DAMPAK STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP MATERI HIMPUNAN Eksperimen Pembelajaran Matematika Pada Materi Himpunan Dengan Strategi Numbered Heads Together (NHT) Dan Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belaj

DAMPAK STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN SISWA
TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP MATERI HIMPUNAN

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

EKA NURHAYATI DARMANINGSIH
A 410 120 112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

2

DAMPAK STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN SISWA TERHADAP HASIL

BELAJAR MATEMATIKA SMP MATERI HIMPUNAN

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) perbedaan efek penggunaan strategi pembelajaran Numbered Heads
Together, Think Pair Share dan ekspositori terhadap hasil belajar matematika, (2) perbedaan efek kemandirian belajar
siswa terhadap hasil belajar matematika, (3) interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran Numbered Heads
Together, Think Pair Share dan ekspositori dengan kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika. Penelitian
ini berjenis kuantitatif dengan desain quasi eksperiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VII semester genap SMP Al-Islam Kartasura tahun ajaran 2015/2016. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan cluster random sampling. Metode pengumpulan data mengguakan tes, angket dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Hasil analisis data
dengan taraf signifikansi 0,05 menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan efek penggunaan strategi pembelajaran
Numbered Heads Together, Think Pair Share dan ekspositori terhadap hasil belajar matematika, dengan FA = 7,026 (2)
ada perbedaan efek kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika, dengan FB = 28,532 (3) tidak ada
interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran Numbered Heads Together, Think Pair Share dan ekspositori dengan
kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika, dengan FAB = 0,352.
Kata kunci: ekspositori, hasil belajar matematika, kemandirian belajar, numbered heads together, think pair share
Abstract
The research is conducted to analyze: (1) the different effects of using strategy Numbered Heads Together, Think
Pair Share and expository on learning outcomes mathematics, (2) the different effects of independency of

studying on learning outcomes mathematics, (3) interaction between the effects of using strategy Numbered
Heads Together, Think Pair Share and expository with the independency on learning outcomes mathematics. The
type of research is quantitative approach with quasi experiments design. The population in this research is the
whole students of seven SMP Al-Islam Kartasura year academic 2015/2016. The technique of collecting data in
this research is to use cluster random sampling. The method of collecting data is using test, inquiry, and
documentation. The technique of using analysis is various using two cells. The result of analyzing data using
significant level 0,05 shows that: (1) there are different effects of studying strategy Numbered Heads Together,
Think Pair Share and expository on learning outcomes mathematics, with FA = 7,026 (2) there is the
independency different effect of studying on learning outcomes mathematics, with F B = 28,532 (3) no interaction
between the using of strategy Numbered Heads Together, Think Pair Share and expository using the
independency of studying on learning outcomes mathematics, with F AB = 0,352.
Keywords: expository, learning outcomes in mathematics, numbered heads together, think pair share, the
independency of studying

1.

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan yang berkualitas akan menciptakan sumber daya manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, inovatif dan
berkarakter sehingga dapat mengembangkan potensi dirinya. Salah satu upaya memperoleh pendidikan dengan pembelajaran

di sekolah. Menurut Sagala (2011: 61) pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah antara guru dan siswa. Hamid
(2013:207) menyatakan bahwa proses pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dalam dunia pendidikan yang patut
diperhatikan, direncanakan dan dipersiapkan, karena pembelajaran merupakan penentu utama dalam keberhasilan
pendidikan.
Namun kenyataannya hasil belajar matematika yang telah dicapai siswa selama ini masih jauh dari harapan atau bisa
dikatakan masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh Wulandari dan Mashuri (2014) dalam jurnalnya menyatakan bahwa hasil

