. b. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan masukan bagi investor dalam rangka pengambilan keputusan investasi. Investor dapat mengamati motivasi manajemen dalam melakukan praktik manajemen laba dan dapat meminimalisir agency problem.

c. Bagi Pemerintah

Diharapkan penelitian ini dapat membantu regulator dalam mengelola praktik akuntansi di perusahaan. Adanya manajemen laba yang dilakukan oleh manajer dalam menyusun laporan keuangan mengindikasikan bahwa Bapepam perlu berhati – hati dalam menginterpretasikan informasi laporan keuangan perusahaan.


(1)

perilaku senantiasa hendak mengambil keuntungan dari kesempatan yang ada tanpa berpegang teguh pada prinsip yang berlaku (Putra, 2009: 10).

Menurut Watts dan Zimmerman (1990: 138) perilaku oportunis manajer berkaitan dengan tiga hipotesis yaitu: bonus plan, debt covenant, dan political cost. Pada motivasi bonus plan, manajer dengan rencana bonus kemungkinan akan meningkatkan laba periode berjalan. Manajemen dapat mengelola laba dengan menggunakan diskresi yang dimiliki agar bonus yang akan diterimanya dapat meningkat. Namun demikian bonus plan akan tetap ada dalam perusahaan karena rencana tersebut merupakan bentuk sarana efficient contract sebagai apresiasi atas kinerja manajemen. Healy (1985: 106) melakukan penelitian empiris untuk pertama kali terkait dengan masalah bonus plan dan menemukan bukti bahwa keputusan manajer untuk memilih prosedur akuntansi dan akrual berhubungan dengan seberapa sensitif bonus yang akan diperolehnya.

Motivasi debt covenant menyatakan bahwa semakin dekat perusahaan dengan pelanggaran perjanjian utang berbasis akuntansi, maka manajer akan memindahkan laba periode mendatang pada periode sekarang (Herawati dan Baridwan, 2007: 4). Menurut Januarti (2004: 88) dalam kondisi ceteris paribus, perusahaan dengan leverage yang besar lebih cenderung untuk mentransfer earnings periode mendatang ke periode sekarang. Upaya tersebut dilakukan manajemen untuk mempertahankan perjanjian utang demi menghindari adanya pinalti seperti kendala dalam dividen atau pinjaman tambahan.

Riahi dan Belkaoui (2007: 189) berpendapat bahwa “terkait dengan political cost, perusahaan besar cenderung memilih akuntansi menurunkan laba”.


(2)

Biaya politik mencakup biaya yang ditanggung perusahaan atas tindakan politik seperti antitrust, tuntutan pengadilan, buruh, subsidi pemerintah, pajak, tarif, dan lainnya (Saputro dan Setiawati, 2004: 252). Watt dan Zimmerman menggunakan ukuran perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan sebagai proksi biaya politik dan temuannya menunjukkan hubungan positif dengan metode akuntansi menurunkan laba, yang diinterpretasi sebagai pendukung biaya politik (Rahmawati, 2008: 389).

Mengacu pada agency theory, maka dapat dijelaskan bahwa pengelolaan perusahaan yang tidak dapat ditangani langsung oleh pemiliknya akan menimbulkan konflik dalam pengendalian. Pemisahan kepemilikan dan pengendalian akan menyebabkan manajer bertindak tidak sesuai dengan keinginan pemilik. Konflik ini tidak terlepas dari kecenderungan manajer untuk mencari keuntungan sendiri dengan mengorbankan pihak lain, manajer mempunyai kesempatan untuk mengambil tindakan yang menurunkan nilai dan pemegang saham yang akan menanggung biaya tindakan disfungsional ini. Berdasarkan grand theory (agency theory) dalam penelitian ini maka peneliti tertarik untuk menguji variabel struktur kepemilikan. Struktur kepemilikan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu: Struktur Kepemilikan Institusional (SKI) dan Struktur Kepemilikan Manajerial (SKM). Struktur Kepemilikan Institusional (SKI) akan membuat manajemen bertindak lebih berhati – hati karena merasa pekerjaan diawasi secara kolektif. Kepemilikan institusional berpengaruh negated terhadap discretionary accrual karena investor institusional tidak mudah melikuidasi sahamnya hanya karena penurunan laba sekarang. Sementara Kepemilikan


(3)

manajerial yang tinggi akan memaksa manajemen untuk meminimumkan pengeluaran yang tidak produktif, karena ikut menanggung konsekuensi tindakannya (Widyastuti, 2007: 40).

Uraian diatas menjelaskan bahwa manajemen dengan wewenang yang dimilikinya akan termotivasi untuk merekayasa laba dengan tujuan tertentu. Sementara untuk menegetahui adanya praktik manajemen laba dapat dilakukan deteksi terhadap transaksi akrual melalui beberapa metode yang ada. Fong (2006: 91) menyatakan bahwa model empiris yang paling banyak digunakan untuk mendeteksi adanya manajemen laba adalah discretionary accruals. Akrual ini mencerminkan informasi privat untuk menunjukkan kondisi perusahaan yang memungkinkan manajer terlibat dalam pelaporan yang opportunistic untuk memaksimalkan kemakmuran mereka (Subramanyam dalam Wahyuningsih, 2007: 19).

Model deteksi manajemen laba terbaik menurut Dechow, at al. adalah model Jones modifikasian. Semula model Jones mengasumsikan bahwa perubahan pendapatan dan aset tetap bruto merupakan akrual yang ditimbulkan dari transaksi ekonomi perusahaan dan bersifat tidak dapat dikelola (unmanaged). Dalam hal ini, perubahan pendapatan dan aset tetap bruto mencerminkan perubahan modal kerja dan biaya penyusutan. Model Jones meregresikan total accruals sebagai fungsi dari perubahan pendapatan dan aset tetap. Koefisien regresi ini digunakan untuk mengestimasi non discretionary accruals. Residual regresi dianggap sebagai discretionary accruals dengan asumsi bahwa perubahan penjualan kredit merupakan peluang manajemen laba. Dechow, at al. (1995)


(4)

memodifikasi model Jones dan membuat penyesuaian bahwa perubahan pendapatan harus dikurangi perubahan piutang.

Penelitian penelitian mengenai manajemen laba telah dilakukan sebelumnya. Widyastuti (2009) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh bonus plan, debt covenant, dan political cost terhadap manajemen laba. Hasilnya memberikan kebenaran atas hipotesis tersebut bahwa profitabilitas, leverage, dan size perusahaan baik secara parsial maupun simultan berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. Penelitian oleh Herawati dan Baridwan (2007) dilakukan terhadap 13 perusahaan yang melanggar perjanjian utang pada periode tahun 2000 – 2004 dan membuktikan kebenaran hipotesis debt covenant. Pengujian dengan menggunakan regresi menunjukkan bahwa perusahaan yang melanggar perjanjian utang melakukan manajemen laba income increasing pada periode sebelum terjadi pelanggaran yaitu t – 1.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik mengangkat penelitian dengan judul “Pengaruh Bonus Plan, Debt Covenant, Political Cost, dan

Struktur Kepemilikan terhadap Praktik Manajemen Laba (Studi pada

Perusahaan dalam Indeks LQ – 45).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah bonus plan, debt covenant, political cost, dan struktur kepemilikan secara parsial memiliki pengaruh terhadap praktik manajemen laba?


(5)

2. Apakah bonus plan, debt covenant, political cost, dan struktur kepemilikan secara simultan memiliki pengaruh terhadap praktik manajemen laba?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menguji adanya pengaruh bonus plan, debt covenant, political cost, dan struktur kepemilikan secara parsial terhadap praktik manajemen laba.

2. Menguji adanya pengaruh bonus plan, debt covenant, political cost, dan struktur kepemilikan secara simultan terhadap praktik manajemen laba.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini berusaha memperjelas penggunaan teori akuntansi positif dan teori keagenan. Hasil penelitian ini memberikan dukungan secara empiris terhadap analisis teori yang dilakukan oleh Widyastuti (2009), Herawati dan Baridwan (2007), dan Halim, at al (2005) tentang pengujian hipotesis teori akuntansi positif atas bonus plan, debt covenant, political cost, dan dan struktur kepemilikan sebagai faktor yang melandasi praktik manajemen laba.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan petunjuk dalam menetapkan kebijakan berkenaan dengan kondisi laba, target laba yang


(6)

akan datang, manajemen aset, manajemen likuiditas, manajemen permodalan, dan manajemen risiko. Sehingga melalui beberapa aspek tersebut diharapkan reputasi dan kinerja perusahaan dapat ditingkatkan. b. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan masukan bagi investor dalam rangka pengambilan keputusan investasi. Investor dapat mengamati motivasi manajemen dalam melakukan praktik manajemen laba dan dapat meminimalisir agency problem.

c. Bagi Pemerintah

Diharapkan penelitian ini dapat membantu regulator dalam mengelola praktik akuntansi di perusahaan. Adanya manajemen laba yang dilakukan oleh manajer dalam menyusun laporan keuangan mengindikasikan bahwa Bapepam perlu berhati – hati dalam menginterpretasikan informasi laporan keuangan perusahaan.


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage, Kompensasi Bonus, dan Biaya Politik terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Sub Consumer Goods Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

1 7 138

PENGARUH STRUKTUR MODAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN, SUKU BUNGA, INFLASI DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN LQ - 45

0 5 126

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE, KONTRAK HUTANG, DAN POLITICAL COST TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PERIODE 2006 - 2009

0 2 14

PENGARUH EARNINGS POWER TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERMASUK DALAM INDEKS LQ 45.

2 17 23

PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI INDEX LQ-45 Praktik manajemen laba pada perusahaan Go public yang terdaftar di index LQ-45 Bursa efek Indonesia.

0 0 12

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE OPERASI, BONUS PLAN, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA.

0 0 18

View of PENGARUH DEBT COVENANT , BONUS PLAN , POLITICAL COST DAN RISIKO LITIGASI TERHADAP PENERAPAN KONSERVATISME AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

1 2 16

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN INSTITUTIONAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN PUBLIK, DEBT COVENANT, GROWTH OPPORTUNITIES, POLITICAL COST DAN RISIKO LITIGASI TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI

0 0 17

PENGARUH RENCANA BONUS, PERJANJIAN UTANG, DAN BIAYA POLITIK TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA (Studi Pada Perusahaan dalam Indeks LQ – 45)

0 0 13

PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDEKS LQ-45

0 0 13