5

belajar matematika siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia berdasarkan TIMMS (The Third International
Mathematics and Science Study) menduduki peringkat 38 dari 42 negara yang ikut berpartisipasi.
(http://litbang.kemendikbud.go.id). Penelitian yang dilakukan oleh Prihatiningrum, Budiyono dan Riyadi (2014)
menjelaskan salah satu wilayah yang perlu mendapat perhatian adalah Kabupaten Sukoharjo yang menduduki peringkat ke28 dari 35 Kabupaten se-Jawa Tengah, dengan nilai rata-rata UN 6,02 berdasarkan hasil ujian nasional 2011/2012.
(http://litbang.kemdikbud.go.id/hasilun/index.php/smp)
Realita hasil belajar yang terjadi di SMP Al-Islam Kartasura menunjukkan adanya kesenjangan, hal ini dapat dilihat
dari data hasil belajar matematika siswa kelas VII tahun 2015/2016, dimana berdasarkan nilai Ulangan Tengah Semester
(UTS) terdapat 23% siswa yang masih mendapatkan nilai dibawah KKM. Berdasarkan hasil observasi di SMP Al-Islam
Kartasura siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM disebabkan karena guru matematika dalam proses pembelajaran
masih menggunakan strategi pembelajaran konvensional yang lebih banyak mengandalkan ceramah.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan inovasi dalam suatu pembelajaran matematika. Inovasi yang

dapat dilakukan salah satunya, yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dan
Think Pair Share serta ekspositori. Menurut Hamdani (2011: 89) strategi pembelajaran Numbered Heads Together adalah metode
belajar dengan cara setiap siswa diberi dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Strategi ini dapat mendorong siswa untuk berpikir dalam suatu tim dan berani tampil mandiri (Warsono dan Hariyanto,
2014: 216).
Suprijono (2011: 91) berpendapat bahwa strategi pembelajaran Think Pair Share adalah model pembelajaran
kooperatif yang diawali dengan “Thinking” artinya guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran agar
dipikirkan peserta didik. Selanjutnya “Pairing” pada tahap ini guru meminta peserta didik berpasang-pasangan untuk
berdiskusi. Terakhir “Sharing” pada tahap ini hasil diskusi dari tiap-tiap pasangan dibicarakan dengan pasangan lainnya.
Strategi pembelajaran Think Pair Share ini membuat siswa lebih aktif, mandiri dan mempunyai banyak waktu untuk berpikir,
merespon dan saling membantu. strategi ini juga membuat siswa mampu menguasai atau mendalami sebuah materi
(Hamdani, 2011: 225).
Hamruni (2012: 73) mendefinisikan strategi pembelajaran ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa, dengan tujuan agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal. Melalui pembelajaran ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara
terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasi siswa dengan baik. Keberhasilan strategi
ekspositori sangat tergantung pada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, motivasi,
kemampuan berkomunikasi dan kemampuan mengelola kelas.
Selain strategi pembelajaran, karakteristik siswa seperti kemandirian belajar siswa juga memiliki peranan penting
terhadap hasil belajar matematika, karena kurangnya kemandirian belajar siswa akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Hal ini diperkuat dengan pendapatnya Tandililing (2011) yang mengemukakan bahwa kemandirian belajar matematika siswa
merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar matematika.
Pada penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis, yaitu: (1) ada perbedaan efek penggunaan strategi pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT), Think Pair Share (TPS) dan ekspositori terhadap hasil belajar matematika, (2) ada perbedaan
efek kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika, (3) ada interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT), Think Pair Share (TPS) dan ekspositori dengan kemandirian belajar terhadap hasil belajar
matematika.
Penelitian ini secara rinci bertujuan untuk menganalisis: (1) perbedaan efek penggunaan strategi pembelajaran
Numbered Heads Together, Think Pair Share dan ekspositori terhadap hasil belajar matematika, (2) perbedaan efek kemandirian
belajar siswa terhadap hasil belajar matematika, (3) interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran Numbered Heads
Together, Think Pair Share dan ekspositori dengan kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika.
2.

METODE
Jenis penelitian berdasarkan pendekatannya kuantitatif. Desain penelitiannya quasi-eksperiment. Menurut Sutama
(2015: 57) desain quasi-eksperimen merupakan pengembangan dari eksperimen sejati yang praktis sulit dilakukan. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP Al-Islam Kartasura tahun ajaran 2015/2016.
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari tiga kelas, yaitu kelas eksperimen I, eksperimen II dan kelas kontrol. Pada kelas
eksperimen I dikenai perlakuan dengan strategi pembelajaran Numbered Heads Together dan kelas eksperimen II dikenai


6

perlakuan dengan strategi pembelajaran Think pair Share, sedangkan kelas kontrol dikenai perlakuan dengan strategi
pembelajaran ekspositori.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster random sampling. Metode pengumpulan data
mengguakan tes, angket dan dokumentasi. Metode tes digunakan untuk memperoleh data berupa nilai hasil belajar
matematika dan Angket digunakan untuk memperoleh data tentang kemandirian belajar siswa, sedangkan Metode
dokumentasi digunakan untuk memperoleh data berupa dokumen-dokumen siswa yang sudah dijadikan sebagai kelas
sampel. Teknik analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, namun sebelum uji analisis
variansi dua jalan dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan homogenitas variansi (Budiyono, 2009: 206-207).
3.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) memberi kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi gagasan dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Proses pembelajaran NHT dimulai dengan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dan memotivasi siswa, guru membagi siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 3-5
orang dan memberi siswa nomor, sehingga setiap siswa dalam kelompok mempunyai nomor berbeda-beda sesuai dengan
jumlah siswa di dalam kelompok. Tiap kelompok berdiskusi untuk menyelesaikan Lembar Penyelesaian Soal (LPS) yang
diberikan oleh guru. Berikut salah satu contoh soal dalam Lembar Penyelesaian Soal (LPS).


Gambar 1 Contoh Soal dalam LPS
Selanjutnya guru memanggil salah satu nomor dan menentukan siapa yang harus mempresentasikan hasil diskusinya.
Berikut ini contoh jawaban siswa menjawab soal dalam LPS.

Gambar 2 Jawaban Salah Satu Kelompok
Berdasarkan gambar 2 dapat disimpulkan bahwa siswa sudah dapat menjawab soal secara mandiri, namun mereka
kurang teliti. Diakhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan jawaban dari semua pertanyaan yang berhubungan
dengan materi himpunan. Proses pembelajaran NHT pada penelitian ini senada diungkapkan Ismi, Faradila, Joko Widodo
dan Widiyanto (2012) yang menyatakan bahwa pada proses pembelajaran NHT masing-masing kelompok akan mendapat
soal atau permasalahan untuk dikerjakan secara kelompok, tiap-tiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang nantinya
akan dipanggil guru secara acak untuk menjelaskan hasil diskusi.
Strategi pembelajaran Think Pair Share (TPS) merupakan strategi pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif,
mandiri dan mempunyai banyak waktu untuk berpikir, merespon dan saling membantu. Proses pembelajaran TPS dimulai
dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas
pembelajaran, guru memberikan Lembar Penyelesaian Soal (LPS) dan batasan waktu untuk memikirkan jawaban secara
mandiri. Berikut salah satu contoh soal dalam Lembar Penyelesaian Soal (LPS).

7

Gambar 3 contoh soal dalam LPS

Selanjutnya guru mengelompokkan siswa secara berpasangan dan menentukan bahwa pasangan setiap siswa adalah
teman sebangkunya. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak pernah mendekati siswa lain yang pintar dan meninggalkan teman
sebangkunya. Kemudian siswa mulai bekerja dengan pasangannya untuk mendiskusikan apa yang telah mereka pikirkan
terhadap soal yang diberikan oleh guru. Siswa mempresentasikan jawaban ke depan kelas. Berikut contoh jawaban siswa
menjawab soal dalam LPS.

Gambar 4 Jawaban Salah Satu Kelompok
Berdasarkan gambar 4 dapat disimpulkan bahwa siswa sudah mampu secara mandiri dalam menyelesaikan Lembar
Penyelesaian Soal (LPS). Guru memberikan penghargaan berupa nilai kepada siswa yang sudah mempresentasikan
jawabannya. Proses pembelajaran TPS pada penelitian ini sesuai dengan yang disampaikan Muhlisin, M. Asikin dan Kartono
(2013) yang menyatakan bahwa struktur pembelajaran TPS, dimulai ketika guru menyampaikan permasalahan, siswa diminta
untuk memikirkan (think) permasalahan tersebut secara individu. Kemudian siswa diminta untuk berpasangan (pair) dan
mendiskusikan apa yang telah mereka pikirkan terhadap permasalahan tadi. Setelah itu, secara acak guru memanggil siswa
dan memintanya untuk mempresentasikan (share) ke seluruh kelas.
Pembelajaran ekspositori menekankan pada proses penyampaian materi yang dilakukan oleh guru kepada
sekolompok siswa dengan tujuan agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal. Proses pembelajaran
ekspositori dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memberikan motivasi kepada
siswa, guru menjelaskan materi himpunan kepada siswa dengan batuan media power point agar lebih mudah dipahami oleh
siswa. Guru menguhubungkan materi himpunan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa mencermati contoh yang diberikan
oleh guru serta mengajukan hal-hal yang belum dipahami. Guru bersama siswa membuat rangkuman tentang apa yang

dipelajarinya. Diakhir pembelajaran guru memberikan soal latihan pada subbab himpunan yang dikerjakan secara mandiri.
Langkah-langkah pembelajaran strategi ekspositori ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Zuldafrial (2012: 117-118)
bahwa pembelajaran ekspositori dimulai dengan persiapan, penyajian materi, menghubungkan materi dengan pengalaman
siswa, menyimpulkan inti materi pelajaran yang disampaikandan mengaplikasikan pengetahuannya untuk mengerjakan tugas
atau tes yang diberikan guru
Perhitungan hasil uji keseimbangan menunjukkan bahwa kelas eksperimen I, eksperimen II dan kelas kontrol
memiliki kemampuan yang seimbang. Pada uji normalitas menunjukkan bahwa ketiga kelas berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Sedangkan pada uji homogenitas menunjukkan bahwa ketiga kelas berasal dari populasi yang
homogen. Jadi pengujian hipotesis secara statistik dapat dipertanggung jawabkan. Pengujian hipotesis dengan taraf
signifikan 0,05 menunjukkan adanya perbedaan efek penggunaan strategi pembelajaran dan kemandirian belajar siswa
terhadap hasil belajar matematika. Berikut disajikan rangkuman hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak
sama.

8

Tabel 1 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama
Sumber

JK


Dk

RK

F



Keputusan H0

Strategi
pembelajaran (A)
Kemandirian
Belajar (B)

849,468

2

424,734


7,026

3.09

H0 ditolak

3449,799

2

1724,899

28,532

3.09

H0 ditolak

AB (interaksi)

85,1532

4

21,288

0.352

2.46

H0 diterima

Galat

5985

99

60,455

-

-

-

Total

10369,42

107

-

-

-

-

Berdasarkan rangkuman hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama diatas diketahui bahwa H 0A dan H0B
ditolak serta H0AB diterima. Ditolaknya H0A dan H0B sehingga perlu dilakukan uji komparasi ganda antar baris dan uji
komparasi antar kolom dengan menggunakan metode Scheffe untuk mengetahui manakah yang secara signifikan berbeda.
Namun sebelumnya dicari terlebih dahulu rerata dan rerata marginalnya. Berikut disajikan rangkuman hasil perhitungan
rerata data dan rerata marginal pada tabel berikut.
Tabel 2 Rerata dan Rerata Marginal Hasil Belajar Matematika
Kemandirian Belajar
Strategi Pembelajaran
Rerata Marginal
Tinggi
Sedang
Rendah
NHT

a.

82.083

74.231

70

75.438

TPS

78,077

70.5

65.385

71,321

Ekspositori

77.917

66.154

61.667

68.579

Rerata Marginal

78.718

70.295

65.684

Hipotesis Pertama
Tabel 3 Rangkuman Uji Komparasi Ganda Antar Baris
H0
H1
Fhitung
(2)F0,05;2,99
Keputusan
H0 ditolak
44,792
6,18
H0 ditolak
125.971
6,18
H0 ditolak
20,415
6,18
Berdasarkan hasil uji komparasi ganda antar baris pada masing-masing kelompok diperoleh
44,792 >
, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, artinya ada perbedaan penggunaan strategi
Numbered Heads Together dan Think Pair Share terhadap hasil belajar matematika, dengan melihat rerata marginalnya
diperoleh kesimpulan kelas yang dikenai strategi pembelajaran Numbered Heads Together memiliki hasil belajar yang lebih
baik dibandingkan dengan kelas yang dikenai strategi pembelajaran Think Pair Share. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung dengan strategi pembelajaran Numbered Heads Together suasana diskusi yang terjadi di dalam kelas lebih
kondusif dari pada dengan strategi pembelajaran Think Pair Share, karena dengan strategi pembelajaran Numbered Heads
Together siswa dituntut untuk memahami jawaban dari diskusi yang sedang berlangsung. Hal ini senada dengan hasil
penelitian Faradila, Ismi., Joko Widodo dan Widiyanto (2012) bahwa siswa yang dikenai strategi pembelajaran Numbered
Heads Together akan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik dari pada menggunakan strategi pembelajaran Think Pair
Share.
Pada
sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, artinya ada
perbedaan penggunaan strategi pembelajaran Numbered Heads Together dan ekspositori terhadap hasil belajar matematika,
dengan melihat rerata marginalnya dapat disimpulkan bahwa kelas yang dikenai strategi pembelajaran Numbered Heads

9

Together memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan kelas yang masih menerapkan strategi ekspositori.
Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hadiyanti, dkk (2012) menyatakan bahwa siswa yang
mendapat pembelajaran dengan Numbered Heads Together memberikan hasil yang lebih baik dari pada siswa yang
mendapat pembelajaran dengan strategi ekspositori.
Pada FA2-A3 = 20,415 >
sehingga H0 ditolak, artinya ada perbedaan penggunaan strategi
pembelajaran Think Pair Share dan ekspositori terhadap hasil belajar matematika, dengan melihat rerata marginalnya
dapat disimpulkan bahwa kelas yang dikenai strategi pembelajaran Think Pair Share memiliki hasil belajar yang lebih baik
dibandingkan strategi ekspositori. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Husna., M. Ikhsan dan siti
Fatimah (2013) bahwa siswa dikenai perlakuan dengan strategi pembelajaran Think Pair Share secara signifikan lebih
baik dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional bila ditinjau dari keseluruhan siswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran Numbered Heads Together
akan menghasilkan hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan strategi pembelajaran Think Pair Share dan
ekspositori.
b. Hipotesis Kedua
Tabel 4 Rangkuman Uji Komparasi Ganda Antar Kolom
H0

H1

Fhitung
24,797
55,639
6.241

(2)F0,05;2,99
6,18
6,18
6,18

Keputusan
H0 ditolak
H0 ditolak
H0 ditolak

Berdasarkan hasil uji komparasi ganda antar kolom pada masing-masing kategori kemandirian diperoleh
, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan hasil
belajar matematika antara siswa yang memiliki tingkat kemandirian belajar tinggi dengan siswa yang memiliki tingkat
kemandirian belajar sedang. Dengan melihat rerata marginal, siswa dengan kemandirian belajar tinggi memiliki hasil
belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar yang sedang.
Pada

, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, artinya terdapat

perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki tingkat kemandirian belajar tinggi dengan siswa yang
memiliki tingkat kemandirian belajar rendah. Dengan melihat rerata marginal, siswa dengan kemandirian belajar yang
tinggi memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar yang rendah.
Pada

maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, artinya terdapat

perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki tingkat kemandirian belajar sedang dengan siswa yang
memiliki tingkat kemandirian belajar rendah. Dengan melihat rerata marginal, siswa dengan kemandirian belajar sedang
memiliki hasil belajar yang lebih baik dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan kemandirian tinggi
akan lebih baik dibandingkan kemandirian belajar sedang dan rendah. Hal ini senada dengan hasil penellitian yang
dilakukan oleh Hapsari, Siwi Aulia dan Sutama (2013) menyatakan bahwa kemandirian berpengaruh terhadap hasil
belajar matematika. Kemandirian juga menuntut siswa mempunyai sikap tanggung jawab agar berusaha melakukan
berbagai kegiatan belajar matematika. Penelitian Suhendri (2011) menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif
kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika. Berarti semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka
kemungkinan untuk mencapai hasil belajar matematika semakin baik pula.

10

c.

Hipotesis ketiga
Hasil analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh F AB = 0,352 dan F0,05;4,99 =
2,46, maka FAB = 0.352 < F0,05;4,99 = 2,46 berarti H0AB diterima. Artinya tidak ada interaksi antara penggunaan strategi
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), Think Pair Share (TPS) dan ekspositori dengan kemandirian belajar
terhadap hasil belajar matematika. Dengan memperhatikan rerata marginalnya dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran Numbered Heads Together lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran Think Piar Share dan
ekspositori untuk setiap kemandirian belajar tinggi, sedang dan rendah.
Pada strategi pembelajaran Numbered Heads Together, Think pair Share dan ekspositori siswa dengan kemandirian
belajar tinggi memiliki hasil belajar yang lebih baik dari siswa dengan kemandirian belajar sedang dan siswa dengan
kemandirian tinggi akan memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan siswa dengan kemandirian rendah, serta
siswa dengan kemandirian belajar sedang akan memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan siswa dengan
kemandirian rendah. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suhendri dan Mardalena (2012)
menyatakan bahwa kemandirian belajar tinggi akan menghasilkan hasil belajar matematika siswa lebih baik
dibandingkan siswa yang memiliki kemandirian rendah.

4.

PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data dengan taraf signifikan 0,05 dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil
kesimpulan bahwa: (1) ada perbedaan efek penggunaan strategi pembelajaran Numbered Heads Together, Think Pair Share dan
ekspositori terhadap hasil belajar matematika. Hasil belajar siswa yang dikenai strategi pembelajaran Numbered Heads Together
lebih baik dibandingkan dengan stategi pembelajaran Think Pair Share dan ekspositori, Hal ini karena dalam pembelajaran
ekspositori siswa langsung diberikan rumus-rumus matematika dan siswa tidak mempunyai kesempatan untuk berkolaborasi
dengan siswa lain sedangkan pada pembelajaran Think Pair Share dan Numbered Heads Together siswa terlibat langsung dalam
proses pembelajaran, namun selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan strategi pembelajaran Numbered Heads
Together suasana diskusi yang terjadi di dalam kelas lebih kondusif dari pada dengan strategi pembelajaran Think Pair Share,
karena dengan strategi Numbered Heads Together siswa dituntut untuk memahami jawaban dari diskusi yang sedang
berlangsung dan harus siap apabila dipanggil guru untuk mempresentasikan hasil diskusinya, (2) ada perbedaan efek
kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika. Siswa yang memiliki kemandirian tinggi akan memperoleh hasil
belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemandirian sedang. Siswa yang memiliki tingkat
kemandian sedang akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki tingkat kemandirian rendah,
(3) tidak ada interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika.
strategi pembelajaran Numbered Heads Together lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran Think Piar Share dan
ekspositori untuk setiap kemandirian belajar tinggi, sedang dan rendah. Pada strategi pembelajaran Numbered Heads Together,
Thik pair Share dan ekspositori siswa dengan kemandirian belajar tinggi memiliki hasil belajar yang lebih baik dari pada siswa
dengan kemandirian belajar sedang dan rendah. . Hal ini berarti perbedaan efek penggunaan strategi pembelajaran terhadap
hasil belajar matematika tidak selalu bergantung pada tingkat kemandirian belajar siswa, begitu juga tingkat kemandirian
belajar siswa terhadap hasil belajar matematika tidak bergantung pada strategi yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2011. Survei internasional TIMSS: TIMSS (Trends in
International Mathematics and Science Study). Diakses 4 April 2016 (http://litbang.kemendikbud.go.id/index.php/surveiinternasional-timss).
BSNP. 2014. Laporan Hasil Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2013/2014. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementrian Pendidikan Nasional. Diakses 4 April 2016 (http://bsnp-indonesia.org/id)
Budiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Surakarta: FKIP UNS.
Hadiyanti, Rini., dkk. 2012. “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together Terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep.” Unnes Journal of Mathematics Education 1(1): 65. Diakses pada 13 Maret 2016
(http://journal.unnes.ac.id/aju/index.php/ujme).
Hamdani .2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka setia.

11

Hamid, Soleh. 2011. Metode Edutrainment. Jojakarta: Diva Press.
Hapsari, Siwi Aulia dan Sutama. 2013. “Kontribusi Kemandirian Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Fasilitas
Belajar dan Jarak Tempat Tinggal Siswa.” Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika, pada 15
Mei, Surakarta.
Husna., M. Ikhsan dan siti Fatimah. 2013. “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Komunikasi Matematika Siswa
Sekolah Menegah Pertama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS).” Jurnal Peluang 1(2): 89.
Diakses pada 2 Maret 2016 (http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/peluang/article).
Kusumaningrum, Ratih., Budiyono, dan Sri Subanti. 2015. “Eksperimen Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Stray
(TSTS), Numbered Heads Together (NHT), dan Think Pair Share Pada Materi Lingkaran Ditinjau dari Kreativitas
Belajar Matematika Siswa.” Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika 3 (7): 705-716. Diakses pada 6 Oktober 2015
(http://jurnal.fkip.uns.ac.id).
Muhlisin, M. Asikin dan Kartono. 2013. “Keefektifan Pembelajaran Model TPS Berbantuan GSP pada Pencampaian
Kemampuan Pemecahan Masalah.” Unnes Journal Of Mathematics Education 2(1): 41. Diakses pada 10 Maret 2016
(http://10 journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme)
Prihatiningrum, Wahyu., Budiyono, dan Riyadi. (2014). “Eksperimen Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI dan NHT dalam
LC7E Terhadap Prestasi Belajar Matematika dan Motivasi Berprestasi Ditinjau dari Adversity Quotient.” Jurnal Elektronik
Pembelajaran Matematika 2(3): 226 – 240. Diakses pada 11 November 2015 (http://jurnal.fkip.uns.ac.id).
Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Suhendri, Huri dan Tuti Mardalena. 2012. “Pengaruh Metode Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Matematika
Ditinjau Dari Kemandirian Belajar.” Jurnal Formatif
3(2): 113. Diakses pada 3 Maret 2016
(http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/formatif/article).
Suhendri, Huri. 2012. “Pengaruh Kecerdasan Matematis-Logis, Rasa Percaya Diri dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil
Belajar Matematika.” Makalah disajikan pada seminar nasional matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY,
pada 10 November 2012.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Surabaya: Pustaka Pelajar.
Sutama. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Fairus.
Tandiling, Edi. 2011. “Peningkatan Komunikasi Matematis Serta Kemandirian Belajar Siswa SMA Melalui Strategi PQ4R
Disertai Bacaan Refutation Text.” Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA 2(1):11-22. Diakses pada 12 Oktober 2015
(http://jurnal.upi.edu/file/4-edy_tandiling-edi.pdf).
Warsono dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wulandari dan Mashuri. 2014. “Keefektifan Pembelajaran CIRC dengan Pendekatan Open Ended Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII Materi Kubus-Balok.” Unnes Journal of Mathematics Education 3(3):
232-240. Diakses pada 10 Oktober 2015( http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme).

12

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Numbered Heads Together Dan Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kemandirian Belajar Materi Garis Dan Sudut

0 2 6

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI HIMPUNAN DENGAN STRATEGI NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) Eksperimen Pembelajaran Matematika Pada Materi Himpunan Dengan Strategi Numbered Heads Together (NHT) Dan Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar

0 3 16

PENDAHULUAN Eksperimen Pembelajaran Matematika Pada Materi Himpunan Dengan Strategi Numbered Heads Together (NHT) Dan Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Siswa Kelas VII Semester Genap Di Smp Al-Isla

0 4 7

DAFTAR PUSTAKA Eksperimen Pembelajaran Matematika Pada Materi Himpunan Dengan Strategi Numbered Heads Together (NHT) Dan Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Siswa Kelas VII Semester Genap Di Smp Al-I

0 9 5

PENERAPAN PEMBELAJARAN STRATEGI KOOPERATIF NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Dan Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Adv

0 8 20

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DAN THINK Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Dan Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditin

0 2 17

EKSPERIMEN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR Eksperimen Strategi Pembelajaran Think Pair Share (Tps) Dan Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motiv

0 3 17

PENGARUH STRATEGI NUMBERED HEADS TOGETHER DAN THINK Eksperimen Pembelajaran Matematika pada Materi Garis dan Sudut dengan Strategi Numbered Heads Together dan Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Siswa (Penelitian Ek

0 2 14

PENDAHULUAN Eksperimen Pembelajaran Matematika pada Materi Garis dan Sudut dengan Strategi Numbered Heads Together dan Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Siswa (Penelitian Eksperimen Kelas VII Semester Gasal MTs Neg

0 2 6

STUDI KOMPARASI ANTARA STRATEGI THINK-PAIR-SHARE (TPS) DENGAN STRATEGI NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) STUDI KOMPARASI ANTARA STRATEGI THINK-PAIR-SHARE (TPS) DENGAN STRATEGI NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD

0 0 16